MDMBUAT
BEAGEN
KIMIA
di Laboratorium
W-wmteKSaRa
i
- BA 01.25.1251
I
I KATA PENGANTAR
I
MEMBUATREAGENKIMIA I
Diakui, analisis kimia kini telah beralih dari cara konvensionalke cara
di Laboratorium instrumentasi. Namun hal ini tidaklah berarti bahwa cara-cara konvensional
{01 telah ditinggalkan sama sekali. Pada dasarnya, cara instrumentasi
Oleh : Drs. Mulyono HAM, M.Pd. betq.s,lq lvfU? merupakan cara perbandingan dengan mengacu pada karakter zat murni
Diterbitkan oleh PT Bumi Aksara
atau larutan baku yang telah dikalibrasi. Dengan kata lain, cara
instrumentasi masih bergantung pada cara-cara konvensional tertentu
Jl. Sawo Raya No. 18
seperti gravimetri atau titrimetri. Di samping itu, beberapa cara konvensional
Jakarta 13220
masih diterapkan dalam pendidikan IPA (termasuk di lndonesia) karena
beberapa faktor selain dapat memberikan nilai intelektual dan nilai
H keterampilan dasar tertentu bagi peserta didik.
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak Buku ini ditulis untuk memberikan khazanah pengetahuan dan
buku ini sebagian atau seluruhnya, dalambentuk dan dengan pelengkap bagi para pengguna laboratorium dan bagi individu yang
cara apa pun juga, baik secara mekanis mauPun elektronis, melakukan aktivitas praktikum atau penelitian terutama yang berhubungan
termasuk fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin tertulis -dengan sediaan reagen kimia, cara pembuatan, pembakuan, dan
dari penerbit. penyimpanannya. Untuk memudahkan penggunaan buku, informasi yang
diperlukan dapat ditelusuri melalui penyajian indeks di halaman terakhir.
Cetakan pertama, Oktober 2006 Teori singkat yang disajikan di dalam buku ini hanya ditujukan untuk
Cetakan kedua, Maret 2008 menambah wawasan yang mendasari sifat kuantitatif dari sediaan.
Cetakan ketiga, Juni 2009 Untuk kepentingan yang bersifat kualitatif dan teknis, disajikan pula
Perancang kulit, Kreasindo Mediacita
beberapa informasi tambahan seperti pembuatan koloid; pembuatan gas;
Dicetak oleh Ikrar Mandiriabadi
pembuatan cairan pembersih dan penggunaannya; serta dilengkapi dengan
rsBN979-526-17t-1.
informasi lain (berupa lampiran) yang terkait dengan sifat fisik dan sifat
kimia dari bahanlzat.
lsi dalam Bab 5 terutama mengacu pada buku yang ditulis oleh lbu S.
Handari Suntoro dan lbu lstriyati P. Untuk ini, penulis memohon maaf dan
pengertian dari lbu atas penggunaan bagian dari materi buku tanpa
memohon izin langsung terlebih dulu.
Tak ada gading yang tak retak; kesalahan adalah kekurangan penulis;
perbaikan dan kritik terhadap isi buku ini sangat dinantikan. Semoga buku
sederhana ini dapat membantu dan bermanfaat.
M.HAM
Kata Pengantar
\i!
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............ v
Daftar 1si.............. vii
Daftar Tabe1......... ix
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran... xiii
Bab 1 PENDAHULUAN 1
A. MengenalZal........... 20
.........
B. Teknik Pelarutan dan Pengenceran 25
C. Perhitungan Pembuatan Larutan Bufer 168 2.1 lstilah Kelarutan Z.a| ............. I
D. Pembuatan Larutan Bufer ................ 171 2.2 Kelarulan Beberapa Gas dalam Air.............. 9
2.3 Kelarutan Beberapa Garam dalam Air dan Asam-Kuat Encer.......... 11
Bab 1o PEMBUATAN KOLOID 183
2.4 Kelarulan AgCldan BaSO+ dalam Larutan KNO3.......... 13
A. Sistem Koloid 183
2.5 Pengelompokan Garam Normal dan Contohnya............. 18
B. Pembuatan Koloid 184 3.1 Beberapa Zaldan Bahayanya. 21
Bab 11 PEMBUATAN GAS DAN BROM CAIR.......... 193 3.2 Label Bahan Kimia Tingkat Teknis 24
193 3.3 Label Bahan Kimia Tingkat Reagen (ACS Specification) 24
A. Pembuatan Beberapa Gas
200 3.4 Label Bahan Kimia Tingkat Reagen (Pro Analysi)...... ....... .. 25
B. Pembuatan Brom Cair............
3.5 Etiket Bahan Kimia Tingkat Reagen (USP Specification) 25
Bab 12 PEMBUATAN CAIRAN PENCUCI 201 3.6 Pengenceran dari Cairan Lebih Pekat (Satuan "/" vlv) 33
A. Peralatan Ge|as.................,.......... 201 7.1 Toleransi Alat Ukur Volumetrik........... 126
B. Pembuatan Cairan Pencuci dan Cara Penggunaannya....'.. 204 8.1 Beberapa Oksidator dan Reduktor dalam Oksidimetri. 150
LAMPIRAN.LAMPIRAN 213 9.1 pH Bufer dan Perubahan pH oleh Penambahan Asam/Basa........... 166
9.2 Pembuatan Bufer Baku .......... 171
DAFTAR PUSTAKA 259
9.3 Pembuatan Bufer pH 0,65-4,76 (Bufer CH3COONa-HC|) ............... 172
INDEKS..... 260
9.4 Pembuatan Bufer pH 1,00-2,20 (Bufer KCI-HCI).... 172
9.5 Pembuatan Bufer pH 2,20-4,00 (Bufer KHP-HCI) 173
9.6 Pembuatan Bufer pH 3,4-5,5 (Bufer As. Sitrat-Natrium Sitrat)........ 173
9.7 Pembuatan Bufer pH 3,8-5,6 (Bufer CH3COOH-CH3COONa)......... 174
9.8 Pembuatan Bufer pH 4,10-5,90 (Bufer KHP-NaOH) ....................... 174
9.9 Pembuatan Bufer pH 4,6-6,4 (Bufer Na-maleat-NaOH) 175
9.10 Pembuatan Bufer pH 5,3-8,0 (Bufer NazHPO+-NaH2PO4) 175
9.11 Pembuatan Bufer pH 5,8-8,0 (Bufer KHzPO+-NaOH)............ 176
9. 1 2
Pembuatan Bufer pH 7,00-9,00 ................ 176
9.1 3
Pembuatan Bufer pH 7 ,4-9,2 (Bufer H3BO3-Na2BoOz) . ....... ...... ...... 177
9.14 Pembuatan Bufer pH 8,00-9,10 (Bufer Boraks-HCl)....................... 177
9.15 Pembuatan Bufer pH 7,8-10,0 (Bufer HaBO3-KCI-NaOH) 178
9.'l 6 Pembuatan Bufer pH 9,20-1 0,80 (Bufer Boraks-NaOH) ................. 178
9.17 Pembuatan Bufer pH 9,60-l 1 ,00 (Bufer NaHCO3-NaOH)... ........ .. 179
9.18 Pembuatan Bufer pH 10,90-12,00 (Bufer NazHPO+-NaOH) ........... 179
9.19 Pembuatan Bufer pH 12,00-13,00 (Bufer KCI-NaOH) 180
9.20 Pembuatan Bufer pH 2,2-8,O (Bufer Asam Sitrat-Na2HPOa) 180
9.21 Pembuatan Bufer pH 2,62-9,'16 (Bufer Veronal-Asetat).................. 181
9.22 Pembuatan Bufer pH 2,6-12,0 (Bufer Universal) 182
10.1 Tipe Koloid Berdasarkan Fasanya 184
€D
Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Daftar Tabel lx
vilt
__a
DAFTAR GAMBAR
Daftar Gambar xl
!*!
- DAFTAR LAMPIRAN
F Ke dalam 500 ml air dilarutkan 34,2 g gula, C12H22O11 (Mr 342). Sebagai contoh, untuk HzCzO+ 0,5 M dapat dinyatakan sebagai [HzCzO+] = 0,5.
Konsentrasi larutan gula ini dengan satuan molal dapat ditetapkan
melalui perhit.ungan berikut.
6. Konversi Satuan Konsentrasi
M,(gula) = MA = 3a2; W(gula) = 34,2; W(air) = 500 g (massa-jenis
air = 1); maka molalitas gula adalah,
(34,2 g)(1000) a bpj= (d(A- 4 )"/" atau aoTo = (a)(1Oo) Opj (2.6)
mguta = =O,2
(3a2 s/mol)(500 g)
(,)(tooo)
o,.:[
L(100 - o)(M)
L
)
(2.7)
,r-[(,)(o)(tooo)l*
(a.M)
(2.e) Mudah larut 1-10
11000 + ) Larut 10-30
Agak sukar larut 30 - 100
, , -
(')(t ooo) -l ,
[L{ (1000 .d) - (a.u)} ) (2.10)
Sukar larut
Sangat sukar larut
100-1000
1000- 10000
Praktis tidak larut lebih dari 10000
Dihubungkan dengan konsentrasi larutan dari asam/basa, secara Bromida AgBr kuning Selain (2) AgBr kuning Selain (4)
HgzBrz putih Hg2Br2 putih
kualitatif dikenal istilah asam/basa pekat dan asam/basa encer**. PbBrz putih PbBrz putih
Keterangan: lodida Agl kng.muda Selain (2) Agl kng.muda Selain (4)
Hgzlz kuning Hgzlz kuning
* Hanya NH4OH berwujud cair, umumnya basa berwujud padat berwarna Hgl2 merah Hgl2 merah
putih kecuali basa-basa dari logam transisi. Pbl2 kuning Pbl2 kuning
* pekat atau encernya suatu larutan menunjukkan banyak atau sedikitnya Karbonat; Selain (3) Na*; K*; NH+*
zat terlarut di dalam sejumlah pelarutnya, dan umumnya larutan Sulfit;Silikat (putih)
tergolong larutan encer apabila konsentrasinya antara 1,0 N - 0,01 N. Fosfat; Arsenat
(Lihat juga Tabel 2.1.) Sulfida Selain (3) Na*; NH+*; Selain (5) Na*;-K*; N-Hr*; C-a2*;
5*;
Ca'*: Sr'*: sr1; Bal.; Mg'l;
Garam-garam terlarut ada yang langsung terionisasi menjadi Ba2*; Mg2+ Fe"i Zn'*i Mn'*
kation dan anionnya, dan ada pula yang selanjutnya mengalami Catatan:
hidrolisis. Kelarutan garam-garam sangat bervariasi. Tabel 2.3 1) Garam-garam PbClz, PbBrz, dan Pbl2 mudah larut dalam air panas.
memberikan gambaran kualitatif terhadap kelarutan garam-garam di 2) Warna dari beberapa endapan sulfida:
dalam air dan di dalam asam kuat encer. Untuk garam-garam yang hitam coklat kuning kotor lrngga
sukar (atau sedikit).larut dalam air, kelarutannya secara kuantitatif pada SnS SbzSg; SbzSs
suhu 25oC dicirikan oleh harga tetapan hasil kali kelarutan (K"o) dari
garam yang bersangkutan. (Lihat Lampiran 35.)
3. Larutan Jenuh
Konsep larutan jenuh sangat berhubungan erat dengan konsep
endapan. Terbentuknya endapan merupakan salah satu ciri bahwa
suatu reaksi telah terjadi. Timbulnya endapan amat bergantung pada
kelarutan suatu zat di dalam pelarut, atau pada tercapainya larutan
jenuh darizal itu. Semakin rendah kelarutan suatu zat semakin mudah
pencapaian larutan jenuhnya.
Telah dikemukakan bahwa elektrolit terutama hampir semua
basa dan beberapa garam memiliki kelarutan yang rendah di dalam
&Bv(s) + xA.Y(aq) + yB-'(aq) (2.11) Tabel2.4 Kelarutan AgCl dan BaSOq dalam larutan KNO3 1
Dengan demikian, dalam larutan jenuh elektrolit sukar larut, jumlah atau Konsentrasi KNO3. Kelarutan (dalam molar):
(dalam molar)
konsentrasi ion-ionnya dalam larutan tidak akan mengalami perubahan AgCl BaSOq
(berharga tetap) pada suhu tetap. Oleh karena itu, terhadap elektrolit 0,000 1.00x10 1,00 x 10-'
sukar larut, untuk larutan jenuhnya berlaku: 0,001 1 .04 x 10-" 1,21 x 10'
0,005 1.08 x 10-" 1,48 x 10-'
Kp = [A-{'[B*]Y (2.12) 0,010 1.12 x 10-' 1,70 x 10-'
1
Harga Gp pada suhu kamar untuk setiap elektrolit sukar larut dapat Day & Underwood (1989: p.224).
Kp = [Ag.]'z[COs'zl
H2O=H*+OH
12;
[Harga Kp dari Ag2co3(s) pada 25oC adalah 8,45 x 10 lihat: Lampiran.]
Tetapan kesetimbangan ionisasinya adalah,
Berdasar pada persamaan (2.12), dapat dikemukakan bahwa bila:
K=IIJ$ l,ut*
1) hasil perkalian ion = l("0, berarti larutan bersifatienuh, lH,Ol
2) hasil perkalian ion < Gp, berarti larutan bersifat tak'ienuh,dan
3) hasil perkalian ion , Ko , berartiterbentuk endapan. [K; : rFilrorrt] (2.13)
Dengan menerapkan prinsip kesetimbangan, maka akibat di mana K* dinamakan tetapan autoionisasi air (atau biasa dikenal
adanya salah satu ion sejenis di dalam pelarut akan memperkecil sebagai tetapan ionisasi air). Melalui perhitungan yang berdasarkan
jumlah atau konsentrasi dari elektrolit yang melarut; atau dengan kata pada hasil pengukuran hantaran listrik terhadap air, diperoleh harga
K*
lain "kelarutan elektrolit menjadi berkurang di dalam pelarut yang sebesar 1,0 x 1O-14-.p?da?S oC. Dengan demikian, untuk air murni
pada25 oC
mengandung ion sejenis" (efek ini dikenal sebagai efek ion-seienis). besarnya tH.] = IOH l = 1O
Selain itu, adanya ion-ion tak-sejenis pun atau adanya garam tertentu di
*daya hantar listrik air pada 2s oC adatah
6,0 x 10 I ohm-1 cm-l .
Catatan:
2. pH Larutan Asam
Asam.-asam. l.emah poliprotik, harga l(. dari tahap pertama ionisasinya umumnya
Asam-asam umumnya melarut dan terionisasi di dalam air memiliki nilai jauh lebih besar dari harga G dari tahap kedua bahkan tahhp ketiganya.
Contoh berikut dapat memperjelas hal ini.
memberikan ion H* sehingga memperbesar konsentrasi ion ini dalam
'l :
larutan. Banyaknya ion H* yang terbentuk bergantung pada kekuatan Tahap H3POa 1) H* + HzPO+ G(1)= 7,5 x10r
suatu asam, dan biasanya dicirikan oleh deraiat-ionisasi asam (u) atau
f 2:
ahap HzPO+ + H* + HPO+-2 G(2)= 6,2 x10+
Tahap 3: HPO4 'z + H* + PO+-3 G(3) = 1,0 x 10-12
tetapan ionisasiasam (G) dari asam itu sendiri.
Biasanya untuk menyederhanakan perhitungan perkiraan harga pH larutan asam lemah
pH larutan asam dapat diciuga (dihitung) melalui hubungan berikut polivalen seperti H3PO4 di atas, nilai G yang diterapkan cukup dari tahap ionisasi
apabila nilai cr atau nila G-nya diketahui. pertamanya untuk selanjutnya disubstitusikan ke persamaan (2.17b).
untuk memperkirakan harga pH larutan basa terutama dari basa yang B(OH)"(s) + B."(rq) + nOH-(aq) ,!/
mudah larut. xxn.x
r) Untuk kelarutan basa sebesar x, maka konsentrasi ion terlarutnya
14 - log toH-] I
adalah [B*'] = x dan [OHl = n.x. Sehingga persamaan hasil kali kelarut-
(2.18a) annya (K"o) secara umum adalah
lOHl = 1n.cx.Co) I
Iu
samping pekeriaannya meniadi lebih lancar dan cermat' diperdagangkan adalah seperti berikut:
1. Sifat Zat
Zat dalam keseharian dapat dibedakan sebagai:
. bahan (material) yakni zat yang menjadi komponen dari suatu Gbr 3.1a Lambang E (explosive); berarti bahan kimia
proses atau pembentukan barang atau produk' bersifat dapat meledak.
r pereaksi (reagent),yaknizalyang berperan dalam suatu reaksi
kimia atau diterapkan untuk tujuan analisis kimia'
Sifat zat meliputi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat-sifat ini meliputi
antara lain wujud, warna, bau, titik didih, titik bakar, higroskopis, daya Gbr 3.1b Lambang F (highly flammable); berarti bahan
larut, daya cemar, daya rusak, daya racun, rumus molekul, rumus kimia bersifat mudah menyala/terbakar.
kristal, din kereaktifan. Sebagian besar zat kimia merupakan pencemar
bagi lingkungannya, dan sekelompok zal ada yang bersifat mudah
ter6afar, muOaf, meledak, korosif (terutama asam-asam), merusak
u
organ tubuh, atau meracuni organisme. Kereaktifan zat dapat diartikan
se"bagai kemudahan zat itu bereaksi dengan zat tertentu, udara,
Gbr 3.1c Lambang F+ (extremely flammable); berarti
cahaya, atau benda lain di sekitarnya.
bahan kimia bersifat sangat mudah terbakar .
E
Kemasan suatu zat dapat mengandung 1 bahkan lebih lambang
yang menandakan bahaya yang dapat ditimbulkannya. Namun
demikian, kemasan tanpa lambang bahaya bukanlah berarti bahwa zat
yang bersangkutan aman atau bebas bahaya; setiap bahan atau
Gbr 3.1d Lambang O (oxidant substance); berarti
bahan kimia bersifat pengoksidasi.
reagen kimia harus berhati-hati di
dalam memperlakukannya.
Umumnya bahan kimia bersifat racun bagi tubuh bila masuk ke dalam
E
tubuh melalui oral (lewat tangan tidak bersih) atau luka. Mengenal dulu
sebelum berhubungan langsung dengan zat yang bersangkutan akan
memberikan rasa aman bekerja; dan rasa takut atau sikap hati-hati
yang berlebihan dalam memperlakukan suatu zat merupakan tindakan
Gbr 3.1e Lambang T (toxic); berarti bahan kimia
yang tidak perlu.
bersifat racun.
E
2. Tingkat Spesifikasi Zat
Bagi laboran, analis, atau pelaku penelitian perlu mengetahui sifat
Gbr 3.1f Lambang T+ (very toxic); berarti bahan kimia atau spesifikasi pereaksi (reagen) yang akan digunakan; salah satunya
bersifat racun-kuat. adalah tingkat kemurnian zal yang diperkenankan menurut jenis
analisis yang diterapkan. Umumnya berdasar pada kriteria ini zal-zal
dapat dikelompokkan sebagai berikut.
II
Gbr 3.1g Lambang C (corrosive); berarti bahan kimia
Zat-zal ini umumnya digunakan untuk kebutuhan industri, dan jarang
bersifat korosif; atau dapat merusak jaringan hidup.
digunakan untuk tujuan analisis kimia kecuali (a) untuk larutan
pembersih/pencuci, dan (b) untuk larutan pereaksi kualitatif (demonstra-
tif) bila masih dapat memberikan hasil yang cukup jelas; atau bila
pengotornya masih dapat diperkecil melalui proses dengan cara
tertentu sebelum digunakan.
Gbr 3.1h Lambang Xi (rritant); berarli bahan kimia dapat
menyebabkan iritasi terhadap jaringan atau organ tubuh. ') lstilah lainnya: tingkat komersial.
a
22
Gbr 3.1j Lambang N (dangerous for the environment);
berarti bahan kimia bersifat berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen dalam lingkungan kehidupan'
The American Chemical Society Committee on Analytical Reagents, Zur Anaryse :ffillllFq ;: 3:31f,n
dan pabrik pembuatnya mencantumkan pernyataan "Conforms to ACS
Ferro Ammonium Sulphare Mllfl3l,l*'l"rr ,; 3;3?ff
Speiifications" pada iabel pereaksi yang juga memuat. daftar pengotor
dan persen kemurniannya. Untuk kepentingan baku primer, kemurnian
Fe(NH)2(so4)2.6H2o fi:li,,Jfllffi ,,:,
til|
99,5-1 O0,5"/o cukup memenuhi persyaratan analisis. (K)
Kalium ,, 0,01%
3)
lstilah lainnya: pro Analysi, p.a. ; Analaar Reagent, AR; Guaranteed Reagent, GR).
Tabel 3.2 Label Bahan Kimia Tingkat Teknis Tabel 3.5 Etiket Bahan Kimia Tingkat Reagen
Hal Langkah ") Gunakan gelas ukur yang sesuai atau mendekati volum cairan yang akan diukur.
o)
1. Tetapkan: kulitatif alau kuantitatif
Sif.t zal dan sifat analisis (kuatitatif alau kuantitafrf) menentukan teknik yang
1. Sifat analisis dlterapkan dan alat yang digunakan.
(sesuaikan dengan tujuan analisis)
Jika zal bersifat mudah larut dan larutannya bersifat encer (kualitatif), pelarutan
2. Kuantitas larutan (volum, 2. Tetapkan: sesuaidengan kebutuhan. dapat langsung di gelas pengukurnya.
konsentrasi) Jika zat terutama garam bersifat mengalami hidrolisis, pelarutannya dengan
sedikit akuades bersuasana asam lalu encerkan sesuai volum yang diinginkan.
3. Kuantitas zat padat 3. Tetapkan: rumus zat padat (kristal), daya
Jika zal bersifat higroskopis atau dapat berubah selama penimbangan tetapi
(rumus, kelarutan, massa) larut, dan massa padatan yang akan dilarut- larutannya memenuhi syarat sebagai larutan baku maka pembuatan awal
kan (dihitung). larutannya dilakukan secara kualitatif kemudian harus dilanjutkan dengan
4. Tetapkan: stabil, higroskopis, alau bereaksikah pembakuan terhadap larutan baku primer (titrimetri). Lihat selanjutnya: larutan
4. Sifat zat padat ")
baku primer dan pembakuan larutan.
dengan air?
") Jenis dan jumlah alat pendukung bergantung pada teknik pelarutan (berdasar
5. Alat ukur massa (neraca) 5. (Jika kualitatif), gunakan: neraca T/SA, atau subskrit d). Jika larutan ini harus dibakukan, peralatan titrimetri diperlukan seperti
(Jika kuantitafd): neraca T dan neraca A "' . gelas Erlenmeyer, pipet volum, buret, dan lain di samping larutan/pereaksi yang
terlibat dalam pembakuan.
(3.2) (1) Perhitungan pembuatan 100 mL alkohol 7O%"(vlv) dari alkohol 95"/"(vN)
Vr X Pr - Y2X P2
yang tersedia.
Di mana v= volum cairan; dan P = persentase dalam %(vlv) Penyelesaian:
Melalui hubungan matematis (pers. 3.2) :
Untuk kadar persen dalam "/"(blb), gunakan hubungan:
' Perhitungan:
Dari hubungan 3.1b,
v, xM, (500 mL)(1M)
Vpekat : :33,88 mL = 34 mL
Mperat 14,76 M
Darihubungan 3.3,
v,xP,,xd,
'**"t-P*o,rdro,
500 mL x1,72/o x 0,9907 :33,81mL =34 mL
28o/"xO,9O
Pelaksanaan
Siapkan dulu 466 mL akuades dalam gelas kimia, lalu tuangkan 34 mL
amoniak pekat ke dalam akuades tersebut (lakukan di ruang asam).
Asamsulfat3M;6N
4 H2SO4 17,8 M ;95% (b/b) * 170 mL
Akuades 830 mL
Keterangan:
PEMBUATAIT I*IRUTAH: * konsentrasi/kadar asam pekat yang diterapkan dapat disesuaikan dengan
asam pekat yang tersedia di lab kemudian lakukan perhitungan ulang.
Untuk tujuan kuantitatif, asam-asam encer yang dibuat dari asam pekat
Pada bab ini akan disajikan pembuatan reagen-reagen dengan spesifikasi p.a. selanjutnya dapat dibakukan terhadap larutan
baku untuk rnenetapkan kadar/konsentrasinya yang tepat.
laboratorium yang umum digunakan; meliputi larutan asam encer,
larutan basa encer, dan pereaksi umum, serta pereaksi khusus yang 2. Pembuatan Larutan Basa Encer
masih diterapkan di beberapa laboratorium kimia.
Seperti hal sediaan asam encer, sebagai stok larutan basa encer
dibuat dari padatan basa (kecuali NH4OH berfasa cair). Sifat larutan ini
A. PEMBUATAN LARUTAN ASAM ENCER DAN BASA ENCER umumnya mudah menyerap gas CO2 (dari udara), larutan NH4OH
1. Pembuatan Larutan Asam Encer mudah mengurai, dan basa kuat dapat bereaksi dengan kaca; harus
dikemas dalam botol plastik dan ditutup rapat. Larutan basa yang
Pembuatan sediaan berupa larutan asam encer dari asam diperoleh masih bersifat kualitatif. Konsentrasi larutan basa yang lebih
pekatnya merupakan pekerjaan awal dan dapat menyederhanakan pasti dapat ditetapkan melalui pembakuan (titrimetri) terhadap larutan
pekerjaan selanjutnya. Sediaan ini dapat disesuaikan dengan sifatnya, baku. Berikut beberapa larutan basa encer yang dibuat untuk stok.
yakni sebagai sediaan baik untuk tujuan kualitatif ataupun untuk tujuan
kuantitatif. Berikut konsentrasi dari larutan asam yang sering dikemas Amonium hidroksida 3 M ; 3 N
sebagai sediaan untuk stok di laboratorium. NH4OH 14,8 M (atau NH3 28%) 102 mL
Akuades 400 mL
Asamasetat3M;3N
Siapkan 400 mL air di dalam botol 600 mL kemudian dituangi
CH3COOH 17 ,4 M ; 99-100% (b/b) 172 mL
dengan 102 mL NH4OH pekat; tutup rapat. Usahakan botolnya
Akuades 826 mL selalu dalam keadaan tertutup, larutan ini mudah mengurai
dengan melepaskan NH3.
Asamfosfat3M;9N
H3PO4 14,6 M ;85% (b/b) 200 mL Barium hidroksida O,2M; 0,4 N
Akuades 774 mL Ba(OH)z.8HzO 31,5 g
Akuades
AsamkloridaSM;3N Didihkan +600 mL akuades selama 10-15 menit agar bebas CO2;
HCI 11,6 M ; 36% (b/b) 260 mL tutup rapat; dinginkan. Ukur 500 mL akuades ini dan masukkan ke
Akuades 74O ml dalam botol 500 mL kemudian tambahkan 3'1,5 barium g
36
Bab 4 Pembuatan Larutan dan Pereaksi 37
hidroksida; tutup rapat; kocok hingga melarut; biarkan semalam; Larutan hasil cara 2 biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya
pisahkan larutan jernihnya dan simpan dalam botoltertutup. gas COz secara kualitatif; untuk keperluan yang bersifat kuantitatif
Diperoleh: larutan jenuh Ba(OH)z; disebut air barit. sebaiknya digunakan sediaan larutan hasil cara-1.
Amonium tiosianat 1,5 M ; 1,5 N Besi(ll)amonium sulfat 0,25 M ; 0,5 N (Lihat: ferro amonium sulkt\
NH4SCN 57,1 g
Besi(ll)sulfat 0,5 M ; 1 N (Lihat: ferrosulfat)
Akuades
Masukkan ke dalam gelas ukur 500 ml; tuangi dengan +100 mL Besi(lll)klorida 0,5 M ; '1,5 N (Lihat: ferriklorida)
akuades; goyang sedemikian sehingga padatan melarut;
kemudian encerkan sampaivolum menjadi larutan 500 mL. Besi(lll)nitrat 0,167 M ; 0,5 N (Lihat: ferrinitrat)
Antimon(llllklorida 0,167 M ; 0,5 N
Besi(lll)sulfat 0,25 M ; 0,5 N (Lihat: ferrisulfat)
sbct3 199
Akuades 500 mL Bismut klorida 0,167 M ; 0,5 N
sbct5 15g
B HCI pekat 85 mL
Akuades 415 mL
Akuades 500 mL
Larutkan A ke dalam campuran B.
Aqua-bromala (Lihat: air brom)
Aqua-chlorula (Lihat: air klor)
Tambahkan B ke dalam larutan A, kemudian C. Biarkan dulu Perak nitrat 0,1 M ; 0,1 N
beberapa hari, baru disaring, dan filtratnya diencerkan dengan
akuades sampaivolum larutan 100 mL. AgN03 8,5 g
Akuades 500 mL
Catatan: Reagen ini kurang begitu stabil.
Masukkan perak nitrat ke dalam botol coklat 500 mL befiutup;
tuangi dengan +200 mL akuades; usahakan agar garam ini
Natrium nitrat 0,5 M ; 0,5 N
melarut; encerkan dengan sisa akuades; tutup rapat; dan
NaNOs 2'1,5 g simpan di tempat yang gelap atau hindarkan terkena langsung
Akuades 500 mL oleh cahaya.
Kupri asetat
Kalium-kadmium iodida (Pereaksi BARFOED untuk monosakarida yang mereduksi)
(Pereaksi MARME untuk alkaloida)
AKI 8g A Cu(CHsCOO)z 33g
Akuades 24 mL Asam asetat glasial 5mL
B Cdl2 4g B Akuades
C Larutan jenuh Kl 24 mL Ke dalam gelas kimia 600 mL, camptlrkan garam kupri dan
asam asetat; aduk sebentar; kemudian tuangkan sedikit
Campurkan B ke dalam larutan A mendidih. Setelah melarut, akuades sambil diaduk sehingga campuran A melarut. Encerkan
tambahkan dengan C. larutan hingga volum larutan menjadi 500 mL.
Magnesium uranilasetat
HNO3 pekat (berasap) 20 mL
Akuades
A U02-(C2H3O2)2.2H2O 5og
30 mL Larutkan raksa ke dalam HNO3 pekat.
Asam asetat glasial (Gunakan kerudung kepala, dan lakukan di ruang asam)
Akuades
Setelah raksa melarut, tambahkan akuades sebanyak 2x volum
Larutkan dulu uranilasetat ke dalam 30 mL asam larutan yang diperoleh; diamkan selama 12iam; dan saring.
asetat glasial. Kemudian encerkan dengan akuades
sampai volum larutan menjadi 250 mL.
MOLISCH ; pereaksi (Lihat: a-Naftol)
B Mg(CzHgOz)2.4H2O 165 g
Asam asetat glasial 30 mL cr-Naftol 5olo alkoholik
Akuades
A cr-Naftol 0,5 g
Larutkan garam Mg ke dalam asam asetat glasial; B Etanol 95% 20 mL
kemudian encerkan dengan akuades sampai volum
larutan menjadi 200 mL. Larutkan A ke dalam B; kemudian tuangkan ke dalam botoltetes.
A p-Nitrobenzen-azolesorcinol 0,5 g
NaOHIM SmL
B Akuades
Setelah diperoleh larutan A, kemudian encerkan dengan B
sampai volum larutan menjadi 500 mL.
Nitron S&O;pereaksi
(Pendeteksian radikal nitrat) (Pereaksi magnesium; uji Suitsu & Okuma untuk Mg)
A Nitron (C2oHr6N4) 1og o-p-dihidroksi-monazo-p-nitrobenzen 0,5 g
B Asam asetat glasial 5mL NaOH 0,25 M 100 mL
Akuades 95 mL
Larutkan A ke campuran B, dan selanjutnya simpan dalam botol Sabun ;larutan
(Pereaksi untuk kesadahan dalam air)
berwarna gelap.
A kering
Sabun castile; 50 g
s-Nitroso-B-naftol B Etanol 8O/o* 500 mL
A o-Nitroso-p-naftol
C Larutan baku Ca*
Larutkan sabun ke dalam 500 mL B (alkohol 8O%); dan biarkan
B Asam asetat glasial 50 mL larutan ini selama beberapa hari. Kemudian encerkan dengan
Akuades 50 mL larutan B sedemikian sampai diperoleh di mana untuk setiap 6,4
Larutkan A ke dalam larutan B sedemikian sampai diperoleh mL larutan ini menghasilkan busa permanen terhadap 20 mL
larutan jenuhnya. larutan baku Ca.
Catatan: Pereaksi ini tidak tahan lama. * dibuat dengan mencampurkan alkohol absolut dan air (5 : 1).
* larutan baku Ca dibuat dengan rincian:
NYI-ANDER ; pereaksi 0,02 g CaCOg dilarutkan ke dalam sedikit HCI 0,4 M; uapkan sampai
(Untuk karbohidrat) kering; tambahkan akuades sampai volum larutan menjadi 100 mL.
A Bismut-subnitrat, Bi(OH)2NOg 1og
SCHEIBLER ; pereaksi (Lihat: Asam Fosfotungstat)
Garam Rochelle 20g
B NaOH 8% 500 mL
SCHIFF; pereaksi
Campurkan A ke dalam B; dinginkan dan kemudian saring. (Pereaksi untuk aldehid; lihat: Fuchsin-Asam Sultit)
Ada satu kelompok senyawa yang memiliki sifat khas, yakni (5) I nd ikato r Pengen d apan (l nd i kato r Adsorpsi)
warnanya dapat berubah oleh perubahan pH larutannya. Sifat inilah Contoh: eosin, fluoresin, diklorofluoresin, ortokrom T, ion kromat
yang birangkali mendorong penamaan kelompok zat tersebut sebagai (CrOa2l, ion ferri (Fet*), dan sebagainya.
inOifator. fmumnya kelompok senyawa tersebut tergolong senyawa (6) I nd i kato r P endar-fluor (l nd ikator Fl u o resen)
organik. Contoh: eosin, eritrosin, resorufin, kuinin, asam naftol-sulfonat, diazol
sumber indikator alam, umumnya berasal dari tumbuhan (akar, kuning-brilian, dan sebagainya.
daun, bunga, buah, atau biji) dan dapat dibuat melalui ekstraksi dengan
pelarutnya yang sesuai. setain indikator alam, kini dikenaljuga indikator Pemilihan indikator yang akan diterapkan bergantung pada perubahan
'sintetis dan
iOifiuai secara sintetik) terutama golongan sulfonftalein pH yang terjadi atau perubahan tertentu yang terlibat akibat dari
ftalein. Bahkan indikator sintetis lebih unggul dari indikator alam karena perubahan karakteristik/sifat dari pereaksi. Dengan demikian, selain
mampu memberikan perubahan warna yang lebih jelas (cemerlang). ketajaman perubahan warna indikator itu sendiri, ketepatan pemilihan
suatu indikator memiliki kepekaan terhadap perubahan pH indikator akan sangat menentukan ketelitian dan ketepatan hasil suatu
pengamatan.
larutan; ada juga kelompok indikator yang peka^terhadap l<onsentrasi
ion-ion logam tertentu seperti ion Mg2*, ion Ca2t,, ion Cu2*' lndikator
terakhir in-l sering disebut sebagai indikator metalokromik dan memiliki B. PEMBUATAN LARUTAN INDIKATOR
peran dalam titrasi kelometrik.
selama beberapa dasawarsa tedentu, indikator telah Alizarin ; larutan indikator 0,1%
memberikan peran penting dalam menunjang pe_rkembarigan kimia Alizarin 100 mg
analitik dan bidang itmu tiinnya. Penggunaan indikator dalam suatu Metanol 100 mL
-berkurang
analisis kini mulai (terdesak) dengan berkembangnya kimia
instrumentasi, namun dalam beberapa hal senyawa ini masih Alizarin kuning R ; larutan indikator 0,1%
digunakan dan masih memiliki peran cukup penting dalam beberapa Alizarin kuning R 100 mg
bidang ilmu. Akuades 100 mL
Alizarin merah S ; larutan indikator 1%
A. MACAM INDIKATOR
AlizarinmerahS 1g
Dari segi fungsinya, dikenal beberapa macam kelompok indikator Akuades 100 mL
di antaranya adalah
Ferric-alum ; larutan indikator lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH 7,5)
A FeNH+(SO4)2.12H2O 70 mg A Bromotimol biru 0,05 g
Akuades; 50 "C 200 mL Akuades 50 mL
Setelah terbentuk larutan; dinginkan ; dan saring. B Klorofenol merah 0,05 g
Akuades 50 mL
B HNO36N 50mL
Campurkan 50 mL A dan 50 mL B (1 : 1).
Encerkan larutan A dengan larutan B sampai volum akhir
Keterangan: Berubah warna pada pH7,5 dari kuning menjadi ungu.
larutan 250 mL.
lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH 8,3)
Ferrofenantrolin ion ; larutan indikator 1,5%
A o-Fenantrolin 1,5 g A Timol biru; sebagai garam Na-nya 0,1 g
Akuades 100 mL
B FeSO+.7HzO 700 mg
B Kresol merah; sebagaigaram Na-nya 30 mg
100 mL
Akuades
Akuades 30 mL
Buat dulu larutan B, lalu masukkan A, dan aduk samPai Campurkan 90 mL A dan 30 mL B (3 : 1).
melarut.
Keterangan: Berubah warna pada pH 8,3 dari kuning menjadi ungu.
lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH 4'3)
lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH 8,9)
A Bromokresol hijau; garam Na-nya 0,05 g
A Fenolftalein 0,1 g
Akuades 5o mL
Etanol 100 mL
B Metiljingga 0,1 g
B 1-Naftalein 0,03 g
Akuades 5o mL
Etanol 30 mL
Campurkan 50 mL A dan 50 mL B (1 : 1).
Campurkan 90 mL A dan 30 mL B (3 : 1).
Keterangan: berubah warna pada pH 4,3 dari jingga menjadi biru-kehijauan.
Keterangan:
Berubah warna pada pH 8,9, dari merah muda pucat menjadi ungu.
lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH 6,1)
A Bromokresol hijau; garam Na-nya 0,05 g lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH g,0)
Akuades 50 mL A Timol biru 0,03 g
B Klorofenol merah 0,05 g
Etanol50% 30 mL
Akuades 50 mL
B Fenolftalein 0,1 g
Campurkan 50 mL A dan 50 mL B (1 : 1). Etanol 50% 100 mL
Keterangan: Campurkan 30 mL A dan 90 mL B (1 : 3).
Berubahwarna pada pH 6,1 dari hijau-pucat menjadi ungu-kebiruan' Keterangan: berubah warna pada pH 9,0 dari kuning menjadi ungu.
lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan padapH7,2) lndikator campuran ; larutan indikator (perubahan pada pH 9,g)
A Bromotimol biru 0,05 g
A Timolftalein 0,05 g
Etanol 50 mL Etanol 50% 50 mL
B Klorofenol merah 0,05 g B Fenolftalein 0,05 g
Etanol 50 mL tl Akuades 50 mL
Campurkan 50 mL A dan 50 mL B (1 : 1). il Campurkan 50 mL A dan 50 mL B (1 : 1).
Keterangan: Berubah warna pada pH7,2 dari merah-muda menjadi hijau. ll Keterangan: Berubah warna pada pH 9,9 dari tak-berwarna menjadi ungu.
I
Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 5 Pembuatan Larutan lndikator
90 lt 91
5,5-lndigodisulfonat-asam ; larutan indikator 0,1 % Katekolviolet ; larutan lndikator
Garam dinatrium-indigodisulfonat 100 mg Katekolviolet 0,1 g
Akuades 100 mL Akuades 100 mL
Keterangan:
Jingga lV; larutan indikator O,01Y"
lndikator ini dalam air benrarna kuning dan bersifat indikator asam-basa;
Jingga lV 10 nrg berwarna merah (pH<1 ,5); merah (pH 2-6); violet (pH=7); biru (pH>10).
Akuades 100 mL
Klorofeno!-merah ; larutan indikator 0,04"/"
Kalium kromat ; larutan indikator 5% A Klorofenol merah 100 mg
](zCrO+ p.a. 5g NaOH 0,01 M 23,5 mL
Akuades 100 mL B Akuades 226,5 mL
Catatan: Pemakaian per mL untuk 50-1 00 mL larutan uji. Homogenkan dulu campuran A sampai membentuk larutan,
kemudian tambahkan B ke dalamnya.
Kalium kromat-dikromat ; larutan indikator
A IGCrO+ p.a. 4,2 g Komplekson timolftalein* ; bubuk indikator
l9CrzOt p.a. o,7 g
B Akuades '100 mL Komplekson timolftalein 1g
KNOs 100 g
Masukkan A ke B, dan aduk sampai seluruhnya melarut.
Kedua zat dicampur dan digerus semerata mungkin.
Catatan: Merupakan pilihan indikator yang lebih baik untuk metode Mohr. *Asam timolftalein di(metil-iminadiasetat).
Metil merah-metil biru ; larutan campuran indikator Parametil merah ; larutan indikator 0,1%
Metil merah ; larutan O,O2/" 125 mL Parametil merah 100 mg
Metil biru ; larutan 0,O1"/" 125 mL Etanol 100 mL
Catatan:
Pada pH 5,2: larutan campuran-indikalor berwarna merah; Patton dan Reeder*; bubuk indikator
pada pH 5,4: tak berwarna; dan pada pH 5,6: berwarna hiiau.)
A HHSNNA* 2g
MO ; larutan indikator (Lihat: Metil iingga; larutan indikator) B Natrium sulfat p.a. 200 g
A dan B dicampur dan digerus sampai semerata mungkin.
MR ; larutan indikator (Lihat: Metil merafi ; larutan indikator) *asam 2-hidroksil-1 -(2-hidroksi-4-sulfat-1 -naftilazo)-3-nafioat;
biasa disingkat: HHSNNA
MetilTimol biru KNO3 ; larutan indikator Keterangan:
20 mg Pemakaian: 1 g per titrasi; dan tidak stabil dalam larutan bersuasana basa.
Metil timol biru-jingga
KNO3 p.a. 20 mg
100 mL Pirokatekol violet ; Larutan lndikator
Akuades (Lihat: Katekol violet; Larutan lndikator)
Ketiga zat dicampur dan digerus sampai semerata mungkin. Solokrom biru-tua* ; larutan indikator
Keterangan: pemakaian +0,2 g campuran per titrasi. Solokrom biru-tua 0,2 g
Metanol 50 mL
p-Naftolbenzen ; larutan indikator * Na- I -12-nidroksi- /-naftilazo) -2-nafto-4-sulfonat;
A p-Naftolbenzen 1g Erikrom RC-Hitam; atau Kalkon.
B NaOH 0,1 M 10 mL
Solokrom-hitam* ; larutan indikator
Akuades 90 mL
Larutkan A ke dalam larutan B.
Xilenoljingga 20 mg
KNO3 p.a. 20 mg
m-Nitrofenol ; larutan indikator 0,1% Akuades 100 mL
m-Nitrofenol 100 mg Catatan:
100 mL Dalam larutan bersuasana asam, indikator cenderung berpolimerisasi
Akuades menjadi zat yang berwarna coklat-merah (indikator tersebut tidak baik
digunakan untuk larutan yang bersuasana asam).
p-Nitrofenol ; larutan indikator 0,1% pH: <5 7-11 >11
p-Nitrofenol 100 mg Warna indikator : merah biru Jingga-kekuningan
Akuades 100 mL *nama lain: Na-1 (1-hidroksi-2-naftilazo)-6-nitro-2-naftol-4-sulfonat(ll)
oHB pH9 pH 10 pH 11
2, 4, 6-Trinitrotol uen ; larutan i nd i kator 0,O4"/"
biru-kehijauan biru violet violet-kemerahan
2,4,6-Trinilrotoluen 40 mg
Etanol 100 mL Viriamina biru ; larutan lndikator
Viriamina biru (C.1. 37255) 1 g
Akuades 100 mL
101
100 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium
T
Alizarin 1oo/o ) larutan pewarna B Asam fosfomolibdat(*) 1g
Alizarin 1o g Akuades 100 mL
Akuades 100 mL Diperoleh: larutan asam fosfomolibdat 1%.
Larutkan A ke dalam larutan B.
Altmann ; larutan fiksatif (*) H3PMo12O4o.14H2O
A Asam osmat 1g
Akuades 50 mL Anilin-Fuchsin asam ; larutan pewarna.
(Diperoleh: asam osmat 2%) . A Anilin 2mL
B Kalium dikromat 2,5 g Akuades 40 mL
Akuades 50 mL B Fuchsin-asam 8g
(Diperoleh: kalium kromat 5%) Campurkan dulu bahan A dalam botol pereaksi 50 mL; kocok
Campurkan A dan B di dalam sebuah botol, tutup, dan kocok selama 2 menit; diamkan, dan kocok lagi setelah 24 jam; lalu;
agar homogen. kemudian saring campuran ini. Selanjutnya tambahkan B ke
dalamnya, dan kocok secara teratur dengan interval beberapa
jam.
Amonium bromida-formalin ; larutan pereaksi
Amonium bromida 2g Anilin-kristal ungu ; larutan pewarna (EHRLICH)
Akuades 85 mL A Anilin 2mL
Formalin 15 mL Akuades 100 mL
Larutkan amonium bromida pada akuades, dan selanjutnya B Kristal ungu 1,2 g
ditambahi dengan formalin. Etanol 95% 12 mL
102 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan Preparat Biologis 103
7
{
Asam krorhat 1oo/o i larutan fiksatif B NH4OH pekat 20 mL
Asam kromat* 1o g
Masukkan semua bahan A di dalam gelas kimia 250 mL dan
Akuades 100 mL
dimasak jadi satu selama 5 menit. Dinginkan; kemudian
Keterangan:
*asam ini merupakan asam hipotetis dengan rumus kimia HzCrO+; nama
tambahkan B, dan aduk agar bercampur merata. Pindahkan
lainnya adalah krom trioksida, CrOs yang mudah larut dalam air, dan
campuran ke dalam botol reagen berwarna gelap, dan
bersifat dapat mengendapkan nukleoprotein. simpanlah di kulkas.
106 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan Preparat Biologis 107
T
Larutan Gallego No. 1: B lz 19
Akuades 10 mL Buat campuran sampai homogen (larutan); tambahkan B, dan
HNO3 pekat 1 tetes kocok sampai melarut; kemudian tambahkan akuades sebanyak
FeCl3 10olo 1 tetes 280 mL.
Formalin 2 tetes
Larutkan pereaksi secara berurutan ke dalam akuades. HEIDENHEIN* ; larutan fiksatif
A HgCl2
Larutan Gallego No.2: Akuades 60 mL
Akuades 10 mL Larutkan kristal HgCl2 dalam akuades sampai terbentuk
Asam asetat 1 tetes larutan jenuhnya.
Karbol-fuchsin 15 tetes B Formalin (formaldehid 4O/o) 20 mL
Larutkan pereaksi secara berurutan ke dalam akuades. Asam asetat glasial 4mL
Asam trikloroasetat 2mL
Gallosianin ; larutan pewarna Masukkan ketiga cairan ini ke dalam botol pereaksi 200
A Gallocyanin 3g mL; kocok agar homogen.
B Akuades 200 mL C Akuades 30 mL
Krom-alum 1o g Tuangkan 50 mL larutan jenuh A ke dalam B; kocok agar
Buatlah larutan B dengan cara melarutkan krom-alum dalam bercampur merata. Setelah itu tambahkan dengan C.
akuades. Tambahkan A ke dalam B. Aduklah campuran ini Keterangan: * disebut juga Larutan Susa.
sambil dipanaskan perlahan dengan api sedang selama 5-10
menit. Segera dinginkan pada suhu kamar. Saring dengan HELLY ; larutan fiksatif (Lihat: Zenker-formol)
kertas saring, lalu masukkan kertas saring beserta isinya ke
dalam botol300 mL;tambahkan akuades sampaivolum menjadi Hemalum HARRIS ; larutan pewarna
200 mL; kocok perlahan. A Hematoksilin 500 mg
B Kalium-alum 5g
Gentiana-ungu ; larutan pewarna 1% Akuades 100 mL
Gentiana ungu 1g C HgCl2 250 g
Akuades 100 mL
Campurkan B sehingga membentuk larutan; masukkan A; aduk
sehingga melarut; terakhir tambahkan C.
Giemsa ; larutan pewarna 3%
Giemsa ; zat warna 3g Hemalum MAYER; larutan pewarna
Metanol 100 mL A Hematoksilin 100 mg
Catatan: Akuades 100 mL
Larutan ini hanya bertahan 1-2 hari saja; sebaiknya dibuat B NalOs 20 mg
pada saat akan digunakan. C Kalium-aluminium sulfat 5 g
Masaklah hematoksilin dan 150 mL akuades beberapa menit
Gram-iodin ; larutan pewarna
kemudian tuangkan campuran ini ke dalam botol 200 mL yang
AKI 2g berisi sisa akuades di atas. Kocok sebentar; kemudian tambahkan
Akuades 20 mL B dan C; kocok lagi dengan kuat agar bercampur sempurna.
Hematoksi I i n-al u m (Li hat: H em ato ks i I i n CARMZI) Campurkan dulu bahan A (hematoksilin dan alkohol absolut) di
dalam botol pereaksi 100 mL sampai hematoksilin melarut.
Hematoksilin-alum asam (Lihat: Hematoksilin EHRLICH) Setelah terbentuk larutan, tuangkan B, C, dan D ke dalam botol
tersebut; tutup, dan kocok beberapa saat. Setelah itu masukkan
Hematoksilin CARAZZI* ; larutan pewarna E; tutup, dan kocok lagi campuran dengan kuat agar homogen.
A Kalium-aluminium sulfat * 5g Catatan:
Akuades 80 mL (1) Larutan ini harus mengandung kalium aluminium sulfat berlebih yang
ditunjukkan oleh adanya kristal di dasar botol;
Larutkan kalium-alum ke dalam botol 200 mL yang (2) larutan yang telah disimpan dalam waktu lama akan memberikan hasil
berisi akuades. yang lebih baik; bahkan akan lebih efektif lagi bila larutan itu telah disimpan
beberapa tahun.
B Hematoksilin 0,1 g
Keterangan:
C KlO3, kalium iodat 20 mg *disebut juga hematoksilin-alum asam; *dapat juga digunakan
etanol 95%.
D Gliserin 20 mL
Tambahkan secara berurutan B, C, dan D ke dalam larutan A Hematoksilin-fosfomolibdat ; larutan pewarna
sambil dikocok. (Larutan ini akan rusak setelah 2-3 bulan) A Hematoksilin 1g
Keterangan:
Akuades 100 mL
*disebut juga larutan hematoksilin-alum; *atau amonium-aluminium sulfat. B Kloral-hidrat (*) 6g
C Asam fosfomolibdat 10% (aq) 1 mL
Hematoksilin DELAFIELD ; larutan pewarna Kocok campuran A sehingga homogen; tambahkan B dan C;
A Hematoksilin 3,5 g kocok lagi sampai homogen.
Alkohol absolut 100 mL (*) Rumus kimianya: CCIgCH(OH)z
B Amonia-alum 279
Hematoksilin-fosfotungstat ; larutan pewarna
Akuades 320 mL
C Gliserol 80 mL A Hematoksilin 10% (dalam alkohol) 1mL
B Asam Fosfotungstat 10%(aq) 2g
Buat campuran A dan campuran B secara terpisah menjadi Akuades 20 mL
homogen (larutan) dulu. Tambahkan C ke dalam larutan B, dan (Diperoleh: Asam Fosfotungstat 1 0%.)
aduk; kemudian terakhir, tambahi dengan larutan A; tutup
dengan rapat, dan kocok sehingga homogen; dan selanjutnya C Akuades 80 mL
diperam selama 3 bulan. B KMnOa 1%* 5mL
Catatan: Ke dalam botol pereaksi, campurkan A dan B, kocok agar
Pemeraman larutan dapat dipersingkat dengan menambahkan 5 mL KMnO+ homogen; lalu C, dan kocok lagi sampai homogen. Selanjutnya
1% sambil dikocok kuat-kuat, dan kemudian didiamkan selama 1 jam.
peram larutan ini setelah ditambah dengan 5 mL KMnO4 1%.
Keterangan: *dapat juga dengan menambahkan 4 tetes HzOz.
Hematoksilin EHRLICH* ; larutan pewarna
A Hematoksilin o,67 g Hematoksilin GOMORI* ; larutan pewarna
Alkohol absolut* 33 mL A Hematoksilin 500 mg
B Akuades 33 mL Akuades 100 mL
C Gliserol 33 mL B K2Cr2O7 0,1 g
D Asam asetat glasial 3,3 mL H2SO4 pekat 0,1 g
E Kalium-aluminium sulfat +10 g Krom-alum 1,5 g
110 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan Preparat Biologis 111
T
Catatan:
Homogenkan dulu campuran A, kemudian masukkan B secara
Berfungsi.nya.rarutan pewarna di atas seterah hematin terbentuk
berurutan; setelah itu kocok campuran dengan kuat. hasil oksidasi hematoksirin (misarnya karena sebagai
p"rvirprr-in"i,ig"'rrr"
Keterangan: *Hematoksilin-krom. atau oleh oksidator yang ditambahk6n)
112 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan preparat Biotogis
113
4
Fuchsin-basa 2g karmin-boraks.
Asam karbolat (*) ;cairan 25 mL B Alkohol 70%
Alkohol absolut 50 mL
B_ubuk dituangi sedikit demi sedikit alkohol ZO% sampai
Larutkan dulu fuchsin-basa ke dalam alkohol absolut kemudian diperoleh larutan jenuhnya.
tambahkan asam karbolat; kocok, dan diamkan larutan ini
Catatan:
semalam pada 37'C; dinginkan dan saring. Pencampuran bubuk dan alkohol dilakukan pada saat akan
(*) Nama lainnya adalah fenol, alau hidroksi benzen, C6HsOH. digunakan, dan persen alkohol yang digunakan berkisar 3S-7Oo/o
bergantung pada kebutuhan. Jika alkohol yang digunakan untuk
merendam bahan yang akan diwarnai, adalah htt<ohot 4Oy" maka
Karbol-tionin ; larutan Pewarna bubuk karmin-boraks harus dilarutkan dalam alkohol yang lebih
Asam karbolat 2% (dalam aquades) 4 bagian pekat (misalnya alkohol 50-60%) untuk memperoleh iarutan
Larutan jenuh tionin (dalam alkohol 60%) 1 bagian jenuhnya. Agar diperoleh hasil pewarnaan yang baik yakni merah
dan jernih, bahan selanjutnya dapat dicelupkan ke dalah HCI O,1o/o
(Dapat dilipatgandakan sesuai dengan kebutuhan) (dalam alkohol 50-60%).
Akuades 50 mL
B Alkohol 70% 50 mL Magneson ll ; larutan pewarna 1%
Ketiga bahan pada A dimasak selama 30 menit; setelah betul- A NaOH; butiran 5g
betu'l dingin, tambahkan B; kocok dengan kuat; diamkan Akuades 100 mL
campuran selama 2-3 hari. Setelah itu saring dengan kertas B Magneson ll 1g
saring; pindahkan filtratnya pada botol reagen' Campurkan B ke dalam larutan A sampai homogen.
Keterangan: *nama lainnya: natrium tetraborat.
MAY GRUNWALD O,25o/o; larutan pewarna
Kristal ungu-anilin ; larutan pewarna (STIRLING) Eosin-metilen Biru; serbuk 250 mg
A Anilin 2mL Metanol '100 mL
Akuades 88 mL Catatan:
B Kristal ungu 5g Sebaiknya dibuat pada sqat akan digunakan (hasil kurang efektif bila
Etanol95% 10 mL menggunakan larutan yang telah disimpan dalam waktu lama).
116 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 6 Pembudtan Lariian Preparat Biologis 117
Metil ungu; larutan Pewarna Oil Red O; larutan pewarna
Metil ungu 68 500 mg A Oil red O 0,4 g
Akuades 100 mL Aseton 5mL
B Alkohol 80% 90 mL
Mordan ;larutan Larutkan dulu oil red O dalam aseton, baru kemudian tambah-
Besi-alum* 1g kan B ke dalam larutan ini.
Alkohol 100 mL
*(NH4)2SO4.Fez(SO+)s.2 4HzO; atau disingkat NHa.Fe(SOi2'1 2H2O' Orcein ; larutan pewarna
A Orcein 1g
Mucicarmine; larutan pewarna (larutan baku) Alkohol 70% 100 mL
A Carmine 1g B HCI pekat 12 tetes
Ar(oH)3 1g
Etanol 50% 100 mL Buat dulu larutan A, dan kemudian teteskan B ke dalamnya
0,5 sambil digoyang-goyang.
B AlCls anh.; tePung g
Kocok campuran ketiga bahan pada A dalam botol pereaksi 200 Orth ; larutan fiksatif
mL, tambahkan B (berupa serbuk halus hasil penggerusan)'
Kemudian celupkan' bot6l berisi campuran ini ke .dalam air A KzCrzOo, (kalium dikromat) 2,5 g
mendidih selama 2,5 menit. setelah itu dinginkan, dan saring. NazSO+ anh. (natrium sulfat)* 1,0 g
Tampung filtratnya dalam botol reagen. Akuades 100 mL
Catatan: B Formalin 10 mL
Larutan ini dapat diencerkan dengan akuades sesuai dengan keperluan' Catatan: Tambahkan 10 mL formalin tepat pada saat akan digunakan.
Keterangan:
Mucikarmin ; larutan pewarna (modifikasi ; larutan baku) *bila menggunakan garam Glauber, NazSO+.1OHzO maka timbang
A Karmin 2g ,garam ini sebanyak 2,3 g.
AlCls anhidrous 1g
Campuran padat ini digerus sehomogen mungkin Perak nitrat-kloral hidrat ; larutan
berupa tePung. Perak nitrat 20g
B Etanol 50% 200 mL Kloral hidrat 1g
Akuades 85 mL
Tambahkan tepung A ke dalam botol 500 mL yang berisi larutan Larutkan zat secara berurutan ke dalam akuades di dalam botol
B; celupkan botot ini dalam air mendidih selama 5 menit sambil pereaksi coklat 150 mL.
sesekaii digoyang; setelah itu didinginkan (dicelupkan pada air
dingin); kemudian disaring' Resorsin-fuchsin WEIGERT ; larutan pewarna
Pengenceran.' Iarutan baku + etanolTO"/" (1:9). A Fuchsin-basa 2g
Resorsin 4g
Naftanildiazo-biru ; larutan pewarna Akuades 200 mL
Naftanildiazo-biru B 50 mg B FeCl3 29/" (aqua) 25 mL
Bufer Veronal-asetat (pH 9,2)* 50 mL C Alkohol 95% 400 mL
*pembuatan bufer ini dapat dilihat pada bab 9' D HCI pekat 1mL
i
Akuades 100 mL
A Besi-alum 5g Kocok campuran ini sehingga homogen.
Akuades 100 mL
B Selestin biru No.900 500 mg Uranium nitrat-formalin ; larutan
C Gliserol 14 mL Uranium nitrat 1g
Buatlah A sampai homogen (membentuk larutan). Tambahkan B Akuades
85 mL
ke dalam A; didihkan campuran selama 3 menit; saring. Setelah Formalin 15 mL
filtratnya dingin baru ditambahidengan C. Larutkan uranium nitrat pada akuades, kemudian
tambahkan
formalin.
Selestin biru B ; larutan pewarna
A Selestin biru B 500 mg Van Gieson No.l ; larutan pewarna
Besi-alum 2,5 g Fuchsin-as am 1o/o (dalam akuades)
Akuades 100 mL 5mL
Asam pikrat; larutan jenuh dalam akuades 100 mL
Masak campuran A ini selama 5 menit; kemudian
didinginkan, dan saring. Van Gieson No.2; larutan pewarna
B Gliserin 14 mL Fuchsin-asam 1o/o (dalam akuades)
HzSO+ 2 N 2mL 15 mL
Asam pikrat; larutan jenuh datam akuades
50 mL
Tuangkan perlahan larutan B ke dalam filtrat A dingin. Akuades
50 mL
Susa ; larutan fiksatif (Lihat: Heidenhein; larutan fiksatif) VERHOEFF ; larutan pewarna
Larutan ini terdiri dari:
120 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan preparat Biologis
1)1.
T
Larutan Verhoeff No. 1: ZENKER-formol ; larutan fiksatif
Hematoksilin 1g A K2Cr2O7 2,5 g
Alkohol absolut 20 mL Akuades 100 mL
Campurkan keduanya dengan disefiai pemanasan Masukkan kristal ke dalam botol pereaksi 50 mL; tuangi
kecil; kemudian saring dengan kertas saring; tampung dengan akuades; tutup, dan kocok agar kristal melarut.
filtrat pada botol pereaksi. (Diperoleh: larutan K2Cr 2O7 2,5%.)
Larutan Verhoeff No.2: B HgCl2 5g
FeCls 10% (dalam aqua) 8mL NazSOo 1 g
122 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 6 Pembuatan Larutan Preparat Biologis
123
{
Y
Catatan: Oleh karena itu, analisis kimia yang tepat dan teliti sebaiknya
Etikevlabel pada botol tidaklah selalu merupakan jaminan yang. menggambarkan mengetahui kapasitas alat ukur itu yang sebenarnya dengan cara
tingkat kemurnian dari zat kimia (reagen kimia) yang ditunjuknya; beberapa hal atau melaksanakan prosedur peneraan.
alaian berikut dapat dijadikan bahan pertimbangan, yaitu:
t
t
Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer 127
126
ry
128 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer i 129
I
Y
lebih lemah dan reaksinya bersifat lambat. Pindahkan garam ke labu takar 500 mL melalui sebuah corong; dorong
dengan sejumlah akuades (bebas CO2) dari botol semprot; larutkan;
Kelebihannya: tambahkan akuades sampai tanda batas; kocok sampai homogen.
Stabil; inert terhadap HCI; tidak berair-kristal; mudah diperoleh dalam Timbang-ulang wadah garam tadi (b g).
keadaan murni (mudah dikristal-ulang; setelah rekristalisasi dapat *didihkan akuabes selama 5 menit;
laga pendinginan dari penyerapan CO2 (udara).
dikeringkan pada suhu 1sOo-2OOoC); dan M,-nya cukup tinggi. Jadi
cukup baik digunakan sebagai zat baku primer. Menghitung kemolaran larutan :
Larutkan ke dalam gelas kimia 400 mL dengan akuades Larutan baku ini dibuat dengan melarutkan arsen(lll)oksida ke
secukupnya, setelah melarut, pindahkan secara kuantitatif ke labu
takar 500 mL. Tambahkan akuades sampaitanda batas, kocok
dalam larutan NaOH (membentuk NaAsOz) dan kemudian dinetralkan
sampai homogen. Hitung ulang konsentrasi larutan baku ini. dengan larutan HCI dengan menggunakan indikator metil jingga atau
Catatan:
metil merah; dan bila suasananya betul-betul asam dapat ditambahkan
Larutan KzCrzOt yang dibuat dari kristalnya dengan kemurnian tidak garam natri u m-bikarbonat.
cukup tinggi, dapat dibakukan terhadap besi; konsentrasinya kemudian Arsen(lll)oksida merupakan zat baku primer yang sangat baik karena
dihitung dari hasil pembakuan ini.
bersifat stabil, tidak higroskopis, mudah diperoleh dengan kemurnian
yang tinggi. Ketika akan digunakan sebaiknya dikeringkan pada 11OoC
2. Larutan Baku Kaliumftalat-asam selama 1/z jam.
Asam monobasa, atau biasa disingkat KH-ftalat ini disarankan
sebagai zat baku primer karena M,-nya tinggi, anhidrous, stabil, tidak
higroskopis, dan dapat diperoleh dengan faktor kemurnian 99,95%.
Sebelum digunakan, sebaiknya zat ini dikeringkan dulu dalam oven
selama 2-3 jam pada suhu 110-12OoC, dan kemudian dibiarkan
mendingin (tidak perlu dalam desikator; karena sifatnya tidak
higroskopis).
130 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer 131
T
(1) Timbang ulang arsen(lll)oksida secara teliti; larutkan ke dalam Menghitung kemolaran larutan:
gelas (b), dan bila perlu tambahkan 5 mL akuades. _ (a) (2) (kemurnian),
Motaritas
(2) Setelah melarut, encerkan sampai volumnya 100 mL; kemudian (105,988)
netralkan dengan menambahkan HCI 6 N dengan indikator metil- Catatan:
jingga atau metil-merah. Jika molaritas adalah y M, maka dalam satuan normal, kosentrasinya adalah 2y N.
(3) Jika larutan tersebut telah benar-benar bersifat asam maka
tambahkan 5 g NaHCO3.
(a) Pindahkan seluruh volum larutan secara kuantitatif ke dalam labu 5. Larutan Baku Natrium Oksalat
takar 1 L; tambahkan akuades sampai tanda batas, tutup, dan
homogenkan. Dapat diperoleh dengan kemurnian tinggi; tidak berair kristal;
tidak higroskopis; stabil pada pemanasan, dan dapat dik_eringkan (pada
Perhitungan normalitasnya: 105oC); dan kelarutannya 3,7 g per 100 mL akuades (20oC).
(a g)(kadaO (4)(a)(kadar) Kegunaan:
Normalitas = =-tY ^,
(114)(197,841 g/mol) (1 L) (197,841) Sebagai zat (larutan) baku primer yang baik untuk senyawa permanganat
(dalam suasana asam). Hanya reaksinya dengan permanganat agak
kompleks, dan berlangsung lambat pada suhu kamar. Untuk mempercepat
4. Larutan Baku Natrium-Karbonat reaksi, biasanya larutan NaBCzO+ bersama larutan pengasamnya (6 N)
Merupakan zat baku primer yang baik untuk larutan HCI yang dipanaskan sampai sekitar 60'C sebelum dititer.
nantinya akan digunakan untuk mentitrasi sampel (seperti NaOH) yang
mengandung karbonat. Pembuatan 5oo mL Na2C2Oa 0,1 M ; 0,2 N
Yang digunakan adalah NazCOs (p.a; 99,95"/") yang telah dikeringkan Ditimbang kasar:
selama 1/z jam pada 270o-300uc. lndikator-indikator yang digunakan (500)(0,1)(134,02) mg = 6,7 g NazCzO+.
Kemudian timbang telitisecara kuantitatif (a g)
dapat berupa metil-merah, metil-jingga, metil-merah modifikasi, atau
metil-jingga modifikasi. Larutkan dulu dalam botoltimbang, kemudian pindahkan secara
kuantitatif ke labu takar 500 mL secara kuantitatif; tambahkan
akuades sampaitanda batas, dan homogenkan. Hitung
konsentrasi larutan baku primer NazCeO+.
132 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer 133
T
134 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer 135
T
Larutkan dulu dengan sejumlah akuades* dalam botoltimbangnya. 10. Larutan Baku Kalsium Klorida
Pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 500 mL, dan
tambahkan akuades sampaitanda batas. Hitung konsentrasi Pembuatan 500 mL Larutan Baku CaClz 0,01 M
larutan baku primer EDTA. 1)
*akuades sebaiknya dimurnikan lagi dengan ion-exchanger, dan air ini 1. Ditimbang kasar +0,4 g CaCOs murni dan kering dalam botol
pula yang digunakan untuk analisis yang melibatkan EDTA.
timbang bertutup. Timbang-ulang dengan teliti (botol + zat + tutup),
dan catat beratnya (misal a gram).
* (a)(?Lt9[tgllian) 2. Pindahkan isinya ke dalam labu takar 500 mL, alirkan akuades
Menghitung kemolaran EDTA : molaritas
(372,238)
, secara memutar lewat leher labu sebanyak 1100 mL, dan tutup
labunya. Timbang lagi dengan teliti (botol + zat sisa + tutup), dan
catat beratnya (misal b gram).
2)
Larutan EDTA dapat digunakan untuk: 3. Tambahkan tetes per tetes larutan HCI (1 : 1) sampai tidak terjadi
lagi gelegak (gelembung) dan larutannya menjadi jernih. Alirkan
- penetapan Mg (pemakaian per mL EDTA :2,432 mg Mg), dan akuades sampai 0,5 cm di bawah tanda garis, dan keringkan leher
- penentuan kesadahan total air (pemakaian per mL EDTA : labu. Tambahkan akuades tetes per tetes sampai tepat tanda batas.
Tutup labu, dan homogenkan.
1,000 mg CaCO3).
4. Pindahkan isi labu ke botol reagen; beri label; dan simpan untuk
Untuk memenuhi persyaratan sebagai zat baku primer, garam persediaan.
Na-EDTA yang diperoleh dari pasaran sebaiknya dilakukan proses
pemurnian dengan bahan dan prosedur sebagai berikut.
Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 7 Pembuatan Larutan Baku Primer 137
136
T
l
Perhitungan molaritas:
BA8
Motaritas
Keterangan:
caco^ -[ ta-nl 1,
" [M,xV]
Mr = filoSSa rumus (g/mol); V = volum larutan (L); dan M = molaritas.
I
Catatan: PEilIBUATAil DAil PE[llBAIU*il
') Setelah dikeringkan pada suhu 1OOoC.
2)
Buat 10 mL larutan HCI (1 : 1) dengan cara: masukkan
5 mL akuades ke . .:.a_.. ;.: :,-,;_,:.:+*!Uss!I1#:_C,.:
dalam botol bersih, kemudian alirkan 5 mL HCI p.a.; tutup, dan goyang
sebentar agar homogen.
Pada bagian ini dibatasi hanya pada titrimetri (cara titrasi) karena
cara ini berkaitan erat dengan pembuatan/penyediaan pereaksi atau
larutan baku dengan komposisi/konsentrasi tertentu untuk tujuantujuan
tertentu pula terutama pada laboratorium sederhana. Cara ini
diterapkan untuk memperoleh pereaksi atau larutan yang
konsentrasinya tidak dapat dipastikan dari proses pembuatannya
secara langsung dari zal padatnya. Atau dengan kata lain, pereaksi
atau larutan seperti ini, kepastian konsentrasinya hanya dapat
ditetapkan melalui proses pembakuan terhadap larutan baku primer
atau larutan baku sekunder.
Uraian tentang titrimetri pada prinsipnya dapat dikelompokkan
atas dasar reaksi yang terlibat (dengan syarat reaksi berlangsung
cukup cepat), yaitu:
analisis spektrometrik di
samping dapat memberikan nilai-nilai
i,rvrHcl -- (2)(Vnorur.)(Mnor"r.)
pendidikan seperti nilai keterampilan dasar dan nilai intelektual.
V*
A. PEMBAKUAN CARA ASIDI/ALKALI.METRI (Dengan demikian M661 dapat dihitung/ditetapkan)
Pereaksi atau larutan yang selalu dijumpai di laboratorium di Keterangan: (*) volum HCI merupakan volum rata-rata.
mana pembakuannya dapat ditetapkan berdasarkan pada prinsip Catatan:
netral isasi asam-basa (melalu i asidi/alkal i-metri) d i antaranya adalah . Setelah dibakukan dapat berfungsi sebagai larutan baku (karena
memakai HCI p.a.).
l1l asam-asam seperti HCl, HzSO+, CH3COOH, HzCzO+; dan . Kemas secara baik dan beri etiket lengkap dengan konsentrasinya.
l2l basa-basa seperti NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, NH4OH.
Asam atau basa tersebut memiliki sifat-sifat yang menyebabkan
konsentrasi larutannya sukar bahkan tidak mungkin dipastikan langsung Pembakuan larutan baku HClterhadap zat primer NazCOs
dari proses hasil pembuatan/pengencerannya. Oleh karena itulah
pembakuan diperlukan untuk pemastian konsentrasi larutannya. (1) Timbang kasar 0,2 g Na2CO3 kering dalam botol timbang
bertutup; kemudian timbang-ulang seluruhnya secara teliti.
i3eberapa larutan setelah dibakukan bahkan dapat berfungsi sebagai
(2) Pindahkan zalnya ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL, dan tutup
larutan baku sekunder dan dapat disimpan/dikemas untuk persediaan.
lagi botol timbangnya'). Ke dalam gelas masukkan +50 mL
Berikut ini diuraikan beberapa teknik/prosedur pembuatan asam/basa, akuades; goyang sampai zat melarut; lalu bubuhkan 2 tetes
dan pembakuannya. indikator MO').
Letakkan gelas ini di atas kertas/ubin putih (yang tidak
1. Pembuatan dan Pembakuan Asam Klorida mengkilap) tepat di bawah mulut buret berisi larutan HCl.
(3) Turunkan secara perlahan, larutan HCl, sambil gelas Qigoyang.
Pembuatan 1 liter HCI baku (0,1 M ; 0,1 N) Saat indikator MO berubah dari kuning ke kuning-pucat"' (kuning
(1) lsi botol reagen 1 L dengan +1 L akuades samar-samar), hentikan titrasi. Semprot dinding gelas dengan
akuades.
(2) Ukur t9 mL HCI pekat (p.a.; t 1,6 M; 36%); tuangkan perlahan (4) Teruskan titrasi dengan tetesan lambat; dan hentikan titrasi bila
ke botol; tutup rapat, dan kocok sebentar supaya homogen.
timbul warna merah jambu muda. Catat pemakaian larutan HCl.
Diperoleh: 11 liter HCI 0,1 M
140 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 8 Pembuatan dan Pembakuan Larutan 141
T
Keterangan:
Vn,xMncr _molasam
')timbang lagi botol ini; perbedaan antara penimbangan akhir dan awal
merupakan berat zat yang terpindahkan ke gelas. Vluo x Mluo,a molbasa
2)akan
lebih baik bila menggunakan indikator campuran MO-Carmin indigo
(merah tua). Jika indikator MO berubah dari kuning ke merah muda,
maka indikator campuran tersebut berubah dari hijau ke abu-abu netral.
r,nu,_ (1)(V1r"on)(M1r"on)
3)bila
(1)(Vncr)
menggunakan indikator campuran, warnanya menjadi hijau pucat.
Vncr = 25,0 mL; VN"orr = volum rata-rata terpakai.
Lakukan lagi prosedur di atas minimal sebanyak 2x.
(Dengan demikian, molaritas HCI dapat dihitung/ditetapkan)
Reaksi:NazCOg+2HCl + 2NaCl +HzO +COz Keterangan: *sebaiknya yang baru dibakukan.
142 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab B Pembuatan dan Pembakuan Larutan 143
T
Larutkan dulu ke dalam gelas kimia 100 mL yang berisi 50 mL Pembakuan Larutan Hzc2o4dengan Larutan Baku
akuades; pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 500 mL; sekunder NaoH
tambahkan akuades sampai tanda batas, dan homogenkan. (1) Pipet 25 m=L Hzczoq dari sediaan dan alirkan ke
dalam gelas
Diperoleh 500 mL H2CIO4 dengan konsentrasi: Erlenmeyer 250 mL.
(2) Bubuhi 2 tetes indikator pp.
(126,07 g/mol)(0,5 L) (126,07), (3) Turunkan rarutan
\gon 0,1 M yang terah dibakukan sambir
cairan dalam rabu digoyang. Keti(a warna merah murai rambat
Disarankan: menghitang, turunkan lalutan NaOH berupa t"te.an lffiEri:
Larutan dibakukan terhadap larutan baku primer yang sesuai, misalnya Hentikan titrasi iika warna merah muda yang muncur
tidak
dengan boraks, atau dengan larutan baku sekunder dari NaOH atau KMnOq. menghilang (selama 1S detik) oteh pengocotin. "
Catatan: Ulangi prosedur serupa sebanyak 2-3x. Hitung vorum rata-rata
Setelah dibakukan, dapat berfungsi sebagai larutan baku sekunder. pemakaian larutan baku NaOH. -
Perhitungan kemolaran CHgCOOH
Pembakuan Larutan HzCzOe dengan Larutan Baku Sekunder KMnOa (Analog perhitungan kemolaran HClterhadap NaOH;
lihat gA.1.)
(1) Siapkan +300 mL H2SO4 2 M; dan isikan ke dalam 3 gelas
Erlenmeyer 250 mL masing-masing sebanyak +50 mL H2SO42 N. 4. Pembuatan dan pembakuan Asam Asetat
(2) Pipet 25 mL H2C2Oa, dan masukkan ke dalam gelas-1; demikian
juga terhadap gelas-2, dan gelas-3 di atas. pembuatan 1 titerCH3COOH
M;1N I
(3) Siapkan buret, bilas, dan isidengan larutan baku KMnO40,1000 M. (1) siapkan di daram botor reagen 1 L bertutup sebanyak g50
mL
(4) Panaskan gelas-1 beserta isinya sampai 70-80oC. akuades*.
(5) Lakukan pentitrasian sambil menggoyang gelas, dan hentikan (Z)
!r.ur 09 ,! CH3COOH (17,4 M; 99-100%); segera tuanqkan ke
ketika munculwarna merah muda yang menetap pada larutan. dalam botot reagen diatas;tutup iapat, aan f,om6gb"k;;.'"''
Diperoleh: t1 titer CH3COOH 1 M.
Lakukan prosedur serupa terhadap Gelas-2, dan Gelas-3.
*sebaiknya yang
telah dididihkan.
Reaksi:
Pembakuan:
2KMnO+ + SHzCzO+ + 3HzSO+ --> 2MnSO+ + KzSOa + BHzO +10COz
Dengan larutan baku sekunder, NaoH (ika dari rarutan hasir penyim-
Catatan: panan, sebaiknya dibakukan kembari paia saat
akan orguni[a;).
Untuk mendapat hasil dengan ketelitian yang signifikan, lengkapi dengan Catatan: CH3COOH dapat menguapi harus selalu tertutup.
percobaan blanko berikut.
(1) Masukkan 50 mL HzSO+ 2 M ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL;
tambah akuades sampai be.ryolum sama dengan volum akhir titrasi:
dan panaskan hingga 70-80"C. Pembakuan Larutan CH3COOH 0,1 M ; 0,I N
(2) Lakukan pentitrasian dengan larutan KMnO+, dan hentikan bila larutan
__j"*"rn, ,"t"h ,rd" V.
(1) Pipet
?! *L cHscooH 1 M dari persediaan, atirkan ke datam rabu
takar 250 mL, encerkan sampai tinda batas; Oan nomogei'l'an.
Perhitungan Molaritas: (2) Pipet 25 mL cH3cooH dari kemasan, alirkan
ke dalam getas
Vo*s. X Mok". _ mol oks. _ 5 Erlenmeyer 250 mL.
Vp"rr. x Mp"rr. mol Perm. 2 (3) Bubuhi 2-3 tetes indikator pp*.
(4) Turunkan larutan NaoH 0,1 M yang telah dibakukan
i,
rv,oks _(5)(Vp",r.)(Mp",, ) sambil.cairan
dalam tabu digoyang. Ketika lrvarna merah agik-"tamoat
(rXV*J ..
menghilang, turunkan larutan NaOH berupa tetesan.
Keterangan: Vorsarat = 25,0 mL; Vpermanganar = (Vpemar<aian - Vurunro). Hentikan titrasi jika warna merah muda yang muncur tidak
.'. molaritas asam oksalat dapat dihitung/ditetapkan. menghilang (setarira 15 detik) olefr pengocot<ari.
(1)(V".ur)
Reaksiyang terjadi: KH-ftalat + NaOH -+ KNa-ftalat + H2O
dari
Dari hubungan ini daPat dihitung molaritas larutan CHoCOOH (perbandingan mol asam : mol basa = 1 : 1)
kemasan (labu takar).
Perhitungan molaritas larutan NaOH
(a) Konsentrasi NaOH (Mru"on) dapat ditetapkan/dihitung dengan
menerapkan rumus perbandingan (lihat Bab 7A.1).
5. Pembakuan Natrium Hidroksida
(b) Bila yang digunakan kristal KH-ftalat, hitung rata-rata massa
Pembuatan I liter NaOH 0,1 M ; 0,1 N kristal (misal a gram). Ubah rata-rata volum NaOH terpakai ke
dalam satuan liter (misal V liter). Substitusikan harga pada
(1) Siapkan di dalam botol plastik 1 L bertutup sebanyak 1
liter
hubungan berikut.
''' uX-r.iiO"t dingin (hasil pendidihan selama +5 menit)'
alM, _molKH-ftalat_1 (t)(a)
(2) Timbang kasar bersama gelas kimia 100 mL, x4'1 g NaOH
(p'a; M
tuangi.d,"ng-"I akuades dari V x M*"o, molNaOH 1 '"NaoH - (1)(V)(204,44)
butiran) secara c"pai, da"n seger-a
mL; aduk agar. segera larut;
noiolpruiiir. di atds sebanyat<-50.
Darihubungan ini, molaritas NaOH dapat dihitung.
;A;irdgkin kemoali cairan ini ke dalam botol; tutup rapat;
dan homogenkan. Catatan:
Diperoleh: t1 liter NaOH 0,1 M. Bila padatan NaOH yang digunakan bersifat p.a., larulannya dapat
berfungsi sebagai larulan baku sekunder (termasuk teknik penyimpanan
dan penggunaannya yang benar),
Pembuatan Larutan NaOH Bebas Karbonat
{1) Timbanq 50 q NaOH p.a; pindahkan ke dalam tabung reaksi 6. Pembuatan dan Pembakuan Kalium Hidroksida
'" ;;;;;';1""t; i"roinxd,n sci mL akuades; tutup rapat dengan
Iimnair.arei; dan biarkan semalam secara tegak'
(2)SiapkantlLakuadesdingin(hasilpendidihan)didalambotol Pembuatan I liter KOH 0,1 M ; 0,1 N
plastik bertutuP. (1) Siapkan ke dalam botol plastik 1 L bertutup sebanyak 1 liter
(3) Secara hati-hati, ambil dengan pipet ukur, sebanyak 6-7
mL akuades yang telah dididihkan.
'-' NaOH daritabung sediaan di-atas, dan masukkan ke dalam botol (2) Timbang kasar bersama gelas kimia 100 mL, r5,7 g KOH (p.a.;
plastik (2); tutup rapat; homogenkan' butiran) secara cepat, dan segera tuangi dengan t50 mL
Diperoleh: t1 titer NaOH 0,1 M.bebas.B'!9lul:-- ,-,anar berubah).1
Frarrrhah,
akuades dari botol plastik di atas; aduk agar segera larut; cepat
6ff iil; ;' ;r;;tk"; ti,;;pry"i iarut"n mudah menyerap ^A
I
coz (dapat tuangkan kembali larutan ini ke dalam botol; tutup rapat; dan
homogenkan.
(a) larutan
sediaan larutan NaOH di atas dapat dibakukan dengan Diperoleh: +1 liter KOH 0,1 M ;0,1 N.
nrf, piir"r KH-ftalat* 0,1 M, atau (b) larutan baku sekunder HCt' {Beri label; rapatkan tutup botolnya; larutan mudah menyerap CO2.)
*dapat berupa kristalnya langsung.
Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 8 Pembuatan dan Pembakuan Larutan +47
146 *
l
primer KH- Pembuatan 1 liter Ca(OH)r*0,02 M ; 0,04 N ; jenuh
Larutan KOH dapat dibakukan dengan (a) larutan baku (Cara lain ; lebih murah)
tturut o,rM, atau (b) larutan baku sekunder, seperti HCl. Prosedur
;;Ukd NaOH terhadap baku primer KH-ftalat, atau terhadap (1) Siapkan botol reagen 1,5 L bertutup yang berisi 1,2 liter akuades.
iarutan baku sekunder HCl" dapat diterapkan (lihat Bab I'A5). (2) Siapkan botol reagen 1,5 L bertutup yang berisi 1 ,2liler akuades.
*Lebih tepat jika memakai larutan HCI yang dibakukan dengan larutan baku primer NazCOs'
(3) Jadikan bubuk halus 1 bungkus gamping (kapur tohor; CaO);
masukkan ke dalam botol (1); tutup rapat, kocok secara kuat, dan
biarkan selama 1 malam. Kemudian buang seluruh cairannya,
7. Pembuatan dan Pembakuan Barium Hidroksida tuangi lagi dengan 1,2 L akuades dari botol (2), tutup rapat, kocok
secara kuat, dan biarkan lagiselama 1 malam.
Pembuatan 'l liter Ba(OH)z* 0,1 M ; 0,2 N ; ienuh (4) Tuangkan (saring) larutan jernihnya ke dalam botol reagen 1 L
(1) Siaokan botol reagen 1 L bertutup rapat yang berisi 1 liter lain, tutup secara rapat.
' ' akJades yang telah dididihkan (bebas CO2)'
Diperoleh: 1 liter Ca(OH)2 jenuh.
(2) Timbanqlah 32 g Ba(OH)z.8HzO;. pindahkan ke dalam botol di (Beri label; rapatkan tutup botolnya; larutan mudah menyerap CO2)
'-' atas; tuiup rapat,-tocoi< u6oerapa kiti; diamt<an selama semalam'
(3) Pindahkan secara perlahan ke dalam botol reagen lain bertutup' Larutan Ca(OH)z dapat dibakukan dengan larutan baku HCI;
sebaiknya dengan larutan HCI yang dibakukan dengan larutan
Diperoleh: 1 liter Ba(OH)2ienuh (0,2 M ;0,4 N)' baku primer NazCOg.
(Beri label; rapatkan tutup botolnya; larutan mudah menyerap COz)
menyerap COz'
Keterangan: *disebut iuga sebagai air bari! dan bersifat mudah
9. Pembuatan dan Pembakuan Amonium Hidroksida
Larutan Ba(OH), dapat dibakukan dengan larutan baku Bab HCI
baku primer NazCOs; lihat
(setelah dibakukan dengan larutan Pembuatan 1 literNH4OH 1 M ; 1 N
8A.5). (1) Siapkan ke dalam botol reagen 1 L bertutup, 950 mL akuades.
(2) Ukur 70 mL NH4OH pekat (14,8 M ;28o/" NH3); segera tuangkan
dan Pembakuan Kalsium Hidroksida ke dalam botol (1);tutup rapat, dan homogenkan.
8. Pembuatan
Diperoleh: t1 literNH4OH 1 M ; 1 N.
Pembuatan 1 liter Ca(OH)2* 0,02 M ; 0,04 N ; ienuh (Harus selalu tertutup; mudah terurai dengan melepaskan gas NH3)
(3) Turunkan dari buret, larutan NH+OH (berasal dari labu takar) ke 1. Titrasi Permanganometri
dalam gelas Erlenmeyer-1 sambil digoyang memutar, Kalium permanganat merupakan oksidator kuat yang mampu
Ketika warna merah berubah dan mulai tampak warna kuning samar- mengoksidasi sebagian besar reduktor secara kuantitatif, selain bahwa
simar, alirkan secara memutar akuades secukupnya . (dari botol larutannya yang berwarna menjadikannya sekaligus sebagai indikator
semprilt) melewati leher gelas untuk menurunkan basa yang
menempel. titik ekuivalensi (kelebihan 1 tetes larutan 0,1 N sudah dapat
Teruskan penambahan tetes per tetes, dan hentikan bila muncul menghasilkan warna ungu terang dalam volum larutan yang besar).
warna t<uning muda yang lemah dan tak hilang oleh pengocokan Larutan permanganat yang diterapkan biasanya berkonsentrasi sekitar
(15 detik). Catat pemakaian basa untuk gelas-1. 0,1 N (atau 0,05 M). Untuk larutannya yang lebin encer, pada titik akhir
Lakukan langkah-4 initerhadap gelas-2 dan gelas-3. perubahan warna, ion permanganat kurang terang, dan disarankan
(buret harus dalam keadaan Penuh) untu k mem bu bu hi nya den gan indikator ortofenantrol in.
Calatan:
Reaksi dan perhitungan molaritas NHaOH analog dengan HCI-NaOH' 2. Pembuatan Larutan KMnOr dan Pembakuannya
150 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 8 Pembuatan dan Pembakuan Larutan
151
ET l
Pembakuan Larutan KMnOr dengan zat baku primer NaeCeOq
dengan reduktor tadi. Adanya reaksi samping ini mengakibatkan
penyimpangan hasil penetapan.
' ' Siapkan
(1) 350 mL H2SO4 2 N; dan isikan ke dalam 9 gelas
Erl6nmeyer 250 mL masing-masing sebanyak 75 mL H2SO4 2 N' Cara tak langsung yang disebut iodometri; semua oksidator yang
(2) Timbang secara teliti 3 bagian kristal Na2C2Oa kering, masing- akan ditetapkan konsentrasi atau kadarnya direaksikan dengan ion
masing seberat 0,25 g; kemudian masukkan garam inike dalam 3 iodida (l-) berlebih sehingga lz dibebaskan. Baru kemudian 12 bebas ini
gelas di atas, dan goyang sehingga melarut. dititrasi dengan larutan baku sekunder Nazszos dengan indikator
(3) Siapkan buret dan isidengan larutan pentiter, KMnO+' amilum.
(4) Panaskan gelas pertama beserta isinya sampai 7O-8OoC. Pada analisis iodium selalu melibatkan garam Kl; oleh karenanya
(5) Lakukan pentitrasian sambil menggoyang gela.s, dan hentikan garam ini harus bebas dari iodat. lon iodat (lo3) dengan ion iodida (l)
ketika munculwarna merah muda yang tetap pada larutan. dalam suasana asam akan membebaskan iodium (12) menurut reaksi:
Lakukan prosedur serupa terhadap gelas 2 dan gelas 3. lO3-+ 5 l-+ 6 H* -+ lz + 3 HzO
Catatan: oleh karena itu garam Kl harus bebas dari ion iodat; adanya ion iodat
Untuk mendapat hasil dengan ketelitian yang signifikan, lengkapi dengan dapat mempengaruhi hasil penetapan.
percobaan blanko berikut.
(a) Panasfan 75 mL HzSOa 2 N dalam labu Erlenmeyer 250 mL sampai Dalam hal lain, larutan NazSzOs yang terlibat dalam analisis
7o-8ouc. iodium, padatannya berair kristal sebagai NazSzOs.SHzO (biasanya
(b) Lakukan pentitrasian dengan larutan KMnO+, dan hentikan bila larutan jumlah air kristalnya sukar diduga seperti tertulis). Ketika pembuatan
berwarna merah muda Yang tetap.
larutan (saat pelarutan) terjadi reaksi (ika ada CO2 dalam larutan):
Perhitungan Normalitas Na2S2O3 + COr(g) + HzO -+ NaHCO3 + NaHSO3 + S(s)
MassaNarCrOo =ag € Molek.NarCrOo _ (a)
Larutan yang diperoleh karenanya menjadi keruh, namun rarutan ini
(2X136,07)
akan jernih oleh mengendapnya belerang ke dasar bejana (dapat
Jika volum rata-rata KMnOq = b mL, dan volum blanko
KMnO+=cmLmaka: didekantasi). Efek reaksi penguraian NazSzosdengan adanya cozakan
: : $ r-. meningkatkan konsentrasi larutan (menyebabkan penyimpangan
Volum KMnoo terkoreksi (b - c) mr-
pemakaian larutan).
(1000)
Hubungan yang diteraPkan: Di samping itu Nazszos juga teroksidasi dengan adanya oz dari udara:
Vnrnoo X N*rnoo = molek KMnO += ITlolek NarCrOo 2 NazSzOs + Oz(g) -+ 2 NazSOa + 2 S(s)
Nr _al(2x126,07) rrrvrervL (a)(1000) *. Oleh karena itu, larutan harus dijaga dari pengaruh udara (O2dan 60z),
motek/L -
''KMnoo - (b-c)i1 o0o (b-c)(2 x126,071 "' dan pelarutan sebaiknya menggunakan akuades yang terah dididihkan
(Keterangan: Jika blanko tidak dilakukan, maka c = 0) Catatan:
Larutan NazSeOs yang dibuat sebaiknya dibakukan terhadap larutan baku KeCrzOz.
.' Larutan NazSzOg hasil pembakuan dapat berfungsi sebagai larutan baku sekunder.
3. Titrasi lodi/iodometri Lalu.latini tidak dapat disimpan dalam waktu yang agak'iama karena meniadi tidak
-met-ab6tit<
stabjl. Bakteri menyebabkan terjadinya proses oengan membentuk Sog2-,
Dalam cara ini dikenal dua cara yaitu (a) iodimetri (cara so+'-, dan koloid belerang. Uniuk mengurangi hal ini, biasaiya, aquadesnya ya-ngj
disterilkan dan ditambahkan pengawet berupa boraks atau natriJm kaibonat. ' '
langsung), dan (b) iodometri (cara tak langsung).
Cara pertama (iodimetri), larutan lz digunakan untuk meng-
oksidasi reduktor secara kuantitatif pada titik ekuivalennya. Namun,
cara pertama ini jarang diterapkan karena 12 merupakan oksidator
lemah, dan adanya oksidator kuat akan memberikan reaksi samping
4. Pembuatan Larutan Natrium Tiosulfat dan Pembakuannya Perhitungan molaritas NazSzOs, gubakan hubungan:
Vlo XNIo =Vl(rcrro, XNxrcrro,
Pembuatan 500 mL NazSzO.0,l M 1 V*"oo.IN*"oo'
Molarilastio, M,o = *
Ditimbang kasar (dengan neraca teknis) sebanyak: 2 Y,o
(500)(0,1)(M,) mg = (50)(248,186) m9 = 12,S g Na2S2O3'5H2O
Larutkan dengan akuades dingin (setelah dididihkan) sampaiv.olum 5. Pembuatan Larutan lodium dan Pembakuannya
6rrt"n *"ncipai 500 mL; Oiaikan semalam; ambil larutan jernihnya. lodium sedikit larut dalam air (0,34 g per liter pada 25oC) tetapi
: molaritas -
(12's)-G)(-kqTirnian)
tt lebih mudah larut dalam larutan yang mengandung ion iodida, I
Menghitung kemolaran (248,186) (bereaksi dengan membentuk kompleks ion triiodida, l3-).
Diperoleh: 500 mL larutan NazSzOs 0,1 M ; 0,2 N' lz+l + ls- K=700(25oC)
Catatan: Kelemahan pelarut beriodida adalah ion ini dapat teroksidasi oleh 02
.Kedalamlarutantiodapalditambahkankira-kira0,2gnatriumbikarbonat dari udara yang dipercepat reaksinya dalam suasana asam atau oleh
(sebagai Pengawet) Per 25 g tio'
. Laruta-n tio Xemudian dibakukan dengan larutan baku
primer KaCrzOT (dapat adanya cahaya, tetapi bersifat lambat dalam suasana netral.
iuga dengan larutan baku primer lz).
4l +Oz+4H* -+ 2lz+2HzO
Pada pembakuan larutan tio dengan larutan baku primer KzCrzOt, Selain itu, senyawa iodida (biasanya Kl) yang digunakan
keberlangsungan reaksi NazSzOs-KzCrzOt bergantung pada beberapa dipersyaratkan agar bebas dari iodat (karena iodat bereaksi dengan I
kondisi sifat reakshya yang pasti harus ditetapkan. Jika tidak dalam suasana asam dengan membentul lz). Persyaratan ini
"6ningJg, harus dititraii tak langsung dengan KzCrzOt menurut
maka larutan-tio seharusnya dipenuhi bila larutan l2 dalam Kl(aq) akan diterapkan
langkah sePerti berikut. sebagai larutan baku.
Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 8 Pembuatan dan Pembakuan Larutan 155
154
Catatan: C. PEMBAKUAN CARA PENGENDAPAN
[1 ]
Larutan 12 yang pembuatannya memenuhi persyaratan dapat bedungsi
sebagai larutan baku primer.
[2] Larutan 12 dapat ditetapkan terhadap larutan baku primer natrium arsenit
1. Titrasi Pengendapan
(iodimetrik), atau terhadap larutan baku sekunder tio (iodometrik).
Titrasi pengendapan melibatkan penggunaan beberapa larutan
baku seperti perak nitrat, natrium klorida, dan kalium/amonium-
tiosianat. Untuk menyederhanakan, bahasan berikut lebih ditujukan
Pembakuan Larutan 12 terhadap Larutan Baku Primer Na-arsenat pada reaksi-reaksi yang melibatkan penggunaan larutan perak nitrat
baku. Larutan baku perak nitrat digunakan pada penetapan klorida dan
(1) Dengan menggunakan buret*, turunkan 25,0 mL larutan baku Na-
arsenit ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL.
bromida (metode Mohr); penetapan klorida (metode Volhard dan
metode Fajans); dan penetapan campuran klorida-iodida. Larutan baku
(2) Tambahkan 20-25 mL akuades, 5 g natrium bikarbonat, dan 2 mL
indikator amilum. Goyang gelas hingga campuran homogen KSCN atau NH4SCN digunakan bersama larutan baku AgNO3 dalam
(NaHCOs melarut). metode Volhard tak langsung pada penetapan klorida, bromida, atau
(3) Turunkan perlahan larutan iod dari buret, dan hentikan bila iodida; dan untuk penetapan perak.
munculwarna biru muda yang menetap.
* lebih aman karena Na-arsenit sangat beracun. 2. Pembuatan dan Pembakuan Larutan Perak Nitrat
Pilihan lain: Perak nitrat, AgNO3 p.a. mempunyai kemurnian paling sedikit
99,9y" dapat diperoleh di pasaran (dan harganya sangat mahal). Jadi,
(1) Pipet secara hati-hati (bantu dengan ball-pipet) 25 mL larutan iod
ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL. senyawa ini dapat disiapkan sebagai larutan baku primer (melalui
penimbangan langsung). Larutan baku AgNO3 juga dapat diperoleh
(2) Turunkan perlahan larutan Na-arsenit dari buret samOil
menggoyang gelas secara perlahan, dan hentikan titrasi saat dengan mereaksikan logam perak murni dengan asam nitrat murni,
larutan berwarna kuning-pucat. hanya larutannya menjadi bersifat asam. Selain itu, AgNO3 teknis juga
(3) Tambahkan 2 mL indikator amilum, homogenkan, dan teruskan dapat digunakan setelah dilakukan kristalisasi-ulang; dan kemudian
titrasi secara perlahan. Hentikan titrasi bila warna biru larutan larutannya dibakukan terhadap larutan baku primer, misalnya terhadap
tepat hilang. larutan baku NaCl.
156 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab B Pembuatan dan Pembakuan Larutan
i
i
157
Larutan yang diperoleh sebaiknya dibakukan terhadap lalutan. baku.primer (5) Volum larutan AgNOs terpakai merupakan volum titrasi dikurangi
NaCl 0,i M. Larutan baku AgNOs ini bersuasana netral; jadi tepat untuk dengan volum titrasi blanko.
penetapan yang memakai indikator KzCrOq atau indikator adsorpsi.
Lakukan langkah serupa di atas sebanyak 2x. Perbedaan antarhasil-
Cara2 akhir tidak melebihi 0,1 mL,
Ditimbang kasar logam perak murni sebanyak 5,4 g. Catatan:
Kemudian timbang-ulang secara teliti (misal p gram).
Setelah dibakukan, larutan-netral AgNO3 dapat digunakan baik untuk pembakuan
(1) Masukkan ke dalam gelas kimia 250 mL yang telah berisi 140 mL atau penetapan klorida.
asam nitrat murni 1 M; dan tutup dengan gelas arloji' (Lakukan
reaksi inidi ruang asam)
(2) Setelah reaksi sempurna dan suhu normal, pindahkan larutan 3. Pembuatan dan Pembakuan Larutan KSCN
secara kuantitatif ke dalam labu takar 500 mL' Kemudian
encerkan dengan akuades sampai tanda batas. Homogenkan.
Pembuatan 500 mL Larutan KSCN 0,1 M ; 0,1 N
(3) Pindahkan larutan ke dalam botol berwarna kuning-coklat dan
simpan di tempat gelap (larutan berubah bila terkena cahaya). Timbang kasar kristal KSCN p.a sebanyak:
(s00 mL)(0,1 M)(MJ = (50)(97,182) m9 = 4.e g KSCN.
Catatan:
Larutan baku ini bersifat asam, dan tidak tepat digunakan untuk penetapan (1) Pindahkan ke dalam gelas ukur 500 mL.
yang memakai indikator K2CrOa atau indikator adsorpsi. (2) Tambahkan akuades secukupnya, goyang gelas agar kristal
melarut. Setelah melarut, tambahkan lagi akuades sampai tanda
batas.
Pembakuan Larutan AgNOg terhadap Larutan Baku NaCl (3) Pindahkan ke dalam botol reagen 500 mL bertutup.
Penyiapan indikator Diperoleh: 500 mL larutan KSCN 0,1 M.
. indikator kromat dari 5 g KzCrO+ dalam 100 mL akuades. (Setelah dibakukan, larutan ini merupakan sediaan larutan baku KSCN.)
r indikator campuran dari 4,2 g K2CrO+ p.a. dan 0,7 gKzCrzOt p.a.
dalam 100 mL akuades (pilihan yang lebih baik). Catatan:
Prosedur yang sama dapat diterapkan untuk pembuatan larutan amonium
(1) Pipet 25 mL larutan baku NaCl 0,1000 M ke dalam gelas tiosianat, NH+SCN.
Erlenmeyer 250 mL yang terletak di atas kertas/porselin putih.
(2) Tambahkan 1 mL indikator (sebaiknya menggunakan pipet 1 mL).
(3) Turunkan larutan AgNO3 dari buret secara perlahan sambil Pembakuan Larutan KSCN terhadap Larutan Baku AgNO3
menggoyang cairan dalam gelas. Siapkan:
Warna merah dari endapan mulai menghilang secara lambat oleh [a] Larutan HNOe (5 mL HNO3 pekat + 5 mL akuades). Bila larutannya
penambahan setiap tetes larutan; memberikan petunjuk bahwa tampak berwarna kuning (karena adanya oksida nitrogen), maka
AgCl sebagian besar sudah terendapkan. lakukan pendidihan sampai oksida itu hilang.
Pada saat ini turunkan larutan tetes demi tetes sampai terjadi [b] lndikator Fe(lll), dibuat sebagai larutan jenuh besi(lll)-amonium-
perubahan warna yang lemah sekalitetapijelas. Hentikan tetesan sulfat p.a. dalam pelarut HNO3 1 M.
bila warna coklat-kemerahan vano sanoat lemah ini muncul dan
tetap bertahan walaupun dikocok dengan kuat'
(4) Lakukan koreksi blanko indikator dengan cara tambahkan 1 mL
indikator ke dalam akuades yang bervolum sama dengan volum
akhir campuran titrasi. Jatuhkan berupa tetesan dari larutan
AgNO3 sampai warna blanko sama dengan warna.dari-larutan
yang dititrasi. Hasiltitrasiblanko initak boleh melebihi0,10 mL.
Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab B Pembuatan dan Pembakuan Larutan 159
1s8
I
160 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab I Pembuatan dan Pembakuan Larutan 161
I
2. Pembuatan dan Pembakuan Larutan Na-EDTA Catatan:
Air sadah mengandung salah satu dari ion Ca2* atau ion Mg2*. Adanya ion ini
Jika tingkat kemurnian Na-EDTA meragukan, pembuatan larutan
dalam air disebabkan oleh garam-garamnya dari bikarbonat, karbonat, sulfat,
dan pembakuannya dapat dilakukan sebagai berikut. dan klorida yang terlarut. Berikut ini ditunjukkan penggunaan larutan natrium-
EDTA pada penetapan air sadah.
Pembuatan 1 L Larutan Na-EDTA 0,01 M
Timbang secara kasar: Penetapan Air Sadah Total
+4 g Na-EDTA dihidrat dan +0,1 g MgClz.6HzO p.a.; (1) Pipet 25 mL sampel*, dan masukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 250
(1) Masukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 400 mL; tambahkan mL; semprot dengan sedikit akuades pada bagian dinding yang basah.
akuades sampai kedua padatan itu membentuk larutan (2) Tambahkan 3 mL larutan bufer NH+OH-NH4CI, dan tambahkan 5 tetes
(homogen). indikator Eriokrom Hitam T; homogenkan.
(2) Pindahkan larutan ke dalam botol reagen 1 L bertutup dan (3) Turunkan larutan Na-EDTA dari buret secara perlahan sampai warna
merah anggur berubah menjadi warna biru. Warna merah harus benar-
bersih, dan encerkan dengan aquades sampai volum larutan benar hilang.
+1 L; tutup, dan kocok agar homogen. Beri etiket pada botol.
Ulangi prosedur ini hingga 2x. Hitung rata-rata volum pemakaian larutan Na-
Diperoleh: +1 liter Na-EDTA 0,01 M EDTA.
Keterangan: *dapat berupa air yang akan diuji kandungan air sadahnya.
(2) Tambahkan 3 mL larutan bufer NH+OH-NH4Cl, dan tambahkan 5 Jika kadar kesadahan total dinyatakan sebagai CaCOs dalam ppm, maka
tetes indikator Eriokrom Hitam T; homogenkan. perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut.
(3) Turunkan larutan Na-EDTA dari buret secara perlahan sampai Jika Mion = x mmoUml maka M1o, setara dengan Mcrcos.
warna merah anggur berubah menjadiwarna biru. Warna merah
=.
harus benar-benar hilang. Mc"co.
H
Ulangi prosedur ini hingga 2x. Hitung rata-raia volum pemakaian (xmmol)(M, CaCO ) _ (x mmol)(1 00,086 mg/mmol) CaCOu
larutan Na-EDTA. mL mL
Reaksi: _ (x) (1 00,086) mg CaCO /
CaCl2 + NaH2C16H12OsN2 -+ NaCaCl6Hl2OeNz + 2 HCI
/mL
" sampel
(x)(100,086) (1ooo) mgCaCO"/
(Perbandingan molnya adalah mmol CaCle ; mmol Na-EDTA = 1 : 1) =
/liter sampel
Perhitungan kemolaran larutan Na-EDTA: Kadar kesadahan-total dalam air adalah
(1)(Vcacb)(Mcacrz) (x)(100,086)(1 000) mg/L; atau (x)(100,086)(1 000) ppm.
MN.-EDTA = lvl
^,
(1)(VNa_EDrA) Dengan demikian, bila x berhasil ditetapkan, maka kadar kesadahan-total
dalam air dapat diketahui.
Dengan demikian, molaritas larutan Na-EDTA dapat diperoleh.
€D
162 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab B Pembuatan dan Pembakuan Larutan 163
_'!
l I
Larutan bufef merupakan sistem larutan yang dapat memperta- A. pH LARUTAN BUFER
hankan pH lingkungannya dari pengaruh seperti oleh penambahan Pada sistem bufer-asetat seperti yang dicontohkan di atas,
sedikit asam/basa kuat, atau oleh pengenceran. persamaan tetapan kesetimbangan ionisasi asamnya adalah
Sistem bufer terdiri atas dua komponen, yakni ('1) komponen
pelarut (umumnya air), dan (2) komponen zat terlarutnya. Komponen 1..- [H*][CH3COO-] (e.4)
"" 164cf,loH1
terakhir ini dapat berupa:
(a) asam lemah dan garam kuatnya, Dengan menganggap bahwa, [CH3COOI = [CHaCOONa] = [garam],
(b) basa lemah dan garam kuatnya, dan [CH3COOH] = [asam] maka tetapan kesetimbangan ionisasi di
atas dapat dinyatakan sebagai,
(c) sepasang asam-basa konyugat, atau
(d) sepasang pemberi-penerima proton. lH*l= [asam] *K^d (e.5a)
Pada sistem bufer-asetat (CH3COOH-CH3COONa) dalam pelarut [garam]
air, reaksi yang terjadi adalah Atau:
pH=pK-log [pemberiproton] (e.Ba) Untuk perubahan satu satuan pH, misal diakibatkan oleh penam-
[penerima proton] bahan x mol asam kuat, maka pH bufer akan berubah dari 4,931
menjadi (4,931 * 1) = 3,931; [asaml = 0,2 + x; dan lgaraml = 0,3 -x.
- konyugat] Kuantitas ini disubstitusikan pada persamaan yang sesuai (yakni
pH: pK - log [asam (e.8b) persamaan 9.5b).
[basa - konyugat]
pK, l99erl
<+ tog J"i'l = pKu - pH
B. KAPASITAS DAN KEEFEKTIFAN LARUTAN BUFER
FH =
' - rog"[garam] "[garam]
* * 4,T54-
1. Kapasitas Larutan Bufer no"0,3-x
9'? = 3,931 = 0,823 <+
166 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 9 Pembuatan Larutan Bufer 167
Justru di bidang biokimia dan fisiologi-lah, sistem bufer paling banyak Berarti untuk memperoleh bufer NH4OH-NH+CI pH 10,0 dapat dibuat dari
dijumpai dan diterapkan, bahkan rentang perubahan pH lingkungan berbagai perband ingan konsentrasi.
biologis yang diharapkan jauh lebih kecil dari 1 satuan pH. (a) Jika volum total = volum NH4OH (volum pada]1 garam diabaikan);
Pemahaman sifat sistem bufer yang didukung dengan berarti kuantitas NH4oH banyaknya (250 mL)(0'1M) = 2s mmol NH+oH'
perhitungan (analisis sederhana) dapat membantu di dalam merancang Massa garam dapat diperkirakan dari penerapan perbandingan di atas
pada perbandingan berikut.
pembuatan bufer dengan ketepatan seperti yang diinginkannya.
Keuntungan lain, ketepatan sistem bufer dapat menghindarkan 25 mmol basa/250 mL 0.562 ,€
'l
pemborosan pemakaian zaVpereaksi di samping mengurangi akibat x mmol garam/250 mL
negatif lain seperti kepekatan larutan karena dapat menurunkan bahkan *= 25
.' 0,562 =44.48.
mematikan keaktifan sistem hidup.
Tabel 9.1 menunjukkan bahwa rentang perubahan pH bufer- 44'48 mm, NHqcI=
asetat A memiliki keefektifan (ketepatan) yang berbeda antara akibat !-#:rffitlfi[ I3'II",l]r."'
penambahan asam dan akibat penambahan basa. Untuk Timbang 2,379 g NH4C|, dan larutkan dalam 250 mL NH4OH 0,1N.
menghindarkan perbedaan ini, beberapa sumber mqnyarankan bahwa (b) Jika voluriuNH+oH 0,1 N yang digunakan adalah 2,00 mL_lalu.sejumlah
pilihlah asam dengan pKa sedekat mungkin dengan pH bufernya (pH garam dilarutkan, dan selanjutnya
-
volum akhir dijadikan 250 mL dengan
lingkungan yang diinginkan). iienambahkan akuades, berirti:
ro)kuantitas NHaOH adalah (200 mL)(0,1N) = 20 mmol,
Seandainya pilihan ini terpenuhi (misalnya pH bufernya = pKa), maka _dan
perbandingan mol asam dan mol garam harus sama dengan 1. Dengan @iumlah galam yang harus ditimbang (dilarutkan) dihitung
berdasaikan perbandingan berikut.
demikian, keefektifan bufer akan maksimal di dalam mempertahankan
20 mmol basa/250 mL 0,562 20
-^
suasana lingkungannya akibat penambahan baik oleh ion H* (asam) - -^ -- -.o oo
maupun ion OH (basa). - mmol garffVrso mL o,soz
Berikut ini ditunjukkan beberapa contoh perhitungan pembuatan Timbang garam NHaCI sejumlah 1,904 g; larutkan dalam 200 mL
NH+OH-0,I N; kemudian diencerkan dengan akuades sampai volum
larutan bufer sesuai dengan sifat bufer yang dikehendaki. total250 mL.
Contoh 1
Akan dibuat 250 ml larutan bufer dengan pH 10,0. Contoh 2
Disediakan larutan NH4OH 0,1N dan serbuk NH+CI. Diperlukan 100 ml larutan bufer'pH 5,00. Yang tersedia adalah a$am asetat,
asam benzoat, asam format dan garam-garamnya.
Perhitungan;
Jika pH = 10,0 maka pOH = 4,0. Analisis/Perhitungan
Harga pl( (NH4OH) = 4,75 {dari Lampiran 17); harga MrNH4C| = 53,49. (1) Yang dipilih adalah asam dengan p(-nya mendekati pH larutan bufer,
Persamaan yang diterapkan: yaitu asam asetat.
(2) Dasar Perhitungan:
poH=pKo -bs## * rosffi=pKo -poH
pH=pK" -bsm = rooffi =pK" -pH
rog lqqg3l- = 4,7s - 4,o = o1s
[garaml = 4,76-5,0=-O,24
- -t"t"]-
toq
[garam]
lbasal
=0.562.
[garam] lasaml
=0,575
Diperoleh perbandingan konsentrasi, [basa] : [garam] = 0,562 : 1. lgaraml
Diperoleh perbandingan, [asam] : [garam] = 0,575 : 1'
168 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 9 Pembuatan Larutan Bufer 169
E,TI
(3) Menentukan mmol dari asam asetat dan garamnya. Massa garam, banyaknya adalah
Misal tersedia CH3COOH 0,5 M; dan andaikan yang digunakan 100 mL 12,347 mmol atau (12,347)182,03 mg/mmol) = 1,013 g.
CHgCOOH 0,5 M berarti setara dengan: (100 mL)(0,5 M) = 50 mmol
CHaGOOH. Prosedur pembuatan '100 mL bufer asetat pH 5,00 adalah
Perbandingan (dalam mmol) antara asam dan garam adalah (a) Ditimbang teliti: 1,013 9 CHsCOOt{a, dan pindahkan secara kuantitatif
0,575 :1 = 50 mmol : x ke dalam labu takar 100 mL.
(tX90-Tlnol) (b) Turunkan 14,20 mL CH3COOH 0,5 M (gunakan buret) ke dalam labu
,- = 86,9s7 mmot cHrcooNa takar, tambahkan sekitar 25 mL akuades, dan goyang labu sehingga
0,575 garam melarut.
: (86,957 mmol) (82,03 mgimmol) = 71 33,1 mg (c) Tambahkan akuades hingga tanda batas.
= 7,13 g CHTCOONa.
(4) Prosedur pembuatan:
Ditimbang 7,13 g CHgCOONa, dan ukur 100 mL CHgCOOH 0,5 M. D. PEMBUATAN LARUTAN BUFER
Larutkan garam ke dalam larutan asam.
1. Pembuatan Larutan Bufer Baku
Contoh 3 Tabel9.2 Pembuatan Bufer Baku*
Jika pada contoh 3, bufer yang ingin dibuat selain ber-pH 5,00 juga harus
memiliki rentang perubahan pH lingkungannya maksimal0,10 satuan pH oleh pH pada
penambahan 1 mmol H* atau '1 mmol OH-. Bagaimana cara membuatnya? Larutan Bufer**
200c 250C 380c
Analisis/Perhitungan
KHC2O4.H zCzO q.2HzO 0,05 m 1,6.75 1,679 1,691
Gunakan perbandingan molar dari asam dan garam (lihat contoh 2).
(1) Dasar: kelipatan berapapun dari perbandingan, tetap akan memberikan HCl0,1M + KCl0,09 M 2,07 2,O8
pH = 5,0. Dimisalkan: KHC+H+Oo; larutan jenuh 3,557 3,549
CHsCOON? owol = a mmol; dan CHgCOOH awal = 0,575a mmol.
KHC8H4O4 0,05 m 4,002 4,008 4,030
(2) Andai karena penambahan 1 mmol basa (OH), maka setelah
penambahan terjadi perubahan mmd asam dan garam dari bufer KH2PO4 0,025 m + NaHzPO+.12H2O 0,025 m 6,881 6,865 6,840
sebagai: Na2B4O7.10HzO 0,01 m 9,2-25 9,180 9,081
CHgCOONa akhir = (a+1) mmol; dan CH3COOH akhir = (0,575a-l) mmol.
CHBCOOH 0,1 M + CHgGOONa 0,1 M 4,64 4,65
(3) Karena rentang perubahan yang diinginkan sebesar 0,10 saluan, maka
akibat penambahan basa menyebabkan pH bufer harus paling tinggi *Bufer ini cocok untuk kalibrasi pH-meter, dan untuk tujuan lain
menjadipH = 5,10. dengan ketelitian pH yang memadai.
(4) Perhitungan mmol dari asam & garam. *Pembuatan masing-masing larutan bufer dapat ditelusuri melalui
(o'97sa - t) daftar indeks.
t6n
- = 4,26 -5,'ro = -0,24
(a+1)
(0,_575a-1)
Catatan:
+'l)
(a
=0,457. KHC2O4.H2CzO4.2HzO (kalium tetroksalat dihidrat); KHC4H4O6
(kalium hidrogen tartrat); KHC8H4O4 (kalium hidrogen ftalat; KHP);
0,118a =1,457 (+ a= 12,g47 KH2PO4 (kalium dihidrogen fosfat); NazB+Oz.10HzO (natrium
Jadi, tetraborat dekahidrat; boraks); NaHzPO+.12H2O (natrium dihidro-
mmol asam terlarut adalah O,575a mmol = 7,10 mmol CHsCOOH. gen fosfat dodekahidrat); m = molal (mol/liter air); dan M = molar
mmol garam terlarut adalah: a mmol = 12,347 mmol CHgCOONa (mol/liter larutan).
(5) Volum asam, jika yang digunakan CHgCOOH 0,5 M, besarnya adalah
(7,10 mmol) :0,5 M = 14,20 mL.
7'10 mmol
Vorum asam - - 14.20 mL.
0,5 M
t
170 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium
f' Bab 9 Pembuatan Larutan Bufer 171
qr\
1 Y
I
2. Pembuatan Bufer CH3COONa-HC| (Bufer pH 0,65-4,76) 4. Pembuatan Bufer pH2,2G4.,00 (Bufer KHP-HCI)
Tabel9.3 Pembuatan Bufer CH3COONa-HC| (Bufer pH 0,65-4,76) Tabel 9.5 Pembuatan Bufer pH 2,2O4,00 (Bufer KHP-HCI)
A (mL) + A (mL) + A (mL) +
A (mL) + A (mL) + A (mL) +
pH pH pH pH pH pH
x (mL) v (mL) x (mL) y (mL) x (mL) v (mL)
x (mL) v (mL) x (mL) v (mL) x (mL) y (mL)
0,65 100,0 100,0 1,99 52,5 147,5 3,61 45,0 155,0
2,20 49,5 0,5 2,90 25,7 24,3 3,50 8,2 41,8
0,75 90,0 1 10,0 2,32 51,0 149,0 3,79 42,5 157,7
2,30 45,8 4,2 3,00 22,3 27,7 3,60 6,3 43,7
0,91 80,0 120,0 2,63 50,0 150,0 3,95 40,0 160,0 2,40 42,2 7,8 3,10 18,8 31,2 3,70 4,5 45,5
1,09 70,0 130,0 2,72 49,75 150,25 4,19 35,0 165,0 2,50 38,8 11,2 3,20 15,7 34,3 3,80 2,9 47,1
1,24 65,0 135,0 3,09 49,5 151 ,5 4,39 30,0 170,0 2,64 35,4 '14,6 3,30 12,9 37,1 3,90 1,4 48,6
1,42 60,0 140,0 3,29 47,5 152,5 4,58 25,0 175,0 2,70 32,1 7,9 3,40 10,4 39,6 4,00 1,0 49,0
1,71 55,0 145,0 3,49 46,25 153,75 4,76 20,0 180,0 2,80 28,9 21,1
1,85 53,5 146,5
A (50 mL Kalium-hidrogenftalat 0,1M); B (x mL HCI 0,1M); dan Y (y mL akuades)
A (50 mL CH3COONa 1 M); B (x mL HCI 1 M); dan Y (y mL akuades)
Larutan A (Timbang leliti 10,222 g KHP*; masukkan ke labu takar 500 mL;
Larutan A tambah akuades 1/tlabu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai
(Timbang 136,080 g CHgCOONa.3HzO; masukkan ke labu takar 1 liter; tanda batas.)
tambah 300 mL akuades, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai
tanda batas) Larutan B (Dibuat dari pengenceran larutan HCI baku.)
Larutan B Keterangan:
*KHP
(Encerkan dari larutan baku HCI yang lebih pekat hingga diperoleh HCI 1M.) = kalium hidrogen ftalat; dan volum akhir dari campuran adalah 100 mL.
Volum akhir dari campuran adalah 250 mL.
172 Membuat Reagen Kmia di Laboratorium Bab 9 Pembuatan Larutan Buter 173
:\
6. Pembuatan Bufer pH 3,8-5,6 (Bufer CftCOOH-CHgCOONa)* 8. Pembuatan Bufer pH 4,6-€,4 (Bufer Na-maleat-NaOH)
Tabel9.7 Pembuatan Bufer pH 3,8-5,6 (Bufer CH3COOH-CH3COONa) Tabel9.9 Pembuatan Bufer pH 4,6-6,4 (Bufer Na-maleat-NaOH)
A (mL) + A (mL) + A (mL) +
A B A B A B pH pH pH
pH pH pH x x x y (mL)
(mL) (mL) (niL) (mL) (mL) (mL) (mL) v (mL) (mL) v (mL) (mL)
3,8 87 13 4,6 51 49 5,2 21 79 416 0,5 49,5 5,4 4,O 46,0 6,0 10,0 40,0
4,8 't,0 49,0 5,6 5,8 44,2 6,2 12,5 37,5
4,0 80 20 4,8 40 60 5,4 14,5 85,5
4,2 73 27 5,0 30 70 5,6 11 89 5,0 1,8 48,2 5,8 7,6 42,4 6,4 14,5 35,5
4,4 62 38 5,2 2,8 47,2
A (50 mL Na-maleat asam 0,4M); B (x mL NaOH 0,1M); dan Y (y mL akuades)
Larutan A
Larutan A
(Larutan 1,2 ml asam asetat dalam 'l 00 mL akuades)
flimbang 23,214 g asam maleat; masukkan ke labu takar 500 mL; tambah
Larutan B akuades 1/zlabu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai tanda batas).
(Larutan 2,7 g CHsCOONa.3HzO dalam 100 mL akuades) Larutan B
Catatan: Tambahkan dulu beberapa kristal kamfor pada kedua larutan. (Dibuat dengan mengencerkan larutan baku NaOH bebas karbonat dengan
akuades bebas COz sedemikian sehingga diperoleh larutan NaOH 1 N.)
*disebut bufer asetat.
7. Pembuatan Bufer pH 4,10-5,90 (Bufer KHP-NaOH) Tabel9.10 Pembuatan Bufer pH 5,3-8,0 (Bufer NazHPO+-NaHzPO+)
pH
A B pH A B pH
A B
Tabel9.8 Pembuatan Bufer pH 4,10-5,90 (Bufer KHP*NaOH) (mL) (mL) {mL) (mL) (mL) (mL)
5,3 2,6 97,4 6,2 18,6 81,4 7,1 66,6 33,4
A(mL)+ A(mL)+ A(mL) + 5,4 3,2 96,8 6,3 22,5 77,5 7,2 72,0 28,4
pH x v pH x v pH x v 5,5 4,0 96,0 6,4 26,7 73,3 7,3 76,8 23,2
(mL) (mL) (mL) (mL) (mL) (mL) 5,6 5,1 94,9 6,5 31,7 68,3 7,4 BO,B 19,2
4,10 1,3 48,7 4,80 16,5 33,5 5,40 34,1 15,9 5,7 6,4 93,6 6,6 37,5 62,5 7,5 84,1 15,9
4,20 3,0 47,0 4,90 19,4 30,6 5,50 36,6 13,4 5,8 8,0 92,0 6,7 43,3 56,7 7,6 a7,o 13,0
4,30 4,7 45,3 5,00 22,6 27,4 5,60 38,8 11,2 5,9 9,9 90,1 6,8 49,1 50,9 7,7 89,4 10,6
6,0 12,3 87,7 6,9 55,1 44,9 7,8 91,5 8,5
4,40 6,6 43,4 5,10 25,5 24,5 5,70 40,6 9,4
6,1 15,1 84,9 7,0 61,1 38,9 7,9 93,2 6,8
4,50 8,7 41,3 5,20 28,8 21 ,2 5,80 42,3 7,7
8,0 94,7 5,3
4,60 11,1 38,9 5,30 31,6 18,4 5,90 43,7 6,3
4,70 13,6 36,4 A (larutan Na2HPO4 0,1 M); dan B (larutan NaH2POa 0,'l M)
Larutan A
A (50 mL KHP 0,1 M); B (x mL NaOH 0,1 M); dan Y (y mL akuades)
fl-imbang 17,799 g Na2HPOa.2HeO; masukkan ke labu takar 1 liter;
tuangi akuades % labu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai
Larutan A tanda batas).
(Pembuatan, lihat: Buter pH 2,2O-a,OO).
Larutan B
Larutan B (Timbang 15,601 g NaHzPO+.2HeO; masukkan ke labu takar 1 liter;
(Dibuat dengan mengencerkan larutan baku NaOH bebas karbonat tuangi akuades % labu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai
dengan akuades bebas COz sehingga diperoleh NaOH 0,1 M.) tanda batas).
174 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 9 Pembuatan Larutan Bufer 175
TJ
10. Pembuatan Bufer pH 5,8-8,0 (Bufer KH2PO4-NaOH) 12. Pem buatan Bufer pH 7,p9,2 (Bufer H3BO3-Na zB oO rl
Tabel 9.11 Pembuatan Bufer pH 5,8-8,0 (Bufer KHzPO+-NaOH) Tabel9.13 Pembuatan Bufer pH 7,4-9,2 (Bufer H3BO3-Na2BaO7)*
A(mL) + A(mL) + A(mL) +
pH A (mL) B (mL) pH A (mL) B (mL)
pH x v pH x v pH x v
(mL) (mL) (mL) (mL) {mL) (mL) 7,4 90 10 8,4 55 45
5,80 3,6 46,4 6,60 16,4 33,6 7,40 39,1 10,9 7,6 85 15 8,6 45 55
5,90 4,6 45,4 6,70 19,3 30,7 7,50 40,9 9,1 7,9 80 20 8,8 30 70
6,00 5,6 44,4 6,80 22,4 22,6 7,60 42,4 7,6 8,0 7o 30 9,0 20 80
6,10 6,8 43,2 6,90 25,9 24,1 7,70 43,5 6,5 8,2 65 35 9,2 10 I
6,20 8,7 41,3 7,00 29,1 20,9 7,80 44,5 5,5
A (larutan HsBOg 0,2 M); dan B (larutan Na2B4O7.10HzO 0,05 M)
6,30 11,1 38,9 7,10 32,1 17,9 7,90 45,3 4,7
6,40 13,6 36,4 7,20 34,7 15,3 8,00 46,1 3,9 Larutan A
13,9 36,1 7,30 37,0 13,0 (Timbang 6,184 g HsBOg; masukkan ke labu takar 500 mL; tuangi
6,50
akuades 1/+ labu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampii
A (50 mL KHzPO+ 0,1 M); B (x mL NaOH 0,1 M); dan y mL akuades. tanda batas.)
Larutan B
Larutan A (Timbang 9,536 g Na2B4O7.10HzO; masukkan ke labu takar 500 mL;
(Timbang 6,805 g KHzPOa, masukkan ke labu takar 500 ml; tuangi akuades larutkan; kemudian tambah akuades sampai tanda batas.)
iAlabu, dan hom6genkan; tambah lagi akuades sampai tanda batas')
Larutan B *disebut bufer borat.
(Dibuat dengan mengencerkan larutan baku NaOH bebas karbonat dengan
ikuades bebas COz iedemikian sehingga diperoleh larutan NaOH 0,1 M')
13. Pembuatan Bufer pH 8,0G-9,10 (Bufer Boraks-HCl)
11. Pembuatan Bufer pH 7,00-9,00 Tabel9.14 Pembuatan Bufer pH 8,00-9,10 (Bufer Boraks-HCl)
Tabel9.12 Pembuatan Bufer pH 7,00-9,00 A (mL) + A (mL) +
pH pH
A(mL) A(mL) + A(mL) + x {mL) v (mL) x
,PH +
pH pH
(mL) v (mL)
x (mL) v (mL) x (mL) v (mL) x (mL) v (mL)
8,00 20,5 29,5 8,60 13,5 36,5
7,OO 46,6 3,4 7,70 36,6 13,4 8,40 17,2 32,8 8,10 19,7 30,5 8,70 1 1,6 38,4
7,10 45,7 4,3 7,80 34,5 15,5 8,50 14,7 35,3 8.20 18,8 31,2 8,80 9,6 40,4
7,20 44,7 5,3 7,90 32,0 18,0 8,60 12,2 37,8 8,30 17,7 32,3 8,90 7,1 42,9
7,30 43,4 6,6 8,00 29,2 20,8 8,70 10,3 39,7 8,40 16,6 33,4 9,00 4,6 45,5
7,40 42,A 7,0 8,10 26,2 23,8 8,80 8,5 41,5 8,50 15,2 34,8 9,10 2,0 48,0
7,50 40,3 9,7 8,20 22,9 27,1 8,90 7,0 43,0
8,30 19,9 30,1 9,00 5,7 44,3 A (50 mL Na2B4O7 0,025 M); B (x mL HCI 0,1 M); dan y mL akuades.
7,60 38,5 11,5
Larutan A
A {50 mL tris-(hidroksimetil)aminometana 0,1 Mi;
B (x mL HCI 0,1 M); dan y mL akuades.
(Timbang 4,768g NazB+Oz.10HzO; masukkan ke labu takar 500
mL; tuangi akuades 1/q labu, dan homogenkan; tambah lagi
Larutan A akuades sampai tanda batas.)
(l-imbang 6,057 g C+HrrOsNi masukkan ke labu takar 500 mL; tuangi akuades % Larutan B
labu, dan homogenkan; tambah lagi akuades sampai tanda batas). (Encerkan larutan baku HCI sedemikian sehingga diperoleh
Larutan B larutan HCl0,1 M.)
(Encerkan larutan baku HCI sedemikian sehingga diperoleh larutan HCI 0,1 M)
2,6
A (mL) B (mL)
100 .2,3
pH
5,8
A (mL)
100
B (mL)
36,5
pH
9,0
A (mL)
100
B (mL)
72,7
t0
2,8 100 4,9 6,0 100 38,9 9,2 100 74,0
3,0 100 6,4 6,2 100 41,2 9,4 100 74,9
3,2 100 8,3 6,4 100 4-3,5 9,6 100 77,6
3,4 100 10,1 6,6 100 46,0 9,8 100 79,3
3,6 100 11,8 6,8 100 48,3 10,0 ,100 80,8
3,8 100 13,7 7,O 100 50,6 10,2 100 82,CI rr"';
"ii:.+-'|F*+#ffi$*gtffi&efitr'
4,0 100 15,5 7,2 100 52,9 10,4 100 82,9 "i''
sistem koloid sebagai satu gejala dan bentuk fisik suatu materi,
4,2 100 17,6 7,4 100 55,8 10,6 100 83,9 kadang-kadang pembentukannyJ tidak dikehendaki atau harus
4,4 100 19,9 7,6 100 58,6 10,8 100 84,9 dihindarkan pada satu aspek kegiatan atau pada pekerjaan tertentu.
4,6 100 22,4 7,8 100 61,7 11,0 100 86,0
4,8 100 .Nqmun
pada pekerjaan dan aspek- kehidupan lain, pembentukan sistem
24,8 8,0 100 63,7 11,2 100 87,7
koloid justru diperlukan untuk tujuan-tujuan tertentu.
5,0 100 27,1 8,2 100 65,6 11,4 100 89,7
5,2 100 29,5 8,4 100 67,5 11,6 100 92,0
5,4 100 3'1,8 8,6 100 69,3 11,8 100 95,0 A. SISTEM KOLOID
5,6 100 34,2 8,8 't00 71,O 100 99,6
12,O 7at yang terpecah hatus di dalam suatu medium atau pelarut
A (100 mL larutan Universal); dan B (x mL NaOH 0,2 M) disebut 'atterdispersi, sedangkan pelarutnya diseb ut zat pendispersi
alau medium pendispersi. Sistem yang terbentuk dari dua komponen ini
Larutan A disebut sistem dispersi.
fl-imbang teliti 6,008 g CoHeOz.HzO p.a; 3,893 g KH2POa p.a; 1,769 g HsBOs
p.a; dan 5,266 g asam dietilbarbiturat* p.a. Masukkan ke labu takar 1 liter; A.d? 3 sistem dispersi, yaitu srbfem dispersi molekuler (atau disebut
tambahkan 200 mL akuades dan kocok perlahan hingga semua zat melarut; sistem larutan); sistem dispersi halus (aiau sistem koloid); dan sistem
tambahkan lagi akuades sampai tanda batas) dispersi kasar (atau suspensi).
Larutan B
(Dapat diperoleh dari pengenceran larutan baku NaOH 1 N bebas !a]ah satu parameter yang membedakan antarketiga sistem di
karbonat dengan akuades bebas COz)
atas adalah ukuran dari partikel terdispersinya. Ukuran partikel larutan
mempunyai diameter partikel kurang dari 1 nm; diametei partikel koloid
Keterangan : "disebut juga barbital alau veron al, CaH I zNzOs.
antara 1-2oo nm; sedangkan untuk partikel suspensi memiliki diameter
lebih dari 200 nm (1 nm = 10-e m). Dapat dinyatakan bahwa sistem
<ED koloid mempunyai sifat antara sistem larutan dan sistem suspensi.
Dapat juga dikatakan bahwa sistem koloid memiliki ciri-ciri yang
merupakan perpaduan antara kedua sistem lainnya.
Ciri-ciri sistem koloid antara lain:
. Bidang batas antarzat terdispersi dan medium pendispersi hanya
dapat dideteksi dengan bantuan mikroskop-uttra.
. Bersifat 2 fasa tetapi sukar memisah (cukup stabil).
o Tak dapat disaring dengan kertas saring biasa.
sol [Fe(OH).]OH- (Lihat: sol Fe(OHfu) Pembuatan beberapa gas dan brom cair di bawah ini dapat
dilakukan di laboratorium sederhana (di laboratorium sekolah) untuk
sol hidrofob (Lihat: sol asam-silikat) memenuhi kebutuhan atau digunakan dalam percobaan tertentu.
Caranya:
Gerus serbuk KNO3 secukupnya masukkan ke dalam tabung reaksi
pyrex kering; pasanglah sumbat dan pipa pengalirnya dengan
kedudukan menurut Gbr 11.4; kemudian hamparkan padatan dan
lakukan pemanasan secara merata dengan nyala api kecil.
Gbr 11.1 Pembuatan gas H2
tabung penampung
b. Elektrolisis Air
Gas hidrogen di laboratorium dapat juga dibuat melalui teknik
elektrolisis dengan menggunakan arus searah terhadap air (yang
dibubuhi 4-5 tetes H2SO4 pekat). Peralatan yang digunakan adalah
pesawat Hoffmann (Gbr 11 .2) alau peralatan elektrolisis yang dirancang
sendiri (Gbr 11.3).
194 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 11 Pembuatan Gas dan Brom Cair 195
3. Pembuatan Gas Karbon dioksida Prosedur pembuatan gas amoniak, NH3l
Gas karbon dioksida, CO, merupakan zal lak berwarna, tak Masukkan 5 g serbuk NH4CI dan 10 g serbuk Ca(OH), ke dalam
berbau, tak berasa, sedikit larut dalam air, dan mudah diserap oleh lumpang; campur dan gerus sehingga diperoleh campuran serbuk
larutan basa kuat. Pembuatannya dapat dilakukan dengan cara yang merata.
memanaskan secara perlahan serbuk NaHCOs (natrium bikarbonat; Masukkan dan hamparkan campuran serbuk pada dinding dasar
soda kue) kering dengan set-alat menurut Gbr 11.5. Hamparkan tabung.
padatan dan lakukan pemanasan secara merata di atas nyala api Hubungkan tabung dengan sumbatnya dengan kedudukan dan set
spiritus. Biarkan beberapa lama gas mengisi tabung untuk mengusir peralatan seperti ditunjukkan pada Gbr 11.6a. Selanjutnya
udara yang ada, setelah itu tutup segera mulut tabung dengan sumbat panaskan campuran dengan nyala api kecil.
karet secara rapat. Tamp.ung gas NH3 dengan menggunakan tabung reaksi biasa atau
Reaksi yang terjadi: labu dasar rata.
Catatan:
Bila di laboratorium tersedia pesawat Kipp, gas COz dapat dibuat dari NH+CI+ Ca(OH)2
reaksi antara batu pualam dan asam klorida encer berdasarkan reaksi:
CaCO3(s) + 2 HCI(aq) + CaCl2(aq) + HzO(| + COz(g)
196 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 11 Pembuatan Gas dan Brom Cair
197
I
ini secara bersamaan dapat dibuat dengan cara memanaskan secara HrSO, pekat t
perlahan di atas nyala api dari pembakar spiritus terhadap senyawa
timbal(ll)nitrat, Pb(NO3)2 kering. Hanya, pekerjaan ini harus dilakukan
dengan cermat (karena gas bersifat racun kuat) di ruang asam atau
ruang khusus (di tempat terbuka). Peralatan yang digunakan seperti
diperlihatkan pada Gbr 11.5.
Reaksiyang terjadi:
2 Pb(NO3)2(s) f 2 PbO(s) + + NOz(9) + Or(g)
198 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 11 Pembuatan Gas dan Brom Cair 199
1
Selain itu, menyimpan peralatan gelas dalam keadaan kotor, atau dari Tampak bahwa istilah "bersih" menuntut tindakan atau perbuatan
hasil pencucian yang tidak/kurang bersih akan menyukarkan proses tertentu terhadap alat gelas yang bersangkutan, dan pengertiannya
pencucian atau pembersihan pada saat lainnya. Semakin lama bergantung pada sifat pereaksi atau 'sifat percobaan. Jelaslah,
tersimpan, semakin keras dan semakin melekat kuat kotoran itu. membersihkan tabung kemudian mengeringkannya dengan kertas tisu
Akibatnya, kotoran semakin sukar larut oleh cairan pembersih (kertas saring atau lap) merupakan tindakan yang tidak perlu bahkan
sederhana, dan pekerjaan pembersihan dan pencucian selanjutnya tindakan ini dapat menyebabkan tabung justru menjadi tidak bersih
akan menjadi lebih lama dan rumit karena semakin banyak tahap dan karena adanya serat-serat yang menempel pada dinding-dalam tabung.
jenis cairan pencuci yang harus diterapkan. Jika memungkinkan,
Kata "bersih" untuk peralatan gelas seperti vol-pipet, labu takar,
peralatan harus segera dibersihkan saat itu juga setelah selesai atau buret, sama pengertiannya dengan tabung reaksi "bersih".
digunakan. Zal alau kotoran yang masih basah akan jauh lebih mudah Dinding bagian-dalamnya tidak perlu dikeringkan. Hanya air-
dibersihkan. suling pembilas yang membasahi alat ukur tersebut dapat
Beberapa peralatan gelas yang akan digunakan biasanya disertai menyebabkan jumlah zat yang akan diukur berubah komposisi
dengan penjelasan "bersih"; "kering"; atau "bersih dan kering". atau konsentrasinya. Sebelum difungsikan, alat ukur tersebut
Penafsiran terhadap istilah ini menjadi penting karena penafsiran yang harus dibilasi dulu dengan sedikit larutan yang akan diukur
volumnya.
salah akan memunculkan tindakan atau perbuatan yang tidak perlu
(tidak efisien) atau justru tindakan itu dapat mengganggu proses dan Sedangkan istilah "kering" paling tidak memiliki pengertian
hasil percobaan. bahwa sesuatu tidak mengandung baik berupa air maupun zal
lain yang membasahinya. Alat gelas yang masih basah oleh air
lstilah "bersih" mempunyai arti bahwa peralatan itu harus bebas dari dapat mengakibatkan alat gelas menjadi retak atau pecah saat
zal-zal yang terlibat langsung pada hasil, atau peralatan itu harus dikenai api langsung. Selain itu, adanya air (atau pembasah
bebas dari zal-zal yang dapat menyebabkan perubahan pada lain) mungkin tidak dikehendaki karena dapat rnempengaruhi
komposisi atau konsentrasi pereaksi. proses atau hasil reaksi. Pembasah dapat menyeirabkan reaksi
Tabung reaksi dan alat gelas lainnya yang akan digunakan untuk yang sesungguhnya tidak terjadi, tetapi reaksi lain atau reaksi
melangsungkan reaksi kimia haruslah bersih namun dinding- samping yang tidak diharapkan justru yang terjadi. Hal ini dapat
dalamnya tidak perlu kering dari air jika alat gelas itu akan mengganggu pengamatan atau hasil percobaan.
digunakan untuk melangsungkan reaksi dalam pelarut air. Ciri Dengan demikian, istilah "bersih dan kering" mempunyai
tabung yang bersih, setelah dibilasi dengan air suling dan pengertian yang dibentuk dari pengeftian yang dikandung oleh
disimpan terbalik pada raknya, airnya akan meluncur ke bawah kedua kata yang telah dijelaskan di atas.
dan tabung tampak transparan (lapisan air meralalseragam di
semua bagian dindingnya). Pada keadaan ini, air segera Dapat dinyatakan bahwa pembersihan alat gelas berarti
menyusut dan tabung menjadi relatif lebih cepat mengering. membersihkan zal atau noda yang menempel pada alat itu.
Kecuali bila disyaratkan bahwa tabung harus dalam keadaan Pembersihan alat dapat dilakukan dengan cara menguapkan zal atau
kering, maka tabung itu harus benar-benar kering. Tabung yang noda yang menempel melalui pemanasan, atau dapat dilakukan
masih basah dapat dipanaskan secara perlahan dan merata di dengan cara melarutkan (mereaksikan) zaVnoda itu dengan cairan
atas api kecil untuk menguapkan airnya. pencuci dan kemudian mengeluarkannya dari alat. Jelaslah bahwa
Tabung (atau alat gelas lainnya) harus bebas air jika akan tindakan pembersihan alat gelas bergantung pada sifat zaVnoda yang
digunakan untuk pereaksi dengan pelarut bukan-air. Tabung menempel di samping sifat dari alat gelas yang akan dibersihkan. Alat
atau alat gelas yang masih basah hasil pencucian dengan air, gelas tertentu dapat retak atau pecah jika dipanaskan pada suhu cukup
agar cepat mengering (bebas air), selanjutnya dapat dibilasi tinggi. Cara membersihkan alat gelas yang paling umum adalah dengan
dengan sedikit alkohol-teknis (untuk mengikat air) dan dibiarkan menggunakan cairan pembersih, kemudian membilasinya dengan air
mengering. Jika dirasa perlu, lakukan pembilasan dengan sedikit kran, dan terakhir dengan sedikit air suling.
pelarut dari pereaksi yang terlibat).
-
B. PEMBUATAN CAIRAN PENCUCI DAN CARA PENGGUNA. Keterangan:
ANNYA
') langan gunakan sabun-colek.
Sifat zat atau noda yang menempel akan menentukan jenis/sifat ') langan langsung dibuang; karena dapat digunakan beberapa kali
cairan pencuci yang dipilih. Setiap cairan pencuci hanya efektif untuk terhadap beberapa alat gelas. Jika tidak dipakai lagi; encerkan dulu
cairan bekas pakai itu dengan air kran, dan buang ke dalam bak
membersihkan (melepaskan/melarutkan) zat atau noda tertentu. Berikut cuci dengan air krannya mengalir beberapa saat.
diberikan beberapa jenis cairan pencuci, cara pembuatan, dan
fungsinya.
2. Asam Pekat dan Penggunaannya
1. Larutan Detergen dan Penggunaannya Beberapa asam pekat yang dapat berfungsi sebagai cairan
pencuci (CP-2) antara lain HCl, HzSO+, atau HNO3. Asam pekat yang
Cairan pencuci atau cairan pembersih yang lazim diterapkan
pada tahap paling awal pencucian adalah penggunaan larutan detergen digunakan sebagai CP umumnya bersifat "teknis" (agar murah) untuk
(air-rinso). Untuk memberikan daya pembersih yang lebih baik, larutan membersihkan peralatan laboratorium dari gelas (seperti tabung reaksi,
gelas kimia, gelas Erlenmeyer, labu dasar-rata, labu dasar-bulat), dan
detergen ini dapat dibubuhi dengan sedikit asam nitrat pekat. Cara
pembuatan larutan detergen ini adalah seperti berikut. botol-botol reagen.
Catatan:
Larutan Detergen (cairan pencuci; CP-l) Asam-asam pekat (CP-2) baru diterapkan bila dengan CP-1,
A Serbuk detergen/rinso ') 159 alat gelas masih belum bersih.
(HATI-HATI DALAM MENGGUNAKAN ASAM PEKAT)
Air 500 mL
B HNO3 pekat 4 mL
Pemakaian asam hanya dalam jumlah tetesan yang cukup untuk
Masukkan serbuk detergen (rinso) ke dalam botolyang berisi 500 membasahi bagian gelas yang bernoda (gunakan pipet tetes kering),
mL air; bubuhi +4 mL HNO3 pekat; tutup, dan kocok campuran ini dan harus dilakukan di ruang asam. Pilih dulu HCI pekat; jika noda
sampai rinso bercampur merata. Beri label, dan simpan untuk belum lepas/hilang, panaskan bagian badan gelas yang terbasahi oleh
persediaan sebagai CP-1. asam tadi dengan cara mencelupkannya ke dalam air panas. Asam
Penggunaan: klorida pekat ini dapat menghilangkan noda kuning dari senyawa besi.
20 mL larutan detergen induk diencerkan dengan 500 mL air. Jika noda atau kotoran masih juga belum hilang dapat dicoba dengan
menggunakan asam pekat lainnya (misalnya asam sulfat atau asam
Penerapannya:
nitrat). Masih belum hilang juga, gunakan dengan sedikit "aqua-regia"
Tuangkan secukupnya cairan pencuci (CP) encer ini ke dalam
atau dengan CP (cairan pencuci) lainnya.
alat gelas; gosoklah seluruh dinding gelas (dengan sikat yang
sesuai) secara merata; pindahkan cairan-bekas'' ini pada gelas
berikutnya yang akan dicuci, dan lakukan tindakan serupa. 3. Larutan NaOH dan Penggunaannya
Alirkan air kran pada seluruh dinding gelas yang telah
dirinso/disikat tersebut sampai bersih. Keringkan badan alat Larutan NaOH 10-15o/o (CP-3)
bagian-luar dengan lap, dan bilasi bagian-dalamnya dengan NaOH teknis; pelet 10-15 g
sedikit akuades, lalu simpan pada tempatnya dan dibiarkan
mengering sendiri. Air 100 mL
Jika gelas ukur, buret atau alat lainnya belum bersih (masih Masukkan pelet NaOH teknis ke dalam botol plastik yang berisi
berlemak atau masih ada noda), pembersihan dapat dilakukan 100 mL air; tutup, dan kocok campuran ini sampai NaOH larut.
dengan cairan pembersih (CP) lainnya. Beri label; dan simpan untuk persediaan sebagai CP-3.
204 Membuat Reagen Kimia di Laboratorium Bab 12 Pembuatan Cairan Pencuci 20s
Penggunaan:
5. Larutan Na-dikromat Asam dan penggunaannya
CP ini dapat diterapkan untuk menghilangkan kerak putih yang Larutan garam dikromat terutama garam natrium dikromat dalam
disebabkan oleh deposit karbonat tipis yang melekat pada suasana asam dapat diterapkan di laboratorium untuk membersihkan
dinding/dasar gelas atau botol reagen. peralatan gelas karena sifatnya sebagai pengoksidasi. Namun, larutan
ini sebagai cairan pencuci (cp) harus dikemas secara baik dan hanya
Basahi kerak sampai kerak lepas atau melarut; kemudian bilasi
gelas dengan sedikit HCI 1 M, dan terakhir dengan air kran. digunakan secara terbatas karena bersifat racun kuat.
(Bilasi dengan akuades, jika memang diperlukan)
Larutan Na-dikromat Asam (Cp-s)
Catatan:
Selain NaOH dapat juga digunakan KOH dengan kadar yang sama. A NazCrzOr.2HzO; teknis 3og
Air 15 mL
Larutkan Na-dikromat ke.dalam gelas kimia pirex 600 mL yang
4. Larutan NaOH-beralkohol dan Penggunaannya berisi 15 mL air sampai diperoleh larutan jenuhnya.
B HzSOq pekat; teknis 500 mL
Larutan NaOH beralkohol (CP-A)
Alirkan asam pekat ini (secara hati-hati dan perlahan lewat
A NaOH teknis; pelet 3og batang pengaduk) ke dalam larutan jenuh A, sambil sesekali
Air 30 mL diaduk perlahan; demikian sampai seluruh asam pekat
Larutkan NaOH pada air di dalam botol plastik bertutup. terpindahkan. Setelah larutan dingin, pindahkan ke dalam
B Etanol 90% 250 mL botol reagen bertutup gelas. Beri label, dan simpan untuk
persediaan sebagai CP-s.
Encerkan larutan A dengan B sampai mencapai volum 250 mL. (Encerkan segera.sisa bahan pada peralatan yang digunakan
Tutup, dan kocok agar homogen. Beri label dan simpan untuk dengan.air kran,.dan buang ke dalam bak-cucideiga-n
persediaan sebagai CP-4. mengalirkan air-krannya yang cukup banyak.)
Penggunaan:
Perhatian:
CP-4 terutama digunakan untuk buret yang berlemak/bervaselin. . CP-S bersifat sangat korosif; dapat merusak pakaian, kulit, dan
organ tubuh.
Cara Pencucian:
o Jika kulit terkena cairan ini, segeralah sirami dengan air kran
Panaskan dulu +80 mL CP-4 di dalam gelas kimia sampai sesempurna mungkin, dan terakhir dibasahi dengan iarutan
bersuhu 5O-6OoC; tuangkan sedikit-sedikit ke dalam buret tegak NaHCO3.
lewat corong sebanyak +25 mL; letakkan gelas kimianya di o CP-5 habis pakai harus dituang (dibuang) ke dalam botol khusus
bawah buret dan segera putar kran (bila perlu gunakan sarung (Di samping sifat korosif di atas, Cp ini juga mengakibatkan
tangan) agar CP keluar dan mengisi pipa ujung buret. Setelah pencemaran berat terhadap lingkungan kehidupan)
terisi, tutup kran, dan isi lagi buret lewat corong sampai hampir
terisi penuh. Biarkan beberapa menit (agak lama lebih baik). Penggunaan:
Setelah itu kran dibuka; CP-nya ditampung, dan dikembalikan ke
cP-S akan lebih efektif bila sebelumnya dipanaskan dulu sampai
botolnya semula.
kira-kira 5O-6OoC.
Buret yang telah dibersihkan akan tampak transparan dan
bercahaya. Setelah dingin, bilasi buret dengan air kran hingga
bersih, dan terakhir bilasi dengan akuades. Atau jika buret akan
disimpan, bilasi dulu dengan sedikit HCl0,1 M.
pekat dan 3 volum asam klorida pekat. Cairan ini sangat reaktif; dapat
merusak berbagai bahan logam termasuk emas dan platina. Gas yang Jrqry!?n perlahan H2SO4 pekat ke datam botot ptastik yang
berisi50 mL air; dan goyang pertahan notolnyi ilul O"i.rrpu
ditimbulkannya pun bersifat merusak dan beracun. Oleh karena itu, homogen. Masukkan garamnya; tutup ra[at; -kocok hingga
pengerjaan yang melibatkan cairan ini harus dilakukan di ruang khusus garam merarut. Seranjutnya tambahkan sisa
(ruang asam) dan mengikuti aturan yang ketat. Pengemasan cairan aii 1+so ,t); trtrp
rapat, beri laber pada botornya, dan simpan ,nirr,-p"i-J"diaan
sebagai cairan pencuci harus dilakukan dengan cermat termasuk sebagai CP-7.
penyrmpanannya.
Aqua-regia (CP-6) Penggunaan:
HNO3 pekat;teknis 50 mL cP-7 dapat menghirangkan noda kuning/cokrat pada berbagai
HCI pekat; teknis 150 mL peralatan gelas bekas larutan KMnOc.
ili
Perbandingan volum ini dapat digandakan sesuai dengan Cara Pencucian:
kebutuhan. Agar tahan lama, tuangkan 1 bagian campuran di atAF
ke dalam 1 bagian air. Tempatkan dalam botol reagen, beri label, Gunakan cP-7 ini secukupnya untuk merendam bagian
dan simpan untuk persediaan sebagai CP-6.
yang bernoda serama beberapa menit; atau oerilin getas
cara
Penggunaan:
11. Larutan Gliserin-plus dan Penggunaannya
CP-8 dapat menghilangkan noda iodium yang melekat pada
peralatan atau pada bahan kain (pakaian).
Larutan Gliserin-plus (CP-1 1)
Cara Pencucian: A Gliserin; teknis 2O g
Basahi atau rendam peralatan/pakaian yang bernoda iodium Alkohol95%;teknis 20 g
dengan CP ini sampai noda larut/hilang; kemudian bilasi segera Eter;teknis 2O g
dengan air kran atau air bersih. Amoniak pekat; teknis 80 g
9. Larutan Amonium Sulfida dan Penggunaannya Campurkan zat-zal di atas secara berurutan sambil
. diaduk sampai membentuk campuran homogen di
dalam gelas kimia 250 mL.
Larutan Amonium Sulfida (CP'g)
(NH+)zS; teknis 1o g B Air 400 mL
Air 100 mL Detergen 20g
Masukkan amonium sulfida ke dalam botol reagen yang berisi Campur detergen dan air di dalam gelas kimia 600 mL
sampai membentuk air-detergen.
100 mL air; tutup, dan kocok hingga garam melarut. Beri label,
dan simpan untuk persediaan sebagai CP-9. Tuangkan campuran A ke dalam campuran B secara perlahan
sambil diaduk. Pindahkan cairan ke dalam botol plastik 600 mL;
Penggunaan: tutup dan kocok sebentar-sebentar; beri label, dan simpan untuk
CP-9 digunakan untuk menghilangkan noda belerang' persediaan sebagai CP-1 1.
b. lsopropilAlkohol
Untuk membersihkan lensa dapat digunakan cairan isopropil-
alkohol 98-99o/o (CP-l3; teknis). Basahi permukaan lensa dengan 1
tetes cairan ini kemudian sebarkan merata dengan kain-lembut (dari IAMPIRAN 1. SATUAN SISTEM INTERNASIONAL
(SATUAN SI)
bahan kaos) beberapa lama. Kemudian gosok perlahan secara A. Satuan Sl Dasar dan Tambahan
memutar dengan kain lembut bersih.
Bukan tidak mungkin, suatu kotoran atau noda tidak hilang oleh
penggunaan satu jenis CP (cairan pencuci). Untuk ini dapat diteruskan
dengan menggunakan CP lainnya sesuai dengan jenis dan sifat noda
yang diperkirakan. Penting sekali melakukan perkiraan awal tentang
jenis dan sifat kotoran atau noda yang melekat pada peralatan dari
gelas agar memudahkan untuk memilih CP yang akan diterapkan.
Dengan demikian, dapat dihindarkan pemborosan dalam pemakaian
bahan, dan waktu.
€D
B. Satuan Sl Turunan
LAMPIRAN 3. SATUAN DAN KONVERSI SATUAN
Kuantitas Fisika Nama Satuan Sl SimbolSatuan Sl SimbolDasar Sl Kuantltas Satuan Sl Satuan Lain Faktor Konversl
frekuensi hertz Hz s-1 Panjang meter (m) Angstrom fi) 1 141 = tg+ cm = 10'ro m
J m'kq s-' ; (N.m) mikron (p) 1p=1pm=10'6m
enerqi ioule
inchi (in) 1 in = 2,54 x'10-2 m
qava newton N m kq s-2 ; (J/m)
kaki(leet) lfeet = 0,3048 m
daya watt W ma kq s-3 ; (J/s) mil 1 mil= 1,609 km
m-' ko s-2 ; (N/mz) mil-laut 1 mil-laut = 1,852 km
tekanan pascal Pa
muatan listrik coulomb c A.s Massa kilogram (kg) satuan massa atom 1 amu = 1 Sma = I,66 x 10-27 kg
(sma atau amu)
beda potensial
listrik volt V m'kq s-t A-1 ; (WA) Volume meter-kubik (ms) liter (L) 1 L= 10-3ma = 1 dm3= lQ3963
A2 ; (v/A) galon 1 galon = 4,546 liter (lnggris)
tahanan listrik ohm o m2 kg s't
1 galon = 3,785liter (Amerika)
hantaran listrik siemen S m-' ko'' sl A' ; (f,t'' barel 1 barel = 163,655liter (lnggris)
fluks maqnet weber Wb m' kq s"'R'l ; (V.s) Temperatur kelvin (K) 'Celcius ('C) tc =k-273,15
'Fahrenheit ("F) tr = 9/5 tr - 459,7
rapat fluks magnet tesla T kgs-2 A-1 ; 1Wb/m'z)
(induksi maonet) Wahu detik (s) menit (men) 1 men=60s
induktansi henry H m' kq s'' A'2 ; (wblA)
Gaya newton (N);(kg.m/s2) dyne (dyn) 1N=105dyn
fluks cahava lumen /m cd,sr
iluminasi lux /x m-'Cd sr; (mlmz) Tekanan pascal; (Pa); (kg/mz) atmosfer (atm) 1 atm = 1,01325x 10s Pa
bar 1 bar = 105 Pa
mmHg 1 mmHg =133,322Pa
torr Itorr=1mmHg
LAMPIRAN 2. TETAPAN FISIKA DAN KIMIA
Energi joule (J) energi (erg) l erg = 1gz-z ,1
Bilangan Avogadro N = 6,022 x 1023 mol-l
kalori (cal) 1 cal = 4,184 J
Satuan Massa Atom (s.m.a; amu) isma=1,G6x10-27kg elektron-volt (eV) 1 eV = 1 ,602 x '10-1e J
Muatan elektron ,1" = O,t 10 x 10-31 kg Daya watt Daya kuda lwatt=1Js't
Muatan Listrik e=1,602x10-''C 1 watt = 1,341 x 10-s daya kuda
Tetapan Faraday f = N.e = 96500 C.ekuivalen'' Hantaran stemen mho lmho=lsiemen
R = 8.314 JK-1 mol-1 Listrik 1 siemen = 1 amper per volt = 1 ohm-l
Tetapan Gas
= O,OAZ L.atm.K1 mol-1 Gelombang frekuensi fresnel 1 fresnel = lQr2 l{7 = lQ12 g-1
= 1,987 cal.K1 mol-1
k = 1,381 x1o-23J.K' Viskositas dyn crp-z poise 1 poise
Tetaoan Boltzmann = 1 dyn cm-z
Pi x =3,142 Kimia mol mmol 1 mol= 1000 mmol
Keceoatan CahaYa (dalam vakum) c = Z,ggg x 108 m.s-I
Tetaoan Planck h = 6,626 x 10-o J.s
Tetapan Rydberg A = l,OgZ+ x 105 cm-'
12 1,0296 123,6 37 1,0895 403,1 94 1,2117 1 139 12 1,0661 127,9 37 1,2270 454,0 94 1,4912 1402
14 1,0345 144,8 40 1,0963 438,5 95 1,2140 1 153 14 1,0781 150,9 40 1,2463 498,5 95 1,4932 1418
15 1,0370 155,6 45 '1
,1085 498,8 96 1,21s8 1167 15 1,0842 162,6 45 1,2783 575,2 96 1,4952 1 435
16 1,0393 166,3 50 1,1207 560,4 97 1,2170 1 180 16 1,0963 174,4 50 1,3100 655,0 97 1,4974 '1452
18 1,0441 187,9 55 1 .1 320 622,6 9B 1 ,2183 1194 18 1,1026 19&5 55 1,3393 736,6 98 1,5008 1471
20 1,0488 209,8 60 1,1424 685,4 99 1.2202 1 208 20 1,1150 223,0 60 1,3667 820,0 99 1,5056 1491
22 1,0537 231,8 65 1,1543 750,3 100 1,2212 1221 22 1,1276 248,1 65 1 ,3913 904,3 100 1 ,5129 1513
24 1,0585 254,0 24 1,1404 273,7
LAMPIRAN 14. MASSAJENIS DAN KADAR DARI LARUTAN ASAM LAMPIRAN 16. MASSA JENIS DAN KADAR DARI LARUTAN ASAM
ASETAT PADA 2OOC SULFAT pAon zooc
o/ o/ o/ d
/o d /o d to o/
d o/
(b/b) (sit-1 slL (b/b) (s/l-1 slL (b/b) (oil-1 slL glL
/o d /o d
glL
(b/b) (sll-1 (b/b) (slL) slL (b/b) (s/t-1
1 0,9996 0,996 25 1,0326 358.2 70 1,0685 748,0 1 1,0051 10,51 25 1,1783 294,6 70 1,6105 1127
2 1 ,00'12 24,42 26 1,0338 268,8 75 1,0696 802,2 2 1 ,01 18 20,24 26 1,1962 308,4 75 1,6692 1252
3 1,0025 30,08 2B 1,0361 290,1 80 1,0700 856,0 3 1,0184 30,55 28 1,2023 336,6 80 1,7272 1382
4 1,0040 40,16 30 1,0384 311,5 85 1,0689 908,6 4 1,0250 41,00 30 1 ,2185 365,9 85 1,7786 1512
5 1,0055 50,28 33 1,0417 343,8 90 1,0661 959,5 5 1,0317 51,59 33 1,2432 410,3 90 1,8144 1633
10 1,0125 101,3 35 1,0438 365,3 92 1,0643 979,2 10 1,0661 106,6 35 1,2599 441,0 92 1,8240 1 678
12 1,0154 121,8 37 1,0459 387,0 94 1,0619 998,2 12 1,0902 129,6 37 1.2769 472,5 94 1,8312 1721
14 1,0182 142,5 40 1.0488 419,5 95 1,0605 1007 14 1,0947 153,3 40 1,3028 521,1 95 1,8377 1742
15 '1
,0195 152,9 45 1,0534 474,0 96 1,0588 1016 15 1,1020 165,3 45 1,3476 606,4 96 1,8355 1762
16 1,0209 163,3 50 1,0575 528,8 97 1,0570 1 025 16 1,1094 177,5 50 1,3951 697,6 97 1,9364 1781
18 1,0236 184,2 55 1.061 1 583,6 98 1,0549 1034 18 1,1243 202,4 55 1,4453 794,9 98 1,8361 1799
20 1,0263 205,3 60 1,0642 638,5 99 1,0524 1042 20 1,1394 227,9 60 1,4983 899,0 99 1,8342 1816
22 1,0288 226,3 65 1,0666 693,3 100 1,0498 1 050 22 1 ,1548 254,1 65 1,5583 1010 100 1,8305 1 831
24 1,0313 247,5 24 1,1704 280,9
7" d
o/o
d % d
slL
o 857,00 g C 28,00 mg P 70,00 pg Sn 3,000 pg
s/L H 108,00 g
(b/b) G/L) s/L (b/b) (s/L) (b/b) (s/L)
Sr 8,10 mg I 60,00 pg Mn 2,000 pg
1 1,0038 10,04 22 1,1263 247,8 65 1,475 958,8 cl 1g,00 g B 4,60 mg Ba 30,00 pg V 2,000 pg
2 1,0092 20.18 24 1,1395 273,5 70 1,526 1 068 Na 10,50 g Si 3,00 mg Al 10,00 pg Ag 0,300 pg
4 1,0200 40,80 26 1.'t529 299,8 75 1,579 1 184 Mg 1,35 g F 1,30 mg Fe 10,00 pg Co 0,027 trtg
6 1,0309 61.85 28 1,1665 326,6 80 1,633 1306 S 885,00 mg Ar 0,60 mg Zn 10,00 pg Hg 0,003 pg
I 1,0420 83,36 30 1,1805 354,2 85 1,689 1436 Ca 400,00 mg N 0,50 mg Ni 5,40 pg Pb 0,003 pg
10 1,0532 105,3 35 1.216 425,6 90 1.746 1571 K 380,00 mg Li 0,18 mg As 3,00 pg Bi 0,002 pg
12 1,0647 127,8 40 1,254 501,6 92 1,770 1628 Br 65,00 Rb 0,12 mg Cu 3,00 Au 0,001
45 1,293 581,9 94 1,794 1 686
14 1,4764 150,7
1,335 667,5 96 1 .819 1746 LAMPIRAN 20. BOTOL PLASTIKYANG DIGUNAKAN DI LABORATORIUM
16 1,0884 174,1 50
1.1008 198.1 55 1.379 758.5 98 1,844 1 807 Suhu Terhadao REAGEN: Pelarut
18 Penam-
1,426 855,6 100 1,870 1 870 Bahan Plastik tertinooi Asam Basa Organik yg.
20 1,1134 222,7 60 pilan (oci" Lemah Kuat Lemah Kuat Menyerang
PTFE (teflon) B 250-300 st st St st tidak ada
LAMpIRAN 18. MASSA JENIS DAN KADAR DARI GLISERIN PADA 20oC Polipropilena T &1/zT 1 20-1 30 sl t* st st 2
o/o o/
to d /o d
TPX (polimetilpentena) T 170-180 SI r St st 1:2
d s/L Polistirena
s/L (b/b) (sll-1 s/L (h/b) (s/L) T 85 SI al St st umumnva
(giL)
(b/b)
25 1,0597 264,9 70 1,1808 826,6
Politena (HD) 1/2T &B 100-110 st r st St 2
1 1,0006 10,01 Politena (LD) 1/zT
80-90 t t* ST St 'l;2
1,0030 20,06 26 1,0622 276,2 75 1,1944 895,8
2 PVC (polivinilklorida) T&B 50-70 t at t t 2;3;4
1,0053 30,16 28 1,0674 208,9 80 1,2079 966,3
3 Nilon 1/2T &B 120 t Tt t at tidak ada
4 1.0477 40,31 30 1,0727 321,8 B5 1.2214 1038 Polikarbonat T 120-130 t Tt at tt umumnya
33 1,0806 356,6 90 1,2347 1111
5 1 ,0101 50,51 Keterangan:
102,2 35 1,0860 380,1 92 1,2401 1141 B = buram ; T = tembus-pandang ; %T = setengah tembus-pandang.
10 1,0221
1,0271 123,3 37 1,0914 403,8 94 1,2455 1171 st=sangattahan;at=agaktahan; t=tahan; t*=tahan(kecuali adaoksidator); tt=tak
12 tahan; 1= hidrokarbon; 2 = klorohidrokarbon; 3= keton; 4=etersiklik.
144,5 40 1,0995 439,8 95 1,2482 1 186
14 1,0320
1,0345 155,2 45 1,1128 500,8 96 1.2508 1201
15 LAMPIRAN 21. AWALAN DALAM TATANAMA KIMIA
1,0370 165,9 50 1,1263 563,2 97 1,2534 1216
16
1B 1,0420 187,6 55 1,1398 626,9 98 1,2559 1231 1 mono 6 heksa 11 Undeka 20 ikosa
20 1,0470 209,4 60 1 .1533 692,0 99 1,2584 1246 2di 7 hepta 12 Dodeka 21 henikosa
758,6 100 1,2609 1261 3 tri 8 okta
22 1,0520 231,4 65 1 ,1670 13 Trideka 22 dokosa
24 1,0545 242,5 4 tetra 9 nona 14 tetradeka 23 trikosa
5 penta 10 deka 15 pentadeka 30 trikonta
Gugus Nama lon Nama Ligan Gugus Namalon Nama Ligan pH Asam pH Basa
F- fluorida fluoro H' hidrida hidrido (hidro)* HCI 1 N 0,1 NaOH 1 N 14,0
Cl klorida kloro CN- sianida siano 0,1 N 1,1 0,1 N 13,0
CNS tiosianat tiosianato 0,01 N 2,0 0,01 N
Br" bromida bromo 12,0
No. Nama Asam Organik Tahap K pK LAMPIRAN 26. TETAPAN DISOSIAS! BASA.BASA ORGANIK DALAM
PELARUT AtR (2s "C)
65. cr-Naftoat 2 x 1O-a 3,70
66. B-Naftoat 6,8 x 10-" 4,17 No. Nama Basa Organik Tahap K pK
67. cr-Naftol 4,6 x 10-10 9,34 1. Akridin 2,63x 10 6
5,58
68. B-Naftol 3,1 x 10''" 9,51 2. cx-Alanin 4,52x 10" 2,34
69 o-Nitrofenol 6.8 x 10-" 7.17 3 Anilin 2,34 x 10' 4,63
70. m-Nitrofenol 5,3 x 10 8,28 4. Arginin 1 1 ,51 x 10' 1,82
7'.1. p-Nitrofenol 7x1 0 7,15 2 1.01 x 10e 8.99
72. Oksalat 1 5,90 x 10' 1,23 5. Asetamida 2,34 x 10' 0,63
2 6,40 x 10-5 4,19 6. Asparagin 1 6,12 x 10 " 2,21
e
73. Pikrat 4,2x 1O'1 0,38 2 1.41 x 10 8,85
74. Pimelat 3,09 x 10-s 4,71 7. Benzidin 1 2,19 x 10-s 4,66
75. Propionat '1.34 x 10-" 4.87 2 2.69 x 10-a 3,57
76. Pyrokatekol 1 ,4 x 10-1o 9,85 8. Benzilamin 4.67 x 10'10 9,33
77 Resorsinol 1,55 x 10 9,81 L Dimetilamin 1 ,85 x 10-' ' 10.37
78. sis-Sinamat 1,3x104 3.89 10. Etilamin 1 ,56 x 10-" 10.81
,|
79. frans-Sinamat 3,65 x 10-5 4,44 11. Glisilserin 1.04x10" 2,98
7.10 x 10- 3,14 2 4',17 x 1Os 8.38
80. Sitrat 1
3
2 t,Oax tO-u 4,77 12 Glisin 1 4.46 x 10 2,35
3 4,1x1O-' 6,39 2 t.'eg x t O-10 9,78
Suksinat 6,89 x 10-" 4,16 13 d/-Histidin 1 1 ,58 x 10-l 1,80
81. 1
a. asidimetri
s-Difenilquanidin HN:C(NHC"HJ, 1 211,26 LAMPIRAN 33. SIFAT FISIK PELARUT DAN TETAPAN PENURUNAN TITIK
Kalium bikarbonat KHCO. 1 140J2 BEKU MOLAL (KF)
Kalium iodat KlOs 1t6 35,67
Massa-jenis Titik Beku Kr
Natrium karbonat NarCOo anh. 112 53,00 Pelarut (o/ml-; (der/molal)
{oc}
Natrium oksalat NazOuOa 112 67,01 4
Air 1,00 0,0 1,86
Natrium tetraborat (boraks) NazB+Oz.10HeO 112 190,72
Asam asetat (asam etanoat) 1 ,05 '"' 16,6 3,90
b. alkalimetri Asam Format (asam metanoat) 1,22 8,4 2,77
Asam benzoat C^HTCOOH 1 122,12 Asam Stearat (asam oktadekanoat) o,94 71,2 4,50
Asam oksalat {kristal)* H"CrO".2HrO 112 63,03 Benzen 0,88 "' 5,5 4,90
Kalium oksalat-asam KHC2O4 1 128,13 Difenil (fenil benzen) 0,87 71 8,00
't
Kalium ftalat-asam KHC8H4O4 204,22 Difenilamin 1 ,16 '"' 53 8,60
Kalium tartrat-asam KHC"HoOs 1 188,12
Fenol '"' 43 7,40
1 ,06
Natrium tetraborat (boraks) NazB+Oz.10HzO llz 190,72
Nitrobenzen 1,20 5.7 7,OO
Naftalen 1,14 80,5 6,85
LAMPIRAN 34. SIFAT FISIK PELARUT DAN TETAPAN KENAIKAN TITIK LAMPIRAN 35. DATTAR KELARUTAN, DAN TETAPAN HASILKALI
DrDrH MOLAL (KB) KELARUTAN SENYAWA (25.C)
6,18 x 10'1
7,073 x 1
5,406 x 10'
Garam Perak
KELARUTAN KELARUTAN
RUMUS KIMIA Ksp (molper liter) (gram per titer) 1,94x10 7,353
4.496
Garam Tembaga
CuCl 1,72x 1O7 4,147 x 1Oa 4,106 x 10-2 5,033 x 10'2
CuBr 6,27 x 10-v 7,918 x 10-' 1,136 x 10 g"sg8 x io"'
CuCuOo 4,43 x 10-'' 2,105 x 10'5 3,190 x 10 5,40 x 10- 1.105 x 1
;;* ; ^_z
3,357 x 10
CuCO" 2,50 x 10-'' 1,581 x 10-s 1,953 x 10-" 1,12x 1O' ZltO x lO"
Cul 1,27 x 10-'' 1,127 x 10. 2,146 x lOa 1.7ffi x 1b'2
CuSCN 1.77 x 10'' 4,207 x1O'' 5,1 17 x 10-" 75 x 10'a
7,93 x 10
36
3,743 x 1O
E
1,754 x 10' 1,77 x 10' 1 ,906 x 10'3
Cu3(AsO4)2
6,344 x 10-' 14x10 137a * 19'r
Cus(POa)z 1,39 x 10-" 1 ,667 x 10-"
8,51 x 10- 2J 66 x 10-6
3,26y.fg 8,267 x1A 1,583 x 10
1,03 x 10- 1,015x1 t,Oa+xtO'
CUS 1,27 x 10' 1,127 x 10' 1,078 x 10'
7,727 x 10 1.035 x 1b'6
Garam Timbal 2,557 x '10. 6,336 x 10-15
Pb(SCN), 2.11 x 10-' 1.741x1O'' 5,630
Pbcl, 1.17x10" 1.430 x 10 3,977
€D
2
PbBr 6.60 x 10-6 1.182 x 10 4,338
PbF" 7,12 x 1O'' 5.625 x 10-" 1.379
Pbt 8,49 x 10" 1,285 x 10 5.924 x 10 '
PbSO, 1,82x10o 1 ,349 x 10 4,091 x 10'
Phflo")" 3.68 x 10-'" 4.514 x 10'' 2,514 x 10
PbC,O, gjt x to'o 2.917 x 10-' 8.612 x 10'3
PbCO3 1,46x10' 3,382 x 10 9,037 x 10 "
PbS 9,04 x ',l0'2e 9,508 x 10- 2,275 x 10'
Garam Raksa
HqF 3.10 x 10'' 1,761 x 10' 3,867 x 10 '
HqzSOa 7.99 x 10-' 5,846 x 10-. 2,907
HorCrOo 1 ,75 x 10-' 3,524 x 10-' 1,724 x 1O-'
Ho"CO 3.67 x 10-' 2,093 x 10-" 9,653 x 10
HqCl 1,45 x 10' 1.204 x 10-e 2,842x 10
HoSCN 3,12 x 10' 1 ,766 x 10 4,568 x 10
Hol" 2.82x1O-" 1,917 x 10 8,711 x 10
HoBr 641 x 1O* 8^006 - 1O* zrer4ie: -
7,301 x 10-
Hol
HqS (hitam)
5.33 x 10-2e
6,44 x 10-'" 8.025 x 10
-2iglr]!=-
J.qqZ] 10"::
HgS (merah) 2,00 x 10-53 4,472x 10''' 1 ,040 x 10-'"
Kelarutan
No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
1. AqNOs 169,87 rombik: tak-berwarna 122 oerak nitrat
2. AlCl:r 133.34 putih 69,9'" aluminium klorida
3. AlClg.6HzO 241.44 rombik ; tak benrvarna L aluminium klorida hidrat
4. Al(NOs)s.9HzO 375,13 rombik;tak berwarna 63.7 aluminium nitrat
5. Ala(SOa)g 342.14 outih :serbuk 31 ,3' aluminium sulfat anhidrous
6. Al,(SOo)e.'l SHrO 666,43 monoklin ; tak berwarna 86,9 aluminium sulfat hidrat (alunogenit)
7. AlzOs.2SiOz.2HzO 258.16 rombik ; putih tL aluminium silikat (kaolin)
f-
OJ
s Kelarutan
No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
N
22. CaCOs 100,09 rombik/heksaqonal; tak berwarna 0,0014 kalsium karbonat anh. (marmer)
r-
0) 23. CaCO".6H,O 208.1 6 monoklin; tak berwarna kalsium karbonat hidrat
l
24. CaCz 64,10 tetraoonal: tak benivarna terurai kalsium karbida (karbit)
N
25. cdcl2.2y2H20 228.36 monoklin ;tak berwarna 168 kadmium klorida hidrous
26. Cd(NO"),.4H,O 308.49 iarum ; putih 215 kadmium nitrat hidrat
27. CoClz 129,84 heksaoonal: biru 45' kobalto klorida anh.
28. CoClz.2HzO 165,87 monoklin: unqu-kemerahan L kobalto klorida dihidrat
29. CoClz.6HzO u
237.9s monoklin; merah 76,7 kobalto klorida heksahidrat
30. CoCls 165,31 kristal: merah atau kunino L kobalti klorida
31 CoBre 218,74 heksaqonal; huiau 66.7 "" kobalto bromida anh.
32. CoBrz.6HpO 626,84 orisma: unou-kemerahan L kobalto bromida heksahidrat
33. CoSOo.TH,O 281.12 monoklin ;merah muda 60,4 " kobalto sulfat hidrat
34. Co,(SO")..18H,o 730.37 iarum ; biru L:d kobalti sulfat hidrat
35. CrClz 122,90 iarum : outih sL krom(ll)klorida
36. CrCl" 158 36 trioonal: unou tL krom(lll)klorida
37. Cr(NOs)e.77zHrO 373,15 monoklin : coklat L krom(l I l) nitrat hidral
38. Cr(NOs)s.9HzO 400, 1 8 monoklin : merah lembavuno L krom (l I l) nitrat hidrat
39 CuClz 134.45 serbuk ; coklat-kunino: hiorosk. 70,6' kupri klorida anhidrous
40. CuClz.2HzO 170,49 rombik : hiiau 1 10,4 kupri klorida hidrat
41 Cu(NOs):.3HrO 241,60 kristal : biru 138 kupri nitrat trihidrat
42. Cu(NOs)z.6HzO u
295.65 kristal ; biru 244 kupri nitrat heksahidrat
43. CuSO+ 159,60 rombik : outih 14.3 kuori sulfat anh.
44. CuSO,.5H,O 249.50 triklin ; biru 31.6 ' kupri sulfat hidrat (terusi)
45. FeClz 126,75 heksaoonal : hiiau so. kunino 64 fero klorida ahh.
46. FeClz.2HzO 162,78 monoklin: biru fero klorida dihidrat
N 47. FeClz.4HzO 198.83 monoklin;biru-hiiau 160 '' fero klorida tetrahidrat
5
(,I
/
N Kelarutan
D No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ; warna Nama Senyawa
o (g per 100 g air)
48. FeCl" 162.22 hitam-kecoklatan 74,4u feri klorida anhidrous
49. FeCls.6HzO 270,32 kunino-coklat 91.9 feri klorida heksahidrat
g3,5 20
50 Fe(NO:r)u.6HzO 287.96 hiiau fero nitrat heksahidrat
51 Fe(NO")c.6HzO 349.97 unou L feri nitrat heksahidrat
52. FeS 87.92 hitam-kecoklatan KL fero sulfida
53. FeS.FezSs (atau FeSz) 119,98 kunino KL ferro-ferri sulfida (pirit)
54. Fe(SCN),.3HaO 226.O7 rombik: hiiau sL fero tiosianat hidrat
55. Fe(SCN). 230,1 0 hitam-kemerahan sL feri tiosianat
56. FeSOa.THzO 278.O3 monoklin ; biru-hiiau 48,6 "' fero sulfat hidrat
57. Fe,(SOa)3 399,87 rombik: kuninq; hioroskopis KL feri sulfat anhidrous
58. Fe2(S04)3.9H20 562,04 rombik 440 feri sulfat hidrat
59. Horl, 654,99 kunino KL merkuro iodida
60. Hqlz 454,40 merah 0.01 merkuri iodida
61. Holz 454,40 kunino ; serbuk KL merkuri iodida
62. Hq(NOg)2.%HzO 333,61 kristal : putih kekuninqan sL merkuri nitrat hidrous
o 63. Hq(NOs)z.HzO 342.62 putih ; serbuk L merkuri nitrat monohidrous
o 64. HopClz 472.09 outih : tetraoonal 0,0002'" merkuro klorida (kalome!)
O) 20
65. HoCb 271.50 Dutih serbuk 6,9 merkuri klorida (sublimat)
Io
66. KCH"COO 98,14 outih : serbuk 253 kalium asetat
A)
Q kubus : tak berwarna 92.3 kalium fluorida
o 67. KF 58,10
68. KCI 74,55 kubus : tak berwarna 34.4 kalium klorida
69. KCIOs 122,55 monoklin ; tak berwarna 7.1 kalium klorat
N.
a 70. KCIO+ 138,55 rombik tak berwarna 0.75 kalium perklorat
r-
!) L kalium-kalsium klorida (klorolla!q!!L
71. KCl.CaClz 184,54 kubus ; tak berwarna
G
o 1s kalium-magnesium klorida hidrat
N 72. KCl.MgClz.6HzO 277,85 rombik ; putih 64,5 (karnalit)
o
f,
r--
q)
No. Rumus Kimia Garam Kelarutan
E B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
N
73. KBr 119,00 u
tak berwarna : hioroskoois 53.5 kalium bromida
r-
0) 0'
74. KBrOs 167,00 trioonal ;tak berwarna 13,3 kalium bromat
E
f 75. KI 166.00 putih 127,50 kalium iodida
=.
N
76. KlOs 214,O0 monoklin ; tak berwarna 4,74 kalium iodat
77. KN02 85,10 prisma / putih kekuninoan 281 kalium nitrit
78. KN03 101.10 rombik/trigonal; tak berwarna 13,3 kalium nitrat (niter)
79. KCN 65.12 kubus :tak berwarna 50 kalium sianida
80. KOCN 81,12 tetraoonal ; tak berwarna 75" kalium sianat
8t. KNCS 97,18 rombik ; tak berwarna 217'u kalium tiosianat
82. KzCOs 138.21 zu
tak berwarna ; hioroskoois 112 kalium karbonat anhidrous
83. K2CO3.2H2C 174.24 tak berwarna : hioroskoois 146,9 kalium karbonat hidrat
84. KHC03 1 00.1 2 tak berwarna 22,4 kalium bikarbonat
85. KzS 110.26 kubus : kunino coklat L kalium sulfida anhidrous
86. KzS.5HzO 200,33 rombik : tak benararna L kalium sulfida hidrat
87. KzSO+ 174.25 rombik ; tak berwarna 12" kalium sulfat
88. KHSOa 1 36,1 6 rombik ;tak berwarna 36,3' kalium sulfat-asam ; kalium bisulfal
89. K2SO3.2H2O 194.29 heksaqonal ; putih-kekuninoan 100 kalium sulfit hidrat
90. KHSOg 120,16 kristal ;tak berwarna L kalium bisulfit; kalium hidrooen sulfit
91. KzSzOs 190.10 kristal : serbuk outih 54 kalium pirosulfit : kalium metabisulfit
92. lGCrOr 194.19 rombik ; kunino 62.9'u kalium kromat
93. KzCrzOt 294,18 monoklin : merah 4.9' kalium dikromat
94 tGMnO+ 197,13 rombik: hiiau d kalium manoanat
95. KMnOa 158,03 merah lembavuno 6,38 'u kalium oermanoanat
96. KHzPOa 136.09 tetraoonal : tak berwarna 33 kalium-dihidrooen fosfat
97. KzHPOa 174,18 putih ; amorf 167 kalium-monohidrooen fosfat
98. IGPOr 212.27 rombik :tak berwarna 90
N kalium fosfat
5 99. KSb(OH)0.%HzO 271.90 butiran putih/serbuk kristal 2,926 kalium hidrokso-antimonat
/
N Kelarutan
F No. Rumus Kimia Garam B,M. Bentuk Kristal ; warna Nama Senyawa
@ (g per 100 g air)
1 00. KMsPO+.6HzO 266.47 monoklin : tak berwarna d kalium-maqnesium fosfat hidrat
101 . KzMq(SO+)z.6HzO 402,71 tak berwarna 25' kalium-maonesium sulfat hidrat
16
102. (uCrOo.HtC 184.23 monoklin ; putih 33 kalium oksalat hidrous
1 03. KHC,Oo.HrCzOo.ZHcO 254,19 triklin: tak berwarna 1.8 kalium tetroksalat hidrat
1 04. KCr(SOa)z.12HzO 499,39 merah unou 24.4 kalium-krom (l I l)sulfat hidrat (tawas-krom)
't05. 20
tt kalium-ferri sulfat hidrat
KFe(SOo)u.12HzO 599.30 kubus : unou
KzSOo.Alz (SO +) s.24HzO kalium-aluminium sulfat hidrat
1 06. 474,38 tak berwarna 11,420 (kalium-alum; tawas-kalium; tawee)
{atau KAI (SO o\ c.1 2H zOl
kalium triiodo merkurat(ll)
107. KzHgl+ atau Kl.Hg12 786,40 kristal kuning sL
{kalium-merkuri iodida}
kalium ferrisianida
1 08. lGFe(CN)6 329,25 monoklin ; merah 334 { kalium heksasiano ferrat(lll) }
kalium ferrosianida hidrat
1 09. l(Fe(CN)o,3HzO 422,39 monoklin ; kuning jeruk 27,912 {kalium heksasiano ferrat(l l)}
16
1 10. KzlFe(NO)(CN)sl.2HzO 330,17 monoklin ; merah 1oo kalium nitroprusid hidrat
kalium kobaltisianida
o 111 lGlco(CN)ol 332,33 putih kekuningan KL
= {kalium heksasiano kobaltat(l ll)}
kalium kobaltosianida
O) 112. &[co(CN)o] 371,43 coklat kemerahan SL
{kalium heksasiano kobaltat(l l)}
7
Io kalium kobaltinitrit
q)
(o 1 13. GlCo(NOz)ol 452,56 prisma/kubus;kuning 0,9 {kalium heksanitrito kobaltat(lll) anh.}
o
kalium kobaltonitrit hidrous
114. GlCo(NOz)ol.HzO 470,28 kuning ; serbuk {kalium heksanitritc kobaltat(l l) monohidrat}
N L kalium suksinat hidral
o- 1 15. KrCoHoOa.3HzC 248.32 rombik: hioroskopis
r- 116. KHCoHrOr.2HrO 192,21 rombik L kalium suksinat-asam hidrat
A)
U 150 kalium tartrat hidrous
117. K>CaHaOe.1/zHzO 235.28 rombik ; tak berwarna
il 188,18 rombik : tak berwarna 0,42" kalium hidroqen tartrat hidrous
6 1 18. KHCoHoOa.HuO
1 19. KNaC+H+Oo.4HzO 282,22 rombik :tak berwarna 66 kalium-natrium tartrat hidrat; garam Rochelle
l
r-
!) Kelarutan
3 No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ; warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
q)
120. KCe HzNeOz 267,20 kuning kehiiauan 0,5 kalium oikrat
t-.
0) 121. KCzHsOg 176,21 outih : serbuk L kalium salisilat
t 122 KHCeH+O+ 204.44 rombik ; tak berwarna 1o '" kalium ftalat-asam (KHP)
It
123. KCraHssOz 322,57 kristal : serbuk outih kalium stearat
124. LiCH3COO.2HTO 1s
102.02 rombik ; putih 3oo litium asetat hidrat
125. LiClz.HzO 60,41 kristal : putih 86.2 litium klorida hidrous
126. LiN03 68,95 putih 89.9' litium nitrat
127. LiNOs.3HzO 122.99 iarum; tak berwarna 34.8 litium nitrat hidrat
/
N
(,t Kelarutan
o No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
144. NaCzHzOzF 100,02 serbuk putih 111 natrium fluoroasetat
145 NaCl 58,44 kubus ;tak berwarna 35,7' natrium klorida (qaram dapur)
1 46. NaOCl.5H,O 64,52 tak berwarna 94,2 natrium hiooklorit hidrat
147. NaClOs 06,44 kubus : tak berwarna 79 natrium klorat
1 48. NaClOa 22,44 serbuk putih L natrium perklorat
149. NaCIO+.HzO 40.46 rombahedral ; tak berwarna 209' natrium oerklorat hidrous
1 50. NaBr 02,89 kubus: tak berwarna; hvorosk. 11650 natrium bromida anhidr.
151 NaBr.2HzO 38,92 monoklin ;tak berwarna 79,5u natrium bromida hidrat
152. NaBrOs 50.89 kubus :tak berwarna 27,5 natrium bromat
1 53. Nal 49,89 kubus :tak berwarna 194" natrium iodida
154. Nal.2H,O 85,92 monok n ; tak beruvarna 318 natrium iodida hidrat
1 55. NalO: 97,89 rombik : outih gt' natrium iodat
gzj 25
1s6. NaNO: 84,99 tak berwarna natrium nitrat
157. NaNOz 69.00 kunino iernih : hioroskoois 81.5 natrium nitrit
158 NaoCC)o.10H,O 286,14 monoklin ; putih 21 ,5u natrium karbonat hidrat (soda)
o
f 1 59. NaHCOs 84,01 monoklin : putih 6.9 natrium bikarbonat (soda kue)
1 60. NaAlOz 81,97 outih : serbuk amod L natrium metaaluminat
0)
r-
q) Kelarutan
l No- Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
0)
1 69. NaHSO, 120,06 tak berwarna 29.62s natrium bisulfat : natrium sulfat-asam
r-
!) 70 NazSOa.THzO 268,14 rombik/tetraoonal ; outih 44 natrium sulfat heotahidrat
'b 71 Na,SO,.10H,O 322.19 monoklin :tak berwarna 92.7 natrium sulfat dekahidrat (qaram qlauber)
oi
72 NazSzOs.5HzO 248,17 monoklin :tak berwarna 80 natrium tiosulfat (hipo)
73. NazSrOs 1 90,1 0 serbuk outih 54 natrium pirosulfit ; natrium metabisulfit
74 NazSzOz 222.10 kristal; putih L natrium pirosul'fat
75 Na(NH,)SOo.2H,O 173,12 rombik ; putih L natrium-amonium sulfat hidrat
76 NaSCN 81,07 rombik :tak berwarna 139.3 natrium tiosianat
77 NaCN 49.01 kubus : tak berwarna 48 natrium sianida
78. NaOCN 65.01 iarum :tak berwarna L natrium sianat
79. NaHzPOa.2HzO 156.01 rombik :tak berwarna sL natrium dihidroqen fosfat dihidrat
80 NarHPO4.2H20 177.99 rombik 100 natrium monohidroqen fosfat dihidrat
81 NaHCaHaOs.HrO 190,09 rombik ;tak berwarna 29 natrium hidroqen tafirat
82 Na"PO,,10H,O 344,09 tak berwarna L natrium fosfat dekahidrat
u
83 Na+PzOz.10HzO 446,06 monoklin :tak berwarna 5.4 natrium oirofosfat dekahidrat
84 NaBOz.4HzO 137.86 triklin sL natrium metaborat hidrat
15 natrium metaborat peroksi hidrat
1 85. NaBOz.HzOz.3HzO 153,86 monoklin ;tak berwarna 2,55 (natrium oerborat)
1 86. NazB<Oz.7HzO 381,37 monoklin : tak benryarna 2.01 natrium tetraborat (boraks)
187. NaAsOa 145,91 rombik sL natrium metaarsenat
1 88. NaHzAsO+.HzO 181,94 rombik/monoklin :tak
berwarna sL natrium dihidroqen ortoarsenat hidrat
1 89. Na,HAsO,.7H,O 312,01 monoklin :tak berwarna 5,5 natrium monohidroqen ortoarsenat hidrat
1 90. NazHAsOq. l 2HzO 429.09 monoklin :tak berwarna 56 natrium monohidrooen ortoarsenat hidrat
191 . NasAsOa.l2HzO 424.07 triqonal ;tak berwarna 39 natrium ortoarsenat hidrat
192. NazCrOa 161 .97 rombik ; kuninq 87,3 natrium kromat anh.
N 1 93.
Na2CrO4.10HrO 342.13 monoklin ; kunino 50 natrium kromat hidrat
(,l
194. NazCrzOz.2HrO 298,00 monoklin ; merah 180 natrium dikromat hidrat
/
N
(rl Kelarutan
N No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
0 natrium ferisianida hidrous
1 95. NasFelCNlo.HzO 298,94 kristal; merah 18,9
{natrium heksasiano ferrat(l l)} I
f-
!) Kelarutan
'o No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
Ai
220. (NH,),C,O,.H,O 142.12 rombik : tak berwarna 2.54 amonium oksalat hidrous
r- (NHo)rCoHoOo
O) 221 152.15 tak berwarna : kristalik L amonium suksinat
l 222. NHoCaHeNsO: 246.14 rombik:merah/kunino 11 amonium pikral
qt
223. NHaCzHsO: 155,15 monoklin : tak berwarna 111 amonium salisilat
224. NHaCr(SOa)z.12HrO 478,33 kubus: hiiau / unou 21,2 amonium-krom(lll)sulfat hidrat (tawas krom)
225. (NHa)zSOa.FeSOa.6HrO 392,16 monoklin; hiiau 26,9 amonium-fero sulfat hidrat (qaram Mohr)
(NH+)zSO+. Fez(SO+)s.24HzO 25
226. 482,18 kubus; ungu 124 amonium-feri sulfat hidrat (tawas besi)
atau NH+Fe(SOi2.12H2O
(NH4)2S04.Atz(SO+)s.24HzO 20 amonium-aluminium sulfat hidrat
227. 453,33 kubus ;tak berwarna 15
atauN H+Al (S O a,\ 2.1 2HzO (tawas-amonium / amonium-alum)
228 (NHo)zMoOa 196.01 monoklin: tak berwarna L amonium-molibdal
229, (NHo)sP(Mo:rOro) 1876,50 serbuk : kuninq KL amonium-fosfo-molibdat
230. (NHo)gP(WgOrn) 2931,27 outih KL amonium-fosfo-tunqstat
/
]\) Kelarutan
(,I
5 No. Rumus Kimia Garam B.M. Bentuk Kristal ;warna Nama Senyawa
(g per 100 g air)
244. sbct3 228.13 rombik;tak berwarna 601.6 ' antimon(lll)klorida
245. SbCI. 299.02 monoklin : putih L antimonMklorida
246. SnBrz 278,50 rombik ; kuninq pucat 85.2 timah(ll)bromida
247. SnClz 189,60 rombik : outih 2701s : d timah(l l)klorida anhidrous
248. SnCl.2HrO 225.65 monoklin : outih 119'";d timah(l l) klorida dihidrat
249. SnCla.5HzO 350,61 kristal monoklin L timah(l l) klorida pentahidrat
250. Sr(CHsCOO)u.HeO 214,72 serbuk putih L strontium asetat hidrous
251. SrCl, 158.53 kubus tak berwarna 53,8 strontium klorida anhidrous
252. SrClz.2HzO 194,56 serpihan taransparans strontium klorida dihidrat
253. SrCb.6HrO 266,62 trigonai ;tak berwarna 106,2 ' strontium klorida heksahidrat
254. Sr(NO"), 211.63 kubus tak berwarna 70,9 ' strontium nitrat anhidrous
255. Sr(NOs)z.4HpO 283,19 monoklin ;tak berwarna 60,4' strontium nitrat tetrahidrat
r-
A)
LAMPIRAN 37. DAFTAR UNSUR KIMIA
!
=.
0i
Simbol Nama Bobot Simbol Nama Bobot Simbol Nama Bobot
r.- Z Z Z
0) Atom Atom Unsur Atom Alom Atom Unsur Atom Alom Atom Unsur Atom
3
ot
Ac 89 Aktinium 227,63 Cr 24 Krom 52,00 Kr 36 Kripton 83,80
Aq 47 Perak 107.87 Cs 55 Sesium 132,91 La 57 Lantanum 138.906
AI 13 Aluminium 26,98 Cu 29 Tembaoa 63.55 Li 3 Litium 6,941
Am 95 Amerisium (243\* Dy 66 Disorosium 162,50 Lr 103 Laurensium (260)*
Ar 18 Argon 39,95 Er 68 Erbium 167.26 Lu 71 Lutetium 174.967
As 33 Arsen 74.92 Es 99 Einsteinium e54\ Md 101 Mendelevium (258)*
At 85 Astatin (210) Eu 63 Erooium 151,57 Mq 12 Maonesium 24,305
Au 79 Emas 196,7 F I Fluor 19.00 Mn 25 Manoan 54.930
B 5 Boron 10,81 Fe 26 Besi 55,85 Mo 42 Molibdenum 95,94
Ba 56 Barium 137.33 Fm 100 Fermium Q57\ N 7 Nitroqen 14.007
Be 4 Berilium 9,01 Fr 87 Fransium e23\ Na 11 Natrium 22,988
Bi 83 Bismut 208,98 Ga 3'r Galium 69,72 Nb 41 Niobium 92,906
BK 97 Berkelium (247) Gd 64 Gadolinium 157.25 Nd 60 Neodimiurn 144.24
Br 35 Brom 79,90 Ge 32 Germanium 72.61 Ne 10 Neon 20,179
c b Karbon 12,01 H 1 Hidrooen 1,0079 Ni 28 Nikel 58,69
Ca 20 Kalsium 40,08 He 2 Helium 4.0026 No 102 Nobelium (259)*
cd 48 Cadmium 112.41 Hq 80 Raksa 200,59 NP 93 Neptunium 237,048
Ge 58 Cerium 140.12 Ho 67 Holmium 164.930 o I C)ksinen 15,999
cf 9& Kalifornium (251) 53 lodium 126.90s Os 76 Osmium 190.2
ct 17 Klor 35,45 In 49 lndium 114,82 P 15 Fosfor 30.974
Cm 96 Kurium (247], lr 77 lridium 192.22 Pa 9'l Protaktinium 231,036
Co 27 Kobal 58,93 K '19 Kalium 39,098 Pb
N 82 Timbal 207,2
(Jl
ut
N
(rl Simbol Nama Atom Bobot Simbol Nama Bobot Simbol Nama Bobot
(D z z z
Atom Unsur Atom Atom Atom Unsur Atom Atom Atom Unsur Atom
Pd 42 Paladium 06,42 S 16 Beleranq 32.07 Ti 22 Titanium 47,88
Pm 61 Prometium 145)* Sb 51 Antimon 121.76 TI 81 Talium 204.383
Po 84 Polonium (209)* Sc 21 Skandium 44.956 Tm 69 Tulium 168,934
Pr 59 Praseodimium 140,908 Se 34 Selenium 78,96 U 92 Uranium 238.029
Pt 78 Platina 195.08 Si 14 Silikon 28,086 V 23 Vanadium 50,942
Pu 94 Plutonium Q44\* Sm 62 Samarium 150.36 w 74 Wolfram 183.85
l-
0)
l gl
0) o
trt o
c /A C
- f-\ = f--Tl
(o\ 1./
r-
0) 0)
/{m !
=
xm a Itui o
0) 0)
\./ xa. I
qi frw q jo
r\ I o q) zg)
."\ \I A
\-,/ P. --------- P
E oY' =
ox !
m
_1=-/ Cr/\. ..m !
@
/;^J (D
/jE.\ \ ,/ A)^
@/=\
\.1
q) rn / -------^
-l ll
o I ll
F
tt r i ,---4 z
/a\ Ll ll n 3\--/
A\-z^ 0) <o-
^ o Et | o
tr Et | @
S tiirl / \ ||
o Et lt tl o
(, Ll t\ | t I
o\/ +- El | |
d EI tr-I ,/\ c
=ffiEil a El -ll o a
=l Et B
o
f
o
E I
Fl
=t E
; tr|
tsl
+|
E I |
; i I (o
= o 4
c
L'A >l E-l o El o I I !
o ,/ ll I O
6-9 ,/ ll =Et
di
+ Fl c-Et El I I (o
=
(o: E-t x Et \/ =
e..d
o \
ll
ll El I ll D
x=
tst - ll a 0)
q_q o LI =t
EI II C
C
\li \,/ E El x
9.= O tst I Et llI =
a E
Et tl D
x -a
=i
trI Et ll 0)
m
E Et tl o
6 o
= =t ll m
+- q) U
\/li
9:/ \
=.
f
=l
I\ iI ti 0)
rI
(o o
c
q( Hl f
It_
q$,-fl f,
{o z
o // 6'
d// 0) C
l/ II
;
!
DAFTAR PUSTAKA
Wl3ffi
2:r:{n''
u tang-krus rrng-{;uro,r; '- klem'labtr
=rle klem-buret
Anatysis lnctuding'Elementary instrumentat Anatysis. 4th Edition. London:
Longman Group UK Limited.
Brink, O.G. and Flink, R.J. 1988. Dasar-Dasar llmu lnstrumen. (Terjemahan:
Sobandi Sachri). Bandung: Penerbit Binacipta.
Chandler, J. and Barnes, D. 1991. Laboratory Experiments in General
Chemistry. Encino, California: Glencoe Publishing Co., lnc.
Clark Jr, J.M. Editor. 1983. Experimental Biochemistry. San Francisco: W.H.
[l tr
Freeman and Company.
ll '-' -
.rrrn
Creedy, J.A. 1979. A Laboratory Manual for Schools and Colleges. London:
Heinemann Educational Books.
ll Day Jr, R.A. and Underwood, A.L. 1989. Quantitative Analysis.4th Edition.
ffi.][r#Lr& \&\:
\fl PembakarBunsen pembakar Fisher
New Delhi: Prentice Hall of lndia.
Hodgman, C.D. Editor in Chief. 1978. Handbook of Chemistry and Physics.
Cleveland, Ohio: Chemical Rubber Publishing Co.
Kateman, G. and Buydens, L. 1993. Quality Control in Analytical Chemistry.
2no ed. New York: John Wiley & Sons, lnc.
Kolthoff, l.M. and Stenger, V.A. 1987. Volumetric Anatysis. 4nh Edition. New
York: John Wiley & Sons, lnc.
@ Meites, L. Editor. 1973. Handbook of Analytical Chemistry. New York:
m kakitiga kasa -
cawan-porselin
cawan-
oenouaD
gelas-arloli
McGraw-Hill Book Company.
Partington, J.R. 1982. ATextbook of lnorganic Chemistry.6th Edition. London:
MacMillan and Co., Ltd.
S. Handari Suntoro dan lstriyati P. 1983. Metode Pewarnaan (Histologi &
Histokimia). Jakarta: Penerbit Bharata Karya Aksara.
Skoog, D.A. and West, D.M. 1971. Principles of lnstrumental Analysis. New
oendinqin Leibieg
York: Holt, Renehart and Winston, lnc.
Vogel, A.l. 1971. A Textbook of Macro and Semimicro Qualitative lnorganic
-'--U- Analysis.5'n Edition. London: Longmans, Green and Co., Ltd.
// Weiser, H.B. 1970. Colloid Chemistry. New York: John Wiley & Sons, lnc.
ffi
,/ ,ar/
€
segitiga-porselin kaca-kobal kawat-nikrom West, R.C. Editor in Chief. 1994. CRC Handbook of Chemistry and Physics.
73th Edition. Boca Raton, Florida: CRC Press, lnc.
- Wikipedia (http://en.wi kipedia.org/wiki/Chemical_hazard_symbol).
www. che m. b ri s. ac. u k/saf ety/ch em i ca I h aza rd s. htm
www. chem. ku leuven. ac. be/safety/p roc2su b1 . htm I
www.ciscentres.org.
www. i o. o rg/p
I ub I i c/e ng I i s h/p rotect o n/e
i u po rtal/e n
kalium kromat-dikromat; indikator, 92 -gas, B; 9 kupri sulfat dalam gliserol-alkohol, larutan dapar, 164
kalium nitrat, 46 hasil kali-, 10;239-243 67 larutan detergen; CP, 204
kalium permanganat kelarutan elektrolit, 9; 239-243 kupri tartrat alkalis, 68 larutan elektrolit, 2
larutan baku-, 151 kering, 202;203 kupro klorida amoniakal, 68 larutan encer, 9
pembakuan-, 152 kertas saring, 255 kupro klorida asam, 69 larutan FeSOo;CP, 209
pembuatan-, 151 kesadahan air, 163 larutan gas, 1
kalium pirogallat, 66 KHP, 249 (lihat: kalium ftalat-asam) L larutan gliserin-plus; CP, 211
kalium sianida, 46 klem buret, 256 larutan hipo; CP, 210
kalium sulfat, 46 klem labu, 256 larutan indikator, 82
kalium tetroksalat, 171 klorofenol merah; indikator, 93
label, 21
larutan jenuh, 2; 11
labu
kalium tiosianida kloro-kalsit, 246 larutan kuartener, 2
-dasar bulal, 257
larutan baku-, 159 kobal(ll)nitrat, 47 larutan lewat-jenuh, 2
-dasar rala, 257
pembakuan-, 159 kobal(ll)sulfal, 47 larutan Na-dikromat asam; CP, 207
-Erlenmeyer, 257
pembuatan-, 159 kobal(lll)sianida, 67 larutan Na-fosfat-oleum; CP, 210
-saring, 257
kalium-kadmium iodida, 66 kobalti sianida, 67 larutan NaOH 10-15o/oi CP, 205
kalmagit; indikator, 92 kobalto nilral, 47 {akar, 126;257 larutan NaOH-alkoholik; CP, 206
lakmoid; indikator, 94 larutan nonelektrolit, 2
kalomel, 246 kobalto sulfat, 47
lakmus; indikator, 94 larutan padat, 1
kalsikrom; indikator, 92 koloid, 183
lambang-bahaya, larutan pekat, 9
kalsium hidroksida, 38; 46 koloid hidrofob, 187
larutan baku-, 148 kompleksometri, 140
-c, 22 larutan penyangga, 164
pembakuan-, 149 komplekson timolftalein; indikator, 93
-E, 21
larutan preparat biologis, 101
ffi
!,
!,, ,
07 Juni 1952 di Pontranak, Kalimantan Barat.
Menamatkan pendidikan menengah dari
Sekolah Teknologi Menengah Atas (STMA) di
Pontianak pada tahun '1971, dan melanjutkan
studi di Jurusan Kimia Fakultas Keguruan
llmu Eksakta (FKIE) lKlP Bandung
PI.'IDAK
i:!t. rl
, :i (kini:
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI) pada
tahun 1973.
SCIEh[TTE'IC
Kami adalah produsen alat gelas/alat bantu/instrumen untuk
Memperoleh gelar Sarjana Muda Pendidikan Kimia pada tahun 1976 penelitian dan pembelajaran bagiTK, SD, SLTP, SLTA, dan pT
dan gelar Sarjana Pendidikan Kimia pada tahun 1982. Gelar Magister meliputi bidang-bidang pendidikan:
Pendidikan Kimia diperoleh dari Program Pascasarjana lKlP Jakarta
pada tahun 1989.
Bekerja di UPI sejak tahun 1979 dan menjadi staf pengajar tetap untuk FISIKA
Mata-mata Kuliah Proses Belajar Mengajar, Kimia Fisik, dan Bahasa gaya, waktu, gerak, energi, gelombang, bunyi,
lndonesia Untuk MIPA. cahaya, magnet, elektromagnet, listrik, etektrdnil
Pengalaman mengajar di Jenjang Pendidikan Menengah antara lain di
SMU (1975-1989) dan diSMF (1987-1995). KIM!A
kimia fisik, molimod dan bangun molekul, analisis gas, elektrokimia,
Beberapa hasil-tulis antara lain: kromatografi, peralatan gelas, bahan/pereaksi kimia, kit praktikum
KAMUS KIMIA (Edisi Pertama, 1997).
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR KIMIA (Tim,2003; Edisi Revisi). BIOLOGI
ILMU KIMIA 1 - Untuk SMU/MA Kls 1 Edisi Kedua (2002). biokimia, genetik, sel, anatomi, torso, slaid, mikroslaid,
gambar dinding, pendidikan kesehatan
ILMU KIMIA 2 - Untuk SMU/MA Kls 2 Edisi Kedua (2002).
ILMU KIMIA 3 - Untuk SMU/MA Kls 3 Edisi Kedua (2002).
KAMUS KIMIA (Edisi Kedua, 2005).
*
Penuntun Praktikum Sains-Kimia Skala Kecil untuk SMP/MTs.
*
Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil untuk SMA/MA. Kamisiap melayani dan menyediakan
alat/instrumen dan bahan/pereaksi k-ebutuhan anda.
* Akan segera diterbitkan, dan didukung oleh Kit Praktikum.
.i. fnformosi lengkap dopot menghubungi komi,
Jl. Pudok No. 2-4 Bondung 40113
T el p. (O?2) -7 27 27 55 : 7 27
lO 4 6 : 7 ZOZ3 40 : 7 ZO 215 I : 7 ZO5 6 t5
Fax.O2?-7207252