Anda di halaman 1dari 145

NE

f)rs. Mulyono HAM, M.Pd.

MDMBUAT
BEAGEN
KIMIA
di Laboratorium

W-wmteKSaRa
i

- BA 01.25.1251
I
I KATA PENGANTAR
I

MEMBUATREAGENKIMIA I
Diakui, analisis kimia kini telah beralih dari cara konvensionalke cara
di Laboratorium instrumentasi. Namun hal ini tidaklah berarti bahwa cara-cara konvensional
{01 telah ditinggalkan sama sekali. Pada dasarnya, cara instrumentasi
Oleh : Drs. Mulyono HAM, M.Pd. betq.s,lq lvfU? merupakan cara perbandingan dengan mengacu pada karakter zat murni
Diterbitkan oleh PT Bumi Aksara
atau larutan baku yang telah dikalibrasi. Dengan kata lain, cara
instrumentasi masih bergantung pada cara-cara konvensional tertentu
Jl. Sawo Raya No. 18
seperti gravimetri atau titrimetri. Di samping itu, beberapa cara konvensional
Jakarta 13220
masih diterapkan dalam pendidikan IPA (termasuk di lndonesia) karena
beberapa faktor selain dapat memberikan nilai intelektual dan nilai
H keterampilan dasar tertentu bagi peserta didik.
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak Buku ini ditulis untuk memberikan khazanah pengetahuan dan
buku ini sebagian atau seluruhnya, dalambentuk dan dengan pelengkap bagi para pengguna laboratorium dan bagi individu yang
cara apa pun juga, baik secara mekanis mauPun elektronis, melakukan aktivitas praktikum atau penelitian terutama yang berhubungan
termasuk fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin tertulis -dengan sediaan reagen kimia, cara pembuatan, pembakuan, dan
dari penerbit. penyimpanannya. Untuk memudahkan penggunaan buku, informasi yang
diperlukan dapat ditelusuri melalui penyajian indeks di halaman terakhir.
Cetakan pertama, Oktober 2006 Teori singkat yang disajikan di dalam buku ini hanya ditujukan untuk
Cetakan kedua, Maret 2008 menambah wawasan yang mendasari sifat kuantitatif dari sediaan.
Cetakan ketiga, Juni 2009 Untuk kepentingan yang bersifat kualitatif dan teknis, disajikan pula
Perancang kulit, Kreasindo Mediacita
beberapa informasi tambahan seperti pembuatan koloid; pembuatan gas;
Dicetak oleh Ikrar Mandiriabadi
pembuatan cairan pembersih dan penggunaannya; serta dilengkapi dengan
rsBN979-526-17t-1.
informasi lain (berupa lampiran) yang terkait dengan sifat fisik dan sifat
kimia dari bahanlzat.
lsi dalam Bab 5 terutama mengacu pada buku yang ditulis oleh lbu S.
Handari Suntoro dan lbu lstriyati P. Untuk ini, penulis memohon maaf dan
pengertian dari lbu atas penggunaan bagian dari materi buku tanpa
memohon izin langsung terlebih dulu.
Tak ada gading yang tak retak; kesalahan adalah kekurangan penulis;
perbaikan dan kritik terhadap isi buku ini sangat dinantikan. Semoga buku
sederhana ini dapat membantu dan bermanfaat.

Bandung, 02 Februari 2005.


Penulis,

M.HAM

Kata Pengantar
\i!

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............ v
Daftar 1si.............. vii
Daftar Tabe1......... ix
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran... xiii
Bab 1 PENDAHULUAN 1

Bab 2 SIFAT LARUTAN 3


A. Proses Melarut 3
B. Konsentrasi Larutan 4
C. Kelarutan Zat.............. 8
D. pH Air dan pH Larutan....... 13

Bab 3 TEKNIK PELARUTAN DAN PENGENCERAN........... 20

A. MengenalZal........... 20
.........
B. Teknik Pelarutan dan Pengenceran 25

Bab 4 PEMBUATAN LARUTAN DAN PEREAKS!. 36


A. Pembuatan Larutan Asam Encer Dan Basa Encer............... 36
B. Pembuatan Larutan/Pereaksi Umum........ 39
C. Pembuatan Larutan/Pereaksi Khusus 53

Bab 5 PEMBUATAN LARUTAN INDIKATOR................ 82


A. Macam lndikator..... 82
B. Pembuatan Larutan lndikator 83

Bab 6 PEMBUATAN LARUTAN PREPARAT BIOLOGIS.................. 101


A. Teknik Biokimia dalam Histologi 101
B. Pembuatan Larutan Preparat Biologis...... 101

Bab 7 PEMBUATAN LARUTAN BAKU PRIMER 124


A. PersyaralanZat Baku Primer................. 124
B. Alat Ukur Volumetrik dan Penggunaannya............. 125 o
C. Teknik Pembuatan Larutan Baku ......... 128
D. Prosedur Pembuatan dan Sifat Larutan Baku Primer........... 129

Bab 8 PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN LARUTAN 139


A. Pembakuan Cara Asidi/alkali-metri.............. 140
B. Pembakuan Cara Oksidimetri. 150
C. Pembakuan Cara Pengendapan................. 157
D. Pembakuan Cara Pengompleksan............. 160

Daftar lsi vll


:!
-

Bab 9 PEMBUATAN LARUTAN BUFER 164 DAFTAR TABEL


A. pH Larutan Bufer 165
B. Kapasitas dan Keefektifan Larutan Bufer 166 1.1 Jenis-Jenis Larutan 1

C. Perhitungan Pembuatan Larutan Bufer 168 2.1 lstilah Kelarutan Z.a| ............. I
D. Pembuatan Larutan Bufer ................ 171 2.2 Kelarulan Beberapa Gas dalam Air.............. 9
2.3 Kelarutan Beberapa Garam dalam Air dan Asam-Kuat Encer.......... 11
Bab 1o PEMBUATAN KOLOID 183
2.4 Kelarulan AgCldan BaSO+ dalam Larutan KNO3.......... 13
A. Sistem Koloid 183
2.5 Pengelompokan Garam Normal dan Contohnya............. 18
B. Pembuatan Koloid 184 3.1 Beberapa Zaldan Bahayanya. 21

Bab 11 PEMBUATAN GAS DAN BROM CAIR.......... 193 3.2 Label Bahan Kimia Tingkat Teknis 24
193 3.3 Label Bahan Kimia Tingkat Reagen (ACS Specification) 24
A. Pembuatan Beberapa Gas
200 3.4 Label Bahan Kimia Tingkat Reagen (Pro Analysi)...... ....... .. 25
B. Pembuatan Brom Cair............
3.5 Etiket Bahan Kimia Tingkat Reagen (USP Specification) 25
Bab 12 PEMBUATAN CAIRAN PENCUCI 201 3.6 Pengenceran dari Cairan Lebih Pekat (Satuan "/" vlv) 33
A. Peralatan Ge|as.................,.......... 201 7.1 Toleransi Alat Ukur Volumetrik........... 126
B. Pembuatan Cairan Pencuci dan Cara Penggunaannya....'.. 204 8.1 Beberapa Oksidator dan Reduktor dalam Oksidimetri. 150

LAMPIRAN.LAMPIRAN 213 9.1 pH Bufer dan Perubahan pH oleh Penambahan Asam/Basa........... 166
9.2 Pembuatan Bufer Baku .......... 171
DAFTAR PUSTAKA 259
9.3 Pembuatan Bufer pH 0,65-4,76 (Bufer CH3COONa-HC|) ............... 172
INDEKS..... 260
9.4 Pembuatan Bufer pH 1,00-2,20 (Bufer KCI-HCI).... 172
9.5 Pembuatan Bufer pH 2,20-4,00 (Bufer KHP-HCI) 173
9.6 Pembuatan Bufer pH 3,4-5,5 (Bufer As. Sitrat-Natrium Sitrat)........ 173
9.7 Pembuatan Bufer pH 3,8-5,6 (Bufer CH3COOH-CH3COONa)......... 174
9.8 Pembuatan Bufer pH 4,10-5,90 (Bufer KHP-NaOH) ....................... 174
9.9 Pembuatan Bufer pH 4,6-6,4 (Bufer Na-maleat-NaOH) 175
9.10 Pembuatan Bufer pH 5,3-8,0 (Bufer NazHPO+-NaH2PO4) 175
9.11 Pembuatan Bufer pH 5,8-8,0 (Bufer KHzPO+-NaOH)............ 176
9. 1 2
Pembuatan Bufer pH 7,00-9,00 ................ 176
9.1 3
Pembuatan Bufer pH 7 ,4-9,2 (Bufer H3BO3-Na2BoOz) . ....... ...... ...... 177
9.14 Pembuatan Bufer pH 8,00-9,10 (Bufer Boraks-HCl)....................... 177
9.15 Pembuatan Bufer pH 7,8-10,0 (Bufer HaBO3-KCI-NaOH) 178
9.'l 6 Pembuatan Bufer pH 9,20-1 0,80 (Bufer Boraks-NaOH) ................. 178
9.17 Pembuatan Bufer pH 9,60-l 1 ,00 (Bufer NaHCO3-NaOH)... ........ .. 179
9.18 Pembuatan Bufer pH 10,90-12,00 (Bufer NazHPO+-NaOH) ........... 179
9.19 Pembuatan Bufer pH 12,00-13,00 (Bufer KCI-NaOH) 180
9.20 Pembuatan Bufer pH 2,2-8,O (Bufer Asam Sitrat-Na2HPOa) 180
9.21 Pembuatan Bufer pH 2,62-9,'16 (Bufer Veronal-Asetat).................. 181
9.22 Pembuatan Bufer pH 2,6-12,0 (Bufer Universal) 182
10.1 Tipe Koloid Berdasarkan Fasanya 184
€D
Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Daftar Tabel lx
vilt
__a

DAFTAR GAMBAR

2.1 Diagram Skala pH dan Sifat Keasaman/Kebasaan..... 14


3.1 Lambang Bahaya Bahan Kimia......... 21
7.1 Teknik Pemindahan dan Penggunaan Labu Takar......... 126
7.2 Melihat Permukaan Larutan dan Membaca Skala Tinggi Per-
mukaannya .. 127
7.3 Pengukuran dan Pemindahan Cairan Dari Vol-pipet ............... . 128
8.1 Deret Kekuatan Ligan 161
11.1 Pembuatan Gas Hz 194
11.2 Elektrolisis Air dengan Menggunakan Pesawat Hoffmann........ 194
11.3 Elektrolisis Air dengan Menggunakan Sel Elektrolisis Ran-
cangan 194
11.4 Pembuatan Gas O2....... 195
11 .5 Pembuatan Gas COz 196
11.6 Pembuatan Gas NHg 197
11.7 Pembuatan Gas H2S..... 199
1 1.8 Pembuatan Gas SOz 199

Daftar Gambar xl
!*!

- DAFTAR LAMPIRAN

1. Satuan Sistem lnternasional (Satuan Sl) ..... . ... . 213


2. Tetapan Fisika dan Kimia... 214
3. Satuan dan KonversiSatuan.... 215
4. Kelipatan dan Subkelipatan Dalam Satuan S1............... 216
5. Sifat-Sifat Air ............ 216
6. Titik Didih Air terhadap Tekanan 217
7. Tekanan Uap Air (PHrO) dalam mm Hg terhadap Suhu ............... 217
8. Massa Jenis (D) Air pada Berbagai Suhu........... 217
9. Massa Jenis (D) Dari Beberapa Cairan 218
10. Komposisi/Kepekatan Beberapa Asam-basa Anorganik 218
11 . Massa Jenis dan l(adar dari Larutan Amonium Hidroksida pada 20oC .. 219
12. Massa Jenis dan Kadar dari Larutan Asam K|orida....................... 219
13. Massa Jenis dan Kadar dari Larutan Asam Format ...................... 220
14. Massa Jenis dan Kadar dari Larutan Asam Asetat........................ 220
15. Massa Jenis dan Kadar dari Larutan Asam Nitrat 221
16. Massa Jenis dan Kadar dari Larutan Asam Sulfat 221
17. Massa Jenis dan Kadar dari Larutan Asam Fosfat........................ 222
18. Massa Jenis dan Kadar dari Gliserin 222
19. Unsur Kimia di Dalam Air Laut 223
20. Botol-plastik yang Digunakan di Laboratorium ............. 223
21. Awalan Dalam Tatanama Kimia......... 223
22. Nama Gugus Sebagai lon dan Ligan ......... 224
23. Derajat lonisasi (cr) Larutan dari Asam-Basa-Garam (1 8oC)......... 224
24. Perkiaan Nilai pH Cairan 225
25. Tetapan DisosiasiAsam-Asam Organik dalam Pelarut Air (25oC) 226
26. Tetapan Disosiasi Basa-Basa Organik dalam Pelarut Air (25oC).. 229
27. Tebpan DisosiasiAsam-Asam Anorganik dalam Larutan Air (25oC)... 231
28. Tetapan Disosiasi Basa-Basa Anorganik dalam Larutan Air (25oC) .. 232
29. lndikator-lndikator Asam-Basa 233
30. lndikator Pendar-Fluor (lndikator Fluoresen) 235
a
31. Tetapan Ketakstabilan Kompleks 236
32. Zal-Zal Baku Primer Volumetrik 236
33. Sifat Fisik Pelarut dan Tetapan Penurunan Titik Beku Mo|al......... 237
34. Sifat Fisik Pelarut dan Tetapan Kenaikan Titik Didih Molal .....,..... 238
35. Daftar Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan Senyawa....... 239
36. Sifat-Sifat Garam... 244
37. Dafiar Unsur Kimia.......... 255
38. Peralatan Laboratorium Kimia Sederhana.. 257

Daftar Lampiran xlll


-!

Kata larutan (solution) sering dijumpai. Larutan merupakan


campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua
komponen utama pembentuk larutan, yaitu zat terlarut (solute), dan
pelarut (solvent).
Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau fasa padat
bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk larutan. Apabila
fasa larutan dan tasa zal-zat pembentuknya sama, zat yang berada
dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zal
lainnya sebagai zat terlarut-nya.
Tabe! 1.1 Jenis-Jenis Larutan

Jenis larutan Zat penyusun


1. Larutan gas Campuran antar gas atau antar uaF
(dalam semua perbandingan).
Contoh: "udara" dengan N2 sebagai pelarut.

2. Larutan cair Zat padat, zal cair, atau gas melarut ke


dalam pelarut cair.
Contoh: iod dalam alkohol; asam asetal
dalam airi Oz dalam air; dan seterusnya.
3. Larutan padat
a. Gas terlarut dalam zal Gas Hz dalam logam paladium; gas N2
padat dalam logam titanium.
b. Zat cai terlarut dalam Raksa dalam logam emas (amalgam).
zat padat
c. Zat padat terlarut dalam Seng dalam tembaga (disebut kuningan);
zat padat (disebut aliasi) karbon dalam besi (disebut ba1a); timah
dalam tembaga (disebut perunggu); dan
sebagainya.
1
Selain itu, masih ada beberapa macam penggolongan lain
terhadap larutan. Berdasar banyak jenis zat yang menyusun larutan,
dikenal larutan biner (tersusun dari 2 jenis zat); larutan terner (3 jenis
zat penyusun); larutan kuartener (4 jenis zat penyusun); dst.
BAB
Menurut sifat hantaran listriknya, dikenal larutan elektrolit
(larutan yang dapat menghantarkan arus listrik), dan larutan 2
nonelektrolit (larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik).
Sedangkan ditinjau dari kemampuan suatu zal melarut ke dalam
sejumlah pelarut pada suhu tertentu, dikenal:
(1) Larutan tak-jenuh (unsaturated-solution); larutan yang masih dapat
melarutkan sejumlah zat terlarutnya.
(2) Larutan jenuh (saturated-solution); larutan yang mengandung zat
terlarut dalam jumlah maksimal pada suhu tertentu. Jenis zat terlarut dan jenis pelarut akan mempengaruhi sifat
(3) Larutan lewat-ienuh (supersaturated-solution); larutan yang larutan yang terbentuk. Dalam buku ini uraian lebih menitikberatkan
mengandung zal terlarut melebihi jumlah maksimalnya. pada zat terlarut dalam pelarut air, dan sifat larutannya.
Larutan terakhir ini dapat terjadi pada zat padat yang kelarutannya Air merupakan pelarut yang tidak asing lagi dalam kehidupan.
sangat tinggi terutama pada garam berair kristal tinggi seperti Sifat-sifat air seperti mudah diperoleh, mudah digunakan, memiliki
NazCOs.1OHzO, NazSzOs.SHzO; atau karena penurunan suhu yang trayek cair yang panjang, dan kemampuannya untuk melarutkan
cepat. Larutan lewat-jenuh yang terjadi akibat penurunan suhu berbagai zal adalah sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh pelarut lain. Sifat
bersifat kurang/tidak stabil (misalnya oleh guncangan) dan mudah ini menempatkan aft sebagai pelarut universal. Kenyataan inilah yang
berubah dengan membentuk larutan jenuhnya kembali sedangkan mendorong banyaknya usaha pengkajian perilaku, perubahan sifat, dan
kelebihan zat terlarutnya muncul sebagai kristal zat semula. analisis kimia zat sering dilakukan di dalam medium air.
Pada buku ini, pembahasan hanya ditujukan pada campuran atau
larutan berfasa cair dengan air sebagai komponen utama pelarutnya
A. PROSES MELARUT
yang selanjutnya dalam buku ini akan diterapkan dengan istilah Melarut (to dissolve) dapat diartikan sebagai:
"larutan". 1) terdispersinya molekul-molekul zat terlarut di dalam molekul-
Membuat sediaan kimia berupa larutan dan pereaksi khusus di molekul air; misalnya gula dalam air, minyak dalam air, atau dalam
laboratorium memerlukan teknik teftentu dengan ditunjang oleh hal lain CCI+ dalam benzen.
pengetahuan teoretis yang mendasarinya. 2) berinteraksinya molekuUion zat terlarut dengan molekul-molekul air.
Kekeliruan atau penyimpangan dalam pembuatan pereaksi kimia lnteraksi dengan air ini biasa disebut hidrasi (atau istilah umumnya
(sediaan kimia) akan mengakibatkan hasil pengamatan (data disebut solvasll. Hal ini terjadi pada zal-zat terlarut yang bersifat
percobaan) menjadi tidak jelas atau hasil analisis menjadi tidak tepat. polar atau bersifat ionis, seperti HCl, NaCl, KCl, NazSOq, dan
sebagainya.
Hal ini dapat menimbulkan kerugian dan pemborosan yang seharusnya
tidak perlu terjadi, bahkan teknik pembuatan yang salah dapat Contoh:
mengancam kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan/atau orang HCI(aq) -+ H.(aq) + Cl(aq)
lain. Oleh karena itu, penerapan teknik pembuatan sediaan kimia yang NaOH(s) -+ Na*(aq) + OH (aq)
2(aq)
benar merupakan pekerjaan penting dan menentukan keberhasilan Na2SOa(s) -+ 2 Na.(aq) + SOo
dalam percobaan atau analisis kimia. 3) bereaksinya zat terlarut dengan pelarut (air).
€D Contoh:
2 Na(s) + 2H2O(l) -+ 2 Na.(aq) + 2 OH-(aq) + Hr(g)

Membuat Reagen Kirria di Laboratorium


NHs(g) + H2O(/) -'-' NH+OH(aq) -'' NHa.(aq) + OH-(aq) Contoh:
COr(g) + HzO(/) HzCOs(aq) -" H.(aq) + HCOe-(aq) ) Alkohol 70% (volum) dapat diartikan bahwa untuk setiap '100 ml
larutan ini terdiri dari 70 ml alkohol (etanol) dan 30 ml air (bila
B. KONSENTRASI LARUTAN komponen selain alkohol hanya air).
Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai banyaknya zat terlarut F 25 ml alkohol 70% dicampur dengan 75 ml air, maka konsentrasi
dalam sejumlah pelarut. Beberapa satuan konsentrasi yang sering larutan alkohol yang terbentuk dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 2.3 seperti berikut.
dijumpai antara lain persen-massa; persen-volum; bagian per iuta;
molalitas; dan molaritas. (25)(70Y") mL alkohol
%(volum)= x100%
(25 + 75) mL
1 Persen Massa 17'5 mL alfohol
x 100% =17,so/oalkohot.
Simbol satuan: "/"(blb). 100 mL

massa zat terlarut (2.1a)


%(massa)= x 100% Catatan:
(massa zat terlarut) + (massa pelarut)
1. Ada beberapa zat cair di mana satu sama lainnya dapat bercampur dalam semua
bagian (disebut misibel penuh), misalnya antara alkohol dan air.
massa zat terlarut
%(massa) = x 100% (2.1b) 2. Untuk tipe larutan zal cair dalam zat cair, sering dipertukarkan antara istilah pelarut
massa totallarutan dan istilah zat terlarut seperti pada larutan alkohol dalam air di atas. Penukaran ini
dimaksudkan untuk menggambarkan tingkat kemurnian atau kepekatan zat cair yang
Contoh : bersangkutan. Umumnya, kecuali air maka untuk tipe larutan ini, biasanya
pernyataan konsentrasinya disertai dengan penyebutan komponen lainnya; misalnya
F NaOH 10% (massa) diartikan bahwa per 100 g larutan ini mengandung CCI+ 30o/o (v) dalam benzen. !
10 g NaOH (atau setiap 100 g larutan tersebut terdiri dari 10 g NaOH Satuan "/" dapal juga diartikan sebagai tingkat kemurnian atau ketakmurnian zat
dan 90 g air, bila pelarutnya air). l(.i. yang bersangkutan, misalnya HzSO+ 95% (massa) menunjukkan adanya zat asing
(pengotor) sebesar 5% terhadap asam sulfat tersebut.
F 10 ml H2SO4 95% (massa-jenis,idf ,aS+1 terlarut dalam 100 ml air (d
1,00). Konsentrasi larutan asam sulfat ini dalam satuan %(massa)
dapat ditetapkan*melalUi perhitungan berikut. 3. Bagian Per Juta
o/o(massa) _ dxt ,gg4)(gsz) g H,so"
(t -
,J l"{
' (1 0)(1 ,ffia) s + (100)(1 ,00) g x 100o/o Simbol satuan: bpj atau ppm.
17,423 g'HzSOo
Untuk larutan, antardua zal penyusunnya dapat dinyatakan
x100% menurut hubungan berikut:
1 18,34 g
= 17,5% bagian zat terlarut
bpj = x 106 (2.3a)
(bagian zat terlarut) + (bagian pelarut)
2. Persen Volum
Simbol satuan: /"(vlv). Untuk larutan dengan lebih dari dua zal penyusunnya satuan
konsentrasi bpj dapat dirumuskan sebagai:
volum zat terlarut
%(volum)= x 100"/o (2.2a) bagian zat terlarut
(volum zat terlarut) + (volum pelarut) bpj zatA= x 106 (2.3b)
(totalbagian larutan)
volum zat terlarut
%(volum) = x 100% (2.2b) Contoh:
(volum totallarutan)
F Suatu air minum mempunyai kandungan besi sebesar dua bpj. Hal ini
dapat diartikan bahwa setiap 1 liter air minum tersebut (massa jenis = 1)
mengandung 2 mg besi.

Monbuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 2 Sifat Larutan


F Udara memiliki komposisi (dalam % volum) sebagai 78% Nz; 21% Oz; 5. Molaritas
0,9% argon; 0,03% COz; dan 0,07"/" gas-gas lain. Konsentrasi gas CO2
dalam satuan bpj dapat dihitung seperti berikut. Simbolsatuan: M.

bpj zat CO, =. ry+e


, O*ro
x 1oG = (0,03)(1 o o) = soo. Salu molar, atau 1 M suatu larutan didefinisikan sebagai 1 mol suatu
zat terlarut di dalam 1 liter larutan, atau 1 mmol zat itu terlarut dalam 1
Catatan: ml larutan. Secara umum dapat dinyatakan menurut hubungan berikut:
1. Bpj merupakan padanan dari ppm tpart per million).
zalA= molzat A l
2. Satuan bpj sering diterapkan untuk konsentrasi zat yang kuantitasnya sangat mmol zat A
molaritas (2.5a)
kecil dalam campurannya; terutama banyak dijumpai dalam analisis mikro; 1 L-Erutqn
analisis spektrometri, atau pada pernyataan komposisi pencemar/racun. , 1 mL larutan
Persamaan 2.5a dapat diubah sebagai berikut:
4. Molalitas
Simbol satuan: m molaritas ,"t A = *o '1ooo (2.5b)
Mo xV
Salu molal, atau 1 m suatu larutan didefinisikan sebagai 1 mol
Di mana: wa = ITloSSd zat A (dalam g), Ma = ITI€ISS€I molekul relatif
zat terlarut di dalam 1000 g pelarut. zat A (dalam g/mol), dan V = volum larutan (dalam mL).
Secara umum berlaku:
Contoh:
molalitas A =
molzatA
(2.4a\ L NaOH 0,1 M mempunyai pengertian bahwa untuk setiap 1 liter (atau
1000 g pelarut 1000 ml) larutan inimengandung 0,1 mol NaOH (atau 4 gram NaOH).
F 6,3 g HzCzOq.2HzO (M, 126) dituangi dengan air sampai volum larutan
Bentuk lain dari persamaan 2.4a adalah mencapai 100 mL. Konsentrasi larutan asam oksalat dalam satuan
molar, besarnya adalah
We x 1000
molalfias (2.4b)
MoxW" motaritas H2c2o4 =.J999S*9 ^ = 0,5.
(126 g/mot)(1oo mL)
Di mana: wa = IT'tdSSa zal A (dalam gram); Ma = ITt?SSa molekul
relatif zat A (dalam g/mol); dan Wp = nalssd pelarut (dalam gram) Catatan:
Contoh: Simbol satuan molar, M dapat juga dinyatakan ke dalam bentuk simbol lain
sebagai [ ]. Hubungan antara kedua simbol ini adalah
F NaCl 0,1 m dapat diartikan bahwa ada 0,1 mol NaCl (atau ada 5,85 g
NaCl) terlarut di dalam 1000 g pelarut (dalam hal iniadalah air). M = moUL = mmol/ml; atau dengan simbol lain: [ ]

F Ke dalam 500 ml air dilarutkan 34,2 g gula, C12H22O11 (Mr 342). Sebagai contoh, untuk HzCzO+ 0,5 M dapat dinyatakan sebagai [HzCzO+] = 0,5.
Konsentrasi larutan gula ini dengan satuan molal dapat ditetapkan
melalui perhit.ungan berikut.
6. Konversi Satuan Konsentrasi
M,(gula) = MA = 3a2; W(gula) = 34,2; W(air) = 500 g (massa-jenis
air = 1); maka molalitas gula adalah,
(34,2 g)(1000) a bpj= (d(A- 4 )"/" atau aoTo = (a)(1Oo) Opj (2.6)
mguta = =O,2
(3a2 s/mol)(500 g)
(,)(tooo)
o,.:[
L(100 - o)(M)
L
)
(2.7)

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 2 Sifat Larutan


Tabel 2.1 lstilah Kelarutan Zat *
, r" _[(,)(o)(to)1, (2.8)
L (M) _l lstilah kelarutan Fraksi atau jumlah bagian pelarut yang diperlukan
untuk melarutkan 1 bagian zat terlarut
Sangat mudah larut Kurang dari 1

,r-[(,)(o)(tooo)l*
(a.M)
(2.e) Mudah larut 1-10
11000 + ) Larut 10-30
Agak sukar larut 30 - 100

, , -
(')(t ooo) -l ,
[L{ (1000 .d) - (a.u)} ) (2.10)
Sukar larut
Sangat sukar larut
100-1000
1000- 10000
Praktis tidak larut lebih dari 10000

Keterangan: *Farmakope lndonesia, Edisi lll, 1979.


a= hargakonsentrasi M = molar
bpj = bagian per juta M = ITldss? molekul relatif
70 = persen-massa d = massa-jenis.
1. Kelarutan Gas
m = molol Gas-gas umumnya sedikit melarut ke dalam air; sementara yang
sukar bereaksi dengan pelarut (air) adalah Oz, Hz, CO, NO, dan gas-
Catatan : gas mulia. Gas-gas yang cukup tinggi kelarutannya (dan ada yang
Rumus/hubungan di atas akan memenuhi bila pelarutnya air (dan massa-jenis air dapat bereaksi dengan air) di antaranya adalah gas-gas seperti NH3,
dianggap sama dengan 1). COz, SOz, dan gas hidrogen-halida. Kelarutan beberapa gas di dalam
air ditunjukkan pada Tabel2.2.
C. KELARUTAN ZAT
Hampir sebagian besar zat dapat melarut di dalam air; hanya ada 2. Kelarutan Elektrolit
yang mudah dan bahkan ada pula yang sukar atau sedikit sekali larut.
Sifat elektrolit (meliputi asam, basa, dan garam), sifat pelarut,
Kemampuan melarut suatu zal di dalam sejumlah pelarut pada dan juga suhu akan mempengaruhi kelarutan elektrolit tersebut.
suhu tertentu berbeda-beda antara satu dengan lainnya. "Jumlah
maksimal zat terlarut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu" inilah Tabel 2.2 Kelarutan Beberapa Gas dalam Air
yang disebut kelarutan (solubility) zat itu. Pada umumnya turunnya
suhu akan menurunkan kelarutan dari zat terlarutnya. Berbeda dengan Kelarutan (dalam mg per 100 g air) * pada:
Gas
gas-gas, kelarutan gas menurun dengan naiknya suhu di samping oleh ooc looc 200c 250C 3ooc 4ooc
pengaruh tekanan barometer di atas permukaan larutannya. Biasanya Nz 2,942 2,312 1,901 1,751 1,624 1,391
pernyataan kelarutan zat selalu disertai dengan kondisi suhunya atau
Oz 6,945 5,368 4,339 3,931 3,588 3,082
bila tanpa ada nilai suhunya berarti kelarutannya dimaksudkan pada
Hz 0,1 92 0,174 0,160 0,1 54 0,147 0,139
suhu kamar; sedangkan untuk gas-gas, kelarutannya sering disertai
dengan kondisi suhu dan tekanan udara permukaan (tekanan total)- CO 4,397 3.479 2,838 2,603 2,305 2,O75
nya. NO 9,833 7,560 6,173 5,630 5,165 4,394
Beberapa istilah "ukuran kelarutan" yang bersifat kualitatif dapat diacu COz 334,6 231,8 1.68,8 144,9 125,7 97,3
menurut Tabel 2.1. H,S 706,6 511,2 384,6 337,5 298,3 236,1
SOz 22,834 16,21" 11,28" 9,41" 7,80^
5,414
*) Saat tekanan total (yakni jumlah tekanan parsial dan tekanan uap air) di
atas permukaan cairan adalah 760 mmHg (atau tekanan barometer) dalam
gram gas per 100 gram air.

Mombuat Roagon Kimia di Laboratorium Bab 2 Sifat Larutan I


Kecuali asam silikat (H2S|O3), pada umumnya asam-asam mudah Tabel2.3 Kelarutan Beberapa Garam dalam Air dan Asam-kuat Encer
larut dalam air. Untuk senyawa basa*, hanya NH4OH (atau amoniak Kelarutan dalam Air Kelarutan dalam Asam-kuat Encer
pekat), dan basa-basa dari logam alkali dan logam alkali tanah yang Garam
Sukar Mudah Sukar Mudah
mudah larut sedangkan sebagian besar basa sukar larut di dalam-air. (2\ (3\ (4\ (s)
Asam dan basa yang melarut ada yang langsung terionisasi sebagian Nitrat Semua Semua
besar, dan ada yang hanya sebagian kecil. Asam dan basa yang Sulfat CaSO+ putih Selain (2) CaSO+ putih Selain (4)
sebagian besar berada sebagai ion-ionnya masing-masing disebut SrSO+ putih SrSO+ putih
asam kuat, dan basa kuat. Sedangkan asam dan basa yang sebagian BaSO+ putih BaSOa putih
PbSO+ putih PbSO+ Putih
besar berada sebagai molekul-molekulnya disebut asam lemah dan
Klorida AgClputih Selain (2) AgClputih Selain (4)
basa lemah. Basa sukar larut, kelarutannya secara kuantitatif dicirikan HgzClz putih HgzCl2 putih
dari harga tetapan hasil kali kelarutan ion-ionnya, K', (lihat Lamp. 35). PbClz Putih PbClz Putih

Dihubungkan dengan konsentrasi larutan dari asam/basa, secara Bromida AgBr kuning Selain (2) AgBr kuning Selain (4)
HgzBrz putih Hg2Br2 putih
kualitatif dikenal istilah asam/basa pekat dan asam/basa encer**. PbBrz putih PbBrz putih
Keterangan: lodida Agl kng.muda Selain (2) Agl kng.muda Selain (4)
Hgzlz kuning Hgzlz kuning
* Hanya NH4OH berwujud cair, umumnya basa berwujud padat berwarna Hgl2 merah Hgl2 merah
putih kecuali basa-basa dari logam transisi. Pbl2 kuning Pbl2 kuning
* pekat atau encernya suatu larutan menunjukkan banyak atau sedikitnya Karbonat; Selain (3) Na*; K*; NH+*
zat terlarut di dalam sejumlah pelarutnya, dan umumnya larutan Sulfit;Silikat (putih)
tergolong larutan encer apabila konsentrasinya antara 1,0 N - 0,01 N. Fosfat; Arsenat
(Lihat juga Tabel 2.1.) Sulfida Selain (3) Na*; NH+*; Selain (5) Na*;-K*; N-Hr*; C-a2*;
5*;
Ca'*: Sr'*: sr1; Bal.; Mg'l;
Garam-garam terlarut ada yang langsung terionisasi menjadi Ba2*; Mg2+ Fe"i Zn'*i Mn'*
kation dan anionnya, dan ada pula yang selanjutnya mengalami Catatan:
hidrolisis. Kelarutan garam-garam sangat bervariasi. Tabel 2.3 1) Garam-garam PbClz, PbBrz, dan Pbl2 mudah larut dalam air panas.
memberikan gambaran kualitatif terhadap kelarutan garam-garam di 2) Warna dari beberapa endapan sulfida:
dalam air dan di dalam asam kuat encer. Untuk garam-garam yang hitam coklat kuning kotor lrngga
sukar (atau sedikit).larut dalam air, kelarutannya secara kuantitatif pada SnS SbzSg; SbzSs
suhu 25oC dicirikan oleh harga tetapan hasil kali kelarutan (K"o) dari
garam yang bersangkutan. (Lihat Lampiran 35.)

3. Larutan Jenuh
Konsep larutan jenuh sangat berhubungan erat dengan konsep
endapan. Terbentuknya endapan merupakan salah satu ciri bahwa
suatu reaksi telah terjadi. Timbulnya endapan amat bergantung pada
kelarutan suatu zat di dalam pelarut, atau pada tercapainya larutan
jenuh darizal itu. Semakin rendah kelarutan suatu zat semakin mudah
pencapaian larutan jenuhnya.
Telah dikemukakan bahwa elektrolit terutama hampir semua
basa dan beberapa garam memiliki kelarutan yang rendah di dalam

10 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 2 Sifat Larutan 11


-
pelarut air. Larutan jenuh dari elektrolit seperti ini dapat digambarkan efektif. Tabel 2.4 memperlihatkan perubahan kelarutan garam perak
secara umum melalui persamaan kesetimbangan larutan jenuhnya klorida, AgCl dan garam barium sulfat, BaSO+ di dalam pelarut (air)
sebagai: yang mengandung garam KNO3. i -

&Bv(s) + xA.Y(aq) + yB-'(aq) (2.11) Tabel2.4 Kelarutan AgCl dan BaSOq dalam larutan KNO3 1

Dengan demikian, dalam larutan jenuh elektrolit sukar larut, jumlah atau Konsentrasi KNO3. Kelarutan (dalam molar):
(dalam molar)
konsentrasi ion-ionnya dalam larutan tidak akan mengalami perubahan AgCl BaSOq
(berharga tetap) pada suhu tetap. Oleh karena itu, terhadap elektrolit 0,000 1.00x10 1,00 x 10-'
sukar larut, untuk larutan jenuhnya berlaku: 0,001 1 .04 x 10-" 1,21 x 10'
0,005 1.08 x 10-" 1,48 x 10-'
Kp = [A-{'[B*]Y (2.12) 0,010 1.12 x 10-' 1,70 x 10-'
1
Harga Gp pada suhu kamar untuk setiap elektrolit sukar larut dapat Day & Underwood (1989: p.224).

ditemui pada berbagai literatur. (Lihat juga: Lampiran.)


Sebagai contoh adalah garam perak karbonat, AgzCOs dalam pelarut D. pH AIR DAN pH LARUTAN
air dapat membentuk kesetimbangan sebagai: 1. pH Air
Ag2CO3(s) + 2Ag.(aq) + CO32- (aq) Air tergolong elektrolit sangat lemah*, dan dapat terionisasi sendiri
dan berlaku: (autoionisasi) menurut kesetimbangan,

Kp = [Ag.]'z[COs'zl
H2O=H*+OH
12;
[Harga Kp dari Ag2co3(s) pada 25oC adalah 8,45 x 10 lihat: Lampiran.]
Tetapan kesetimbangan ionisasinya adalah,
Berdasar pada persamaan (2.12), dapat dikemukakan bahwa bila:
K=IIJ$ l,ut*
1) hasil perkalian ion = l("0, berarti larutan bersifatienuh, lH,Ol
2) hasil perkalian ion < Gp, berarti larutan bersifat tak'ienuh,dan
3) hasil perkalian ion , Ko , berartiterbentuk endapan. [K; : rFilrorrt] (2.13)

Dengan menerapkan prinsip kesetimbangan, maka akibat di mana K* dinamakan tetapan autoionisasi air (atau biasa dikenal
adanya salah satu ion sejenis di dalam pelarut akan memperkecil sebagai tetapan ionisasi air). Melalui perhitungan yang berdasarkan
jumlah atau konsentrasi dari elektrolit yang melarut; atau dengan kata pada hasil pengukuran hantaran listrik terhadap air, diperoleh harga
K*
lain "kelarutan elektrolit menjadi berkurang di dalam pelarut yang sebesar 1,0 x 1O-14-.p?da?S oC. Dengan demikian, untuk air murni
pada25 oC
mengandung ion sejenis" (efek ini dikenal sebagai efek ion-seienis). besarnya tH.] = IOH l = 1O

Selain itu, adanya ion-ion tak-sejenis pun atau adanya garam tertentu di
*daya hantar listrik air pada 2s oC adatah
6,0 x 10 I ohm-1 cm-l .

dalam pelarut ada yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu elektrolit.


Gejala ini dikenal sebagai geiala keaktifan.
Konsentrasi dari ion H* atau ion OH- dalam larutan akan
Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan menentukan sifat keasaman atau sifat kebasaan dari larutan itu.
sangat membantu kita untuk memperoleh hasil analisis atau sintesis Adanya zat terlarut seperti asam, basa, atau garam dapat mengubah
yang maksimal, misalnya bagaimana untuk memperoleh hasil konsentrasi ion-ion tersebut dalam larutannya. Melarutnya asam ke
pengendapan yang sempurna atau hasil pencucian endapan yang dalam air akan memperbesar konsentrasi H* sedangkan basa akan

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 2 Sifat Larutan


12 13
-
memperbesar konsentrasi OH-; sementara garam dapat memperbesar (2.17a)
[H*] atau [OH-l bergantung pada tipe garam yang melarut. Atau:
Cara yang paling populer untuk menyatakan tingkat keasaman
atau tingkat kebasaan suatu larutan adalah seperti yang diperkenalkan [H*]'= Cu .G (2.17b)
oleh Sorensen, yakni dengan menggunakan skala pH (kadang disebut di mana C" = konsentraSi asam, n = valensi asam; cr = derajat iOniSaSi
skala Sorensen). asam; dan K" = tetapan ionisasi asam.
pH didefinisikan sebagai, Catatan: Untuk asam-asam kuat, nilai o dapat dianggap sama dengan 1.
negatif logaritma dasar 1A dari konsentrasi ion H*.
Contoh Soal:
Atau secara matematis dapat dinyatakan sebagai: Berapa liter akuades yang harus ditambahkan ke dalam 5 mL asam sulfat 6 M
agar diperoleh larutan asam sulfat dengan pH 1?
(2.14)
[- ,!L= - rog tH.al
Penyelesaian:
dan berlaku juga: pH = - log {n.cr.Cu} <+ [H.] = {n.a.Ca}

[o H_ - los [OHl (2.15) R. molekul asam sulfat: HzSO+


HzSO+ (asam kuat)
5 mL HzSOa 6M
<+ n = 2
<+ o = 1
<+ 30 mmol HzSO+
pH=1 <+ tH-l=10-1 =0,1
pH Volum asam = 5 mL; volum air = x mL; volum larutan = (x+5) mL.
T I.-T.-|--T r-f. T=r--I rT-T"] r--l'-'-T-T.--l' T-l
4 5 6 7 I I 10 11 12 13 14 Diperoleh hubungan: {n.cx.Cu} = 0,1; sehingga C. = (0,1)/(2) = 0,05 mmol/ml.
Hubungan konsentrasi asam (C"), mol asam, dan volum larutan adalah
semakin asam semakin basa
c"
' =volum
,T:' ?""T = ,39+I+ = 0,05 mmol/mL e (0,05)(x + 5) = 30.
larutan (x + 5) mL
Gbr 1 Diagram skala pH dan sifat keasaman/kebasaan
Diperoleh: x = 595.
Jadi, banyaknya air yang harus ditambahkan ke dalam 5 mL asam adalah 595 mL.
Karena harga tetapan ionisasi air (K*) adalah 10-1a pada 25oC, maka
untuk air murni berlaku: Hal lain untuk dikaji proses penyelesaiannya:
(1) Asam format O,'l N dengan Ka = 1 ,77 x 10 s memiliki pH larutan
t r*p!I=l (2 16)
sebesar 2,88.
(2) Derajat ionisasi (o) dari CH3COOH 0,01 M adalah 0,042. Hasil
Dengan demikian, pH (maupun pOH) dari air murni adalah 7 (netral). perhitungan, larutan ini mempunyai pH = 3,38.

Catatan:
2. pH Larutan Asam
Asam.-asam. l.emah poliprotik, harga l(. dari tahap pertama ionisasinya umumnya
Asam-asam umumnya melarut dan terionisasi di dalam air memiliki nilai jauh lebih besar dari harga G dari tahap kedua bahkan tahhp ketiganya.
Contoh berikut dapat memperjelas hal ini.
memberikan ion H* sehingga memperbesar konsentrasi ion ini dalam
'l :
larutan. Banyaknya ion H* yang terbentuk bergantung pada kekuatan Tahap H3POa 1) H* + HzPO+ G(1)= 7,5 x10r
suatu asam, dan biasanya dicirikan oleh deraiat-ionisasi asam (u) atau
f 2:
ahap HzPO+ + H* + HPO+-2 G(2)= 6,2 x10+
Tahap 3: HPO4 'z + H* + PO+-3 G(3) = 1,0 x 10-12
tetapan ionisasiasam (G) dari asam itu sendiri.
Biasanya untuk menyederhanakan perhitungan perkiraan harga pH larutan asam lemah
pH larutan asam dapat diciuga (dihitung) melalui hubungan berikut polivalen seperti H3PO4 di atas, nilai G yang diterapkan cukup dari tahap ionisasi
apabila nilai cr atau nila G-nya diketahui. pertamanya untuk selanjutnya disubstitusikan ke persamaan (2.17b).

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 2 Sifat Larutan 15


14
3. pH Larutan Basa Dalam hal lain, basa-basa yang tergolong kurang larut di dalam
Telah dikemukakan bahwa hampir sebagian besar basa tergolong air akan membentuk sistem kesetimbangan antara basa dengan ion
sukar larut, dan hanya sebagian kecil yang mudah larut; di antara basa terlarutnya termasuk ion OH-. Adanya ion OH- yang berasal dari basa
terakhir ini hanya beberapa yang bersifat basa kuat. Untuk basa-basa sukar larut kadang perlu diperhitungkan pengaruhnya terhadap pH
lemah seperti NH4OH, anilin, dan seterusnya, maka konsentrasi ion-ion lingkungannya terutama bila lingkungan itu harus dipersyaratkan netral
OH- ditentukan dari nilai g (derajat ionisasi) atau nilai Ks (tetapan (pH 7). Pengaruh ini dapat diperkirakan dari jumlah basa yang terlarut
ionisasi basa)-nya. Beberapa hubungan di bawah ini dapat diterapkan (Gp)-nya.
atau dari harga tetapan hasil kali kelarutan ..

untuk memperkirakan harga pH larutan basa terutama dari basa yang B(OH)"(s) + B."(rq) + nOH-(aq) ,!/
mudah larut. xxn.x
r) Untuk kelarutan basa sebesar x, maka konsentrasi ion terlarutnya
14 - log toH-] I

adalah [B*'] = x dan [OHl = n.x. Sehingga persamaan hasil kali kelarut-
(2.18a) annya (K"o) secara umum adalah
lOHl = 1n.cx.Co) I

Gp = [8."]1OHln = (x)(n.x)"; atau,


retr1=!tql (2.18b)
Kelarutan basa atau konsentrasi basa terlarut (x) yang menentukan
di mana Cn = konsentrasi basa, n = valensi basa; cr = derajat ionisasi konsentrasi [OHl dapat diperkirakan dari hubungan:
basa; dan K6 = tetapan ionisasi basa. Untuk basa-basa kuat, nilai cr
dapat dianggap sama dengan 1. (2.18c)
Keterangan: (*) bentuk lain dari persamaan 2.16.

Beberapa contoh: (2.18d)


1. Ke dalam 250 mL air ditambahi 0,1 g NaOH (Mr = 40). Jika volum basa
terlarut ini diabaikan, pH diperkirakan sebesar 12.
Keterangan:
2. Larutan basa lemah, NH4OH 0,1 M memilikiderajat ionisasi basa (cr) = n = valensi basa, x = kelarutan basa (dalam mol/L), dan
0,04. pOH dan pH dari larutan basa ini dapat dihitung seperti berikut. Ksp = tetapan hasil kali kelarutan basa.
Penyelesaian:
Co=0,1;a=0,04i dann=1 Dengan demikian, pOH dapat dihitung dan pH dapat ditetapkan dengan
menggunakan persam aan 2.16.
pOH = - log {(1)(0,04J(0,1)}
-- (4 10-")
log x
=3-log4=3-0,6 Contoh:
= 2,4 2,5 g Ba(OH)2 dituangi air sebanyak 250 mL. Perkirakanlah pH larutan ini.
pH=14-2,4=11,6
Penyelesaian:
3. Larutan basa lemah, NH4OH berkonsentrasi 0,1 M. pOH dan pH-nya
dapat diduga melalui perhitungan berikut. 2ari_Tabel: M,{Ba(QH)r} = 171,34, Mr {Ba(OH)z.8HzOl = 315,47; dan (o
Penyelesaian: {Ba(OH)z} = 5 x 10-'
Sebelumnya diteliti dulu, apakah basa sejumlah 2,5 g tersebut
Nilai Co = 0,1 dan nilai K6 (NH4OH) = 1,77 x 10-s (dari tabel) melarut seluruhnya. Kelarutan basa (x) dapat dihitung seperti berikut:
disubstitusikan ke dalam persamaan 2.19b maka,
Kp = (x)(2x)2 = 5,x 10-3 <+
lOHl' = (0,1)(1 ,77 -x 10'51 = 1 ,77 x 10'6
toHi = i,eiiio'' 1 = {'1 ,25 x 10-31t/s = 1 ,08 x10-1 mol Ba(OH)2 per liter
= 18,50 g Ba(OH)z per liter.
pOH = 3- log 1,33 = 3-0,12=2,88. = 34,07 g Ba(OH)2.8H2O per liter.
pH = 14 -2,88 = 11,12

16 Membuat Reagart Kimia di Laboratorium Bab 2 Sifat Larutan 17


Ba(OH)z.8H2O yang dapat larut dalam 250 mL air hanya sebesar Contoh reaksi hidrolisis:
adalah 8,52 g. Dengan kata lain, basa tersebut melarut seluruhnya. Garam Reaksi yang terjadi:
Kontribusi ion OH- hanya berasal dari basa yang melarut, sehingga:
NazCOs CO.'-+2H2O + H2CO3+2OH
[OH-] = p.1 = (2)(3,2 x tO-2) = 6,4 x 1O-2
pOH=-log(6,4xtO-2) NH+Br NHa*+H2O+ NHaOH+H*
= 1,2 NH4CN NS+"+H2O+ NHaOH+H.
Jadi, pH larutan basa tersebut adalah 14 - 1,2 = 12,8. CN +H2O* HCN+OH
4. pH Larutan Garam Pada contoh di atas, hidrolisis garam berhubungan erat dengan
Sifat larutan dari garam bergantung pada ion-ion pembentuk pembentukan asam lemah atau basa lemah yang bersangkutan; atau
garam itu. lon-ion pembentuk garam ada yang stabil di dalam air, dan secara umum berhubungan erat dengan asam- atau basa-
ada yang tidak stabil karena dapat bereaksi dengan ai (ter-hidrolisis). konyugasinya. Oleh karena itu, pH larutan garam akan berhubungan
lon-ion yang terhidrolisis inilah yang dapat mempengaruhi pH larutan dengan jumlah garam terlarut dan juga harga dari G dan/atau & dari
atau lingkungannya. Dengan kata lain, garam tertentu dapat asam/basa lemah yang terbentuk.
mempengaruhi pH larutannya. Untuk singkatnya, di bawah ini diberikan rumusan atau hubungan
Pada bagian ini ada 4 kelompok garam normal yang akan disinggung. matematis untuk memperkirakan pH dari larutan garam-garam yang
terhidrolisis.
Tabel2.5 Pengelompokan Garam Normal dan Contohnya Kelompok Garam Perkiraan pH larutan garam
Kelompok lon pembentuk qaram dari:
Contoh pH = 7 1/z (log [G]
Garam Basa Asam
Garam dari ArBr - - log G)
Garam-1 kuat kuat NaCl; KNOg; KzSOa; dst. Garam dariArBr pH = 7 + 1/z (log [G] - log K" )
Garam-2 kuat lemah NaCN; CHgCOOK; Na zCOg; dst.
Garam-3 lemah kuat FeClg; NH+Br; CuSO+; dst. Garam dariATBI pH=7 +X1tosff1
Garam-4 lemah lemah CHgCOONH+; NH+CN;dst.
Keterangan:
Catatan: Garam-1 , -2, dan garam-3 tergolong garam kuat (cr = 1).
[G] =konsentrasi garam; A=asam,B=basa; k=kuat; /=lemah;
Garam-1 yang melarut akan menghasilkan ion-ion yang stabil dan
(
G = tetapan ionisasi asam; = tetapan ionisasi basa.
tidak bereaksi dengan pelarut air. Dengan demikian, kelarutan garam-1 tidak
Catatan: Selain garam normal, dikenaljuga tipe garam lain seperti:
menyebabkan perubahan konsentrasi ion H* maupun ion OH- dari pelarut,
sehingga pH larutannya sama dengan pH air yakniT (ika pelarutnya air).
. Garam Asam (NaHCOs; KHSO*; NaH2POo; dst.).
. Garam Basa iBa(OH)NOs; Ca(OH)Cl; dst.).
Berbeda jika yang melarut adalah jenis garam-2, garam-3, dan . Garam Rangkap iK.NH4(SO4); K.Na2(POa); dst.).
garum- . Ketiga jenis garam ini mengandung ion-ion yang berasal dari . Garam Kompleks {l([Fe(CN)6]; &[Fe(CN)o]; [Ag(NHs)2]Cl; dst.].
asam lemah dan atau basa lemah. lon-ion ini akan bereaksi dengan
pelarut air; atau dengan kata lain, garam-garam tersebut mengalami
hidrolisis-sebagian atau hidrolisis-total (ika kedua jenis ion 5. pH Campuran Bufer
pembentuknya bereaksi dengan pelarut ai0. Peristiwa ini akan (Secara lengkap dibahas pada bab tersendiri.)
mengakibatkan perubahan konsentrasi ion H* atau ion OH dalam
larutan; dan menyebabkan larutannya bersifat asam (pH < 7) atau
bersifat basa (pH > 7) bergantung pada ionnya yang bereaksi tersebut.

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 2 Sifat Larutan 19


18
Tabel 3.1 BeberapaZal dan Bahayanya
Sifat Contoh Zat Bahaya/Akibat
BAB Mudah terbakar/menvala Pelarut orqanik, P, CSz Kebakaran
Mudah meledak TNT, KClOs Ledakan
3 lritasi saluran pernafasan Clz, NOz (asam HNOo) Merusak iaringan
lritasi kulit Basa kuat, fenol Kulit melepuh/terbakar/qatal
lritasi mata Metanol Buta (terminum), gangguan mata
Hidrasi HzSO+ pekat Membakar kulit, melapukkan kain
TEKNIK PELARUTAII DAil PE}IGEI{CENNI Oksidator HNOs, HzSOq, KMn0+, Merusak peralatan logam, kulit,
KCrzOt, KCr0+, KClOs, HzOz plastik/karet
'',.r,:l,:r'.r.,r.rt,:i:.1::rr:'l:;i;r,i::ir::;i;iliirilalr.,.i:,allrj': Korosif Asam-asam Merusak benda (logam/kayu)
Racun Benzena, toluen, Clz(g), Kankei/gangguan pernafasan
Brz(q), Hq(q)
A. MENGENAL ZAT
Racun Benzena, toluen, Clz(g), Kanker/gangguan pernafasan/
Pengenalan terhadap zat merupakan hal yang s.?ngat penting Brz(o), Hq(q) kerapuhan tulang.
dan suatu keharusan bagi siapa saja yang berada dalam lingkungan zat Pencemar Umumnya limbah kimia Pencemaran (air, tanah, udara)
(terutama di laboratorium atau gudang kimia) atau yang akan
mengemas, menggunakan, atau memperlakukan zat itu dalann Zal yang diperdagangkan sering disertai dengan lambang
pefeijaan tertentu. Kemampuan ini sangat penting dan sangat tertentu pada label/etiket kemasannya, terutama dimaksudkan pada
membantu bagaimana orang itu seharus dan sebaiknya berbuat bahaya atau akibat yang dapat ditimbulkan oleh zatyang bersangkutan.
sehingga diri dan lingkungannya tetap bersih, sehat, dan aman di Beberapa lambang yang sering dijumpai pada reagen yang

Iu
samping pekeriaannya meniadi lebih lancar dan cermat' diperdagangkan adalah seperti berikut:

1. Sifat Zat
Zat dalam keseharian dapat dibedakan sebagai:
. bahan (material) yakni zat yang menjadi komponen dari suatu Gbr 3.1a Lambang E (explosive); berarti bahan kimia
proses atau pembentukan barang atau produk' bersifat dapat meledak.
r pereaksi (reagent),yaknizalyang berperan dalam suatu reaksi
kimia atau diterapkan untuk tujuan analisis kimia'
Sifat zat meliputi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat-sifat ini meliputi
antara lain wujud, warna, bau, titik didih, titik bakar, higroskopis, daya Gbr 3.1b Lambang F (highly flammable); berarti bahan
larut, daya cemar, daya rusak, daya racun, rumus molekul, rumus kimia bersifat mudah menyala/terbakar.
kristal, din kereaktifan. Sebagian besar zat kimia merupakan pencemar
bagi lingkungannya, dan sekelompok zal ada yang bersifat mudah
ter6afar, muOaf, meledak, korosif (terutama asam-asam), merusak

u
organ tubuh, atau meracuni organisme. Kereaktifan zat dapat diartikan
se"bagai kemudahan zat itu bereaksi dengan zat tertentu, udara,
Gbr 3.1c Lambang F+ (extremely flammable); berarti
cahaya, atau benda lain di sekitarnya.
bahan kimia bersifat sangat mudah terbakar .

20 Bab 3 Teknik Pelarutan dan Pengenceran 21


-l

E
Kemasan suatu zat dapat mengandung 1 bahkan lebih lambang
yang menandakan bahaya yang dapat ditimbulkannya. Namun
demikian, kemasan tanpa lambang bahaya bukanlah berarti bahwa zat
yang bersangkutan aman atau bebas bahaya; setiap bahan atau
Gbr 3.1d Lambang O (oxidant substance); berarti
bahan kimia bersifat pengoksidasi.
reagen kimia harus berhati-hati di
dalam memperlakukannya.
Umumnya bahan kimia bersifat racun bagi tubuh bila masuk ke dalam

E
tubuh melalui oral (lewat tangan tidak bersih) atau luka. Mengenal dulu
sebelum berhubungan langsung dengan zat yang bersangkutan akan
memberikan rasa aman bekerja; dan rasa takut atau sikap hati-hati
yang berlebihan dalam memperlakukan suatu zat merupakan tindakan
Gbr 3.1e Lambang T (toxic); berarti bahan kimia
yang tidak perlu.
bersifat racun.

E
2. Tingkat Spesifikasi Zat
Bagi laboran, analis, atau pelaku penelitian perlu mengetahui sifat
Gbr 3.1f Lambang T+ (very toxic); berarti bahan kimia atau spesifikasi pereaksi (reagen) yang akan digunakan; salah satunya
bersifat racun-kuat. adalah tingkat kemurnian zal yang diperkenankan menurut jenis
analisis yang diterapkan. Umumnya berdasar pada kriteria ini zal-zal
dapat dikelompokkan sebagai berikut.

H . Tingkat Teknik (Technical Gradel l)

II
Gbr 3.1g Lambang C (corrosive); berarti bahan kimia
Zat-zal ini umumnya digunakan untuk kebutuhan industri, dan jarang
bersifat korosif; atau dapat merusak jaringan hidup.
digunakan untuk tujuan analisis kimia kecuali (a) untuk larutan
pembersih/pencuci, dan (b) untuk larutan pereaksi kualitatif (demonstra-
tif) bila masih dapat memberikan hasil yang cukup jelas; atau bila
pengotornya masih dapat diperkecil melalui proses dengan cara
tertentu sebelum digunakan.
Gbr 3.1h Lambang Xi (rritant); berarli bahan kimia dapat
menyebabkan iritasi terhadap jaringan atau organ tubuh. ') lstilah lainnya: tingkat komersial.

. Tingkat Farmasi (Pharmaceutical Grade)


Pereaksi ini tingkat kemurniannya memenuhi kebakuan USP (United
Sfafes Pharmacopeia) dan biasanya digunakan untuk kebutuhan
Gbr3.1i Lambang Xn (harmfut); berarti bahan kimia dapat bidang farmasi dan kedokteran; sebagai pereaksi kimia di laboratorium,
melukaijaringan atau organ tubuh. tingkat kemurnian ini cukup memenuhi kecuali untuk analisis kimia.

a
22
Gbr 3.1j Lambang N (dangerous for the environment);
berarti bahan kimia bersifat berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen dalam lingkungan kehidupan'

Gbr 3.1 Lambang bahaya dari bahan-bahan Kimia

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium


. Tingkat Murni (Chemicatly Pure, CPl zr
Pereaksi pada tingkat ini umumnya jauh lebih murni dari pereaksi
Tingkat Farmasi (kata'murni'di sini berarti murni secara kimiawi). Tidak
ada ketentuan khusus mengenai aturan kebakuan umum terhadap
tingkat kemurniannya. Oleh karena itu, biasanya setiap pabrik
pembuatnya mencantumkan keterangan mengenai tingkat kemurnian.

Bab 3 Teknik Pelarutan dan Pengenceran 23


Urtfumnya pereaksi tingkat ini dapat digunakan sebagai pereaksi Tabel 3.4 Label Bahan Kimia Tingkat Reagen (pro analysi; p.a.)
analisa, namun untuk analisis kimia tertentu pereaksi tingkat ini perlu
diuji lagi ketidakmurniannya sebelum digunakan.
Garantieschein
') lstilah lainnya: General Purpose Reagents" GPR- 500 G
5il|,,ll'','3io''u"0,*ll. 3l#,n
. Tingkat Pereaksi (Anatyzed Grade) 3\
ANALYS!
PRo Eil?igiitto,t ;: 3;33?ff
Pereaksi tingkat ini memenuhi aturan kebakuan yang ditetapkan oleh Ammonium eisen(ll)sulfat (Cu)
Cuper ,, o,oo2%

The American Chemical Society Committee on Analytical Reagents, Zur Anaryse :ffillllFq ;: 3:31f,n
dan pabrik pembuatnya mencantumkan pernyataan "Conforms to ACS
Ferro Ammonium Sulphare Mllfl3l,l*'l"rr ,; 3;3?ff
Speiifications" pada iabel pereaksi yang juga memuat. daftar pengotor
dan persen kemurniannya. Untuk kepentingan baku primer, kemurnian
Fe(NH)2(so4)2.6H2o fi:li,,Jfllffi ,,:,
til|
99,5-1 O0,5"/o cukup memenuhi persyaratan analisis. (K)
Kalium ,, 0,01%

3)
lstilah lainnya: pro Analysi, p.a. ; Analaar Reagent, AR; Guaranteed Reagent, GR).

Tabel 3.2 Label Bahan Kimia Tingkat Teknis Tabel 3.5 Etiket Bahan Kimia Tingkat Reagen

1LB (453,6 Gm.)

PERAK NITRAT KTiSIAI e&Z;".A", DANGER !


Teknis POISONOUS IF SWALLOWED CAUSES
IODINE IRRITASION OF SKIN, EYES, NOSE, AND
U.S.P Resublimed Crystals THROAT
Avoid breathing dust of vapor.
AgNO3 > 99Vo Isi 500 Gram Net I at.wt.r26,gr Avoid contact with skin and eyes.
ln case of contact: lmmediately flush skin or
eyes with planly of water for at least 15
FOR PRESCRIPTION COMPOUNDING
minutes; for eyes, get medical attention.
MALLINCKRODT CHEMICAL WOBKS g POISON E
ST. LUIS o NEW YORK o MONTREAL
Tabel 3.3 Label Bahan Kimia Tingkat Reagen

Potassium Biphthalate, Crystal, Primary Standard


Meet ACS SPecification B. TEKNIK PEIARUTAN DAN PENGENCERAN
Assay 99,95 - 100,5 % Telah diketahui bahwa setiap zat padat, zalcair, atau setiap gas
lnsoluble matter - 0,005 % memiliki kemampuan melarut berbeda di dalam suatu pelaiut.
pH of a 0,05 M solution at 25oC 4,00
Chlorine comPound (as Cl) 0,003 % Perbedaan wujud ini memberi petunjuk bahwa perarutan harus
Senyawa belerang (as S) O,OO2% menggunakan cara-cara atau teknikteknik tertentu. Rencana dan
Heavy metal (as Pb) 0,0005 7" prosedurnya pun berkembang sesuai dengan sifat melarut dan sifat
lron (as Fe) 0,0005 o/"
Sodium (as Na) 0,0005 % percobaan/analisis yang diterapkan dan sifat zat yang terlibat.
Sifat analisis atau eksperimen yang diterapkan menuntut sediaan
pereaksi tertentu agar analisis/eksperimen itu memberikan hasil yang
tepat dan teliti. Berarti, jenis peralatan dan spesifikasi zat yang dlpilih
pun harus memenuhi persyaratan agar diperoleh hasil sediaah yang
mendukung tujuan analisis. Dengan demikian, pembuatan seciiaan
pereaksi berupa larutan akan menuntut cara atau teknik pembuatan

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium


24 Bab 3 Teknik Pelarutan dan Pengenceran
25
dengan prosedur tersendiri bergantung pada sifat pembentukan larutan 6. Alat ukur volum 6. (Jika kualitatif), gunakan: gelas ukur ").
itu. Sebigai contoh adalah pembuatan larutan antara NaCl 1 M dan (Jika kuantitaflf), gunakan: labu takar.
NaCl 0,10b0 M, atau antara HCI 1 M dan HCI 0,1000 M. Yang pertama, 7. Pelarutan d) 7. Teknik Pelarutan
melibatkan teknik pengukuran massa dan teknik pelarutan; sedangkan
a. Peralatan pendukung a. Siapkan:pelas kimia, batang pengaduk, botol
yang kedua, melibatkan teknik pengukuran volum dan teknik ")
timbang ", corong, pipet tetes, botol semprot,
ilengenceran. Proses pembuatan larutan dari suatu zat padat disebut botol kemasan pereaksi.
pelarutan; dan proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari s)
b. Pelaksanaan b. (Jika kualitatifl: pindahkan padatan ke gelas
cairan pekatnya disebut pengenceran.
kimia dan larutkan dengan akuades secukup-
Uraian tentang teknik pelarutan dan teknik pengenceran berikut nya; lalu pindahkan ke gelas u.kur, dan tuangi
masih bersifat umum dan singkat, uraian rinci dapat dijumpai pada bab akuades sampaitanda batas. ''
tersendiri tentang pembuatan larutan atau pereaksi khusus' (Jika kuantitaflf) : pindahkan dulu seluruh
padatan ke gelas kimia dan larutkan dengan
1. Teknik Pelarutan akuades secukupnya; lalu pindahkan
seluruhnya (secara kuantitatif) ke labu takar
Pelarutan zal padat untuk menghasilkan larutannya sering lewat corong; tambahkan akuades sedemikian;
dilakukan dalam keseharian. Caranya, "sejumlah zat padat dituangi keringkan bagian atas skala; lalu terakhir
sevolum pelarut" atau "Sevolum pelarut dimasukkan sejumlah zal secara tetes per tetes sampai tanda batas
padat"; biasanya diikuti dengan pengadukan. Pembuatan larutan dari volum;tutup iabunya; dan homogenkan. i)
zat padat sebagai pereaksi umum alau pereaksi khusus tidaklah c. Pengemasan c. Bilasi botol pereaksi bersih/kering dengan
sesederhana itu apalagi bila pereaksi itu untuk tujuan analisa kuantitatif sedikit larutan di atas, dan pindahkan seluruh
atau untuk tujuan tertentu lainnya. Pembuatnya harus melakukan larutan ke botol ini; tutup; dan beri label
perencanaan (termasuk perhitungan) sesuai dengan kebutuhan atau dengan jelas.
sifat analisis yang diterapkan (kualitatif atau kuantitatif). Bayangkan bila Keterangan:
terjadi kesalahan; akibatnya adalah pemborosan zat kimia yang mahal, u)
Terhadap zat tertentu, untuk tujuan analisis kuantitatlf biasanya diterapkan
tenaga dan waktu hilang, data pengamatan yang tidak jelas, serta hasil perlakuan khusus, seperti pengeringan (misal asam oksalat), atau sublimasi
analisis yang tidak tepat (salah). (iodium). (Lihat selanjulnyai larutan baku primer)
b)
Beberapa hal dan langkah tentang pembuatan larutan dari Teknik mengukur massa zat secara kuantatif: timbang zat secara kasar (mendekati)
padatan dan teknik pelarutannya yang harus diperhatikan adalah di neraca teknis (T); lalu dengan neraca analitik (A), baca hasilnya, dan catat
sampai 4 desimal.

Hal Langkah ") Gunakan gelas ukur yang sesuai atau mendekati volum cairan yang akan diukur.
o)
1. Tetapkan: kulitatif alau kuantitatif
Sif.t zal dan sifat analisis (kuatitatif alau kuantitafrf) menentukan teknik yang
1. Sifat analisis dlterapkan dan alat yang digunakan.
(sesuaikan dengan tujuan analisis)
Jika zal bersifat mudah larut dan larutannya bersifat encer (kualitatif), pelarutan
2. Kuantitas larutan (volum, 2. Tetapkan: sesuaidengan kebutuhan. dapat langsung di gelas pengukurnya.
konsentrasi) Jika zat terutama garam bersifat mengalami hidrolisis, pelarutannya dengan
sedikit akuades bersuasana asam lalu encerkan sesuai volum yang diinginkan.
3. Kuantitas zat padat 3. Tetapkan: rumus zat padat (kristal), daya
Jika zal bersifat higroskopis atau dapat berubah selama penimbangan tetapi
(rumus, kelarutan, massa) larut, dan massa padatan yang akan dilarut- larutannya memenuhi syarat sebagai larutan baku maka pembuatan awal
kan (dihitung). larutannya dilakukan secara kualitatif kemudian harus dilanjutkan dengan
4. Tetapkan: stabil, higroskopis, alau bereaksikah pembakuan terhadap larutan baku primer (titrimetri). Lihat selanjutnya: larutan
4. Sifat zat padat ")
baku primer dan pembakuan larutan.
dengan air?
") Jenis dan jumlah alat pendukung bergantung pada teknik pelarutan (berdasar
5. Alat ukur massa (neraca) 5. (Jika kualitatif), gunakan: neraca T/SA, atau subskrit d). Jika larutan ini harus dibakukan, peralatan titrimetri diperlukan seperti
(Jika kuantitafd): neraca T dan neraca A "' . gelas Erlenmeyer, pipet volum, buret, dan lain di samping larutan/pereaksi yang
terlibat dalam pembakuan.

Membuat Heagen Kimia di Laboratorium Bab 3 Teknik Pelarutan dan Pengenceran 27


26
* Alirkan akuades pada corong secara memutar hingga mengisi 1/3 volum
Jika zat bersifat stabil selama penimbangan, dapat digunakan kertas licin atau gelas
kimia kecil untuk wadah zat. labu; goyang labu perlahan hingga kristal melarut; tambahkan akuades
sampai volum sedikit di bawah skala; keringkan bagian atas skala dari
s)
Pelaksanaan pencampuran/pelarutan bergantung pada hal 1, hal 4, dan subskrit d. labu; lanjutkan penambahan tetes per tetes akuades sampai tanda batas;
Jika zat cukup mudah larut, kalor pelarutannya rendah, dan sedikit jumlahnya, zat
h)
tutup rapat; dan homogenkan cairan.
dapat langsung dipindahkan ke gelas ukur, larutkan dengan akuades secukupnya.
Jadikan volum larutan sampai tanda batas.
o Perh itu ngan konsentrasi :
Jika zat cukup mudah larut dan kalor pelarutannya rendah (terutama asam), 11t
dapat langsurig dipindahkan lewat corong ke labu takar, semprot dengan sejumlah - (Massa kertas + isi) - (massa kertas) = (4,7836 g) - (3,3011 g)
akirades, goyang iabunya hingga zat melarut. Jadikan volum larutan sampai tanda
batas dengan cara yang sama. = 1,4825 g.
massa NaCl
- Molaritas NaCl=
Untuk memberikan gambaran lebih khusus, berikut ditunjukkan (volum larutan)(M,)
perbedaan dalam pembuatan larutan antara 250 mL NaCl 0,1 M dan 1,4825 g
250 mL NaCl 0,1000 M. (0,250 L) (58, 4530 g/mol)
a) Pembuatan larutan 250 mL NaCl 0,1 M. = 0,101449 moUL = 0,1014 M.
o Perencanaan'.
Gunakan NaCl dengan spesifikasiteknis atau farmasi-terapkan M',
- Diperoleh: 250 mL NaCl 0,1014 M (kuantitatif).
- (Lihat juga: Pembuatan larutan baku NaCl.)
(NaCl) = 58,5 g/mol.
- Perhitungan massa NaCl = (0,25 L)(0,1 M) = 0,025 mol = (0,025)(58,5) g
= 1,5 g. Catatan:
o Pelaksanaan:
. Kadang, sediaan pereaksisebagai larutan darizat padatnya harus disiapkan
dalam satuan kadar tertentu seperti persen-massa (%b/b), molalitas (m) atau
- Timbang NaCl kira-kira sejumlah itu dengan neraca teknis atau semi bagian per juta (ppm). Massa zal padat dan volum pelarut yang harus
analitis (misal: hasilnya 1,48). dicampurkan dapat diperkirakan melalui hubungan 2.1; hubungan 2.3; atau
hubungan 2.4.
- Pindahkan ke gelas ukur 250 mL; tambahkan +50 mL; goyang hingga
homogen; terakhir, jadikan volum akhir larutan sampaitanda batas. . Beberapa asam ada yang berwujud padat, kebanyakan berwujud cair; dan
pembuatan larutan asam dari cairan pekatnya melalui teknik pengenceran.
- Diperoleh: 250 mL NaCl0,1 M (kualitatif).
Untuk memperoleh larutannya dalam satuan persen-massa tidak dilakukan
pengukuran massa, tetapi melalui pengukuran volum (hasil konversi satuan).
b) Pembuatan larutan 250 mL NaCl 0,1000 M.
oPerencanaan'.
- Gunakan NaCl dengan spesifikasi p.a.-terapkan harga M, (NaCl) = 2. Teknik Pengenceran
58,453 g/mol.
Pada umumnya asam-asam anorganik berupa cairan pekat; ada
- Perhitungan massa NaCl: yang berasap atau bersifat korosif. Zal cair organik umumnya bersifat
massa NaCl= (0,250 L)(0,1000 M) mudah menguap dan mudah terbakar. Asam-asam anorganik dan
= 0,0250 msl = (0,025)(58,453) g = 1,4613 g. beberapa cairan organik sering harus disiapkan sebagai sediaan
oPelaksanaan'. berupa larutannya yang lebih encer dalam suatu pelarut.
- Timbang NaCl dengan neraca teknis sebanyak 1,4613 g = 1,5 g Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan
(gunakan kertas licin).
pekat organik pada dasarnya tidak begitu berbeda. Teknik pengenceran
- Timbang ulang kertas dan isi dengan neraca analitis-elektronik; baca melibatkan teknik pengukuran volum dan teknik pelarutan (teknik
langsung hasilnya (misal: 4,7836 g). pencampuran). Tentang kedua teknik ini, beberapa hal harus
- Pindahkan hati-hati semua kristal ke labu takar 250 mL melalui corong; diperhatikan seperti diuraikan berikut ini.
sementara timbang kertas kosongnya pada neraca analitis-elektronik
(baca langsung, misal 3,3011 g).

Bab 3 Teknik Pelarutan dan Pengenceran 29


28 Membuat Roagon Kimia di Laboratorium
a. Teknik Pengenceran dariCairan Pekat Caranya:
Pra Pengenceran Ukur akuades (hasil hitung) dengan gelas ukur (berukuran sesuai
. Hitung volum cairan pekat dan volum akuades yang akan diukur. dengan volum akhir larutan); kemudian tuangkan larutan lebih pekatnya
. Ukur iolum akuades'tersebut dan siapkan di dalam gelas kimia. ke dalam gelas ukur tersebut sampai volumnya mendekati tanda batas;
lanjutkan penambahan* tetes per tetes sampai tanda batas volum akhir
Teknik pengukuran volum cairan pekat yang diharapkan.
. Mengingat sifat zat cair pekat, maka pengukuran volumnya harus *Gunakan pipet tetes (bersih dan kering).
dilakikin di ruang^.asam'\ dan pembacaan skala volumnya harus
sesegera mungkin't.
') Jika tidak ada ruang asam, lakukan di tempat terbuka, dekat dengan bak/
kran c. Perhitungan volum dan konsentrasi cairan
air (siap alir), dan hadapkan muka se arah dengan arah angin.
,) Agar cepat: luangkan asam pekat ke gelas-ukurnya. {kering), sedemikian Sebelum melakukan perhitungan volum cairan, catatlah harga
sehirigga s'eOiXit meteOihi volum yang diinginkan (hasil hitung); baca segera kadar/konsentrasi cairan yang akan diencerkan dari label kemasannya,
skalaiia. Jika perlu untuk penam[ahan/ pehgurangan volum gunakanlah pipet dan tetapkan besarnya volum larutan encer yang hendak dibuat. Asam-
tetes. futup seiera botol cairan asal dengan rapat. (Lihat: catatan) asam pekat yang diperdagangkan, pada labelnya ditemukan harga dari
. Sebaiknya menggunakan masker, jika asam pekatnya berasap. molar, persen (b/b), dan massa-jenisnya; sementara cairan oraganik,
P e n cam p u r a n/p e I a r uta n harga dari persen (v/v) dan massa-jenisnya. Berikut ini disajikan
. Segera alirkan perlahan cairan pekat lewat batang pengaduk ke hubungan matematis atau diagram hubungan pengenceran termasuk
dalam gelas kimia berisi akuades di atas. beberapa contoh perhitungan untuk kadar/konsentrasi dalam satuan
. Hitung balik, konsentrasi cairan hasil pengenceran; tambahkan molar (M) dan persen (%) yang sering dijumpai pada sediaan larutan
sesuai dengan kekurangan akuades. (Lihat: contoh) atau pereaksi.

Catatan: Hubungan pengenceran molar (M).


. Cairan pekat yang diperdagangkan umumnya mencantumkan kadar atau Hubungan matematis yang diterapkan:
konsenti'asi selain tingt<at spesifikasi pada label kemasannya. Kadar atau
konsentrasisering dijumpai dalam satuan persen (%) atau molar (M). VrXMr-VrxMz (3.1a)
. Jika cairan pekat dikemas dalam botol cukup besar, sebaiknya dituangkan
dulu ke geias kimia kecil yang diberi tanda garis .setinggi vo_lum yang Di mana V= volum cairan (L); dan M = molaritas (mol/L).
diinginkan] tutup segera boto[ asal dan tuangkan seluruh cairan tadi ke dalam
geh"s ukui; baia st<-atanya, dan segera tuangkan ke dalam gelas kimia yang Bentuk lainnya:
6erisi akuades di atas. Hal ini untuk menghindarkan hal-hal yang tidak
diinginkan (seperti kecelakaan, cairan membasahi dinding-luar gelas ukur, V1 XM1 =VzXMz (3.1b)
dan-lain-lain) di samping lebih cepat, juga untuk menjaga pengotoran cairan
asal karena pengembalian. Di mana v= volum cairan (mL); dan M = molaritas (mmol/L).
o Khusus untuk asam-asam pekat dengan kalor pelarutan trnggi misalnya
HzSOn, pelarutan harus dilakukan dalam gelas kimia tahan.p.anas (pyrex) dan Berikut ditunjukkan beberapa contoh perkiraan volum asam yang akan
pengaliran asam harus perlahan-lahan, sedikit demi sedikit melalui batang diencerkan dan volum akuades serta teknik pengencerannya.
gelas kimia
ienfiadu1. Jika volum adam pekatnya cukup banyak, sebaiknya (1) Membuat 500 mL HCl3 M dari HCI pekat
iers5but terendam dalam bak berisi air kran (untuk pendingin);
Molaritas HCI pekat dapat dilihat pada label kemasannya; atau diduga
dari Daftar Tabel (lihat: lampiran).
b. Teknik pengenceran daricairan kurang pekat
(Vr", (Mr", (500 mL)(3 M)
Teknik pengenceran dari larutan agak pekat menjadi larutan yang /
\vHolpekat
- "n"u,
)
"n"u,
)
- =129,3 mL.
lebih encer (misal dari 3 M ke 1 M) lebih mudah dilakukan dan tidak Mr"** 11,6 M
perlu di ruang asam.

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium


Bab 3 Teknik Pelarutan dan Pengenceran 31
-
Diperoleh perkiraan:
HCI pekat (11,6 M) 129,3 mL
trl.qr= }t'-rll
Di mana v = volum cairan; p = persentase dalam %(blb); dan
(3.3)

Akuades (500 - 129,3) mL d = rTldss€l jenis cairan.


rDalam hal ini ukur secara terpisah, 130 mL HCI pekat dan 370 mL
akuades (isikan 300 mL ke botougelas-kimia 600 mL). Tuangkan segera Bentuk lain dari hubungan pengenceran yang dapat juga diterapkan
asam Secara perlahan ke botol ini; sementara tuangkan akuades sisa ke adalah dengan menggunakan tabel pengenceran. Tabel ini hanya
gelas ukur berasam, lalu masukkan larutan ini ke dalam botol/gelas di berlaku untuk kadar persen-volum, "/"(vlv).
atas, dan tutup botolnYa.
rLakukan penghitungan balik untuk memperkirakan penambahan akuades Tabel3.6 Pengenceran dariCairan Lebih Pekat (satuan %v/v)
selanjutnya agar diperoleh larutan yang konsentrasinya mendekati seperti
yang diharapkan. Kadar cairan pekat (%) yang tersedia
100 95 s0 85 80 75 70 65 6CI s5 50 40 00 ?a
(2) Membuat 500 mL H2SO4 3 M dari HzSO+ pekat
95 5 95 (U

\,vHzSo+pekat (500 mL)(3 M) -)<


:84,3 mL $0 10 5 00
(U
.g
- 17,8 M c
(s E
Y 8S 15 10 5 85 o)
.E c
Diperoleh perkiraan: (,) 80 20 15 10 5 80 G
.s
75 25 20 15 10 5 75 .q
H2SO4 pekat (17,8 M) 84,3 mL t, Eo
o,
Akuades (500 - 84,3) mL c(U 7CI 30 25 20 15 't0 5 70 Io
55 35 30 25 20 15 10 5 65
rUkur dulu secara terpisah,85 mL H2SO4 pekat dan 415 mL akuades. (6 f
Alirkan asam secara perlahan lewat batang pengaduk ke dalam f
(U
60 40 35 30 25 20 15 10 5 60 E

botol/gelas-kimia 600 mL berisi 350 mL akuades sambil sesekali diselingi $$ 45 40 35 30 25 20 15 10 5 55 (U


f<
o
dengan pengadukan perlahan. Masukkan akuades sisa ke gelas ukur be 50 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 50 o
c
berasam, dan tuangkan larutan ini ke dalam botoUgelas di atas. (u 40 60 55 50 45 40 35 30 25 20
15 10 40 s
E '6
rlakukan penghitungan balik dan perlakuan seperti larutan HCI di atas' (U
Y 30 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 10 30 o
E
20 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 20 10 20 6
Konsentrasi larutan asam yang diperoleh bersifat kualitatif/kasar. 't0 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 30 20 10 10
Untuk kepentingan analisa, asam-asam yang digunakan harus 100 95 s0 85 80 76 70 65 60 55 50 40 30 20
memenuhi spesifikasi PA atau AR, dan setelah dilakukan pengenceran
Volum akhir (mL) larutan yang diperoleh
lalu dilakukan pembakuan lebih lanjut. Pembahasan lebih rinci diberikan
pada Bab 7 dan Bab 8). Keterangan: Bilangan di antara kolom gelap menyatakan jumlah air yang diperlukan.

Hubungan pengenceran perS€n (o/o)


Beberapa contoh penggunaan hubungan matematis atau tabel
Hubungan matematis yang diterapkan: pengenceran persen.

(3.2) (1) Perhitungan pembuatan 100 mL alkohol 7O%"(vlv) dari alkohol 95"/"(vN)
Vr X Pr - Y2X P2
yang tersedia.
Di mana v= volum cairan; dan P = persentase dalam %(vlv) Penyelesaian:
Melalui hubungan matematis (pers. 3.2) :
Untuk kadar persen dalam "/"(blb), gunakan hubungan:

Bab 3 Teknik Pelarutan dan Pengenceran 33


32 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium
(v"*n,,)(%*n,,) (500 mL)(70%) (3) Membuat 500 mL larutan H2SO4 (d 1,280)* dari cairan H2SO4 98%(b/b).
valkoholpekat - D
I
- 95o/" Penyelesaian:
alkohol Pekat
Dari lampiran 10 dan 16,
:368,4 mL
H2SO4 98,0%(b/b) memiliki d = 1,84
Campurkan 368,4 mL alkohol 95% dan (500 - 368,4) mL air. H2SO4 (d = 1 ,280) memiliki kadar 37,1o/" (hasil intrapolasi)
(v"*n,, )(P"*n,, )(d"nn,, )
Melalui tabel pengenceran: vasamPekat
- (P"*,xd"-J
Perhatikan pada tabel kadar 95% (yang tersedia) dan kadar 70% (yang
diinginkan). Ditemukan angka pencampuran, yakni 70 mL alkohol 95%
_ (500 mL)(37,1%)(1,280) 131,7 mL
fterfiakai) dan 25 mL air (pengencer); serta ditemukan iuga 95 mL =
ifonO 70% (volum akhir campuran). Dengan demikian diperoleh angka (98,0%)(1,84)
perbandingan, alkohol : air = 70 : 25. Untuk menyiapkan 500 mL alkohol
Diperoleh:
7O7o tinggal menggandakan masing-masing komponen' Misalnya '13'1,7) mL
dengan p-enggandaan 5,4 kali; campurkan 378 mL alkohol 95% dengan Volum H2SO4 9B/" = 131,7 mL; dan volum 3ip = (500 - =
135 mL air sehingga diperoleh 513 mL alkohol 70%. 368,3 mL
Alirkan secara perlahan dan sedikit demi sedikit lewat batang pengaduk
(2) Membuat 500 mL larutan NH4OH 1 M dari amoniak pekat 28%(b/v). 131,7 mL H2SO4 98% ke dalam gelas kimia 600 mL berisi 369 mL air
Penyelesaian: sambil sesekali disertai pengadukan perlahan.
Baca, dan catat harga massa jenis atau molaritas amoniak pekat dari label Keterangan: * untuk cairan aki; biasa diperdagangkan sebagai air-aki (aquazuur).
kemasannya, jika tidak, harganya dapat diduga (diasumsikan) menurut
tabel pada lampiran 10 atau 11; misal diperoleh: €D
. Untuk NH3 pekat (NH3 28%) ditemukan d = 0,90; [NH4OH] = 14,76 M.
. Untuk [NH4OH] = 1 M; intrapolasi terhadap nilaitabel diperoleh: %NH3 =
1,72o/" dan d = 0,9907.

' Perhitungan:
Dari hubungan 3.1b,
v, xM, (500 mL)(1M)
Vpekat : :33,88 mL = 34 mL
Mperat 14,76 M

Darihubungan 3.3,
v,xP,,xd,
'**"t-P*o,rdro,
500 mL x1,72/o x 0,9907 :33,81mL =34 mL
28o/"xO,9O

Pelaksanaan
Siapkan dulu 466 mL akuades dalam gelas kimia, lalu tuangkan 34 mL
amoniak pekat ke dalam akuades tersebut (lakukan di ruang asam).

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 3 Teknik Pelarutan dan Pengenceran 35


34
Asam nitrat 3 M; 3 N
HNO3 15,4 M ;69% (b/b) 200 mL
BA8 Akuades 826 mL

Asamsulfat3M;6N
4 H2SO4 17,8 M ;95% (b/b) * 170 mL
Akuades 830 mL
Keterangan:
PEMBUATAIT I*IRUTAH: * konsentrasi/kadar asam pekat yang diterapkan dapat disesuaikan dengan
asam pekat yang tersedia di lab kemudian lakukan perhitungan ulang.

Untuk tujuan kuantitatif, asam-asam encer yang dibuat dari asam pekat
Pada bab ini akan disajikan pembuatan reagen-reagen dengan spesifikasi p.a. selanjutnya dapat dibakukan terhadap larutan
baku untuk rnenetapkan kadar/konsentrasinya yang tepat.
laboratorium yang umum digunakan; meliputi larutan asam encer,
larutan basa encer, dan pereaksi umum, serta pereaksi khusus yang 2. Pembuatan Larutan Basa Encer
masih diterapkan di beberapa laboratorium kimia.
Seperti hal sediaan asam encer, sebagai stok larutan basa encer
dibuat dari padatan basa (kecuali NH4OH berfasa cair). Sifat larutan ini
A. PEMBUATAN LARUTAN ASAM ENCER DAN BASA ENCER umumnya mudah menyerap gas CO2 (dari udara), larutan NH4OH
1. Pembuatan Larutan Asam Encer mudah mengurai, dan basa kuat dapat bereaksi dengan kaca; harus
dikemas dalam botol plastik dan ditutup rapat. Larutan basa yang
Pembuatan sediaan berupa larutan asam encer dari asam diperoleh masih bersifat kualitatif. Konsentrasi larutan basa yang lebih
pekatnya merupakan pekerjaan awal dan dapat menyederhanakan pasti dapat ditetapkan melalui pembakuan (titrimetri) terhadap larutan
pekerjaan selanjutnya. Sediaan ini dapat disesuaikan dengan sifatnya, baku. Berikut beberapa larutan basa encer yang dibuat untuk stok.
yakni sebagai sediaan baik untuk tujuan kualitatif ataupun untuk tujuan
kuantitatif. Berikut konsentrasi dari larutan asam yang sering dikemas Amonium hidroksida 3 M ; 3 N
sebagai sediaan untuk stok di laboratorium. NH4OH 14,8 M (atau NH3 28%) 102 mL
Akuades 400 mL
Asamasetat3M;3N
Siapkan 400 mL air di dalam botol 600 mL kemudian dituangi
CH3COOH 17 ,4 M ; 99-100% (b/b) 172 mL
dengan 102 mL NH4OH pekat; tutup rapat. Usahakan botolnya
Akuades 826 mL selalu dalam keadaan tertutup, larutan ini mudah mengurai
dengan melepaskan NH3.
Asamfosfat3M;9N
H3PO4 14,6 M ;85% (b/b) 200 mL Barium hidroksida O,2M; 0,4 N
Akuades 774 mL Ba(OH)z.8HzO 31,5 g
Akuades
AsamkloridaSM;3N Didihkan +600 mL akuades selama 10-15 menit agar bebas CO2;
HCI 11,6 M ; 36% (b/b) 260 mL tutup rapat; dinginkan. Ukur 500 mL akuades ini dan masukkan ke
Akuades 74O ml dalam botol 500 mL kemudian tambahkan 3'1,5 barium g

36
Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 37
hidroksida; tutup rapat; kocok hingga melarut; biarkan semalam; Larutan hasil cara 2 biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya
pisahkan larutan jernihnya dan simpan dalam botoltertutup. gas COz secara kualitatif; untuk keperluan yang bersifat kuantitatif
Diperoleh: larutan jenuh Ba(OH)z; disebut air barit. sebaiknya digunakan sediaan larutan hasil cara-1.

Kalium hidroksida 3 M ; 3 N Natrium hidroksida 3 M ; 3 N *


KOH 95 o/" (butiran atau serpihan)* 88,5 g NaOH 95 % (butiran atau serpihan)* 63,2 g
Akuades bebas COz 500 mL Akuades bebas COz 500 mL
KOH ditimbang secara teknis dalam gelas kimia 100 mL dengan NaOH ditimbang teknis bersama gelas kimia 100 mL dengan
cepat; tuangi segera dengan +50 mL akuades, aduk hingga KOH cepat; tuangi dengan +50 mL akuades dan aduk hingga melarut;
melarut; pindahkan segera ke dalam botol plastik 600 mL; pindahkan ke dalam botol plastik 500 mL bertutup; lakukan
encerkan larutan hingga volumnya menjadi 500 mL; dan tutuplah pembilasan; encerkan larutan sampai volumnya menjadi 500 mL;
dengan rapat. tutup rapat.
Catatan: Kadang disebut lindi kalium; larutan ini mudah menyerap CO2' Perhatian'. Larutan ini mudah menyerap CO2.
*sangat higroskopis (mudah menyerap air). * kadang disebut lindi natron.
* zat ini sangat higroskopis (sangat mudah menyerap air).
Kalsium hidroksida 0,02 M ; 0,04 N Catatan:
Cara 1: Untuk memperoleh larutan asam atau larutan basa dengan konsentrasi yang
Ca(OH)z 0,8 g tepat, larutan-larutan yang telah dibuat di atas (dari zat dengan spesifikasi
Akuades bebas COz 500 mL reagen) selanjutnya dapat dibakukan terhadap larutan baku. (Untuk ini lihat
bagian Pembakuan Larutan)
Masukkan kalsium hidroksida ke dalam botol 600 mL; tuangi 500
mL akuades; tutup rapat; kocok sampai semuanya hampir melarut;
diamkan semalam; pisahkan larutan jernihnya ke dalam botol 500 B. PEMBUATAN LARUTAN/PEREAKSI UMUM
mL bertutup.
Diperoleh: larutan jenuh Ca(OH)z; biasanya dibakukan terhadap Air brom*
larutan baku asam. 5,5 mL
Brz cair**
Cara2: Akuades 500 mL
Kapur tohor*, CaO Siapkan 500 mL akuades di dalam botol coklat 500 mL
Air bersih bertutup; tuangi dengan brom cair; tutup rapat; kocok campuran
Tambahkan air ke dalam kapur tohor; aduklah; setelah terbentuk secara kuat; simpan di tempat yang gelap, karena adanya
bubur, diamkan semalam. Setelah memisah, buang cairan bagian cahaya menyebabkan brom, Br2 berubah menjadi hidrogen
atas, tambahkan akuades (2x volum kapur), aduk, masukkan ke bromida, HBr.
dalam botol bertutup, dan diamkan semalam. Setelah memisah Perhatian:
ambil cairan jernihnya. Lakukan pembuatan pereaksi ini di kamar asam dan gunakan
pelindung (masker).
Keterangan: *dapat dibeli di toko besi/bahan bangunan.
*nama lain: aq ua- bro m ata.
Catatan: *Lihat Bab 10 (cara pembuatan brom cair).
1. Larutan Ca(OH)z disebut juga air kapur.
2. Bubur dalam botoldapat digunakan 2-3x. Air kapur (Lihat: kalsium hidroksida, hlm. 35.)

38 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 39


7

Larutkan ke dalam akuades secukupnya. Setelah larut, jadikan


Air klor* volum larutan 500 mL.
Cl2 ; gas *
Siapkan 500 mL akuades di dalam botol 500 mL bertutup; Amonium karbonat 1,5 M
alirkan gas klor ke dalam air ini hingga cairan berwarna kuning; A Garam komersial* 729
tutup; dan jauhkan penyimpanan dari cahaya terang. B NH4OH 3 M 250 mL
Perhatian: Campurkan A ke dalam B hingga homogen, kemudian encer-
Lakukan pembuatan di kamar asam dan gunakan pelindung (masker).
kan dengan akuades sampaivolum larutan 500 mL.
*nama lain: aq u a- ch lorata
*Lihat Bab 10 (cara pembuatan gas Cl2). *Garam ini merupakan campuran (NH+)zCOs.HzO dan NH+COzNHz.

Air raja* AmoniumkloridalM;1N


HNO3 pekat 50 mL NH4CI 26,7 g
HCI pekat 150 mL Akuades
Perbandingan volum ini dapat dilipatgandakan sesuai kebutuhan' Larutkan dulu dengan 200 mL akuades, kemudian encerkan
sampaivolum larutan 500 mL.
Perhatian:
Lakukan pembuatan di kamar asam; hati-hati HNO3 merusak kulit, dan
uap NOz adalah racun kuat. Amonium molibdat 0,5 M ; 1 N
Catatan: A MoO murni 369
(atau H2MoO4 sebanyak 40,5 g)
Bila aqua regia akan disimpan untuk persediaan maka rumus
perbandingan ditambah dengan 1 bagian volum air (HNO3 pekat : HCI Akuades 100 mL
pekat : air = 1 : 3 : 1). Agartahan lama. NH4OH pekat 30 mL
Keterangan : *nama lain aqua-regia. Larutkan dulu MoO di dalam akuades kemudian tambahkan
NH4OH pekat.
Aluminium klorida 0,167 M ; 0,5 N
B HNO3 pekat 135 mL
Atcts 11 g Akuades 200 mL
Akuades 500 mL Bila larutan A telah homogen, saring; lalu tuangkan perlahan
filtratnya ke dalam campuran B sambil diaduk cepat; biarkan
Aluminium nitrat 0,167 M ; 0,5 N semalam; kemudian encerkan dengan akuades sampai
At(N03)3.9H2O 31 g volum larutan menjadi 500 mL.
Akuades 500 mL Catatan:
Ketika akan digunakan, reagen amonium molibdat harus dalam keada-
Aluminium sulfat 0,083 M ; 0,5 N an segar. Untuk ini sering disiapkan dalam 2 bentuk campuran berikut.
At2(so4)3.18H2O 289 C (NH+)zMoOa ffiuIoi 5og
Akuades 500 mL Akuades 200 mL
NH4OH 15M 40 mL
Amoniumasetat3M;3N Campur hingga homogen; saring bila perlu; simpan dalam
cH3cooNH4 116 g botol bertutup.
Akuades 500 mL D HNO3 16 M 200 mL

Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 41


40 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium
7-

Akuades 300 mL Aqua-regia (Lihat: air raja)


Cara menggunakannya:
Tuangkan 10 mL C secara perlahan ke dalam 20 mL D sambil Barium hidroksida 0,1 M ; 0,2 N
diaduk (perbandingan volum 1: 2). Jumlah ini tepat untuk Ba(OH)z.8HzO 169
mendapatkan sampai 20 mg fosfor; untuk jumlah fosfor yang Akuades 500 mL
lebih tinggi, perbandingan dapat digandakan seperlunya.
Cara membuat atau mencampurkannya, lihat: Bab 48 (barium-
hidroksida 0,2 M; 0,4 N).
AmoniumnitratlM;1N
NH4NOo 40 g Barium klorida 0,25 M ; 0,5 N
Akuades 500 mL
BaClz.2HzO 30,5 g
Akuades
Amonium oksalat 0,25 M ; 0,5 N
(NH4)2C2O4.H2O 17,8 g Masukkan ke dalam gelas ukur 600 mL berskala; tuangi +200
Akuades mL akuades; usahakan (aduk) kristal melarut semua; kemudian
encerkan sampai volum larutan menjadi 500 mL. Selanjutnya
Larutkan dulu dengan +150 ml akuades, lalu encerkan sampai simpan dalam botol pereaksi bertutup.
volum larutan menjadi 500 mL.
Barium nitrat 0,25 M ; 0,5 N
Amonium sulfat 0,25 M ; 0,5 N
Ba(NOg)z 32,7 g
(NH4)2SO4 16,5 g
Akuades 500 ml-
Akuades 500 mL

Amonium tiosianat 1,5 M ; 1,5 N Besi(ll)amonium sulfat 0,25 M ; 0,5 N (Lihat: ferro amonium sulkt\
NH4SCN 57,1 g
Besi(ll)sulfat 0,5 M ; 1 N (Lihat: ferrosulfat)
Akuades
Masukkan ke dalam gelas ukur 500 ml; tuangi dengan +100 mL Besi(lll)klorida 0,5 M ; '1,5 N (Lihat: ferriklorida)
akuades; goyang sedemikian sehingga padatan melarut;
kemudian encerkan sampaivolum menjadi larutan 500 mL. Besi(lll)nitrat 0,167 M ; 0,5 N (Lihat: ferrinitrat)
Antimon(llllklorida 0,167 M ; 0,5 N
Besi(lll)sulfat 0,25 M ; 0,5 N (Lihat: ferrisulfat)
sbct3 199
Akuades 500 mL Bismut klorida 0,167 M ; 0,5 N

Antimon(V)klorida 0,1 M ; 0,5 N


A Bicls 26,5 g

sbct5 15g
B HCI pekat 85 mL
Akuades 415 mL
Akuades 500 mL
Larutkan A ke dalam campuran B.
Aqua-bromala (Lihat: air brom)
Aqua-chlorula (Lihat: air klor)

42 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 43


Bismut nitrat 0,083 M ; 0,25 N
Ferrosulfat0,5M;1N
A B|(NO3)3.5H2O 20 g
A 69,5 g
B HNO3 pekat 85 mL
B
FeSOa.THzO
5mL
Akuades 415 mL H2SO4 pekat
Akuades 50 mL
Larutkan A ke dalam campuran B.
Larutkan A ke dalam B, kemudian encerkan dengan akuades
sampaivolum larutan 500 mL.
Ferri klorida 0,5 M ; 1,5 N Catatan: Larutan tidak tahan lama.
A FeCle.6HzO 67,6 g
B HCI pekat 10 mL Kadmium klorida 0,25 M ; 0,5 N ;4,6o/o
Akuades 40 mL cdcl2* 239
Campurkan A ke dalam B hingga melarut, lalu encerkan dengan Akuades 500 mL
akuades sampaivolum larutan 500 mL. *Hati-hati senyawa ini sangat beracun.

Ferri nitrat 0,167 M ; 0,5 N Kadmium nitrat 0,25 M ; 0,5 N


Fe(NOs)s.9HzO 33,5 g cd(N03)2.4H20 38,5 g
Akuades 500 mL Akuades 500 mL
Ferri sulfat 0,25 M ; 0,5 N Kadmium sulfat 0,25 M ; 0,5 N
A Fez(SO+)s.9HzO 70,25 g
cdso4.4H20 359
B H2SO4 pekat 50 mL Akuades 500 mL
Akuades 50 mL
Larutkan dulu A ke dalam B, kemudian encerkan dengan Kalium bromida 0,5 M ; 0,5 N
akuades sampaivolum 500 mL. KBr 3og
Akuades 500 mL
Ferro amonium sulfat 0,5 M ; 1 M
A Fe(NH4504)2.6H20 98g Kalium dikromat 0,125 M ;3,7o/o
B H2SO4 pekat 5mL KzCrzO,* 18,5 g
Akuades 50 mL Akuades 500 mL
Campurkan A ke dalam B hingga melarut, lalu encerkan dengan *Hati-hati senyawa ini sangat beracun.
akuades sampaivolum larutan 500 mL.
Catatan:
Hasil pengamatan akan baik bila menggunakan larutan ini yang segar.
Kalium ferrisianida 0,167 M ; 0,5 N
lGFe(CN)o 27,5 g
Akuades 500 mL

44 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium


Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 45
Kalsium klorida 0,25 M ; 0,5 N
Kalium ferrosianida 0,5 M ; 2 N
CaClz.2HzO 18,4 g
l&Fe(CN)o 105,5 g
Akuades Akuades 500 mL
500 mL
Larutkan dulu (Fe(CN)6 di dalam +200 mL akuades, kemudian Kalsium nitrat O,25 M ; 0,5 N
encerkan dengan akuades sampaivolum larutan 500 mL.
Ca(N03)2 20,5 g
Kalium hidroksida (Lihat: hlm.38) Akuades 500 mL

Kalium iodida 0,5 M ; 0,5 N Kobal(ll)nitrat 0,25 M ; 0,5 N


Co(NOs)z.6HzO 36,5 g
KI 41,5 g
Akuades 500 mL
Akuades 500 mL
Kobal(ll)sulfat 0,25 M ; 0,5 N
Kalium karbonat 1,5 M ;3 N CoSOq.THeO 359
K2CO3 103,5 g Akuades 500 mL
Akuades 500 mL
Kobalto nitrat 0,25 M ; 0,5 N (Lihat: Kobal(ll)nitrat)
Kalium klorida 0,5 M ; 0,5 N
KCI 18,5 g Kobalto sulfat 0,25 M ; 0,5 N (Lihat: Kobal(ll)sulfat)
Akuades 500 mL
Krom(llllklorida 0,167 M ; 0,5 N
Kalium kromat 0,25 M ; 0,5 N CrCls 139
KzCrOa 24,5 g Akuades 500 mL
Akuades 500 mL
Krom(lll)nitrat 0,167 M ; 0,5 N
Kalium nitrat 0,5 M ; 0,5 N Cr(N03)3 20g
KNOs 25,5 g Akuades 500 mL
Akuades 500 mL
Krom(lll)sulfat 0,083 M ; 0,5 N
Kalium sianida 0,5 M ; 0,5 N Crz(SO+)s.1 8H2O 3og
Akuades 500 mL
KCN 16,5 g
Akuades 500 mL Kupri klorida 0,25 M ; 0,5 N
Kalium sulfat 0,25 M ; 0,5 N CuClz.2HzO 21,5 g
Akuades 500 mL
KzSO+ 22g
Akuades 500 mL Kupri nitrat 0,25 M ; 0,5 N
Cu(NOs)z.2HzO 359
Kalsium hidroksida (Lihat: hlm. 38) Akuades 500 mL

Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 47


46 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium
Kupri sulfat0,5M;1N Mangan(ll)nitrat 0,25 M ; 0,5 N
A CuSO+.SHzO 62,4 g
Mn(N03)2.6H2O 36g
B H2SO4 pekat 2,5 mL Akuades 500 mL
Akuades 500 mL
Larutkan dulu asam pekat ke dalam 100 mL akuades. Kemudian Mangan(ll)sulfat 0,25 M ; 0,5 N
larutkan garam ke dalam larutan B ini; encerkan dengan MnSO+.7HzO 34,5 g
akuades sampaivolum larutan menjadi 500 mL' Akuades 500 mL
Magnesium klorida 0,25 M ; 0,5 N
Merkuri klorida 0,25 M ; 0,5 N
MgClz.6HzO 25,5 g
Akuades 500 mL HgC12* 349
Akuades
Magnesium klorida ; pereaksi Larutkan dulu dalam +150 mL akuades, lalu encerkan sampai
A MgClz.6HzO 259 volum larutan 500 mL.
*sublimat berupa serbuk putih yang merupakan racun
NH4CI 5og kuat, dan bersifat
250 mL korosif.
Akuades
B NH4OH pekat 5mL Merkuri klorida ; larutan jenuh
Tambahkan B ke dalam campuran A; biarkan semalam; saring HgC12
jika terbentuk endapan. Buat larutan bersuasana asam dengan
Akuades
menambahkan HCI encer (gunakan indikator metilmerah);
setelah itu encerkan dengan akuades sampai volum akhir Larutkan dulu 7 g HgCl2 ke dalam 100 mL akuades; tambahkan
larutan 500 mL. lagi garam sampai diperoleh larutan jenuhnya. (Larutan ini
Diperoteh: larutan yang mengandung MgCl2 0,25 M dan NHaCl2 M.
mempunyai pH kira-kira 3,2)
Catatan: Merkuri nitrat 0,25 M ; 0,5 N
Larutan dapat juga diencerkan dengan 66,5 mL NH4OH p_ekat, lalu
tambahkan' at<uaOes sampai volum larutan 500 mL. Diperoleh: Hg(NOs)z 40,5 g
Larutan mengandung MgCl2 0,25 M, NH4CI 2 M, dan NH4OH 2 M. Akuades 500 mL
Magnesium nitrat 0,25 M ; 0,5 N Merkuri sulfat 0,25 M ; 0,5 N
Mg(NO3)2.6H2O 32 g HgSOa.TH20 379
Akuades 5oo mL Akuades 500 mL
Magnesium sulfat 0,25 M ; 0,5 N Merkuro nitrat
MgSO+.7HzO 31 g A HgNO3 23g
Akuades 5oo mL
B HNO3 pekat (A. 1,42) 23 mL
Mangan(l!)klorida 0,25 M ; 0,5 N
. Akuades 450 mL
Larutkan A ke dalam larutan B.
MnClz.4HzO 259
Akuades 500 mL

48 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium


Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi
49
Natriumasetat3M;3N Natrium sulfat 0,25 M ; 0,5 N
NaCHgCOO.SH2O 2O4 g NazSOo 18g
Akuades Akuades 500 mL
Larutkan dulu dengan +100 mL akuades, lalu encerkan sampai
volum larutan menjadi 500 mL. Natrium sulfida 0,5 M ; 1 N
NazS.9HzO 6og
Natrium hidrogenfosfat 0,167 M ; 0,5 N
Akuades
NazHPO+.12H2O 3og
500 mL Larutkan dulu dengan +150 mL akuades, lalu encerkan sampai
Akuades
volum larutan 500 mL.
Natrium karbonat 1,5 M ;3 N
NazCOs.10H2O 215 g Nikel klorida 0,25 M ; 0,5 N
(atau Na2CO3 anh. sebanyak 79,5 g) Nict2.6H20 59,5 g
Akuades Akuades 500 mL
Larutkan dulu dengan +200 mL akuades, lalu encerkan sampai Atau:
volum larutan menjadi 500 mL. Ni(N03)2.6H20 36,5 g
Akuades 500 mL
Natrium klorida 0,5 M ; 0,5 N
NaCl 14,6 g Nikel sulfal0,25 M ; 0,5 N
Akuades 500 mL Niso4.6H2o 3g
Akuades 500 mL
Natrium kobaltinitrit 0,08 M
(Reagen untuk kalium) Osm im tetroksida 2olo*
u
A NaNOz 259 Osmium tetroksida, OsOa 2g
Akuades 75 mL Akuades 100 mL
B Asam asetat glasial 2mL *Kemasan Osa+ 2V" sering diperdagangkan berupa ampul.
*hati-hati dapat menimbulkan iritasi pada mata.
C Co(NOs)z.6HzO 2,5 g

Tambahkan B ke dalam larutan A, kemudian C. Biarkan dulu Perak nitrat 0,1 M ; 0,1 N
beberapa hari, baru disaring, dan filtratnya diencerkan dengan
akuades sampaivolum larutan 100 mL. AgN03 8,5 g
Akuades 500 mL
Catatan: Reagen ini kurang begitu stabil.
Masukkan perak nitrat ke dalam botol coklat 500 mL befiutup;
tuangi dengan +200 mL akuades; usahakan agar garam ini
Natrium nitrat 0,5 M ; 0,5 N
melarut; encerkan dengan sisa akuades; tutup rapat; dan
NaNOs 2'1,5 g simpan di tempat yang gelap atau hindarkan terkena langsung
Akuades 500 mL oleh cahaya.

Raksa(!)nitral (Li h at: merkuron itrat)

50 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 51


Timbal(l!)asetat 0,5 M ; 1 N
Raksa(ll)klorida 0,25 M ; 0,5 N (Lihat: merkuriklorida) Pb(cH3coo)2.3H20 959
Akuades
Raksa(ll)nitrat 0,25 M ; 0,5 N (Lrhaf; merkurinitrat) Larutkan dulu garam dengan +200 mL akuades, lalu encerkan
sampaivolum larutan menjadi 500 mL.
Raksa(l!)sulfat 0,25 M ; 0,5 N (Lihaf; merkurisultat)
Timbal(ll)nitrat 0,25 M ; 0,5 N
Seng nitrat 0,25 M ; 0,5 N Pb(N03)' 41,5 g
Akuades
Zn(NOs)z.6HzO 379
Akuades 500 mL Larutkan dulu garam dengan +200 mL akuades, lalu encerkan
sampaivolum larutan menjadi 500 mL.
Seng sulfat 0,25 M ; 0,5 N
c. PEMBUATAN LARUTAN/PEREAKSI KHUSUS
ZnSO+.7HzO 369
Akuades 500 mL Aluminon
(Uji kualitatif untuk aluminium)
Stanni klorida 0,125 M ;0,5 N Aluminon (*) 0,5 g
SnCl+ 16,5 g Akuades 500 mL
Akuades 500 mL
Kocok sampai garam betul-betul larut.
(*) merupakan nama dagang untuk garam ammonium dari asam
Stanno klorida auri n-trikarboksilat.
(Untuk uji Bettendort. Lihat: Bettendorf ; pereaksi.)
Anilin-asam oksalat ; pereaksi
Stanno klorida 0,25 M ; 0,5 N
SnClz.2HzO 56,5 g Asam oksalat, H2C2O 4.2H2O 0,9 g
HCI pekat 85 mL Akuades 200 mL
Anilin 1,8 mL
Akuades
Logam Sn; pita Ke dalam gelas kimia 400 mL yang berisi 200 mL akuades
masukkan asam oksalat; aduk agar melarut. Saat melarutkan,
Larutkan dulu garam ke dalam asam; panaskan jika perlu. tambahkan anilin; dan sambil pengadukan diteruskan.
Selanjutnya encerkan dengan akuades sampai volum larutan
mencipai500 mL; terakhir tambahkan sedikit pita logam Sn' Arseno molibdat ; pereaksi
catatan: Pereaksi ini sebaiknya dibuat pada saat akan digunakan agar segar.
A (NHo)2Mo7O24.4H2O 259
Akuades 450 mL
Strontium klorida 0,25 M ; 0,5 N
H2SO4 pekat 21 mL
SrClz.6HzO 33,5 g
Alirkan secara perlahan, H2SO4 pekat ke dalam gelas kimia
Akuades 500 mL
600 mL yang berisi 450 mL akuades; kemudian tambahkan
garam, aduk sampai melarut.
Timah(ll)klorida 0,5 M ;1N (Lihat: stannoklorida)
NazHAsO+.7H2O 3,0 g
Timah(lV)klorida 0,5 M ;1 N (Lihat: stanniklorida) Akuades 25 mL
Larutkan garam ke dalam akuades

Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 53


52 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium
Tambahkan larutan B ke dalam larutan A; buat volum larutan
Tuangkan B secara perlahan sambil diaduk ke dalam A' menjadi 500 mL dengan lnenambahkan akuades.
pindahkan re oo6i'L"b"n simpan selama 24iampad.a
L,ih;'#Ac.'iiiutun harus berwarna'kuning (tidak boleh ada
"or,rrt;
Asam perklorat 20olo
warna hiiau). 67 mL
Asam perklorat, HCIO4 60%
Asam fenol sulfonat Akuades 133 mL
(Penetapan nitrogen sebagai nitrat) Larutkan asam ke dalam akuades.
A Fenol 25 g
HrSO* Pekat 150 mL Asam pikrat;larutan
B HzSO+ berasaP (SO3 15%) 75 mL A Asam pikrat, 15 g
baik; panaskan
Campurkan B ke dalam larutan A; aduk dengan NaOH 1 M 65 mL
selama 2iam Pada 100'C'
B Bufer-asetat 0,05 M (pH 4,7) 20 mL
Asam fosfat-asam sulfat; campuran Larutkan dulu asam pikrat ke dalam NaOH 1 M; lalu tambah-
A H2SO4 Pekat 75 mL kan bufer dan diaduk sebentar. Periksa pH dari larutan ini; jika
HgPO4 Pekat (85%) 50 mL tidak mendekali 4,7 maka sesuaikan pH-nya dengan menam-
bahkan larutan NaOH atau larutan HCI encer.
B Akuades
A
Alirkan B (akuades) secara perlahan ke dalam campuran Asam pikrat; pereaksi
sampai volum larutan menjadi 500 mL' (Pereaksi Hager untuk alkaloida, wool, dan sutera)
Asam pikrat 2,5 g
Asam fosfotungstat 10% Akuades 250 ML
(Pereaksi Scheibler untuk alkaloida) Larutkan asam ke dalam akuades
A Na-tungstat 20 g
Na-fosfat 15 g Asam sulfanilat
B HNOg Pekat 1 mL (Pereaksi untuk nitrat)
Akuades 99 mL A Asam sulfanilat 1g
B Asam asetat glasial 30 mL
Larutkan dulu HNO3 dalam akuades; kemudian masukkan C Akuades yang baru dididihkan 270 mL
X"Oru grrum (A) sam-bil diaduk dalam asam ini'
air' Tuangkan B ke dalam C; aduk; terakhir, larutkan A ke dalam
Diperoleh: Pereaksi asam fosfotungstat 10% dalam
campuran tersebut.
Asam molibdat ; Pereaksi Asam sulfit
A (NH+)oMozO24.4HzO 12,5 g
250 mL Natrium metabisulfit 1 Oo/" 6mL
Akuades HCIlN 5mL
Larutkan garam ke dalam akuades Akuades 100 mL
B H2SO4 Pekat 68 mL Tuangkan HCI 1 N ke dalam gelas kimia 200 mL yang berisi
Akuades 180 mL natrium metabisulfit; aduk sebentar, dan setelah itu segera
Alirkan asam pekat secara perlahan lewat batang
'p"iiGo"r-t<e
tambahkan akuades.
sambil sesekali di aduk;
datam akuades
kemudian didinginkan.

Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 55


Membuat Reagen Kimia di Laboratorium
54
Asam sulfomolibdat BENEDICT; pereaksi
(Pereaksi Froehde untuk alkaloida dan glukosida) (Pereaksi kualitatif untuk uji glukosa)
Asam molibdat 5 g A Na-sitrat 86,5 g
(atau natrium molibdat) Na2C03 5og
H2SO4 pekat 50 mL Akuades 400 mL
Larutkan asam atau garamnya ke dalam asam sulfat pekat' Larutkan garam-garam tersebut ke dalam air (bantu dengan
pemanasan); saring jika perlu; dan encerkan dengan
Asam Tannat akuades sampaivolum larutan menjadi 425 mL.
(Pereaksi untuk albumin, alkaloida, dan gelatin)
Asam tannat 259 B CuSO+.SHzO 8,65 g
Etanol 25 mL Akuades 50 mL
Campurkan dulu garam ini ke dalam akuades sampai
Campurkan kedua zat ini secara hom.ogen, 9ql kemudian seluruhnya melarut.
enceikan dengan akuades sampaivolum larutan 250 mL.
Tuangkan larutan B ke dalam larutan A sambil diaduk konstan;
BANG;pereaksi kemudian encerkan campuran dengan akuades sampai volum
(Pereaksi untuk perkiraan glukosa)
campuran menjadi 500 mL.
A KzCOs 5og
KCI 339 Benzidin-hidroklorida ; larutan
KHCO3 8og (Untuk penetapan sulfat)
Larutkan garam-garam ini sesuai urutan ke dalam 350 mL A Larutan HCI (bj 1,12)* 10 mL
akuades pada temperatur 30'C. B C12H8(NH2)2.2HC| 4g
B CuSO+.SHzO 2,2 g Akuades 10 mL
C Akuades bebas COz t200 mL Setelah benzidin-hidroklorida dibuat pasta; tambahkan HCI (bj.
D KCl, larutan jenuh t400 mL 1,12); dan kemudian encerkan dengan akuades sampai volum
larutan 500 mL.
Tambahkan dulu B ke dalam campuran A; lalu encerkan dengan Catatan: Tiap 1 mL pereaksi ini setara dengan 3,57 mg H2SO4.
C sampai volum larutan menjadi 500 mL; kocok dalam botol
Keterangan: * kira-kira HCl24,25o/o(b/b); lihat Lampiran 15.
tertutup agar udara tidak masuk.
Setelah 24 jam ambil 150 mL larutan ini; dan kemudian BERTRAND; pereaksi
encerkan dengan larutan D sampaivolum larutan mencapai 500 (Untuk memperkirakan glukosa)
mL. Kocok dengan baik; dan gunakan setelah 24 iam.
Pereaksi ini terdiri atas:
Catatan:50 mL pereaksi ini setara dengan 10 mg glukosa.
A Garam Rochelle* 100 g
BARFOED ; pereaksi NaOH 759
(Uji untuk glukosa). Lihal: Kupriasetat Akuades 50 mL
Larutkan NaOH ke dalam 50 mL air; kemudian
BAUDISCH ; pereaksi tambahkan garam ke dalamnya; dan encerkan dengan
(Untuk analisa besi.) Lihaf pereaksi Cupferon akuades sampaivolum larutan menjadi 100 mL.
*atau garam kalium natrium tartrat, KNaCoHoOe.4HrO.
B CuSOa.SHzO 20g
HzSO4 pekat 1mL
Akuades 50 mL

56 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi


57
Alirkan H2SO4 pekat ke dalam akuades; masukkan BIURET; pereaksi
garam ke dalam larutan sambil diaduk. A CuSO+.SHzO 0,75 g
C Fez(SO+)s 259 KNaC+H+O6.4H2O (KNatartrat)* 3 g
H2SO4 pekat (bj.1,84) 100 mL Akuades* 250 mL
Akuades 50 mL lsikan +250 mL akuades* ke dalam gelas kimia 600
Alirkan H2SO4 pekat ke dalam 50 mL akuades kemudian mL; kemudian tambahkan garam; aduk sampai larut.
larutkan garam ferrisulfat ke dalamnya. Keterangan:
*disebut juga garam Rochelle;
D KMnO+ 2,5 g
*yang telah dididihkan selama 5 menit kemudian didinginkan (agar
Akuades 50 mL bebas COz).
Larutkan kristal KMnO+ pada akuades di dalam gelas B NaOH 10% bebas karbonat 1S0 mL
kimia 100 mL (bila perlu, bantu dengan pemanasan
kecil). Larutan ini dibuat pada saat akan digunakan. (Harus segar.)
Hasil pencampuran A, B, C dan D diencerkan dengan akuades Tuangkan B ke dalam A; aduk sebentar; buat volumnya menjadi
sampaivolum larutan menjadi 500 mL. 500 mL dengan menambahkan akuades; lalu pindahkan
pereaksi ini ke dalam botol polietilen bertutup.
BETTENDOFF; pereaksi Catatan:
(Untuk uji pentosa) Jangan gunakan pereaksi yang telah berubah (ditandai dengan
terbentuknya endapan merah atau hitam).
A SnClz.2HzO 113 g
B HCI pekat 75 mL
BRUCKE; pereaksi
C Pita Sn (U ntuk pengendapan protei n) ; Lihat: kal i u m i od i da- me rku ri i od id a
Larutkan dulu A ke dalam B, lalu tambahkan beberapa potongan
logam Sn. CLARKE ; larutan sabun (atau Metoda Baku APHA)
(Untuk memperkirakan kesadahan air)
BIAL; pereaksi A Sabun Castil, serbuk, murni
50 g
(Untuk uji pentosa) Etanol 8O/"* 500 mL
A Orcinol, CHoC6H3(OH)2 0,5 g Larutkan sabun ke dalam etanol 80% dan diamkan
B HCI pekat (36%) 210 mL selama semalam.
Akuades 40 mL Keterangan: *campurkan 400 mL alkohol absolut dengan 100 mL air.
C FeCls 10 % 15 tetes B Larutan baku CaClz
Teteskan FeCls 10o/o ke dalam larutan B, baru kemudian Larutan baku ini dibuat dengan melarutkan 0,2S g
masukkan A sambil diaduk. CaCOs ke dalam larutan HCI (bj. 1,19), netralkan
dengan NH4OH dan buat sedikit basa; kemudian
encerkan sampaivolum larutan menjadi250 mL.
Titrasilah larutian A terhadap B. Dari hasil titrasi ini jadikanlah lanrtan A
di atas sedemikian sehingga setiap 1 mL larutan sabun setara
dengan 1 mL larutan baku B yakni dengan cara mengencerkan
larutan A dengan etanol 80% (kesetaraan diambil setelah memper-
hitungkan faktor busa, yakni jumlah mL lanrtan sabun baku yang
diperlukan untuk menghasilkan busa tetap dalam 50 mL air suling).

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 59


58
Difenilamin sulfonat
Catatan: (Untuk pentitrasian besi dengan KzCrzO)
setiap 1 mL larutan baku sabun (setelah dikurangifaktor busa) setara
dengan 1 mg CaCOs. A 0,32 g
Garam barium dariasam difenilamin sulfonat
Akuades 100 mL
Cupron B NazSO+ 0,5 g
Cupron (benzoin oksim) 5g Larutkan garam ke dalam akuades kemudian tambahkan B;
Alkohol95 % 100 mL saring agar endapan BaSO+ terpisahkan.
Larutkan Cupron ke dalam alkohol sambil diaduk.
Difenilkarbazid
Cupferron A Difenilkarbazid 0,2 g
(Peieaksi BAUDISCH untuk analisis besi) Asam asetat glasial 10 mL
Cupferron" 6g B Etanol 95%
Akuades 100 mL
Setelah diperoleh larutan A lalu diencerkan dengan etanol
Larutkan Cupferron ke dalam 100 mL akuades. Simpan di sampai volum larutan menjadi 100 mL.
tempat gelap; pereaksi ini berfungsi baik hanya selama 1
minggu. Dimetilglioksim (Diasetildioksim) ; 0,01 N
*garam amonium dari nitroso-fenil-hidroksilamin.
Dimetilglioksim (CH3CNOH), 0,3 g
Difenilamin Etanol 95 % 250 mL
(Pereaksi untuk DNA) Catatan:
A Difenilamin 4g Pereaksi ini sangat sensitif terhadap nikel yang ditunjukkan oleh timbulnya
warna merah tua.
B Asam asetat glasial 250 mL
H2SO4 pekat 11 mL 3,5-Dinitrosalisilat ; pereaksi
Tuangkan secara perlahan H2SO4 pekat ke dalam gelas kimia A KNatartrat 150 g
4OO mL yang berisi 250 mL Asam asetat glasial; kemudian Akuades 250 mL
masukkan A; aduk perlahan sampai melarut dengan lsikan 250 mL akuades ke dalam gelas kimia 600 mL;
menggunakan batang pengaduk gelas. hangatkan dengan api kecil (atau dengan penangas);
kemudian tambahkan KNatartrat sambil diaduk sampai
melarut.
Difenilamin
(Pereaksi untuk rayon) B 3,5-Dinitrosalisilat 5g
Difenilamin 0,2 g C NaOH 8g
H2SO4 pekat 100 mL Akuades 100 mL
Larutkan zat ke dalam asam sambil diaduk perlahan dengan Larutkan segera NaOH ke dalam gelas kimia 250 mL
batang pengaduk gelas. yang berisi 100 mL akuades. (Diperoleh: +100 mL 2 M.)
Hangatkan C kemudian tambahkan B; aduk hingga B melarut
baik. Tuangkan larutan ini ke dalam A sambil diaduk hingga
homogen; kemudian encerkan dengan aquades sampai volum
total500 mL.

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 61


60
Duponol C 5o/" (dalam alkohol-air) Akuades
A Duponol C (Na-lauril sulfat)* 1og Siapkan 250 mL akuades di dalam gelas kimia 600 mL;
B Etanol absolut 110 mL NaOH (setelah ditimbang) segera dilarutkan ke dalam
Akuades 90 mL akuades; kemudian larutkan garam tartrat, dan encer-
kan larutan inisampaivolum larutan menjadi500 mL.
Buat dulu campuran B; kemudian larutkan A ke dalam B.
(Disebut: larutan Fehling B;tak berwarna)
Pindahkan pereaksi ini ke dalam botol reagen. *Kalium-natrium-tartrat (atau garam Rochelle).
Keterangan : sebaiknya hasil kristalisasi-ulang.
Campurkan Fehling A dan Fehling B dengan perbandingan
Duponol C 15o/o; pereaksi volum yang sama pada saat akan digunakan (supaya segar.)
A Duponol C (Na-laurilsulfat) 459 Floroglucinol
B Nas-CoHaO7.2H2O (Na-sitrat) 0,9 g (Pereaksi untuk pentosa)
NaCl 2,5 g Floroglucinol 3g
C Akuades Etanol 95 % 125 mL
Larutkan B ke dalam 150 mL akuades; kemudian tambahkan A;
dan setelah itu encerkan dengan akuades sampai volum FOLIN ;campuran
menjadi300 mL. (Untuk asam urat)
A (NH4)2SO4 250 g
ESBACH ;pereaksi Akuades 325 mL
(Untuk perkiraan protein)
B Asam asetat glasial 3g
A Asam pikrat 2,5 g C Uranium asetat 2,5 g
B Asam sitrat 5g Larutkan dulu garam (NH4)2SO4 ke dalam akuades di dalam
C Akuades 100 mL
gelas kimia 600 mL; tuangkan B ke dalam larutan ini sambil
Campurkan dulu ketiga zat ini, lalu encerkan dengan akuades diaduk; dan kemudian tambahkan uranium-asetat, aduk agar
sampaivolum larutan menjadi 250 mL. melarut; encerkan dengan akuades sampai volum larutan
* Ekstrak soda; filtrat. menjadiSoo mt.
FEHLING; larutan Formaldehid 1 Oo/o ; larutan
(Pereaksi untuk gula yang mereduksi)
Formaldehid 4O/" (formalin) 25 mL
A CuSO+.SHzO 34,66 g Akuades 75 mL
H2SO4 pekat 5mL
Akuades Formaldehid-Asam Sulfat
Alirkan perlahan H2SO4 pekat ke dalam gelas kimia (Pereaksi MARQUIS untuk alkaloida)
berisi 100 mL akuades sambil sesekali diaduk; Formaldehid 10 mL
kemudian masukkan garam-tembaga ke dalamnya.
Setelah melarut encerkan dengan akuades sampai
Asam sulfat pekat 50 mL
volum larutan menjadi 500 mL; dan pindahkan pereaksi Alirkan secara perlahan, formaldehid ke dalam asam sulfat.
ini ke dalam botol reagen.
(Disebut: larutan Fehling A; berwarna biru)
B KNaC+H+Oo.4HzO* murni 173 g
NaOH murni 50 g

62 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 63


Formol-kalsium ; larutan Pereaksi HANUS; larutan
(Pereaksi untuk bilangan iodium)
A Formaldehid 4O/" (formalin) 10 mL
A 12 (hasil resublimasi) 6,6 g
B anh.
CaClz 1g Asam asetat glasial 500 mL
Akuades 9o mL
Setelah 12 melarut di dalam asam asetat glasial (bila
Buat dulu larutan B kemudian tambahkan dengan larutan A perlu, bantu melalui pemanasan). Pada keadaan dingin,
sambil diaduk. lakukan uji dikromat terhadap larutan untuk menetap-
kan adanya zal-zal yang mereduksi.
FROEHDE ; pereaksi (Lihat: Asam sulfomolibdat) B Brz 1,5 mL
Fuchsin ; larutan Tambahkan brom (untuk menggandakan kandungan halogen)
0,15 G ke larutan A dingin (setelah uji dikromat).
Fuchsin
Akuades 100 mL
Iodium-tinktur
Fuchsin; pereaksi AKI 259
(Pereaksi untuk linen) Akuades 25 mL
Fuchsin 1g Blz 359
Alkoholabsolut 100 mL C Alkohol95%
Larutkan lz ke dalam larutan A, kemudian encerkan dengan C
Fuchsin-Asam sulfit sampaivolum larutan menjadi 500 mL.
(Pereaksi SCHIFF untuk aldehida)
A Fuchsin 0,25 g lodo-kalium iodida
NaHSOe 4,5 g (Pereaksi WAGNER untuk alkaloida)
Akuades 250 mL
KI 6g
B HCI pekat 10 mL lz 2g
Larutkan fuchsin dan Na-bisulfit ke dalam akuades; segera Akuades 100 mL
alirkan HCI pekat dan aduk sebentar; pindahkan ke dalam botol Larutkan padatan ke dalam akuades sesuai dengan urutan.
pereaksi coklat, tutup rapat, dan simpan di tempat yang
terlindung dari cahaya (di tempat gelap).
Kalium antimonat
(Pereaksi untuk natrium)
GUNZBERG ;pereaksi
(Untuk mendeteksiadanya HCI didalam getah perut) A Kalium antimonat 11 g
Akuades 500 mL
A Floroglucinol 4g
B KOH 10%
B Vanilin 2g 17,5 mL
C Etanol absolut 100 mL Didihkan kalium antimonat dalam akuades sampai hampir
seluruh Earam melarut; dinginkan segera. Setelah dingin
Larutkan dulu A ke dalam C, dan terakhir larutkan B.
tambahkan B; aduk sebentar dan diamkan selama semalam.
Saringlah campuran ini, dan pindahkan ke botol pereaksi
HAGER ; pereaksi (Lihat: Asam pikrat) bertutup.

Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi


64 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium 65
Kalium hidroksida ; penyerap Akuades 100 mL
(Untuk penyerapan gas CO2) B Pirogallol,C6Ho(OH)3 5g
KOH 180 g Tuangkan larutan A ke dalam B.
Akuades 500 mL
Larutkan dulu kristal KOH ke dalam sejumlah akuades, Kobal(!!l)sianida (Lihat: kobalti sianida)
kemudian encerkan sampai volum larutan 500 mL; simpan
dalam botol plastik bertutup rapat. Kobalti sianida ; kertas
(Uji Rinnmann untuk Zn)
Catatan:
Per mL pereaksi ini dapat menyerap 30 mL CO2 (pada 25'C; 1 atm). l(3Co(CN)6 4g
KCtOs 1g
Akuades 100 mL
Ka! i umiodida-mercuri iodida Kertas saring
(Pereaksi BRUCKE untuk protein)
KI 259 Campurkan dulu garam-garam ke dalam akuades sampat
melarut. Celupkan kertas saring ke dalam larutan ini dan
Akuades 250 mL keringkan pada suhu 100'C.
Hgl, 6og
Penggunaannya:
Larutkan dulu Kl ke dalam akuades, kemudian jenuhkan dengan Teteskan sampel pada kertas; nyalakan di dalam cawan penguap;
Hgl2 (160 g); encerkan sampaivolum larutan menjadi 500 mL. warna hijau menunjukkan adanyaZn.

Kupri asetat
Kalium-kadmium iodida (Pereaksi BARFOED untuk monosakarida yang mereduksi)
(Pereaksi MARME untuk alkaloida)
AKI 8g A Cu(CHsCOO)z 33g
Akuades 24 mL Asam asetat glasial 5mL
B Cdl2 4g B Akuades
C Larutan jenuh Kl 24 mL Ke dalam gelas kimia 600 mL, camptlrkan garam kupri dan
asam asetat; aduk sebentar; kemudian tuangkan sedikit
Campurkan B ke dalam larutan A mendidih. Setelah melarut, akuades sambil diaduk sehingga campuran A melarut. Encerkan
tambahkan dengan C. larutan hingga volum larutan menjadi 500 mL.

Kalium pirogalat Kupri oksida amoniakal


(Untuk penyerapan 02) (Pereaksi SCHWEITZER; dapat melarutkan katun, linen, dan sutera
Komposisi untuk campuran gas yang mengandung kecualiwool)
kurang dari 28o/o gas Oz: A CuSOq.SHzO 5g
A KOH 50 g Akuades 100 mL
Akuades 100 mL B NaOH pekat
B Pirogallol,C6H3(OH)g 5 g C NH4OH pekat
Tuangkan larutan A ke dalam B. Larutkan dulu garam, tembaga ke dalam akuades yang telah
Komposisi untuk campuran gas yang mengandung dididihkan, kemudian tambahkan sedikit demi sedikit NaOH
lebih dari 28o/o gas Ozi pekat sambil diaduk sampai diperoleh endapan secara
A KOH 12O g sempurna. Selanjutnya saring dan cuci endapannya dengan

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi


66 67
baik. Larutkan endapan ini dengan NH4OH pekat sedikit
mungkin. Tuangkan 320 mL larutan CuCl ke dalam 1600 mL akuades;
pindahkan lapisan endapan yang terjadi ke dalam gelas ukur
100 mL sampai batas; setelah beberapa jam keluarkan cairan
Kupri sulfat dalam gliserin-KOH bagian atas sehingga bersisa 20 mL. Tuangkan ke dalamnya 80
(Pereaksi untuk sutera) mL larutan B; aduk larutan agak kuat; pindahkan larutan ke
A CuSO+.SH2O 1og dalam botol pereaksi bertutup; dan campuran didiamkan selama
Akuades 100 mL beberapa jam. (Dari larutan harus keluar sedikit bau amoniak)
B Gliserin 5g *hasil pembuatan dengan cara Winkler. (Lihat: Kupro klorida asam)
C KOH 6N 100 mL
Kupro klorida asam
Larutkan garam CuSO+.SHzO ke dalam akuades sambil diaduk; (Pereaksi untuk gas CO pada analisis gas)
tambahkan B, dan aduk. Kemudian tambahkan sedikit demi
sedikit KOH 6N sampaiterbentuk larutan berwarna biru tua. Cara 1:
A CuClz.2HzO 170 g
HCI pekat 300 mL
Kupri-tartrat alkalis BSn 150 g
A NazCOs; anhidrous; murni 20g HCI pekat
Akuades 200 mL Tuangi logam Sn dengan HCI pekat sedemikian
B Asam taftrat 3,75 g sampaitidak ada lagi logam Sn yang tersisa.
C CuSOq.SHzO 2,25 g (Larutan yang diperoleh merupakan larutan ienuh SnCl2)
Larutan A di dalam labu ukur 500 mL ditambahi dengan B; Tuangkan 85 mL larutan jenuh SnClz ke dalam larutan A atau
setelah B melarut, tambahkanlah C; kocok hingga melarut. sampai larutan tidak berwarna (Cu** tereduksi).
Selanjutnya encerkan hingga batas; pindahkan pereaksi ini ke
botol kuning bersih dan kering. Cara2 (Cara WINKLER):
A CuO 869
Logam Cu; serbuk 179
Kupro-klorida amoniakal (Cu serbuk dapat dibuat dengan cara mereduksi CuO
(Pereaksi untuk CO pada analisis gas)
oleh gas hidrogen)
Cara 1: B HCI pekat 650 mL
Larutan CuCl bersuasana asam* 500 mL Akuades 325 mL
NH4OH pekat Masukkan campuran A sedikit demi sedikit ke dalam botol gelas
Larutan CuCl dinetralkan dengan NH4OH pekat sampai bau bertutup ke larutan B sambil sering diaduk. Setelah semua
amoniak dari larutan muncul secara menetap. (Kelebihan logam campuran A terpindahkan, masukkan kawat logam Cu (buat
Cu di dalam larutan harus tetap dipertahankan) bentuk spiral) sampai mencapai dasar botol; tutup botolnya;
*lihat: tembaga(l)klorida; bersuasana asam. kocok sekali-sekali, dan jika larutan menjadi tidak berwarna
Cara2'. maka pereaksi ini siap untuk digunakan.
A Larutan CuCl bersuasana asam* 325 mL
Akuades 1600 mL
B NH4OH 20 mL
Akuades 60 mL

68 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 69


Magnesia ; campuran MAYER;pereaksi (*)
(Pereaksi untuk fosfat dan arsenat) A HgCl2 1,358 g
A MgClz 27,5 g Akuades 60 mL
NH4CI 52,5 g BKI 5g
B HCI pekat 2 mL Akuades 10 mL
Akuades 50 mL Tuangkan larutan A ke dalam larutan B, encerkan dengan
Larutkan garam ke dalam larutan B, kemudian encerkan sampai akuades sampai volum larutan menjadi 100 mL.
volum larutan menjadi500 mL. (*) Pereaksi untuk hampir semua alkaloida dengan membentuk endapan putih
dalam suasana sedikit asam)
Catatan: Pereaksi ini akan keruh setelah disimpan beberapa lama.
MILLON;pereaksi
Magnesium ; pereaksi (Pereaksi untuk albumin dan fenol)
(Lihat: SMUN & O, pereaksi) (Uji Suitsu dan Okuma untuk Mg)
Raksa 10 g

Magnesium uranilasetat
HNO3 pekat (berasap) 20 mL
Akuades
A U02-(C2H3O2)2.2H2O 5og
30 mL Larutkan raksa ke dalam HNO3 pekat.
Asam asetat glasial (Gunakan kerudung kepala, dan lakukan di ruang asam)
Akuades
Setelah raksa melarut, tambahkan akuades sebanyak 2x volum
Larutkan dulu uranilasetat ke dalam 30 mL asam larutan yang diperoleh; diamkan selama 12iam; dan saring.
asetat glasial. Kemudian encerkan dengan akuades
sampai volum larutan menjadi 250 mL.
MOLISCH ; pereaksi (Lihat: a-Naftol)
B Mg(CzHgOz)2.4H2O 165 g
Asam asetat glasial 30 mL cr-Naftol 5olo alkoholik
Akuades
A cr-Naftol 0,5 g
Larutkan garam Mg ke dalam asam asetat glasial; B Etanol 95% 20 mL
kemudian encerkan dengan akuades sampai volum
larutan menjadi 200 mL. Larutkan A ke dalam B; kemudian tuangkan ke dalam botoltetes.

Panaskanlah kedua larutan (A dan B) ke titik didihnya sampai


cr-Naftol 15"/o
larutan jernih diperoleh. Tuangkan larutan B ke dalam larutan A; (Disebut Pereaksi Molisch; untuk wool)
aduk; dinginkan; dan kemudian encerkan sampai volum larutan
menjadi 500 mL; biarkan selama semalam; dan saring bila cx-Naftol 159
perlu. Alkohol atau kloroform 100 mL
Setelah dicampurkan, lalu dikocok; diamkan beberapa lama,
MARME; pereaksi dan kemudian saring.
(Lihat: Kalium-kadmium iodida; pereaksi untuk alkaloida)
p-Naftol
MARQUIS ; pereaksi B- Naftol 4og
(Lihat: Formaldehid-Asam sulfat; pereaksi untuk alkaloida) 360 mL
Alkohol
Setelah dicampurkan, lalu dikocok; diamkan beberapa lama,
dan kemudian saring.

70 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi


-t

Natrium hidroksida Natrium nitroprussid


(Untuk penyerapan CO2) (Pereaksi untuk hidrogen sulfida dan wool)
NaOH murni 165 g Natrium nitroprussid 1g
Akuades (bebas COz) 500 mL Akuades 10 mL
Larutkan NaOH ke dalam sejumlah akuades, kemudian Pereaksi ini harus dibuat ketika akan digunakan supaya segar.
encerkan sampai volum larutan menjadi 500 mL. Simpan
pereaksi ini dalam botol plastik bertutup rapat. Natrium plumbit
(Pereaksi untuk wool)
Catatan:
Serapannya sama dengan pereaksi KOH sehingga menguntungkan karena A NaOH 5g
NaOH harganya murah (lihali kalium hidroksida; penyerap). Akuades 100 mL
B PbO (litharge) 5g
Natrium-kobaltinitrit ; larutan* Tambahkan oksida PbO ke dalam larutan A, lalu didihkan
Cara 1: sampai oksida tersebut melarut.
Natrium kobaltinitrit, Na3[Co(NOz)o] p.a. 17 g
Akuades 250 mL Natrium polisulfida
Cara2: A NazS.9HzO 240 g
Akuades 250 mL
A Kobal nitrat, Co(NOs)z.6HzO 7,5 g
B NaOH 20g
Akuades 30 mL
B Natrium nitrit, NaNO2 pekat 6,2 mL
C Belerang 9g
Akuades 30 mL Tambahkan B ke dalam larutan A; aduk sampai B melarut.
C Asam asetat glasial 15 mL Kemudian tambahkan C; aduk lagi sampai homogen. Encerkan
larutan dengan akuades sampaivolum larutan menjadi 500 mL.
Campurkan larutan A dan larutan B sambil diaduk kuat
beberapa lama; tambahkan C; aduk lagi; kemudian encerkan
dengan akuades sampaivolum larutan menjadi 250 mL. Biarkan Natrium suksinat 0,5 M
campuran beberapa lama; kemudian saring. Natrium suksinat 6,78 g
Keterangan: *Larutan ini tidak stabil; hanya tahan selama 2-3 minggu). Akuades 50 mL
Larutkan garam ke dalam akuades.
u m metabisu lf il 1 Oo/o
Natri
Natrium metabisulfit* 1o g Natrium tungstat ; 1O o/o
Akuades 100 mL Na-tungstat ; C.P.* 1og
*nama lain: natrium pirosulfit dengan rumus kimia NazSzOs. Akuades 90 mL
Pereaksi ini harus dibuat netral terhadap indikator fenolftalein
Natrium nitrit ; 0,17o (untuk ini digunakan cara dengan menambahkan tetes NaOH
0,1 N atau H2SO4 0,1 N).
NaNOz 0,5 g
*Chemically pure
Akuades
Larutkan ke dalam sedikit akuades, kemudian encerkan sampai
volum larutan menjadi500 mL.

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 73


72
Nelson A ; pereaksi Ni kel (ll)oksida-amoniakal
Na2CO3 anh. 12,5 g (Pereaksi untuk sutera)
KNa-tartrat 12,5 g A N|SO4; kristal kuning 5 g
NaHCOg 1o g (atau NiSOa.THzO; kristal hijau; 9,1 g)
NazSO+ anh. 100 g Akuades 100 mL
Akuades 350 mL B NaOH 5N 50 mL
Larutkan kristal secara berurutan ke dalam gelas kimia yang C NH4OH pekat 25 mL
berisi 350 mL akuades sambil diaduk; kemudian encerkan D Akuades 25 mL
sampai volum larutan menjadi 500 mL. Pindahkan dalam botol Ke dalam larutan A tambahkan larutan B sampai ion nikel
reagen bertutup. terendapkan sempurna sebagai Ni(OH)z; saring; dan cuci
endapan dengan baik, kemudian larutkan endapan ini ke dalam
larutan C lalu tambahkan dengan akuades (D).
Nelson B; pereaksi
CuSO+.5HzO 15 g Ninhidrin 0,1%
Akuades 100 mL Ninhidrin (triketo-hidrindehidrat) 0,1 g
H2SO4 pekat
Etanol 95% 100 mL
Tambahkan dulu 3 tetes H2SO4 pekat ke dalam gelas kimia 250
mL yang berisi 100 mL akuades; aduk sebentar; kemudian Ninhidrin ; larutan
masukkan sedikit-sedikit CuSO+.5HzO ke dalamnya sambil A SnCl2.2H2O p.a. 0,4 g
diaduk: Pindahkan ke dalam botol reagen bertutup. B Larutan bufer sitrat; 0,2M ; pH 5* 250 mL
C Ninhidrin 10 g
NESSLER; pereaksi Metil-cellosolve*
(Untuk amoniak)
Tempatkan ninhidrin dalam gelas kimia 600 mL; lalu
AKI 259 tuangi dengan metil-cellusolve sampai mencapai volum
Akuades; dingin 25 mL 250 mL dan ninhidrin melarut.
B Hgl, 11 g Tuangkan campuran A dan B ke dalam larutan C; aduk agar
Akuades 175 mL homogen; selanjutnya pindahkan ke dalam botol reagen; dan
(Diperoleh larutan jenuh Hg12) simpan di tempat dingin (kulkas).
C NaOH 5N 100 mL Keterangan:
* bufer dapat dibuat dengan cara melarutkan 4,3 g asam sitrat dan 8,7 g
Sambil diaduk, tambahkan secara perlahan larutan jenuh B ke Na-sitrat dalam 250 mL akuades. Tepatkan pH bufer sampai pH 5,0
dalam larutan A sampai berlebih sedikit yang ditandai dengan dengan meneteskan NaOH 1 M atau HCI 1 M fiangan dengan NH+OH).
* 2-metoksi etanol; CHg-O-CzH+OH.
terbentuknya endapan; kemudian tambahkan larutan C; dan
encerkan sampai volum larutan menjadi 500 mL; diamkan
p-N itro ben zen-azo-r esors i no
beberapa lama, dan ambil (alirkan) cairan yang jernihnya. (Pereaksi untuk magnesium)
I

A p-Nitrobenzen-azolesorcinol 0,5 g
NaOHIM SmL
B Akuades
Setelah diperoleh larutan A, kemudian encerkan dengan B
sampai volum larutan menjadi 500 mL.

74 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 75


r

Nitron S&O;pereaksi
(Pendeteksian radikal nitrat) (Pereaksi magnesium; uji Suitsu & Okuma untuk Mg)
A Nitron (C2oHr6N4) 1og o-p-dihidroksi-monazo-p-nitrobenzen 0,5 g
B Asam asetat glasial 5mL NaOH 0,25 M 100 mL
Akuades 95 mL
Larutkan A ke campuran B, dan selanjutnya simpan dalam botol Sabun ;larutan
(Pereaksi untuk kesadahan dalam air)
berwarna gelap.
A kering
Sabun castile; 50 g
s-Nitroso-B-naftol B Etanol 8O/o* 500 mL
A o-Nitroso-p-naftol
C Larutan baku Ca*
Larutkan sabun ke dalam 500 mL B (alkohol 8O%); dan biarkan
B Asam asetat glasial 50 mL larutan ini selama beberapa hari. Kemudian encerkan dengan
Akuades 50 mL larutan B sedemikian sampai diperoleh di mana untuk setiap 6,4
Larutkan A ke dalam larutan B sedemikian sampai diperoleh mL larutan ini menghasilkan busa permanen terhadap 20 mL
larutan jenuhnya. larutan baku Ca.
Catatan: Pereaksi ini tidak tahan lama. * dibuat dengan mencampurkan alkohol absolut dan air (5 : 1).
* larutan baku Ca dibuat dengan rincian:
NYI-ANDER ; pereaksi 0,02 g CaCOg dilarutkan ke dalam sedikit HCI 0,4 M; uapkan sampai
(Untuk karbohidrat) kering; tambahkan akuades sampai volum larutan menjadi 100 mL.
A Bismut-subnitrat, Bi(OH)2NOg 1og
SCHEIBLER ; pereaksi (Lihat: Asam Fosfotungstat)
Garam Rochelle 20g
B NaOH 8% 500 mL
SCHIFF; pereaksi
Campurkan A ke dalam B; dinginkan dan kemudian saring. (Pereaksi untuk aldehid; lihat: Fuchsin-Asam Sultit)

OBERMAYER ; pereaksi SCHWEIZER ; pereaksi (Lihat: Kupri Oksida Amoniakal)


(Untuk indoksil dalam urin)
FeCls 2g SELIWANOFF; pereaksi
HCr (bj. 1,19)* 500 mL A Resorcinol 0,15 G
Keterangan: *kira-kira HCI 40% (b/b). (Lihat: Lampiran) B HCI pekat 34 mL
Akuades 68 mL
Pirogallol basa (atauHCl :Akuades = 1:2)
A Asam Pirogallat 759 Larutkan A ke dalam larutan B.
Akuades 75 mL
B KOH 500 g Seng klorida ; larutan alkalis
Akuades 250 mL (Pereaksi untuk sutera)
Larutkan basa ke dalam air; dinginkan; kemudian sesuaikan A ZnClz 200 g
massa-jenis larutan basa ini sampai diperoleh 1,55 (melalui Akuades 170 mL
penambahan KOH atau penambahan akuades). B ZnO 8g
Penggunaan: Tambahkan ZnO ke
dalam larutan A; panaskan sampai
Tuangkan 270 mL larutan B ke 30 mL larutan A. diperoleh larutan sempurna.

76 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 77


Seng-uranilasetat Sukrosa; 1%
(Pereaksi untuk Na) Sukrosa 1g
A UO2(C2H3O2)2.2H2O 1og Akuades 100 mL
CHSCOOH 30% 6mL Larutan dapat diawetkan dengan toluena.
Akuades
Larutkan dulu garam ke dalam CH3COOH 30% yang Tembaga(l)klorida amoniakal (Lihat: Kupro klorida amoniakal)
disertai dengan pemanasan kecil, kemudian encerkan
dengan akuades sampaivolum larutan menjadi50 mL. Tembaga(l)klorida-asam (Lihat: Kupro klorida asam)
B Zn(CH3COO)2.2H2O 3og
cHscooH 30% 3mL Tembaga(ll)asetat (Lihat: Ku pri asetat)
Akuades
Larutkan dulu garam ke dalam CH3COOH 30% dan Tembaga(ll)oksida-amoniakal (Lihat: Kupri oksida amoniakaf
encerkan dengan akuades sampai volum larutan menjadi
50 mL Tembaga(!l)sulfat dalam gliserin-KOH
(Lihat: Kuprisulfat dalam gliserin-KOH)
C NaCl 50 mg
Campurkan larutan A ke dalam larutan B; aduk sambil Tembaga(ll)tartrat alkalis (Lihat: Kupri tartrat ; atkatis)
ditambahkan NaCl; lalu biarkan campuran ini selama semalam.
Setelah itu lakukan penyaringan. Trinitrofenol ; larutan
(Untuk alkaloida, wool, sutera ; lihat:Asam Pikrat ; pereaksi HAGER)
STOKE; pereaksi
UFFELMANN ;pereaksi
A FeSO+ 159 (Uji untuk asam laktat)
Asam tartrat 1o g A Fenol ; murni 1g
Akuades Akuades 50 mL
Larutkan padatan ke dalam akuades secukupnya; Ialu B Larutan FeCls
encerkan sampaivolum larutan menjadi 500 mL.
Tambahkan B (larutan FeCl3) ke dalam larutan A (larutan fenol
B NH4OH pekat 2o/") sampai larutan fenol benrvarna ungu.
Saat sebelum pereaksi ini akan digunakan, tambahkan dulu Keterangan:
cairan B ke dalam larutan A sampai endapan pertama yang Pereaksi ini positif (adanya asam laktat) dengan memberikan warna kuning.
terbentuk kemudian melarut.
Urea ;0,1 M
Sukrosa;0,1 M Urea 3g
17,1 g
Akuades 500 mL
Sukrosa
Akuades WAGNER ; larutan
Larutkan sukrosa ke dalam sedikit akuades; lalu encerkan (Untuk analisis karang-fosfat untuk mencegah pengendapan besi dan aluminium)
sampaivolum larutan menjadi 500 mL. Asam sitrat 12,5 g
Catatan: Larutan dapat diawetkan dengan toluen. Asam salisilat 0,5 g
Akuades

Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 79


78 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium
Larutkan dulu kedua asam ke dalam sedikit akuades, ZIMMERMANN-REINHARDT ; pereaksi
(Untuk penetapan besi)
kemudian encerkan sampaivolum larutan 500 mL'
A MnSO+.4H2O 35 g
WAGNER;pereaksi Akuades 250 mL
(Pereaksi unti.rt< atXatoida ; lihat: lodo'kaliumiodida) B H2SO4 pekat 62,5 mL
HgPO4 85% 62,5 mL
WIJ ; larutan iod monoklorida Tuangkan secara perlahan campuran B ke dalam larutan A,
(Untuk bilangan iod)
kemudian encerkan sampaivolum larutan 500 mL.
lz I InUIoi
a)
6,5 g
Asam asetat glasial
b)
500 mL Zirkonil nitrat ; pereaksi
Cl, "l (Untuk uji-fluorida)
H2SO4 pekat (bj. 1,84) A Zirkonil nitrat, {ZrO(NOs)z .2HzO} 0,1 g
Larutkan lz ke dalam asam asetat glasial, dan bagi menjadi: HCI pekat 20 mL
A15 mL (simPan), dan sisanYa, B Akuades
B485 mL.
Encerkan larutan A dengan akuades sampai volum akhir 100 mL
Ke dalam larutan B alirkan gas cl2 kering sampai warna khas
dari iodium-bebas menghilang. Zirkonil nitrat ; pereaksi
(Untuk pemisahan fosfat)
setelah itu, tuangkan sedikit demi sedikit larutan A ke dalam
larutan B bebas i6dium tersebut guna menghilangkan kelebihan A Zikonil nitrat, {ZrO(NO3)2.2HzO} p.a. 0,1 g
klor bebas dalam B (usahakan penambahan larutan A tersebut B HNO3 pekat 6,2 mL
hanya menyebabkan'adanya lz dalam larutan B sedikit berlebih, Akuades
dan'hindar(an adanya klor dalam larutan). Kemaslah pereaksi di Alirkan dulu asam ke dalam 70 mL akuades pada
dalam botol kuning bertutuP' gelas kimia 250 mL; kemudian encerkan sampaivolum
Catatan: larutan menjadi 100 mL
Jangan gunakan lagi pereaksi yang melebihi 30 hari sejak penyimpanan'
Panaskan larutan B; kemudian larutkan garam sambil diaduk
Keterangan: dan dipanaskan sampai mendidih. Tutup dengan kaca arloji;
d hasil sublimasi ulang
biarkan selama 24 jam. Setelah itu, ambil larutan jenihnya.
o)
telah dilakukan uji kromat guna menghilangkan zat-zal yang dapat
mereduksi.
") harus kering dan bersih (dengan cara mengalirkan gas Clz ke dalam
HzSO+ pekaQ.

Xanthydrol ; larutan 10%


Xanthydrol 1o g
Metanol absolut 133 mL
suspensikan campuran ini dengan mengocoknya secara kuat;
setelah 2 hari; saring dengan menggunakan kertas saring
kering ke dalam botol kuning bermulut kecil (bertutup).
Catatan: Xanthydrol dapat dibeli dari Eastmann Kodak Co'

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi


80 81
(1) I ndikator Asam-basa
Contoh: -lakmus, fenolftalein, fenol merah, metil jingga, metil merah,
BAB brom-timol biru, brom-kresol hijau, brom-kresol ungu, dan sebagainya.
(2) lndikator Redoks
5 Contoh: metilen biru, difenil-amin, difenil-benzidin, feroin, nitroferoin,
S-metilferoin, asam difenilamin sulfonat, dan sebagainya.
(3) lndikator Kulometrik
(Berupa elektroda pembanding-indikator)
PEMBUATAil LANUMH (4'1 I n d i k at o r Ke I o m et r i k (! n d i kat o r m et al o k ro m i k)
Contoh: Eriochrome Black T, kalmagit, difenil karbazida, difenil
karbazon; natrium nitro-prusida, pirokatekol ungu, dan sebagainya.

Ada satu kelompok senyawa yang memiliki sifat khas, yakni (5) I nd ikato r Pengen d apan (l nd i kato r Adsorpsi)
warnanya dapat berubah oleh perubahan pH larutannya. Sifat inilah Contoh: eosin, fluoresin, diklorofluoresin, ortokrom T, ion kromat
yang birangkali mendorong penamaan kelompok zat tersebut sebagai (CrOa2l, ion ferri (Fet*), dan sebagainya.
inOifator. fmumnya kelompok senyawa tersebut tergolong senyawa (6) I nd i kato r P endar-fluor (l nd ikator Fl u o resen)
organik. Contoh: eosin, eritrosin, resorufin, kuinin, asam naftol-sulfonat, diazol
sumber indikator alam, umumnya berasal dari tumbuhan (akar, kuning-brilian, dan sebagainya.
daun, bunga, buah, atau biji) dan dapat dibuat melalui ekstraksi dengan
pelarutnya yang sesuai. setain indikator alam, kini dikenaljuga indikator Pemilihan indikator yang akan diterapkan bergantung pada perubahan
'sintetis dan
iOifiuai secara sintetik) terutama golongan sulfonftalein pH yang terjadi atau perubahan tertentu yang terlibat akibat dari
ftalein. Bahkan indikator sintetis lebih unggul dari indikator alam karena perubahan karakteristik/sifat dari pereaksi. Dengan demikian, selain
mampu memberikan perubahan warna yang lebih jelas (cemerlang). ketajaman perubahan warna indikator itu sendiri, ketepatan pemilihan
suatu indikator memiliki kepekaan terhadap perubahan pH indikator akan sangat menentukan ketelitian dan ketepatan hasil suatu
pengamatan.
larutan; ada juga kelompok indikator yang peka^terhadap l<onsentrasi
ion-ion logam tertentu seperti ion Mg2*, ion Ca2t,, ion Cu2*' lndikator
terakhir in-l sering disebut sebagai indikator metalokromik dan memiliki B. PEMBUATAN LARUTAN INDIKATOR
peran dalam titrasi kelometrik.
selama beberapa dasawarsa tedentu, indikator telah Alizarin ; larutan indikator 0,1%
memberikan peran penting dalam menunjang pe_rkembarigan kimia Alizarin 100 mg
analitik dan bidang itmu tiinnya. Penggunaan indikator dalam suatu Metanol 100 mL
-berkurang
analisis kini mulai (terdesak) dengan berkembangnya kimia
instrumentasi, namun dalam beberapa hal senyawa ini masih Alizarin kuning R ; larutan indikator 0,1%
digunakan dan masih memiliki peran cukup penting dalam beberapa Alizarin kuning R 100 mg
bidang ilmu. Akuades 100 mL
Alizarin merah S ; larutan indikator 1%
A. MACAM INDIKATOR
AlizarinmerahS 1g
Dari segi fungsinya, dikenal beberapa macam kelompok indikator Akuades 100 mL
di antaranya adalah

82 Bab 5 Pembuatan Larutan lndikator Ag


-
Brilian-kuning ; larutan indikator 0,1%
Amilum ; larutan indikator Brillian-kuning 100 mg
Dapat dibuat melalui dua cara, yaitu Akuades 100 mL
Cara 1:
Bromofenol biru ; larutan indikator 0,04"/"
A Amilum (kanii) 2g
Hglz ; serbuk 0'01 g A Bromofenol biru 100 mg
NaOH 0,01 M 14,9 mL
Campurkankeduazatinidankemudianbuatlahmenjadi
pasta dengan sedikit akuades' B Akuades 235,1 mL
B Akuades 1000 mL Homogenkan dulu campuran A (sampai membentuk larutan);
kemudian encerkan dengan B.
Didihkan akuades ini.
setelah B mendidih, masukkan pasta A ke dalamnyaselama
sedikit
pendidihan Bromofenol merah ; larutan indikator 0,O4"/"
Jemi-ieOif<it sambil diaduk; dan teruskan A Bromofenol 100 mg
;;bilil menit. Larutan akan jernih bila amilum yang merah
iigr;"ii. tergoton!- muOan. larut; jika tidak jernih' biarkan .
NaOH 0,01 M 19,5 mL
i"".r[r, dan-kemrldiin pindahkan lapisan jernihnya ke botol B Akuades 230,5 mL
kaca bertutuP. Homogenkan dulu campuran A sampai membentuk larutan,
kemudian encerkan dengan B.
Cara2:
A NaCl ; larutan jenuh (saring dulu) 500 mL
80 mL Bromokresol hijau ; larutan indikator O,O4/"
Asam asetat glasial
Akuades 20 mL A Bromokresol hijau 100 mg
gelas kimia 1 L' NaOH 0,01 M '14,3 mL
Campurkan ketiga bahan ini di dalam
B Amilum 3g B Akuades 235,7 mL
A; tutup gelas Homogenkan dulu campuran A sampai membentuk larutan,
Masukkan B sambil diaduk ke dalam campu.ran kemudian encerkan dengan B.
kimia dengrn piiing f"iirix lalu panaskan
-oin dengan
'pendidihan
api sedang
2 menit.
;ilH-;Aoibin, ieruskan selama
Bromokresol merah-lembayung ; larutan indikator 0,04"/"
SimPan dalam botol kaca bertutuP'
A Bromokresol ML 100 mg
Catatan: Larutan ini dapat bertahan lama' NaOH 0,01 M 18,5 mL
Benzopurpurin 48 ; larutan indikator 0,1olo B Akuades 231,5 mL
100 mg Homogenkan dulu campuran A sampai membentuk larutan,
BenzoPurPurin 48
100 mL kemudian encerkan dengan B.
Akuades
Bromopirogalo! merah ; larutan indikator
Besi(lll)-amonium'sulfat ; larutan jenuh
A. Bromopirogalol merah 0,05 g
Besi l)-amonium-sulfat P.a'
HNO31 M
(l I
100 mL B Etanol absolut 50 mL
larutan Akuades 50 mL
Larutkan garam ke dalam HNO3 1 M sampai diperoleh Masukkan A ke dalam larutan B (larutan etanol 50%)
jenuhnya.
Keterangan: Titik akhir dari merah ke biru.

Bab 5 Pembuatan Larutan lndikator 85


Membuat Reagen Kmia di Laboratorium
a4
Bromotimol biru ; larutan indikator O,O4y" Diklorofluoresin ; larutan indikator
A biru
Bromotimol 100 mg Diklorofluoresin 100 mg
M
NaOH O,O1 16 mL Elanol TOo/" 100 mL
B Akuades 234 mL Atau:
Homogenkan dulu campuran A sampai membentuk larutan, Garam Na-diklorofluoresin 100 mg
kemudian encerkan dengan B. Elanol 7Oo/" 100 mL
Gurcumin ; larutan indikator 0,1% p-Dimetilaminoazobenzen ; Iarutan indikator 0,1 %
Curcumin 100 mg A p-Dimetilaminoazobenzen 100 mg
Etanol 100 mL Etanol 90 mL
B Akuades 10 mL
Difenilamin sulfonat ; larutan indikator
A Ba-difenilamin sulfonat 320 mg
Buat dulu campuran A menjadi larutan, dan kemudian
tambahkan B.
Akuades 100 mL
B NazSO+ 500 mg 2-(p-Dimetilaminofenilazo)-piridin ; larutan indikator 0,1 %
Tambahkan B ke dalam larutan A; saring agar endapan BaSOq 2- (p-Dimetilam nofenilazo) -piridi n
i 100 mg
dapat dipisahkan. Etanol 100 mL

Difenilkarbazida m-Dinitrobenzoilen urea ; larutan indikator


A Difenilkarbazid 0,2 mg A m-Dinitrobenzoilen urea 25 g
NaOH 1 M 115 mL
B Asam asetat glasial 10 mL
C Etanol95% B Akuades; mendidih 50 mL
Larutkan A ke dalam B, kemudian encerkan dengan C sampai
C NaCl 292 mg
volum larutan menjadi 100 mL. Akuades 100 mL
Buat dulu campuran A secara homogen; tuangkan B, dan
Difenilkarbazon ; larutan indikator 0,2% aduk; kemudian tambahkan ke dalamnya larutan C.
Difenilkarbazon 200 mg
2, 4-Dinilrofenol ; larutan indikator
Etanol 100 mL
2,4-Dinitrofenol
(Kemas larutan indikator ini di dalam botol berwarna kuning, Akuades 100 mL
dan simpan di tempat dingin; kesegarannya berumur 1 bulan)
Larutkan indikator ke dalam akuades ini sampai diperoleh
larutan jenuhnya.
2, 6 -Diklorofenol-i nd ifenol ; larutan i ndi kator 05%
0,

Garam Na dari indikator 104 mg Eriokrom hitam T; larutan indikator.


NaHCOg 84 mg
200 mL Eriokrom hitam T 0,5 g
Akuades
Alkohol 100 mL
Tuangkan akuades pada kedua garam sambil diaduk. Bila Larutan indikator ini dapat disimpan 6-8 minggu; setelah
perlu saring, dan simpan ditempat dingin.
itu jangan dipakai lagi.

86 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium


Bab 5 Pembuatan Larutan lndikator
87
Pilihan lain adalah dalam sediaan serbuk (dapat disimpan lama); 4-F enilazod ifen i lam i n ; larutan nd kato r
i i O,O1 %
dibuat sebagai berikut. A 4-F enilazodifenilamin 10 mg
Eriokrom hitam T 0,5 g HCI 1M 1mL
NaCl p.a. log B Etanol
Hidroksilamin hidroklorida p.a. 1og 50 mL
C Akuades 49 mL
Campur dan gerus ketiga padatan semerata mungkin.
Buat dulu rarutan A, dan kemudian secara berurutan
Catatan: gunakan 0,25 g serbuk indikator per titrasi. tambah-
kan B dan C ke dalamnya.

Eritrosin ; larutan indikator 0,1% 4 -F enilazo-i -naft ilam i n ; larutan i nd ikator 0, 1 %


Garam Na2-eritrosin 100 mg 4-F enilazo- 1- naft i lam i n 100 mg
Akuades 100 mL Etanol 100 mL

Eti l-bi s(2, 4-d i meti lfenl)asetat ; larutan ndikator


i i Fenol merah ; larutan indikator O,O4o/o
Eti l-bis (Z 4-d meti lfen l) asetat
i i A Fenol merahi 100 mg
Aseton-alkohol50% (*) NaOH 0,01 M 28,2 mL
Larutan indikator ini merupakan larutan ienuhnya dalam B Akuades 221,8 mL
aseton-alkohol 50%. Homogenkan duru campuran A, dan seranjutnya tambahkan
(*) Perbandingan volum 1 : 1 ke dalamnya.
- --"'--"'5 rErr'vq B
* disebut
iuga: fenotsutfonftatein.
Etil iingga ; larutan indikator 0,1%
A Etiljingga 100 mg Fenolftalein ; larutan indikator O,O5'/o
B Akuades 90 mL A Fenolftalein 100 mg
Etanol 10 mL Etanol 100 mL
Larutkan A ke dalam larutan B. B Akuades 100 mL
Homogenkan duru. campuran A, kemudian tambahkan
Etil merah ; larutan indikator 0,1% dalamnya; dan saring jika perlu.
B ke
A Etil merah '100 mg
Metanol 50 mL Fenolsulfonftarein ; rarutan indikator. (Lihat: Fenot
merah)
B Akuades 50 mL
Homogenkan dulu campuran A, dan kemudian tambahkan Feroin* ; larutan indikator
ke dalamnya. A 1,1?-tenantrolina hidrat
B besi(ll)sulfat 0,02 M**
Etil ungu ; larutan indikator 0,1% A dilarutkan ke daram B (harus dihitung secara stoikiometris).
A Etil ungu 100 mg *kompleks besi(il)-1,
Metanol 50 mL *harus bebas asam. 1 0-fenantrorina; atau ferrofenantrorin.
B Akuades 50 mL
Homogenkan dulu campuran A, dan kemudian tambahkan B Feroin-sulfat ; larutan indikator 1,5%
(Lihat: Ferrofenantroli n-ion ; larutan indit<ator
ke dalamnya. 1,5%).

Bab 5 Pembuatan Larutan lndikator


88 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium
89'
It
I

Ferric-alum ; larutan indikator lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH 7,5)
A FeNH+(SO4)2.12H2O 70 mg A Bromotimol biru 0,05 g
Akuades; 50 "C 200 mL Akuades 50 mL
Setelah terbentuk larutan; dinginkan ; dan saring. B Klorofenol merah 0,05 g
Akuades 50 mL
B HNO36N 50mL
Campurkan 50 mL A dan 50 mL B (1 : 1).
Encerkan larutan A dengan larutan B sampai volum akhir
Keterangan: Berubah warna pada pH7,5 dari kuning menjadi ungu.
larutan 250 mL.
lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH 8,3)
Ferrofenantrolin ion ; larutan indikator 1,5%
A o-Fenantrolin 1,5 g A Timol biru; sebagai garam Na-nya 0,1 g
Akuades 100 mL
B FeSO+.7HzO 700 mg
B Kresol merah; sebagaigaram Na-nya 30 mg
100 mL
Akuades
Akuades 30 mL
Buat dulu larutan B, lalu masukkan A, dan aduk samPai Campurkan 90 mL A dan 30 mL B (3 : 1).
melarut.
Keterangan: Berubah warna pada pH 8,3 dari kuning menjadi ungu.
lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH 4'3)
lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH 8,9)
A Bromokresol hijau; garam Na-nya 0,05 g
A Fenolftalein 0,1 g
Akuades 5o mL
Etanol 100 mL
B Metiljingga 0,1 g
B 1-Naftalein 0,03 g
Akuades 5o mL
Etanol 30 mL
Campurkan 50 mL A dan 50 mL B (1 : 1).
Campurkan 90 mL A dan 30 mL B (3 : 1).
Keterangan: berubah warna pada pH 4,3 dari jingga menjadi biru-kehijauan.
Keterangan:
Berubah warna pada pH 8,9, dari merah muda pucat menjadi ungu.
lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH 6,1)
A Bromokresol hijau; garam Na-nya 0,05 g lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH g,0)
Akuades 50 mL A Timol biru 0,03 g
B Klorofenol merah 0,05 g
Etanol50% 30 mL
Akuades 50 mL
B Fenolftalein 0,1 g
Campurkan 50 mL A dan 50 mL B (1 : 1). Etanol 50% 100 mL
Keterangan: Campurkan 30 mL A dan 90 mL B (1 : 3).
Berubahwarna pada pH 6,1 dari hijau-pucat menjadi ungu-kebiruan' Keterangan: berubah warna pada pH 9,0 dari kuning menjadi ungu.

lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan padapH7,2) lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH 9,g)
A Bromotimol biru 0,05 g
A Timolftalein 0,05 g
Etanol 50 mL Etanol 50% 50 mL
B Klorofenol merah 0,05 g B Fenolftalein 0,05 g
Etanol 50 mL tl Akuades 50 mL
Campurkan 50 mL A dan 50 mL B (1 : 1). il Campurkan 50 mL A dan 50 mL B (1 : 1).
Keterangan: Berubah warna pada pH7,2 dari merah-muda menjadi hijau. ll Keterangan: Berubah warna pada pH 9,9 dari tak-berwarna menjadi ungu.

I
Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 5 Pembuatan Larutan lndikator
90 lt 91
5,5-lndigodisulfonat-asam ; larutan indikator 0,1 % Katekolviolet ; larutan lndikator
Garam dinatrium-indigodisulfonat 100 mg Katekolviolet 0,1 g
Akuades 100 mL Akuades 100 mL
Keterangan:
Jingga lV; larutan indikator O,01Y"
lndikator ini dalam air benrarna kuning dan bersifat indikator asam-basa;
Jingga lV 10 nrg berwarna merah (pH<1 ,5); merah (pH 2-6); violet (pH=7); biru (pH>10).
Akuades 100 mL
Klorofeno!-merah ; larutan indikator 0,04"/"
Kalium kromat ; larutan indikator 5% A Klorofenol merah 100 mg
](zCrO+ p.a. 5g NaOH 0,01 M 23,5 mL
Akuades 100 mL B Akuades 226,5 mL
Catatan: Pemakaian per mL untuk 50-1 00 mL larutan uji. Homogenkan dulu campuran A sampai membentuk larutan,
kemudian tambahkan B ke dalamnya.
Kalium kromat-dikromat ; larutan indikator
A IGCrO+ p.a. 4,2 g Komplekson timolftalein* ; bubuk indikator
l9CrzOt p.a. o,7 g
B Akuades '100 mL Komplekson timolftalein 1g
KNOs 100 g
Masukkan A ke B, dan aduk sampai seluruhnya melarut.
Kedua zat dicampur dan digerus semerata mungkin.
Catatan: Merupakan pilihan indikator yang lebih baik untuk metode Mohr. *Asam timolftalein di(metil-iminadiasetat).

Kalmagit ; larutan indikator O,05Y"


Kongo merah ; larutan indikator 0,5%
Kalmagit 0,5 g
Akuades 100 mL A Kongo merah 500 mg
Etanol 10 mL
Catatan:
Perubahan warnanya lebih jelas dan lebih tajam dari indikator Solokrom- B Akuades 90 mL
Hitam; dan keuntungannya, larutan indikator ini stabil selama paling sedikit Homogenkan dulu campuran A sampai membentuk larutan,
12 bulan bila disimpan dalam botol politena dan tak terkena cahaya.
kemudian tambahkan B ke dalamnya.
Kalsikrom* ; Iarutan indikator
Kresol merah*; larutan indikator O,04"/"
A Kalsikrom 0,5 g
A Kresol merah 100 mg
NaOH 0,1 M
NaOH 0,01 M 26,2 mL
Di dalam lumpang bersih, kalsikrom digerus sambil
ditetesi NaOH 0,1 M sehingga membentuk pasta. B Akuades 223,8 mL
B Akuades Homogenkan dulu campuran A sampai membentuk larutan,
lalu tambahkan B ke dalamnya.
Pindahkan dulu pasta ke dalam botol reagen 600 mL; encerkan *nama lain: o-kresolsulfonftalein.
dengan akuades sampaivolum 500 mL.
*Asam siklotris-7-(1 -azo-8-hidroksinaftalena-3,6-disulfonat).
. o-Kresolftalein ; larutan indikator 0,O4"/"
Catatan: Bekerja baik untuk titrasi CDTA.
o-Kresolftalein 40 mg
Kanji ; larutan indikator (Lihat: Amilum; larutan indikator) Etanol 10 mL

92 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 5 Pembuatan Larutan lndikator 93


!'
rn-Kresolsulfonftalein ; larutan indikator Metanil kuning ; larutan indikator O,01"/o
(Lihat: Metakresot Merah-lembayung ; larutan indikator) Metanil kuning 10 mg
Akuades 100 mL
o-Kresolsulfonftalein ; larutan indikator
(Lihat: Kresol Merah; larutan indikator)
Metil biru ; larutan indikator O,O2y"
Kristal ungu ; larutan indikator O,02/" Metil biru 20 mg
Kristal ungu 20 mg Akuades 100 mL
Akuades 100 mL
Metil hijau ; larutan indikator 0,1%
Kuinaldin merah ; larutan indikator 1% Metil hijau 100 mg
Kuinaldin merah 1g Akuades 100 mL
Etanol 100 mL
Metiljingga ; larutan indikator O,O1"/o
Lakmoid ; larutan indikator 0,2% Metiljingga 10 mg
Lakmoid 200 mg Akuades 100 mL
Etanol 100 mL
Catatan: Saring jika perlu.
Lakmus; larutan indikator 1%
Lakmus 1 g Metiljingga ; larutan indikator (modifikasi)
Akuades 100 mL Metiljingga 500 mg
Xylensianol FF 700 mg
Malasit hiiau ; larutan indikator 1% Etanol 50% dalam air 250 mL
hijau
Malasit 1 g
Akuades 100 mL Metil merah ; larutan indikator O,O2y"
A Metil merah 50 mg
Merah netral ; larutan indikator O,O1o/" Etanol 150 mL
A Merah netral 10 mg B Akuades 100 mL
Etanol 50 mL
Homogenkan dulu campuran A sampai membentuk larutan,
B Akuades 50 mL baru kemudian tambahkan B ke dalamnya.
Homogenkan dulu campuran A (sampai membentuk larutan),
baru kemudian tambahkan B ke dalamnya' Metil merah ; larutan indikator (modifikasi)
Metil merah 250 mg
Metakresol merah-lembayung* ; larutan indikator 0,Q4"/"
Xylensianol FF 625 mg
A Metakresol ML* 100 mg Etanol90% dalam air 500 mL
NaOH 0,01 M 26,2 mL
Atau:
B Akuades 223,8 mL
Metil merah 625 mg
Homogenkan dulu campuran A sampai membentuk larutan, Metil biru 412,5 mg
kemudian tambahkan B ke dalamnYa. Etanol 90% dalam air 500 mL
*nama lain : m-kresolsulfonftalein.

Bab 5 Pembuatan Larutan lndikator 95


Membuat Reagen Kimia di Laboratorium
{ I
I

Metil merah-metil biru ; larutan campuran indikator Parametil merah ; larutan indikator 0,1%
Metil merah ; larutan O,O2/" 125 mL Parametil merah 100 mg
Metil biru ; larutan 0,O1"/" 125 mL Etanol 100 mL
Catatan:
Pada pH 5,2: larutan campuran-indikalor berwarna merah; Patton dan Reeder*; bubuk indikator
pada pH 5,4: tak berwarna; dan pada pH 5,6: berwarna hiiau.)
A HHSNNA* 2g
MO ; larutan indikator (Lihat: Metil iingga; larutan indikator) B Natrium sulfat p.a. 200 g
A dan B dicampur dan digerus sampai semerata mungkin.
MR ; larutan indikator (Lihat: Metil merafi ; larutan indikator) *asam 2-hidroksil-1 -(2-hidroksi-4-sulfat-1 -naftilazo)-3-nafioat;
biasa disingkat: HHSNNA
MetilTimol biru KNO3 ; larutan indikator Keterangan:
20 mg Pemakaian: 1 g per titrasi; dan tidak stabil dalam larutan bersuasana basa.
Metil timol biru-jingga
KNO3 p.a. 20 mg
100 mL Pirokatekol violet ; Larutan lndikator
Akuades (Lihat: Katekol violet; Larutan lndikator)

Metil ungu ; larutan indikator Propil merah ; larutan indikator 0,1%


Metil ungu 40 mg Propil merah 100 mg
Akuades 100 mL Etanol 100 mL

Mureksida-campuran ; bubuk indikator Resazurin ; larutan indikator 0,1%


Mureksida (C.1.560865 o,2 g Resazurin 100 mg
Naftol B hijau 0,5 g Akuades 100 mL
NaCl murni 100 g

Ketiga zat dicampur dan digerus sampai semerata mungkin. Solokrom biru-tua* ; larutan indikator
Keterangan: pemakaian +0,2 g campuran per titrasi. Solokrom biru-tua 0,2 g
Metanol 50 mL
p-Naftolbenzen ; larutan indikator * Na- I -12-nidroksi- /-naftilazo) -2-nafto-4-sulfonat;
A p-Naftolbenzen 1g Erikrom RC-Hitam; atau Kalkon.
B NaOH 0,1 M 10 mL
Solokrom-hitam* ; larutan indikator
Akuades 90 mL
Larutkan A ke dalam larutan B.
Xilenoljingga 20 mg
KNO3 p.a. 20 mg
m-Nitrofenol ; larutan indikator 0,1% Akuades 100 mL
m-Nitrofenol 100 mg Catatan:
100 mL Dalam larutan bersuasana asam, indikator cenderung berpolimerisasi
Akuades menjadi zat yang berwarna coklat-merah (indikator tersebut tidak baik
digunakan untuk larutan yang bersuasana asam).
p-Nitrofenol ; larutan indikator 0,1% pH: <5 7-11 >11
p-Nitrofenol 100 mg Warna indikator : merah biru Jingga-kekuningan
Akuades 100 mL *nama lain: Na-1 (1-hidroksi-2-naftilazo)-6-nitro-2-naftol-4-sulfonat(ll)

96 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 5 Pembuatan Larutan tndikator


It
- Universal ; larutan indikator campuran
Sulfon F hitam permanen ; laruthn indikator (perubahan per 2 satuan pH)
Sulfon F hitam* o,2 g A Etanol absolut 500 mL
Akuades 100 mL (dalam botol reagen bertutup)

*garam Na dari asam 1 -h id roksi-8- (2-h id roksi naft ilazo) -


B Fenolftalein 0,1 g
2- (sulfonafi ilazo) -3,6-disulfonat.
Metil merah 0,2 g
Metil kuning 0,3 g
Bromotimol biru o,4 g
Tetrabromofenolftaleinetil ester ; larutan indikator 0,1 %
Timol biru 0,5 g
Tetrabromofenolftalinetil ester 100 mg
Masukkan padatan indikator satu per satu ke dalam botol
Etanol 100 mL
berisi A; tutup; dan homogenkan sampai semua indikator
melarut. Beri label pada botolnya.
Timol biru ; larutan indikator O,04"/"
Keterangan'.
A Timol biru 100 mg Perubahan warna indikator universal ini adalah
NaOH 0,01 M 21,5 mL
pH2 pH4 pH6 pH8 pH 10
B Akuades 228,5 mL
merah Jrngga kuning hijau biru
Homogenkan dulu campuran A sampai membentuk larutan,
kemudian baru tambahkan B ke dalamnya. Universal ; larutan indikator campuran (perubahan per 1 satuan pH)
A Etanol 660 mL
Timolftalein ; larutan indikator O,O4y" Akuades 340 mL
A Timolftalein 40 mg Tempatkan larutan etanol 66% ini dalam botol reagen
Etanol 50 mL berwarna.
B Akuades 50 mL
B Metiljingga 0,05 g
Homogenkan dulu campuran A samPai membentuk larutan, Metil merah 0,15 g
kemudian tambahkan B. Bromotimol biru 0,30 g
Fenolftalein 0,35 g
4- o -T oltlazo-o-tol u id i n ; larutan i nd i kator O,O1 "/"
Masukkan padatan indikator satu per satu ke dalam botol
4 - o -T olilazo-o to u d n
I i i 10 mg berisi A; tutup; dan homogenkan sampai semua indikator
Akuades 100 mL melarut. Beri label pada botolnya.
Keterangan:
/,3,S-Trinitrobenzen ; larutan indikator O,O4y" Perubahan warna indikator universal ini adalah
1 ,3,5-Trinilrobenzen 40 mg pH3 pH4 pH5 pH6 pH7
Etanol 100 mL merah merah-iinoqa lrngga kuning hiiau-kekuninoan

oHB pH9 pH 10 pH 11
2, 4, 6-Trinitrotol uen ; larutan i nd i kator 0,O4"/"
biru-kehijauan biru violet violet-kemerahan
2,4,6-Trinilrotoluen 40 mg
Etanol 100 mL Viriamina biru ; larutan lndikator
Viriamina biru (C.1. 37255) 1 g
Akuades 100 mL

98 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 5 Pembuatan Larutan lndikator 99


Xilenoliingga ; larutan indikator
-
A Xilenoljingga o,2 g
BA8
Trietanolamina 15 mL
B 5mL
Etanol absolut
Homogenkan dulu campuran A, dan selanjutnya encerkan
6
dengan menambahkan B.
Catatan:
o lndikator ini hanya stabil dalam beberapa bulan.
o Larutan O,4"/o dari zat warna murninya dalam metanol dapat digunakan PEMBUATAN LARUTAH
dengan baik selama paling sedikit 1 bulan

Zinkon ; larutan indikator


A Zinkon 0,065 g A. TEKNIK BIOKIMIA DALAM HISTOLOGI
NaOH 0,1 M 2mL Salah satu cabang Anatomi yang mempelajari bentuk atau
B Akuades struktur jaringan makhluk hidup adalah Histologi. llmu yang
Larutkan zinkon ke dalam NaOH 0,1 M kemudian encerkan menggabungkan teknik-teknik biokimia dan histologi untuk mempelajari
dengan akuades sampai volum akhir menjadi 100 mL struktur jaringan dan sel disebut Histokimia. Salah satu tahap dalam
melakukan studi melalui histokimia adalah membuat dan
mempersiapkan sediaan kimia untuk preparat biologis.
Pada bab ini, sebagian sediaan kimia dalam histokimia diadaptasi dari
Buku berjudul Metode Pewarnaan.

B. PEMBUATAN LARUTAN PREPARAT BIOLOGIS

Alcian biru O,1o/o; larutan pewarna


Alcian biru 100 mg
Asam asetat glasial 3mL
Akuades 97 mL
Larutkan dulu alcian biru ke dalam asam, dan baru kemudian
ditambahkan dengan akuades.
Atau:
Alcian biru (Michrome No.24 ) 100 mg
Etanol 95% 100 mL
Aldehida kuning; larutan pewarna
Metanil kuning 250 mg
Asam asetat glasial 2 tetes
Akuades 100 mL
Tambahkan dulu asam ke dalam akuades kemudian terakhir
dengan zalwarna.

101
100 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium
T
Alizarin 1oo/o ) larutan pewarna B Asam fosfomolibdat(*) 1g
Alizarin 1o g Akuades 100 mL
Akuades 100 mL Diperoleh: larutan asam fosfomolibdat 1%.
Larutkan A ke dalam larutan B.
Altmann ; larutan fiksatif (*) H3PMo12O4o.14H2O
A Asam osmat 1g
Akuades 50 mL Anilin-Fuchsin asam ; larutan pewarna.
(Diperoleh: asam osmat 2%) . A Anilin 2mL
B Kalium dikromat 2,5 g Akuades 40 mL
Akuades 50 mL B Fuchsin-asam 8g
(Diperoleh: kalium kromat 5%) Campurkan dulu bahan A dalam botol pereaksi 50 mL; kocok
Campurkan A dan B di dalam sebuah botol, tutup, dan kocok selama 2 menit; diamkan, dan kocok lagi setelah 24 jam; lalu;
agar homogen. kemudian saring campuran ini. Selanjutnya tambahkan B ke
dalamnya, dan kocok secara teratur dengan interval beberapa
jam.
Amonium bromida-formalin ; larutan pereaksi
Amonium bromida 2g Anilin-kristal ungu ; larutan pewarna (EHRLICH)
Akuades 85 mL A Anilin 2mL
Formalin 15 mL Akuades 100 mL
Larutkan amonium bromida pada akuades, dan selanjutnya B Kristal ungu 1,2 g
ditambahi dengan formalin. Etanol 95% 12 mL

Anilin-alkohol ; larutan Buat dulu campuran A


sehomogen mungkin; selanjutnya
tuangkan campuran ini ke dalam larutan B; aduk agar campuran
Anilin 0,5 mL menjadi homogen. Setelah disimpan selama 2 minggu, baru
Alkohol95% 500 mL larutan ini dapat digunakan.
Kocok campuran dengan kuat.
Asam Hematin ; larutan pewarna
Anilin biru-asetat ; larutan pewarna A Hematoksilin 50 g
A Anilin biru 0,5 g Klos* 0,5 g
Jingga G 2g Akuades 50 mL
Asam asetat glasial 8mL B Asam asetat glasial 1 mL
B Akuades 100 mL Masaklah A sampai campurannya homogen. Segera dinginkan,
A dalam bentuk larutan di dalam botol dan kemudian tambahkan B.
Buat dulu campuran
pereaksi, kemudian tambahkan B. Catatan: Larutan ini harus disiapkan segar.
Keterangan: *dapat digunakan KlOg 1"/" sebanyak 1 mL.

Anilin biru-jingga G ; larutan pewarna Asam kromat 1o/o ; larulan fiksatif


A Anilin biru 0,5 g
Asam kromat* 1g
Jingga G 2 g
Akuades 100 mL

102 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan Preparat Biologis 103
7
{
Asam krorhat 1oo/o i larutan fiksatif B NH4OH pekat 20 mL
Asam kromat* 1o g
Masukkan semua bahan A di dalam gelas kimia 250 mL dan
Akuades 100 mL
dimasak jadi satu selama 5 menit. Dinginkan; kemudian
Keterangan:
*asam ini merupakan asam hipotetis dengan rumus kimia HzCrO+; nama
tambahkan B, dan aduk agar bercampur merata. Pindahkan
lainnya adalah krom trioksida, CrOs yang mudah larut dalam air, dan
campuran ke dalam botol reagen berwarna gelap, dan
bersifat dapat mengendapkan nukleoprotein. simpanlah di kulkas.

Asam pikrat jenuh ; larutan fiksatif Bismarck-cokelat ; larutan pewarna


Asam pikrat* 1g A FeCls 500 mg
Alkohol95% 100 mL Elanol TO/" 100 mL
lsikan dulu ke dalam gelas kimia 200 mL sebanyak 100 mL
B Bismarck Cokelat 1,5 mL
alkohol 95%; baru kemudian tambahkan asam pikrat sampai Larutkan B ke dalam larutan A; diamkan dulu selama 1 malam,
diperoleh larutan jenuhnya. baru kemudian disaring.
Keterangan:
*nama lain: 2, 4, 6-tri n itrofe no l, HOC6H2 (N Oz)e; kristal kun i n g beracu n BOUIN ; larutan fiksatif
dan mudah meledak. Asam pikrat jenuh (dalam akuades) 75 mL
Formaldehid 40o/" (formalin) 25 mL
Aseto-orcein ; larutan pewarna Asam asetat glasial 5 mL
A Orcein 1g Masukkan bahan di dalam botol pereaksi 200 mL kemudian
Asam asetat glasial 45 mL kocok sehingga bercampur merata.
B Akuades 55 mL
Buat dulu larutan A dengan melarutkan orcein ke dalam asam
BOUIN-alkohol (Lihat: BOUIN-DUBOSCQ; larutan fiksatif)
asetat glasial panas. Setelah larut, dinginkan larutan, dan
kemudian tambahkan B sambil diaduk hingga homogen. BOUIN-DUBOSCQ ; larutan fiksatif
(Larutan dapat segera digunakan) A Asam pikrat jenuh (dalam akuades) 13 mL
Formaldehid 40% 30 mL
Azokarmin ; larutan pewarna Asam asetat glasial 7mL
A Azocarmine B 0,5 g B Alkohol absolut 50 mL
Akuades 100 mL C Akuades 15 mL
B Asam asetat glasial 1mL Buat dulu pencampuran bahan A secara homogen di dalam
Larutkan azocarmin ke dalam akuades (bila perlu bantu dengan botol pereaksi 150 mL. Lalu tambahkan B, kocok agar merata,
pemanasan kecil). Dinginkan dan saring campuran ini; dan terakhir tambahkan C.
kemudian tambahkan B pada filtratnya.
CARNOY ; larutan fiksatif
Best-carmine ; larutan pewarna (larutan baku) Alkoholabsolut 60 mL
A Carmine 2g Kloroform, CHCI3 30 mL
Kalium karbonat, K2CO3 1g Asam asetat glasial 10 mL
Kalium klorida, KCI 5g Masukkan bahan secara berurutan di dalam botol pereaksi 100
Akuades 100 mL mL kemudian kocok sehingga bercampur merata.

104 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium


Bab 6 Pembuatan Larutan Preparat Biologis 105
7
T

Celestin biru ; larutan pewarna Floksin B ; larutan pewarna 0,57o


Celestin biru (C.1. no. 900) 0,25 g Floksin B 0,5 g
Besi-alum 2,50 g Akuades 100 mL
Akuades 50 mL
Gliserol 7mL Formaldehid 1 Oo/oi larutan fiksatif
Larutkan besi-alum dalam akuades, kemudian didihkan selama Formalin (formaldehid40%) 10 mL
3 menit. Saring campuran, dan setelah dingin tambahkan Akuades 90 mL
gliserol ke dalam filtratnya.
Fosfat-azo alkalin ; larutan pewarna
Colchicin O,5o/o, larutan pereaksi
A Natrium naftilfosfat 1og
Colchicin* 0,5 mL Akuades; dingin (10 'C) 5mL
Bufer fosfat pH 7* 100 mL
B
Keterangan: (*) rumus kimia: CzeHzsNOo; (*) Pembuatan bufer ini, lihat Bab 8.
Natrium perborat (*) ; Iarutan 2mL
MgCl2 10% 10 tetes
DIETRICH ; larutan fiksatif Akuades; dingin (10 'C) 40 mL
A Alkohol 95% 30 mL C Diazo biru Btetraazolized-o-dianisidin 30 mg
Formalin 12 mL Buat dulu larutan A dan larutan B secara terpisah; kemudian
Asam asetat glasial 2mL campurkan kedua larutan ini secara homogen; dan terakhir
B Akuades 60 mL tambahkan C.
(*) Nama lainnya adalah natrium metaborat peroksihidrat, NaBOz.HzOz.3HzO.
Campurkan bahan A ke dalam botol pereaksi 150 mL, baru
kemudian tambahkan akuades, dan kocok agar homogen.
Fuchsin-aldehid ; larutan pewarna
Digitonin ; larutan pewarna 0,57" A Fuchsin-basa 500 mg
Digitonin 0,5 g Alkohol 70% 100 mL
Alkohol 50% 100 mL B Paraldehid (*) 1mL
HCI pekat 1mL
Fast hijau ; larutan pewarna
Tambahkan B secara berurutan ke dalam larutan A; aduk
Fast hijau FCF 3g sebentar, dan diamkan selama 24 jam pada temperatur kamar.
Akuades 100 mL (fimbulnya warna ungu gelap menandakanrlarutan pewarna
dapat digunakan)
Feulgen coleman ; larutan pereaksi (*) nama lainnya adalah: para-asetaldehid.
A Fuchsin basa 1 g
Akuades 200 mL Fuchsin-asam ; larutan pewarna 0,57o
B Natrium metabisulfit 2g Fuchsin-asam* 500 mg
C HCIlM '10 mL
Akuades 100 mL
D Norit (karbon-aktif) 0,5 g
Keterangan: *rumus kimia, CzoHrzNsNazOgSs.
Didihkan akuades; angkat dari api, dan tambahkan fuchsin basa. Aduk
sampai fuchsin melarut, dinginkan dan saring. Ke dalam filtrat ini
tambahkan B dan C; biarkan memutih selama 24 jam. Lalu tambahkan Gallego ; larutan pewarna
D; kocok selama 1 menit, dan saring. Pindahkan filtratnya (harus tak Disiapkan dalam 2 bentuk:
berwarna) ke dalam botol pereaksi, dan simpan dalam kulkas.

106 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan Preparat Biologis 107
T
Larutan Gallego No. 1: B lz 19
Akuades 10 mL Buat campuran sampai homogen (larutan); tambahkan B, dan
HNO3 pekat 1 tetes kocok sampai melarut; kemudian tambahkan akuades sebanyak
FeCl3 10olo 1 tetes 280 mL.
Formalin 2 tetes
Larutkan pereaksi secara berurutan ke dalam akuades. HEIDENHEIN* ; larutan fiksatif
A HgCl2
Larutan Gallego No.2: Akuades 60 mL
Akuades 10 mL Larutkan kristal HgCl2 dalam akuades sampai terbentuk
Asam asetat 1 tetes larutan jenuhnya.
Karbol-fuchsin 15 tetes B Formalin (formaldehid 4O/o) 20 mL
Larutkan pereaksi secara berurutan ke dalam akuades. Asam asetat glasial 4mL
Asam trikloroasetat 2mL
Gallosianin ; larutan pewarna Masukkan ketiga cairan ini ke dalam botol pereaksi 200
A Gallocyanin 3g mL; kocok agar homogen.
B Akuades 200 mL C Akuades 30 mL
Krom-alum 1o g Tuangkan 50 mL larutan jenuh A ke dalam B; kocok agar
Buatlah larutan B dengan cara melarutkan krom-alum dalam bercampur merata. Setelah itu tambahkan dengan C.
akuades. Tambahkan A ke dalam B. Aduklah campuran ini Keterangan: * disebut juga Larutan Susa.
sambil dipanaskan perlahan dengan api sedang selama 5-10
menit. Segera dinginkan pada suhu kamar. Saring dengan HELLY ; larutan fiksatif (Lihat: Zenker-formol)
kertas saring, lalu masukkan kertas saring beserta isinya ke
dalam botol300 mL;tambahkan akuades sampaivolum menjadi Hemalum HARRIS ; larutan pewarna
200 mL; kocok perlahan. A Hematoksilin 500 mg
B Kalium-alum 5g
Gentiana-ungu ; larutan pewarna 1% Akuades 100 mL
Gentiana ungu 1g C HgCl2 250 g
Akuades 100 mL
Campurkan B sehingga membentuk larutan; masukkan A; aduk
sehingga melarut; terakhir tambahkan C.
Giemsa ; larutan pewarna 3%
Giemsa ; zat warna 3g Hemalum MAYER; larutan pewarna
Metanol 100 mL A Hematoksilin 100 mg
Catatan: Akuades 100 mL
Larutan ini hanya bertahan 1-2 hari saja; sebaiknya dibuat B NalOs 20 mg
pada saat akan digunakan. C Kalium-aluminium sulfat 5 g
Masaklah hematoksilin dan 150 mL akuades beberapa menit
Gram-iodin ; larutan pewarna
kemudian tuangkan campuran ini ke dalam botol 200 mL yang
AKI 2g berisi sisa akuades di atas. Kocok sebentar; kemudian tambahkan
Akuades 20 mL B dan C; kocok lagi dengan kuat agar bercampur sempurna.

Bab 6 Pembuatan Larutan Preparat Biologis 109


108 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium
ry

Hematoksi I i n-al u m (Li hat: H em ato ks i I i n CARMZI) Campurkan dulu bahan A (hematoksilin dan alkohol absolut) di
dalam botol pereaksi 100 mL sampai hematoksilin melarut.
Hematoksilin-alum asam (Lihat: Hematoksilin EHRLICH) Setelah terbentuk larutan, tuangkan B, C, dan D ke dalam botol
tersebut; tutup, dan kocok beberapa saat. Setelah itu masukkan
Hematoksilin CARAZZI* ; larutan pewarna E; tutup, dan kocok lagi campuran dengan kuat agar homogen.
A Kalium-aluminium sulfat * 5g Catatan:
Akuades 80 mL (1) Larutan ini harus mengandung kalium aluminium sulfat berlebih yang
ditunjukkan oleh adanya kristal di dasar botol;
Larutkan kalium-alum ke dalam botol 200 mL yang (2) larutan yang telah disimpan dalam waktu lama akan memberikan hasil
berisi akuades. yang lebih baik; bahkan akan lebih efektif lagi bila larutan itu telah disimpan
beberapa tahun.
B Hematoksilin 0,1 g
Keterangan:
C KlO3, kalium iodat 20 mg *disebut juga hematoksilin-alum asam; *dapat juga digunakan
etanol 95%.
D Gliserin 20 mL
Tambahkan secara berurutan B, C, dan D ke dalam larutan A Hematoksilin-fosfomolibdat ; larutan pewarna
sambil dikocok. (Larutan ini akan rusak setelah 2-3 bulan) A Hematoksilin 1g
Keterangan:
Akuades 100 mL
*disebut juga larutan hematoksilin-alum; *atau amonium-aluminium sulfat. B Kloral-hidrat (*) 6g
C Asam fosfomolibdat 10% (aq) 1 mL
Hematoksilin DELAFIELD ; larutan pewarna Kocok campuran A sehingga homogen; tambahkan B dan C;
A Hematoksilin 3,5 g kocok lagi sampai homogen.
Alkohol absolut 100 mL (*) Rumus kimianya: CCIgCH(OH)z
B Amonia-alum 279
Hematoksilin-fosfotungstat ; larutan pewarna
Akuades 320 mL
C Gliserol 80 mL A Hematoksilin 10% (dalam alkohol) 1mL
B Asam Fosfotungstat 10%(aq) 2g
Buat campuran A dan campuran B secara terpisah menjadi Akuades 20 mL
homogen (larutan) dulu. Tambahkan C ke dalam larutan B, dan (Diperoleh: Asam Fosfotungstat 1 0%.)
aduk; kemudian terakhir, tambahi dengan larutan A; tutup
dengan rapat, dan kocok sehingga homogen; dan selanjutnya C Akuades 80 mL
diperam selama 3 bulan. B KMnOa 1%* 5mL
Catatan: Ke dalam botol pereaksi, campurkan A dan B, kocok agar
Pemeraman larutan dapat dipersingkat dengan menambahkan 5 mL KMnO+ homogen; lalu C, dan kocok lagi sampai homogen. Selanjutnya
1% sambil dikocok kuat-kuat, dan kemudian didiamkan selama 1 jam.
peram larutan ini setelah ditambah dengan 5 mL KMnO4 1%.
Keterangan: *dapat juga dengan menambahkan 4 tetes HzOz.
Hematoksilin EHRLICH* ; larutan pewarna
A Hematoksilin o,67 g Hematoksilin GOMORI* ; larutan pewarna
Alkohol absolut* 33 mL A Hematoksilin 500 mg
B Akuades 33 mL Akuades 100 mL
C Gliserol 33 mL B K2Cr2O7 0,1 g
D Asam asetat glasial 3,3 mL H2SO4 pekat 0,1 g
E Kalium-aluminium sulfat +10 g Krom-alum 1,5 g

110 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan Preparat Biologis 111
T
Catatan:
Homogenkan dulu campuran A, kemudian masukkan B secara
Berfungsi.nya.rarutan pewarna di atas seterah hematin terbentuk
berurutan; setelah itu kocok campuran dengan kuat. hasil oksidasi hematoksirin (misarnya karena sebagai
p"rvirprr-in"i,ig"'rrr"
Keterangan: *Hematoksilin-krom. atau oleh oksidator yang ditambahk6n)

Hematoksilin HARRIS ; larutan pewarna Hematoksilin-mordan REGAUD ; larutan pewarna


A Hematoksilin 1g A Besi-alum 5g
Alkohol absolut 10 mL Alkohol 70olo 100 mL
B Amonium-alum* 20g (Disebut larutan mordan)
Akuades 200 mL B Hematoksilin 1og
C HgO; merkuri oksida 0,5 g Alkohol absolut 100 mL
Buat campuran B menjadi homogen (gunakan pemanasan agar Simpan dulu larutan jnj sekurang-kurangnya 1 bulan
sebelum digunakan (tebih tama teOTn Oait<;I '-
cepat melarut); tuangkan larutan A
ke dalamnya dan
secepatnya masak campuran ini; masukkan C sambil diaduk; C Gliserin 10 mL
kemudian lakukan pendinginan dengan cepat. Tambahkan gliserin ketika akan digunakan (10 mL gliserin per
Keterangan: *atau kalium-alum. 100 mL larutan pewarna diatas).
Catatan:
Hematoksilin HEIDENHEIN ; larutan pewarna Pewarna ini bekeria sangat rambat bila digunakan pada keadaan
dingin; oleh
A Kalium-alu.m 1og sebab itu, larufirn'mordin dan rarutan pe"*arna,
pada sekitar 50uC sebelum digunakan. '-
f"a;;"F;i;;nlskan duru
Akuades 100 mL
(Gunakan pemanasan agar cepat melarut)
Hematoksilin PAPAMILTIADES ; larutan pewarna
B Hematoksilin 10% 5mL
A Hematoksilin
(dalam alkohol absolut) 2,5 g
Alkohol absolut 25 mL
C HgO 250 mg
B Amonium-alum (atau kalium-alum)
D Asam asetat glasial 4mL 5og
Akuades 25 mL
Didihkan A bersama B; tambahkan C, aduk, dan angkat dari Larutkan amonium-alum pada akuades.
pemanasan bila larutan telah berwarna ungu tua; kemudian (Gunakan pemanasan agar garam cepat melarut)
dinginkan, dan tambahkan D.
C HgO 2,5 g
Hematoksilin-krom ; larutan pewarna (Lihat Hematoksilin Gomori) D Akuades 500 mL
Tuangkan larutan A ke daram rarutan B; raru didihkan secepat
Hematoksilin-mordan DOBELL ; larutan pewarna mungkin. setelah mendidih; angkat, dan tambanr<in c seo'itit
A Besi-alum 1g demi sedikit sambir diaduk peri-ahan lsegeii rrrrGn berubah
Alkohol 70% 100 mL menjadi benrvarna, merah darah). KemudTan tr-ngk"n rarutan
(Disebut larutan mordan) merah darah ini ke datam tempat yang telah oltsi soo mL
akuades.
B Hematoksilin 1 g
Alkohol 707o 100 mL
Hematoksilin WEIGERT ; Jarutan pewarna
Simpan dulu larutan ini sekurang-kurangnya 1 bulan
A Hematoksilin
sebelum digunakan (lebih lama lebih baik). 1g
Alkohotg5% 100 mL

112 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan preparat Biotogis
113
4

B Akuades 95 mL Karmalum MAYER


HCr e) 1mL A Kalium-alum 5g
FeCls 29/" (dalam akuades) 4mL Akuades 100 mL
Campurkan bahan ini secara berurutan agar diPeroleh B Asam Karminat* 500 mL
larutan B.
Buat dulu campuran A sampai homogen, baru kemudian
Campurkan larutan A dan larutan B (dengal-perbandingan tambahkan dengan B.
volum yang sama) di dalam botol pereaksi 200 mL. Larutan *rumus kimianya: CzzHzoOrs
pewarna ini hanya tahan paling lama2 minggu.
Keterangan: Karmin ; stock larutan pewarna
(*) dibuat dengan mencampurkan 2 mL HCI pekat dengan 1 mL akuades' A Karmin 2g
K2C03 1g
Hidrokuinon ; larutan Pewarna KCI 5g
Hidrokuinon 1 g Akuades 60 mL
NazSOs 5 g B NH4OH pekat 20 mL
Akuades 1oo mL
Masak campuran A selama 5 menit; dinginkan, dan tambahkan
(Dibuat pada saat akan digunakan) B; kocok; kemas di dalam botol gelap, dan simpan di tempat
dingin (dalam kulkas).
Jingga G ; larutan Pewarna
100 mL Karmin-boraks alkoholik ; bubuk/larutan pewarna
Akuades
Asam asetat 10 tetes Cara 1:
Jingga G 1g A Karmin 8g
Boraks, NazB+Oz.10H2O 1o g
Campurkan dulu asam ke dalam akuades, kemudian tambahkan
zat warna tersebut. Akuades 250 mL
Ketiga bahan ini dimasak selama 30 menit; setelah
Karbol-fuchsin ; larutan Pewarna 9!ngi! disaring dengan kertas saring.
diuapkan sampai kering sehingga dipeloleh bubuk
Filtratnya

Fuchsin-basa 2g karmin-boraks.
Asam karbolat (*) ;cairan 25 mL B Alkohol 70%
Alkohol absolut 50 mL
B_ubuk dituangi sedikit demi sedikit alkohol ZO% sampai
Larutkan dulu fuchsin-basa ke dalam alkohol absolut kemudian diperoleh larutan jenuhnya.
tambahkan asam karbolat; kocok, dan diamkan larutan ini
Catatan:
semalam pada 37'C; dinginkan dan saring. Pencampuran bubuk dan alkohol dilakukan pada saat akan
(*) Nama lainnya adalah fenol, alau hidroksi benzen, C6HsOH. digunakan, dan persen alkohol yang digunakan berkisar 3S-7Oo/o
bergantung pada kebutuhan. Jika alkohol yang digunakan untuk
merendam bahan yang akan diwarnai, adalah htt<ohot 4Oy" maka
Karbol-tionin ; larutan Pewarna bubuk karmin-boraks harus dilarutkan dalam alkohol yang lebih
Asam karbolat 2% (dalam aquades) 4 bagian pekat (misalnya alkohol 50-60%) untuk memperoleh iarutan
Larutan jenuh tionin (dalam alkohol 60%) 1 bagian jenuhnya. Agar diperoleh hasil pewarnaan yang baik yakni merah
dan jernih, bahan selanjutnya dapat dicelupkan ke dalah HCI O,1o/o
(Dapat dilipatgandakan sesuai dengan kebutuhan) (dalam alkohol 50-60%).

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan Preparat Biotogis


't14 115
Y

Cara2 (lebih cePat): B Asam asetat 10%


A Karmin 1,5 g
Larutkan zal warna pada alkohol (diperoleh larutan
Boraks, NazB+Oz. 1 OHzO* 2g selanjutnya tambahkan 2,5 mL asam asetat per 500 mL larutan.
1o/o);

Akuades 50 mL
B Alkohol 70% 50 mL Magneson ll ; larutan pewarna 1%
Ketiga bahan pada A dimasak selama 30 menit; setelah betul- A NaOH; butiran 5g
betu'l dingin, tambahkan B; kocok dengan kuat; diamkan Akuades 100 mL
campuran selama 2-3 hari. Setelah itu saring dengan kertas B Magneson ll 1g
saring; pindahkan filtratnya pada botol reagen' Campurkan B ke dalam larutan A sampai homogen.
Keterangan: *nama lainnya: natrium tetraborat.
MAY GRUNWALD O,25o/o; larutan pewarna
Kristal ungu-anilin ; larutan pewarna (STIRLING) Eosin-metilen Biru; serbuk 250 mg
A Anilin 2mL Metanol '100 mL
Akuades 88 mL Catatan:
B Kristal ungu 5g Sebaiknya dibuat pada sqat akan digunakan (hasil kurang efektif bila
Etanol95% 10 mL menggunakan larutan yang telah disimpan dalam waktu lama).

Buat dulu secara terpisah masing-masing campuran A dan


itu tuangkan campuran Merah netral ; larutan pewarna
campuran B dengan homogen. Setelah
A ke dalam larutan B; kocok agar bercampur rata. AMerah netral 100 mg
Akuades 10 mL
Leuko paten-biru B; larutan pewarna 1% (Diperoleh larutan merah netral 1/o)
A Paten-biru B 1g B ASam asetat 1o/" (aq) 4 tetes
B Asam asetat glasial 2mL C Akuades 100 mL
Akuades 98 mL
Teteskan dulu B ke botol pereaksi yang berisi larutan A; kocok
C Logam seng; butiran/Pita dulu baru kemudian tambahkan C; dan kocok lagi.
Masukkan A dan c ke dalam larutan B; didihkan sampai larutan
hampir tidak berwarna; saring campuran. Metanil kuning ; larutan pewarna
Metanil kuning 0,25 g
Lugol-lodin ; larutan Pewarna Akuades 200 mL
AKI 2g Asam asetat glasial 2 tetes
Akuades 20 mL
B lz, murni 1g Metilen biru-alkalis ; larutan pewarna
C Akuades 80 mL
A biru
Metilen 3 g
Buat dulu larutan A; tambahkan lz, dan kocok cairan dengan absolut
Alkohol 30 mL
kuat; setelah lz melarut, tambahkan C.
B (aqua)
KOH 1% 1 mL
Luxol Fast Blue B ; larutan Pewarna Akuades g9 mL
A Luxolfast blue B '59 Tuangkan secara perlahan larutan B ke dalam larutan A sambil
Alkohol 95% 500 mL dikocok.

116 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 6 Pembudtan Lariian Preparat Biologis 117
Metil ungu; larutan Pewarna Oil Red O; larutan pewarna
Metil ungu 68 500 mg A Oil red O 0,4 g
Akuades 100 mL Aseton 5mL
B Alkohol 80% 90 mL
Mordan ;larutan Larutkan dulu oil red O dalam aseton, baru kemudian tambah-
Besi-alum* 1g kan B ke dalam larutan ini.
Alkohol 100 mL
*(NH4)2SO4.Fez(SO+)s.2 4HzO; atau disingkat NHa.Fe(SOi2'1 2H2O' Orcein ; larutan pewarna
A Orcein 1g
Mucicarmine; larutan pewarna (larutan baku) Alkohol 70% 100 mL
A Carmine 1g B HCI pekat 12 tetes
Ar(oH)3 1g
Etanol 50% 100 mL Buat dulu larutan A, dan kemudian teteskan B ke dalamnya
0,5 sambil digoyang-goyang.
B AlCls anh.; tePung g

Kocok campuran ketiga bahan pada A dalam botol pereaksi 200 Orth ; larutan fiksatif
mL, tambahkan B (berupa serbuk halus hasil penggerusan)'
Kemudian celupkan' bot6l berisi campuran ini ke .dalam air A KzCrzOo, (kalium dikromat) 2,5 g
mendidih selama 2,5 menit. setelah itu dinginkan, dan saring. NazSO+ anh. (natrium sulfat)* 1,0 g
Tampung filtratnya dalam botol reagen. Akuades 100 mL
Catatan: B Formalin 10 mL
Larutan ini dapat diencerkan dengan akuades sesuai dengan keperluan' Catatan: Tambahkan 10 mL formalin tepat pada saat akan digunakan.
Keterangan:
Mucikarmin ; larutan pewarna (modifikasi ; larutan baku) *bila menggunakan garam Glauber, NazSO+.1OHzO maka timbang
A Karmin 2g ,garam ini sebanyak 2,3 g.
AlCls anhidrous 1g
Campuran padat ini digerus sehomogen mungkin Perak nitrat-kloral hidrat ; larutan
berupa tePung. Perak nitrat 20g
B Etanol 50% 200 mL Kloral hidrat 1g
Akuades 85 mL
Tambahkan tepung A ke dalam botol 500 mL yang berisi larutan Larutkan zat secara berurutan ke dalam akuades di dalam botol
B; celupkan botot ini dalam air mendidih selama 5 menit sambil pereaksi coklat 150 mL.
sesekaii digoyang; setelah itu didinginkan (dicelupkan pada air
dingin); kemudian disaring' Resorsin-fuchsin WEIGERT ; larutan pewarna
Pengenceran.' Iarutan baku + etanolTO"/" (1:9). A Fuchsin-basa 2g
Resorsin 4g
Naftanildiazo-biru ; larutan pewarna Akuades 200 mL
Naftanildiazo-biru B 50 mg B FeCl3 29/" (aqua) 25 mL
Bufer Veronal-asetat (pH 9,2)* 50 mL C Alkohol 95% 400 mL
*pembuatan bufer ini dapat dilihat pada bab 9' D HCI pekat 1mL

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan Preparat Biologis


118 119
T
Tempatkan campuran pada cawan email, lalu dimasak. Setelah Tionin ; larutan pewarna (larutan baku)
masak, tambahkan B; aduk, dan masak lagi selama 2-5 menit
(endapan segera terbentuk); dinginkan dan saring. Kemudian
A Tionin 1g
Alkohot 95% 137 mL
keringkan endapan beserta kertas saringnya. Setelah kering
sirami dengan C sisa sampai volum larutan 200 mL; dan B Akuades 113 mL
terakhir, tambahkan D. Larutkan tionin ke dalam alkohol 95o/o, kemudian baru
tambahkan dengan akuades.
ROMANOWSKI ; larutan pewarna
(Lihat: Giemsa; larutan pewarna) Tionin ; larutan pewarna O,21o/o
A Tionin 250 mg
ROSMANN ; larutan fiksatif Etanol 50 mL
Asam pikrat 1og B Akuades
Alkohol absolut 100 mL 50 mL
Asam sitrat 100 mg
Formalin (formaldehid 4O"/") 25 mL
Tuangkan perlahan B ke dalam larutan A, dan
Masukkan ketiga bahan ke dalam botol pereaksi; kocok secara kocok.
teratur hingga homogen; diamkan dulu selama semalam, lalu
Titan kuning ; larutan pewarnaO,2o/o
disaring.
Titan kuning A,2 g
Selestin biru; larutan pewarna i

i
Akuades 100 mL
A Besi-alum 5g Kocok campuran ini sehingga homogen.
Akuades 100 mL
B Selestin biru No.900 500 mg Uranium nitrat-formalin ; larutan
C Gliserol 14 mL Uranium nitrat 1g
Buatlah A sampai homogen (membentuk larutan). Tambahkan B Akuades
85 mL
ke dalam A; didihkan campuran selama 3 menit; saring. Setelah Formalin 15 mL
filtratnya dingin baru ditambahidengan C. Larutkan uranium nitrat pada akuades, kemudian
tambahkan
formalin.
Selestin biru B ; larutan pewarna
A Selestin biru B 500 mg Van Gieson No.l ; larutan pewarna
Besi-alum 2,5 g Fuchsin-as am 1o/o (dalam akuades)
Akuades 100 mL 5mL
Asam pikrat; larutan jenuh dalam akuades 100 mL
Masak campuran A ini selama 5 menit; kemudian
didinginkan, dan saring. Van Gieson No.2; larutan pewarna
B Gliserin 14 mL Fuchsin-asam 1o/o (dalam akuades)
HzSO+ 2 N 2mL 15 mL
Asam pikrat; larutan jenuh datam akuades
50 mL
Tuangkan perlahan larutan B ke dalam filtrat A dingin. Akuades
50 mL
Susa ; larutan fiksatif (Lihat: Heidenhein; larutan fiksatif) VERHOEFF ; larutan pewarna
Larutan ini terdiri dari:

120 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan preparat Biologis
1)1.
T
Larutan Verhoeff No. 1: ZENKER-formol ; larutan fiksatif
Hematoksilin 1g A K2Cr2O7 2,5 g
Alkohol absolut 20 mL Akuades 100 mL
Campurkan keduanya dengan disefiai pemanasan Masukkan kristal ke dalam botol pereaksi 50 mL; tuangi
kecil; kemudian saring dengan kertas saring; tampung dengan akuades; tutup, dan kocok agar kristal melarut.
filtrat pada botol pereaksi. (Diperoleh: larutan K2Cr 2O7 2,5%.)
Larutan Verhoeff No.2: B HgCl2 5g
FeCls 10% (dalam aqua) 8mL NazSOo 1 g

Larutan Verhoeff No. 3: C Formalin (formaldehid 4OY") 5 mL


KI 4g Campurkan B ke dalam larutan A, kocok hingga homogen.
Akuades 100 mL Cairan C baru ditambahkan tepat saat pereaksi akan digunakan.
lz 2g
Larutkan dulu Kl ke dalam 20 mL akuades; tambahkan
lz; kocok dengan kuat sampai seluruh lz melarut; dan
kemudian encerkan dengan akuades sisa.
Larutan Verhoeff diperoleh dengan mencampurkan sebanyak:
. 20 mL larutan Verhoeff no. 1, dan
. 8 mL larutan Verhoeff no. 2.
Kocok kuat keduanya sehingga homogen, kemudian tambahkan:
o 8 mL larutan Verhoeff no. 3.

WRIGHT ; larutan pewarna


Wright ; zat warna 100 mg
Metanol 60 mL
Zat warna digerus (dalam mortifl sambil ditetesi sedikit demi
sedikit dengan metanol sampai seluruh metanol tertambahkan'
Kemas larutan ini dalam botol coklat dan tutup rapat.

ZENKER ; larutan fiksatif


A KzCrzOt 2,5 g
Akuades 100 mL
Masukkan kristal ke dalam botol pereaksi 50 mL; tuangi
dengan akuades; tutup, dan kocok agar kristal melarut.
(Diperoleh: larutan KzCrzOt 2,5%.)
B HgCl2 5g
NazSO+ 1g
C Asam asetat glasial 5mL
Campurkan B ke dalam A, kocok hingga homogen.
Cairan C baru ditambahkan tepat saat pereaksi akan digunakan.

122 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan Preparat Biologis
123
{
Y

1) zat pengotornya mungkin belum diuji/dibakukan oleh produsennya.


2) reagen kimia itu mungkin telah tercemar atau terkontaminasi karena kelalaian
misalnya: kesalahan pada saat reagen digunakan di laboratoriurn (antara lain
kurang rapat menutup, atau salah mengembalikan zat yang lain jenisnya ke dalam
botol), botol kemasannya cacat, atau
terutama pada reagen kimia padat, mungkin tingkat kekeringannya tidak mencukupi
(tergolong basah) karena keadaannya memang demikian dari pembuatnya, atau
terjadi kebocoran lewat tutup selama penyimpanan.

Selain syarat-syarat tersebut harus dipenuhi, kesalahan-


PEMBUATA]I LARUTII{ BAKU.PffiilIffi , i; kesalahan selama proses pembuatan seperti pengeringan, pengukuran
(penimbangan), dan pemindahan zal juga harus dihindarkan kecuali
:
- .,.:r r ..:'.. , .,,, , r.:,r:. ii!::.i,i:l;|:a:ij:;:ii:i:;:d*iif#e#**;i3#iidi#& karena kesalahan alat. Dengan demikian, larutan yang diperoleh akan
terukur secara teliti dan tepat, dan melalui pengemasan/penyimpanan
yang baik akan bertahan lama. Zal-zal yang dapat digunakan sebagai
Larutan baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk zat baku primer disajikan pada Lampiran 32.
memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi Suatu zal yang memenuhi syarat-syarat di atas (syarat 1 s.d.
yang ketepatan/kepastian konsentrasinya sukar diperoleh melalui syarat 4), dapat dilarutkan, dan langsung menghasilkan larutan baku
pemibuatannya secara langsung. Larutan yang sukar dibuat secara (molaritas/normalitasnya dapat dipastikan melalui perhitungan sampai
kuantitatif ini selanjutnya dapat berfungsi sebagai larutan baku (disebut desimal ke-4) disebut larutan baku primer.
larutan baku sekunder) setelah dibakukan jika larutan tersebut bersifat
stabil sehingga dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan Di samping larutan baku primer, dikenal juga larutan baku sekunder.
lain atau kadar suatu cuPlikan. Larutan ini kebakuannya (kepastian molaritasnya) ditetapkan langsung
terhadap larutan baku primer. Jika suatu larutan baku sekunder bersifat
stabil dan dikemas/disimpan dengan benar, larutan ini dapat berfungsi
A. PERSYARATAN ZAT BAKU PRIMER sebagai larutan baku dan langsung dapat digunakan tanpa harus
Larutan baku primer harus dibuat seteliti dan setepat mungkin dibakukan lagi.
(secara kuantitatif). Zalyang dapat digunakan sebagai zalbaku primer
harus memenuhi persyaratan seperti berikut: B. ALAT UKUR VOLUMETRIK DAN PENGGUNAANNYA
. kemurniannya tinggi (pengotornya tidak melebihi 0,02/"), Mengenal alat-alat volumetrik baik fungsi, sifat kesalahan, maupun
. stabil (tidak menyerap HzO dan COz; tidak bereaksi dengan. udara; cata menggunakan dan cara membacanya adalah penting untuk
tidak mudah menguap; tidak terurai; mudah dan tidak berubah pada menghindarkan kesalahan yang tidak perlu dan agar kita dapat
pengeringan). Zat yang stabil berarti memiliki rumus kimia yang pasti, memperkirakan dengan teliti kuantitas larutan baku yang dibuat. Ada tiga
dan akan memudahkan Penimbangan. alat ukur volumetrik yang utama, yaitu labu takar, buret, dan pipet volum.
. memiliki bobot molekul (BM ; M,) atau bobot ekuivalen (BE) tinggi, dan Tidak setiap alat ukur volumetrik yang diperdagangkan
o larutannya bersifat stabil. memenuhi kriteria analisis kimia (harga toleransi) seperti yang
ditetapkan oleh sebuah lembaga antara lain National lnstitute of
Dalam hal tingkat kemurnian, reagen yang digunakan untuk analisa Standard and Technology (NIST)* atau karena sebab-sebab lainnya.
kuantitatif harus mempunyai spesifikasi reagen-analar (AR). Keterangan: "semula bernama National Bureau Standard (NBS).

Catatan: Oleh karena itu, analisis kimia yang tepat dan teliti sebaiknya
Etikevlabel pada botol tidaklah selalu merupakan jaminan yang. menggambarkan mengetahui kapasitas alat ukur itu yang sebenarnya dengan cara
tingkat kemurnian dari zat kimia (reagen kimia) yang ditunjuknya; beberapa hal atau melaksanakan prosedur peneraan.
alaian berikut dapat dijadikan bahan pertimbangan, yaitu:
t
t

124 Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer 12s


ry

b. Hasil pemindahan larutan (perhatikan kedudukan akhir permukaan larutan


terhadap tanda batas dan ujung corong.
Toleransi untuk ketiga alat di atas diberikan menurut Tabel 7.1. c. Keadaan setelah penambahan akuades; dan dinding labu dikeringkan
dengan kertas saring tanpa menyentuh cairan.
Tabel 7.1. Toleransi Alat Ukur Volumetrik (*) d. Permukaan larutan dan garis batas (diperoleh dengan meneteskan akuades).
8r: try *& S:l :{:l:ffiffi'd.4
2. Buret
2mL 0,006 mL
Buret berfungsi untuk memindahkan larutan dalam berbagai
5mL 0,01 mL 0.01 mL
10 mL 0.02 mL o.o1 mL ukuran volum. Kapasitas buret 25-50 mL dapat dibaca sampai 0,1 mL,
25 mL 0,03 mL 0.03 mL 0,01 mL dan angka terakhir dapat ditaksir sampai 0,02 mL. Kesalahan membaca
50 mL 0.05 mL 0.05 mL 0.01 mL terjadi pada menaksir angka terakhir ini.
100 mL 0.08 mL
250 mL 0,11 mL
Agar permukaan cairan menjadi lebih
500 mL 0,15 mL
jelas tampak, dapat dibantu dengan
1000 mL 0,30 mL
(*) Day dan Underwood (1980).
hitamkan. Warna hitam akan terrefleksi
1. Labu Takar oleh permukaan larutan sehingga kedu-
dukan permukaan larutan menpOi teOifr 9lt-11
Labu takar berfungsi sebagai wadah bervolum tertentu dan jeras teiamati terhadap garis skara buret. l:1KfiJfiffiT"iflt',fl"fli1J"'
terukur untuk memperoleh volum larutan Secara kuantitatif. Labu takar
100-1000 mL mempunyai tingkat kesalahan antara 0,02-0,05 mL. Kesalahan membaca buret (berskala terkecil 0,1 mL) besarnya berkisar
Untuk labu takar 250 mL memiliki kesalahan baku (arak antara di antara 0,01 dan O,O2 mL. Setiap titrasi akan melibatkan 2x
meniskus dan garis batas) kira-kira +0,03 labu cm pada leher pembacaan; berarti untuk volum titrasi +25 mL maka kesalahannya
berdiameter 1,5 cm. Dari harga ini, kesalahan volum diperkirakan hanya tidak sebesar itu lagi (menjadi lebih besar).
sebesar 0,05 mL (alau O,O2/") dari volum total labu. Gunakanlah buret bersih yang ber.fungsi dengan baik; lakukan
Kristal zat baku primer yang telah dilarutkan terlebih dulu di gelas kimia pembilasan dengan larutan pentiter, baru isikan larutan pentiter ini
harus dipindahkan secara kuantitatif ke labu takar bersih*, dan diencer- dengan bantuan corong-pendek, batang kran harus benar-benar terisi
kan hingga hampir mendekati garis skala. Keringkan bagian atas skala, penuh (tidak ada gelembung) dengan cara mengeluarkan larutan, dan
baru dilanjutkan dengan penambahan akuades Secara tetes per tetes lanjutkan pengisian sampai mendekati garis skala nol; keringkan
sampai garis skala labu, tutup rapat, dan selanjutnya dihomogenkan. dinding buret bagian atas skala dengan kertas saring; lalu bacalah
Lihat gambar 7.1. skalanya (sebagai skala awal).
*Lihal: cairan pencuci (Bab 12 hlm. 198).
3. Pipet Volum
Pipet volum atau disebut juga vol-pipet berfungsi untuk
memindahkan sevolum tefientu larutan. Oleh karena itu kapasitas
}
t
volum ukurnya tertentu, misalnya pipet-pipet volum 5 mL, 10 mL, atau
I
I
25 mL. Alat ini cukup teliti dengan kesalahan +O,02Y".
Kesalahan yang terjadi pada pengisian, misalnya pipet 25 mL harus
I tidak melebihi 0,03 cm yang batang pipetnya berdiameter 0,5 cm; hal ini
memberikan kesalahan volumnya sebesar 0,006 mL (atau O,O247o) dari
volum total.
Gbr 7.1 Teknik Pemindahan dan Penggunaan Labu Takar Larutan yang akan dipindahkan harus disedot/ditarik ke dalam
Keterangan: pipet sampai melewati sedikit di atas garis batas, kemudian diturunkan
a. Hasil pelarutan zat.

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer 127
126
ry

c) Mengukur/memindahkan volum larutan t.


tepat sampai garis batas, dan selanjutnya dialirkan/dipindahkan ke Dalam analisis kimia, pengukuran volum larutan yang benar,
wadah lain. Jika Suatu larutan bersifat berbahaya atau beracun harus pemindahan, dan pengencerannya sampai pada volum tertentu adalah
digunakan "ball-pipette" untuk menyedotnya. Gbr 7.3 memperlihatkan sama pentingnya dengan penimbangan yang benar.
teknik pengukuran (pembacaan dan pemindahan) larutan. Sebelum Dalam teknik volumetrik (kuantitatif), alat ukur volum yang selalu
diterapkan, pipet bersih* harus dibilasi 2-3x dengan larutan yang akan diterapkan adalah labu takar, buret, dan pipet volum. Teknik
diukur (dipindahkan volumnYa). penggunaan alat ini secara benar yang ditunjang oleh teknik
*Lihat: "larutan pencuci" dan cara membersihkan alat gelas volumetrik. pembersihan yang baik akan menghindarkan kesalahan yang
seharusnya tidak terjadi.
Volum larutan harus dicapai dengan menambahkan akuades kamar
sehingga suhu larutan harus tidak melebihi batas suhu labu takar.
gans
batas + 2. Perhitungan Kuantitas Zat Baku
Sasaran akhir dari pembuatan adalah diperolehnya larutan baku
sisa cairan ini langan
a a-l
ditiup/didorong; tunggu primer dengan konsentrasi yang tepat dan teliti. Tindakan yang harus
t15 detik; baru angkat. dilakukan di antaranya:
menetapkan volum dan konsentrasi larutan yang diinginkan, dan
Gbr 7.3 Pengukuran dan Pemindahan Cairan dari Vol-Pipet memperkirakan (menghitung) massa zat yang akan ditimbang.
Keterangan: Setelah zat baku primer ditimbang dan dilarutkan, harga konsentrasi
(a) permukaan larutan dan garis batas; (b) saat mengalirkan larutan; larutannya diketahui melalui perhitungan. Penimbangan yang dilakukan
dan (c) keadaan akhir pemindahan larutan. dengan neraca analitik yang mempunyai ketelitian sampai 0,1 mg,
maka perhitungan harus dilakukan sampai desimal ke-4. Misalnya M =
C. TEKNIK PEMBUATAN LAHUTAN BAKU 0,1044; dan bukan M = 0,104 atau bukan M = 0,104448; dan
seterusnya.
1. Langkah Umum
Konsentrasi yang dipilih/diterapkan bergantung pada sifat/jenis
Pada umumnya ada tiga hal utama yang harus diperhatikan pada reaksi yang terlibat ketika digunakan; hal ini untuk menghindarkan
pembuatan larutan baku primer, yaitu sebagai berikut. kesalahan yang ditimbulkan oleh ketidaktepatan pengamatan atau oleh
penyimpangan reaksi, dan biasanya konsentrasi larutan baku primer
a) Menimbang
berkisar antara 1,00 N - 0,01 N*.
Penimbangan adalah pekerjaan yang paling dasar dalam analisis
kimia di samping mengetahui kepekaan neraca yang akan dipilih- Zat Keterangan: * 1 N = M/valensi.
murni ditimbang kasar dulu (dengan neraca teknis) kemudian ditimbang
teliti (dengan neraca analitis/elektronik). Untuk zat-zal tertentu sebelum D. PROSEDUR PEMBUATAN DAN SIFAT LARUTAN BAKU PRIMER
ditimbang ada yang harus dikeringkan dulu (zat seperti ini, prosedur
Secara umum prosedur pembuatan larutan termasuk larutan
pembuatannya diberikan secara khusus).
baku primer terdiri dari tahap-tahap yang hampir sama, namun di muka
b) Melarutkan telah disinggung bahwa untuk zat baku primer tertentu harus dilakukan
Tidak semua kristal segera melarut, dan umumnya proses langkah tambahan seperti pengeringan atau pemurnian sebelum
pelarutan menyerap kalor; sebaiknya pelarutan tidak langsung di .labu ditimbang. Pada bagian ini, di samping membahas prosedur pembuatan
iakar tetapi di wadah lain, dan Setelah Suhu campuran itu normal baru beberapa larutan baku primer juga akan disinggung beberapa
kemudian dipindahkan secara kuantitatif (yakni dengan melakukan sifat/fungsinya agar diperoleh hasil pembuatan yang maksimal dan cara
pembilasan beberapa kali). Selanjutnya tambahkan dengan akuades pengemasan yang baik. --.- ,
I
sampaitanda batas (lihat Gbr 7.1). I

128 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer i 129
I
Y

Pembuatan 500 mL KHCsH4O4 0,1 M ; 0,1 N


1. Larutan Baku Kalium Dikromat Ditimbang kasar:
Senyawa ini memiliki keterbatasan dibandingkan dengan = 10,2 g KHCaH+O+i
(500)(0,1) (204,22) mg
senyawa KMnO+ atau senyawa serium(lV), yakni daya oksidasinya dan kemudian ditimbang-ulang secara teliti (misal a g)

lebih lemah dan reaksinya bersifat lambat. Pindahkan garam ke labu takar 500 mL melalui sebuah corong; dorong
dengan sejumlah akuades (bebas CO2) dari botol semprot; larutkan;
Kelebihannya: tambahkan akuades sampai tanda batas; kocok sampai homogen.
Stabil; inert terhadap HCI; tidak berair-kristal; mudah diperoleh dalam Timbang-ulang wadah garam tadi (b g).
keadaan murni (mudah dikristal-ulang; setelah rekristalisasi dapat *didihkan akuabes selama 5 menit;
laga pendinginan dari penyerapan CO2 (udara).
dikeringkan pada suhu 1sOo-2OOoC); dan M,-nya cukup tinggi. Jadi
cukup baik digunakan sebagai zat baku primer. Menghitung kemolaran larutan :

Kegunaan: (a-b) g x (2) x (kemurnian) _ 2(a-b)(kemurnian),


Larutan baku ini untuk analisis besi(lll) dan pembaku yang baik untuk Molaritas _
(204,22) gimolx (0,5 L) (2) (204,22)
NazSzOs. (Baik untuk persediaan)
lndikator yang digunakan adalah indikator asam difenil-amin sulfonat.
3. Larutan Baku Natrium Arsenit *
Pembuatan 500 mL K2Cr2O7 0,01 M Larutan natrium arsenit merupakan larutan baku primer yang baik
Ditimbang kasar:
untuk larutan kalium permanganat dan larutan iodium berdasarkan
(500)(0,01)(294,18) mg = 1,5 g KzCrzOzi reaksi redoks.
dan timbang ulang secara teliti dengan neraca elektronik Keterangan: * baik dibuat untuk persediaan.

Larutkan ke dalam gelas kimia 400 mL dengan akuades Larutan baku ini dibuat dengan melarutkan arsen(lll)oksida ke
secukupnya, setelah melarut, pindahkan secara kuantitatif ke labu
takar 500 mL. Tambahkan akuades sampaitanda batas, kocok
dalam larutan NaOH (membentuk NaAsOz) dan kemudian dinetralkan
sampai homogen. Hitung ulang konsentrasi larutan baku ini. dengan larutan HCI dengan menggunakan indikator metil jingga atau
Catatan:
metil merah; dan bila suasananya betul-betul asam dapat ditambahkan
Larutan KzCrzOt yang dibuat dari kristalnya dengan kemurnian tidak garam natri u m-bikarbonat.
cukup tinggi, dapat dibakukan terhadap besi; konsentrasinya kemudian Arsen(lll)oksida merupakan zat baku primer yang sangat baik karena
dihitung dari hasil pembakuan ini.
bersifat stabil, tidak higroskopis, mudah diperoleh dengan kemurnian
yang tinggi. Ketika akan digunakan sebaiknya dikeringkan pada 11OoC
2. Larutan Baku Kaliumftalat-asam selama 1/z jam.
Asam monobasa, atau biasa disingkat KH-ftalat ini disarankan
sebagai zat baku primer karena M,-nya tinggi, anhidrous, stabil, tidak
higroskopis, dan dapat diperoleh dengan faktor kemurnian 99,95%.
Sebelum digunakan, sebaiknya zat ini dikeringkan dulu dalam oven
selama 2-3 jam pada suhu 110-12OoC, dan kemudian dibiarkan
mendingin (tidak perlu dalam desikator; karena sifatnya tidak
higroskopis).

130 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer 131
T

Pembuatan 500 mL NazCOs 0,1 M ; 0,2 N


Pembuatan 1 liter NaAsO2 0,1 N Ditimbang kasar (setelah dikeringkan) :
Siapkan: (500)(0,1)(105,988) mg = 5,3 g Na2CO3 p.a,
(a) t 5 g AszOs (murni) yang telah dikeringkan. dan kemudian ditimbang ulang secara teliti (misal a gram).
(b) 5-10 g NaOH terlarut dalam 10 mL akuades pada gelas kimia 400 mL.
(c) Larutan HCl6 N. Larutkan dengan aquades di dalam labu takar 500 mL,
(d) Serbuk garam natrium-bikarbonat. tambahkan aquades sampaitanda batas, kocok sampai
(e) Larutan indikator metil-jingga (atau metil-merah) homogen. Hitung ulang konsentrasi larutan baku primer ini.

(1) Timbang ulang arsen(lll)oksida secara teliti; larutkan ke dalam Menghitung kemolaran larutan:
gelas (b), dan bila perlu tambahkan 5 mL akuades. _ (a) (2) (kemurnian),
Motaritas
(2) Setelah melarut, encerkan sampai volumnya 100 mL; kemudian (105,988)
netralkan dengan menambahkan HCI 6 N dengan indikator metil- Catatan:
jingga atau metil-merah. Jika molaritas adalah y M, maka dalam satuan normal, kosentrasinya adalah 2y N.
(3) Jika larutan tersebut telah benar-benar bersifat asam maka
tambahkan 5 g NaHCO3.
(a) Pindahkan seluruh volum larutan secara kuantitatif ke dalam labu 5. Larutan Baku Natrium Oksalat
takar 1 L; tambahkan akuades sampai tanda batas, tutup, dan
homogenkan. Dapat diperoleh dengan kemurnian tinggi; tidak berair kristal;
tidak higroskopis; stabil pada pemanasan, dan dapat dik_eringkan (pada
Perhitungan normalitasnya: 105oC); dan kelarutannya 3,7 g per 100 mL akuades (20oC).
(a g)(kadaO (4)(a)(kadar) Kegunaan:
Normalitas = =-tY ^,
(114)(197,841 g/mol) (1 L) (197,841) Sebagai zat (larutan) baku primer yang baik untuk senyawa permanganat
(dalam suasana asam). Hanya reaksinya dengan permanganat agak
kompleks, dan berlangsung lambat pada suhu kamar. Untuk mempercepat
4. Larutan Baku Natrium-Karbonat reaksi, biasanya larutan NaBCzO+ bersama larutan pengasamnya (6 N)
Merupakan zat baku primer yang baik untuk larutan HCI yang dipanaskan sampai sekitar 60'C sebelum dititer.
nantinya akan digunakan untuk mentitrasi sampel (seperti NaOH) yang
mengandung karbonat. Pembuatan 5oo mL Na2C2Oa 0,1 M ; 0,2 N
Yang digunakan adalah NazCOs (p.a; 99,95"/") yang telah dikeringkan Ditimbang kasar:
selama 1/z jam pada 270o-300uc. lndikator-indikator yang digunakan (500)(0,1)(134,02) mg = 6,7 g NazCzO+.
Kemudian timbang telitisecara kuantitatif (a g)
dapat berupa metil-merah, metil-jingga, metil-merah modifikasi, atau
metil-jingga modifikasi. Larutkan dulu dalam botoltimbang, kemudian pindahkan secara
kuantitatif ke labu takar 500 mL secara kuantitatif; tambahkan
akuades sampaitanda batas, dan homogenkan. Hitung
konsentrasi larutan baku primer NazCeO+.

Men ghitu ng kemolaran N arcro o: molaritas =


(a) (e)-([en}l'-n ian),
(134,02)

6. Larutan Baku Natrium Tetraborat (Boraks)


Senyawa boraks ini mudah diperoleh dalam keadaan murni
sesuai dengan rumus kimia padatannya NazB+O2.10H2O. Selain itu,

132 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer 133
T

Pembuatan 500 mL NaCl0,1 M ; 0,1 N


sifatnya yang cukup stabil dan memiliki M,. tinggi (= 381,647) menem-
patkan boraks sebagai zat yang memenuhi persyaratan sebagai zat Ditimbang kasar NaCl kering:
(500)(0,1)(Mr NaCl) mg = (500)(0,1)(58,443) mg = 2,93 g NaCl;
baku primer.
kemudian ditimbang ulang secara teliti (misal: a gram).
Dalam air, boraks melarut dan terhidrolisis menurut persamaan:
Larutkan dulu dengan sedikit akuades kemudian pindahkan
NazB+Oz + 7 HzO 5 2 NaOH + 4 H3BO3. secara kuantitatif ke dalam labu takar; selanjutnya encerkan
dengan akuades sampai garis batas; dan homogenkan. Hitung
Oleh karena itu, larutannya dalam air bersifat basa kuat dan dapat konsentrasi larutan baku primer NaCl.
dititrasi dengan asam. Titik ekuivalensi terhadap asam kuat 0,1 M
memberikan pH sekitar 5,1; dan indikator yang dapat diterapkan adalah (a)(2)([eTgrnian)
metil merah atau metiljingga.
Menghitung kemotaran Nact : motar,,", - (58,443)
,
Catatan: Larutan baku ini dapat disimpan untuk persediaan.
Pembuatan 500 mL Na2BaOT 0,05 M ; 0,1 N
Ditimbang kasar:
(500)(0,05)(MJ mg = (500)(0,05)(381,647) = 9,6 s Na2B4O7.10H2O; 8. Larutan Baku Perak Nitrat
kemudian ditimbang ulang secara teliti (misal a gram).
Perak nitrat (M,. 168,987) pro-analis mempunyai kemurnian paling
Larutkan dulu boraks dengan sejumlah akuades dalam botoltimbang- sedikit 99,9% dapat diperoleh di pasaran sehingga larutan baku dari zat
nya (boraks lambat melarut di dalam air dingin). Pindahkan secara ini dapat disiapkan langsung.
kuantitatif ke dalam labu takar 500 mL, dan tambahkan akuades
sampai tanda batas. Hitung konsentrasi larutan baku primer boraks. Kegunaan:
(a)(2I(}eTYllian), Digunakan untuk penetapan kadar NaCl atau untuk penetapan
Menghitung kemolaran boraks : molaritas : konsentrasi larutan NaCl.
(381 ,647)
Catatan:
Sebaiknya larutan AgNO3 yang dibuat ini dibakukan terhadap larutan baku
primer NaCl (yang dibuat dari NaCl murni dan kering).
7. Larutan Baku Natrium Klorida
Natrium klorida (NaCl; Mr 58,443) yang murni bersifat tidak Pembuatan Sfi) mL AgNO3 0,1 M ; 0,1 N
higroskopis, dan dapat diperoleh di pasaran; untuk hasil yang lebih
Ditimbang kasar:
tepat sebagai larutan baku primer sebaiknya dilakukan pengeringan (500)(0,1)(Mr AgNOg) mg = (500)(0,1)(168,987) m9 = 8,45 g AsNOs;
dalam pengering-listrik pada suhu 250-3OOoC selama 1-2 jam dan kemudian ditimbang ulang secara teliti (misal a gram).
kemudian didinginkan dalam desikator. Pindahkan kristal AgNO3 dari botol timbangnya secara kuantitatif
Kegunaan: ke dalam labu takar dengan cara pembilasan dengan akuades
secukupnya; kemudian tambahkan akuades sampai tanda batas,
Berfungsi sebagai zat (larutan) baku primer untuk larutan AgN03 atau tutup labu, dan homogenkan. Hitung ulang, konsentrasi larutan
penetapan kadar AgNO3.
baku primer AgNO3.

Menghitung kemolaran AgNO. : molaritas: @?ffi#ll},


Catatan:
iit trrrt"n yang diperoleh nantinya akan dibakukan lebih lanjut terhadap larutan baku
" penimbangan ulang tidak perlu dilakukan, dan dapat langsung dipindahkan,
NaCl,
kecuali bila bertujuan untuk penetapan kadar padatannya. Larutan AgNO. hasil
pembakuan dapat digunakan sebagai larutan baku sekunder jika dilakukan
pengemasan/penyimpanan yang baik.

134 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer 135
T

Permurnian Kristal Na-EDTA komersial


9. Larutan Baku EDTA
A Na-EDTA (komersial) ?09
E DTA (ethy I e n e d i am i ntetraacefic) mem pu nyai ru m us stru ktu r: Akuades 200 mL
Campurkan garam ke dalam akuades sampai diperoleh
HOOC-CH2 HzC-COOH larutan jenuh Na-EDTA.
tt B Etanol
N-CHTCHTN
tl C Pencuci (aseton dan dietil-eter)
HOOC-CH, HzC-COOH
Prosedur lanjutan:
EDTA biasanya diperdagangkan dalam bentuk garamnya sebagai 1. Tambahkan etanol secara perlahan ke dalam larutan jenuh A di
dinatrium dihidrogen etilendiamin tetraasetat, Na2H2CleHrzOeNz.2HzO atas; hentikan bila endapan tidak terbentuk lagi, Lakukan
penyaringan.
(M, = 372,238) dengan berbagai nama dagang seperti Trilon B,
2. Encerkan filtrat dengan etanol sebanyak volum etanol yang terpa-
Complexone lll, Chelaton 3, Titriplex, Squestrene, atau Versene. kai. Selanjutnya saring endapan (dengan corong dari kaca masir).
Garam ini dapat diperoleh dalam keadaan cukup murni dan digunakan
paling luas sebagai zat baku primer. Dari perdagangan, garam EDTA 3. Cuci endapannya dengan aseton, dan terakhir dengan dietil-eter.
biasanya mengandung sedikit air dan dapat dikeringkan dalam oven 4. Keringkan endapan di udarq terbuka selama semalam, dan
lanjut"kan dalam 6ven pada B0oC selam a 24 jam.
pada suhu 80oC selam a 24 jam.
Kristal Na-EDTA murni yang dihasilkan selanjutnya dapat digunakan
Konsentrasi larutan yang biasa digunakan adalah 0,1 M; 0,05 M; dan untuk dibuat menjadi larutan baku primernya.
0,01 M; sedangkan indikator yang diterapkan adalah Eriochrom Black T
alau calmagite.
Selain melalui proses pemurnian terhadap kristal natrium-EDTA
komersial, agar memenuhi persyaratan sebagai zat baku primer, kristal
Pembuatan 500 mL EDTA 0,1 M
tersebut dapat pula dibuat langsung dalam sediaan larutannya dan
Ditimbang kasar: selanjutnya larutan Na-EDTA ini dibakukan (ditetapkan) terhadap
(500)(0,1)(M,) mg = (500)(A,1)(372,238) mg = te,oZ g EDTA kering; larutan baku primer kalsium klorida, CaClz.
kemudian ditimbang ulang secara teliti (misal a gram).

Larutkan dulu dengan sejumlah akuades* dalam botoltimbangnya. 10. Larutan Baku Kalsium Klorida
Pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 500 mL, dan
tambahkan akuades sampaitanda batas. Hitung konsentrasi Pembuatan 500 mL Larutan Baku CaClz 0,01 M
larutan baku primer EDTA. 1)
*akuades sebaiknya dimurnikan lagi dengan ion-exchanger, dan air ini 1. Ditimbang kasar +0,4 g CaCOs murni dan kering dalam botol
pula yang digunakan untuk analisis yang melibatkan EDTA.
timbang bertutup. Timbang-ulang dengan teliti (botol + zat + tutup),
dan catat beratnya (misal a gram).
* (a)(?Lt9[tgllian) 2. Pindahkan isinya ke dalam labu takar 500 mL, alirkan akuades
Menghitung kemolaran EDTA : molaritas
(372,238)
, secara memutar lewat leher labu sebanyak 1100 mL, dan tutup
labunya. Timbang lagi dengan teliti (botol + zat sisa + tutup), dan
catat beratnya (misal b gram).
2)
Larutan EDTA dapat digunakan untuk: 3. Tambahkan tetes per tetes larutan HCI (1 : 1) sampai tidak terjadi
lagi gelegak (gelembung) dan larutannya menjadi jernih. Alirkan
- penetapan Mg (pemakaian per mL EDTA :2,432 mg Mg), dan akuades sampai 0,5 cm di bawah tanda garis, dan keringkan leher
- penentuan kesadahan total air (pemakaian per mL EDTA : labu. Tambahkan akuades tetes per tetes sampai tepat tanda batas.
Tutup labu, dan homogenkan.
1,000 mg CaCO3).
4. Pindahkan isi labu ke botol reagen; beri label; dan simpan untuk
Untuk memenuhi persyaratan sebagai zat baku primer, garam persediaan.
Na-EDTA yang diperoleh dari pasaran sebaiknya dilakukan proses
pemurnian dengan bahan dan prosedur sebagai berikut.
Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer 137
136
T
l
Perhitungan molaritas:
BA8
Motaritas

Keterangan:
caco^ -[ ta-nl 1,
" [M,xV]
Mr = filoSSa rumus (g/mol); V = volum larutan (L); dan M = molaritas.
I
Catatan: PEilIBUATAil DAil PE[llBAIU*il
') Setelah dikeringkan pada suhu 1OOoC.
2)
Buat 10 mL larutan HCI (1 : 1) dengan cara: masukkan
5 mL akuades ke . .:.a_.. ;.: :,-,;_,:.:+*!Uss!I1#:_C,.:
dalam botol bersih, kemudian alirkan 5 mL HCI p.a.; tutup, dan goyang
sebentar agar homogen.
Pada bagian ini dibatasi hanya pada titrimetri (cara titrasi) karena
cara ini berkaitan erat dengan pembuatan/penyediaan pereaksi atau
larutan baku dengan komposisi/konsentrasi tertentu untuk tujuantujuan
tertentu pula terutama pada laboratorium sederhana. Cara ini
diterapkan untuk memperoleh pereaksi atau larutan yang
konsentrasinya tidak dapat dipastikan dari proses pembuatannya
secara langsung dari zal padatnya. Atau dengan kata lain, pereaksi
atau larutan seperti ini, kepastian konsentrasinya hanya dapat
ditetapkan melalui proses pembakuan terhadap larutan baku primer
atau larutan baku sekunder.
Uraian tentang titrimetri pada prinsipnya dapat dikelompokkan
atas dasar reaksi yang terlibat (dengan syarat reaksi berlangsung
cukup cepat), yaitu:

(1 ) Titrasi penetralan (asidi/alkalj-metri)


Prinsip dasarnya adalah reaksi penetralan:
H*
asam
+ OH- -+ HzO
basa netral

(2) Titrasi redoks (oksidimetri)


Prinsip dasarnya adalah reaksi redoks:
O+R-+hasil
oksidator reduktor

(3) Titrasi pengendapan


Prinsip dasarnya adalah reaksi pengendapan:
L.(aq) + r (aq) -+ LX(s)
kation anion endapan

138 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium 139


T
T
(4) Titrasi Pengomplekan (kompleksometri) Pembakuan Larutan HCI dengan Larutan Baku Boraks
Prinsip dasarnya adalah reaksi akseptor-donor pasangan elektron
(reaksi kompleks ; reaksisePlr). (1) Pipet 25 mL Na2B4O7 0,1046 N (= 0,0523 M) dan pindahkan ke
dalam gelas Erlenmeyer 100 mL.
Mn* + :L -, [M: L]". (2) Tambahkan 2 tetes indikator MO.
ion logam ligan ion kompleks
(3) Jatuhkan larutan HCI dari buret; hentikan jika warna kuning dari
campuran berubah tepat menjadi warna merah-muda.
Prinsip dasar yang diterapkan harus sesuai dengan perubahan sifat zat
atau sifat larutan yang akan ditetapkan (konsentrasi/kadarnya) di Lakukan prosedur di atas sebanyak 3x.
Samping persyaratan teknis pelaksanaannya. Sebenarnya untuk tujuan Reaksi yang terjadi: Na2BaOT + 2 HCI + 5 H2O -+ 2 NaCl + 4 H3BO3
ini, selain titrimetri juga dikenal beberapa cata lain seperti kolorimetri,
gravimetri, petensio/kondukto-metri, kromatografi, dan Spektro(foto)- Perhitungan Kemolaran HCI:
metri. Bahkan yang terakhir ini merupakan cara instrumentasi yang kini MN-Boo, = 0,0502 Mi VNu.Boo, = 25 mL; Vno = a mL(*); dan Mr", = ?
populer dan terus berkembang dalam kecepatan, ketelitian, maupun
dalam ketepatan hasilnya. Namun, titrimetri tidak seluruhnya Vuo x Muc, molHCl 2
ditinggalkan bahkan beberapa di antaranya masih menjadi dasar dalam Vbo*k" X Mborrk" molboraks 1

analisis spektrometrik di
samping dapat memberikan nilai-nilai
i,rvrHcl -- (2)(Vnorur.)(Mnor"r.)
pendidikan seperti nilai keterampilan dasar dan nilai intelektual.
V*
A. PEMBAKUAN CARA ASIDI/ALKALI.METRI (Dengan demikian M661 dapat dihitung/ditetapkan)

Pereaksi atau larutan yang selalu dijumpai di laboratorium di Keterangan: (*) volum HCI merupakan volum rata-rata.
mana pembakuannya dapat ditetapkan berdasarkan pada prinsip Catatan:
netral isasi asam-basa (melalu i asidi/alkal i-metri) d i antaranya adalah . Setelah dibakukan dapat berfungsi sebagai larutan baku (karena
memakai HCI p.a.).
l1l asam-asam seperti HCl, HzSO+, CH3COOH, HzCzO+; dan . Kemas secara baik dan beri etiket lengkap dengan konsentrasinya.
l2l basa-basa seperti NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, NH4OH.
Asam atau basa tersebut memiliki sifat-sifat yang menyebabkan
konsentrasi larutannya sukar bahkan tidak mungkin dipastikan langsung Pembakuan larutan baku HClterhadap zat primer NazCOs
dari proses hasil pembuatan/pengencerannya. Oleh karena itulah
pembakuan diperlukan untuk pemastian konsentrasi larutannya. (1) Timbang kasar 0,2 g Na2CO3 kering dalam botol timbang
bertutup; kemudian timbang-ulang seluruhnya secara teliti.
i3eberapa larutan setelah dibakukan bahkan dapat berfungsi sebagai
(2) Pindahkan zalnya ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL, dan tutup
larutan baku sekunder dan dapat disimpan/dikemas untuk persediaan.
lagi botol timbangnya'). Ke dalam gelas masukkan +50 mL
Berikut ini diuraikan beberapa teknik/prosedur pembuatan asam/basa, akuades; goyang sampai zat melarut; lalu bubuhkan 2 tetes
dan pembakuannya. indikator MO').
Letakkan gelas ini di atas kertas/ubin putih (yang tidak
1. Pembuatan dan Pembakuan Asam Klorida mengkilap) tepat di bawah mulut buret berisi larutan HCl.
(3) Turunkan secara perlahan, larutan HCl, sambil gelas Qigoyang.
Pembuatan 1 liter HCI baku (0,1 M ; 0,1 N) Saat indikator MO berubah dari kuning ke kuning-pucat"' (kuning
(1) lsi botol reagen 1 L dengan +1 L akuades samar-samar), hentikan titrasi. Semprot dinding gelas dengan
akuades.
(2) Ukur t9 mL HCI pekat (p.a.; t 1,6 M; 36%); tuangkan perlahan (4) Teruskan titrasi dengan tetesan lambat; dan hentikan titrasi bila
ke botol; tutup rapat, dan kocok sebentar supaya homogen.
timbul warna merah jambu muda. Catat pemakaian larutan HCl.
Diperoleh: 11 liter HCI 0,1 M

140 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 8 Pembuatan dan Pembakuan Larutan 141
T

Keterangan:
Vn,xMncr _molasam
')timbang lagi botol ini; perbedaan antara penimbangan akhir dan awal
merupakan berat zat yang terpindahkan ke gelas. Vluo x Mluo,a molbasa
2)akan
lebih baik bila menggunakan indikator campuran MO-Carmin indigo
(merah tua). Jika indikator MO berubah dari kuning ke merah muda,
maka indikator campuran tersebut berubah dari hijau ke abu-abu netral.
r,nu,_ (1)(V1r"on)(M1r"on)
3)bila
(1)(Vncr)
menggunakan indikator campuran, warnanya menjadi hijau pucat.
Vncr = 25,0 mL; VN"orr = volum rata-rata terpakai.
Lakukan lagi prosedur di atas minimal sebanyak 2x.
(Dengan demikian, molaritas HCI dapat dihitung/ditetapkan)
Reaksi:NazCOg+2HCl + 2NaCl +HzO +COz Keterangan: *sebaiknya yang baru dibakukan.

Mr = 105,994 g/mol; dan dari 3x pembakuan diperoleh massa rata-rata


NazCOa (misal a gram); rata-rata volum pemakaian HCI (misal v mL;
ubah ke satuan liter, misal diperoleh V liter). 2. Pembuatan dan Pembakuan Asam Sulfat
Perhitungan kemolaran larutan HCI:
Pembuatan 1 liter H2SO4 0,1 M ;0,2 N
VH, x MHcr _ mol asam 2
(1) Siapkan di dalam botol reagen 1 L bertutup sebanyak 1 liter
atW molgaram 1
akuades,
(2)(a) (2)(a) (2) Ukurlah +6 mL H2SO4 pekat (17,8 M; 95%); tuangkan sedikit
HU'|=
M,,^,
(1)(V)(M,)
=
(1)M(105,994) demi sedikit (karena timbul panas) ke dalam botol di atas;
tutup rapat, dan homogenkan.
(Dengan demikian, molaritas HCI dapat dihitung/ditetapkan)
Diperoleh: t 1 liter H2SO4 0,1 M.
Larutan HCI dapat disimpan sebagai persediaan sebagai larutan baku
sekunder yang baik untuk pembakuan larutan basa yang mengandung
Pembakuan Asam Sulfat 0,1 M ; 0,2 N
karbonat (seperti larutan basa kuat yang mudah menyerap 60z).
Pembaku larutan HCI dapat juga menggunakan larutan baku primer Prosedur pembakuan HCI 0,1 M terhadap larutan baku boraks atau
Na2CO3 (dari persediaan). larutan baku sekunder NaOH dapat diterapkan untuk pembakuan
H2SO4 0,1 M; dengan mengganti larutan HCldengan larutan H2SO4.

Pembakuan Larutan HCldengan Larutan Baku NaOH* Catatan:


Perbandingan mol antar HzSo+-boraks adalah
(1) Pipet 25 mL larutan HCI ke dalam masing-masing 3 gelas mol HzSO+: mol boraks = 1 : 1
Erlenmeyer 250 mL. Atau perbandingan mol antar HzSO+-NaOH adalah
(2) Bubuhi2 tetes indikator pp. mol HzSO+ : mol NaOH = 1 :2.
(3) Turunkan larutan baku NaOH O,'1000 M ke dalam gelas-1 sambil
cairan dalam gelas digoyang, Ketika warna merah agak lambat
menghilang, turunkan larutan NaOH berupa tetesan. 3. Pembuatan dan Pembakuan Asam Oksalat
Hentikan titrasi jika warna merah muda yang muncul tidak
menghilang (selama 15 detik) oleh pengocokan.
Pembuatan 500 mL HzCzOa0,l M ; 0,2 N
Ulangi prosedur serupa terhadap gelas-2, dan gelas-3.
(Diperoleh: volum rata-rata pemakaian larutan NaOH). Setelah dikeringkan (dalam oven) pada suhu 1 1O-i 20oC
selama 1*2 jam; ditimbang kasar sebanyak:
Reaksi: HCI+ NaOH -+ NaCl+ HaO (500)(0,1Xl26.06) mg = 6,3I HzCzOq.2HzO p.a;
Perhitungan kemolaran :
kemudian ditimbang teliti pada neraca analitik/elektronik (a g).

142 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab B Pembuatan dan Pembakuan Larutan 143
T

Larutkan dulu ke dalam gelas kimia 100 mL yang berisi 50 mL Pembakuan Larutan Hzc2o4dengan Larutan Baku
akuades; pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 500 mL; sekunder NaoH
tambahkan akuades sampai tanda batas, dan homogenkan. (1) Pipet 25 m=L Hzczoq dari sediaan dan alirkan ke
dalam gelas
Diperoleh 500 mL H2CIO4 dengan konsentrasi: Erlenmeyer 250 mL.
(2) Bubuhi 2 tetes indikator pp.
(126,07 g/mol)(0,5 L) (126,07), (3) Turunkan rarutan
\gon 0,1 M yang terah dibakukan sambir
cairan dalam rabu digoyang. Keti(a warna merah murai rambat
Disarankan: menghitang, turunkan lalutan NaOH berupa t"te.an lffiEri:
Larutan dibakukan terhadap larutan baku primer yang sesuai, misalnya Hentikan titrasi iika warna merah muda yang muncur
tidak
dengan boraks, atau dengan larutan baku sekunder dari NaOH atau KMnOq. menghilang (selama 1S detik) oteh pengocotin. "
Catatan: Ulangi prosedur serupa sebanyak 2-3x. Hitung vorum rata-rata
Setelah dibakukan, dapat berfungsi sebagai larutan baku sekunder. pemakaian larutan baku NaOH. -
Perhitungan kemolaran CHgCOOH
Pembakuan Larutan HzCzOe dengan Larutan Baku Sekunder KMnOa (Analog perhitungan kemolaran HClterhadap NaOH;
lihat gA.1.)
(1) Siapkan +300 mL H2SO4 2 M; dan isikan ke dalam 3 gelas
Erlenmeyer 250 mL masing-masing sebanyak +50 mL H2SO42 N. 4. Pembuatan dan pembakuan Asam Asetat
(2) Pipet 25 mL H2C2Oa, dan masukkan ke dalam gelas-1; demikian
juga terhadap gelas-2, dan gelas-3 di atas. pembuatan 1 titerCH3COOH
M;1N I
(3) Siapkan buret, bilas, dan isidengan larutan baku KMnO40,1000 M. (1) siapkan di daram botor reagen 1 L bertutup sebanyak g50
mL
(4) Panaskan gelas-1 beserta isinya sampai 70-80oC. akuades*.
(5) Lakukan pentitrasian sambil menggoyang gelas, dan hentikan (Z)
!r.ur 09 ,! CH3COOH (17,4 M; 99-100%); segera tuanqkan ke
ketika munculwarna merah muda yang menetap pada larutan. dalam botot reagen diatas;tutup iapat, aan f,om6gb"k;;.'"''
Diperoleh: t1 titer CH3COOH 1 M.
Lakukan prosedur serupa terhadap Gelas-2, dan Gelas-3.
*sebaiknya yang
telah dididihkan.
Reaksi:
Pembakuan:
2KMnO+ + SHzCzO+ + 3HzSO+ --> 2MnSO+ + KzSOa + BHzO +10COz
Dengan larutan baku sekunder, NaoH (ika dari rarutan hasir penyim-
Catatan: panan, sebaiknya dibakukan kembari paia saat
akan orguni[a;).
Untuk mendapat hasil dengan ketelitian yang signifikan, lengkapi dengan Catatan: CH3COOH dapat menguapi harus selalu tertutup.
percobaan blanko berikut.
(1) Masukkan 50 mL HzSO+ 2 M ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL;
tambah akuades sampai be.ryolum sama dengan volum akhir titrasi:
dan panaskan hingga 70-80"C. Pembakuan Larutan CH3COOH 0,1 M ; 0,I N
(2) Lakukan pentitrasian dengan larutan KMnO+, dan hentikan bila larutan
__j"*"rn, ,"t"h ,rd" V.
(1) Pipet
?! *L cHscooH 1 M dari persediaan, atirkan ke datam rabu
takar 250 mL, encerkan sampai tinda batas; Oan nomogei'l'an.
Perhitungan Molaritas: (2) Pipet 25 mL cH3cooH dari kemasan, alirkan
ke dalam getas
Vo*s. X Mok". _ mol oks. _ 5 Erlenmeyer 250 mL.
Vp"rr. x Mp"rr. mol Perm. 2 (3) Bubuhi 2-3 tetes indikator pp*.
(4) Turunkan larutan NaoH 0,1 M yang telah dibakukan
i,
rv,oks _(5)(Vp",r.)(Mp",, ) sambil.cairan
dalam tabu digoyang. Ketika lrvarna merah agik-"tamoat
(rXV*J ..
menghilang, turunkan larutan NaOH berupa tetesan.
Keterangan: Vorsarat = 25,0 mL; Vpermanganar = (Vpemar<aian - Vurunro). Hentikan titrasi jika warna merah muda yang muncur tidak
.'. molaritas asam oksalat dapat dihitung/ditetapkan. menghilang (setarira 15 detik) olefr pengocot<ari.

144 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium t


Bab 8 Pembuatan dan pembakuan Larutan
1aF
Ulanqi orosedur serupa sebanyak 2 kali' Hitung volum rata-rata Pembakuan NaOH 0,1 M ;0,1 N
pemikaian larutan baku NaOH. (1) Pipet secara teliti ke dalam 3 gelas Erlenmeyer 250 mL masing-
;o"put digunakan indikator timol bku (perubahan warna: merah ke kuning).
masing sebesar 25 mL larutan baku KHrftalat 0,1000 M*.
Fleaksi: CH3COOH + NaOH + CHsCOOrygjLI{ (2) Tambahkan masing-masing 2 tetes indikator pp.
(3) Titrasi setiap larutan dengan larutan NaOH dari buret.
Perhitungan molaritas:
(4) Hentikan pentitrasian bila warna merah jambu muda timbul secara
V*", X.Mrru,
-
mol.asam
=1 menetap (15 detik) walaupun cairan digoyang.
Vu."u X Mbu., mol basa 1 idapat pula digunakan kristalnya langsung dengan menyiapkan 3 gelas Erlenmeyer
yang diberi nomor urut.

(1)(V".ur)
Reaksiyang terjadi: KH-ftalat + NaOH -+ KNa-ftalat + H2O
dari
Dari hubungan ini daPat dihitung molaritas larutan CHoCOOH (perbandingan mol asam : mol basa = 1 : 1)
kemasan (labu takar).
Perhitungan molaritas larutan NaOH
(a) Konsentrasi NaOH (Mru"on) dapat ditetapkan/dihitung dengan
menerapkan rumus perbandingan (lihat Bab 7A.1).
5. Pembakuan Natrium Hidroksida
(b) Bila yang digunakan kristal KH-ftalat, hitung rata-rata massa
Pembuatan I liter NaOH 0,1 M ; 0,1 N kristal (misal a gram). Ubah rata-rata volum NaOH terpakai ke
dalam satuan liter (misal V liter). Substitusikan harga pada
(1) Siapkan di dalam botol plastik 1 L bertutup sebanyak 1
liter
hubungan berikut.
''' uX-r.iiO"t dingin (hasil pendidihan selama +5 menit)'
alM, _molKH-ftalat_1 (t)(a)
(2) Timbang kasar bersama gelas kimia 100 mL, x4'1 g NaOH
(p'a; M
tuangi.d,"ng-"I akuades dari V x M*"o, molNaOH 1 '"NaoH - (1)(V)(204,44)
butiran) secara c"pai, da"n seger-a
mL; aduk agar. segera larut;
noiolpruiiir. di atds sebanyat<-50.
Darihubungan ini, molaritas NaOH dapat dihitung.
;A;irdgkin kemoali cairan ini ke dalam botol; tutup rapat;
dan homogenkan. Catatan:
Diperoleh: t1 liter NaOH 0,1 M. Bila padatan NaOH yang digunakan bersifat p.a., larulannya dapat
berfungsi sebagai larulan baku sekunder (termasuk teknik penyimpanan
dan penggunaannya yang benar),
Pembuatan Larutan NaOH Bebas Karbonat
{1) Timbanq 50 q NaOH p.a; pindahkan ke dalam tabung reaksi 6. Pembuatan dan Pembakuan Kalium Hidroksida
'" ;;;;;';1""t; i"roinxd,n sci mL akuades; tutup rapat dengan
Iimnair.arei; dan biarkan semalam secara tegak'
(2)SiapkantlLakuadesdingin(hasilpendidihan)didalambotol Pembuatan I liter KOH 0,1 M ; 0,1 N
plastik bertutuP. (1) Siapkan ke dalam botol plastik 1 L bertutup sebanyak 1 liter
(3) Secara hati-hati, ambil dengan pipet ukur, sebanyak 6-7
mL akuades yang telah dididihkan.
'-' NaOH daritabung sediaan di-atas, dan masukkan ke dalam botol (2) Timbang kasar bersama gelas kimia 100 mL, r5,7 g KOH (p.a.;
plastik (2); tutup rapat; homogenkan' butiran) secara cepat, dan segera tuangi dengan t50 mL
Diperoleh: t1 titer NaOH 0,1 M.bebas.B'!9lul:-- ,-,anar berubah).1
Frarrrhah,
akuades dari botol plastik di atas; aduk agar segera larut; cepat
6ff iil; ;' ;r;;tk"; ti,;;pry"i iarut"n mudah menyerap ^A
I
coz (dapat tuangkan kembali larutan ini ke dalam botol; tutup rapat; dan
homogenkan.
(a) larutan
sediaan larutan NaOH di atas dapat dibakukan dengan Diperoleh: +1 liter KOH 0,1 M ;0,1 N.
nrf, piir"r KH-ftalat* 0,1 M, atau (b) larutan baku sekunder HCt' {Beri label; rapatkan tutup botolnya; larutan mudah menyerap CO2.)
*dapat berupa kristalnya langsung.

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 8 Pembuatan dan Pembakuan Larutan +47
146 *
l
primer KH- Pembuatan 1 liter Ca(OH)r*0,02 M ; 0,04 N ; jenuh
Larutan KOH dapat dibakukan dengan (a) larutan baku (Cara lain ; lebih murah)
tturut o,rM, atau (b) larutan baku sekunder, seperti HCl. Prosedur
;;Ukd NaOH terhadap baku primer KH-ftalat, atau terhadap (1) Siapkan botol reagen 1,5 L bertutup yang berisi 1,2 liter akuades.
iarutan baku sekunder HCl" dapat diterapkan (lihat Bab I'A5). (2) Siapkan botol reagen 1,5 L bertutup yang berisi 1 ,2liler akuades.
*Lebih tepat jika memakai larutan HCI yang dibakukan dengan larutan baku primer NazCOs'
(3) Jadikan bubuk halus 1 bungkus gamping (kapur tohor; CaO);
masukkan ke dalam botol (1); tutup rapat, kocok secara kuat, dan
biarkan selama 1 malam. Kemudian buang seluruh cairannya,
7. Pembuatan dan Pembakuan Barium Hidroksida tuangi lagi dengan 1,2 L akuades dari botol (2), tutup rapat, kocok
secara kuat, dan biarkan lagiselama 1 malam.
Pembuatan 'l liter Ba(OH)z* 0,1 M ; 0,2 N ; ienuh (4) Tuangkan (saring) larutan jernihnya ke dalam botol reagen 1 L
(1) Siaokan botol reagen 1 L bertutup rapat yang berisi 1 liter lain, tutup secara rapat.
' ' akJades yang telah dididihkan (bebas CO2)'
Diperoleh: 1 liter Ca(OH)2 jenuh.
(2) Timbanqlah 32 g Ba(OH)z.8HzO;. pindahkan ke dalam botol di (Beri label; rapatkan tutup botolnya; larutan mudah menyerap CO2)
'-' atas; tuiup rapat,-tocoi< u6oerapa kiti; diamt<an selama semalam'
(3) Pindahkan secara perlahan ke dalam botol reagen lain bertutup' Larutan Ca(OH)z dapat dibakukan dengan larutan baku HCI;
sebaiknya dengan larutan HCI yang dibakukan dengan larutan
Diperoleh: 1 liter Ba(OH)2ienuh (0,2 M ;0,4 N)' baku primer NazCOg.
(Beri label; rapatkan tutup botolnya; larutan mudah menyerap COz)
menyerap COz'
Keterangan: *disebut iuga sebagai air bari! dan bersifat mudah
9. Pembuatan dan Pembakuan Amonium Hidroksida
Larutan Ba(OH), dapat dibakukan dengan larutan baku Bab HCI
baku primer NazCOs; lihat
(setelah dibakukan dengan larutan Pembuatan 1 literNH4OH 1 M ; 1 N
8A.5). (1) Siapkan ke dalam botol reagen 1 L bertutup, 950 mL akuades.
(2) Ukur 70 mL NH4OH pekat (14,8 M ;28o/" NH3); segera tuangkan
dan Pembakuan Kalsium Hidroksida ke dalam botol (1);tutup rapat, dan homogenkan.
8. Pembuatan
Diperoleh: t1 literNH4OH 1 M ; 1 N.
Pembuatan 1 liter Ca(OH)2* 0,02 M ; 0,04 N ; ienuh (Harus selalu tertutup; mudah terurai dengan melepaskan gas NH3)

(1) Siapkan botol reagen 1 L bertutup jqpqt yang berisi 1 liter


' ' akuades yang tetah dididihkan (bebas COz)'
(2) Timbanqlah 1,5 q Ca(OH)z (lebihkan sedikit); pindahkan ke Pembakuan larutan NH4OH terhadap Larutan Baku HCI
'-' d;;;'o"oioi ai atis; tutup iipit, t<ocox beberapa kali; diamkan (1) Pipet 25 mL larutan NH4OH 1 M dan alirkan ke dalam labu takar
selama semalam. 250 mL; segera alirkan akuades secara memutar pada leher labu;
(3) Pindahkan secara perlahan ke dalam botol reagen lain bertutup' dan penambahan akuades sampai 0,5 cm di bawah tanda batas.
Keringkan leher labu; tambahkan akuades tetes per tetes sampai
Diperoleh: 1 liter Ca(OH)z jenuh (+0,02 M ; 0,04 N)' tanda batas; tutup; dan homogenkan.
(Beri tabel; rapatkan tutup botolnya; larutan mudah menyerap COe)
(2) Pipet sebanyak 3 kali @ 25 mL HCI 0,1 M; masukkan masing-
Keterangan: *disebut luga air kapur' masing ke dalam 3 buah gelas Erlenmeyer 250 mL; segera
semprot dengan sedikit akuades pada dinding gelas yang basah
oleh asam. Selanjutnya tambahkan pada setiap gelas dengan 2
tetes indikator MO*; goyang perlahan gelas agar homogen.
*dapat juga menggunakan indikator bromofenol biru (titik akhir ditandai oleh
berubahnya warna kuning dan munculnya warna biru muda).

Laboratorium Bab B Pembuatan dan Pembakuan Larutan 149


Membuat Beagen Kmia di l
148
1 I

(3) Turunkan dari buret, larutan NH+OH (berasal dari labu takar) ke 1. Titrasi Permanganometri
dalam gelas Erlenmeyer-1 sambil digoyang memutar, Kalium permanganat merupakan oksidator kuat yang mampu
Ketika warna merah berubah dan mulai tampak warna kuning samar- mengoksidasi sebagian besar reduktor secara kuantitatif, selain bahwa
simar, alirkan secara memutar akuades secukupnya . (dari botol larutannya yang berwarna menjadikannya sekaligus sebagai indikator
semprilt) melewati leher gelas untuk menurunkan basa yang
menempel. titik ekuivalensi (kelebihan 1 tetes larutan 0,1 N sudah dapat
Teruskan penambahan tetes per tetes, dan hentikan bila muncul menghasilkan warna ungu terang dalam volum larutan yang besar).
warna t<uning muda yang lemah dan tak hilang oleh pengocokan Larutan permanganat yang diterapkan biasanya berkonsentrasi sekitar
(15 detik). Catat pemakaian basa untuk gelas-1. 0,1 N (atau 0,05 M). Untuk larutannya yang lebin encer, pada titik akhir
Lakukan langkah-4 initerhadap gelas-2 dan gelas-3. perubahan warna, ion permanganat kurang terang, dan disarankan
(buret harus dalam keadaan Penuh) untu k mem bu bu hi nya den gan indikator ortofenantrol in.
Calatan:
Reaksi dan perhitungan molaritas NHaOH analog dengan HCI-NaOH' 2. Pembuatan Larutan KMnOr dan Pembakuannya

Pbmbuatan 1 liter KMnOa 0,05 M ; 0,I N


B. PEMBAKUAN CARA OKSIDIMETRI Dltimbang kasar di atas kaca arloji sebanyak:
(1 )(0,1)(158,4X1ls) g = O,2 g rcMnOa (p.a)
Titrasi oksidimetri melibatkan beberapa oksidator dan reduktor
menurut Tabel 8.1 berikut. (1) Larutkan ke dalam gelas kimia berisi 1 L air suling.
(2) Tutup gelasnya, dan panaskan (*) di dalam penangas air selama
Tabel 8.1 Beberapa oksidator dan Reduktor dalam oksidimetri 10*15 menit; simpan larutan ini dalam keadaan tertutup selama
Suasana Suasana semalam.
Oksidator Hasil Reduktor larutan Hasil
larutan (3) Saring larutan dengan menggunakan saringan kaca ke dalam
MnOa asam Mn2* CrOo'- asam COz botol kaca gelap/coklat bertutup kaca.
CrtOtz- asam c13* NOz asam NO"2- Diperoleh: 1 liter KMnO4 0,05 M ; 0,1 N.
crot asam cr SrOa'- asam/netral SoOo'- (Beri label, dan simpan di tempat yang gelap jika larutan tidak dipakai; dapal
berfungsi sebagai larutan baku dalam penetapan oksalat, HzOz, dan besi.)
BrOg asam B' t* asam/netral lz
Keterangan: (*) bertujuan uptuk mempercepat oksidasi zat organik dalam
tot asam t- H.3AsOg asam/netral HsAsOa
air, dan untuk menggumpalkan MnOz,
HrOz asam HzO Fe'* asam Feo*
Catatan:
ce4* asam Ce3* sn2* asam Sn** r Penyaringan jangan menggunakan kertas saring (akan teroksidasi).
Fe3* asam Fezr . Adanya endapan coklat pada dinding dan dasar botol menunjukkan
terjadinya penguraian ion MnO+ menjadi MnO2.
r Jika larutan akan digunakan untuk menganalisis besi sebaiknya larutan
Dari tabel di atas, reaksi redoks yang memenuhi Syarat Sebagai ini dibakukan dengan kawat besi.
dasar penetapan konsentrasi (analisis redoks) cukup banyak. Namun,
pembahasan berikut dibatasi hanya tentang pembuatan beberapa. Larutan KMnOq dapat dibakukan terhadap larutan baku pnmer
iarutan dan penetapan konsentrasi yang melibatkan permanganometri NazCzO+ atau larutan baku sekunder H2C2O4.
dan iodi/iodo-metri. Pola yang diperoleh dapat dikembangkan atau
diterapkan terhadap larutan lainnya.

150 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 8 Pembuatan dan Pembakuan Larutan
151
ET l
Pembakuan Larutan KMnOr dengan zat baku primer NaeCeOq
dengan reduktor tadi. Adanya reaksi samping ini mengakibatkan
penyimpangan hasil penetapan.
' ' Siapkan
(1) 350 mL H2SO4 2 N; dan isikan ke dalam 9 gelas
Erl6nmeyer 250 mL masing-masing sebanyak 75 mL H2SO4 2 N' Cara tak langsung yang disebut iodometri; semua oksidator yang
(2) Timbang secara teliti 3 bagian kristal Na2C2Oa kering, masing- akan ditetapkan konsentrasi atau kadarnya direaksikan dengan ion
masing seberat 0,25 g; kemudian masukkan garam inike dalam 3 iodida (l-) berlebih sehingga lz dibebaskan. Baru kemudian 12 bebas ini
gelas di atas, dan goyang sehingga melarut. dititrasi dengan larutan baku sekunder Nazszos dengan indikator
(3) Siapkan buret dan isidengan larutan pentiter, KMnO+' amilum.
(4) Panaskan gelas pertama beserta isinya sampai 7O-8OoC. Pada analisis iodium selalu melibatkan garam Kl; oleh karenanya
(5) Lakukan pentitrasian sambil menggoyang gela.s, dan hentikan garam ini harus bebas dari iodat. lon iodat (lo3) dengan ion iodida (l)
ketika munculwarna merah muda yang tetap pada larutan. dalam suasana asam akan membebaskan iodium (12) menurut reaksi:
Lakukan prosedur serupa terhadap gelas 2 dan gelas 3. lO3-+ 5 l-+ 6 H* -+ lz + 3 HzO
Catatan: oleh karena itu garam Kl harus bebas dari ion iodat; adanya ion iodat
Untuk mendapat hasil dengan ketelitian yang signifikan, lengkapi dengan dapat mempengaruhi hasil penetapan.
percobaan blanko berikut.
(a) Panasfan 75 mL HzSOa 2 N dalam labu Erlenmeyer 250 mL sampai Dalam hal lain, larutan NazSzOs yang terlibat dalam analisis
7o-8ouc. iodium, padatannya berair kristal sebagai NazSzOs.SHzO (biasanya
(b) Lakukan pentitrasian dengan larutan KMnO+, dan hentikan bila larutan jumlah air kristalnya sukar diduga seperti tertulis). Ketika pembuatan
berwarna merah muda Yang tetap.
larutan (saat pelarutan) terjadi reaksi (ika ada CO2 dalam larutan):
Perhitungan Normalitas Na2S2O3 + COr(g) + HzO -+ NaHCO3 + NaHSO3 + S(s)
MassaNarCrOo =ag € Molek.NarCrOo _ (a)
Larutan yang diperoleh karenanya menjadi keruh, namun rarutan ini
(2X136,07)
akan jernih oleh mengendapnya belerang ke dasar bejana (dapat
Jika volum rata-rata KMnOq = b mL, dan volum blanko
KMnO+=cmLmaka: didekantasi). Efek reaksi penguraian NazSzosdengan adanya cozakan
: : $ r-. meningkatkan konsentrasi larutan (menyebabkan penyimpangan
Volum KMnoo terkoreksi (b - c) mr-
pemakaian larutan).
(1000)
Hubungan yang diteraPkan: Di samping itu Nazszos juga teroksidasi dengan adanya oz dari udara:
Vnrnoo X N*rnoo = molek KMnO += ITlolek NarCrOo 2 NazSzOs + Oz(g) -+ 2 NazSOa + 2 S(s)

Nr _al(2x126,07) rrrvrervL (a)(1000) *. Oleh karena itu, larutan harus dijaga dari pengaruh udara (O2dan 60z),
motek/L -
''KMnoo - (b-c)i1 o0o (b-c)(2 x126,071 "' dan pelarutan sebaiknya menggunakan akuades yang terah dididihkan
(Keterangan: Jika blanko tidak dilakukan, maka c = 0) Catatan:
Larutan NazSeOs yang dibuat sebaiknya dibakukan terhadap larutan baku KeCrzOz.
.' Larutan NazSzOg hasil pembakuan dapat berfungsi sebagai larutan baku sekunder.
3. Titrasi lodi/iodometri Lalu.latini tidak dapat disimpan dalam waktu yang agak'iama karena meniadi tidak
-met-ab6tit<
stabjl. Bakteri menyebabkan terjadinya proses oengan membentuk Sog2-,
Dalam cara ini dikenal dua cara yaitu (a) iodimetri (cara so+'-, dan koloid belerang. Uniuk mengurangi hal ini, biasaiya, aquadesnya ya-ngj
disterilkan dan ditambahkan pengawet berupa boraks atau natriJm kaibonat. ' '
langsung), dan (b) iodometri (cara tak langsung).
Cara pertama (iodimetri), larutan lz digunakan untuk meng-
oksidasi reduktor secara kuantitatif pada titik ekuivalennya. Namun,
cara pertama ini jarang diterapkan karena 12 merupakan oksidator
lemah, dan adanya oksidator kuat akan memberikan reaksi samping

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 8 Pembuatan dan Pembakuan Larutan


152 153
T

4. Pembuatan Larutan Natrium Tiosulfat dan Pembakuannya Perhitungan molaritas NazSzOs, gubakan hubungan:
Vlo XNIo =Vl(rcrro, XNxrcrro,
Pembuatan 500 mL NazSzO.0,l M 1 V*"oo.IN*"oo'
Molarilastio, M,o = *
Ditimbang kasar (dengan neraca teknis) sebanyak: 2 Y,o
(500)(0,1)(M,) mg = (50)(248,186) m9 = 12,S g Na2S2O3'5H2O

Larutkan dengan akuades dingin (setelah dididihkan) sampaiv.olum 5. Pembuatan Larutan lodium dan Pembakuannya
6rrt"n *"ncipai 500 mL; Oiaikan semalam; ambil larutan jernihnya. lodium sedikit larut dalam air (0,34 g per liter pada 25oC) tetapi
: molaritas -
(12's)-G)(-kqTirnian)
tt lebih mudah larut dalam larutan yang mengandung ion iodida, I
Menghitung kemolaran (248,186) (bereaksi dengan membentuk kompleks ion triiodida, l3-).
Diperoleh: 500 mL larutan NazSzOs 0,1 M ; 0,2 N' lz+l + ls- K=700(25oC)
Catatan: Kelemahan pelarut beriodida adalah ion ini dapat teroksidasi oleh 02
.Kedalamlarutantiodapalditambahkankira-kira0,2gnatriumbikarbonat dari udara yang dipercepat reaksinya dalam suasana asam atau oleh
(sebagai Pengawet) Per 25 g tio'
. Laruta-n tio Xemudian dibakukan dengan larutan baku
primer KaCrzOT (dapat adanya cahaya, tetapi bersifat lambat dalam suasana netral.
iuga dengan larutan baku primer lz).
4l +Oz+4H* -+ 2lz+2HzO
Pada pembakuan larutan tio dengan larutan baku primer KzCrzOt, Selain itu, senyawa iodida (biasanya Kl) yang digunakan
keberlangsungan reaksi NazSzOs-KzCrzOt bergantung pada beberapa dipersyaratkan agar bebas dari iodat (karena iodat bereaksi dengan I

kondisi sifat reakshya yang pasti harus ditetapkan. Jika tidak dalam suasana asam dengan membentul lz). Persyaratan ini
"6ningJg, harus dititraii tak langsung dengan KzCrzOt menurut
maka larutan-tio seharusnya dipenuhi bila larutan l2 dalam Kl(aq) akan diterapkan
langkah sePerti berikut. sebagai larutan baku.

Pembuatan 500 mL 12 0,1 M ; 0,2 N


Pembakuan Larutan Na2S2O3 terhadap Larutan Baku Primer KzCrzOt Timbang kasar di atas kaca arloji:
(500)(0,1)(253,809) mg = l3 g kristal le (p.a; hasil rekristalisasi);
(1)Larutkan5gKldan4gNaHCoskedalamgelasErlenmeyer kemudian timbang secarateliti (misal a gram).
yang berisi 300 mL akuades'
(2)KemudiantambahkanHCllMperlahansambildigoyangsampqi (1) Timbang 24 g kristal Kl (bebas senyawa iodat) dalam gelas
'-' tidak ada tagi gas coa yang k6tuar; laniutkan penambahan HCI kimia kecil berisi 25 mL akuades.
sebanYak 10 mL. (2) Larutkan kristal l, di atas ke dalam larutan Kl.
(3) Tambahkan 25,0 mL K2Cr2O7 0,1 N; goyang-perlahan gelasnya (3) Pindahkan ke dalam labu takar 500 mL; encerkan dengan
'-' (agar homogen); kemudian diamkan selama 10 menit' akuades sampai tanda batas, tutup, dan homogenkan.
(4) Turunkan larutan pentiter (NazSaOg) ; tepat berwarn-akuning muda (4) Pindahkan ke botol reagen coklat bertutup.
tambahkan 5 tet6s indikdtor-amilum, dan teruskan pe.ntitrasian
;;a perlahan. Hentikan, tepat warna biru menghilang dan Perhitungan konsentrasi larutan l2:
warna hijau muda (dari CrCl3) muncul. (a)(2)
_ (a)/(253,80eg/mol) _ ,_ (a)(2)(2)
*
Reaksiyang terlibat:
(0,5 L) (253,809) (253,809)
KzCrzOt+ 6 Kl + 14 HCI -+ 8 KCI + 2 CrOls + 3 12 + 7 H2O
iz + 2 NazSzO3 + Na2SaO6 + 2 Nal

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 8 Pembuatan dan Pembakuan Larutan 155
154
Catatan: C. PEMBAKUAN CARA PENGENDAPAN
[1 ]
Larutan 12 yang pembuatannya memenuhi persyaratan dapat bedungsi
sebagai larutan baku primer.
[2] Larutan 12 dapat ditetapkan terhadap larutan baku primer natrium arsenit
1. Titrasi Pengendapan
(iodimetrik), atau terhadap larutan baku sekunder tio (iodometrik).
Titrasi pengendapan melibatkan penggunaan beberapa larutan
baku seperti perak nitrat, natrium klorida, dan kalium/amonium-
tiosianat. Untuk menyederhanakan, bahasan berikut lebih ditujukan
Pembakuan Larutan 12 terhadap Larutan Baku Primer Na-arsenat pada reaksi-reaksi yang melibatkan penggunaan larutan perak nitrat
baku. Larutan baku perak nitrat digunakan pada penetapan klorida dan
(1) Dengan menggunakan buret*, turunkan 25,0 mL larutan baku Na-
arsenit ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL.
bromida (metode Mohr); penetapan klorida (metode Volhard dan
metode Fajans); dan penetapan campuran klorida-iodida. Larutan baku
(2) Tambahkan 20-25 mL akuades, 5 g natrium bikarbonat, dan 2 mL
indikator amilum. Goyang gelas hingga campuran homogen KSCN atau NH4SCN digunakan bersama larutan baku AgNO3 dalam
(NaHCOs melarut). metode Volhard tak langsung pada penetapan klorida, bromida, atau
(3) Turunkan perlahan larutan iod dari buret, dan hentikan bila iodida; dan untuk penetapan perak.
munculwarna biru muda yang menetap.
* lebih aman karena Na-arsenit sangat beracun. 2. Pembuatan dan Pembakuan Larutan Perak Nitrat
Pilihan lain: Perak nitrat, AgNO3 p.a. mempunyai kemurnian paling sedikit
99,9y" dapat diperoleh di pasaran (dan harganya sangat mahal). Jadi,
(1) Pipet secara hati-hati (bantu dengan ball-pipet) 25 mL larutan iod
ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL. senyawa ini dapat disiapkan sebagai larutan baku primer (melalui
penimbangan langsung). Larutan baku AgNO3 juga dapat diperoleh
(2) Turunkan perlahan larutan Na-arsenit dari buret samOil
menggoyang gelas secara perlahan, dan hentikan titrasi saat dengan mereaksikan logam perak murni dengan asam nitrat murni,
larutan berwarna kuning-pucat. hanya larutannya menjadi bersifat asam. Selain itu, AgNO3 teknis juga
(3) Tambahkan 2 mL indikator amilum, homogenkan, dan teruskan dapat digunakan setelah dilakukan kristalisasi-ulang; dan kemudian
titrasi secara perlahan. Hentikan titrasi bila warna biru larutan larutannya dibakukan terhadap larutan baku primer, misalnya terhadap
tepat hilang. larutan baku NaCl.

Pembuatan 500 mL larutan baku AgNO3 0,1 M ; 0,1 N


Pembakuan Larutan 12 terhadap Larutan Baku Na-tiosulfat*
Cara 1
(1) Pipet 25 mL larutan lz ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL, dan Ditimbang kasar AgNO3 murni & kering* sebanyak:
encerkan dengan akuades sampai volumnya +100 mL. (500 mL)(0,1 M)(M, = (50)(169,87) 9 = 8,s g AgNOs
Kemudian timbang-ulang secara teliti (misal a gram).
(2) Turunkan dari buret, larutan NaeSzOg (yang baru dibakukan), dan
hentikan bila larutan berwarna kuning-pucat. (1) Larutkan dengan akuades secukupnya kemudian pindahkan
secara kuantitatif ke dalam labu takar 500 mL.
(3) Tambahkan 2 mL indikator amilum, homogenkan, dan teruskan
titrasi secara perlahan. Hentikan titrasi bila warna biru larutan (2) Encerkan dengan akuades sampai tanda batas, dan
tepat hilang. homogenkan.
(3) Pindahkan larutan ke dalam botol berwarna kuning-coktat dan
Lakukan minimal sebanyak 3x untuk setiap prosedur yang dipilih, dan
simpan di tempat gelap (berubah bila terkena cahaya).
tentukan nilai volum rata-ratanya.
*Gunakan larutan segar.
*hasil kristalisasi-ulang, dan dikeringkan dalam oven listrik pada 250-35OoC
selama 1-2 jam, dan kemudian didinginkan dalam sebuah bejana tertutup di
dalam desikator.

156 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab B Pembuatan dan Pembakuan Larutan
i
i
157
Larutan yang diperoleh sebaiknya dibakukan terhadap lalutan. baku.primer (5) Volum larutan AgNOs terpakai merupakan volum titrasi dikurangi
NaCl 0,i M. Larutan baku AgNOs ini bersuasana netral; jadi tepat untuk dengan volum titrasi blanko.
penetapan yang memakai indikator KzCrOq atau indikator adsorpsi.
Lakukan langkah serupa di atas sebanyak 2x. Perbedaan antarhasil-
Cara2 akhir tidak melebihi 0,1 mL,
Ditimbang kasar logam perak murni sebanyak 5,4 g. Catatan:
Kemudian timbang-ulang secara teliti (misal p gram).
Setelah dibakukan, larutan-netral AgNO3 dapat digunakan baik untuk pembakuan
(1) Masukkan ke dalam gelas kimia 250 mL yang telah berisi 140 mL atau penetapan klorida.
asam nitrat murni 1 M; dan tutup dengan gelas arloji' (Lakukan
reaksi inidi ruang asam)
(2) Setelah reaksi sempurna dan suhu normal, pindahkan larutan 3. Pembuatan dan Pembakuan Larutan KSCN
secara kuantitatif ke dalam labu takar 500 mL' Kemudian
encerkan dengan akuades sampai tanda batas. Homogenkan.
Pembuatan 500 mL Larutan KSCN 0,1 M ; 0,1 N
(3) Pindahkan larutan ke dalam botol berwarna kuning-coklat dan
simpan di tempat gelap (larutan berubah bila terkena cahaya). Timbang kasar kristal KSCN p.a sebanyak:
(s00 mL)(0,1 M)(MJ = (50)(97,182) m9 = 4.e g KSCN.
Catatan:
Larutan baku ini bersifat asam, dan tidak tepat digunakan untuk penetapan (1) Pindahkan ke dalam gelas ukur 500 mL.
yang memakai indikator K2CrOa atau indikator adsorpsi. (2) Tambahkan akuades secukupnya, goyang gelas agar kristal
melarut. Setelah melarut, tambahkan lagi akuades sampai tanda
batas.
Pembakuan Larutan AgNOg terhadap Larutan Baku NaCl (3) Pindahkan ke dalam botol reagen 500 mL bertutup.
Penyiapan indikator Diperoleh: 500 mL larutan KSCN 0,1 M.
. indikator kromat dari 5 g KzCrO+ dalam 100 mL akuades. (Setelah dibakukan, larutan ini merupakan sediaan larutan baku KSCN.)
r indikator campuran dari 4,2 g K2CrO+ p.a. dan 0,7 gKzCrzOt p.a.
dalam 100 mL akuades (pilihan yang lebih baik). Catatan:
Prosedur yang sama dapat diterapkan untuk pembuatan larutan amonium
(1) Pipet 25 mL larutan baku NaCl 0,1000 M ke dalam gelas tiosianat, NH+SCN.
Erlenmeyer 250 mL yang terletak di atas kertas/porselin putih.
(2) Tambahkan 1 mL indikator (sebaiknya menggunakan pipet 1 mL).
(3) Turunkan larutan AgNO3 dari buret secara perlahan sambil Pembakuan Larutan KSCN terhadap Larutan Baku AgNO3
menggoyang cairan dalam gelas. Siapkan:
Warna merah dari endapan mulai menghilang secara lambat oleh [a] Larutan HNOe (5 mL HNO3 pekat + 5 mL akuades). Bila larutannya
penambahan setiap tetes larutan; memberikan petunjuk bahwa tampak berwarna kuning (karena adanya oksida nitrogen), maka
AgCl sebagian besar sudah terendapkan. lakukan pendidihan sampai oksida itu hilang.
Pada saat ini turunkan larutan tetes demi tetes sampai terjadi [b] lndikator Fe(lll), dibuat sebagai larutan jenuh besi(lll)-amonium-
perubahan warna yang lemah sekalitetapijelas. Hentikan tetesan sulfat p.a. dalam pelarut HNO3 1 M.
bila warna coklat-kemerahan vano sanoat lemah ini muncul dan
tetap bertahan walaupun dikocok dengan kuat'
(4) Lakukan koreksi blanko indikator dengan cara tambahkan 1 mL
indikator ke dalam akuades yang bervolum sama dengan volum
akhir campuran titrasi. Jatuhkan berupa tetesan dari larutan
AgNO3 sampai warna blanko sama dengan warna.dari-larutan
yang dititrasi. Hasiltitrasiblanko initak boleh melebihi0,10 mL.

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab B Pembuatan dan Pembakuan Larutan 159
1s8
I

(1) Pipet 25 mL larutan baku AgNOs 0,'1000 M ke dalam gelas


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi kompleks di
Erlenmeyer 250 mL. antaranya kestabilan ion kompleks dan kereaktifan ligan. Kestabilan ion
(2) Tambahkan 5 mL larutan HNO3 dan 1 mL indikator Fe(lll)' logam dicirikan oleh harga tetapan ketakstabilan kompleks (lihat:
(3) Turunkan larutan KSCN dengan perlahan, sambil campuran Lampiran 31); sedangkan kekuatan ligan dicirikan oleh deret kekuatan
dalam gelas digoyang secara kontinu. ligan (Gbr 8.1).
Muncul endapan putih yang menyebabkan cairan tampak seperti
susu. Selanjutnya, setiap tetes KSCN yang jatuh akan memberikan CN-* CO = NO = f{- I CH3*= SC(NHa)2 = SRz = PRa > SOgH- >
endapan coklat-kemerahan yang menyebar; namun segera hilang
setelah dikocok. Suatu saat, muncul endapan kemerahan yang NO2-= l*= SCN-> Ba> Cl- > py > RNH2 = NHg > OH*> HzO
lemah mirip gumpalan yang mudah turun ke dasar gelas,
menunjukkan bahwa titrasi mendekati titik akhir. Gbr 8.1 Deret Kekuatan Ligan (R = gugus alkil; py = piridin)
Turunkan larutan tetes per tetes; 1 tetes larutan KSCN yang
menghasilkan warna coklat-kemerahan yang lemah dan tak Salah satu reagen yang sangat serbaguna sebagai zal
hilang oleh pengocokan; menunjukkan bahwa titik akhir telah pengompleks adalah EDTA atau bentuk garamnya serta tersedianya
tercapai. berbagaijenis indikator ion-logam yang efektif pada pH teftentu.
(4) Lakukan titrasi blanko indikator; Pada titrasi kompleksometri (terutama yang melibatkan EDTA),
* Masukkan 1 mL indikator dan 5 mL HNOg; pH sangat menentukan agar titik ekuivalensinya tepat; umumnya
- tambahkan akuades sampaivolumnya sama dengan volum memerlukan batas-batas sampai 1 satuan pH bahkan sampai 0,5
akhir campuran titrasi; satuan pH. Untuk ini suatu bufer diperlukan, namun agar kerja bufer
- kemudian jatuhkan tetesan larutan KSCN sampaicampuran sesuai yang dikehendaki maka larutan yang akan ditambahkan maka
berwarna kemerahan seperti pada titik akhir di atas. ) bufer harus benar-benar netral; penetralan larutan harus tidak
Lakukan langkah serupa sebanyak 2x. menyebabkan terjadinya pengendapan pada pH bufer terutama jika
Catatan: larutan asam dinetralkan dengan basa.
Prosedur pembakuan serupa dapat diterapkan terhadap larutan NH+SCN
Penggunaan volum indikator harus secukupnya; tidak berlebihan.
Banyak indikator memperlihalkan dikroisme, yakni sifat indikator yang
mengalami transisi perubahan warna pada 1-2 tetes sebelum titik-akhir
D. PEMBAKUAN CARA PENGOMPLEKAN yang sebenarnya. Di samping itu, dalam banyak titrasi EDTA,
perubahan warna sekitar titik-akhir, mungkin lambat; terhadap hal
1. Titrasi Pengomplekan seperti ini, titran sebaiknya diturunkan sedikit demi sedikit sambil
Kompleksometri dapat melibatkan reaksi pembentukan kompleks, larutan terus diaduk (sebaiknya menggunakan pengaduk magnet).
alau reaksi substitusi ligan (di mana ligan pada ion pusat atau logam CDTA {Asam trans-1,2-diaminosikloheksana-N,N,N-tetraasetat}
digantikan oleh ligan lain). membentuk kompleks yang lebih stabil daripada EDTA, hanya reaksi
Reaksi pembentukan kompleks: pembentukannya lebih lambat sehingga titik akhir cenderung lambat
Ag*+2CN- + IAg(CN)rl-
tercapai. EGTA {asam etilenaaglikolbis(2-aminoetil)N,N,N',N'heksa-
Reaksi substitusi ligan: asetat) sering diterapkan terutama pada penetapan Ca dalam
campuran senyawa Ca dan senyawa Mg; dan senyawa ini dianggap
[M(H2O),] +L + [M(HzO)r,rr(L)] + HzO
lebih unggul dari EDTA pada titrasi Ca-Mg dalam air sadah.
biru muda biru tua
n merupakan bilangan koordinasi logam, dan L dapat berupa molekul
netral atau bermuatan (ion)

160 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab I Pembuatan dan Pembakuan Larutan 161
I
2. Pembuatan dan Pembakuan Larutan Na-EDTA Catatan:
Air sadah mengandung salah satu dari ion Ca2* atau ion Mg2*. Adanya ion ini
Jika tingkat kemurnian Na-EDTA meragukan, pembuatan larutan
dalam air disebabkan oleh garam-garamnya dari bikarbonat, karbonat, sulfat,
dan pembakuannya dapat dilakukan sebagai berikut. dan klorida yang terlarut. Berikut ini ditunjukkan penggunaan larutan natrium-
EDTA pada penetapan air sadah.
Pembuatan 1 L Larutan Na-EDTA 0,01 M
Timbang secara kasar: Penetapan Air Sadah Total
+4 g Na-EDTA dihidrat dan +0,1 g MgClz.6HzO p.a.; (1) Pipet 25 mL sampel*, dan masukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 250
(1) Masukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 400 mL; tambahkan mL; semprot dengan sedikit akuades pada bagian dinding yang basah.
akuades sampai kedua padatan itu membentuk larutan (2) Tambahkan 3 mL larutan bufer NH+OH-NH4CI, dan tambahkan 5 tetes
(homogen). indikator Eriokrom Hitam T; homogenkan.
(2) Pindahkan larutan ke dalam botol reagen 1 L bertutup dan (3) Turunkan larutan Na-EDTA dari buret secara perlahan sampai warna
merah anggur berubah menjadi warna biru. Warna merah harus benar-
bersih, dan encerkan dengan aquades sampai volum larutan benar hilang.
+1 L; tutup, dan kocok agar homogen. Beri etiket pada botol.
Ulangi prosedur ini hingga 2x. Hitung rata-rata volum pemakaian larutan Na-
Diperoleh: +1 liter Na-EDTA 0,01 M EDTA.
Keterangan: *dapat berupa air yang akan diuji kandungan air sadahnya.

Reaksi: Ca2* + NaHzCroHrzOaNz -.> NaCaCroHrzOeNz + 2 H*


Pembakuan Larutan Na-EDTA dengan Larutan Baku CaOlz
Perhitungan kadar kesadahan total.
(1) Pipet 25 mL larutan baku CaClz 0,0100 (lihat 6D.10), dan
(1 ) (Vr.rr-rorn) (MNu-eorn)
masukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL; semprot dengan ^- -
".ron
p1 mmol/ml
sedikit akuades pada dinding gelas yang basah. (1 ) (Vio" )

(2) Tambahkan 3 mL larutan bufer NH+OH-NH4Cl, dan tambahkan 5 Jika kadar kesadahan total dinyatakan sebagai CaCOs dalam ppm, maka
tetes indikator Eriokrom Hitam T; homogenkan. perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut.
(3) Turunkan larutan Na-EDTA dari buret secara perlahan sampai Jika Mion = x mmoUml maka M1o, setara dengan Mcrcos.
warna merah anggur berubah menjadiwarna biru. Warna merah
=.
harus benar-benar hilang. Mc"co.
H
Ulangi prosedur ini hingga 2x. Hitung rata-raia volum pemakaian (xmmol)(M, CaCO ) _ (x mmol)(1 00,086 mg/mmol) CaCOu
larutan Na-EDTA. mL mL
Reaksi: _ (x) (1 00,086) mg CaCO /
CaCl2 + NaH2C16H12OsN2 -+ NaCaCl6Hl2OeNz + 2 HCI
/mL
" sampel
(x)(100,086) (1ooo) mgCaCO"/
(Perbandingan molnya adalah mmol CaCle ; mmol Na-EDTA = 1 : 1) =
/liter sampel
Perhitungan kemolaran larutan Na-EDTA: Kadar kesadahan-total dalam air adalah
(1)(Vcacb)(Mcacrz) (x)(100,086)(1 000) mg/L; atau (x)(100,086)(1 000) ppm.
MN.-EDTA = lvl
^,
(1)(VNa_EDrA) Dengan demikian, bila x berhasil ditetapkan, maka kadar kesadahan-total
dalam air dapat diketahui.
Dengan demikian, molaritas larutan Na-EDTA dapat diperoleh.

€D

162 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab B Pembuatan dan Pembakuan Larutan 163
_'!
l I

Penambahan oleh sedikit asam-kuat (H*) menyebabkan kesetimbangan


bergeser ke arah kiri (pembentukan asam lemah) sedangkan
BAB penambahan basa (OH ) menyebabkan kesetimbangan bergeser ke

I arah kanan (pengurangan asam lemah). Jadi, penambahan dalam


jumlah kecil ini tidak akan mengakibatkan perubahan yang berarti
terhadap konsentrasi H* atau pH dari larutan bufer asetat. Kerja sistem
bufer lainnya analog seperti kerja bufer asetat tersebut. Berdasarkan
pada alasan ini pula, kemampuan sistem bufer untuk mempertahankan
pH lingkungannya juga terbatas, yakni bergantung pada kuantitas dan
PEM BUATAII BUFERI
l.fiRtlT,,'[t,,i,,,,,,,,,,,,.,,,,,,,,,,,,,,,,.,,,,,,,,,,
sifat komponen terlarutnya (yakni asam lemah/basa lemah dan garam
kuatnya; atau asam-basa konyugasinya).

Larutan bufef merupakan sistem larutan yang dapat memperta- A. pH LARUTAN BUFER
hankan pH lingkungannya dari pengaruh seperti oleh penambahan Pada sistem bufer-asetat seperti yang dicontohkan di atas,
sedikit asam/basa kuat, atau oleh pengenceran. persamaan tetapan kesetimbangan ionisasi asamnya adalah
Sistem bufer terdiri atas dua komponen, yakni ('1) komponen
pelarut (umumnya air), dan (2) komponen zat terlarutnya. Komponen 1..- [H*][CH3COO-] (e.4)
"" 164cf,loH1
terakhir ini dapat berupa:
(a) asam lemah dan garam kuatnya, Dengan menganggap bahwa, [CH3COOI = [CHaCOONa] = [garam],
(b) basa lemah dan garam kuatnya, dan [CH3COOH] = [asam] maka tetapan kesetimbangan ionisasi di
atas dapat dinyatakan sebagai,
(c) sepasang asam-basa konyugat, atau
(d) sepasang pemberi-penerima proton. lH*l= [asam] *K^d (e.5a)
Pada sistem bufer-asetat (CH3COOH-CH3COONa) dalam pelarut [garam]
air, reaksi yang terjadi adalah Atau:

CHsCOOH(aq) + CHgCOO-(aq) + H*(aq) (e.1) PH = PKu - tog


lqg9ml (9'5b)
asam lemah [garam]
CHgCOONa(aq) -+ CH3COO-(aq) + Na'(aq) (e 2)
garam kuat Untuk sistem bufer dari basa-lemah dan garam-kuatnya, secara analog
berlaku:
Spesi kimia pada sistem bufer, seperti pada bufer-asetat di atas,
maka yang terlibat dalam kesetimbangan dinamiknya adalah hanya loH-l=I999L*x^ (9.6a)
reaksi 9.1 atau biasa disebut sebagai reaksi kesetimbangan ionisasi Earaml
asam asetat. Berdasar pada teori asam-basa Bronsted-Lowry, Atau:
persamaan reaksi kesetimbangan 9.1 dapat ditulis sebagai:
poH = pKo -ros
CH3COOH(aq)
(asam)
+ HzO(/) +
(basa)
CHsCOO-(aq) + H3O*(aq) (e.3) ## (e.6b)

(pemberiproton) (penerimaproton) Keterangan:


G adalah tetapan ionisasi asam; dan Ks adalah tetapan ionisasi basa.
*istilah lain'. larutan dapar, atau larutan penyangga.

164 Bab 9 Pembuatan Larutan Bufer 16s


I
Pada suhu 25oC terhadap air berlaku K* = [H.][OH-] = 10-14; di mana K* Kapasitas bufer didefinisikan sebagai banyaknya mol H* (asam)
adalah tetapan ionisasi air. Dengan kata lain, berlaku pula hubungan: yang diperlukan untuk mengubah pH 1 liter larutan bufer sebesar 1
pH + pOH = 14 (9.7)
satuan pH. (Berikut ini dicontohkan perhitungan terhadap kapasitas
bufer asetat A)
Dengan demikian, untuk larutan dengan pelarut air, bila nilai pH larutan
itu diketahui maka nilai pOH larutannya pun akan diketahui; demikian Menghitung kapasitas bufer-asetat A
pula sebaliknya. Dari Tabel 9.1: volum total campuraflDfo = 50 mL; mmol asam = 10; dan
mmol garam = 15.
Rumus pH larutan bufer secara umum (Henderson-Hasselbalch)
Untuk bufer-asetat A, diperoleh: [asam] = 0,2; dan lgaram] = 0,3
dapat dinyatakan sebagai, Jika G = 1,76 x 10-5 1Lamp. 14) maka pH dari bufer asetat A adalah 4,931.

pH=pK-log [pemberiproton] (e.Ba) Untuk perubahan satu satuan pH, misal diakibatkan oleh penam-
[penerima proton] bahan x mol asam kuat, maka pH bufer akan berubah dari 4,931
menjadi (4,931 * 1) = 3,931; [asaml = 0,2 + x; dan lgaraml = 0,3 -x.
- konyugat] Kuantitas ini disubstitusikan pada persamaan yang sesuai (yakni
pH: pK - log [asam (e.8b) persamaan 9.5b).
[basa - konyugat]
pK, l99erl
<+ tog J"i'l = pKu - pH
B. KAPASITAS DAN KEEFEKTIFAN LARUTAN BUFER
FH =
' - rog"[garam] "[garam]
* * 4,T54-
1. Kapasitas Larutan Bufer no"0,3-x
9'? = 3,931 = 0,823 <+

Kapasitas suatu bufer merupakan ukuran kemampuan bufer itu *


9'2* <+ 7,653 x=1,796
untuk mempertahankan pH lingkungannya terutama dari pengaruh-luar 0,3-x =6,653
oleh penambahan ion H* (asam) atau ion OH- (basa). Yang paling x = 0,235 mol.
menentukan kemampuan bufer ialah kuantitas atau konsentrasi Jadi, kapasitas bufer-asetat A adalah 0,235 mol H*.
masing-masing campurannya (misalnya asam/basa-lemah dan garam-
kuatnya; atau asam dan basa-konyugatnya). Makin tinggi konsentrasi
zal-zat ini, makin tinggi pula kapasitas bufer itu untuk mempertahankan Jika bufer-asetat A diperkirakan terhadap basa, kapasitasnya adalah
pH-nya terhadap pengaruh dari luar. (Lihat Tabel 9.1.) 1,873 mol OH . Analog untuk kapasitas bufer-asetat B adalah 0,059 mol
H* (asam) atau 0,464 mol OH- (basa). Berarti bufer-asetat A memiliki
Tabel9.1 kapasitas yang lebih tinggi dari bufer-asetat B di dalam mempertahan-
pH Bufer dan Perubahan pH oleh Penambahan Asam/Basa kan pH lingkungannya.
Bufer-asetat A Bufer-asetat B
25 mL CHaCOOH 0,40 M
+
25 mL CHgCOOH 0,10 M
+
2. Keefektifan Larutan Bufer
25 mL CHgCOONa 0,60 M 25 mL CHgCOONa 0,15 M Yang dimaksud dengan keefektifan bufer ialah ketepatan suatu
pH* = 5,004 pH* = 5,004 bufer dengan rentang perubahan pH lingkungannya oleh penambahan
ApH = 0,073 ApH = 0,32a maksimal suatu asam atau basa yang diinginkan.
pH = 4,931 pH = 4,931
ApH = 0,072 ApH = 0,281
Di bidang biologis misalnya, seorang peneliti sering berasumsi
pH* = 4,859 pH* = 4,859 terlebih dulu mengenai 'rentang perubahan pH lingkungan objek
penelitiannya bila terkait erat dengan pH. Di bidang lain, analis
Keterangan:
menginginkan suatu rentang perubahan pH (misalnya tidak lebih dari
pH* = pH bufer setelah penambahan 1 ml NaOH 1M
pH* = pH bufer setelah penambahan 1 ml HCI 1M 0,2 satuan pH) pada penambahan sejumlah mol asam atau basa.
ApH = perbedaan pH

166 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 9 Pembuatan Larutan Bufer 167
Justru di bidang biokimia dan fisiologi-lah, sistem bufer paling banyak Berarti untuk memperoleh bufer NH4OH-NH+CI pH 10,0 dapat dibuat dari
dijumpai dan diterapkan, bahkan rentang perubahan pH lingkungan berbagai perband ingan konsentrasi.
biologis yang diharapkan jauh lebih kecil dari 1 satuan pH. (a) Jika volum total = volum NH4OH (volum pada]1 garam diabaikan);
Pemahaman sifat sistem bufer yang didukung dengan berarti kuantitas NH4oH banyaknya (250 mL)(0'1M) = 2s mmol NH+oH'
perhitungan (analisis sederhana) dapat membantu di dalam merancang Massa garam dapat diperkirakan dari penerapan perbandingan di atas
pada perbandingan berikut.
pembuatan bufer dengan ketepatan seperti yang diinginkannya.
Keuntungan lain, ketepatan sistem bufer dapat menghindarkan 25 mmol basa/250 mL 0.562 ,€
'l
pemborosan pemakaian zaVpereaksi di samping mengurangi akibat x mmol garam/250 mL
negatif lain seperti kepekatan larutan karena dapat menurunkan bahkan *= 25
.' 0,562 =44.48.
mematikan keaktifan sistem hidup.
Tabel 9.1 menunjukkan bahwa rentang perubahan pH bufer- 44'48 mm, NHqcI=
asetat A memiliki keefektifan (ketepatan) yang berbeda antara akibat !-#:rffitlfi[ I3'II",l]r."'
penambahan asam dan akibat penambahan basa. Untuk Timbang 2,379 g NH4C|, dan larutkan dalam 250 mL NH4OH 0,1N.
menghindarkan perbedaan ini, beberapa sumber mqnyarankan bahwa (b) Jika voluriuNH+oH 0,1 N yang digunakan adalah 2,00 mL_lalu.sejumlah
pilihlah asam dengan pKa sedekat mungkin dengan pH bufernya (pH garam dilarutkan, dan selanjutnya
-
volum akhir dijadikan 250 mL dengan
lingkungan yang diinginkan). iienambahkan akuades, berirti:
ro)kuantitas NHaOH adalah (200 mL)(0,1N) = 20 mmol,
Seandainya pilihan ini terpenuhi (misalnya pH bufernya = pKa), maka _dan
perbandingan mol asam dan mol garam harus sama dengan 1. Dengan @iumlah galam yang harus ditimbang (dilarutkan) dihitung
berdasaikan perbandingan berikut.
demikian, keefektifan bufer akan maksimal di dalam mempertahankan
20 mmol basa/250 mL 0,562 20
-^
suasana lingkungannya akibat penambahan baik oleh ion H* (asam) - -^ -- -.o oo
maupun ion OH (basa). - mmol garffVrso mL o,soz

40,04 mmol NH+Cl= (35,59 mmol)(53,49 mg/mmol)


C. PERHITUNGAN PEMBUATAN LARUTAN BUFER = 1903,71 mg NH+CI = 1,904 g NHqCl.

Berikut ini ditunjukkan beberapa contoh perhitungan pembuatan Timbang garam NHaCI sejumlah 1,904 g; larutkan dalam 200 mL
NH+OH-0,I N; kemudian diencerkan dengan akuades sampai volum
larutan bufer sesuai dengan sifat bufer yang dikehendaki. total250 mL.

Contoh 1
Akan dibuat 250 ml larutan bufer dengan pH 10,0. Contoh 2
Disediakan larutan NH4OH 0,1N dan serbuk NH+CI. Diperlukan 100 ml larutan bufer'pH 5,00. Yang tersedia adalah a$am asetat,
asam benzoat, asam format dan garam-garamnya.
Perhitungan;
Jika pH = 10,0 maka pOH = 4,0. Analisis/Perhitungan
Harga pl( (NH4OH) = 4,75 {dari Lampiran 17); harga MrNH4C| = 53,49. (1) Yang dipilih adalah asam dengan p(-nya mendekati pH larutan bufer,
Persamaan yang diterapkan: yaitu asam asetat.
(2) Dasar Perhitungan:
poH=pKo -bs## * rosffi=pKo -poH
pH=pK" -bsm = rooffi =pK" -pH
rog lqqg3l- = 4,7s - 4,o = o1s
[garaml = 4,76-5,0=-O,24
- -t"t"]-
toq
[garam]
lbasal
=0.562.
[garam] lasaml
=0,575
Diperoleh perbandingan konsentrasi, [basa] : [garam] = 0,562 : 1. lgaraml
Diperoleh perbandingan, [asam] : [garam] = 0,575 : 1'

168 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 9 Pembuatan Larutan Bufer 169
E,TI

(3) Menentukan mmol dari asam asetat dan garamnya. Massa garam, banyaknya adalah
Misal tersedia CH3COOH 0,5 M; dan andaikan yang digunakan 100 mL 12,347 mmol atau (12,347)182,03 mg/mmol) = 1,013 g.
CHgCOOH 0,5 M berarti setara dengan: (100 mL)(0,5 M) = 50 mmol
CHaGOOH. Prosedur pembuatan '100 mL bufer asetat pH 5,00 adalah
Perbandingan (dalam mmol) antara asam dan garam adalah (a) Ditimbang teliti: 1,013 9 CHsCOOt{a, dan pindahkan secara kuantitatif
0,575 :1 = 50 mmol : x ke dalam labu takar 100 mL.
(tX90-Tlnol) (b) Turunkan 14,20 mL CH3COOH 0,5 M (gunakan buret) ke dalam labu
,- = 86,9s7 mmot cHrcooNa takar, tambahkan sekitar 25 mL akuades, dan goyang labu sehingga
0,575 garam melarut.
: (86,957 mmol) (82,03 mgimmol) = 71 33,1 mg (c) Tambahkan akuades hingga tanda batas.
= 7,13 g CHTCOONa.
(4) Prosedur pembuatan:
Ditimbang 7,13 g CHgCOONa, dan ukur 100 mL CHgCOOH 0,5 M. D. PEMBUATAN LARUTAN BUFER
Larutkan garam ke dalam larutan asam.
1. Pembuatan Larutan Bufer Baku
Contoh 3 Tabel9.2 Pembuatan Bufer Baku*
Jika pada contoh 3, bufer yang ingin dibuat selain ber-pH 5,00 juga harus
memiliki rentang perubahan pH lingkungannya maksimal0,10 satuan pH oleh pH pada
penambahan 1 mmol H* atau '1 mmol OH-. Bagaimana cara membuatnya? Larutan Bufer**
200c 250C 380c
Analisis/Perhitungan
KHC2O4.H zCzO q.2HzO 0,05 m 1,6.75 1,679 1,691
Gunakan perbandingan molar dari asam dan garam (lihat contoh 2).
(1) Dasar: kelipatan berapapun dari perbandingan, tetap akan memberikan HCl0,1M + KCl0,09 M 2,07 2,O8
pH = 5,0. Dimisalkan: KHC+H+Oo; larutan jenuh 3,557 3,549
CHsCOON? owol = a mmol; dan CHgCOOH awal = 0,575a mmol.
KHC8H4O4 0,05 m 4,002 4,008 4,030
(2) Andai karena penambahan 1 mmol basa (OH), maka setelah
penambahan terjadi perubahan mmd asam dan garam dari bufer KH2PO4 0,025 m + NaHzPO+.12H2O 0,025 m 6,881 6,865 6,840
sebagai: Na2B4O7.10HzO 0,01 m 9,2-25 9,180 9,081
CHgCOONa akhir = (a+1) mmol; dan CH3COOH akhir = (0,575a-l) mmol.
CHBCOOH 0,1 M + CHgGOONa 0,1 M 4,64 4,65
(3) Karena rentang perubahan yang diinginkan sebesar 0,10 saluan, maka
akibat penambahan basa menyebabkan pH bufer harus paling tinggi *Bufer ini cocok untuk kalibrasi pH-meter, dan untuk tujuan lain
menjadipH = 5,10. dengan ketelitian pH yang memadai.
(4) Perhitungan mmol dari asam & garam. *Pembuatan masing-masing larutan bufer dapat ditelusuri melalui
(o'97sa - t) daftar indeks.
t6n
- = 4,26 -5,'ro = -0,24
(a+1)
(0,_575a-1)
Catatan:
+'l)
(a
=0,457. KHC2O4.H2CzO4.2HzO (kalium tetroksalat dihidrat); KHC4H4O6
(kalium hidrogen tartrat); KHC8H4O4 (kalium hidrogen ftalat; KHP);
0,118a =1,457 (+ a= 12,g47 KH2PO4 (kalium dihidrogen fosfat); NazB+Oz.10HzO (natrium
Jadi, tetraborat dekahidrat; boraks); NaHzPO+.12H2O (natrium dihidro-
mmol asam terlarut adalah O,575a mmol = 7,10 mmol CHsCOOH. gen fosfat dodekahidrat); m = molal (mol/liter air); dan M = molar
mmol garam terlarut adalah: a mmol = 12,347 mmol CHgCOONa (mol/liter larutan).
(5) Volum asam, jika yang digunakan CHgCOOH 0,5 M, besarnya adalah
(7,10 mmol) :0,5 M = 14,20 mL.
7'10 mmol
Vorum asam - - 14.20 mL.
0,5 M

t
170 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium
f' Bab 9 Pembuatan Larutan Bufer 171
qr\
1 Y
I

2. Pembuatan Bufer CH3COONa-HC| (Bufer pH 0,65-4,76) 4. Pembuatan Bufer pH2,2G4.,00 (Bufer KHP-HCI)
Tabel9.3 Pembuatan Bufer CH3COONa-HC| (Bufer pH 0,65-4,76) Tabel 9.5 Pembuatan Bufer pH 2,2O4,00 (Bufer KHP-HCI)
A (mL) + A (mL) + A (mL) +
A (mL) + A (mL) + A (mL) +
pH pH pH pH pH pH
x (mL) v (mL) x (mL) y (mL) x (mL) v (mL)
x (mL) v (mL) x (mL) v (mL) x (mL) y (mL)
0,65 100,0 100,0 1,99 52,5 147,5 3,61 45,0 155,0
2,20 49,5 0,5 2,90 25,7 24,3 3,50 8,2 41,8
0,75 90,0 1 10,0 2,32 51,0 149,0 3,79 42,5 157,7
2,30 45,8 4,2 3,00 22,3 27,7 3,60 6,3 43,7
0,91 80,0 120,0 2,63 50,0 150,0 3,95 40,0 160,0 2,40 42,2 7,8 3,10 18,8 31,2 3,70 4,5 45,5
1,09 70,0 130,0 2,72 49,75 150,25 4,19 35,0 165,0 2,50 38,8 11,2 3,20 15,7 34,3 3,80 2,9 47,1
1,24 65,0 135,0 3,09 49,5 151 ,5 4,39 30,0 170,0 2,64 35,4 '14,6 3,30 12,9 37,1 3,90 1,4 48,6
1,42 60,0 140,0 3,29 47,5 152,5 4,58 25,0 175,0 2,70 32,1 7,9 3,40 10,4 39,6 4,00 1,0 49,0
1,71 55,0 145,0 3,49 46,25 153,75 4,76 20,0 180,0 2,80 28,9 21,1
1,85 53,5 146,5
A (50 mL Kalium-hidrogenftalat 0,1M); B (x mL HCI 0,1M); dan Y (y mL akuades)
A (50 mL CH3COONa 1 M); B (x mL HCI 1 M); dan Y (y mL akuades)
Larutan A (Timbang leliti 10,222 g KHP*; masukkan ke labu takar 500 mL;
Larutan A tambah akuades 1/tlabu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai
(Timbang 136,080 g CHgCOONa.3HzO; masukkan ke labu takar 1 liter; tanda batas.)
tambah 300 mL akuades, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai
tanda batas) Larutan B (Dibuat dari pengenceran larutan HCI baku.)
Larutan B Keterangan:
*KHP
(Encerkan dari larutan baku HCI yang lebih pekat hingga diperoleh HCI 1M.) = kalium hidrogen ftalat; dan volum akhir dari campuran adalah 100 mL.
Volum akhir dari campuran adalah 250 mL.

Pembuatan Bufer pH 3,4-5,5 (Bufer Asam sitrat-Natrium sitrat)*


3. Pembuatan Bufer pH 1,00-2,20 (Bufer KCI-HCI)
Tabel 9.6 Pembuatan Bufer pH 3,4--5,5 (Bufer Asam sitrat-Natrium sitrat)
Tabe! 9.4 Pembuatan Bufer pH 1,OO-2,20 (Bufer KCI-HCI)
A B A B A B
pH (mL) (mL) pH (mL) (mL) pH (mL) (mL)
A (mL) + A (mL) + A (mL) +
pH pH pH
x (mL) v (mL) x (mL) y (mL) x (mL) v (mL) 3,4 80 20 4,2 61 39 5,0 40 60
1,00 67,0 8,0 1,50 20,7 54,3 1,90 8,1 66,9 3,6 76 24 4,5 55 45 5,3 35 65
1,10 52,8 22,2 1,60 16,2 58,8 2,OO 6,5 68,5
3,8 7A 30 4,8 46 54 5,5 30 70
'13,0 4,0 65 35
1,24 42,5 32,5 1,70 62,0 2,10 5,1 69,9
1,30 33,6 41,4 1,80 10,2 64,8 2,20 3,9 71,1
1,40 26,6 48,4 Larutan A (Larutan asam sitrat 0,2 M)
Timbang teliti 21 ,014 g CoHaOt.2HzOi masukkan ke labu takar 500 mL;
A (25 mL KCI 0,2 M); B (x mL HCI 0,2 M); dan Y (y mL akuades). tambahkan akuades 1/zlabu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai
tanda batas.
Larutan A
(Timbang 7,455 g KCI; masukkan ke labu takar 500 mL; tambah akuades % Larutan B (Larutan Na-sitrat 0,2M)
labu; dan homogenkan; tambahkan lagi akuades sampai tanda batas.) Timbang teliti 29,412 g NagCoHsOz.HzO; masukkan ke labu takar 500 mL;
Larutan B tuangi akuades % labu, dan homogenkan; tambah lagi aquades sampai
(Encerkan larutan baku HCI yang lebih pekat hingga didapatkan HCI 0,2 M). tanda batas.
Volum akhir dari campuran adalah 100 mL.
*disebut bufer sitrat.

172 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 9 Pembuatan Larutan Buter 173
:\

6. Pembuatan Bufer pH 3,8-5,6 (Bufer CftCOOH-CHgCOONa)* 8. Pembuatan Bufer pH 4,6-€,4 (Bufer Na-maleat-NaOH)
Tabel9.7 Pembuatan Bufer pH 3,8-5,6 (Bufer CH3COOH-CH3COONa) Tabel9.9 Pembuatan Bufer pH 4,6-6,4 (Bufer Na-maleat-NaOH)
A (mL) + A (mL) + A (mL) +
A B A B A B pH pH pH
pH pH pH x x x y (mL)
(mL) (mL) (niL) (mL) (mL) (mL) (mL) v (mL) (mL) v (mL) (mL)
3,8 87 13 4,6 51 49 5,2 21 79 416 0,5 49,5 5,4 4,O 46,0 6,0 10,0 40,0
4,8 't,0 49,0 5,6 5,8 44,2 6,2 12,5 37,5
4,0 80 20 4,8 40 60 5,4 14,5 85,5
4,2 73 27 5,0 30 70 5,6 11 89 5,0 1,8 48,2 5,8 7,6 42,4 6,4 14,5 35,5
4,4 62 38 5,2 2,8 47,2
A (50 mL Na-maleat asam 0,4M); B (x mL NaOH 0,1M); dan Y (y mL akuades)
Larutan A
Larutan A
(Larutan 1,2 ml asam asetat dalam 'l 00 mL akuades)
flimbang 23,214 g asam maleat; masukkan ke labu takar 500 mL; tambah
Larutan B akuades 1/zlabu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai tanda batas).
(Larutan 2,7 g CHsCOONa.3HzO dalam 100 mL akuades) Larutan B
Catatan: Tambahkan dulu beberapa kristal kamfor pada kedua larutan. (Dibuat dengan mengencerkan larutan baku NaOH bebas karbonat dengan
akuades bebas COz sedemikian sehingga diperoleh larutan NaOH 1 N.)
*disebut bufer asetat.

9. Pembuatan Bufer pH 5,3-€,0 (Bufer NazHPOe-NaH2POa)*

7. Pembuatan Bufer pH 4,10-5,90 (Bufer KHP-NaOH) Tabel9.10 Pembuatan Bufer pH 5,3-8,0 (Bufer NazHPO+-NaHzPO+)

pH
A B pH A B pH
A B
Tabel9.8 Pembuatan Bufer pH 4,10-5,90 (Bufer KHP*NaOH) (mL) (mL) {mL) (mL) (mL) (mL)
5,3 2,6 97,4 6,2 18,6 81,4 7,1 66,6 33,4
A(mL)+ A(mL)+ A(mL) + 5,4 3,2 96,8 6,3 22,5 77,5 7,2 72,0 28,4
pH x v pH x v pH x v 5,5 4,0 96,0 6,4 26,7 73,3 7,3 76,8 23,2
(mL) (mL) (mL) (mL) (mL) (mL) 5,6 5,1 94,9 6,5 31,7 68,3 7,4 BO,B 19,2
4,10 1,3 48,7 4,80 16,5 33,5 5,40 34,1 15,9 5,7 6,4 93,6 6,6 37,5 62,5 7,5 84,1 15,9
4,20 3,0 47,0 4,90 19,4 30,6 5,50 36,6 13,4 5,8 8,0 92,0 6,7 43,3 56,7 7,6 a7,o 13,0
4,30 4,7 45,3 5,00 22,6 27,4 5,60 38,8 11,2 5,9 9,9 90,1 6,8 49,1 50,9 7,7 89,4 10,6
6,0 12,3 87,7 6,9 55,1 44,9 7,8 91,5 8,5
4,40 6,6 43,4 5,10 25,5 24,5 5,70 40,6 9,4
6,1 15,1 84,9 7,0 61,1 38,9 7,9 93,2 6,8
4,50 8,7 41,3 5,20 28,8 21 ,2 5,80 42,3 7,7
8,0 94,7 5,3
4,60 11,1 38,9 5,30 31,6 18,4 5,90 43,7 6,3
4,70 13,6 36,4 A (larutan Na2HPO4 0,1 M); dan B (larutan NaH2POa 0,'l M)

Larutan A
A (50 mL KHP 0,1 M); B (x mL NaOH 0,1 M); dan Y (y mL akuades)
fl-imbang 17,799 g Na2HPOa.2HeO; masukkan ke labu takar 1 liter;
tuangi akuades % labu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai
Larutan A tanda batas).
(Pembuatan, lihat: Buter pH 2,2O-a,OO).
Larutan B
Larutan B (Timbang 15,601 g NaHzPO+.2HeO; masukkan ke labu takar 1 liter;
(Dibuat dengan mengencerkan larutan baku NaOH bebas karbonat tuangi akuades % labu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai
dengan akuades bebas COz sehingga diperoleh NaOH 0,1 M.) tanda batas).

*disebut bufer fosfat.

174 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 9 Pembuatan Larutan Bufer 175
TJ

10. Pembuatan Bufer pH 5,8-8,0 (Bufer KH2PO4-NaOH) 12. Pem buatan Bufer pH 7,p9,2 (Bufer H3BO3-Na zB oO rl
Tabel 9.11 Pembuatan Bufer pH 5,8-8,0 (Bufer KHzPO+-NaOH) Tabel9.13 Pembuatan Bufer pH 7,4-9,2 (Bufer H3BO3-Na2BaO7)*
A(mL) + A(mL) + A(mL) +
pH A (mL) B (mL) pH A (mL) B (mL)
pH x v pH x v pH x v
(mL) (mL) (mL) (mL) {mL) (mL) 7,4 90 10 8,4 55 45
5,80 3,6 46,4 6,60 16,4 33,6 7,40 39,1 10,9 7,6 85 15 8,6 45 55
5,90 4,6 45,4 6,70 19,3 30,7 7,50 40,9 9,1 7,9 80 20 8,8 30 70
6,00 5,6 44,4 6,80 22,4 22,6 7,60 42,4 7,6 8,0 7o 30 9,0 20 80
6,10 6,8 43,2 6,90 25,9 24,1 7,70 43,5 6,5 8,2 65 35 9,2 10 I
6,20 8,7 41,3 7,00 29,1 20,9 7,80 44,5 5,5
A (larutan HsBOg 0,2 M); dan B (larutan Na2B4O7.10HzO 0,05 M)
6,30 11,1 38,9 7,10 32,1 17,9 7,90 45,3 4,7
6,40 13,6 36,4 7,20 34,7 15,3 8,00 46,1 3,9 Larutan A
13,9 36,1 7,30 37,0 13,0 (Timbang 6,184 g HsBOg; masukkan ke labu takar 500 mL; tuangi
6,50
akuades 1/+ labu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampii
A (50 mL KHzPO+ 0,1 M); B (x mL NaOH 0,1 M); dan y mL akuades. tanda batas.)
Larutan B
Larutan A (Timbang 9,536 g Na2B4O7.10HzO; masukkan ke labu takar 500 mL;
(Timbang 6,805 g KHzPOa, masukkan ke labu takar 500 ml; tuangi akuades larutkan; kemudian tambah akuades sampai tanda batas.)
iAlabu, dan hom6genkan; tambah lagi akuades sampai tanda batas')
Larutan B *disebut bufer borat.
(Dibuat dengan mengencerkan larutan baku NaOH bebas karbonat dengan
ikuades bebas COz iedemikian sehingga diperoleh larutan NaOH 0,1 M')
13. Pembuatan Bufer pH 8,0G-9,10 (Bufer Boraks-HCl)

11. Pembuatan Bufer pH 7,00-9,00 Tabel9.14 Pembuatan Bufer pH 8,00-9,10 (Bufer Boraks-HCl)
Tabel9.12 Pembuatan Bufer pH 7,00-9,00 A (mL) + A (mL) +
pH pH
A(mL) A(mL) + A(mL) + x {mL) v (mL) x
,PH +
pH pH
(mL) v (mL)
x (mL) v (mL) x (mL) v (mL) x (mL) v (mL)
8,00 20,5 29,5 8,60 13,5 36,5
7,OO 46,6 3,4 7,70 36,6 13,4 8,40 17,2 32,8 8,10 19,7 30,5 8,70 1 1,6 38,4
7,10 45,7 4,3 7,80 34,5 15,5 8,50 14,7 35,3 8.20 18,8 31,2 8,80 9,6 40,4
7,20 44,7 5,3 7,90 32,0 18,0 8,60 12,2 37,8 8,30 17,7 32,3 8,90 7,1 42,9
7,30 43,4 6,6 8,00 29,2 20,8 8,70 10,3 39,7 8,40 16,6 33,4 9,00 4,6 45,5
7,40 42,A 7,0 8,10 26,2 23,8 8,80 8,5 41,5 8,50 15,2 34,8 9,10 2,0 48,0
7,50 40,3 9,7 8,20 22,9 27,1 8,90 7,0 43,0
8,30 19,9 30,1 9,00 5,7 44,3 A (50 mL Na2B4O7 0,025 M); B (x mL HCI 0,1 M); dan y mL akuades.
7,60 38,5 11,5
Larutan A
A {50 mL tris-(hidroksimetil)aminometana 0,1 Mi;
B (x mL HCI 0,1 M); dan y mL akuades.
(Timbang 4,768g NazB+Oz.10HzO; masukkan ke labu takar 500
mL; tuangi akuades 1/q labu, dan homogenkan; tambah lagi
Larutan A akuades sampai tanda batas.)
(l-imbang 6,057 g C+HrrOsNi masukkan ke labu takar 500 mL; tuangi akuades % Larutan B
labu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai tanda batas). (Encerkan larutan baku HCI sedemikian sehingga diperoleh
Larutan B larutan HCl0,1 M.)
(Encerkan larutan baku HCI sedemikian sehingga diperoleh larutan HCI 0,1 M)

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 9 Pembuatan Larutan Bufer


176 177
14. Pembuatan Bufer pH 7,8-10,0 (Bufer HsBOs+KCl-NaOH) 16. Pembuatan Bufer pH 9,60-11,0 (Bufer NaHCOs-NaOH)
Tabel9.15 Pembuatan Bufer pH 7,8-10,0 (Bufer H3BO3+KCI-NaOH) Tabel 9.17 Pembuatan Bufer pH 9,60-11,0 (Bufer NaHCO3-NaOH)

A (mL) + A (mL) + A (mL) + A (mL) +


pH pH pH pH
x (mL) v (mL) x (mL) y (mL) x (mL) v (mL) x (mL) v (mL)
7,84 2,65 147,35 9,00 2t,40 128,60 9,60 5,0 45,0 10,40 16,5 33,5
8,00 4,00 146,00 9,20 26,70 123,30 9,70 6,2 43,9 10,50 17,8 32,2
8,20 5,90 144j4 9,40 32,00 119,00 9,80 7,6 42,4 10,60 19,1 30,9
8,40 8,55 141,45 9,60 36,85 113,15
9,90 9,'l 40,9 10,70 20,2 29,g
8,60 12,00 138,00 9,80 40,80 109,20
10,00 10,7 39,3 10,80 21,2 28,9
8,80 16,40 133,60 10,00 43,90 106,10
10,10 12,2 37,8 10,90 22,O 28,0
A (50 mL larutan HgBOs + KCI); B (x mL NaOH 0,2 M); dan Y (y mL akuades) 10,20 13,9 36,2 11,00 22,7 27,3
Larutan A 10,30 15,2 34,8
(Timbang 6,1845 g HsBOs dan 7,4555 g KCI; masukkan ke labu takar 500 mL;
ti:rangi aliuades % labu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai tanda A (50 ml NaHCOs 0,05 M); B (x mt NaOH 0,1 M); dan y (y mtakuades)
batas.)
Larutan A
Larutan B (Timbang.4,2005^g NaHCOg; masukkan ke labu takar 1 liter; tuangi
(Encerkan larutan baku NaOH bebas karbonat sedemikian sehingga diperoleh akuades bebas COz sampai 1/+ labu, dan homogenkan; tambah lali
larutan NaOH 0,2 M.) akuades sampai tanda batas.)
Larutan B
(Pembuatan, lihat di bagian sebelumnya)
15. Pembuatan Bufer pH 9,20-10,80 (Bufer Boraks-NaOH)

Tabel9.16 Pembuatan Bufer pH 9,20-10,80 (Bufer Boraks-NaOH)


17. Pembuatan Bufer pH 10,9G-12,00 (Bufer NazHpOa-NaOH)
A (mL) + A (mL) +
pH pH Tabel9.18 Pembuatan Bufer pH 10,90-12,00 (Bufer Na2HpO+-NaOH)
x (mL) v (mL) x (mL) v (mL)

9,20 0,9 49,1 10,10 19,5 30,5 A (mL) + A (mL) +


pH pH
9,30 3,6 46,4 10,20 20,5 29,5 x (mL) v (mL) x {mL) v (mL)
9,40 6,2 43,8 10,30 21,3 28,7
10,90 3,3 46,7 11,50 11,1 38,9
9,50 B,B 41,2 10,40 22,1 27,9
11,00 4,1 45,9 11,60 13,5 36,5
9,60 11,1 38,9 10,50 22,7 27,3
1 1,10 5,1 44,9 11,70 16,2 33,9
9,70 13,1 36,9 10,60 23,3 26,7
'15,0 11,20 6,3 43,7 11,90 19,4 30,6
9,80 35,0 10,70 23,8 26,2
1 1,30 7,6 42,4 11,90 23,0 27,O
9,90 16,7 33,3 10,80 24,25 25,75
1't,40 9,1 40,9 12,OO 26,9 23,1
10,00 18,3 31,7
A (50 ml Na2HPO4 0,05 M); B (x mt NaOH 0,1 M); dan y mt akuades)
A (50 mL NaeBaOz.l0HzO 0,025 M); B (x ml NaOH 0,1 M); dan y ml akuades.
Larutan A (Cara pembuatan, lihat: Buler pH 5,3 - 9,0.)
Larutan A (Pembuatan, lihat: Bufer pH 8,00-9'10)
Larutan B (Pembuatan, lihat di bagian sebelumnya) Larutan B (Cara pembuatan, lihat di bagian sebelumnya.)

178 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 9 Pembuatan Larutan Bufer


179
12,00-13,00 (Bufer KCI-NaOH) 20. Pem buatan Buf er pH 2,62-9, 1 6 (Buf e r Veronal-Asetat)
18. Pembuatan Bufer pH

Tabelg.lgPembuatanBuferpHl2,oo-13,00(BuferKCl-.NaoH) Tabel 9.21 Pembuatan Bufer pH 2,62-9,16 (Bufer Veronal-Asetat)

A (mL) + A (mL) + (A+B) mL + (A+B) mL +


pH pH pH pH
x (mL) v (mL) x (mL) v (mL) xmL ymL xmL ymL
6,0 69,0 12,60 25,6 49,4 2,62 16,0 2,0 6,99 6,0 12,0
12,04
8,0 67,0 12,70 32,2 42,8 3,20 7,25
12,10 15,0 3,0 5,5 12,5
10,2 64,8 12,80 41,2 33,8
12,20 3,62 14,0 4,4 7,42 5,0 13,0
12,8 62,2 12,90 53,0 22,0
12,30 3,88 13,0 5,0 7,66 4,O 14,0
16,2 58,8 13,00 66,0 9,0
12,40
4,13 12,0 6,0 7,90 3,0 15,0
12,50 24,4 54,6
4,33 11,0 7,0 8,18 2,0 16,0
A (25 mL KCI 0,2 M); B (x mL NaOH 0,2 M); d1n y mL akuades' 4,66 10,0 B,o 8,55 1,0 17,0
4,93 9,0 9,0 8,68 4,75 '17,25

5,32 8,0 10,0 8,90 0,50 17,50


6,12 7,4 11,0 9,16 0,25 17,75
6,75 6,5 11,5

A (5 mL larutan Veronal-asetat); B (2 mL larutan NaCl8,5%);


19. Pembuatan Bufer pH2,24,0 (Bufer Asam sitrat-NazHPO+) C (x mL larutan HCI 0,1 M); dan y mL akuades bebas COz)
Tabel 9.20 Pembuatan Bufer pH 2,2_s,o (Bufer Asam sitrat-Na2HPo4) Larutan A
A B A B A B - Timbang teliti:
pH (mL) (mL) pH (mL) (mL) . 4,857 g CH3COONa.3HzO, dan
pH (mL) (mL)
6,2 13,56 26,44 . 7,357 g dietil barbiturat (veronal) murni.
2,2 39,20 0,80 4,2 23,44 16,56
2,4 37,52 2,48 4,4 22,36 17,64 6,4 12,30 27,70 - Masukkan ke dalam gelas kimia 500 mL yang berisi 225 mL
akuades bebas COz, dan didihkan beberapa lama.
2,6 35,64 4,36 4,6 21,30 '18,70 6,6 10,90 29,10
a
6,34 4,8 20,28 19,72 6,8 9,10 30,90 - Setelah dingin pindahkan ke labu takar 250 mL.
2,8 33,66
31,78 8,22 5,0 19,40 20,60 7,O 7,06 32,94 - Tambahkan akuades bebas COz sampai tanda batas.
3,0
9,88 5,2 18,56 21,44 7,2 5,22 34,78
3,2 30,12
28,60 11,40 5,4 17,7O 22,30 7,4 3,66 36,34 Larutan B
3,4
5,6 16,80 23,20 7,6 2,54 37,46 (Larutkan 21,25 g NaCl p.a ke dalam 250 mL akuades bebas CO2)
3,6 27,12 12,88
25,80 14,20 5,8 15,82 24,18 7,8 1,70 38,30
3,8
24,58 15,42 6,0 14,74 25,26 B,O 1,10 38,90 Larutan C
4,0
(Encerkan larutan HCI baku yang lebih pekat hingga didapat HCI 0,1
M.)
Larutan A
ke labu takar
OirU"ng teliti 10,507 g asam sitrat, CoHeOz'HzO; masukkan
iijij ,.,i ffib;rr[in ro6 mLaxuaOei dln kocok hingga melarut; encerkan
dengan akuades sampai tanda batas)
Larutan B
(tirU"ngteliti26,809gNa2HPO4.7HzO;masukkankelabutakar500mL;
'
iurOrr,xin 'l 00 mL," jt<uaOes Oan kocok hingga garam melarut;
tambahkan lagi akuades sampai tanda batas)

Membuat Reagen Kimia di Laboratortum Bab 9 Pembuatan Larutan Bufer 181


180
21. Pembuatan Bufer pH 2,6-12,0 (Bufer Universal) pada 18oC
Tabel9.22 Pembuatan Bufer pH 2,6-12,0 (Bufer Universal) pada 18oC
BAB
pH

2,6
A (mL) B (mL)

100 .2,3
pH

5,8
A (mL)
100
B (mL)
36,5
pH

9,0
A (mL)
100
B (mL)
72,7
t0
2,8 100 4,9 6,0 100 38,9 9,2 100 74,0
3,0 100 6,4 6,2 100 41,2 9,4 100 74,9
3,2 100 8,3 6,4 100 4-3,5 9,6 100 77,6
3,4 100 10,1 6,6 100 46,0 9,8 100 79,3
3,6 100 11,8 6,8 100 48,3 10,0 ,100 80,8
3,8 100 13,7 7,O 100 50,6 10,2 100 82,CI rr"';
"ii:.+-'|F*+#ffi$*gtffi&efitr'
4,0 100 15,5 7,2 100 52,9 10,4 100 82,9 "i''
sistem koloid sebagai satu gejala dan bentuk fisik suatu materi,
4,2 100 17,6 7,4 100 55,8 10,6 100 83,9 kadang-kadang pembentukannyJ tidak dikehendaki atau harus
4,4 100 19,9 7,6 100 58,6 10,8 100 84,9 dihindarkan pada satu aspek kegiatan atau pada pekerjaan tertentu.
4,6 100 22,4 7,8 100 61,7 11,0 100 86,0
4,8 100 .Nqmun
pada pekerjaan dan aspek- kehidupan lain, pembentukan sistem
24,8 8,0 100 63,7 11,2 100 87,7
koloid justru diperlukan untuk tujuan-tujuan tertentu.
5,0 100 27,1 8,2 100 65,6 11,4 100 89,7
5,2 100 29,5 8,4 100 67,5 11,6 100 92,0
5,4 100 3'1,8 8,6 100 69,3 11,8 100 95,0 A. SISTEM KOLOID
5,6 100 34,2 8,8 't00 71,O 100 99,6
12,O 7at yang terpecah hatus di dalam suatu medium atau pelarut
A (100 mL larutan Universal); dan B (x mL NaOH 0,2 M) disebut 'atterdispersi, sedangkan pelarutnya diseb ut zat pendispersi
alau medium pendispersi. Sistem yang terbentuk dari dua komponen ini
Larutan A disebut sistem dispersi.
fl-imbang teliti 6,008 g CoHeOz.HzO p.a; 3,893 g KH2POa p.a; 1,769 g HsBOs
p.a; dan 5,266 g asam dietilbarbiturat* p.a. Masukkan ke labu takar 1 liter; A.d? 3 sistem dispersi, yaitu srbfem dispersi molekuler (atau disebut
tambahkan 200 mL akuades dan kocok perlahan hingga semua zat melarut; sistem larutan); sistem dispersi halus (aiau sistem koloid); dan sistem
tambahkan lagi akuades sampai tanda batas) dispersi kasar (atau suspensi).
Larutan B
(Dapat diperoleh dari pengenceran larutan baku NaOH 1 N bebas !a]ah satu parameter yang membedakan antarketiga sistem di
karbonat dengan akuades bebas COz)
atas adalah ukuran dari partikel terdispersinya. Ukuran partikel larutan
mempunyai diameter partikel kurang dari 1 nm; diametei partikel koloid
Keterangan : "disebut juga barbital alau veron al, CaH I zNzOs.
antara 1-2oo nm; sedangkan untuk partikel suspensi memiliki diameter
lebih dari 200 nm (1 nm = 10-e m). Dapat dinyatakan bahwa sistem
<ED koloid mempunyai sifat antara sistem larutan dan sistem suspensi.
Dapat juga dikatakan bahwa sistem koloid memiliki ciri-ciri yang
merupakan perpaduan antara kedua sistem lainnya.
Ciri-ciri sistem koloid antara lain:
. Bidang batas antarzat terdispersi dan medium pendispersi hanya
dapat dideteksi dengan bantuan mikroskop-uttra.
. Bersifat 2 fasa tetapi sukar memisah (cukup stabil).
o Tak dapat disaring dengan kertas saring biasa.

1A? Membuat Reagen Kimia di Laboratorium 183


I I
Tabel 10.1 Tipe Koloid Berdasarkan Fasanya emulsi airlminyak-kelapa
FaSa Fasa
Nama Contoh
Minyak kelapa 50 mL
Terdispersi Perdispersi Air 2mL
gas catr busa cair Busa sabun; roti; hair-spray. Detergen (rinso)
gas padat busa padat Karet busa; batu apung. Larutkan sedikit detergen (rinso) ke dalam 2 mL air; dan jatuhkan 2-
catr gas aerosolcair Kabut; halimun; awan. 3 tetes air rinso ini ke dalam minyak kelapa; kemudian "kocok-
berhenti-kocok" sampai beberapa kali. Detergen berfungsi sebagai
calr catr emulsicair Susu; krem;odol.
penyetabi l/emu gator.
I

cair padat ernulsi oadat Keju; mentega; mutiara.


Diperoleh:
padat gas aerosol padat Asap; debu dalam udara.
Emulsi air dalam minyak kelapa (disingkat: emulsi A/MK).
padat calr solcair Gelatin;ielly; agar-agar; cat; air kanji.
Catatan:
padat padat sol padat Kaca warna; intan warna; paduan logam
Emulsi minyak-kelapa dalam air (disingkat: emulsi Ml(A) dapat juga
Catatan: dibuat dengan cara menjatuhkan 2-3 tetes minyak kelapa ke dalam 50 mL
Beberapa istilah lain yang kadang-kadang dijumpai, misalnya suspensoid air-rinso; kocok dengan cara yang sama.
yaitu sistem koloid dengan partikel koloidnya berupa palatan; sementara
listem koloid dengan partikel koloidnya berupa zal cair disebut emulsoid. emulsi airlminyak-tanah
Minyak tanah 50 mL
B. PEMBUATAN KOLOID Air 2mL
Ukuran "partikel koloid" terletak antara ukuran dari parlikel larutan Rinso
(diameter: < 1 nm) dan partikel suspensi(diameter: > 200 nm). "Partikel Ambil 2 mL air kemudian larutkan ke dalamnya sedikit rinso.
larutan" pada Sistem larutan dapat diubah menjadi "partikel koloid" Jatuhkan 2-3 tetes air-rinso ini ke dalam cairan minyak tanah;
dengan cara memperbesar ukurannya; disebut cara kondensasi, kemudian kocok-berhenti-kocok; sampai beberapa kali.
meliputi: cara pertukaran pelarut, cara hidrolisis, cara redoks, dan cara Diperoleh:
dekomposisi-ganda. Sebaliknya, "partikel suspensi" dapat diubah Emulsi air dalam minyak tanah (disingkat: emulsi A/MT).
menjadi partikel koloid dengan cara memperkecil ukurannya; disebut
Catatan:
cara dispersi meliputi: cara dispersi mekanik, cara dispersi peptisasi, Emulsi minyak-tanah dalam air (disingkat: emulsi MT/A) dapat juga dibuat
dan cara dispersi listrik. dengan menjatuhkan 2-3 tetes minyak tanah ke dalam 50 mL air rinso
Pembentukan koloid bergantung pada konsentrasi, cara pencampuran, (larutkan sedikit rinso ke dalam 50 mL air).
suhu, atau kemurnian dari komponen pembentuknya.
emulsi aspal/air
air lumpur (Lihat: sol aaam-silikat) Aspal
Air
emulsi A/MK (Lihat: emulsi air/minyak'kelapa) Detergen (rinso)
emulsi A/MT (Lihat: emulsi air/minyaktanah) Siapkan air yang diberi detergen secukupnya (air detergen encer) di
dalam kaleng bekas. Panaskan aspal hingga mencair; kemudian
tuangkan sedikit demi sedikit ke dalam kaleng berisi air detergen
sambil diaduk sampai membentuk emulsi-aspal, yakni butiran aspal
dalam air (disingkat: emulsi aspaUair).

184 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 10 Pembuatan Kotoid 185


Catatan:
Diperoleh: gel pati.
Jika penambahan aspal diteruskan maka yang terjadi adalah emulsi
bubur-aspal, yakni butiran air dalam aspal (disingkat: emulsi airlaspal). Keterangan: *nama lainnya amilum.
Bubur-aspal dingin (tidak perlu dipanaskan lagi) dapat dilaburkan langsung Catatan:
ke jalan. Emulsi akan pecah karena airnya meresap atau menguap, dan Sifat gel ini adalah elastis; bila diuapkan medium pendispersinya (air) akan
yang tertinggal adalah aspalnya. menguap sementara gel akan mengerut; namun bila hasil ini ditambahkan
kembali air, gelakan mengembang.
emulsi bubur aspal (Lihat: emulsi aspaYair)
gel-silika*
emu lsi m i nyak-kelapal air (Li hat : e m u I s i ai r/m i nya k-ke I a pa) A NazSiOs 5 M 50 mL
B Asam asetat pekat 50 mL
emulsi minyak-tanah/air (Lihat: emulsi air/minyak-tanah)
Aduk dulu larutan A dan tambahkan secara tibatiba asam asetat
pekat (sambil diaduk) sampai muncul cairan kental (gel). Koloid
emulsi MKA (Lihat: emulsi air/minyak-kelapa)
SiOz.nHzO yang terbentuk disebul gel-silika yang menyerupai gel
emulsi MT/A (Lihat: emulsi air/minyak-tanah) agar-agar. (Lihat juga: sol asam silikat.)
Keterangan:
gelAgar-agar * biasa disebut silika-gel dengan rumus kimia SiO2.nHzO. Gel ini bersifat
tak-elastis terhadap air (bersifat koloid hidrofob), artinya akan mengerut
Agar-agar bila airnya diuapkan, namun tidak akan kembali mengembang bila
Air ditambahkan air. Sifat ini menyebabkan silika-gel dimanfaatkan sebagai
Air panas (80-9OoC) bahan pengering, dan dikemas dalam bentuk butiran atau serbuk. Dapat
dipakai berulang-ulang dengan cara mengeringkannya (sehingga air
Tambahkan air pada serbuk agar-agar sedemikian sehingga kristalnya menguap).
diperoleh bentuk pastanya. Pindahkan pasta ini, dengan sendok/
batang pengaduk, ke dalam air panas (80-9OoC) secukupnya silika-gel (Lihat: sol asam-silikat)
sambil diaduk; kemudian dibiarkan mendingin.
Diperoleh: gel agar-agar. sol Agl
Catatan: Cara-l (cara pertukaran pelarut):
Sifat gel ini adalah elastis; bila medium pendispersinya (air) diuapkan A Nal 0,1 M; teknis 20 mL
maka gel akan mengerut; namun bila hasil ini ditambahkan kembali air, gel
akan mengembang. B AgNO3 0,1 M; teknis 20 mL
Tambahkan secara perlahan, 18 mL A ke dalam gelas kimia
gel Pati yang berisi 15 mL B. Selanjutnya tambahkan ke dalam
campuran ini, sisa A tetes per tetes sampai tidak terbentuk
Tepung pati* endapan Agl lagi.
Air
Air panas (80-9OoC)
C KI O,1M
Saring endapan di atas. Pindahkan endapan dari kertas saring ke
Tambahkan air pada tepung pati sedemikian sehingga diperoleh
dalam gelas kimia, dan tuangi endapan ini secara perlahan dengan
bentuk pastanya. Pindahkan pasta ini, dengan sendok/batang larutan Kl sampai semua endapan tepat melarut. Selanjutnya
pengaduk, ke dalam air panas (80-9OoC) secukupnya sambil
tuangkan larutan yang diperoleh ini secara perlahan ke dalam
diaduk; kemudian dibiarkan mendingin. akuades berlebih, dan sol Agl dalam air akan terbentuk.

186 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 10 Pembuatan Koloid 187


I

Cara-2 (cara dekomposisi ganda) : Cara-2 (cara dekomposisi ganda):


A Kl 0,1 M;teknis 35 mL A NazSiOs 1 M 50 mL
B AgNO3 0,1 M; teknis 35 mL B HCIlM 30 mL
Tuangkan 25 mL B secara perlahan ke dalam gelas kimia yang Tuangkan perlahan sambil diaduk, larutan HCI 1 M ke dalam gelas
berisi 35 mL A sambil campuran diaduk. kimia yang berisi larutan NazSiOs 1 M. Sol asam silikat, H2S|O3
(biasa ditulis sebagai sol SiOz.nH2O) yang terbentuk bercampur
Diperoleh: sol cair Agl bermuatan negatif; ditulis: tAglll-.
dengan NaCl dan HClyang berlebih.
Cara-3 (cara dekomposisi ganda):
Catatan:
A Kl 0,1 M;teknis 35 mL Sol dapat dibersihkan dari NaCl dan HCI melalui teknik dialisa; NaCl
B AgNO3 0,1 M;teknis 35 mL dan HCI-nya keluar dan yang tertinggal adalah sol asam silikat murni.
Pada sol asam silikat murni, airnya dapat diuapkan, dan gel-silika
Tuangkan 25 mL A secara perlahan ke dalam gelas kimia yang akan diperoleh. (Lihat juga: gel silika)
berisi 35 mL B sambil campuran diaduk.
Keterangan:
Diperoleh: sol cair Agl bermuatan positif; dan ditulis: [Agl]A9.. Rumus kimia asam silikat, H2SiOo dapat dinyatakan dalam bentuk
Catatan: amfoternya, yaitu Si(OH)+. Oleh karena itu, rumus kimia yang diterapkan
sering ditulis sebagai SiOz.nHzO.
(1) Jika seujung sendok kecil AgCl padat dimasukkan ke dalam 25 mL
air, dan kemudian diaduk beberapa lama, maka yang terbentuk
adalah suspensi AgCl. Atau jika Agl padat, maka yang terbentuk sol Belerang
adalah suspensiAgl.
(2) Untuk sol cair lainnya, zal-zat di atas dapat diganti dengan zat lain di Cara-l (cara dispersi mekanik)
mana hasil reaksinya berupa endapan. Misalnya campuran antara A Belerang 2og
larutan AgNO3 dan larutan NaCl. (Lihat harga ftp) B Gula 6og
Geruslah secara terpisah kedua zat padat sampai sehalus
sol [Agl]Ag. (Lihat: sol Agl) mungkin. Ambil 1 bagian* serbuk halus belerang dan 1
bagian* serbuk halus gula, dan kemudian masukkan
sol [Agl]l' (Lihat: sol Agl) keduanya ke dalam sebuah lumpang. Campurlah kedua zat
sampai serata mungkin. Tambahkan ke dalam campuran ini,
sol Asam Silikat* serbuk halus gula sebanyak total campuran; dan campurkan
lagi serata mungkin.
Cara-l:
Keterangan: *sebagai ukuran dapat digunakan bekas tutup botol.
A Tanah liat; berwarna kuning kecoklatan
B Air C Air
Masukkan A sedikit demi sedikit ke dalam gelas kimia yang berisi Masukkan campuran AB di atas sedikit demi sedikit ke dalam air
50 mL air sampai campuran mulai terlihat agak tampak buram sambil diaduk sampai diperoleh solbelerang dalam air.
(keruh). Cara-2 (cara pertukaran pelarut)
Diperoleh: A Belerang; serbuk
Air lumpur atau sol lumpur dalam af (sifat: sol hidrofob). B Alkohol 90%; teknis 20 mL
Catatan: Buat dulu pasta antara belerang dan alkohol; masukkan pasta
Penambahan sedikit elektrolit (NaCl, kapur, atau tawas) menyebabkan ini sedikit demi sedikit ke dalam gelas kimia yang berisi sisa
partikel koloidnya memisah.

188 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 10 Pembuatan Koloid 189


alkohol sambil sesekali diaduk perlahan. pada umumnya menggunakan garamnya dan reduktor (misalnya
formaldehid, HCHO; Hz; HzOz; fosfor; fosfin, PH3; hidrazin; atau
Diperoleh: sol belerang dalam alkohol. fenilhidrazin) dengan prosedur tertentu. Reduktor yang digunakan
C Air bersifat nonelektrolit sehingga tidak memberikan ion elektrolit dalam
hasil pembuatan.
Tuangkan A secara perlahan sambil diaduk, ke dalam gelas kimia
Sol-emas dapat dibuat dengan cara menambahkan 5 tetes larutan
yang berisi air berlebih. AuCl3 1o/o ke dalam air, dan kemudian dipanaskan sambil
Cara 3 (cara kondensasi kimia): ditambahkan sedikit demi sedikit sebanyak 1 mL HCHO 1%. AuCt3
yang digunakan harus murni.
A HCI 0,1 M 50 mL
Sedangkan sol-perak dapat dibuat dengan mengalirkan gas
B NazSzOs 0,5 M 10 mL hidrogen murrli ke dalam larutan jenuh perak oksida, Ag2O dalam air
pada-suhu 5oo-6ooc.
Tuangkan larutan encer HCI ke dalam gelas kimia yang berisi 10
mL larutan Na2S2O3 0,5 M sambil sesekalidiaduk perlahan. sol belerang dalam air (Lihat: sol belerang)
Diperoleh: sol belerang.
(Warna kebiruan menunjukkan adanya sol belerang; namun sol initidak sol belerang dalam alkohol (Lihat: sol belerang)
begitu stabil; keesokan harinya sol memisah yang ditandai dengan
terjad inya endapan belerang.) sol emas (Lihat: sol belerang)
Cara 4 (cara redoks): sol Fe(OH)3
A Gas SOz * Cara-l (cara hidrolisis):
B Gas HzS *
C Air 50 mL A FeCl3 1 M 10 mL
Alirkan kedua gas secara bersamaan ke dalam air dingin (1soc).
B NaOHIM 50mL
Keterangan: * pembuatan kedua gas, dapat dilihat pada Bab 10. Tuangkan 10 mL A secara perlahan ke dalam gelas kimia yang
berisi 50 mL B (B berlebih).
Cara 5 (cara peptisasi): Diperoleh: Sol bermuatan negatif; ditulis sebagai sol [Fe(OH).]OH-.
A Belerang; serbuk Reaksi yang terjadi adalah,
B Akuades 20 mL FeCl3(aq) + 3 NaOH(?g)o".r"nin
Masukkan sedikit demi sedikit ke dalam akuades sampai -+ Fe(OH)3(s) + 3 Na.(aq) + 3 OH (aq) + 3Cl (aq).
membentuk suspensi belerang (endapan segar belerang
dalam air). Cara-2 (cara hidrolisis) :
C Gas HzS
A FeClo 1 M 10 mL
Segera alirkan gas H2S ke dalam suspensi belerang di atas. B Air panas (80-85oC). 50 mL
Catatan: Tuangkan A secara perlahan ke dalam gelas kimia yang berisi 50
(1) Sol-susu belerang diatas dibuat berdasarkan pada reaksiredoks: mL B sampaiterbentuk sol Fe(OH)3.
NazSzOs(ag) + 2 HCI(ag) -+ 2 NaCl(aq) + SOzGr) + HzO(/) + S(s) Diperoleh: Sol bermuatan positif; ditulis sebagai sol [Fe(OH)rlFet*.
(2) Reaksiredoks yang terlibat pada cara2: Reaksi yang terjadi adalah,
SOz(g) + 2 HzS(.g) + 3 S(s) + 2H2O@ FeCl3(aq) + 3 H2O(/)ranas r Fe(OH)3(s) + 3 H.(aq) + 3 Cl-(aq)
(3) Reaksi redoks juga dapat diterapkan pada pembuatan sol logam
seperti sol-emas; sol-perak; atau sol-platina. Masing-masing sol

190 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 10 Pembuatan Koloid 191


"t

Cara-3 (cara peptisasi):


A FeCls 1 M 30 mL BA8
B NaOH2M 10 mL
Tambahkan tetes per tetes larutan B ke dalam larutan 20 mL A
sehingga terbentuk en(apan segar Fe(OH)s; disebut juga sebagai
1t
suspensi Fe(OH)g. Saring suspensi ini; pindahkan endapannya,
dan tuangi dengan air secukupnya.
Tambahkan tetes per tetes larutan A ke dalam endapan di atas
sambil diaduk perlahan sehingga diperoleh sol Fe(OH)3. PEMBUATAil GAS EAI BROH,,. lR
sol [Fe(OH).]Fet* (Lihat: sol Fe(OHfu) ,-,' .';r:';{:1::.*:::.,i*}'rd;+$*dd*i1';

sol [Fe(OH).]OH- (Lihat: sol Fe(OHfu) Pembuatan beberapa gas dan brom cair di bawah ini dapat
dilakukan di laboratorium sederhana (di laboratorium sekolah) untuk
sol hidrofob (Lihat: sol asam-silikat) memenuhi kebutuhan atau digunakan dalam percobaan tertentu.

sol logam (Lihat: sol belerang\ A. PEMBUATAN BEBERAPA GAS

1. Pembuatan Gas Hidrogen


sol lumpur (Lihat: sol asam-silikat)
Gas hidrogen (H2) bersifat tak berwarna, tak berbau, tak larut
dalam air, dan timbul letupan dengan api kecil (bereaksi dengan gas 02
sol perak (Lihat: sol belerang)
dari udara). Gas hidrogen dapat dibuat di laboratorium melalui
beberapa cara berikut ini.
sol platina (Lihat: sol belerang)
a. Mereaksikan logam reaktif * dengan asam encer.
sol SiOz.nHzO (Lihat: sol asam-silikat) Caranya:
Siapkan tabung berdiri yang telah dipenuhi dengan air kran
suspensi AgCl (Lihat: sol Agl)
di dalam bak berisi air (lihat Gbr 11.1).
suspensi belerang (Lihat: sol belerang) Ambil tabung lain; basahi bagian dinding-dalamnya dengan
sedikit akuades; lalu hamparkan serbuk Zn sedemikian
(sehingga serbuk Zn basah dan melekat pada dindingnya).
suspensi Fe(OH)3 (Lihat: sol Fe(OH)s)
Alirkan larutan H2SO4 2 M setinggi 2 cm (usahakan agar
tidak menyentuh serbuk Zn).
Tutup tabung dengan penyumbatnya (Gbr 1 1 .1)
Secara perlahan sentuhkan larutan dengan serbuk Zn dengan cara
memiringkan tabungnya. Hentikan bila tabung penampung dianggap
telah terisi penuh oleh gas H2.
*dapat berupa logam-logam magnesium, seng, atau besi.

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium 193


192
''!

a. Pemanasan Kalium Nitrat


tabung penampung
2 KNO3(s) 7- 2XNOz(s) + Oz(9)

Caranya:
Gerus serbuk KNO3 secukupnya masukkan ke dalam tabung reaksi
pyrex kering; pasanglah sumbat dan pipa pengalirnya dengan
kedudukan menurut Gbr 11.4; kemudian hamparkan padatan dan
lakukan pemanasan secara merata dengan nyala api kecil.
Gbr 11.1 Pembuatan gas H2
tabung penampung

b. Elektrolisis Air
Gas hidrogen di laboratorium dapat juga dibuat melalui teknik
elektrolisis dengan menggunakan arus searah terhadap air (yang
dibubuhi 4-5 tetes H2SO4 pekat). Peralatan yang digunakan adalah
pesawat Hoffmann (Gbr 11 .2) alau peralatan elektrolisis yang dirancang
sendiri (Gbr 11.3).

Gbr 11.4 Pembuatan gas 02

b. Pemanasan Kalium Korat


2 KCIO3(s) 7> 2 KCI(s) + 3 O2(g)
Caranya:
Gerus 1 sendok teh KCIOs (kalium klorat) kemudian bubuhi seujung
Elektroda C sendok kecil (atau timbang 100 mg) bubuk batu kawi ltvtnOz);
Elektroda Pt campurkan keduanya serata mungkin; selanjutnya masukkan ke
dalam tabung reaksi kering dan pasanglah sumbatnya sedemikian
sehingga membentuk kedudukan seperti ditunjukkan oleh Gbr 11.4.
Lakukan pemanasan* secara merata dengan nyala api kecil.
Gbr 11.3 Keterangan: * pemanasan tinggi dapat menimbulkan ledakan.
Gbr 11.2
Elektrolisis Air dengan meng- Elektrolisis Air dengan
gunakan Pesawatiloffman-n menggunakan Sel Elektrolisis c. ElektrolisisAir
Seperti gas hidrogen, di laboratorium gas oksigen dapat dibuat
melalui teknik elektrolisis dengan menggunakan arus searah
2. Pembuatan Gas Oksigen terhadap air (yang telah dibubuhi 4-5 tetes HzSO+ pekat sebagai
Gas oksigen (Oz) bersifat tak benrvarna, tak berbau, sedikit larut katalis). Peralatan yang digunakan adalah pesawat Hoffmann (Gbr
dalam air, dan menyebabkan bara api akan membara lebih terang. Gas 11.2) atau peralatan yang dirancang sendiri sebagai sel elektrolisis
ini dapat dibuat melalui beberapa cara seperti di bawah ini. (Gbr 11.3).

194 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 11 Pembuatan Gas dan Brom Cair 195
3. Pembuatan Gas Karbon dioksida Prosedur pembuatan gas amoniak, NH3l
Gas karbon dioksida, CO, merupakan zal lak berwarna, tak Masukkan 5 g serbuk NH4CI dan 10 g serbuk Ca(OH), ke dalam
berbau, tak berasa, sedikit larut dalam air, dan mudah diserap oleh lumpang; campur dan gerus sehingga diperoleh campuran serbuk
larutan basa kuat. Pembuatannya dapat dilakukan dengan cara yang merata.
memanaskan secara perlahan serbuk NaHCOs (natrium bikarbonat; Masukkan dan hamparkan campuran serbuk pada dinding dasar
soda kue) kering dengan set-alat menurut Gbr 11.5. Hamparkan tabung.
padatan dan lakukan pemanasan secara merata di atas nyala api Hubungkan tabung dengan sumbatnya dengan kedudukan dan set
spiritus. Biarkan beberapa lama gas mengisi tabung untuk mengusir peralatan seperti ditunjukkan pada Gbr 11.6a. Selanjutnya
udara yang ada, setelah itu tutup segera mulut tabung dengan sumbat panaskan campuran dengan nyala api kecil.
karet secara rapat. Tamp.ung gas NH3 dengan menggunakan tabung reaksi biasa atau
Reaksi yang terjadi: labu dasar rata.

2 NaHCOs(s) 1-' NazCOs(s) + HrO(/) + COz(g) Catatan:


Gas NH. bersifat mudah larut (bereaksi) dengan air membentuk larutan
qmolium hidroksida, NHaOH(aq) bersifat basa, dan dengan indikator
fenolftalein (pp) memberikan warna merah. Untuk menunjulikan sifat ini,
sumbatlah labu dasar-rata yang berisi gas NH3, dengan sumbat khusus
seperti ditunjukkan oleh Gbr 11.6b. Lanjutkan segera dengan mencelupkan
ujung pipa ke dalam bak air yang telah dibubuhi 3-4 tetes indikator pp.
Keluarkan air dari pipet kecil (pada sumbat) untuk memancing semburan air
dari bak. semburan air berupa air mancur akan berwarna rierah (menarik
untuk didemonstrasikan dalam proses pembelajaran).

Gbr 11.5 Pembuatan gas CO2

Catatan:
Bila di laboratorium tersedia pesawat Kipp, gas COz dapat dibuat dari NH+CI+ Ca(OH)2
reaksi antara batu pualam dan asam klorida encer berdasarkan reaksi:
CaCO3(s) + 2 HCI(aq) + CaCl2(aq) + HzO(| + COz(g)

4. Pembuatan Gas Amoniak


Amoniak, NH3 merupakan gas tak berwarna, berbau merangsang
(pesing), dan mudah larut dalam air (dengan membentuk larutan basa). (a) pembuatan sas --:l[r]'A?r mancur dan sirat NH3
Amoniak dapat dibuat dengan cara memanaskan campuran NH4CI
(salmiak; amonium klorida) dan Ca(OH)2 (kalsium hidroksida). Reaksi 5. Pembuatan Gas Oksida Nitrogen
yang terjadi:
Gas oksida nitrogen yang dapat dibuat di laboratorium adalah gas
2 NH4CI (s) + Ca(OH), (s) I* CaClz (s) + 2 HrO (l) + 2 NH3 (g) nitrogen oksida (NOr) dan gas dinitrogen tetroksida (NrOo). Kedua gas

196 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 11 Pembuatan Gas dan Brom Cair
197
I

ini secara bersamaan dapat dibuat dengan cara memanaskan secara HrSO, pekat t
perlahan di atas nyala api dari pembakar spiritus terhadap senyawa
timbal(ll)nitrat, Pb(NO3)2 kering. Hanya, pekerjaan ini harus dilakukan
dengan cermat (karena gas bersifat racun kuat) di ruang asam atau
ruang khusus (di tempat terbuka). Peralatan yang digunakan seperti
diperlihatkan pada Gbr 11.5.
Reaksiyang terjadi:
2 Pb(NO3)2(s) f 2 PbO(s) + + NOz(9) + Or(g)

Gbr 11.7 Gbr 11.8


Gas NOz (berwarna coklat) yang dihasilkan tersebut berada Pembuatan gas H2S Pembuatan gas SOz
dalam keadaan berkesetimbangan dengan gas N2Oa (tak-berwarna).
2 NO2 + NzOo AH = negatif Catatan:
coklat tak berwarna FeS2 atau rumus lengkapnya FeS.Fe2S3 mempunyai nama dagang pirit {nama
kimia: ferro-ferrisulfida; sebagai campuran dariferrosulfida dan ferri sulfida).
Jika tabung didinginkan warna gas memucat (kesetimbangan bergeser
ke arah pembentukan gas NzO+); sebaliknya bila dipanaskan warna gas
semakin tua (bergeser ke arah pembentukan gas NOz). 7. Pembuatan Gas Belerang Dioksida
Belerang dioksida, SOz merupakan gas tak berwarna, berbau
Perhatian: NOz bersifat racun; pembuatannya harus dilakukan di ruang asam,
atau di tempat terbuka. merangsang, dan hanya sedikit melarut dalam air (dapat membentuk
larutan asam sulfit yang bersifat asam lemah).
Di laboratorium dapat dibuat dengan mengalirkan H2SOa pekat ke
6. Pembuatan Gas Hidrogen Sulfida dalam larutan pekat natrium hidrogensulfit, NaHSO3. (Lihat: Gbr 11.8.)
Hidrogen sulfida, HzS berupa gas tak berwarna, berbau seperti
Reaksi yang terjadi:
telur busuk, bersifat racun, dan sedikit larut dalam air dengan
membentuk larutan asam sulfida. Gas ini dapat dibuat dengan NaHSOs(aq) + HzSO+(/) -+ NaHSOo(aq) + HrO(/) + SOr(9)
melarutkan senyawa sulfida seperti FeS2 (pirit) atau NazS ke dalam
Catatan:
asam kuat encer (HCl, H2SO+). Reaksi dapat dilangsungkan di dalam Gas SOz lebih berat 21/zkali dari udara; sehingga dapat ditampung di dalam
pesawat Kipp flika tersedia di lab), atau dengan alat sederhana yang sebuah tabung reaksi tegak.
dirancang sendiri (Gbr 11.7).
Reaksi yang terjadi: 8. Pembuatan Gas Klor
FeS(s) + 2 HCI(aq) -+ FeCl2(aq) + HzS(g) Gas klorin, Cl2 merupakan gas beracun dengan sifat di antaranya
Prosedur pembuatan:
berwarna hijau-kekuningan, dapat larut dalam air (disebut air klor),
dapat mencair bila didinginkan/dimampatkan, sangat reaktif dengan
Set-lah peralatan (Gbr 11.7), kemudian isi tabungnya dengan air beberapa senyawa, dan bersifat racun.
sampai permukaannya sedikit melampaui ujung corong.
Gas klorin, Cl2 dapat dibuat di laboratorium berdasarkan pada
Masukkan pirit sampai ke dasar tabung; tutup kembali penyumbat
salah satu reaksi berikut dibawah ini:
serapat mungkin.
Teteskan HCI 6 M lewat mulut corong. Jumlah tetesan bergantung (1) Mn0z(s) + 4HCl(aq)--> MnClz(aq) + 2Hz0(0+Ch(9)
pada banyaknya H2S yang dibutuhkan.

198 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 11 Pembuatan Gas dan Brom Cair 199
1

(2)' 2 KMnOr(s) + 16 HCI(aq) -+ 2 KCI(aq) + 2 Mn0lz(aq) + 8 HzO(| + 5 Clz(O)


Peralatan seperti Gbr 11.7 dapat digunakan untuk pembuatan
gas Cl2 dengan cara mengganti pirit dengan padatan MnO2 atau BA8
KMnO+; kemudian teteskan HCI 6 M lewat mulut corong.
Gas Clz yang terbentuk dapat langsung dialirkan ke dalam akuades
sampai jenuh (diperoleh air klor; aqua-chlorafa); atau dapat ditampung
t2
pada tabung terbalik (lihat Gbr. 11.5).

Perhatian: Gas Clz bersifat racun di samping reaktif; pembuatannya harus


dilakukan di ruang asam, atau di tempat terbuka. PEMBUATAH CAIMil
Catatan:
Air klor harus dikemas dalam botol gelap (coklat) dan disimpan di
tempat gelap. Adanya cahaya menyebabkan terjadinya reaksi berikut: Di laboratorium, kegiatan pencucian, umumnya ditujukan pada
2 Clz(g) + 2H2O(l) -+ 4 HCI(aq; + Oz(9)
peralatan/instrumen, atau benda lainnya yang terbuat dari gelas.
Pengetahuan tentang sifat dari suatu bahan atau zat (seperti daya larut
di dalam suatu pelarut, sifat kepolaran, dan kereaktifannya) serta
B. PEMBUATAN BROM CAIR pengetahuan tentang berbagai tipe reaksi kimia, dapat diterapkan
Bromin atau brom, Brz merupakan cairan kental merah- dalam proses pencucian terhadap berbagai benda yang terbuat dari
kecoklatan, mudah menguap dengan bau merangsang, dapat larut gelas. Kebersihan peralatan/instrumen dari gelas yang terlibat langsung
dalam air (disebut air brom alau aqua-bromata), dapat larut dalam dalam percobaan sangat menentukan sifat kejelasan data pengamatan
pelarut CSz (larutan berwarna coklat), dan bersifat reaktif (tetapi tidak dan ketepatan dari kesimpulan/hasil percobaan.
sehebat Clz). Pada bagian ini yang akan dibahas adalah cairan pencuci
Brom dapat dibuat di laboratorium dengan menuangkan HzSO+ 6 M ke (pembersih), cara membuat, dan teknik penerapannya pada pencucian
dalam campuran serbuk NaBr dan serbuk MnO2 (dengan perbandingan peralatan (terutama peralatan gelas).
mol sebesar 2:1), dan selanjutnya dipanaskan secara perlahan.
Reaksiyang terjadi: A. PERALATAN GELAS
2 NaBr(s) + MnO2(s) + 3 H2SOa(aq) -+ Beberapa peralatan gelas seperti tabung reaksi, gelas kimia,
gelas Erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, vol-pipet, labu takar, buret,
tvtnSOn(ag) + 2 NaHSOo(aq) + 2HzO(| + Br2(g)
bahkan botol-botol reagen serta beberapa peralatan gelas lainnya
Uap Br2 dapat ditampung langsung pada tabung reaksi dingin (tercelup harus bebas dari kotoran. Kotoran berupa sisa-sisa zat kimia atau noda
dalam air es). Atau dapat langsung dialirkan ke dalam botol coklat berisi lainnya dapat mengaburkan data pengamatan bahkan dapat
akuades (diperoleh: air brorn alau aqua-bromata). menggagalkan percobaan atau eksperimen itu sendiri. Kesimpulan
yang diambil pun menjadi kurang tepat/teliti atau salah. Bukan itu saja,
Catatan: kerugian akan dialami dalam hal waktu, tenaga, dan juga finansial
Air brom stabil di tempat yang gelap; adanya cahaya menyebabkan (pemborosan bahanlzat) karena akan mempertinggi biaya pelaksanaan
terjadinya reaksi dengan air seperti berikut. eksperimen dari yang seharusnya, atau karena kegagalan harus
2Br2@q) + 2HzO(l) -+ 4 HBr(aq) + Or(g) mengulangi eksperimen serupa dari awal. Sementara itu, pereaksi yang
akan dikemas dalam botol pereaksi dapat tercemar oleh kotoran yang
menempel pada dinding-dalam botolnya.

200 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium


l-

Selain itu, menyimpan peralatan gelas dalam keadaan kotor, atau dari Tampak bahwa istilah "bersih" menuntut tindakan atau perbuatan
hasil pencucian yang tidak/kurang bersih akan menyukarkan proses tertentu terhadap alat gelas yang bersangkutan, dan pengertiannya
pencucian atau pembersihan pada saat lainnya. Semakin lama bergantung pada sifat pereaksi atau 'sifat percobaan. Jelaslah,
tersimpan, semakin keras dan semakin melekat kuat kotoran itu. membersihkan tabung kemudian mengeringkannya dengan kertas tisu
Akibatnya, kotoran semakin sukar larut oleh cairan pembersih (kertas saring atau lap) merupakan tindakan yang tidak perlu bahkan
sederhana, dan pekerjaan pembersihan dan pencucian selanjutnya tindakan ini dapat menyebabkan tabung justru menjadi tidak bersih
akan menjadi lebih lama dan rumit karena semakin banyak tahap dan karena adanya serat-serat yang menempel pada dinding-dalam tabung.
jenis cairan pencuci yang harus diterapkan. Jika memungkinkan,
Kata "bersih" untuk peralatan gelas seperti vol-pipet, labu takar,
peralatan harus segera dibersihkan saat itu juga setelah selesai atau buret, sama pengertiannya dengan tabung reaksi "bersih".
digunakan. Zal alau kotoran yang masih basah akan jauh lebih mudah Dinding bagian-dalamnya tidak perlu dikeringkan. Hanya air-
dibersihkan. suling pembilas yang membasahi alat ukur tersebut dapat
Beberapa peralatan gelas yang akan digunakan biasanya disertai menyebabkan jumlah zat yang akan diukur berubah komposisi
dengan penjelasan "bersih"; "kering"; atau "bersih dan kering". atau konsentrasinya. Sebelum difungsikan, alat ukur tersebut
Penafsiran terhadap istilah ini menjadi penting karena penafsiran yang harus dibilasi dulu dengan sedikit larutan yang akan diukur
volumnya.
salah akan memunculkan tindakan atau perbuatan yang tidak perlu
(tidak efisien) atau justru tindakan itu dapat mengganggu proses dan Sedangkan istilah "kering" paling tidak memiliki pengertian
hasil percobaan. bahwa sesuatu tidak mengandung baik berupa air maupun zal
lain yang membasahinya. Alat gelas yang masih basah oleh air
lstilah "bersih" mempunyai arti bahwa peralatan itu harus bebas dari dapat mengakibatkan alat gelas menjadi retak atau pecah saat
zal-zal yang terlibat langsung pada hasil, atau peralatan itu harus dikenai api langsung. Selain itu, adanya air (atau pembasah
bebas dari zal-zal yang dapat menyebabkan perubahan pada lain) mungkin tidak dikehendaki karena dapat rnempengaruhi
komposisi atau konsentrasi pereaksi. proses atau hasil reaksi. Pembasah dapat menyeirabkan reaksi
Tabung reaksi dan alat gelas lainnya yang akan digunakan untuk yang sesungguhnya tidak terjadi, tetapi reaksi lain atau reaksi
melangsungkan reaksi kimia haruslah bersih namun dinding- samping yang tidak diharapkan justru yang terjadi. Hal ini dapat
dalamnya tidak perlu kering dari air jika alat gelas itu akan mengganggu pengamatan atau hasil percobaan.
digunakan untuk melangsungkan reaksi dalam pelarut air. Ciri Dengan demikian, istilah "bersih dan kering" mempunyai
tabung yang bersih, setelah dibilasi dengan air suling dan pengertian yang dibentuk dari pengeftian yang dikandung oleh
disimpan terbalik pada raknya, airnya akan meluncur ke bawah kedua kata yang telah dijelaskan di atas.
dan tabung tampak transparan (lapisan air meralalseragam di
semua bagian dindingnya). Pada keadaan ini, air segera Dapat dinyatakan bahwa pembersihan alat gelas berarti
menyusut dan tabung menjadi relatif lebih cepat mengering. membersihkan zal atau noda yang menempel pada alat itu.
Kecuali bila disyaratkan bahwa tabung harus dalam keadaan Pembersihan alat dapat dilakukan dengan cara menguapkan zal atau
kering, maka tabung itu harus benar-benar kering. Tabung yang noda yang menempel melalui pemanasan, atau dapat dilakukan
masih basah dapat dipanaskan secara perlahan dan merata di dengan cara melarutkan (mereaksikan) zaVnoda itu dengan cairan
atas api kecil untuk menguapkan airnya. pencuci dan kemudian mengeluarkannya dari alat. Jelaslah bahwa
Tabung (atau alat gelas lainnya) harus bebas air jika akan tindakan pembersihan alat gelas bergantung pada sifat zaVnoda yang
digunakan untuk pereaksi dengan pelarut bukan-air. Tabung menempel di samping sifat dari alat gelas yang akan dibersihkan. Alat
atau alat gelas yang masih basah hasil pencucian dengan air, gelas tertentu dapat retak atau pecah jika dipanaskan pada suhu cukup
agar cepat mengering (bebas air), selanjutnya dapat dibilasi tinggi. Cara membersihkan alat gelas yang paling umum adalah dengan
dengan sedikit alkohol-teknis (untuk mengikat air) dan dibiarkan menggunakan cairan pembersih, kemudian membilasinya dengan air
mengering. Jika dirasa perlu, lakukan pembilasan dengan sedikit kran, dan terakhir dengan sedikit air suling.
pelarut dari pereaksi yang terlibat).

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 12 Pembuatan Cairan Pencuci 203


-T

-
B. PEMBUATAN CAIRAN PENCUCI DAN CARA PENGGUNA. Keterangan:
ANNYA
') langan gunakan sabun-colek.
Sifat zat atau noda yang menempel akan menentukan jenis/sifat ') langan langsung dibuang; karena dapat digunakan beberapa kali
cairan pencuci yang dipilih. Setiap cairan pencuci hanya efektif untuk terhadap beberapa alat gelas. Jika tidak dipakai lagi; encerkan dulu
cairan bekas pakai itu dengan air kran, dan buang ke dalam bak
membersihkan (melepaskan/melarutkan) zat atau noda tertentu. Berikut cuci dengan air krannya mengalir beberapa saat.
diberikan beberapa jenis cairan pencuci, cara pembuatan, dan
fungsinya.
2. Asam Pekat dan Penggunaannya
1. Larutan Detergen dan Penggunaannya Beberapa asam pekat yang dapat berfungsi sebagai cairan
pencuci (CP-2) antara lain HCl, HzSO+, atau HNO3. Asam pekat yang
Cairan pencuci atau cairan pembersih yang lazim diterapkan
pada tahap paling awal pencucian adalah penggunaan larutan detergen digunakan sebagai CP umumnya bersifat "teknis" (agar murah) untuk
(air-rinso). Untuk memberikan daya pembersih yang lebih baik, larutan membersihkan peralatan laboratorium dari gelas (seperti tabung reaksi,
gelas kimia, gelas Erlenmeyer, labu dasar-rata, labu dasar-bulat), dan
detergen ini dapat dibubuhi dengan sedikit asam nitrat pekat. Cara
pembuatan larutan detergen ini adalah seperti berikut. botol-botol reagen.
Catatan:
Larutan Detergen (cairan pencuci; CP-l) Asam-asam pekat (CP-2) baru diterapkan bila dengan CP-1,
A Serbuk detergen/rinso ') 159 alat gelas masih belum bersih.
(HATI-HATI DALAM MENGGUNAKAN ASAM PEKAT)
Air 500 mL
B HNO3 pekat 4 mL
Pemakaian asam hanya dalam jumlah tetesan yang cukup untuk
Masukkan serbuk detergen (rinso) ke dalam botolyang berisi 500 membasahi bagian gelas yang bernoda (gunakan pipet tetes kering),
mL air; bubuhi +4 mL HNO3 pekat; tutup, dan kocok campuran ini dan harus dilakukan di ruang asam. Pilih dulu HCI pekat; jika noda
sampai rinso bercampur merata. Beri label, dan simpan untuk belum lepas/hilang, panaskan bagian badan gelas yang terbasahi oleh
persediaan sebagai CP-1. asam tadi dengan cara mencelupkannya ke dalam air panas. Asam
Penggunaan: klorida pekat ini dapat menghilangkan noda kuning dari senyawa besi.
20 mL larutan detergen induk diencerkan dengan 500 mL air. Jika noda atau kotoran masih juga belum hilang dapat dicoba dengan
menggunakan asam pekat lainnya (misalnya asam sulfat atau asam
Penerapannya:
nitrat). Masih belum hilang juga, gunakan dengan sedikit "aqua-regia"
Tuangkan secukupnya cairan pencuci (CP) encer ini ke dalam
atau dengan CP (cairan pencuci) lainnya.
alat gelas; gosoklah seluruh dinding gelas (dengan sikat yang
sesuai) secara merata; pindahkan cairan-bekas'' ini pada gelas
berikutnya yang akan dicuci, dan lakukan tindakan serupa. 3. Larutan NaOH dan Penggunaannya
Alirkan air kran pada seluruh dinding gelas yang telah
dirinso/disikat tersebut sampai bersih. Keringkan badan alat Larutan NaOH 10-15o/o (CP-3)
bagian-luar dengan lap, dan bilasi bagian-dalamnya dengan NaOH teknis; pelet 10-15 g
sedikit akuades, lalu simpan pada tempatnya dan dibiarkan
mengering sendiri. Air 100 mL
Jika gelas ukur, buret atau alat lainnya belum bersih (masih Masukkan pelet NaOH teknis ke dalam botol plastik yang berisi
berlemak atau masih ada noda), pembersihan dapat dilakukan 100 mL air; tutup, dan kocok campuran ini sampai NaOH larut.
dengan cairan pembersih (CP) lainnya. Beri label; dan simpan untuk persediaan sebagai CP-3.

204 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 12 Pembuatan Cairan Pencuci 20s
Penggunaan:
5. Larutan Na-dikromat Asam dan penggunaannya
CP ini dapat diterapkan untuk menghilangkan kerak putih yang Larutan garam dikromat terutama garam natrium dikromat dalam
disebabkan oleh deposit karbonat tipis yang melekat pada suasana asam dapat diterapkan di laboratorium untuk membersihkan
dinding/dasar gelas atau botol reagen. peralatan gelas karena sifatnya sebagai pengoksidasi. Namun, larutan
ini sebagai cairan pencuci (cp) harus dikemas secara baik dan hanya
Basahi kerak sampai kerak lepas atau melarut; kemudian bilasi
gelas dengan sedikit HCI 1 M, dan terakhir dengan air kran. digunakan secara terbatas karena bersifat racun kuat.
(Bilasi dengan akuades, jika memang diperlukan)
Larutan Na-dikromat Asam (Cp-s)
Catatan:
Selain NaOH dapat juga digunakan KOH dengan kadar yang sama. A NazCrzOr.2HzO; teknis 3og
Air 15 mL
Larutkan Na-dikromat ke.dalam gelas kimia pirex 600 mL yang
4. Larutan NaOH-beralkohol dan Penggunaannya berisi 15 mL air sampai diperoleh larutan jenuhnya.
B HzSOq pekat; teknis 500 mL
Larutan NaOH beralkohol (CP-A)
Alirkan asam pekat ini (secara hati-hati dan perlahan lewat
A NaOH teknis; pelet 3og batang pengaduk) ke dalam larutan jenuh A, sambil sesekali
Air 30 mL diaduk perlahan; demikian sampai seluruh asam pekat
Larutkan NaOH pada air di dalam botol plastik bertutup. terpindahkan. Setelah larutan dingin, pindahkan ke dalam
B Etanol 90% 250 mL botol reagen bertutup gelas. Beri label, dan simpan untuk
persediaan sebagai CP-s.
Encerkan larutan A dengan B sampai mencapai volum 250 mL. (Encerkan segera.sisa bahan pada peralatan yang digunakan
Tutup, dan kocok agar homogen. Beri label dan simpan untuk dengan.air kran,.dan buang ke dalam bak-cucideiga-n
persediaan sebagai CP-4. mengalirkan air-krannya yang cukup banyak.)
Penggunaan:
Perhatian:
CP-4 terutama digunakan untuk buret yang berlemak/bervaselin. . CP-S bersifat sangat korosif; dapat merusak pakaian, kulit, dan
organ tubuh.
Cara Pencucian:
o Jika kulit terkena cairan ini, segeralah sirami dengan air kran
Panaskan dulu +80 mL CP-4 di dalam gelas kimia sampai sesempurna mungkin, dan terakhir dibasahi dengan iarutan
bersuhu 5O-6OoC; tuangkan sedikit-sedikit ke dalam buret tegak NaHCO3.
lewat corong sebanyak +25 mL; letakkan gelas kimianya di o CP-5 habis pakai harus dituang (dibuang) ke dalam botol khusus
bawah buret dan segera putar kran (bila perlu gunakan sarung (Di samping sifat korosif di atas, Cp ini juga mengakibatkan
tangan) agar CP keluar dan mengisi pipa ujung buret. Setelah pencemaran berat terhadap lingkungan kehidupan)
terisi, tutup kran, dan isi lagi buret lewat corong sampai hampir
terisi penuh. Biarkan beberapa menit (agak lama lebih baik). Penggunaan:
Setelah itu kran dibuka; CP-nya ditampung, dan dikembalikan ke
cP-S akan lebih efektif bila sebelumnya dipanaskan dulu sampai
botolnya semula.
kira-kira 5O-6OoC.
Buret yang telah dibersihkan akan tampak transparan dan
bercahaya. Setelah dingin, bilasi buret dengan air kran hingga
bersih, dan terakhir bilasi dengan akuades. Atau jika buret akan
disimpan, bilasi dulu dengan sedikit HCl0,1 M.

206 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 12 Pembuatan Cairan Pencuci


207
Cara pencucian: Perhatian:
o BureVlabu-takar ' lakukan pencampuran ini di ruang asam (tempat terbuka);
HNo3
lsikan CP-5 (hati-hati dan secara perlahan) pada buret atau dapat merusak kutit; uap NO2 saigat Oerbcuri.-
labu takar sampai penuh; tutup; dan biarkan beberapa menit ' cP-6 bersifat sangat korosif, dapat merusak kurit dan pakaian.
(semakin lama semakin baik). CP-5 bekas pakai dapat o CP-6 yang habis-pakai harus ditampung
pada botol khusus.
dituang kembali ke dalam botolnya semula. Bilasi buret Penggunaan:
dengan air-kran, dan terakhir dengan air bersih. Jika akan
digunakan, bilasi alat tersebut dengan larutan yang akan cP-6 sangat efektif karena dapat merarutkan hampir semua zat
digunakan; atau untuk buret jika akan disimpan, bilasi dengan termasuk dapat membersihkan permukaan logam.
sedikit larutan HCI 0,1 M.
Caranya:
. Pipet-ukur/volum
Basahi secukupnya bagian arat geras yang kotor (rakukan
Pipet ukur dan vol-pipet sebaiknya direndam. Gunakan ruang asam); biarkan beberapa menit; enierkan dengan di
penjepit khusus (tangkrus) untuk mengeluarkannya. Agar air
kran; buang bersama aliran air pada bak cuci.
aman letakkan semua alat gelas dalam ember plastik besar
dan sesegera mungkin disiram dengan air kran, dan Catatan:
selanjutnya dicuci sampai bersih. Semua peralatan lainnya Jika "vorum cp-6 bekas-pekai" cukup banyak, SEGERA
juga harus segera dibersihkan. dimasukkan
kembati ke dalam bototnya semutaj atau' jiki 1,d;k
tempatkan paga botot penyimpanan r,ndius;- i'tur"nu rusak)
Catatan: dibuang ke bak cuci. lung,;n fangsunj
Jika CP-5 berubah warna menjadi hijau (ion Cr3.;; menandakan
habisnya daya kerja CP ini sehingga tidak dapat digunakan lagi, dan 7. Larutan FeSO+ Encer dan penggunaannya
harus ditampung (ditempatkan) pada botol khusus. Sebelum dibuang,
sebaiknya CP-s bekas diproses menjadi zat lain yang tidak
Larutan FeSOa Encer (Cp-7)
membahayakan/mencemari lingkungan.
6, Aqua-regia dan Penggunaannya
FeSO4.7H2O; teknis S0 g
HzSOc pekat; teknis 5 mL
Aqua regia merupakan campuran antara 1 volum asam nitrat Air 500 mL i

pekat dan 3 volum asam klorida pekat. Cairan ini sangat reaktif; dapat
merusak berbagai bahan logam termasuk emas dan platina. Gas yang Jrqry!?n perlahan H2SO4 pekat ke datam botot ptastik yang
berisi50 mL air; dan goyang pertahan notolnyi ilul O"i.rrpu
ditimbulkannya pun bersifat merusak dan beracun. Oleh karena itu, homogen. Masukkan garamnya; tutup ra[at; -kocok hingga
pengerjaan yang melibatkan cairan ini harus dilakukan di ruang khusus garam merarut. Seranjutnya tambahkan sisa
(ruang asam) dan mengikuti aturan yang ketat. Pengemasan cairan aii 1+so ,t); trtrp
rapat, beri laber pada botornya, dan simpan ,nirr,-p"i-J"diaan
sebagai cairan pencuci harus dilakukan dengan cermat termasuk sebagai CP-7.
penyrmpanannya.
Aqua-regia (CP-6) Penggunaan:
HNO3 pekat;teknis 50 mL cP-7 dapat menghirangkan noda kuning/cokrat pada berbagai
HCI pekat; teknis 150 mL peralatan gelas bekas larutan KMnOc.
ili
Perbandingan volum ini dapat digandakan sesuai dengan Cara Pencucian:
kebutuhan. Agar tahan lama, tuangkan 1 bagian campuran di atAF
ke dalam 1 bagian air. Tempatkan dalam botol reagen, beri label, Gunakan cP-7 ini secukupnya untuk merendam bagian
dan simpan untuk persediaan sebagai CP-6.
yang bernoda serama beberapa menit; atau oerilin getas
cara

208 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 12 Pembuatan Cairan pencuci


merendam peralatan gelas seperti gelas ukur, pipet ukur, vol- Masukkan kedua garam ke dalam botol plastik yang berisi 250
pipet atau buret dalam CP ini beberapa lama sampai noda dari mL air lunak; tutup rapat, dan kocok sampai garam melarut. Beri
- larutan KMnO+ melarut/menghilang)' Kemudian bilasi alat label, dan simpan untuk persediaan sebagai Cp-10.
tersebut dengan air bersih. Keterangan: *air yang tidak mengandung sadah.
Penggunaan:
8. Larutan Hipo dan Penggunaannya CP-10 digunakan untuk menghilangkan noda hitam dari
Larutan Hipo (GP-B) kerak karbon.
NazSzOs.5HzO teknis 1og Caranya:
Air 100 mL Tuangkan CP ke dalam alat gelas sehingga merendam noda
Masukkan garam ke dalam botol plastik yang berisi air; tutup beberapa menit. Gunakan sikat keras -atau ujung batang
rapat; dan kbcok hingga garam melarut. Beri label pada botol ini, p-engaduk untuk membantu pelepasan kerak dari dinding gelasl
dan simpan untuk persediaan sebagai CP-8. Keluarkan cairan; dan bila perlu alat dibersihkan dengai ep-1,

Penggunaan:
11. Larutan Gliserin-plus dan Penggunaannya
CP-8 dapat menghilangkan noda iodium yang melekat pada
peralatan atau pada bahan kain (pakaian).
Larutan Gliserin-plus (CP-1 1)
Cara Pencucian: A Gliserin; teknis 2O g
Basahi atau rendam peralatan/pakaian yang bernoda iodium Alkohol95%;teknis 20 g
dengan CP ini sampai noda larut/hilang; kemudian bilasi segera Eter;teknis 2O g
dengan air kran atau air bersih. Amoniak pekat; teknis 80 g
9. Larutan Amonium Sulfida dan Penggunaannya Campurkan zat-zal di atas secara berurutan sambil
. diaduk sampai membentuk campuran homogen di
dalam gelas kimia 250 mL.
Larutan Amonium Sulfida (CP'g)
(NH+)zS; teknis 1o g B Air 400 mL
Air 100 mL Detergen 20g
Masukkan amonium sulfida ke dalam botol reagen yang berisi Campur detergen dan air di dalam gelas kimia 600 mL
sampai membentuk air-detergen.
100 mL air; tutup, dan kocok hingga garam melarut. Beri label,
dan simpan untuk persediaan sebagai CP-9. Tuangkan campuran A ke dalam campuran B secara perlahan
sambil diaduk. Pindahkan cairan ke dalam botol plastik 600 mL;
Penggunaan: tutup dan kocok sebentar-sebentar; beri label, dan simpan untuk
CP-9 digunakan untuk menghilangkan noda belerang' persediaan sebagai CP-1 1.

10. Larutan Na-fosfat-oleum dan Penggunaannya Penggunaan:


CP-11 digunakan untuk menghilangkan berbagai noda lemak.
Larutan Na-fosfat-oleat (CP-I 0)
Natrium fosfat (NasPO+. 1 2H2O) 159 Caranya:
Natriu m-oleat (NaC1 sH33O2) 5g Susutkan dulu lapisan lemak/minyak yang melekat pada alat;
Air lunak* 250 mL lalu basahi atau rendam kotoran dengan CP secukupnya dalam
waktu beberapa lama.

210 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 12 Pembuatan Cairan Pencuci


211
Atau jika mungkin cukup dengan melap lapisan lemak/minyak
itu dengan kain yang dibasahi CP-11.
Keluarkan cairan pencucinya; bersihkan alat dengan CP-1; lalu
bilasi alat dengan air bersih.
Catatan:
CP-11 dapat digunakan untuk pakaian yang terkena oercikan cairan
obat, kopi, coklat, noda lemak/minyak dan noda lainnya.

12. Beberapa Cairan Pencuci Lain dan Penggunaannya


a. Aseton
Noda berupa tinta dari spidol dapat dengan mudah dihilangkan
dengan menggosokkan kain lap yang dibasahi dengan aseton (CP-12;
teknis); jangan melakukan tindakan ini di dekat nyala api. Lemak atau
minyak dapat dihilangkan dengan cara susutkan dulu lapisan
lemak/minyak dengan kain lap sampai tinggal setipis mungkin; lalu
bersihkan dengan kain lap bersih yang dibasahi dengan pelarut LAMPIRAN.LAMPIRAN
lemak/minyak yang sesuai (umumnya berupa pelarut organik seperti
alkohol atau eter). Jika lemak/minyak ini belum hilang seluruhnya, dapat
digunakan CP-11.

b. lsopropilAlkohol
Untuk membersihkan lensa dapat digunakan cairan isopropil-
alkohol 98-99o/o (CP-l3; teknis). Basahi permukaan lensa dengan 1
tetes cairan ini kemudian sebarkan merata dengan kain-lembut (dari IAMPIRAN 1. SATUAN SISTEM INTERNASIONAL
(SATUAN SI)
bahan kaos) beberapa lama. Kemudian gosok perlahan secara A. Satuan Sl Dasar dan Tambahan
memutar dengan kain lembut bersih.
Bukan tidak mungkin, suatu kotoran atau noda tidak hilang oleh
penggunaan satu jenis CP (cairan pencuci). Untuk ini dapat diteruskan
dengan menggunakan CP lainnya sesuai dengan jenis dan sifat noda
yang diperkirakan. Penting sekali melakukan perkiraan awal tentang
jenis dan sifat kotoran atau noda yang melekat pada peralatan dari
gelas agar memudahkan untuk memilih CP yang akan diterapkan.
Dengan demikian, dapat dihindarkan pemborosan dalam pemakaian
bahan, dan waktu.
€D

Keterangan: (*) satuan tambahan.

212 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium 213


-l

B. Satuan Sl Turunan
LAMPIRAN 3. SATUAN DAN KONVERSI SATUAN

Kuantitas Fisika Nama Satuan Sl SimbolSatuan Sl SimbolDasar Sl Kuantltas Satuan Sl Satuan Lain Faktor Konversl
frekuensi hertz Hz s-1 Panjang meter (m) Angstrom fi) 1 141 = tg+ cm = 10'ro m
J m'kq s-' ; (N.m) mikron (p) 1p=1pm=10'6m
enerqi ioule
inchi (in) 1 in = 2,54 x'10-2 m
qava newton N m kq s-2 ; (J/m)
kaki(leet) lfeet = 0,3048 m
daya watt W ma kq s-3 ; (J/s) mil 1 mil= 1,609 km
m-' ko s-2 ; (N/mz) mil-laut 1 mil-laut = 1,852 km
tekanan pascal Pa
muatan listrik coulomb c A.s Massa kilogram (kg) satuan massa atom 1 amu = 1 Sma = I,66 x 10-27 kg
(sma atau amu)
beda potensial
listrik volt V m'kq s-t A-1 ; (WA) Volume meter-kubik (ms) liter (L) 1 L= 10-3ma = 1 dm3= lQ3963
A2 ; (v/A) galon 1 galon = 4,546 liter (lnggris)
tahanan listrik ohm o m2 kg s't
1 galon = 3,785liter (Amerika)
hantaran listrik siemen S m-' ko'' sl A' ; (f,t'' barel 1 barel = 163,655liter (lnggris)

kaoasitansi listrik farad F m-'ko-'sa A-2 ; (cM 1 barel = I5B,983liter (Amerika)

fluks maqnet weber Wb m' kq s"'R'l ; (V.s) Temperatur kelvin (K) 'Celcius ('C) tc =k-273,15
'Fahrenheit ("F) tr = 9/5 tr - 459,7
rapat fluks magnet tesla T kgs-2 A-1 ; 1Wb/m'z)
(induksi maonet) Wahu detik (s) menit (men) 1 men=60s
induktansi henry H m' kq s'' A'2 ; (wblA)
Gaya newton (N);(kg.m/s2) dyne (dyn) 1N=105dyn
fluks cahava lumen /m cd,sr
iluminasi lux /x m-'Cd sr; (mlmz) Tekanan pascal; (Pa); (kg/mz) atmosfer (atm) 1 atm = 1,01325x 10s Pa
bar 1 bar = 105 Pa
mmHg 1 mmHg =133,322Pa
torr Itorr=1mmHg
LAMPIRAN 2. TETAPAN FISIKA DAN KIMIA
Energi joule (J) energi (erg) l erg = 1gz-z ,1
Bilangan Avogadro N = 6,022 x 1023 mol-l
kalori (cal) 1 cal = 4,184 J
Satuan Massa Atom (s.m.a; amu) isma=1,G6x10-27kg elektron-volt (eV) 1 eV = 1 ,602 x '10-1e J

Muatan Droton m"=1,673x10-27kg BTU 1 BTU = 1055,056J

Muatan elektron ,1" = O,t 10 x 10-31 kg Daya watt Daya kuda lwatt=1Js't
Muatan Listrik e=1,602x10-''C 1 watt = 1,341 x 10-s daya kuda
Tetapan Faraday f = N.e = 96500 C.ekuivalen'' Hantaran stemen mho lmho=lsiemen
R = 8.314 JK-1 mol-1 Listrik 1 siemen = 1 amper per volt = 1 ohm-l
Tetapan Gas
= O,OAZ L.atm.K1 mol-1 Gelombang frekuensi fresnel 1 fresnel = lQr2 l{7 = lQ12 g-1
= 1,987 cal.K1 mol-1
k = 1,381 x1o-23J.K' Viskositas dyn crp-z poise 1 poise
Tetaoan Boltzmann = 1 dyn cm-z
Pi x =3,142 Kimia mol mmol 1 mol= 1000 mmol
Keceoatan CahaYa (dalam vakum) c = Z,ggg x 108 m.s-I
Tetaoan Planck h = 6,626 x 10-o J.s
Tetapan Rydberg A = l,OgZ+ x 105 cm-'

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Lampiran-Lampiran


214
;:
215
LAi/tPlRAN 4. KELIPATAN DAN SUBKEUPATAN DALAM SATUAN Sl LAIIIPIRAN 6. TmK DIDIH AR TERHAITAP TEKANAN
I
kelipatan awalan ,simbol subkelipatan I awalan I simbol Tekanan Titik Didih Tekanan Titik Didih Tekanan Titik Didih
1 ( mmHg ) fc) ( mmHg ) fc) ( mmHg ) fc)
10 deka da 10-1 desi
700 97,714 735
1o2 hekto '10'' centi
99,067 770 100,366
705 97.910 740 99,255 775 100,548
103 kilo k milli m 710
10" mega M --10-310-" mikro p 98,106 745 99,443 780 100,728
715
-gise 1o"t nano ; 98,300 754 99,630 785 100,908
-1n1012 tera - 10-12 Piko P
720
725
98,493 755 99,815 790 101 ,097

10'--pq,g--i--- f 98,686 760 100,000 795 101


1018 exa E 1oi6-atto -a 730 98,877 765 100,194 800 101,441
-"
LAMPIRAN 7. TEKANAN UAP AtR (pH2O) DALAM mm Hg TERHADAP
LAMPIRAN 5. SIFAT-SIFAT AIR (*) suHU fc) *
oc Pxro oc Puro oc oc oc
Pnro Psro Pnro
Massa jenis (s/cm3)
?:3ffi61 0 4,58 2A 17,54 29 30,04 65 187,5 96 657,6
o.ggzot'u 5 6,54 21 18,65 30 31,82 70 233,7 98 707,3
0,95g3g100
10 9,21 22 19,93 35 42,2 75 299,1 100 760,0
Panas Penguapan (kJ.mol-1) : 44,94 pada 0'C 12 10,52 23 21,07 40 55,3 80 355,1 142 815,9
44,02 pada25"C 14 11,99 24 22,39 45 71,9 B5 433,6 104 857,1
40,67 pada 100"C '!6 13,63 25 23,76 50 92,5 90 525,8 106 937,9
17 14,53 26 25,21 55 1 18,0 92 567,0 108 1004,4
18 15,48 27 26,74 60 149,4 94 610,9 110 1074,6
Entalpi Pembentukan, AHor HzO(/) : -285,8 Kj.mol-1 19 16,48 28 28,35
Tetapan Dielektrik, r: 80,37 IZOfQ)
79,54 (25lJC)
LAMPTRAN 8. MASSA-JEN|S (D) AtR PADA BERBAGATSUHU
regansan Permukaan, ,, t?,,l?8yffii:il Suhu d Suhu d Suhu d
[,S:31 (oc) (o/cm31 (oc) (o/cm3; (oc) (g/cm3)
Viskositas, v : 0,010019 Poise (20oC) 0 0,99997 35 0,99567 70 0,97781
Hantaran Jenis Listrik, : 5,8 x 10-6 siemen (25oC) 4 1,00000 3B 0,99299 75 0,97489
10 0,99999 40 0,99224 BO 0,97193
15 0,99973 45 0,99025 B5 0,96865
18 0,999't3 50 0,98807 90 0,96534
20 0,99862 55 0,98573 95 0,96192
25 0,99823 60 0,98324 100 0,95839
30 0,99707 65 0,98059

216 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Lampiran-Lampiran


217
\

LAMPIRAN 11. MASSAJENIS DAN KADAR DARI LARUTAN AMONIUM


LAMPIRAN L MASSA JENIS (D) DARI BEBERAPA CAIRAN
HIDROKSIDA PADA 2OOC
d Suhu d Suhu
ZatCalr Zat Cair (s.cm-1 tocl 7"(blbl d Y"(glLl
(g.cm'') (oc) "/"(blbl M Y"(glL) d M
NHs NH4OH (slt-; (mol/L) NHs NH+OH (slt-; (mol/L)
1,000 4 Asam Karbolat 0,96 15
Air
1,05 20 0.5 1.03 0,9960 0,292 9,5 19,55 0.9575 5,352
Air laut 1,025 15 Asam Asetat
1,0 2,06 0,9938 0,584 10,0 20,58 0,9538 5,623
0,810 0 Asam Format 1,22 20
Metanol 1.5 3,09 0.9917 0,873 11,0 22.64 0.9502 6,161
0,791 20 Gliserin 1,260 o
Etanol 2,0 4,12 0,9895 1.162 12,A 24,70 0,9566 6,695
Aseton 0,792 2A Gasolin 0,67 2.5 5.15 0.9891 1,449 13,0 26.76 0.9466 7,226
Eter 0,736 0 Kerosin 0,82 3,0 6,17 0.9870 1,736 14,0 28,81 0,9431 7.753
1,293 0 Terpentin 0,87 3.5 7,20 0.9849 2,421 15,0 30,87 0.9396 8,276
Karbon disulfida
0,925 15 4,0 8,23 0.9828 2.304 16,0 32.93 0,9361 8,795
Karbon Minyak KelaPa
4.5 9,26 0,9790 2,s87 17,O 34.99 0.9327 9,311
tetraklorida 1,595 20
1,031 5,0 10,29 0,9770 2.868 18,0 37,05 0,9294 9,823
Kloroform 1,489 20 Susu
5.5 11,32 0,9750 3,149 19.0 39,1 0 0.9261 10,332
Benzen 0,90 0 6,0 12,35 0.9730 3.428 20,0 41,16 o,g22B 10.838
6,5 13,38 0,9710 3,706 22,O 45.28 0,9164 11.839
7,O 14.41 0.9690 3.983 24,4 49,40 0,9102 12.827
LAMPIRAN 10. KOMPOSISYKEPEKATAN BEBERAPA ASAM'BASA 7,5 15,44 0,9671 4,259 26,0 53.51 0,9040 13.802
ANORGANIK 8,0 16,47 0.9651 4.534 28,O 57,63 0,8980 14.764
8,5 17,49 0,9632 4,807 30,0 61,74 0,8920 15,713
Rumus Massa- Molaritas y" (blb)
Zat Anorganik Mr jenis 9,0 19,52 0,9613 5,080
Kimia
17,5 99"100 Keterangan: d =massa-jenis; G = massa NHs; dan M = molaritas.
Asam Asetat Glasial cHscooH 60,05 1,05
Acam Flrrnrirla HF 20,01 1,17 28,9 48-51
HCI 36,46 1 ,',l8 12,0 36,5-38 LAMPIRAN 12. MASSA JENIS DAN KADAR DARI LARUTAN ASAM
Asam Klorida
Asam Bromida HBr 80,93 1,5 9,0 47-49 KLORTDA PADA 2OOC
HI 127,91 1,5 5,5 47-47,5 o/ o/
Asam lodida d /o d o/
d
Acam Nitrat HNO. 63,01 1,42 16,0 72 (b/b) (g/L) slL (b/b) (g/l-) slL (b1b) (g/l-) slL
Acam Srrlfat H,SO, 98,08 1.84 18,0 95-98 1 1,0032 10,03 14 1,0675 149.5 28 1,1392 319,0
HgPO+ 98,00 1,69 14,7 85 2 1,0082 20,16 16 1.0776 172.4 30 1,1493 344,8
Asam Fosfat
NH4OH 35,05 0,90 14,8 28-30 4 1,0181 40,72 18 1,0878 195,8 32 1,1593 371,0
Amonium Hidroksida
6 1,0279 61,67 20 1.0980 219,6 34 1,1691 397,5
8 1,0376 83,01 22 1 ,1083 243,8 36 1 .1789 424,4
10 1,0474 104.7 24 1,1 187 268,5 38 1 ,1 885 451,6
12 1,0574 126,9 26 1 ,1290 293,5 4A 1 ,1980 479,2

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Lampiran-Lampiran 219


218
LAMPIRAN 13. MASSA JENIS DAN KADAR DARI LARUTAN ASAM LAMPIRAN 15. MASSAJENIS DAN KADAR DARI LARUTAN ASAM
FORMAT PADA 2OOC NITRAT PADA 2OOC
d o/ o/
d d lo d /o d d
g/L (b/b) (g/u) glL (bib) (s/L) g/L (b/b) (g/L) slL (b/b) (s/u1 glL (b/b) (s/L) glL
(b/b) GiL)
1 1,0019 10,02 25 1,0609 265,2 70 1,1655 815,9 1 1,0036 10,04 25 1,1409 286,7 70 1,4134 989,4
2 '1,009'1 20,18 26
2 1,0044 20,09 26 1,0633 276,5 75 1.1769 882,7 1 ,1 534 2gg,g 75 1,4337 1075
3 1,0070 30,21 28 1.0681 299,1 BO 1,1860 948,8 3 1,146 30,44 28 1,1666 326,6 80 1,4521 1162
4 1,0093 40,37 30 1,0729 321,9 85 1,1953 1016 4 1,0201 40,80 30 1,1800 354,0 85 1,4686 1248
5 1 .01 15 50,58 33 '1,0800 356,4 90 1,2044 1084 5 1,0256 51,28 33 1,2002 396,1 90 1,4826 1334
10 1,0246 102,5 35 1,0847 379,6 92 1,2078 1111 10 1,0543 105,4 35 1,2140 424,9 92 1,4873 1 368

12 1,0296 123,6 37 1,0895 403,1 94 1,2117 1 139 12 1,0661 127,9 37 1,2270 454,0 94 1,4912 1402
14 1,0345 144,8 40 1,0963 438,5 95 1,2140 1 153 14 1,0781 150,9 40 1,2463 498,5 95 1,4932 1418
15 1,0370 155,6 45 '1
,1085 498,8 96 1,21s8 1167 15 1,0842 162,6 45 1,2783 575,2 96 1,4952 1 435
16 1,0393 166,3 50 1,1207 560,4 97 1,2170 1 180 16 1,0963 174,4 50 1,3100 655,0 97 1,4974 '1452
18 1,0441 187,9 55 1 .1 320 622,6 9B 1 ,2183 1194 18 1,1026 19&5 55 1,3393 736,6 98 1,5008 1471
20 1,0488 209,8 60 1,1424 685,4 99 1.2202 1 208 20 1,1150 223,0 60 1,3667 820,0 99 1,5056 1491
22 1,0537 231,8 65 1,1543 750,3 100 1,2212 1221 22 1,1276 248,1 65 1 ,3913 904,3 100 1 ,5129 1513
24 1,0585 254,0 24 1,1404 273,7

LAMPIRAN 14. MASSAJENIS DAN KADAR DARI LARUTAN ASAM LAMPIRAN 16. MASSA JENIS DAN KADAR DARI LARUTAN ASAM
ASETAT PADA 2OOC SULFAT pAon zooc
o/ o/ o/ d
/o d /o d to o/
d o/
(b/b) (sit-1 slL (b/b) (s/l-1 slL (b/b) (oil-1 slL glL
/o d /o d
glL
(b/b) (sll-1 (b/b) (slL) slL (b/b) (s/t-1
1 0,9996 0,996 25 1,0326 358.2 70 1,0685 748,0 1 1,0051 10,51 25 1,1783 294,6 70 1,6105 1127
2 1 ,00'12 24,42 26 1,0338 268,8 75 1,0696 802,2 2 1 ,01 18 20,24 26 1,1962 308,4 75 1,6692 1252
3 1,0025 30,08 2B 1,0361 290,1 80 1,0700 856,0 3 1,0184 30,55 28 1,2023 336,6 80 1,7272 1382
4 1,0040 40,16 30 1,0384 311,5 85 1,0689 908,6 4 1,0250 41,00 30 1 ,2185 365,9 85 1,7786 1512
5 1,0055 50,28 33 1,0417 343,8 90 1,0661 959,5 5 1,0317 51,59 33 1,2432 410,3 90 1,8144 1633
10 1,0125 101,3 35 1,0438 365,3 92 1,0643 979,2 10 1,0661 106,6 35 1,2599 441,0 92 1,8240 1 678
12 1,0154 121,8 37 1,0459 387,0 94 1,0619 998,2 12 1,0902 129,6 37 1.2769 472,5 94 1,8312 1721
14 1,0182 142,5 40 1.0488 419,5 95 1,0605 1007 14 1,0947 153,3 40 1,3028 521,1 95 1,8377 1742
15 '1
,0195 152,9 45 1,0534 474,0 96 1,0588 1016 15 1,1020 165,3 45 1,3476 606,4 96 1,8355 1762
16 1,0209 163,3 50 1,0575 528,8 97 1,0570 1 025 16 1,1094 177,5 50 1,3951 697,6 97 1,9364 1781
18 1,0236 184,2 55 1.061 1 583,6 98 1,0549 1034 18 1,1243 202,4 55 1,4453 794,9 98 1,8361 1799
20 1,0263 205,3 60 1,0642 638,5 99 1,0524 1042 20 1,1394 227,9 60 1,4983 899,0 99 1,8342 1816
22 1,0288 226,3 65 1,0666 693,3 100 1,0498 1 050 22 1 ,1548 254,1 65 1,5583 1010 100 1,8305 1 831
24 1,0313 247,5 24 1,1704 280,9

220 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Lampiran-Lampiran 221


LAMPIRAN 17. MASSAJENIS DAN KADAR DARI LARUTAN ASAM LAMPIRAN 19. UNSUR KtMtA Dl DALAM AtR LAUT* (UNTUK pER LITER
FOSFAT PADA 2OOC ArR LAUT)

7" d
o/o
d % d
slL
o 857,00 g C 28,00 mg P 70,00 pg Sn 3,000 pg
s/L H 108,00 g
(b/b) G/L) s/L (b/b) (s/L) (b/b) (s/L)
Sr 8,10 mg I 60,00 pg Mn 2,000 pg
1 1,0038 10,04 22 1,1263 247,8 65 1,475 958,8 cl 1g,00 g B 4,60 mg Ba 30,00 pg V 2,000 pg
2 1,0092 20.18 24 1,1395 273,5 70 1,526 1 068 Na 10,50 g Si 3,00 mg Al 10,00 pg Ag 0,300 pg
4 1,0200 40,80 26 1.'t529 299,8 75 1,579 1 184 Mg 1,35 g F 1,30 mg Fe 10,00 pg Co 0,027 trtg
6 1,0309 61.85 28 1,1665 326,6 80 1,633 1306 S 885,00 mg Ar 0,60 mg Zn 10,00 pg Hg 0,003 pg
I 1,0420 83,36 30 1,1805 354,2 85 1,689 1436 Ca 400,00 mg N 0,50 mg Ni 5,40 pg Pb 0,003 pg
10 1,0532 105,3 35 1.216 425,6 90 1.746 1571 K 380,00 mg Li 0,18 mg As 3,00 pg Bi 0,002 pg
12 1,0647 127,8 40 1,254 501,6 92 1,770 1628 Br 65,00 Rb 0,12 mg Cu 3,00 Au 0,001
45 1,293 581,9 94 1,794 1 686
14 1,4764 150,7
1,335 667,5 96 1 .819 1746 LAMPIRAN 20. BOTOL PLASTIKYANG DIGUNAKAN DI LABORATORIUM
16 1,0884 174,1 50
1.1008 198.1 55 1.379 758.5 98 1,844 1 807 Suhu Terhadao REAGEN: Pelarut
18 Penam-
1,426 855,6 100 1,870 1 870 Bahan Plastik tertinooi Asam Basa Organik yg.
20 1,1134 222,7 60 pilan (oci" Lemah Kuat Lemah Kuat Menyerang
PTFE (teflon) B 250-300 st st St st tidak ada
LAMpIRAN 18. MASSA JENIS DAN KADAR DARI GLISERIN PADA 20oC Polipropilena T &1/zT 1 20-1 30 sl t* st st 2

o/o o/
to d /o d
TPX (polimetilpentena) T 170-180 SI r St st 1:2
d s/L Polistirena
s/L (b/b) (sll-1 s/L (h/b) (s/L) T 85 SI al St st umumnva
(giL)
(b/b)
25 1,0597 264,9 70 1,1808 826,6
Politena (HD) 1/2T &B 100-110 st r st St 2
1 1,0006 10,01 Politena (LD) 1/zT
80-90 t t* ST St 'l;2
1,0030 20,06 26 1,0622 276,2 75 1,1944 895,8
2 PVC (polivinilklorida) T&B 50-70 t at t t 2;3;4
1,0053 30,16 28 1,0674 208,9 80 1,2079 966,3
3 Nilon 1/2T &B 120 t Tt t at tidak ada
4 1.0477 40,31 30 1,0727 321,8 B5 1.2214 1038 Polikarbonat T 120-130 t Tt at tt umumnya
33 1,0806 356,6 90 1,2347 1111
5 1 ,0101 50,51 Keterangan:
102,2 35 1,0860 380,1 92 1,2401 1141 B = buram ; T = tembus-pandang ; %T = setengah tembus-pandang.
10 1,0221
1,0271 123,3 37 1,0914 403,8 94 1,2455 1171 st=sangattahan;at=agaktahan; t=tahan; t*=tahan(kecuali adaoksidator); tt=tak
12 tahan; 1= hidrokarbon; 2 = klorohidrokarbon; 3= keton; 4=etersiklik.
144,5 40 1,0995 439,8 95 1,2482 1 186
14 1,0320
1,0345 155,2 45 1,1128 500,8 96 1.2508 1201
15 LAMPIRAN 21. AWALAN DALAM TATANAMA KIMIA
1,0370 165,9 50 1,1263 563,2 97 1,2534 1216
16
1B 1,0420 187,6 55 1,1398 626,9 98 1,2559 1231 1 mono 6 heksa 11 Undeka 20 ikosa
20 1,0470 209,4 60 1 .1533 692,0 99 1,2584 1246 2di 7 hepta 12 Dodeka 21 henikosa
758,6 100 1,2609 1261 3 tri 8 okta
22 1,0520 231,4 65 1 ,1670 13 Trideka 22 dokosa
24 1,0545 242,5 4 tetra 9 nona 14 tetradeka 23 trikosa
5 penta 10 deka 15 pentadeka 30 trikonta

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Lampiran-Lampiran 223


222
LAMPIRAN 22. NAMA GUGUS SEBAGAI ION DAN SEBAGAI LIGAN LAMPIRAN 24. PERKIRAAN NILAI PH CAIRAN PADA 25OC

Gugus Nama lon Nama Ligan Gugus Namalon Nama Ligan pH Asam pH Basa
F- fluorida fluoro H' hidrida hidrido (hidro)* HCI 1 N 0,1 NaOH 1 N 14,0
Cl klorida kloro CN- sianida siano 0,1 N 1,1 0,1 N 13,0
CNS tiosianat tiosianato 0,01 N 2,0 0,01 N
Br" bromida bromo 12,0

l- iodida iodo NCS- isotiosianat isotiosianato HzSO+ 1 N 0,3 KOH 1 N 14,0


0,1 N 1,2 0,1 N
O-2 oksida okso NOz nitrit nitrito
0,01 N
13,0
2,1 0,01 N 12,0
O{' peroksida perokso NOs' nitrat nitrato
H2SO3 0,1 N 1,5 Na2Si03 0,1 N 12,6
OH- hidroksida hidrokso S2 suffida sulfo
H3PO4 0,1 N 1,5 Ca(OH)z jenuh 12,4
HzO aquo CH3COO- asetat asetato H2C2Oa 0,1 N 1,6 NasPO+ 0,1 N 12,0
NHs ammin (COO)22- oksalat oksalato Asam tartrat 0,1 N 2,2 NazCOs 0,1 N 11,6
CO karbonil sitrat
Asam 0,1 N 2,2
NH4OH 1N
HCOOH 0,1 N 2,3 11,6
0,1 N
Keterangan:
* nama hidrido dan hidro; keduanya digunakan untuk hidrogen terkoordinasi, hanya
cH3cooH 1 N 2,4 0,01 N
11,1
10,6
0,1 N 2,9
nama hidro biasanya terbatas untuk senyawa-senyawa boron.
0,01 N 3,4 KCN 0,1 N 11,0
c6H5cooH 0,01 N 3,1
Fe(oH), jenuh 9,5
LAMPIRAN 23. DERAJAT IONISASI (cr) LARUTAN DARIASAM, BASA, H2CO3 jenuh 3,8
CaCOs jenuh 9,4
DAN GARAM PADA 18OC HzS 0,1 N 4,2 Na2BaOT 0,1 N 9,2
HCN 0,1 N 5,1
NaHCOs 0,1 N 8,4
Asam-asam d Asam-asam d
H3BO3 0,1 N 5,2
HNOe'l N 0,82 HaBOs 0,1 M 0,0001
HCIlN 0,784 HCN 0,1 M 0,0001
*
H2SO41 N 0,510 HMnO+ 0,5 N 0,933
HFl N 0,070 HI 0,5 N 0,901 * pH Cairan Biologis
HeCzO+ 0,1 M 0,5 HBr 0,5 N 0,899 "* darah (m) 7,3 -7,5 air liur (m) 6,5 - 7,5
Asam Tartrat 0,'l M 0,082 HCIO4 0,5 N 0,880
HCIO3 0,5 N 0,878 * darah (h) 6,9 - 7,2 empedu (m) 6,8 - 7,0
cH3cooH 1N 0,004
*
HzCOs 0,1 M 0,0017 HCl0,5 N 0,876 susu (h) 6,6 - 7,6 urin (m) 4,A - 8,4
H2S 0,1 M 0,0007 H3PO4 0,5 N 0,170
Keterangan:
Basa-basa d Basa-basa d Basa-basa d . Rumus molekul untuk:
Asam tatrat, (HOOC)(OH)HCCH(OH)(COOH)
KOH 1N 0,77 Ba(OH)2 1N 0,69 Sr(OH)z N/64 0,93* Asam sitrat, (HOOC) (OH)C(CH2COOH)2
NaOH 1N 0,73 LiOH 1N 0,63 Ba(OH)z N/64 0,92" .m=manusia; h=hewan.
NH4OH 1N 0,004 Ca(OH)a N/6a 0,90*

Garam yang mudah larut (0,1N) dengan tipe:


R*R- {misal KCl; NaNOs}: c{, = O,BG (R*)rR'- {KzSO+; Na2CO3}: a = 0,72
R**(R-), {BaClz; Ca(Nos)z}: u = 0,72 p+2ge-{CuSo+; FeSoa}: ct = 0,45

pada temperatur 25'C.

224 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Lampiran-Lampiran


225
LAMPIRAN 25. TETAPAN DISOSIASIASAM.ASAM ORGANIK DALAM No. Nama Asam Orqanik Tahap K pK
PELARUT AIR (25oC) p-Ftalat
33. 1 3,1 x 10-l 3,51
Tahap K pK 2 1,5x105 4,82
No. Nama Asam Organik o
34. frans-Fumarat 1 9,30 x 10 3,03
1 Adipamat 2,35 x 10-s 4"63 2 3.62 x 105 4,44
'l 3,71 x 10-" 4,43
2. Adipat C5. Furoat 6,76x10-a 3,17
2 3,87 x 10'6 5,41
36. Gallat 3,9 x 10 4,4'l
3. Akrilat 5,6 x 10 4.25
37. Glikol 6 x 10-'' 14,22
4. Alloksanat 2,3 x'10-' 6,64
38. Glikolat 1.48x't0"
'l
3,83
5. cr-Aminoasetat (qliserin) ,67 x 10-' 9,78 39. Gliserol 1,7x10- 14.15
6. o-Aminobenzoat 1 ,07 x 10' 6,97 40. Glisin 1 ,67 x 10' 9.78
7 m-Aminobenzoat 1 ,67 x 10-' 4,78 41. Glutaramat 3,98 x 10-" 4.60
8. o-Aminobenzoat 1,2x10 4,92 42. Glutarat 1 4,58 x 10 5 4,31
9 o-Aminobenzosulfonat 3,3 x 10 2.48 2 3,89 x 10
6
5.41
10. m-Aminobenzosulfonat 1,85 x 10 3,73 43. Hidrokuinon 4,5 x 10-' ' 10,35
11 o-Aminobenzosulfonat 5,81 x 10-" 3.24 44. Histidin 6.7x10' 9,17
12. Anisat 3,38 x 10-" 4,47 45. lodoasetat 7,5 x 10-* 3.12
13. Asetat 1 ,76 x 10-' 4,75 46. Itakonat 1 1 .40 x 10-a 3,85
14 Asetoasetat 2,62x1O-* 3,58 2 g,SO x tO-' 5,45
15. Askorbat 1 7.94 x 10-s 4,10 47. n-Kaproat 1,43x105 4.83
2 1,'62 x 1O-12 11,79 48. r.so-Kaproat 1.46x10 4,84
16. d/-Aspartat 1 ,38 x 10-a 3,86
1
49. Karbolat 1,28 x 10-'' L89
2 1 ,51x10-10 9,82 50. Kloroasetat 1 ,40 x 10-" 2,85
17. Barbiturat 9.8 x 10-5 4,01 51. o-Kresol 6.3 x 10-' ' 10.20
18. Benzoat 6,46 x 10-" 4,19 52. m-Kresol 9,8 x 10-'' 10,01
19. Benzosulfonat 2.0 x 10-' 0.70 53. p-Kresol 6.7 x 10-" 1A j7
20. n-Butirat 1,54 x 10 4,81 54. Kuinolat 3 x 10-" 2.52
21. iso-Butirat 1,44x10" 4,84 55. Lvsin 2,95 x 10-' 10,53
22. Difenilasetat 1,15 x 10 3.94 56. Malat 1 3,9 x 10-" 3,40
'
23. Dihidroksimalat 1 ,12 x 10- 1,95 2 7,8 x 10-6 5,11
24. Dihidroksitadrat 1.20x10 1.92 57. Maleat 1 1,42 x 1O-l 1,83
25. Dikloroasetat 3,32 x 10 1.48 2 8,57 x 10 ' 6,07
26. Dikloroasetilasetat 7,8 x 10-" 2j1 58. Malonat 1 1 ,49 x 10-' 2,93
27. Etilbenzoat 4,47 x 10" 4.35 2 2,03 x 10-6 5,69
28. Etilfenilasetat 4.27 x 1O-" 4,37 59. d/-Mandelat 1,4 x 10 3.85
29. Fenilasetat 5,2 x 10' 4.28 60. Misitilenat 4,8 x 10-' 4.32
30. Format 1.77 x 1O-' 3.75 61. Mesakonat 1 8,22 x 1O-o 3,09
31. o-Ftalat 1 1 .3 x 10-' 2,89 2 1 ,78 x 10-5 4,75
2 3,g x tO-u 5,51 62. Metilmalonat 1 ,17 x 10-o 3,07
32. m-Ftalat 't 2,9 x 10-l 3,54 63. Metilsuksinat 1 7.4 x 1O-' 4,13
2 2,5 x 10-5 4,60 2 Z,g x tO-6 5,64
64. Naftalensulfonat 2,7 x 1O-' 0,57

226 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Lampiran-Lampiran 227


\

No. Nama Asam Organik Tahap K pK LAMPIRAN 26. TETAPAN DISOSIAS! BASA.BASA ORGANIK DALAM
PELARUT AtR (2s "C)
65. cr-Naftoat 2 x 1O-a 3,70
66. B-Naftoat 6,8 x 10-" 4,17 No. Nama Basa Organik Tahap K pK
67. cr-Naftol 4,6 x 10-10 9,34 1. Akridin 2,63x 10 6
5,58
68. B-Naftol 3,1 x 10''" 9,51 2. cx-Alanin 4,52x 10" 2,34
69 o-Nitrofenol 6.8 x 10-" 7.17 3 Anilin 2,34 x 10' 4,63
70. m-Nitrofenol 5,3 x 10 8,28 4. Arginin 1 1 ,51 x 10' 1,82
7'.1. p-Nitrofenol 7x1 0 7,15 2 1.01 x 10e 8.99
72. Oksalat 1 5,90 x 10' 1,23 5. Asetamida 2,34 x 10' 0,63
2 6,40 x 10-5 4,19 6. Asparagin 1 6,12 x 10 " 2,21
e
73. Pikrat 4,2x 1O'1 0,38 2 1.41 x 10 8,85
74. Pimelat 3,09 x 10-s 4,71 7. Benzidin 1 2,19 x 10-s 4,66
75. Propionat '1.34 x 10-" 4.87 2 2.69 x 10-a 3,57
76. Pyrokatekol 1 ,4 x 10-1o 9,85 8. Benzilamin 4.67 x 10'10 9,33
77 Resorsinol 1,55 x 10 9,81 L Dimetilamin 1 ,85 x 10-' ' 10.37
78. sis-Sinamat 1,3x104 3.89 10. Etilamin 1 ,56 x 10-" 10.81
,|
79. frans-Sinamat 3,65 x 10-5 4,44 11. Glisilserin 1.04x10" 2,98
7.10 x 10- 3,14 2 4',17 x 1Os 8.38
80. Sitrat 1
3
2 t,Oax tO-u 4,77 12 Glisin 1 4.46 x 10 2,35
3 4,1x1O-' 6,39 2 t.'eg x t O-10 9,78
Suksinat 6,89 x 10-" 4,16 13 d/-Histidin 1 1 ,58 x 10-l 1,80
81. 1

2 Z.+Z x lO-6 5.61 2 9,12 x 10-' 6,04


1o
3 4,67 x 1O 9,33
82. Sulfamilat 5.9 x 10-" 3,23
14 lmidazo 1,11 x 10'' 6,95
83. cr-Tartrat 1 1 ,04 x 10-" 2,98
lsoleusin
15 1 4.81 x 10-" 2,32
2 4.55 x 10'5 4.34
2 1,1+ x l}ro 9,76
84. meso-Tartrat 1 6 x 10-" 3,22
2 1 ,53 x 10-5 4.82 16. Kuinin 1 3,02 x 10-e 8,52
2 7,41 x 1O'5 4,13
85. Tereftalat 3.1 x 10 3,51
4,7 x 10
17. Kuinolin 1 .25 x '10 4,90
86. Tioasetat 3,33
1,22x 10" 18. Leusin 1 4,70 x 10o 2,33
87. o-Toluat 3,91
2 1 ,80 x 10-10 9.74
88. m-Toluat 5.32 x 10' 4,27
19. Metilamin 2,70 x 10-" 10,66
89. p-Toluat 4.33 x 10 4.36
20. Metionin 1 6,02 x 10 " 2,22
90. Trikloroasetat 2x10' 0,70 2 5.37 x 10
1o
9.27
91. Triklorofenol 1x10 6,00 21. o-Naftilamin 1 ,20 x 10-' 3,92
92. 2,4,6-Trinitrofenol 4,2 x 10-' 0.38 22. B-Naftilamin 6,92 x'10-" 4,16
93. Trvptofan 4.2x 10- 9,38 23. Norleusin 4,62 x 10-' 2.34
94. Tvrosin 3,98 x 10 8,40 24. Penantridin 2,63 x 10 5,58
95. Urat 1 .3 x 10-" 3,89 25. 1 ,10-Penantrolin 1.44 x 1O-" 4,84
96. n-Valerat 1,51 x10 4.82
26. Perimidin 4,47 x 1O-' 6,35
97. iso-Valerat 1,7x10 4.77
27. Piperazin .48 x 10-''
1 1 9,83
98. Veronal 3.7 x 10-" 7,43 2 2,76 x 10
6
5,56
99. Vinilasetat 4.57 x 10 4.34

228 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Lampiran-Lampiran 229


\

K pK LAMPIRAN 27. TETAPAN DISOSIAS! ASAM.ASAM ANORGANIK DALAM


No. Nama Basa Organik Tahap
LARUTAN AIR (25oC)
28. Pioeridin 7,53 x 10-12 11,12
29. Prolin 1 1,11 x 10-' 1,95 Rumus Kimia Nama Asam Tahap K pK
2 2-.29 x 10'11 10.64 3
HaAsO+ Asam Arsenat 1 5.62 x 10 2,25
30. Purin 5.0't x 10-' 2.30 2 t.ZO x t 0-' 6,77
31. Pvrazin 2.24x1Q-' 0,65 3 3,'95 x 1O-'2 11,60
32. Pvridazin 5.76 x 10 2.24
H.AsO. Asam Arsenit 1 6 x 10-' 9.23
33. Pvridin 5,62 x 10-" 5,25 H3BO3 Asam orto-Borat 1 7.3 x 10-'" 9,14
34. Serin 1 5.49 x 10-o 2,19 2 t,B x tO-" 12,74
2 6.19 x 10-10 9.21 3 1 ,6 x 1O-10 13,80
35. Sinotin 4,27 x1O-o 2,37 * *
HzB+Oz Asam Tetraborat 1 1O'a 4,00
36. Sistin 1 1.25 x 1O-' 1,90 2 = 10-e = 9,00
2 S,ZO x t O-e 8.24
H3PO4 Asam orto-Fosfat 1 7.52x 1O'" 2,12
37. Taurin 2 8,69 x 10-'u 9,06 2 O.Zgx t O-8 7,21
38. Tiazol 3.63 x 10-' 2,44 3 2i..2x'to-'3 12.67
39. o-Toluidin 3.63 x 10-" 4,44 HsPOs Asam Fosfit 1 1 ,0 x 10-" 2,OO
40. m-Toluidin 1.86 x 10' 4.73 2 2.6 x 10-' 6.ss
41. p-Toluidin 8,32 x 10-" 5.08 HnPzOt Asam Pirofosfat 1 1 ,4 x 10-' 0,85
42. Treonin 1 8.16 x 10-" 2,09 2 3,2x102 1,49
2 z.sq x 1o-1o 9.10 3 1 ,7 x 10-6 5,77
43. Trietilamin 9]7 x 1Q-'' 11.01 4 6 x 10-e 4.22
44. Trimetilamin 1 ,55 x 10-' 9.81 Hto Asam Hlooiodit 2,3 x 10-11 10.64
45. Triptofan 1 3.72x10'"1o 2,43 Hlo. Asam lodat 1 ,69 x 10-' 0,77
2 3,'63 x 10 9,44 Hlo" Asam Periodat 2,3 x 10 1.64
46. Tyrosin 2 7.76 x 1O-'" 9,11 HaCOs Asam Karbonat 1 4.30 x 10-' 6,37
3 7',41 x 10-11 10.13 2 s.st x to-11 10.25
47. Urea 7,94 x 10-' 0.1 HCrO Asam Hipoklorit 2.95 x 10-" 4,53
48. Valin 1 5.17 x 10-" 2,29 HCIO, Asam Perklorat 1,78x10 1.77
2 t,'9t x 1O-'o 9,72 HzCrzOr Asam Kromat 1 1 ,8 x 10-'_ o,74
2 3.20 x 10-' 6,49
HNOz Asam Nitrit 4x10 3.40
HCN Asam Sianida 4,93 x 10' 9.31
HzS Asam Sulfida 1 9,1 x 10-' 7,O4
2 '1,1x 10-12 11.96
Hz$Os Asam $ulfit 1
'1,54 x 10-' 1,81
2 1 .02 x 10-7 6.91
HzSO+ Asam Sulfat 2 1,20 x 10 1,92

230 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Lampiran-Lampiran 291


LAMPIRAN 28. TETAPAI{ DISOSIASI BASA.BASA ANORGANIK DALAI LAi'PIRAN 29. INDIKATOR{NDIKATOR ASAi'-AASA
LARUTAN AIR (25oC)
Perkiraan Perubahan
lndikator rentang pH warna
Basa pKb Catatan Basa pKb Catatan
Alizarin 5,6 -7,2 KkeM
NHs 4,75 B L(OH)2 Kuat H 1'l,o - 12,4 M ke Purp
NzH+ 6,05 B Ca(OH). 1,2 P Alizarin Kuning R
10,1 - 12,0 KkeM
NrHu* 14 B Sr(OH). 0,7 P {Asam 5- (p-n itrofen ilazo) sal isilat; garam Na}
NH2OH 8,04 B Ba(OH). 0,6 P Alizarin Meiah S 4,6 - 6,0 KkeM
PHs 28 B ;T Ar(oH)3 8,3 A;C;P Benzoourourin 48 2,2 - 4,2 vtkeM
Brillian Kunino 6,6 - 7,8 KkeJ
LiOH 0,2 P At(oH)2. 9,7 A;C;P
Bromofenol Biru 3,0 - 4,6 KkeB
MOH Kuat Zn(OH)2 6,1 A;H;C;P
{3', 3", 5', S"-letrabromofenolsulfonftalin}
Be(OH)2 5,75 A;C cd(oH), 10,3 A;H;C;P Bromokresol Hijau
3,8 - 5,4 KkeB
Be(OH). 8,6 A;C Hg(OH)z 11,2 H; P {3', 3 ", 5', 5"-tetrabromo-m-kresol-sulfonft alin}

Mg(OH)2 1 H; C AgOH 2 A; H Bromokresol Merah Lembayung 5,2 - 6,8 K. ML


{ 5', 5"-dibromo-o-kresolsulfonftalin}
Mg(OH). 2,6 P;C
Bromoti mol Biru {3',3'Ld bromotimolsu lfonftal n }
i i 6,0 - 7,6 KkeB
Curcumin 7,4 - 8,6 KkeM
Keterangan:
p-Dimetilaminoazobenzen 10,2-11,8
- MOH meliputi Na, K, Rb, Cs.
p-Di meti laminoazobenzen
- L(OH), meliputiCa, Sr, Ba. 2,8 - 4,4 MkeK
{M N-Di meti l-p-fen ilazoan i lin }
- Basa-basa dengan harga pK < 0 ditunjukkan sebagai'kuat'.
0,2 - 1,8 KkeM
A = dapat bereaksi dengan basa-kuat berlebih. 2- (p-Di metilam inofen ilazo) -pi rid in
4,4 - 5,8 MkeK
B = basa Bronsted (penerima proton).
P = sangat peka terhadap medium ionis. m-Dinitrobenzoilen urea 6,4 - 8,0 TbkeK
H = sifat basa hilang pada basa yang sangat rendah kelarutannya. {6,8-Dinitro- 2.4- (1 H)quinazolindion }
C = disosiasi melemah (menghilang) bila terjadi pembentukan kompleks. Diklorofluoresin
f = perkiraan harga yang diturunkan dari perhitungan kinetik. Eritrosin ; qaram dinatriumnya 2.2 - 3.6 JkeM
Etil-bis (2,4-d imeti lfenil) asetat 8,4 - 9,6 Tb-B
EtilJinooa 3,4 - 4,8 MkeK
Etil Merah 4,0 - 5,8 Tb-M
Etil Unqu 0,o - 2,4 KkeB
4 -F enilazodifenilamin 1,2 - 2,6 MkeK
4 -F enilazo -1 ; naft lam i n
i 4,0 - 5,6 MkeK
Fenolftalin 8,2 - 10,0 Tb ke Mm
Fenil Merah { Fenolsulfonftalin } 6,6 - 8,0 KkeM
Feroin { Ferofenantrolin ion } MkeB
5,5'-l ndiqodisulfonat.; garam dinatrium 1 1,4 - 13,0 BkeK

232 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Lampiran-Lampiran 233


/

Perkiraan Perubahan LAMPTRAN 30. INDIKATOR pENDAR-FLUOR (FLUORESEN)


lndikator rentang pH warna
pHOke2
Jingga lV 1,4 - 2,8 MkeK dari oH ke oH
{p- (p-anilinofenilazo) benzensulfonat ; garam Na }
5,2 - 6,8 K-M Benzoflavin 0"3: /K 1,7;lH
Klorofenol Merah {3',3'rDiklorofenolsulfonftalin}
Eosin YS o; wK 3.0 IK
Konqo Merah 3,0 - 5,0 BkeM Eritrosin 0:wK 3,6 IK
o-Kresolftalin 8,2 - 9,8 TbkeM Eskulin 772 1,5 ; Tb 2,o; lB
0,1 - 1,0 MkeK
Kresol Merah {o-Kresolsulfonftalin}
7,0 - 8,8 KkeM pH6keB
KristalUnqu 0,0 - 1,8 KkeB Diazol Kuning-brilian 6,5 ;Tb 7,5; lU
Kumaldin Merah 1,O - 2,2 TbkeM 5,8; /B 8,2; lH
Lakmoid 4,4 - 6,2 MkeB Maonesium 8-hidrokuinolinat 6,5 ;Tb 7,5: lE
Lakmus { azolitmin } 5,0 - 8,0 MkeB 3-Metilumbeliferon 7,0 ;Tb 7,5: lB
Malasite Hiiau 0,2 - 1,8 KkeHB / -Naftol-4-asam sulfonat 6,0;Tb 7,5; lB
Merah Netral 6,8 - 8,0 M ke Amb
1,2 - 2,8 MkeK pH2ke4
Metakresol Ml { m-Kresolsulfonftalin } 7.4 - 9.0 KkeMl Asam Salisilat 2,5:Tb 3,5: /B
Metanil Kuninq 1,2 - 2,4 MkeK Eosin YS 4 ;Tb 4,5 :/H
Metil Hiiau 0,2 - 1,8 KkeB arNaftilamin 3,4;Tb 4,8; lB
3,2 4,4 MkeK pNaftilamin 2,8 ;Tb 4.4: lU
MetilJinqqa { MO }
MetilMerah { MR } 4,8 - 6,0 MkeK
0,0 - 1,6 KkeB pHBkel0
MetilUnqu
o-Naftolbenzen 8,2 - 10,0 JkeB Garam G 9.0: /Bp 9.5: /Bt
m-Nitrofenol 6,8 - 8,6 TbkeK Garam R 9,0;/Bp 9,5; /Bt
p-Nitrofenol 5,4 - 6,6 TbkeK Asam a-Naftionat 9;/B 11;/H
&Naftol 8,6;Tb 9,5;/B
Parametil Merah 3,0 MkeK
1,0 - Asam cr-Naftolsulfonat 8,0;/Bg 9,0;/ut
{p- (p-di metilaminofenilazo) -benzoat ; garam Na}
Kuinin ffb ke 2) 9,5 ;/U 10.0 :Tb
MkeK Natrium 1 -naftol-2-sulfonat 9,0;/Bg 10,0;AJt
PropilMerah 4,8 - 6,6 JkeU
KKeB
1,2 - 2,2 pH4ke6
Timol Biru {Timolsulfonftalin} MkeK
9,0 - 9,6 Diklorofluoresin 4.0: Tb 5,0; /.H
Timolftalin 9,4 - 10,6 TbkeB 3.6-Dioksixanton 5,4:Tb 7,6; l.BU
4 -o -T olilazo-o {o u d i n
I i 1.4 - 2.8 MkeK Eritrosin 772 4.0:Tb 4.5: /.KH
TbkeM Resorufin 4.4: LK 6.4: l.i
/.3.S-Trinitrobenzen 12.0 - 14.0
Asam Kuininat 4.0: w.K 5,0; /.8
2,4,6-Trinitrotoluen 11,5-13,0 TbkeM
Kuinin 5,0; /.8 6,0; /.U
Keterangan:
/= lapisan; w=wamoi B = biru; Bg = biru-gelap; Bp= biru-pudar; Bt= biru
terang; BH = biru-hiiau; BU = biru-ungu; E = emas; H = hijau; J = iingga; K = kuning;
KH = kuning-hrjau; U = ungu; Ut = ungu-terang; P = putih; Tb = tak-berwarna.

234 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Lampiran-Lampiran 235


LAMPIRAN 31. TETAPAN KETAKSTABILAN KOMPLEKS (TETAPAN
DrsosrAsr roN KoMPLEKS)
Rumus Kimia Rumus Kimia
lon Komoleks Tetapan Disosiasi lon Kompleks Tetapan Disosiasi
6
AlFs 1,4 x 10-20 HgCla2- 1,1 x 10-16
Ar(oH)4 1 x 10-3a
,3 Hg(CN)2- 4,0 x 1O-a2
At(oH)2. 7,1 x 10-10 Hglo'- 5,3 x 10-31
cd(NH3)42. 7,5 x 10-8 Ni(NH3)42* 1,0 x 10-8
cd(cN)4-2 1 ,4 x 10-1s Ni(NH3)62* 1 ,8 x 10-e
Co(NH3)62. 1 ,3 x 10-s Ag(NH3)2* 6,0 x 10-8 49,455
co(NH3)63* 2,2 x 1O'3a Ag(CN)2- 1,8 x 10-1e 63,03
Cu(NH3)2* 1 ,4 x 10'11 Ag(S2O3)23' 5,0 x 10-1a 126,91
Cu(NHs)42* 4,7 x 10'15 Ag(S2O3)35 9,9 x 10-15 27,836
Cu(CN)z- 1 ,0 x 10-16 zn(NH3)42* 3,4 x 10-10
Cu(OH). 1 ,0 x 10-8 zn(cN)42* 1 ,2 x 10-18

Cu(OH)2. 5,0 x 10-11 Zn(OH)q2 3,6 x't 0'16


Fe(CN)64- 1,0 x 10-35 Zn(OH). 4,1 x 10'5
Fe(CN)53 1,0 x 10-42 Pb(oH). 1 ,5 x 10-8

HgBra2- 2,3 x 10'22

LAMPIRAN 32. DAFTARZAT.Z,AT BAKU PRIMER VOLUMETRIK


Keterangan: * Sukar untuk mendapatkan 2 molekul air secara pasti,
BE
hanya dengan pembuatan cermat baku primer ini memadai.
Zat Baku Primer Rumus BE
BM

a. asidimetri
s-Difenilquanidin HN:C(NHC"HJ, 1 211,26 LAMPIRAN 33. SIFAT FISIK PELARUT DAN TETAPAN PENURUNAN TITIK
Kalium bikarbonat KHCO. 1 140J2 BEKU MOLAL (KF)
Kalium iodat KlOs 1t6 35,67
Massa-jenis Titik Beku Kr
Natrium karbonat NarCOo anh. 112 53,00 Pelarut (o/ml-; (der/molal)
{oc}
Natrium oksalat NazOuOa 112 67,01 4
Air 1,00 0,0 1,86
Natrium tetraborat (boraks) NazB+Oz.10HeO 112 190,72
Asam asetat (asam etanoat) 1 ,05 '"' 16,6 3,90
b. alkalimetri Asam Format (asam metanoat) 1,22 8,4 2,77
Asam benzoat C^HTCOOH 1 122,12 Asam Stearat (asam oktadekanoat) o,94 71,2 4,50
Asam oksalat {kristal)* H"CrO".2HrO 112 63,03 Benzen 0,88 "' 5,5 4,90
Kalium oksalat-asam KHC2O4 1 128,13 Difenil (fenil benzen) 0,87 71 8,00
't
Kalium ftalat-asam KHC8H4O4 204,22 Difenilamin 1 ,16 '"' 53 8,60
Kalium tartrat-asam KHC"HoOs 1 188,12
Fenol '"' 43 7,40
1 ,06
Natrium tetraborat (boraks) NazB+Oz.10HzO llz 190,72
Nitrobenzen 1,20 5.7 7,OO
Naftalen 1,14 80,5 6,85

236 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Lampiran-Lampiran 237


a

LAMPIRAN 34. SIFAT FISIK PELARUT DAN TETAPAN KENAIKAN TITIK LAMPIRAN 35. DATTAR KELARUTAN, DAN TETAPAN HASILKALI
DrDrH MOLAL (KB) KELARUTAN SENYAWA (25.C)

Massa-jenis, d Tirik Didih lG RUMUS KIMIA


KELARUTAN KELARUTAN
Pelarut Koreksi (*) Ksp
(g.cnr3) fcl (der/molaD (molper liter) (gram per liter)

Air 100 0,51 0,0001 Basa-basa


t4 0,0004 Ba(OH)z 5,00 x 10-3 1,08 x 10-' 18,46
Aseton (2-propanon) o,7g20 56,2 1,71
Asam asetat (asam etanoat) 1,0520
to 117,9 3,O7 0,0008 Ca(OH)z 4,68 x 10-" 1,054 x 10-= 7,809 x 10-1
20l4
2,53 0,0007 Mg(OH)a 5,61 x 10''' 1 1 x 10'a
19 6,526 x 10-3
Benzen o,gg 80,1
t4 Ar(oH)3 3,70 x 10-'" 1 ,082 x 10-a 8,440 x 10'3
Etanol (etilalkohol) o,71g20 78,5 1,22 0,0003
20/4 Mn(OH)z 2,06 x 10-'' 3,721 x 1O-5 3,310 x 10-3
Metanol (metil alkohol) o,7g1 64,8 0,83 0,0002
l4 cd(oH), 5,27 x10'15 1 ,096 x 10-5 1 ,605 x 10-'
Karbon tetraklorida 1,5g20 76,5 5,03 0,0013
Co(OH), biru 5,92 x 10-'5 1,140x 10-' 1 ,060 x 10'o
tu 0,0009
Kloroform 1 ,4g20 61,7 3,63 Co(OH)r pink 1 ,09 x 10-'5 6,483 x 10' 6,026 x 10-*
Karbon dlsulfida 1,262at0 46,2 2,34 0,0006 Ni(oH), 5,47 x 10' 8,178 x 10-" 7,58'l x 10-*
20/4
n-Heksana 0,66 69,0 2,75 0,0007 Zn(OH\z 6,23 x 10-' 2,500 x 10-' 2,485 x 1O'a
Sikloheksana 0,77920 t4 80,9 2,79 0,0007 Fe(OH)z 4,87 x 10'' 2,301 x 10-o 2,068 x 10-a
Nitrobenzen 1,2020 l4 210,8 5,24 0,0013 Cu(OH)z 5,60 x 10-=' 2,410 x'10'' 2,351 x 10-5
Anilin (fenilamin) 1 ,O220
t4 184,6 3,52 0,0009 Pb(oH), 1.42 x |O-'u 1 ,525 x 10-7 3,679 x 10-5
Etilasetat 0,90
20l4
77,1 2,77 0,0007 Hq(OH)z 3.13 x 10-26 1,985x10e 4,657 x 1O''
t4
125,7 0.0010
Sn(OH), 5,45 x '10 1,109 x 10' 1,694 x 10'
n-Oktana o,7o32a 4,O2
20 t4 Fe(OH)o 2,64 x 10' 9,44 x 10-" 1 ,009 x 10-"
Toluen (metilbenzen) a,967 110,6 3,33 0,0008
20l4 Garam Litium
Metilasetat 0,93 57,1 2,15 0,0005
Li2c03 8,15 x 10-o 5,884 x 10' 4,348
Keterangan:
Garam Natrium
(*) Nilai koreksi pada kolom akhir merupakan nilai derajat yang berkurang untuk
setiap mmHg dari perbedaan antara nilai bacaan barometer dan nilai 760 mmHg. NaHC03 1,20x103 3,464 x 10' 2,909
Garam Magnesium
MgCzOa 8,60 x 10 9,274x 10 1,042
MqCzOa.2HzO 4,83 x 10-"
o
MqCO.3 6,82 x 10 2,612 x 10" 2,202x 101
MqF, 7,42 x 1O'1 2,647 x 1O-o 1 ,649 x 10-=
25
Mqr(POo), 9,86 x 10 6,620 x 10'6 1,740x103
Garam Kalsium
Ca(lOa)z 6,47 x 10-o 1.174 x 1O-' 4,577
Ca(lO.q)z.6HzO 7,54 x 1O''
CaSOa anh. 7,10 x 10 8,426 x '10 1 147
CaF" 1,46x1010 3,317 x 10-a 2,590 x 10-=
5 3
CaCOs 4,96 x 10-s 7,043 x 10 7,049 x 10

238 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Lampiran-Lampiran 239


KELARUTAN KELARUTAN KELARUTAN KELARUTAN
RUMUS KIMIA Ksp (mol per liter) (gram per liter) RUMUS KIMIA Ksp
(mol per liter) (gram per liter)
CaCzO+.HzO 2,34 x 10' Garam Timah
Caa(PO+)z 2,07 x 10" 1,139 x 10-' 3,533 x 10-"
SnS 3,25 x 10-28 1,803 x 10-1a 2,718 x 1012
Garam Strontium
Garam Mangan
9,274x 1 1,795
SrCrO+ 3,60 x 1 Mn(lOs)z 4,37 x 107 4,781 x 10-3 1,935
SrFz 4,33 x 1 1,027 x 1O'3 1 ,290 x 10- MnCOs 2,24 x 10-11 4,733 x 10-o 5,441 x 10
3,44 x 1O'7 5,865 x 10-a 1,077 x 10' MnS 4,65 x 10-'o 2,156 x 10-7 1,876 x 10'
SrOzOa.HzO 5,60 x 10-8 Garam Besi
_QrCQ, , 5,60 x 10 ,r-,q99r!E 3,449 x 10
2,36 x 10-6 1,536 x 10'3 ,441 x
sro(Aqo+)z- 4,29x10' 8,314 x 10 ,892 x 10
1
3,07 x 10-11 5,541 x 106
1 10-1

1,00x10 2,474 x 10' 9,552 x 10


Garam Barium .9,92 x 10
Ba(lOo)z 4,01 x 10 1,001 x 10 4,876 x 10
Garam Kobal
Ba(lOs)z.HzO
BaFz 1 ,84 x 10- 3,583 x 10 6,282 x 10' Cos(AsOo)z 6.79 x 10-2s 9,114 x 10-7 4,799 x 10-a
1,225 x 1O-a 2,761 x 10 Co3(POa)2 2,05 x 10-3s 4,525 x 10-8 1,662 x 10
BaCOe 2,58 x 10 _q,oze-xl!l_ 1,002 x1 CoS 5,00 x 10-" 2,236 x 10-1 2,035 x 10
BaSO+ 1 ,07 x 10' 1,034x105 2,413 x 10 3 Garam Nikel
BaCrO+ 1,17 x 1010 1,082 x 1 2,741 x 1O-3
e 4,71x 1O-s 2,275 x 1O-2 9,293
Bas(PO+)z 6,0x1 8,891 x 1O 5,352 x 10-6
1,42 x 1O'7 3,768 x 1O'a 4,473 x 1O-'
Garam Aluminium 4,73 x 1 2,130 x 10 ,-296 x 1o*
[loo. ] e,83 x ro21 |
9,91 x 10-11 I
1,21 x 10-8 1,07 x 10-21 3,271 x 101
Garam Seng Garam Bismut
Zn(lOdz 4,29 x 10 1,024 x 10'' 2,105 x 105
ZnCzOq 7,50 x 10' 8.660 il.{ 7,004 x 10-21
ZnCOs 1,091 x 10-5
zrd4e9r?- 3,12 x 10 5,858 x 1
ZnS ,,93. 1oT 5,413 x 10
1
5,274 x 10'11
Garam Kadmium
a
8,538 x 10 3,946 x 10

6,18 x 10'1

7,073 x 1
5,406 x 10'

240 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Lampiran-Lampiran


241
:

Garam Perak
KELARUTAN KELARUTAN
RUMUS KIMIA Ksp (molper liter) (gram per titer) 1,94x10 7,353
4.496
Garam Tembaga
CuCl 1,72x 1O7 4,147 x 1Oa 4,106 x 10-2 5,033 x 10'2
CuBr 6,27 x 10-v 7,918 x 10-' 1,136 x 10 g"sg8 x io"'
CuCuOo 4,43 x 10-'' 2,105 x 10'5 3,190 x 10 5,40 x 10- 1.105 x 1
;;* ; ^_z
3,357 x 10
CuCO" 2,50 x 10-'' 1,581 x 10-s 1,953 x 10-" 1,12x 1O' ZltO x lO"
Cul 1,27 x 10-'' 1,127 x 10. 2,146 x lOa 1.7ffi x 1b'2
CuSCN 1.77 x 10'' 4,207 x1O'' 5,1 17 x 10-" 75 x 10'a
7,93 x 10
36
3,743 x 1O
E
1,754 x 10' 1,77 x 10' 1 ,906 x 10'3
Cu3(AsO4)2
6,344 x 10-' 14x10 137a * 19'r
Cus(POa)z 1,39 x 10-" 1 ,667 x 10-"
8,51 x 10- 2J 66 x 10-6
3,26y.fg 8,267 x1A 1,583 x 10
1,03 x 10- 1,015x1 t,Oa+xtO'
CUS 1,27 x 10' 1,127 x 10' 1,078 x 10'
7,727 x 10 1.035 x 1b'6
Garam Timbal 2,557 x '10. 6,336 x 10-15
Pb(SCN), 2.11 x 10-' 1.741x1O'' 5,630
Pbcl, 1.17x10" 1.430 x 10 3,977
€D
2
PbBr 6.60 x 10-6 1.182 x 10 4,338
PbF" 7,12 x 1O'' 5.625 x 10-" 1.379
Pbt 8,49 x 10" 1,285 x 10 5.924 x 10 '
PbSO, 1,82x10o 1 ,349 x 10 4,091 x 10'
Phflo")" 3.68 x 10-'" 4.514 x 10'' 2,514 x 10
PbC,O, gjt x to'o 2.917 x 10-' 8.612 x 10'3
PbCO3 1,46x10' 3,382 x 10 9,037 x 10 "
PbS 9,04 x ',l0'2e 9,508 x 10- 2,275 x 10'

Garam Raksa
HqF 3.10 x 10'' 1,761 x 10' 3,867 x 10 '
HqzSOa 7.99 x 10-' 5,846 x 10-. 2,907
HorCrOo 1 ,75 x 10-' 3,524 x 10-' 1,724 x 1O-'
Ho"CO 3.67 x 10-' 2,093 x 10-" 9,653 x 10
HqCl 1,45 x 10' 1.204 x 10-e 2,842x 10
HoSCN 3,12 x 10' 1 ,766 x 10 4,568 x 10
Hol" 2.82x1O-" 1,917 x 10 8,711 x 10
HoBr 641 x 1O* 8^006 - 1O* zrer4ie: -
7,301 x 10-
Hol
HqS (hitam)
5.33 x 10-2e
6,44 x 10-'" 8.025 x 10
-2iglr]!=-
J.qqZ] 10"::
HgS (merah) 2,00 x 10-53 4,472x 10''' 1 ,040 x 10-'"

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Lampiran-Lampiran 243


242
N LAMPIRAN 36. SIFAT.SIFAT GARAM (RUMUS KIMIA; BOBOT MOLEKUL; BENTUK KRISTAL;WARNA; DAN
5 KELARUTANNYA DALAM AIR)

Kelarutan
No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
1. AqNOs 169,87 rombik: tak-berwarna 122 oerak nitrat
2. AlCl:r 133.34 putih 69,9'" aluminium klorida
3. AlClg.6HzO 241.44 rombik ; tak benrvarna L aluminium klorida hidrat
4. Al(NOs)s.9HzO 375,13 rombik;tak berwarna 63.7 aluminium nitrat
5. Ala(SOa)g 342.14 outih :serbuk 31 ,3' aluminium sulfat anhidrous
6. Al,(SOo)e.'l SHrO 666,43 monoklin ; tak berwarna 86,9 aluminium sulfat hidrat (alunogenit)
7. AlzOs.2SiOz.2HzO 258.16 rombik ; putih tL aluminium silikat (kaolin)

8. Ba(CH"COO)u.HrO 273,46 triklin : tak berwarna 76.4 barium asetat hidrous


9. BaClz 208,24 kubik : tak berwarna 29" barium klorida anh.
10. BaCb.2HrO 244.27 monoklin ; tak berwarna 29 barium klorida dihidrat
11 Ba(NOs)z 26't,38 kubus ; tak berwarna 8,7'u barium nitrat
o 12. Ba(OH)z.8HzO 315.47 monoklin ; tak berwarna 5,6 '" barium hidroksida oktahidrat
=
U 13. BiCls 315,34 kristal : outih d bismut klorida
14. Bi(NOs)z.5HzO 485,1 0 triklin ; tak berwarna d bismut nitrat pentahidrat
T
o
O) 34.7 kalsium asetat hidral
(o 15. Ca(CHgCOO) z.2HzO 194,20 iarum : tak berwarna
o nitrat hidrat
16. Ca(NOg)z.4HzO 236,1 6 monoklin : tak berwarna 660 " kalsium
x 279 kalsium klorida hidrat
17. CaCl,.2HcC 147.O3 tak berwarna : hioroskoois
6' 142,98 serbuk ourih SL kalsium hipoklorit (kaPorit)
a_
18. Ca(ClO)z
0
r- 19. Ca(ClOg)z.2HzO 243.01 outih kekuninoan 177,7 kalsium klorat hidrat
0)
G 20. Ca(ClOo)r 238,98 tak berwarna 188.6 kalsium oerklorat
o
il 21 CaBrz 199,89 iarum: tak berwarna 142'u kalsium bromida
o
f Keterangan-.sL=sangatlarut; L=larut; kL=kuranglarut; tL=tidaklarut; dand=disosiasi (terurai).

f-
OJ
s Kelarutan
No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
N
22. CaCOs 100,09 rombik/heksaqonal; tak berwarna 0,0014 kalsium karbonat anh. (marmer)
r-
0) 23. CaCO".6H,O 208.1 6 monoklin; tak berwarna kalsium karbonat hidrat
l
24. CaCz 64,10 tetraoonal: tak benivarna terurai kalsium karbida (karbit)
N
25. cdcl2.2y2H20 228.36 monoklin ;tak berwarna 168 kadmium klorida hidrous
26. Cd(NO"),.4H,O 308.49 iarum ; putih 215 kadmium nitrat hidrat
27. CoClz 129,84 heksaoonal: biru 45' kobalto klorida anh.
28. CoClz.2HzO 165,87 monoklin: unqu-kemerahan L kobalto klorida dihidrat
29. CoClz.6HzO u
237.9s monoklin; merah 76,7 kobalto klorida heksahidrat
30. CoCls 165,31 kristal: merah atau kunino L kobalti klorida
31 CoBre 218,74 heksaqonal; huiau 66.7 "" kobalto bromida anh.
32. CoBrz.6HpO 626,84 orisma: unou-kemerahan L kobalto bromida heksahidrat
33. CoSOo.TH,O 281.12 monoklin ;merah muda 60,4 " kobalto sulfat hidrat
34. Co,(SO")..18H,o 730.37 iarum ; biru L:d kobalti sulfat hidrat
35. CrClz 122,90 iarum : outih sL krom(ll)klorida
36. CrCl" 158 36 trioonal: unou tL krom(lll)klorida
37. Cr(NOs)e.77zHrO 373,15 monoklin : coklat L krom(l I l) nitrat hidral
38. Cr(NOs)s.9HzO 400, 1 8 monoklin : merah lembavuno L krom (l I l) nitrat hidrat
39 CuClz 134.45 serbuk ; coklat-kunino: hiorosk. 70,6' kupri klorida anhidrous
40. CuClz.2HzO 170,49 rombik : hiiau 1 10,4 kupri klorida hidrat
41 Cu(NOs):.3HrO 241,60 kristal : biru 138 kupri nitrat trihidrat
42. Cu(NOs)z.6HzO u
295.65 kristal ; biru 244 kupri nitrat heksahidrat
43. CuSO+ 159,60 rombik : outih 14.3 kuori sulfat anh.
44. CuSO,.5H,O 249.50 triklin ; biru 31.6 ' kupri sulfat hidrat (terusi)
45. FeClz 126,75 heksaoonal : hiiau so. kunino 64 fero klorida ahh.
46. FeClz.2HzO 162,78 monoklin: biru fero klorida dihidrat
N 47. FeClz.4HzO 198.83 monoklin;biru-hiiau 160 '' fero klorida tetrahidrat
5
(,I

/
N Kelarutan
D No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ; warna Nama Senyawa
o (g per 100 g air)
48. FeCl" 162.22 hitam-kecoklatan 74,4u feri klorida anhidrous
49. FeCls.6HzO 270,32 kunino-coklat 91.9 feri klorida heksahidrat
g3,5 20
50 Fe(NO:r)u.6HzO 287.96 hiiau fero nitrat heksahidrat
51 Fe(NO")c.6HzO 349.97 unou L feri nitrat heksahidrat
52. FeS 87.92 hitam-kecoklatan KL fero sulfida
53. FeS.FezSs (atau FeSz) 119,98 kunino KL ferro-ferri sulfida (pirit)
54. Fe(SCN),.3HaO 226.O7 rombik: hiiau sL fero tiosianat hidrat
55. Fe(SCN). 230,1 0 hitam-kemerahan sL feri tiosianat
56. FeSOa.THzO 278.O3 monoklin ; biru-hiiau 48,6 "' fero sulfat hidrat
57. Fe,(SOa)3 399,87 rombik: kuninq; hioroskopis KL feri sulfat anhidrous
58. Fe2(S04)3.9H20 562,04 rombik 440 feri sulfat hidrat
59. Horl, 654,99 kunino KL merkuro iodida
60. Hqlz 454,40 merah 0.01 merkuri iodida
61. Holz 454,40 kunino ; serbuk KL merkuri iodida
62. Hq(NOg)2.%HzO 333,61 kristal : putih kekuninqan sL merkuri nitrat hidrous
o 63. Hq(NOs)z.HzO 342.62 putih ; serbuk L merkuri nitrat monohidrous
o 64. HopClz 472.09 outih : tetraoonal 0,0002'" merkuro klorida (kalome!)
O) 20
65. HoCb 271.50 Dutih serbuk 6,9 merkuri klorida (sublimat)
Io
66. KCH"COO 98,14 outih : serbuk 253 kalium asetat
A)
Q kubus : tak berwarna 92.3 kalium fluorida
o 67. KF 58,10
68. KCI 74,55 kubus : tak berwarna 34.4 kalium klorida
69. KCIOs 122,55 monoklin ; tak berwarna 7.1 kalium klorat
N.
a 70. KCIO+ 138,55 rombik tak berwarna 0.75 kalium perklorat
r-
!) L kalium-kalsium klorida (klorolla!q!!L
71. KCl.CaClz 184,54 kubus ; tak berwarna
G
o 1s kalium-magnesium klorida hidrat
N 72. KCl.MgClz.6HzO 277,85 rombik ; putih 64,5 (karnalit)
o
f,

r--
q)
No. Rumus Kimia Garam Kelarutan
E B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
N
73. KBr 119,00 u
tak berwarna : hioroskoois 53.5 kalium bromida
r-
0) 0'
74. KBrOs 167,00 trioonal ;tak berwarna 13,3 kalium bromat
E
f 75. KI 166.00 putih 127,50 kalium iodida
=.
N
76. KlOs 214,O0 monoklin ; tak berwarna 4,74 kalium iodat
77. KN02 85,10 prisma / putih kekuninoan 281 kalium nitrit
78. KN03 101.10 rombik/trigonal; tak berwarna 13,3 kalium nitrat (niter)
79. KCN 65.12 kubus :tak berwarna 50 kalium sianida
80. KOCN 81,12 tetraoonal ; tak berwarna 75" kalium sianat
8t. KNCS 97,18 rombik ; tak berwarna 217'u kalium tiosianat
82. KzCOs 138.21 zu
tak berwarna ; hioroskoois 112 kalium karbonat anhidrous
83. K2CO3.2H2C 174.24 tak berwarna : hioroskoois 146,9 kalium karbonat hidrat
84. KHC03 1 00.1 2 tak berwarna 22,4 kalium bikarbonat
85. KzS 110.26 kubus : kunino coklat L kalium sulfida anhidrous
86. KzS.5HzO 200,33 rombik : tak benararna L kalium sulfida hidrat
87. KzSO+ 174.25 rombik ; tak berwarna 12" kalium sulfat
88. KHSOa 1 36,1 6 rombik ;tak berwarna 36,3' kalium sulfat-asam ; kalium bisulfal
89. K2SO3.2H2O 194.29 heksaqonal ; putih-kekuninoan 100 kalium sulfit hidrat
90. KHSOg 120,16 kristal ;tak berwarna L kalium bisulfit; kalium hidrooen sulfit
91. KzSzOs 190.10 kristal : serbuk outih 54 kalium pirosulfit : kalium metabisulfit
92. lGCrOr 194.19 rombik ; kunino 62.9'u kalium kromat
93. KzCrzOt 294,18 monoklin : merah 4.9' kalium dikromat
94 tGMnO+ 197,13 rombik: hiiau d kalium manoanat
95. KMnOa 158,03 merah lembavuno 6,38 'u kalium oermanoanat
96. KHzPOa 136.09 tetraoonal : tak berwarna 33 kalium-dihidrooen fosfat
97. KzHPOa 174,18 putih ; amorf 167 kalium-monohidrooen fosfat
98. IGPOr 212.27 rombik :tak berwarna 90
N kalium fosfat
5 99. KSb(OH)0.%HzO 271.90 butiran putih/serbuk kristal 2,926 kalium hidrokso-antimonat

/
N Kelarutan
F No. Rumus Kimia Garam B,M. Bentuk Kristal ; warna Nama Senyawa
@ (g per 100 g air)
1 00. KMsPO+.6HzO 266.47 monoklin : tak berwarna d kalium-maqnesium fosfat hidrat
101 . KzMq(SO+)z.6HzO 402,71 tak berwarna 25' kalium-maonesium sulfat hidrat
16
102. (uCrOo.HtC 184.23 monoklin ; putih 33 kalium oksalat hidrous
1 03. KHC,Oo.HrCzOo.ZHcO 254,19 triklin: tak berwarna 1.8 kalium tetroksalat hidrat
1 04. KCr(SOa)z.12HzO 499,39 merah unou 24.4 kalium-krom (l I l)sulfat hidrat (tawas-krom)
't05. 20
tt kalium-ferri sulfat hidrat
KFe(SOo)u.12HzO 599.30 kubus : unou
KzSOo.Alz (SO +) s.24HzO kalium-aluminium sulfat hidrat
1 06. 474,38 tak berwarna 11,420 (kalium-alum; tawas-kalium; tawee)
{atau KAI (SO o\ c.1 2H zOl
kalium triiodo merkurat(ll)
107. KzHgl+ atau Kl.Hg12 786,40 kristal kuning sL
{kalium-merkuri iodida}
kalium ferrisianida
1 08. lGFe(CN)6 329,25 monoklin ; merah 334 { kalium heksasiano ferrat(lll) }
kalium ferrosianida hidrat
1 09. l(Fe(CN)o,3HzO 422,39 monoklin ; kuning jeruk 27,912 {kalium heksasiano ferrat(l l)}
16
1 10. KzlFe(NO)(CN)sl.2HzO 330,17 monoklin ; merah 1oo kalium nitroprusid hidrat
kalium kobaltisianida
o 111 lGlco(CN)ol 332,33 putih kekuningan KL
= {kalium heksasiano kobaltat(l ll)}
kalium kobaltosianida
O) 112. &[co(CN)o] 371,43 coklat kemerahan SL
{kalium heksasiano kobaltat(l l)}
7
Io kalium kobaltinitrit
q)
(o 1 13. GlCo(NOz)ol 452,56 prisma/kubus;kuning 0,9 {kalium heksanitrito kobaltat(lll) anh.}
o
kalium kobaltonitrit hidrous
114. GlCo(NOz)ol.HzO 470,28 kuning ; serbuk {kalium heksanitritc kobaltat(l l) monohidrat}
N L kalium suksinat hidral
o- 1 15. KrCoHoOa.3HzC 248.32 rombik: hioroskopis
r- 116. KHCoHrOr.2HrO 192,21 rombik L kalium suksinat-asam hidrat
A)
U 150 kalium tartrat hidrous
117. K>CaHaOe.1/zHzO 235.28 rombik ; tak berwarna
il 188,18 rombik : tak berwarna 0,42" kalium hidroqen tartrat hidrous
6 1 18. KHCoHoOa.HuO
1 19. KNaC+H+Oo.4HzO 282,22 rombik :tak berwarna 66 kalium-natrium tartrat hidrat; garam Rochelle
l

r-
!) Kelarutan
3 No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ; warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
q)
120. KCe HzNeOz 267,20 kuning kehiiauan 0,5 kalium oikrat
t-.
0) 121. KCzHsOg 176,21 outih : serbuk L kalium salisilat
t 122 KHCeH+O+ 204.44 rombik ; tak berwarna 1o '" kalium ftalat-asam (KHP)
It
123. KCraHssOz 322,57 kristal : serbuk outih kalium stearat
124. LiCH3COO.2HTO 1s
102.02 rombik ; putih 3oo litium asetat hidrat
125. LiClz.HzO 60,41 kristal : putih 86.2 litium klorida hidrous
126. LiN03 68,95 putih 89.9' litium nitrat
127. LiNOs.3HzO 122.99 iarum; tak berwarna 34.8 litium nitrat hidrat

128. Ms(CHsCOO)z 142,39 kristal : outih sL maqnesium asetat anhidrous


129. Mq(CHsCOO\z.4Hza 214.46 monoklin ; tak berwarna 120' maonesium asetat hidrat
1 30. MgClz 95,21 putih 54,3 maonesium klorida anhidrous
131 MqClz.6HzO 203,30 monoklin ;tak berwarna 167 " maonesium klorida hidrat
132. Mg(NOg)z.2HzO 184,35 orisma : tak berwarna L magnesium nitrat dihidrat
1 33. Mg(NOs)z.6HzO 256,41 monoklin ;tak berwarna 125 maonesium nitrat heksahidrat
MgSOa.THzO 20 magnesium sulfat hidrat
134. 246,47 rombik/monoklin; tak berwarna 71
(Earam Eosom. atau oaram lnooris)
135 MnCl, 125.84 kubus ; merah muda 72,3'" manoan(ll)klorida
1 36. MnCl,.4H,O 197,91 monoklin : ros 151 manqan(l l)klorida hidrat
137. Mn(NOs)r.4HrO 251,01 ros 426,40 manoan(l l) nitrat hidrat
1 38. MnSOa 5
151.00 kemerahan 52,5 manoan(ll)sulfat anh.
1 39. MnSOa.4HzO 223,06 merah muda 105.3 manqan(l l)sulfat tetrahidrat
I 40. MnSOa.5HzO u
241,07 ros 124 manoan(l l)sulfat oentahidrat
141 NaCHgCOO 82,03 serbuk : outih hiiau 119 natrium asetat anhidrous
142. NaCHsCOO.3H,O 136,08 monoklin ;tak berwarna 76,2u natrium asetat hidrat
N
5
(o 143. NaF 41,99 kubus ; tak berwarna 4,22' natrium fluorida
LB

/
N
(,t Kelarutan
o No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
144. NaCzHzOzF 100,02 serbuk putih 111 natrium fluoroasetat
145 NaCl 58,44 kubus ;tak berwarna 35,7' natrium klorida (qaram dapur)
1 46. NaOCl.5H,O 64,52 tak berwarna 94,2 natrium hiooklorit hidrat
147. NaClOs 06,44 kubus : tak berwarna 79 natrium klorat
1 48. NaClOa 22,44 serbuk putih L natrium perklorat
149. NaCIO+.HzO 40.46 rombahedral ; tak berwarna 209' natrium oerklorat hidrous
1 50. NaBr 02,89 kubus: tak berwarna; hvorosk. 11650 natrium bromida anhidr.
151 NaBr.2HzO 38,92 monoklin ;tak berwarna 79,5u natrium bromida hidrat
152. NaBrOs 50.89 kubus :tak berwarna 27,5 natrium bromat
1 53. Nal 49,89 kubus :tak berwarna 194" natrium iodida
154. Nal.2H,O 85,92 monok n ; tak beruvarna 318 natrium iodida hidrat
1 55. NalO: 97,89 rombik : outih gt' natrium iodat
gzj 25
1s6. NaNO: 84,99 tak berwarna natrium nitrat
157. NaNOz 69.00 kunino iernih : hioroskoois 81.5 natrium nitrit
158 NaoCC)o.10H,O 286,14 monoklin ; putih 21 ,5u natrium karbonat hidrat (soda)
o
f 1 59. NaHCOs 84,01 monoklin : putih 6.9 natrium bikarbonat (soda kue)
1 60. NaAlOz 81,97 outih : serbuk amod L natrium metaaluminat
0)

'161 natrium-aluminium sulfat hidrat


Io . NaAl(SO+)z.12HzO 458,27 kubus ; tak berwarna L
0) {natrium-alum / tawas natrium}
a 162. Na2Si03.9H2O 284.20 rombik ; tak berwarna sL natrium metasilikat hidrat
1 63. NazS 78.04 kristal outih 15,4 '' natrium sulfida anhidrous
3
N' 1 64. Na2S.9H20 240,18 tak berwarna 47 ,5'o natrium sulfida hidrat
a-
l- 1 65. NaHS 56,06 rombik{ak berwarna ; butiran putih SL natrium bisulfida anh.
0)
G 1 66. NaHS.2HzO 92,09 iarum :tak berwarna L natrium bisulfida hidrat
N 167. NaHSOs 104,06 iarum: putih SL natrium bisulfit anh.
o
1 68. NarS03.7H2O 252,14 iarum; tak berwarna 196 natrium sulfit hidrat
f

r-
q) Kelarutan
l No- Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
0)
1 69. NaHSO, 120,06 tak berwarna 29.62s natrium bisulfat : natrium sulfat-asam
r-
!) 70 NazSOa.THzO 268,14 rombik/tetraoonal ; outih 44 natrium sulfat heotahidrat
'b 71 Na,SO,.10H,O 322.19 monoklin :tak berwarna 92.7 natrium sulfat dekahidrat (qaram qlauber)
oi
72 NazSzOs.5HzO 248,17 monoklin :tak berwarna 80 natrium tiosulfat (hipo)
73. NazSrOs 1 90,1 0 serbuk outih 54 natrium pirosulfit ; natrium metabisulfit
74 NazSzOz 222.10 kristal; putih L natrium pirosul'fat
75 Na(NH,)SOo.2H,O 173,12 rombik ; putih L natrium-amonium sulfat hidrat
76 NaSCN 81,07 rombik :tak berwarna 139.3 natrium tiosianat
77 NaCN 49.01 kubus : tak berwarna 48 natrium sianida
78. NaOCN 65.01 iarum :tak berwarna L natrium sianat
79. NaHzPOa.2HzO 156.01 rombik :tak berwarna sL natrium dihidroqen fosfat dihidrat
80 NarHPO4.2H20 177.99 rombik 100 natrium monohidroqen fosfat dihidrat
81 NaHCaHaOs.HrO 190,09 rombik ;tak berwarna 29 natrium hidroqen tafirat
82 Na"PO,,10H,O 344,09 tak berwarna L natrium fosfat dekahidrat
u
83 Na+PzOz.10HzO 446,06 monoklin :tak berwarna 5.4 natrium oirofosfat dekahidrat
84 NaBOz.4HzO 137.86 triklin sL natrium metaborat hidrat
15 natrium metaborat peroksi hidrat
1 85. NaBOz.HzOz.3HzO 153,86 monoklin ;tak berwarna 2,55 (natrium oerborat)
1 86. NazB<Oz.7HzO 381,37 monoklin : tak benryarna 2.01 natrium tetraborat (boraks)
187. NaAsOa 145,91 rombik sL natrium metaarsenat
1 88. NaHzAsO+.HzO 181,94 rombik/monoklin :tak
berwarna sL natrium dihidroqen ortoarsenat hidrat
1 89. Na,HAsO,.7H,O 312,01 monoklin :tak berwarna 5,5 natrium monohidroqen ortoarsenat hidrat
1 90. NazHAsOq. l 2HzO 429.09 monoklin :tak berwarna 56 natrium monohidrooen ortoarsenat hidrat
191 . NasAsOa.l2HzO 424.07 triqonal ;tak berwarna 39 natrium ortoarsenat hidrat
192. NazCrOa 161 .97 rombik ; kuninq 87,3 natrium kromat anh.
N 1 93.
Na2CrO4.10HrO 342.13 monoklin ; kunino 50 natrium kromat hidrat
(,l
194. NazCrzOz.2HrO 298,00 monoklin ; merah 180 natrium dikromat hidrat

/
N
(rl Kelarutan
N No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
0 natrium ferisianida hidrous
1 95. NasFelCNlo.HzO 298,94 kristal; merah 18,9
{natrium heksasiano ferrat(l l)} I

20 natrium ferosianida hidrat


1 96. Na4FelCNl6.10H2O 484,07 monoklin ; kuning-pucat 31 ,g
{natrium heksasiano ferrat(ll)}
197. Na3ColNO216 403,94 serbuk kunino-kecoklatan s.L natrium kobaltinitrit
1 98. NauCzO+ 134.00 serbuk outih 3,7 natrium oksalat
1 99. NaCzHsOz 144.11 amorf : outih 66 natrium benzoat
200. NaC:rHsO: 1 12.06 kekuninoan : hioroskoois sL natrium laktat
201 NaNHaCaHaOa.4HzO 261 ,16 rombik : outih 21 .09 ' natrium-amonium tadrat hidral
u
202. Na2W04.2H20 329,86 tak berwarna 41 natrium tunqstat
203. Na,lFe(NO) (CN)sl.2HrO 297,95 merah 40 natrium nitroorusid hidrat

204. NH+CHsCOO 77.08 outih hioroskoois 149" amonium asetat


205. NH4CI 53,49 kubus: tak berwarna 29,7 amonium klorida (salmiak)
206. NHaClOs 101 .50 monoklin; tak benryarna 28,7 amonium klorai
207. NH+ClOa 117,49 rombik; tak berwarna 10,7 ' amonium Derklorat
o 208. NH,BT 97.94 kubus : hiqroskopis 97' amonium bromida
fo amonium bromat
209. NHrBrrO" 145,96 heksaoonal: tak berwarna SL
q)
210. NH,NOT 64,05 putih kekuninqan SL amonium nitrit
I
o 1 18,3 amonium nitrat
0) 211 NH,NO" 80,05 rombik; tak berwarna
qa
o 212. NHoCN 44.06 kubus; tak berwarna sL amonium sianida
213. NH45CN 76.12 monoklin: tak benryarna 128 amonium tiosianat
214. (NH,),COs.HrC 1 14,10 kubus :tak berwarna 100 amon um karbonat hidrous
N
215. (NHA)HCO: 79,06 rombik/monoklin; tak benruarna 1 1.9 amon um bikarbonat
r-
A) 21 6. (NHo)zS 68.15 kunino-iernih: kristalik sL amon um sulfida
o 217. (NHa)HSOa 1 1s.10 rombik: tak berwarna 100 amon um sulfat-asam
N
o 218. (NHa)zSOa 1 32.1 3 rombik; tak berwarna 70,6 amonium sulfat
219. (NHa)zSzOo.%HzO 205.22 monoklin: tak berwarna 135 amonium ditionat hidrous

f-
!) Kelarutan
'o No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
Ai
220. (NH,),C,O,.H,O 142.12 rombik : tak berwarna 2.54 amonium oksalat hidrous
r- (NHo)rCoHoOo
O) 221 152.15 tak berwarna : kristalik L amonium suksinat
l 222. NHoCaHeNsO: 246.14 rombik:merah/kunino 11 amonium pikral
qt
223. NHaCzHsO: 155,15 monoklin : tak berwarna 111 amonium salisilat
224. NHaCr(SOa)z.12HrO 478,33 kubus: hiiau / unou 21,2 amonium-krom(lll)sulfat hidrat (tawas krom)
225. (NHa)zSOa.FeSOa.6HrO 392,16 monoklin; hiiau 26,9 amonium-fero sulfat hidrat (qaram Mohr)
(NH+)zSO+. Fez(SO+)s.24HzO 25
226. 482,18 kubus; ungu 124 amonium-feri sulfat hidrat (tawas besi)
atau NH+Fe(SOi2.12H2O
(NH4)2S04.Atz(SO+)s.24HzO 20 amonium-aluminium sulfat hidrat
227. 453,33 kubus ;tak berwarna 15
atauN H+Al (S O a,\ 2.1 2HzO (tawas-amonium / amonium-alum)
228 (NHo)zMoOa 196.01 monoklin: tak berwarna L amonium-molibdal
229, (NHo)sP(Mo:rOro) 1876,50 serbuk : kuninq KL amonium-fosfo-molibdat
230. (NHo)gP(WgOrn) 2931,27 outih KL amonium-fosfo-tunqstat

231. NiCI, 129.60 kunino 64.2 nikel il klorida anhidrous


232 Nicl,.6H,o 237.69 monoklin : hiiau 254 nikel lt klorida heksahidrat
233 Ni(NO:)a.6HrO 290,80 monoklin ; hiiau 238,5' nikel il nitrat heksahidrat
234. NiSOa 154,75 kunino 29,3 nikel il sulfat anhidrous
235. NiSOa.6HuO 262,84 monoklin : hiiau 65,5 nikel il sulfat heksahidrat
236. NiSO+.7HzO 280,85 rombik ; hiiau 75,6 nikel(ll sulfat heptahidrat

237. Pb(CHsCOO)r 325.30 kristal outih 44.3 timbal (l l)asetat anhidrous


238. Pb(CH3COO)z.3HzO 379,35 monoklin ; putih 45,6 timbal (l l)asetat trihidral
239. Pb(cH"coo),.'t 0H,o 505,46 kristal ; rombik S timbal (l l)asetat dekahidrat

240. Pb(NO"), 331,23 kubity'monoklin; tak berwarna 56,5 timbal(ll)nitrat


241 PtCl3 301,44 hitam kehiiauan KL olatina(lll)klorida
242. PtCl4 336,89 kristal merah coklat 58.7 olatina(lUklorida anhidrous
N
gl 243. PtCla.5HzO 426,97 monoklin : merah SL olatina(lMklorida oentahidrat
G)

/
]\) Kelarutan
(,I
5 No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
244. sbct3 228.13 rombik;tak berwarna 601.6 ' antimon(lll)klorida
245. SbCI. 299.02 monoklin : putih L antimonMklorida
246. SnBrz 278,50 rombik ; kuninq pucat 85.2 timah(ll)bromida
247. SnClz 189,60 rombik : outih 2701s : d timah(l l)klorida anhidrous
248. SnCl.2HrO 225.65 monoklin : outih 119'";d timah(l l) klorida dihidrat
249. SnCla.5HzO 350,61 kristal monoklin L timah(l l) klorida pentahidrat
250. Sr(CHsCOO)u.HeO 214,72 serbuk putih L strontium asetat hidrous
251. SrCl, 158.53 kubus tak berwarna 53,8 strontium klorida anhidrous
252. SrClz.2HzO 194,56 serpihan taransparans strontium klorida dihidrat
253. SrCb.6HrO 266,62 trigonai ;tak berwarna 106,2 ' strontium klorida heksahidrat
254. Sr(NO"), 211.63 kubus tak berwarna 70,9 ' strontium nitrat anhidrous
255. Sr(NOs)z.4HpO 283,19 monoklin ;tak berwarna 60,4' strontium nitrat tetrahidrat

oik;x'ning --T-- Z7E---l


o 257. Zn(CHgCOO) z.2HzO 219,50 monoklin ; tak berwarn.e 31,1 seno asetat dihidrat
3
o 258. ZnBrt 225,19 rombik; tak berwarna; hiorosk. 447'u seno bromida
!)
259. ZnCl, 136.29 outih 432 seno klorida
Io
O)
260. Zn(NOs)z.3HzO 243,44 jarum; tak berwarna 327.3 seno nitrat trihidrat
Q seno nitrat heksahidrat
o 261 Zn(NO"),.6H,O 297.48 tetraoonal: tak berwarna 184,3 "
x 262. ZnSO+7HzO 287,54 rombik ; tak berwarna 96,5 seno sulfat heptahidrat
E. 263. Zr(SOAt.4HzO 355,42 kristal putih ; serbuk 146 zirkonium sulfat tetrahidrat
a 264. ZrO(NO"), 231.23 iarrrm: nrrtih L zirkonil nitrat
r-
A)
G 265. ZrOClz.SHzO 322,25 iarum: outih L zirkonil klorida oktahidrat
o sL zirkonil iodida oktahidrat
il 266. ZrOb.SHIO 505,1 5 iarum; tak berwarna
o
f <ED

r-
A)
LAMPIRAN 37. DAFTAR UNSUR KIMIA
!
=.
0i
Simbol Nama Bobot Simbol Nama Bobot Simbol Nama Bobot
r.- Z Z Z
0) Atom Atom Unsur Atom Alom Atom Unsur Atom Alom Atom Unsur Atom
3
ot
Ac 89 Aktinium 227,63 Cr 24 Krom 52,00 Kr 36 Kripton 83,80
Aq 47 Perak 107.87 Cs 55 Sesium 132,91 La 57 Lantanum 138.906
AI 13 Aluminium 26,98 Cu 29 Tembaoa 63.55 Li 3 Litium 6,941
Am 95 Amerisium (243\* Dy 66 Disorosium 162,50 Lr 103 Laurensium (260)*
Ar 18 Argon 39,95 Er 68 Erbium 167.26 Lu 71 Lutetium 174.967
As 33 Arsen 74.92 Es 99 Einsteinium e54\ Md 101 Mendelevium (258)*
At 85 Astatin (210) Eu 63 Erooium 151,57 Mq 12 Maonesium 24,305
Au 79 Emas 196,7 F I Fluor 19.00 Mn 25 Manoan 54.930
B 5 Boron 10,81 Fe 26 Besi 55,85 Mo 42 Molibdenum 95,94
Ba 56 Barium 137.33 Fm 100 Fermium Q57\ N 7 Nitroqen 14.007
Be 4 Berilium 9,01 Fr 87 Fransium e23\ Na 11 Natrium 22,988
Bi 83 Bismut 208,98 Ga 3'r Galium 69,72 Nb 41 Niobium 92,906
BK 97 Berkelium (247) Gd 64 Gadolinium 157.25 Nd 60 Neodimiurn 144.24
Br 35 Brom 79,90 Ge 32 Germanium 72.61 Ne 10 Neon 20,179
c b Karbon 12,01 H 1 Hidrooen 1,0079 Ni 28 Nikel 58,69
Ca 20 Kalsium 40,08 He 2 Helium 4.0026 No 102 Nobelium (259)*
cd 48 Cadmium 112.41 Hq 80 Raksa 200,59 NP 93 Neptunium 237,048
Ge 58 Cerium 140.12 Ho 67 Holmium 164.930 o I C)ksinen 15,999
cf 9& Kalifornium (251) 53 lodium 126.90s Os 76 Osmium 190.2
ct 17 Klor 35,45 In 49 lndium 114,82 P 15 Fosfor 30.974
Cm 96 Kurium (247], lr 77 lridium 192.22 Pa 9'l Protaktinium 231,036
Co 27 Kobal 58,93 K '19 Kalium 39,098 Pb
N 82 Timbal 207,2
(Jl
ut
N
(rl Simbol Nama Atom Bobot Simbol Nama Bobot Simbol Nama Bobot
(D z z z
Atom Unsur Atom Atom Atom Unsur Atom Atom Atom Unsur Atom
Pd 42 Paladium 06,42 S 16 Beleranq 32.07 Ti 22 Titanium 47,88
Pm 61 Prometium 145)* Sb 51 Antimon 121.76 TI 81 Talium 204.383
Po 84 Polonium (209)* Sc 21 Skandium 44.956 Tm 69 Tulium 168,934
Pr 59 Praseodimium 140,908 Se 34 Selenium 78,96 U 92 Uranium 238.029
Pt 78 Platina 195.08 Si 14 Silikon 28,086 V 23 Vanadium 50,942
Pu 94 Plutonium Q44\* Sm 62 Samarium 150.36 w 74 Wolfram 183.85

Ra 88 Radium 226.O25 Sn 50 Timah 118,71 Xe 54 Xenon 131.29


Rb 37 Rubidium 85.468 Sr 38 Strontium 87.62 Y 39 Itrium 88,906
Re 75 Renium 186,207 Ta 73 Tantalum 180,948 Yb 70 Iterbium 173.O4
Rf 104 Rutherfordium /261)* Tb 65 Terbium 1s8.925 Zn 30 Senq 65,38
Rh 45 Rhodium 102,906 Tc 43 Teknetium 98,91 Zr 40 Sirkonium 91.22
Rn 86 Radon e22\* Te 52 Tellurium 127,60
Ru 44 Rutenium 101,07 Th 90 Thorium 232.O38
u
Diskalakan terhadap Massa-alom relatif, Ar ("C) = lz
o * Nilai dengan tanda 2 kurung menunjukkan nomor massa isotop unsurnya yang paling stabil (memiliki waktu-paro paling lama).
f
q) Catatan (padanan nama unsur):
Io perak(L:argentum; E: silver), emas(L:aurum; E: gold), tembaga (L: cuprum; E: copper), besi (L: ferrum; E: iron);
A)
qo raksa (L: hydrargyrum; E: mercurium), timbal (L: plumbum; E: lead), antimon (L: stibium; E: antimon),
o
timah (L: stannum; E:lin), wolfram atau tungsten (J: wolfram; E: tungsten), dan seng (L: zincum; E: zinc).
{
N
o-
r-
q)
o
o
$
o
:

l-
0)
l gl
0) o
trt o
c /A C
- f-\ = f--Tl
(o\ 1./
r-
0) 0)
/{m !
=
xm a Itui o
0) 0)
\./ xa. I
qi frw q jo
r\ I o q) zg)
."\ \I A
\-,/ P. --------- P
E oY' =
ox !
m
_1=-/ Cr/\. ..m !
@
/;^J (D
/jE.\ \ ,/ A)^
@/=\
\.1
q) rn / -------^
-l ll
o I ll
F
tt r i ,---4 z
/a\ Ll ll n 3\--/
A\-z^ 0) <o-
^ o Et | o
tr Et | @
S tiirl / \ ||
o Et lt tl o
(, Ll t\ | t I
o\/ +- El | |
d EI tr-I ,/\ c
=ffiEil a El -ll o a
=l Et B
o
f
o
E I
Fl
=t E
; tr|
tsl
+|
E I |
; i I (o
= o 4
c
L'A >l E-l o El o I I !
o ,/ ll I O
6-9 ,/ ll =Et
di
+ Fl c-Et El I I (o
=
(o: E-t x Et \/ =
e..d
o \
ll
ll El I ll D
x=
tst - ll a 0)
q_q o LI =t
EI II C
C
\li \,/ E El x
9.= O tst I Et llI =
a E
Et tl D
x -a
=i
trI Et ll 0)
m
E Et tl o
6 o
= =t ll m
+- q) U
\/li
9:/ \
=.
f
=l
I\ iI ti 0)
rI
(o o
c
q( Hl f
It_
q$,-fl f,
{o z
o // 6'
d// 0) C
l/ II

;
!

DAFTAR PUSTAKA

W / F E:*{-- Basset, J. et al. (Rev.). 1991. Vogel's Textbook of Quantitative lnorganic

Wl3ffi
2:r:{n''
u tang-krus rrng-{;uro,r; '- klem'labtr
=rle klem-buret
Anatysis lnctuding'Elementary instrumentat Anatysis. 4th Edition. London:
Longman Group UK Limited.
Brink, O.G. and Flink, R.J. 1988. Dasar-Dasar llmu lnstrumen. (Terjemahan:
Sobandi Sachri). Bandung: Penerbit Binacipta.
Chandler, J. and Barnes, D. 1991. Laboratory Experiments in General
Chemistry. Encino, California: Glencoe Publishing Co., lnc.
Clark Jr, J.M. Editor. 1983. Experimental Biochemistry. San Francisco: W.H.
[l tr
Freeman and Company.

ll '-' -
.rrrn
Creedy, J.A. 1979. A Laboratory Manual for Schools and Colleges. London:
Heinemann Educational Books.
ll Day Jr, R.A. and Underwood, A.L. 1989. Quantitative Analysis.4th Edition.

ffi.][r#Lr& \&\:
\fl PembakarBunsen pembakar Fisher
New Delhi: Prentice Hall of lndia.
Hodgman, C.D. Editor in Chief. 1978. Handbook of Chemistry and Physics.
Cleveland, Ohio: Chemical Rubber Publishing Co.
Kateman, G. and Buydens, L. 1993. Quality Control in Analytical Chemistry.
2no ed. New York: John Wiley & Sons, lnc.
Kolthoff, l.M. and Stenger, V.A. 1987. Volumetric Anatysis. 4nh Edition. New
York: John Wiley & Sons, lnc.
@ Meites, L. Editor. 1973. Handbook of Analytical Chemistry. New York:

m kakitiga kasa -
cawan-porselin
cawan-
oenouaD
gelas-arloli
McGraw-Hill Book Company.
Partington, J.R. 1982. ATextbook of lnorganic Chemistry.6th Edition. London:
MacMillan and Co., Ltd.
S. Handari Suntoro dan lstriyati P. 1983. Metode Pewarnaan (Histologi &
Histokimia). Jakarta: Penerbit Bharata Karya Aksara.
Skoog, D.A. and West, D.M. 1971. Principles of lnstrumental Analysis. New
oendinqin Leibieg
York: Holt, Renehart and Winston, lnc.
Vogel, A.l. 1971. A Textbook of Macro and Semimicro Qualitative lnorganic
-'--U- Analysis.5'n Edition. London: Longmans, Green and Co., Ltd.
// Weiser, H.B. 1970. Colloid Chemistry. New York: John Wiley & Sons, lnc.
ffi
,/ ,ar/

segitiga-porselin kaca-kobal kawat-nikrom West, R.C. Editor in Chief. 1994. CRC Handbook of Chemistry and Physics.
73th Edition. Boca Raton, Florida: CRC Press, lnc.
- Wikipedia (http://en.wi kipedia.org/wiki/Chemical_hazard_symbol).
www. che m. b ri s. ac. u k/saf ety/ch em i ca I h aza rd s. htm
www. chem. ku leuven. ac. be/safety/p roc2su b1 . htm I

www.ciscentres.org.
www. i o. o rg/p
I ub I i c/e ng I i s h/p rotect o n/e
i u po rtal/e n

krus-saring kaca masir


(berpori)

258 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Daftar Pustaka 259


NtNTDEE<S asam
asam
kromat; fiksatif, 103-4
kuat, 1O;224
basa lemah, 10;223
basa pekat, 10
asam lemah, 10;224 basa, 10
A asam maleal, 175 batang pengaduk, 257
asam oksalat batu kawi, 195
ACS, 24 pembakuan-, 1 49-1 50 larutan baku-, 143 Baudisch; pereaksi, 56; 60
aerosol, 184 Pembuatan-, 149 pembakuan-, 144-145 benzidin hidroklorida, 57
aerosol cair, 184 amonium hidroksida,3T pembuatan-, 143 benzopurpurin; indikator, 84
aerosol padat, 184 amonium karbonat, 41 asam pekat, 10 Benedict; pereaksi, 57
air, 3 amonium klorida, 41 asam pekat; CP, 205 bersih, 203;204
air barit, 38 amonium molibdat, 41 asam perklorat, 55 Bertrand; pereaksi, 57
air brom, 39; 193 amonium nilral, 42 asam pikrat jenuh; fiksatif, 104 besi(ll)amonium sulfat, 43
air kapur, 38 amonium oksalat, 42 asam pikrat, 55 besi(ll)sulfat, 43
air klor, 40 amonium sulfat, 42 asam sulfanilat, 55 besi(lll)amonium-sulfat; indikator, 84
air lumpur, 184, 188 amonium tiosianat, 42 asam sulfat besi(lll)klorida, 43
ai rfla,40 analyzed grade, 24 larutan baku-, 143 besi(lll)nitrat, 43
air sadah, 163; 161 anilin biru*asetat; pewarna, 102 pembakuan-,143 besi(lll)sulfat, 43
penetapan-,163 anilin biru-jingga G; pewarna, 102 pembuatan-, 143 best carmine; pewarna, 104
total, 163 anilin-alkohol, 102 asam sulfit, 55 bentuk kristal, 244-254
alat ukur volumetrik, 125-7 anilin-asam oksalat, 53 asam sulfomolibdat, 56 Bettendoff, 58
{oleransi-, 126 anilin-fuchsin asam; fiksatif, 1 03 asam tannat, 56 Bial; pereaksi, 58
-macam-, 125 anilin-kristal ungu; pewarna, 103 aseton; CP, 212 Bismarck coklat; pewarna, 104
alcian biru; pewarna, 101 antimon(lll)klorida, 42 aseto-orcein; pewarna, '1 04 bismut klorida, 43
aldehida kuning; pewarna, 101 antimon(V)klorida, 42 asidi/alkali-metri, 1 39 bismut nitrat, 44
aliasi, 1
aqua-bromata, 39;42 awalan tatanama kimia, 223 Biuret; pereaksi, 59
alizarin; indikator, 83 aqua-chlorata, 40;42 azocarmine; pewarna, 104 bobot atom unsur, 255-256
alizarin; pewarna, 102 aqua-regia, 40;43 bobot molekul, 244-254
alizarin kuning R; indikator, 83 aqua-regia; CP, 208 boraks (lihat natrium tetraborat)
alizarin merah S; indikator, 83 arseno molibdat, 53 B botolsemprot, 257
altmann;fiksatif, 102 asam, 10;36 jenis-, 223
alunogenit, 244 asam asetat bagian per juta, 4-5 -plastik, 223
aluminium-alum; (lihat: tawas) larutan baku-, 145 Bahan, 20 -reagen, 223
aluminium klorida, 40 pembakuan-, 145-6 baja, 1 -semprot, 255
aluminium nitrat, 40 pembuatan-, 145 ball-pipet, 257 Bouin Duboscq; fiksatif, 105
aluminium sulfat, 40 asam aurin trikarboksilat, 53 Bang; pereaksi, 56 Bouin; fiksatif, 105
aluminon, 53 asam encer, 10 Barbitural 182 Bouin-alkohol; fiksatif, 1 05
alunogenrt, 244 asam fenol sulfonat, 54 Barfoed; pereaksi, 56; 67 bpj, 4-5
amalgam, 1 asam fosfat-asam sulfat, 54 barium hidroksida, 37; 43 brillian kuning; indikator, 85
amilum; indikator, 84 asam fosfotungstat, 54 barium hidroksida brom cair, 39; 200
amonium-alum, 1 12 (lihat: tawas asam hematin; pewarna, 103 larutan baku-, 148 bromofenol biru; indikator, 85
amonium) asam karminat, 1 15 pembakuan-, 148 bromofenol merah; indikator, 85
amonium asetat, 40 asam klorida pembuatan-, '148 bromokresol hijau; indikator, 85
amonium bromida-formalin, 102 larutan baku-, 140 barium klorida, 43 bromokresol merah lembayung, 85
amonium hidroksida pembakuan-, 141-2 barium nitrat, 43 bromopirogalol merah; indikator, 85
larutan baku-, 149 pembuatan-, 140 basa encer, 10 bromotimol biru; indikator, 86
asam kromat, 103 basa kuat, 10;223 Brucke; pereaksi, 59; 66

260 lndeks 261


\

bufer, 164 bufer universal, 182 Cupferron, 60 E


bufer asam sitrat-NazHPo4, 180 bufer veronal-asetat, 181 Cupron, 60
bufer asam sitrat-natrium sitrat, 173 buret, 127;257 curcumin; indikator, 86
EDTA, 161
bufer asetat, 164; 171; 174 busa, 184 larutan baku-, 136
bufer baku, 17'l busa cair, 184 D pembuatan-, 136
bufer boraks-H0l, 177 busa padat, 184
efek ion sejenis, 12
bufer boraks-NaOH, 178 EGTA,
Daftar 161
buter boral, 177 -atom unsur, 255-256 elektrolisis ai, 194
bufer
bufer
CHoCOOH-CH3COONa, 174
CHgCOONa-HC|, 172
c t -kelarutan senyawa, 239-243 emulsi, 184
-massa atom, 255-256 emulsi A/MK, 184; 185
buferfosfat, lT5 -massa molekul, 244-254 emulsi A/MT, 184; 185
bufer H3BO3+KC|-NaOH, 178 cairan pembersih (!rhat: cairan
pencuci) -unsur kimia, 255-256 emulsiair/aspal, 185
bufer H3BO3-NazBo,Ot, 177
cairan pencuci, 201 ; 204-21 2 -zat baku primer, 236-237 emulsi airlminyak-kelapa,'l 85
bufer karbonal, 179
campuran, '1
daya hantar listrik air, 13 emulsi airlminyaktanah, 185
bufer KCI-HCI, 172
campuran bufer, 19, 'l 64 dekomposisi.ganda, 184; 188 emulsi aspal/air, 185
bufer KCFNaOH, 180
campuran homogen, 1 derajat ionisasi emulsi bubur-aspal, 186
bufer KHzPO+-NaOH, 176
bufer KHP-HCI, 173 Carnoy; fiksatif, 105 -asam, 14;224 emulsi cai, 184
cawan penguap, 258 -basa, 16;224 emulsi minyak-kelagalai, 185; 186
bufer KHP-NaOH, 174 -garam, 18;224
cawan porselin, 258 emulsi minyak-tanah/air, 185
bufer NazHPO+-NaHzPO 4, 175
CDTA, 161 deret ligan, 161 emulsi Ml</A, 186
bufer NazHPO+-NaOH, 179
celestin biru; peWarna, 106 desikator, 257 emulsi MT/A, 186
bufer NaHCO3-NaOH, 179 padat, 184
chemically pure, 23 diasetildioksim, 61 emulsi
bufer natrium maleat-NaO1, 175
ciri koloid, 183 dietilbarbiturat, 182 emulsoid, 184
bufer pH 0,65-4,76, 172
Clarke; pereaksi, 59 Dietrich; fiksatif, 106 encer, 10
bufer pH 1,OO-2,20, 172
colchicin, 106 difenilamin, 60 endapan, 1 1
bufer pH 10,90-1 2,00, 179
commercialgrade, 23 difenilamin sulfonat, 61 eriokrom hitam T; indikator, 87
bufer pH 12,00-13,00, 180
corong penyangga, 256 difenilaminsulfonat; indikator, 61 eritrosin; indikator, 88
bufer pH 2,20-4,OO, 173
corong pisah, 257 difenilkarbazida, 61 Esbach; pereaksi, 62
bufer pH 2,2-8,0, 180 etiket, 21
corong saring, 257 difenilkabazida; indikator, 86
bufer pH 2,6-12,0, 181
corong, 257 difenilkarbazon; indikator, 86 etil jingga; indikator, 88
bufer pH 2,62-9,16, 181
corrosive, 22 digitonin; pewarna, 106 etil merah; indikator, 88
bufer pH 3,4-5,5, 173 2, 6- diklorofenol-indifenol; ind, 86 etil ungu; indikator, 88
bufer pH 3,8-5,6, 174 cP, 204
cP-1, 204 diklorofluoresen; indikator, 87 etil-bis(2,4-dimetilfenil)asetat, 88
bufer pH 4,10-5,90, 174
cP-10,210 dikroisme, 161 explossive, 21
bufer pH 4,6-6,4, 175 p-dimetil-amino azobenzen; ind, 87 extremely flammable, 21
cP-11, 211
bufer pH 5,3-8,0 , 175
cP-12, 212 dimetilglioksim, 61
bufer pH 5,8-8,0, 176 m-dinitrobenzoilen urea; indikator,
bufer pH 7,00-9,00, 176 cP-13, 212 F
bufer pH 7,4-9,2, 177 cP-2, 205 87
cP-3, 205 2,4-dinitrofenol; indikator, 87
bufer pH 7,8-10,0, 178 Fajans; metode, 157
pH cP-4, 206 3,5-dinitrosalisilat; pereaksi, 61
bufer 8,00-9,'10, 177 fasa,
cP-S, 207 dispersi listrik, 184 1
bufer pH 9,20-10,80, 178 fasa pendispersi, 184
pH cP-6, 208 dispersi mekanik, 184; 189
bufer 9,60-1 1 ,00, 179 fasa terdispersi, 184
cP-7, 209 duponol C, 62
bufer sitrat, 173 fasf hijau; pewarna, 106
bufer tris-(hidroksimetil)aminometana,
cP-8,210
Fehling; pereaksi, 62
176 cP-g,210

262 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium lndeks 263


Heidenhein; fiksatif, 109 indikator campuran (pH 4,3), 90
4-fenilazo-1-naft ilamin; ind ikator, 89 nama-, 244-254
-normal, 18 Helly;fiksatif, 109 indikator campuran (pH 6,1), 90
4-Ienilazodifenilamin; indikator, 89
-rangkap, 19 hemalum Harris; pewarna, '109 indikator campuran (pH 7,2), 90
fenol merah; indikator, 89
rumus kimia-, 244-254 hemalum Mayer; pewarna, 109 indikator campuran (pH 7,5), 91
fenolftalein; indikator, 89
garam dapur, 250 hematoksilin Carazzi; pewarna, 1 10 indikator campuran (pH 8,3), 9'l
fenolsulfonftalein, 89
garam EDTA, 136 h.ematoksilin Delafield; pewarna,'1 1 0 indikator campuran (pH 8,9), 91
ferofenantrolin; indikator, 90
garam Epsom, 249 hematoksilin Dobell; pewarna, 1 12 indikator campuran (pH 9,0), 91
feroin; indikator, 89
garam Glauber, 1 19; 251 hematoksilin Ehrlich; pewarna, 110 indikator campuran (pH 9,9), 91
feroin sulfat; indikator, 89
garam lnggris, 249 hematoksilin Gomori; pewarna, 111 indikator fluoresen, 83; 235
ferri klorida, 44
garam Mohr, 253 hematoksilin Harris; pewarna, 112 indikator kulometrik, 83
ferri nitrat, 44
garam Rochelle, 248 hematoksilin Heidenhein; pewarna, 1 12 indikator metalokromik, 82-83
ferri sulfat, 44
gas amoniak, 196 hematoksilin Mordan, 1 12 indikator pendar-fluor, 83; 235
ferric-alum; (lihat: tawas besi)
pembuatan, 197 hematoksilin Papamiltiades; pewarna, indikator pengendapan, 83
ferric-alum; indikator, 90
pemanasan NHaCI-Ca(OH)2,'l 97-8 113 indikatorredoks, 83
ferro amonium sulfat, 44
gas dinitrogen tetroksida, 197-8 hematoksilin Regaud; pewarna, 113 indikatorsintetis, 82
ferro sulfat, 45
gas hidrogen sulfida, 198 hematoksilin Weigert; pewarna, 113 iodimetri, 152
flammable, 21
floksin B; pewarna, 107 gas hidrogen, 193 hematoksilin, 110 iodium
gas karbon dioksida, 196 hematoksilin-alum asam, 1 10 larutan baku-, 155
floroglucinol, 63
gas klor, 199 hematoksilin-alum, 1 1 0 pembakuan-, '155
fluoresen; indikator, 83; 235
gas oksida nitrogen, 197 hematoksi n-fosfomol ibdat; pembuatan-, 155
folin, 63 I i

gas oksigen, 194 pewarna, 111 iodium-tinktur, 65


formaldehid, 63
gejala keaktifan, 12 hematoksilin-fosfotungstat; pewarna, iodo-kalium iodida, 65
formaldehid; fiksatif,'l 07
gel agar-agar, 186 111 iodometri, 152
formaldehid-asam sulfat, 63
gel asam ailikat, '187 hematoksilin-krom, 1 12-1 13 lodo/iodi-metri, 150
formolkalsium, 64
gel pati, 186 HHSNNA, 97 iso propil-alkohol; CP, 212
fosfat-azo alkalin; pewarna, 107
gel silika, 187 hidrasi, 3 irilasi, 22
Froehde; pereaksi, 56; 64
gelas arloji, 258 hidrokuinon; pewarna, 114 irritant, 22
fuchsin; larutan, 64
fuchsin; pereaksi, 64 gelas kimia, 257 hidrolisis, 1B
hidrolisis sebagian, 1 8
fuchsin-aldehid; pewarna, 1 07 gelas ukur, 257
hidrolisis total, 18
J
fuchsin-asam sulfit, 64 general purpose reagent, 24
fuchsin-asam; pewarna, 107 gentiana ungu; Pewarna, '108 higroskopis, 39 jenis botol plastik, 223
Fulgen-Coleman, 106 Giemsa; pewarna, 108 hipo, 251 jingga lV; indikator, 92
gliserin, 227 Histokimia, 10'l jingga G; pewarna, 1 14
gliserol, 227 Histologi, 101
G GR, 24 Hoffmann; pesawat, 195
gram-iodin; pewarna, 108 K
Gallego; pewarna, 107-108 guaranteed reagent, 24 I
gallosianin; pewarna, 108 Gunzberg; pereaksi, 46 kaca kobal, 258
garam, 11 kaca masir, 256
-asam, 18 S,S-indigodisulfonat asam; ind, 92
kadmium klorida, 45
-basa, 19 H indikator, 83-99
kadmium nitrat, 45
hidrolisis-, 18 larutan-, 83
pembuatan-, 83-99 kadmium sulfat, 45
kelarutan-, 11 ; 244-254 Hager; pereaksi, 55; 64 kakitiga, 256
-kompleks, 19 harmful, 22 indikator adsorpsi, 83
kalium alum, 113 (lihat: tawas)
garam (lanjutan) hantaran listrik, 2 indikator alam, 82
kalium antimonat, 65
Hanus; pereaksi, 65 indikator asam-basa, 83; 233-4
larutan-, 18

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium lndeks 265


264
T_

kalium bromida, 45 pembuatan-, 148 komposisi/kepekatan asam-basa, 21 8 -F, 21


kalium dihidrogen fosfat, 171 kalsium klorida,4T kondensasi kimia, 190 -F+, 21
kalium dikromat larutan baku-, 137 kongo merah; indikator, 93 -N, 22
larutan baku-, 130 pembuatan-, 137 konsentrasi larutan, 4 -o, 22
pembuatan-, 130 kalsium nitrat, 47 konversi satuan, 215 -T, 22
pereaksi umum kanji; indikalor, 84; 92 korosif, 21 -T+, 22
kalium ferrisianida, 45 kaolin, 244 koloran, 2O2 -x, 22
kaliumferrosianida, 46 kaporit, 244 kresol merah; indikator, 93 -xi, 22
kalium ftalat-asam, (lihat: kalium kapur tohor, 38 o-kresolftalein; indikator, 93 -Xn, 22
hidr.ftalat) karbil, 245 m-kresolsulfonftalein; indikator, 94 larutan, 1; 2
kalium hidrogen ftalal, 171 karbol-fuchsin; pewarna, 114 o-kresolsulfonftalein; indikator, 93;94 larutan amonium sulfida; CP, 210
larutan baku-, 130 karbol-tionin; pewarna,'l 14 kristal ungu; indikator, 94 larutan baku, 124
pembuatan-, 130 karmalum Mayer, 1 15 kristal ungu-anilin; pewarna, 116 -prosedur pembuatan, 1 26
kalium hidrogen tartrat, 171 karmin, 1 15 krom alum, 108 (lihat:tawas-krom) -primer, 125
kalium hidroksida, 46; 48 karmin-boraks alkoholik; pewarna, krom(lll)klorida, 47 -sekunder, 125
larutan baku-, 147 115 krom(lll)nitrat, 47 larutan biner, 2
pembakuan-, 147 karnalil, 246 krom(lll)sulfal, 47 larutan bufer, 164
pembuatan-, 147 kasa, 256 krus saring, 256 kapasitas-, '166
kalium hidroksida; penyerap, 66 katekol violet; indikator, 93 kuinaldin merah; indikator, 94 kefektifan-, 166
kalium iodida, 46 kawat nikrom, 256 kuningan, 1 komponen-, 164
kalium iodida-merkuri iodida, 66 kelarutan, 8 kupri asetat, 67 pembuatan-, 177; 182
kalium karbonat, 46 -asam, 9 kupri klorida, 47 perhitungan kapasitas-, 167
kalium klorida, 46 -basa, 9;239 kupri nitrat, 47 perhitungan pe,rbuatan-, 168
kalium kromat, 46 -elektrolit, 8 kupri oksida amoniakal, 67 pH-, 165
kalium kromat; indikator, 92 -garam, 10-11;239-243 kuprisulfat, 48 larutan cair, 1

kalium kromat-dikromat; indikator, 92 -gas, B; 9 kupri sulfat dalam gliserol-alkohol, larutan dapar, 164
kalium nitrat, 46 hasil kali-, 10;239-243 67 larutan detergen; CP, 204
kalium permanganat kelarutan elektrolit, 9; 239-243 kupri tartrat alkalis, 68 larutan elektrolit, 2
larutan baku-, 151 kering, 202;203 kupro klorida amoniakal, 68 larutan encer, 9
pembakuan-, 152 kertas saring, 255 kupro klorida asam, 69 larutan FeSOo;CP, 209
pembuatan-, 151 kesadahan air, 163 larutan gas, 1
kalium pirogallat, 66 KHP, 249 (lihat: kalium ftalat-asam) L larutan gliserin-plus; CP, 211
kalium sianida, 46 klem buret, 256 larutan hipo; CP, 210
kalium sulfat, 46 klem labu, 256 larutan indikator, 82
kalium tetroksalat, 171 klorofenol merah; indikator, 93
label, 21
larutan jenuh, 2; 11
labu
kalium tiosianida kloro-kalsit, 246 larutan kuartener, 2
-dasar bulal, 257
larutan baku-, 159 kobal(ll)nitrat, 47 larutan lewat-jenuh, 2
-dasar rala, 257
pembakuan-, 159 kobal(ll)sulfal, 47 larutan Na-dikromat asam; CP, 207
-Erlenmeyer, 257
pembuatan-, 159 kobal(lll)sianida, 67 larutan Na-fosfat-oleum; CP, 210
-saring, 257
kalium-kadmium iodida, 66 kobalti sianida, 67 larutan NaOH 10-15o/oi CP, 205
kalmagit; indikator, 92 kobalto nilral, 47 {akar, 126;257 larutan NaOH-alkoholik; CP, 206
lakmoid; indikator, 94 larutan nonelektrolit, 2
kalomel, 246 kobalto sulfat, 47
lakmus; indikator, 94 larutan padat, 1
kalsikrom; indikator, 92 koloid, 183
lambang-bahaya, larutan pekat, 9
kalsium hidroksida, 38; 46 koloid hidrofob, 187
larutan baku-, 148 kompleksometri, 140
-c, 22 larutan penyangga, 164
pembakuan-, 149 komplekson timolftalein; indikator, 93
-E, 21
larutan preparat biologis, 101

266 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium lndeks 267


larutan tak-jenuh, 2; 12 menimbang, 128 nama gugus ionlligan, 224 natrium arsenit
larutan terner, 2 merah netral; indikator, 94 nama unsur, 255-256 larutan baku-, 131
leuko-paten biru B; pewarna, 1'16 merah netral; pewarna, 1 17 natrium-EDTA, 162 pembuatan-, 132
ligan, '140 merkuri klorida, 49 larutan baku-, 162 natrium asetat, 50
lindi kalium, 38 merkuri nitrat, 49 pembakuan-, 162 NBS, 125
lindi natron, 39 merkuri sulfat, 49 pembuatan-, 162 Nelson; pereaksi, 74
Lugol-iodin; pewarna,'1 16 merkuro nitrat, 49 natrium hidrogenfosfat, 50 Nessler; pereaksi, 74
lumpang, 256 metakresol; indikator, 94 natrium hidroksida, 72 nikel klorida, 51
Luxol-fast blue B; pewarna, 1 16 metanil kuning; indikator, 95 larutan baku-, 146 nikelsulfat, 51
metanil kuning; pewarna, 1 17 pembakuan-, 147 nikel(ll)oksida amoniakal, 75
metil biru; indikator, 95 pembuatan-, 146 nilaipH cairan, 225
M metil hijau; indikator, 95 natrium hidroksida; penyerap, 72 ninhidrin; pereaksi, 75
metil jingga; indikator modifikasi, 95 natrium karbonat, 50 NtsT, 125
magnesia, 70 metil jingga; indikator, 95 larutan baku-, 132 niler, 247
magnesium klorida, 48 metilmerah; ind. modifikasi, 95 pembuatan-, 133 nitrogen dioksida, 193
magnesium nitrat, 48 metil merah; indikator, 95 natrium klorida, 50 p-nitrobenzen-azo-resorsinol, 75
magnesium sulfat, 48 metil merah-metil biru; indikator, 96 larutan baku-, 134 m-nitrofenol; indikator, 96
magnesium uranil asetat, 70 metiltimol biru; indikator, 96 pembuatan-, 135 p-nitrofenol, 96
magnesium; pereaksi, 70 metil ungu; indikator, 96 natrium kobaltinitrit, 50;72 nitron; pereaksi, 76
magneson ii; pewarna, 1 17 metil ungu; pewarna, 1 18 larutan-, 70 a-nitroso-pnafto; pereaksi l, 76
malasit hijau; indikator, 94 metil-cellosolve, 75 pereaksi khusus, 50 noda, 202
mangan dioksida, 195 metilen biru alkalis; pewarna, 117 natrium lauril sulfat, 62 nomor atom, 255-256
mangan(ll)klorida, 49 2-metoksi etanol, 75 natrium metabisulfit, 72 normalitas, 132
mangan(ll)nitrat, 49 Millon; pereaksi, 71 natrium nitrat, 50 Nylander; pereaksi, 76
mangan(ll)sulfat, 49 misibel, 5 natrium nilrit, 72
mangan(lV)oksida, 195
Marme; pereaksi, 70
MO; indikator, 96
Mohr; metoda, 157
natrium nitroprussid, 73
natrium oksalat
o
marmer, 245 molal, 6 larutan baku-, 133
Marquis; pereaksi, 70 molalitas, 4;6 pembuatan-, 133 Obermayer; pereaksi, 76
massa atom relatif, 255-256 molar, 6 natrium plumbit, 73 Oil red O; pewarna, 1 19
massa-jenis air, 216 molaritas, 4-6 natrium polisulfida, 73 oksidator, 21;150
massa-jenis dan kadar, 219-222 Molisch; pereaksi, 71 natrium suksinat, 73 oksidimetri, 139; 150
-gliserin, 222 Mordan, 1 18 natrium sulfat, 51 orcein; pewarna, 119
-larutan amonium hidroksida, 219
MR; indikator, 96 natrium sulfida, 51 Orth; fiksatif, 1 19
-larutan asam asetal, 220 mucicarmin; pewarna, 118 osmium tetroksida, 51
natrium tetraborat, 171 ; 251
-larutan asam fosfat, 222 mucicarmine; pewarna (modifikasi), 118 larutan baku-, 133 oxidant, 22
-larutan asam formal, 220
mureksida; indikator, 96 pembuatan-, 134
-larutan asam klorida, 219
-larutan asam nitrat, 221
natrium tiosulfat P
larutan baku-, 154
-larutan asam sulfat, 221 N natrium tiosulfat (lanjutan)
massa molekul relatif, 244-254
PA, 24
pembakuan-,154 paraldehid, 107
material, 20 Na-EDTA, 162 pembuatan-, 154
naftanildiazo biru; pewarna, 1'18 parametil merah; indikator, 97
May Grunwald; pewarna, 1 17 natrium tungstat, 73 parasetaldehid, 107
Mayer; pereaksi, 71 a-naftol, 71 natrium-alum, 250 part per million, 5
medium pendispersi,'183 frnafiol, 71 natrium dihidrogen fosfat, 171 partikel koloid, 184
melarut, 3 p-naftolbenzen; indikator, 96 natrium-alum; (lihat: tawas-natrium)

268 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium lndeks 269


\

partikellarutan, 184 prosedur pelarutan, 26-28 permanganometri, 150 reaksi-pengendapan, 139


partikel suspensi, 184 prosedur pengenceran, 29-30 persen massa, 4 reaksi-pengompleksan, 140
Patton & Reeder; indikator, 97 pembuatan larutan asam encer, 36 persen volum, 4 reaksi-redoks, 139
pekat, 9 asam asetat, 36 pertukaran pelarut, 184; 189 redoks,139
pelarut, 1 asam fosfat, 36 perunggu, 1 reduktor, 139
pelarut universal, 3 asam klorida, 36 pH, 13-19 resazurin; indikator, 97
Pelarutan asam nitrat, 37 -air, 13 resorsin-fuchsin Weigert, 1 19
teknik-, 25 asam sulfat, 37 -bufer, 19; 166 ring corong, 258
prosedur-, 26 pembuatan larutan baku -cairan, 225 Romanowski, 108; 120
perhitungan-, 27 -zalbaku, 129 -campuran bufer, 19; 166 Rosmann;fiksatif, 120
pembakar, 256 perhitungan-, 129 -definisi-, 14 rumus garam, 244-254
pembakar Bunsen, 256 prosedur-, 1 29-1 39 -larutan, 14;224
pembakar Fisher, 256 pembuatan larutan basa encer, 37 -larutan asam, 14
pembuatan larutan bufer, 171 -larutan basa, 16 S
pembakuan, 140
pembuatan brom cair, 200 pembuatan larutan indikator, 83 -larutan garam, 18
-skala-, 14 S & O; pereaksi, 77
pembuatan emulsi, 184-185 pembuatan pereaksi khusus, 53-81
pharmaceutical grade, 23 sabun, 77
pembuatan gas, '193 pembuatan sol, 188-'192
pipet-tetes, 257 salmiak, 252
pembuatan gas belerang dioksida, 199 pendarfluor; indikator, 235
pendingin Leibieg, 258 pipet-ukur, 257 satuan, 213;215
pembuatan gas hidrogen, 193 -sl,
pipet-volum, 1 25-1 26; 257 213
elektrolisis air, 194 pengering, 257
pirit, 198;246 -Sl Dasar, 213
reaksi logam-air, 193 pengenceran cairan
pirogalol basa; pereaksi, 76 -SlTambahan, 214
pembuatan gas hidrogen sulfida, 198 -asam, 30-32
pirokatekol violet; indikator, 93; 97 -SlTurunan, 214
pembuatan gas karbon dioksida, 196 -basa, 31
pOH, 14 kelipatan-, 216
pemanasan Na-bikarbonat, 196 perhitungan-, 31-3
ppm, 5 konversi-, 215
reaksi batu pualam-asam, '196 prosedur-, 29
subkelipatan-, 216
pembuatan gas klor, 199 tabel-, 33 pro analysi, 24
propilmerah, 97 satuan konsentrasi, 4-7
pembuatan gas oksida nitrogen, 197 teknik-, 25; 30
proses melarut, 3 -bpj, 5
pembuatan gas oksigen, 194 penjepit klem, 258
-molalitas, 6
pemanasan kalium klorat, 194 pengukuran
-molaritas, 7
pemanasan kalium nitrat, 194 -massa, 129 R -normalitas,
elektrolisis air, 194; 195 -volum, 129
-persen, 4
pembuatan gel, 186 penyaring hisap, 257
-ppm, 5
peptisasi, 184 racun, 21
pembuatan koloid, 184
perak nitrat, 51 rak tabung, 258 simbol-, 4-6
-cara dispersi, 184
raksa(l)nitrat, 51 konversi-, 7
pembuatan koloid (lanjutan) larutan baku-, '157
pembakuan-, 157-8 raksa(ll)klorida, 52 Scheibler; pereaksi, 54;77
-cara dispersi listrik, 184
raksa(ll)nitrat, 52 Schiff; pereaksi, 64; 77
-cara dispersi mekanik, 189 pembuatan-, 157
raksa(ll)sulfal, 52 Schweizer; pereaksi, 67; 77
-cara dekomposisi ganda, 188 perak nitrat-kloral hidrat, 1 19
reagen, 20 sediaan kimia, 2
-cara hidrolisis, 191 peralatan
-cara kondensasi, 184 -gelas, 201 bolol, 127 segitiga-porselin, 258
-laboratorium, 257 -258 spesifikasi-, 23 selestin triru B; pewarna, 120
-cara kondensasi kimia, 190
reagen-analar, 24;124 selestin biru; pewarna, 120
-cara peptisasi, 190 pereaksi, 24
reagen-kimia, 124 Seliwanoff; pereaksi, 77
-cara pertukaran pelarut, 189;190 pereaksi khusus, 53-81
reaksi, 139 seng klorida-alkalis; pereaksi, 77
-cara redoks, 190 perhitungan lar baku
-zatbaku, 129 reaksi-asam-basa, 140 seng nitrat, 52
pembuatan larutan
-larutan baku, 129 reaksi-penetralan, 139 seng sulfat, 52
perhitungan, 28-29; 31 -35

Membuat Reagen Kmia di Laboratorium lndeks 271


270
\

seng uranilasetat; pereaksi, 78 Susa; fiksatif, 109; 120 timah(ll)klorida, 52


V
sifat fisik pelarut, 238 suspensi,183 timah(lV)klorida, 52
sifat garam, 244-254 suspensi AgCl, 188 timbal(ll)asetat, 53
timbal(ll)nitrat, 53 Van Gieson No. 1; pewarna, 121
sifat larutan baku, 129 suspensoid, 183
timol biru; indikator, 98 Van Gieson No. 2; pewarna, 121
silika-gel, 187 Verhoeff; pewarna, 121-122
simbolatom, 255-256 timolftalin; indikator, 98
T tingkat pereaksi, 24 Veronal, 181 ; 182
sistem dispersi halus, 183 Viriamina biru; indikator, 99
sistem dispersi kasar, 183 tabung tingkat spesifikasi zat, 23
Rak-, 257 tingkat farmasi, 23 vol-pipet, 126;257
sistem dispersi koloid, 183
sistem dispersi molekuler, 183 -reaksi, 202;257 tingkat komersial, 23
sistem koloid, 'l83 -u, 257 tingkat murni, 23 W
sistem larutan, 183 Tang-krus, 258 tingkat pereaksi, 24
Skala Sorenson, 14 tawas, 248 tingkat reagen, 24 Wright; pewarna, 122
soda, 250 tawas-aluminium; (lihat: tawas) tingkat teknik, 23 Wagner; larutan, 79
soda-kue, 250 tawas-amonium, 253 tionin; pewarna, 121 Wagner; pereaksi, 80
sol, 184 tawas-besi, 253 titan kuning; pewarna, 121 Wij; pereaksi, 80
sol Agl, 188 tawas-kalium; (lihat: tawas) titik didih air, 217 Winkler; cara, 69
sol [Agl]A9., 188 tawas-krom, 248;253 titrasi, 82
sol [Agl]l , 188 tawas-krom, 248 -argentometri, 156
sol belerang, 189 tawas-natrium, 250 -asidi/alkali-metri, 1 40 x
sol cair, 184 technicalgrade, 23 -iodimetri, 150
sol emas, 191 tekanan uap air, 217 -kelometrik, 82 xanthydrol, 80
sol Fe(OH)g, 191 teknik pembuatan larutan baku, 128 -oksidimetri, 150 xilenol jingga; indikator, 100
sol [Fe(OH)31Fe'3, 192 teknik pemindahan cairan, 126 -penetralan, 139
sol [Fe(OH)3]OH , 192
sol hidrofob, 188
tembaga(l)klorida amoniakal, 68; 79
tembaga(l)klorida asam, 69; 79
-pengendapan, 157
-pengomplekan, 160
z
sol logam, 190 tembaga(ll)asetat, 67; 79 -redoks, 150
titrimetri, 37; 136 zat, 20'
sol lumpur/air, 184 tembaga(l l)oksida amoni akal, 7 9
4-o-lolilazo-o-toluidin; indikator, 98
sifat-, 20
sol padat, 184 tembaga(ll)sulfat, 67; 79
mengenal-, 20
sol perak, 191 tembaga(ll)tartarat alkalis, 68; 79 toxic, 22
kemasan-, 21
sol platina, 190 terusi, 245 triketo-hidrindenhidrat, 75
lambang-bahaya-, 21
solokrom biru tua; indikator, 97 Tetapan 7,3,S-trinitrobenzen; indikator, 98
-autoionisasi air, 13 2,4,6-lrinitrofenol, 79 spesifikasi-, 23
solokrom hitam; indikator, 97 zat baku primer, 124
solut, 1 -disosiasi asam anorganik, 231 2,4,6-trinitrotoluen ; indikator, 98
-disosiasi asam organik, 226-228
zat pendispersi, '183
solvasi, 3 zat terdispersi, 183
solven, 1 -disosiasi basa anorganik, 232
-disosiasi basa organik, 229-230
U zat terlarut, 1
spektrofotometri, 140 Zenker;fiksalif, 122
stanni klorida, 52 -fisika dan kimia, 214
Uffelmann; pereaksi, 79 Zenker-formol; fiksatif, 123
stannoklorida, 52 -hasilkali kelarutan, 239-241
ukuran kelarutan, 9 Zimmermann-Reinhardt; pereaksi, 81
statif, 258 -ionisasiair, 13
-ionisasi asam, 14; 226; 231 universal; indikator, 99 zinkon; indikator, 100
Stirling; pewarna, 1 16 universal; indikator-campuran, 99 zirkonil nitrat; pereaksi, 81
Stoke; pereaksi, 78 -ionisasi basa, 16; 229;233
-kenaikan titik didh molal, 238 unsur kimia dalam air laul, 223
strontium klorida, 78 uranium nitrat-formalin, 121
sublimat, 246 -ketakstabilan komPleks, 236
-penurunan ttk beku molal, 237 urea, 79
sukrosa, 78 USP, 23
sulfon F hitam; indikator, 98 tetrabromofenolftalein metilester, 98

Membuat Reagen Kimia di Laboratorium lndeks 273


272
T \

Mulyono H. Abdul Manan lahir pada tanggal

ffi
!,

!,, ,
07 Juni 1952 di Pontranak, Kalimantan Barat.
Menamatkan pendidikan menengah dari
Sekolah Teknologi Menengah Atas (STMA) di
Pontianak pada tahun '1971, dan melanjutkan
studi di Jurusan Kimia Fakultas Keguruan
llmu Eksakta (FKIE) lKlP Bandung
PI.'IDAK
i:!t. rl
, :i (kini:
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI) pada
tahun 1973.
SCIEh[TTE'IC
Kami adalah produsen alat gelas/alat bantu/instrumen untuk
Memperoleh gelar Sarjana Muda Pendidikan Kimia pada tahun 1976 penelitian dan pembelajaran bagiTK, SD, SLTP, SLTA, dan pT
dan gelar Sarjana Pendidikan Kimia pada tahun 1982. Gelar Magister meliputi bidang-bidang pendidikan:
Pendidikan Kimia diperoleh dari Program Pascasarjana lKlP Jakarta
pada tahun 1989.
Bekerja di UPI sejak tahun 1979 dan menjadi staf pengajar tetap untuk FISIKA
Mata-mata Kuliah Proses Belajar Mengajar, Kimia Fisik, dan Bahasa gaya, waktu, gerak, energi, gelombang, bunyi,
lndonesia Untuk MIPA. cahaya, magnet, elektromagnet, listrik, etektrdnil
Pengalaman mengajar di Jenjang Pendidikan Menengah antara lain di
SMU (1975-1989) dan diSMF (1987-1995). KIM!A
kimia fisik, molimod dan bangun molekul, analisis gas, elektrokimia,
Beberapa hasil-tulis antara lain: kromatografi, peralatan gelas, bahan/pereaksi kimia, kit praktikum
KAMUS KIMIA (Edisi Pertama, 1997).
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR KIMIA (Tim,2003; Edisi Revisi). BIOLOGI
ILMU KIMIA 1 - Untuk SMU/MA Kls 1 Edisi Kedua (2002). biokimia, genetik, sel, anatomi, torso, slaid, mikroslaid,
gambar dinding, pendidikan kesehatan
ILMU KIMIA 2 - Untuk SMU/MA Kls 2 Edisi Kedua (2002).
ILMU KIMIA 3 - Untuk SMU/MA Kls 3 Edisi Kedua (2002).
KAMUS KIMIA (Edisi Kedua, 2005).
*
Penuntun Praktikum Sains-Kimia Skala Kecil untuk SMP/MTs.
*
Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil untuk SMA/MA. Kamisiap melayani dan menyediakan
alat/instrumen dan bahan/pereaksi k-ebutuhan anda.
* Akan segera diterbitkan, dan didukung oleh Kit Praktikum.
.i. fnformosi lengkap dopot menghubungi komi,
Jl. Pudok No. 2-4 Bondung 40113
T el p. (O?2) -7 27 27 55 : 7 27
lO 4 6 : 7 ZOZ3 40 : 7 ZO 215 I : 7 ZO5 6 t5
Fax.O2?-7207252

Anda mungkin juga menyukai