7.2 Pendahuluan
Waktu pelaksanaan kontrak merupakan jangka waktu yang telah
ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontark, dihitung sejak tanggal mulai kerja
yang tercantum dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Waktu pelaksanaan
yang telah disepakati dalam kontrak, penyedia jasa atas persetujuan pengguna jasa
membuat sebuah rencana kerja yang sering disebut dengan skema pekerjaan atau
kepada konsultan supervisi untuk dievaluasi dan selanjut nya untuk mendapatkan
89
persetujuan penguna jasa. Time Schedule yang telah mendapat persetujuan ketiga
aspek perncanaan, aspek analisa dan aspek pemilihan jenis cara penjadawalan.
menunjukkan bahwa proyek terdiri dari sejumlah kegiatan yang berurutan (mudah
dalam menyelesaikannya).
90
Pertanyaan terhadap “Kapan” setiap elemen pekerjaan harus ditentukan
posisinya sebagai bagian dari jadwal yang telah ditentukan untuk penyelesaian
Menguji spesifikasi
91
7.3.2 Aspek Analisa
yang tersebut di atas dan ditindak lanjuti terhadap beberapa hal, yaitu :
kegiatan
yaitu :
92
Penjadwalan kegiatan, menentukan secara terperinci dan jelas
keuangan proyek.
lain yaitu :
S Curve)
93
konstruksi transportasi. Untuk mengingat kembali di di bawah ini ditampilkan
A E
3 11 5 17 I
3 11 6 17
D 4 8
25 L 30
1 0 B 2 7 F 6 13 H 8 9
0 7 7 6 17 8 25 5 30
K
C 7 G 7 12
4 4 11 5 16 9
94
Kegiatan G bukan kegiatan kritis sebab meskipun peristiwa awalnya kritis,
yaitu peristiwa nomor 2 (EET 2 = LET 2 = 7 ), tetapi peristiwa akhirnya
bukan peristiwa kritis, yaitu peristiwa nomor 6 ( EET 6 ≠ LET 6 , 13 ≠ ).
Lintasan Kritis
Lintasan kritis dalam sebuah network planning adalah “ lintasan yang
dilalui oleh
peristiwa-peristiwa kritis dan kegiatan-kegiatan kritis “.Tujuannya sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui dengan cepat tingkat kepekaannya yang paling
tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan, sehingga setiap saat dapat
ditentukan tingkat prioritas kebijaksanaan penyelenggaraan proyek,
yaitu terhadap kegiatan-kegiatan kritis dan hampir kritis.
2. Untuk mengetahui lintasan terpanjang yang dilalui oleh kegiatan-
kegiatan dan peristiwa dalam sebuah network diagram.
3. Untuk mengetahui umur proyek
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
95
1. Lintasan kritis merupakan lintasa yang terlama/terpanjang dalam
sebuah network planning.
2. Lintasan kritis adalah lintasan yang menentukan umur pelaksanaan
pekerjaan/ proyek.
Slack dan floot adalah waktu untuk penundaan atau waktu untuk bisa
terlambat. Untuk menjelaskannya dapat diperjelakan dengan gambar di
bawah ini :
4 F 20
2 18 15 5 33
A 4 C
D 6 3
0 0 B 3 8 G 6 20 H 9 36
0 8 8 12 20 10 36
7 E J
4 7 K 7 20 L 8 31 5
11 9 20 11 31
Dari gambar NWP di atas terlihat ada yang EET = LET dan EET ≠ LET.
Event Slack.
Perbedaan antara LET dan EET pada satu lingkaran peristiwa dinamakan
Event Slack.
Jadi : “ Event slack dapat didefinisikan sebagai berikut : “ Sejumlah waktu
yang menyatakan daerah waktu dimana kejadian (peristiwa) itu
96
dapat atau boleh terjadi tanpa mempengaruhi selesainya pekerjaan/
proyek.
Activitas Float
Waktu penundaan atau waktu untuk bisa terlambat dari suatu kegiatan.
Jadi Float hanya terdapat pada kegiatan-kegiatan yang tidak kritis
Ada 3 macam tipe dari Floet, yaitu :
Total Float (TF)
Free Float (FF)
Idependen Float (IF)
Kita tinjau satu persatu
1. Total Float (TF)
Float ini didefinisikan sebagai : sejumlah waktu untuk
penundaan atau waktu untuk terlambat yang terdapat pada
suatu kegiatan dimana kegiatan tersebut dapat terlambat atau
diperlambat
pelaksanaannya tanpa mempengaruhi selesainya
pekerjaan/proyek keseluruhan.
2. Free Float (FF)
Free Float adalah sejumlah penundaan atau waktu untuk bisa
terlambat, atau diperlambatkannya kegiatan tersebut tanpa
97
mempengaruhi dimulainya kegiatan yang langsung
mengikutinya.
3. Idependen Float (IF)
Adalah sebuah kegiatan yang jangka waktu atau saat paling
awal peristiwa akhir (EETj) kegiatan yang bersangkutan
dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila
kegiatan tersebut dimulai pada saat paling lambat peristiwa
awal (LET i) nya.
EET i X (i – j ) EET j
i LET i D (i – j ) j LET j
EET i EET i
EET j LET j
D (i-j)
D(i-j) D (i-j)
98
X = Nomor kegiatan
i = Nomor peristiwa awal
j = Nomor peristiwa akhir
D (i-j) = Lama waktu (Daration) pelaksanaan kegiatan (i-j)
EETi = Earlist Event Time (saat paling awal) peristiwa i
LETj = Latest Event Time (saat paling akhir) Peristiwa i
EETj = Earlist Even Time (saat paling awal) peristiwa j
LETj = Latest Event Time (saat paling akhir) Peristiwa j
ESX = Earlist start dari kegiatan (i-j) ](artinya saat paling awal dapat
dimulainya kegiatan (i-j) ]
LFX = Earlist Finish dari kegiatan (i-j) ](artinya saat paling akhir dapat
dimulainya kegiatan (i-j) ]
LSX = Latest start dari kegiatan (i-j) ](artinya saat paling awal dapat
dimulainya kegiatan (i-j) ]
LEX = Latest Finish dari kegiatan (i-j) [ artinya : saat paling lambat
selesainya. Kegiatan (i-j) tampa mempengaruhi selesainya
waktu pelaksanaan seluruh pekerjaan/proyek).
Total Fload
Total Flood adalah sejumlah waktu bisa terlambat, tanpa mempengaruhi
penyelesaian proyek secara keseluruhan. Selanjutnya untuk menjelaskan TF
99
dalam network planning di atas dapat dijelaskan dengan gambar diagram Total
Flood sebagai berikut :
TFD
FFD FFG
A D G G’
B E
C F
0 5 9 11 12 17 24 35
Hari
100
sebanyak 17 hari, B 11 hari, D sebanyak 6 hari, E sebanyak 11 dan kegiatan G
mempunyai tenggang waktu sebanyak 11 hari.
FLOAT NEGATIF
Float Negatif dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Lintasan kritis tidak boleh terlambat (Float nya nol)
2. Lintasan-lintasan yang mempunyai float negatif, yaitu lintasan yang
melalui kegiatan – kegiatan yang kalau kegiatan-kegiatan tadi tidak
dipercepat maka proyek akan terlambat. Jadi disini dapat kita lihat bahwa
masing-masing kegiatan, “ Skala satu “atau lebih dari satu kegiatan yang
mempunyai float negatif harus dipercepat.
Lebih lanjut kegiatan-kegiatan yang mempunyai float negatif dapat
dijelaskan berdasarkan network planning dimana hubungan saling
ketergantungan antar kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut ini :
5 D 17
2 6 5
22 28
9 E
A 3 8 G
5 B 20 7
9
1 0 C 4 12 F 35
0 12 12 23 6
35
101
b. Network planning di atas lintasan-lintasannya adalah sebagai berikut :
o Lintasan: A, D dan G mempunyai panjang lintasan=5+6+7 = 18 hari
o Lintasan : B, E, dan G mempunyai panjang lintasan = 9+8+7=24 hari
o Lintasan : C dan F mempunyai panjang lintasn = 12 + 23 = 35 hari
Ternyata NWP di atas mempunya 3 lintasan dengan panjang lintasan
masing-masing 18 hari, 24 hari dan 35 hari. Dari 3 lintasan tersebut yang
terpanjang adalah lintasan C dan F dengan panjang lintasan adalah 35 hari
dan merupakan lintasan kritis.
102
Lintasan Kritis (Lk), adalah lintasan yang dilalui oleh kegiatan-kegiatan
yang kritis dan merupakan lintasan yang terpanjang.
Sumber daya (Resources), adalah semua kebutuhan masukan (input) yang
dibutuhkan dalam proses penyelesaian pelaksanaan sebuah kegiatan. Sumber daya
(resources) terdiri dari ; Tenaga kerja (man power), peralatan (matchin), bahan
(material), biaya (money) dan metoda (method) dalam hal ini disingkatkan
dengan 5 M (M1, M2, M3, M4, M5) dan di tambah dengan tersedianya ruang
(space) dan waktu (time) yang cukup.
103
Umur proyek tidak berubah (tetap)
Lintasan kritis tidak berubah (tetap)
Saat mulai kegiatan yang mengikutinya/pengikut tidak berubah
Pengelolaan sumberdaya berubah
c. keterlambatan kegiatan Kk = TF dengan ketentuan :
Umur proyek tidak berubah (tetap)
Lintasan kritis tidak berubah (tetap)
Saat mulai kegiatan yang mengikutinya/pengikut tidak berubah
(tetap)
Pengelolaan sumberdaya berubah
d. keterlambatan kegiatan Kk lebih besar dari total float (Kk > TF) dengan
ketentuan :
Umur proyek bertambah
Lintasan kritis tetap
Saat mulai kegiatan yang mengikutinya/pengikut ditunda
Pengelolaan sumberdaya berubah
104
7.3.9. Mempercepat Penyelesaian Proyek
Untuk mempercepat penyelesaian proyek harus memenuhi syarat-syarat
berikut ini :
Syarat yang harus dipenuhi dalam mempercepat penyelesaian proyek
adalah sebagai berikut :
a. Network planning harus sudah ada dan benar
b. Rencana waktu masing-masing kegiatan telah ditentukan
c. Berdasarkan ketentuan yang telah ada, dihitung EET dan LET
d. Ditentukan umur perencanaan proyek
105
Total Float (TF) = UR – UP
= LET j – EETj Harga
negatif
= LET 1 – EET 1
6. Lama kegiatan dari kegiatan tersebut di atas Dij dan n adalah nomor
urut
Kegiatan tersebut dalam satu lintasan, n = 1, 2, 3, ...dst.
7. Hitung lama kegiatan baru dan kegiatan tersebut di atas (langkah ke 5
dan 6) dengan menggunakan rumus :
D(i-j) baru = D(i-j) lama + D(i-j) lama X ( UR – UP )
D(i-j) kegiatan yg dipercepat
1. Contoh :
Diketeahui
1. Network planning di bawah ini
2. Waktu rencana pelaksanaan tiap kegiatan (D ij )
3. Saat paling awal atau Ealist Event Time (EET) dan saat paling
lambat atau Latest Event Time (LET) masing-masing peristiwa
106
6 D 32
2 22 11 5 33
A I
6 F 24 3
0 0 B 3 8 G 6 20 J 9 36
0 8 8 12 20 10 36
7 C L
4 7 H 7 20 K 8 31 5
11 9 20 11 31
Diminta :
Berikan penilaian terhadap pengaruh keterlambatan D terhadap
penyelesaian proyek, bila terjadinya keterlambatan sebagai berikut :
1 Bila keterlambatan kegiatan D tiga hari
2. Bila keterlambatan kegiatan D lima hari
3. Bila keterlambatan kegiatan D tujuh hari
4. Bila keterlambatan kegiatan D sepuluh hari
Sedangkan kegiatan-kegiatan lainnya tidak terlambat
7.5 Jawab :
Dari networ planning di atas diketahui kegiatan D adalah sebagai berikut :
a. Lama kegiatan rencana Dij = 11 hari
b. Saat paling awal peris awal, EETi = EET 2 = 6 hari
c. Saat paling lambat peristiwa awal, LET j = LET 2 = 22 hari
d. Saat paling awal peristiwa akhir, EET i = EET 5 = 32 hari
e. Saat paling lambat peristiwa akhir, LET j = LET 5 = 33 hari
Berdasarkan perhitungan di atas, maka didapat :
107
a. Total Float (TF) = LET 5 - D(2-5) – EET 2
= 33 - 11 – 6
= 16 hari
b. Free Float (FF) = EET 5 – D (2-5) – EET 2
= 32 – 11 – 6
= 15 hari
c. Independen Float (IF) = EET 5 – D (2-5) – LET 2
= 32 – 11 – 22
= -1
Kasus 1. Kegiatan D terlambat 3 hari, lama kegiatan rencana menjadi 8 hari
6 D 32
2 22 11 5 33
A I
6 F 24 3
0 0 B 3 8 G 6 20 J 9 36
0 8 8 12 20 10 36
7 C L
4 7 H 7 20 K 8 31 5
11 9 20 11 31
108
4. Tidak terjadinya perubahan pada kegiatan berikutnya yaitu I, sehingga
kegiatan kritis tidak berubah.
5. Akan terjadi perubahan pola penggunaan sumberdaya
Selanjutnya dengan cara yang sama dapat ditinjau kasus-kasus lain.
7.6 Rangkuman
3 aspek yaitu; aspek perncanaan, aspek analisa dan aspek pemilihan jenis
penjadawalan.
lain yaitu :
S Curve)
109
konstruksi transportasi. Untuk mengingat kembali di di bawah ini ditampilkan
C. Event Slack.
Perbedaan antara LET dan EET pada satu lingkaran peristiwa dinamakan
Event Slack. Jadi : “ Event slack dapat didefinisikan sebagai berikut : “ Sejumlah
waktu yang menyatakan daerah waktu dimana kejadian (peristiwa) itu dapat atau
boleh terjadi tanpa mempengaruhi selesainya pekerjaan/ proyek.
Lintasan – lintasan pada network planning di atas adalah sebagai berikut :
D. Activitas Float
Waktu penundaan atau waktu untuk bisa terlambat dari suatu kegiatan.
Jadi Float hanya terdapat pada kegiatan-kegiatan yang tidak kritis
Ada 3 macam tipe dari Floet, yaitu :
Total Float (TF)
Free Float (FF)
Idependen Float (IF)
E. FLOAT NEGATIF
Float Negatif dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Lintasan kritis tidak boleh terlambat (Float nya nol)
2. Lintasan-lintasan yang mempunyai float negatif, yaitu lintasan yang
melalui kegiatan – kegiatan yang kalau kegiatan-kegiatan tadi tidak
dipercepat maka proyek akan terlambat. Jadi disini dapat kita lihat bahwa
110
masing-masing kegiatan, “ Skala satu “atau lebih dari satu kegiatan yang
mempunyai float negatif harus dipercepat.
7.7 Latihan-latihan
Diketahui :
1. Sebuah network planning suatu proyek yang telah dilengkapi dengan
waktu perkiraan (UP) seperti yang diperlihatkan pada gambar adalah 36
hari.
2. Karena suatu dan lain hal proyek tersebut harus dipercepat
penyelesaiannya, sehingga umur rencana proyek (UR) = 30 hari.
6 D 32
2 22 11 5 33
A I
6 F 24 3
0 0 B 3 8 G 6 20 J 9 36
0 8 8 12 20 10 36
7 C L
4 7 H 7 20 K 8 31 5
11 9 20 11 31
111