Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kondisi iklim Kabupaten Alor termasuk iklim hujan tropik, rata-rata curah hujan
bulanan berkisar antara 1-18 hari atau 79-128 hari dalam setahun dengan intensitas
curah hujan berkisar antara 740,7-1.755,1 mm/tahun. Rata-rata suhu udara bulanan
berkisar antara 25.4° - 30.6°C atau berkisar antara 26,6° - 28,3°C/tahun. Rata-rata
penyinaran matahari berkisar antara 65.1 - 83.4 persen/tahun yang berarti matahari
bersinar di kabupaten ini berlangsung melebihi 8 jam per hari. Iklim di Wilayah
kabupaten Alor dengan curah hujan yang sangat rendah dan tidak merata tiap tahun
( BMKG Lasiana Kupang, 2014 ). Musim penghujan relatif pendek bila dibanding
musim kemarau, keadaan ini sangat mempengaruhi teknologi konservasi tanah dan
diperlukan teknik penggunaan air bagi tanaman yg tepat.

Pemberian irigasi yang tidak tepat menjadi penyebab utama rendahnya


produktifitas tanaman. Hal ini terlihat jelas dari sebagian besar tanaman yang mati
disebabkan terjadinya pembusukan akar akibat kelebihan air atau kematian tanaman
disebabkan karena kekurangan air, karena pemberian irigasi sistem tradisional yang
diterapkan petani memberikan air tanpa adanya takaran yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Oleh karena itu, diperlukan pemberian irigasi tetes yang
terkontrol pada tanaman untuk peningkatan produksi tanaman.

Berdasarkan pernyataan diatas maka Penulis membuat karya tulis tentang


Teknik Irigasi Tetes ( Media Pipa Paralon PVC dan Selang Infus )agar produksi
tanaman semakin meningkat dan tingkat kematian tanaman semakin berkurang.

I.2. Permasalahan
I.2.1. Mengapa perlu teknik pemberian air (irigasi) yang tepat?

I.2.2. Masyarakat/ Petani belum tahu/ paham jenis – jenis irigasi?

I.2.3. Masyarakat/ Petani belum tahu/ paham Manfaat dan Keuntungan Irigasi
Tetes?

I.2.4. Masyarakat/ Petani belum tahu/ paham Cara Membuat Irigasi Tetes
Dengan Menggunakan Media Pipa Paralon PVC dan Selang Infus?

I.3. Tujuan

Pembuatan Karya Tulis tentang Teknik Irigasi Tetes ( Media Pipa Paralon PVC
dan Selang Infus ) ini bertujuan untuk :

a. Masyarakat/ Petani lebih mengenal system irigasi tetes.

b. Masyarakat/ Petani dapat mempelajari dan memahami kinerja dari system

tersebut.

c. Masyarakat/ Petani tahu dan mampu membuat irigasi tetes.


2

I.4. Manfaat

Manfaat dari pembuatan Karya Tulis tentang Teknik Irigasi Tetes ( Media Pipa
Paralon PVC dan Selang Infus ) adalah :

a. Masyarakat/ Petani Mengetahui fungsi irigasi

b. Masyarakat/ Petani Mengetahui macam-macam aliran irigasi

c. Masyarakat/ Petani Mengetahui macam-macam irigasi yang berkaitan dengan


pertanian/ Kehutanan.

d. Masyarakat/ Petani diharapkan tahu dan dapat membuat irigasi tetes


Dengan Menggunakan Media Pipa Paralon PVC dan Selang Infus

I.5. Metode Penulisan

Untuk dapat memiliki informasi yang ada, penulis mencari informasi melalui
referensi kepustakaan dan pengalaman praktek yang pernah di lakukan oleh penulis.

I.6. Sistematika

Di dalam Karya Tulis ini akan meliputi 3 bab. Bab pertama yaitu pendahuluan
meliputi latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat, metode penulisan,. Di bab
kedua yaitu berupa pembahasan, inti dari karya tulis ini atau isi dari karya tulisnya.
Di bab ketiga berupa penutup meliputi Kesimpulan dan saran.
3

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Irigasi Tetes

Dalam pemberian air pada tanaman harus memperhatikan kebutuhan air pada
tanaman tersebut, apabila air yang di berikan pada tanaman tersebut berlebihan
maka tanaman tersebut akan membusuk, dan apabila pemberian air pada tanaman
kurang maka tanaman tersebut akan layu dan mati.

Hingga seperempat pertama abad 20, pengembangan irigasi berkelanjutan


merupakan bagian dari pengembangan kemanusiaan. Pengembangan fisik irigasi
(bangunan berikut jaringan irigasi) berada dalam kedudukan yang sama penting
dengan aspek pengelolaan (Sutardjo, 2001).

Irigasi secara umum didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk
keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam –
tanaman. Pemberian air irigasi dapat dilakukan dalam lima cara: (1) dengan
penggenangan (flooding); (2) dengan menggunakan alur, besar atau kecil; (3)
dengan menggunakan air di bawah permukaan tanah melalui sub irigasi, sehingga
menyebabkan permukaan air tanah naik; (4) dengan penyiraman (sprinkling); atau
dengan sistem cucuran (trickle) (Hansen dkk, 1992).

Salah satu rahasia membuat tanaman subur dan sehat adalah dengan cara
mengalirkan air yang sering sampai ke dalam akar. Sistem irigasi tetes sangat bagus
digunakan untuk tanaman bunga, sayuran, pohon, semak dan tanaman rumah kaca,
karena sytemnya yang terus menerus mengalirkan air tetes demi tetes. Dengan
menggunakan sytem ini kita akan banyak sekali menghemat waktu dan uang karena
kita tidak perlu menyiram air berlebihan setiap waktu yang hal ini akan sangat
memboroskan pasokan air dan membuat tanaman rusak.

Irigasi cucuran, juga disebut irigasi tetesan (drip), terdiri dari jalur pipa yang
ekstensif biasanya dengan diameter yang kecil yang memberikan air yang tersaring
langsung ke tanah dekat tanaman. Alat pengeluaran air pada pipa disebut
pemancar (emitter) yang mengeluarkan air hanya beberapa liter per jam. Dari
pemancar, air menyebar secara menyamping dan tegak oleh gaya kapiler tanah
yang diperbesar pada arah gerakan vertikal oleh gravitasi. Daerah yang dibatasi oleh
pemancar tergantung kepada besarnya aliran, jenis tanah, kelembaban tanah, dan
permeabilitas tanah vertikal dan horizontal (Hansen dkk,1986)

Pada irigasi tetes hanya zona perakaran tanaman yang diberi air, dan dengan
pengelolaan yang tepat kehilangan perkolasi dalam menjadi minimal. Evaporasi dari
tanah bisa lebih rendah karena hanya sebagian dari luasan permukaan tanah yang
basah. Kebutuhan tenaga kerja lebih rendah dan sistem ini dapat dioperasikan
secara otomatis. Pengurangan kehilangan perkolasi dan evaporasi akan
menghasilkan penggunaan air yang ekonomis. Gulma lebih mudah dikendalikan,
terutama pada daerah lahan yang tidak diairi. Bakteri, hama dan penyakit lain yang
tergantung pada lingkungan lembab dapat dikurangi, karena bagian tanaman yang
ada diatas tanah umumnya kering.

II.2. Cara Pembuatan Irigasi Tetes (Media Pipa Paralon PVC dan
Selang Infus)
4

Dalam pembuatan irigasi tetes memerlukan alat dan bahan berupa:

a. Alat
Meteran, Hammer/ Palu, Siku, Paku (secukupnya) dan Gergaji ( Gergaji
Kayu, Gergaji Besi)

b. Bahan
- Bak Penampung Air/ Drum ( lihat gambar 1 )

Gambar 1. Bak Penampung Air/ Drum


- Kayu ( secukupnya)
- Kran Air ( lihat gambar 2 )

Gambar 2. Kran Air

- Pipa Paralon PVC ( ukuran diameter 3/4 inchi dan 2/4 inchi ) ( lihat
gambar 3 )

Gambar 3. Pipa Paralon PVC

- Penyambung antar pipa paralon PVC ( Letter T, L, U dan ) ( lihat


gambar 4 )
5

Gambar 4. Penyambung “ Letter T, L, U dan

- Lem Pipa PVC ( lihat ambar 5)

Gambar 5. Lem Pipa Paralon PVC

- Selang Infus ( lihat gambar 6 )

Gambar 6. Selang Infus

Adapun langkah – langkah dalam pembuatan Irigasi Tetes (Media Pipa Paralon
PVC dan Selang Infus) adalah Sebagai Berikut :

1. Buat tempat untuk Bak penampung air/ Drum dengan ketinggian ± 2 m


(disesuaikan dgn kondisi di lokasi).

2. Lubangi pada Bak penampung air/ Drum, ukuran lubang diameter 3/4 inchi
dengan ketinggian lubang ± 10 cm dari dasar Bak penampung air/ Drum

3. Potong Pipa Paralon 3/4 inchi/ Pipa primer (sesuaikan dgn kondisi di lokasi)
lalu pasang pada Bak penampung air/ Drum yang sudah dilubangi.

4. Pasang Kran air pada Pipa paralon 3/4 inchi/ Pipa primer
5. Sambungkan Pipa 2/4 inchi (pipa sekunder) pada pipa 3/4 inchi (pipa
primer)dengan pipa penyambung “ Letter T “ (Ukuran panjang pipa 2/4
inchi disesuaikan dgn kondisi lahan)

6. Sambungkan Pipa tersier 2/4 inchi pada pipa sekunder 2/4 inchi ( pipa
yang berada pada lahan yang ingin dialiri) dengan menggunakan pipa
penyambung “ letter T dan letter L “. Adapun ukuran panjang pipa tersier
ini disesuaikan dengan kondisi lahan.

7. Lubangi pada kedua sisi pipa tersier 2/4 inchi yang disesuaikan jarak
tanam, lalu sambungkan selang infus pada pipa tersier yang telah
dilubangi.

8. Atur debit air yang keluar melalui selang infus dengan menyetel pada roll
pengatur yang ada pada selang infus ( ± 1 tetes air/ detik).
6

9. Tutup/ sumbat Pada ujung Pipa tersier 2/4 dengan menggunakan “letter
U”

10. Instalasi Irigasi Tetes (Media Pipa Paralon PVC dan Selang Infus) siap
digunakan ( Lihat Gambar 7 )

Gambar 7. Instalasi Irigasi Tetes (Media Pipa Paralon PVC dan Selang Infus)

±2m

Keterangan Gambar :
= Jarigan Pipa Primer 3/4 inc

= Pipa sekunder 2/4 inchi

= Pipa Tersier 2/4 inchi

= Selang Infus

= Lahan yg di aliri

= Bak Penampung Air/ Drum

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Dari serangkaian uraian sejak bagian pertama sampai bagian akhir dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian irigasi yang tidak tepat menjadi penyebab utama rendahnya


produktifitas tanaman.
7

2. Sistem irigasi tetes sangat bagus digunakan untuk tanaman bunga,


sayuran, pohon, semak dan tanaman rumah kaca, karena sytemnya yang
terus menerus mengalirkan air tetes demi tetes.

3. Penggunaan Irigasi tetes sangat bermanfaat diantaranya ; Hanya zona


perakaran tanaman yang diberi air, Kebutuhan tenaga kerja lebih rendah,
Pengurangan kehilangan perkolasi dan evaporasi akan menghasilkan
penggunaan air yang ekonomis, Gulma lebih mudah dikendalikan, Bakteri,
hama dan penyakit lain dapat dikurangi.

4. Dalam pembuatan Irigasi Tetes (Media Pipa Paralon PVC dan Selang Infus)
alat dan bahan tersedia dan sangat mudah untuk dikerjakan.

III.2. Saran

Menurut saya penerapan teknik irigasi tetes sangat tepat untuk diterapkan dalam
pemberian air pada tanaman. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan penerapan
irigasi tetes mempunyai manfaat dan keuntungan bagi tanaman dan Petani itu
sendiri, dalam peningkatan produksi dan pendapatan petani dalam berusaha tani.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Sutardjo, Prof. Suprojo Puspo, 2001. Pengembangan Irigasi, Usaha Tani


Berkelanjutan dan Gerakan Hemat Air. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Hansen, V.E, W.I. Orson and E.S. Glen. 1992. Diterrjemahkan oleh Tachyan dan
Soetjipto. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi. Edisi 4. Erlangga, Jakarta.
8

Hansen, V.E., O.W. Israelsen., dan E.S. Glen, 1986. Dasar – Dasar dan Praktek
Irigasi. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai