Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar belakang masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat, banyak sekali realitas sosial-budaya yang kita temukan
terutama seperti yang akan kami jelaskan tentang sikentrisme dan milenarilisme. Dalam makalah ini
kami menjelaskan bahwa munculnya sikentrisme dan milenarilisme serta sejarah,contoh,dan dampak
positif dan negatifnya.

sinkretisme adalah proses penggabungan dan pengombinasian unsur-unsur asli dengan unsur-
unsur asing yang dapat memunculkan sebuah pola budaya baru.Milenarilisme adalah Suatu keyakinan
oleh suatu kelompok atau gerakan keagamaan,social atau politik tentang suatu trasformasi
masyarakat.Oleh sebab itu dalam makalah ini kami mencoba untuk mengungkap bagaimana proses
lahirnya masyarakat sinkretisme dan milenarilisme, baik itu penyebab maupun awal perkembangannya.
B.RUMUSAN MASALAH

1.Apa pengertian dari sikentrisme

2.Apa pengertian milenarilisme

3.Sejarah sikentrisme

4.Sejarah milenarilisme

5.Apa dampak positif dan negatif dari sikentrisme

6.Apa dampak positif dan negatif dari milenarilisme

7.contoh dari sikentrisme dan milenarilisme


BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Sinkretisme

Secara etimologis, sinkretisme berasal dari kata syin dan kretiozein atau kerannynai, yang berarti
mencampurkan elemen-elemen yang saling bertentangan. Adapun pengertiannya adalah suatu gerakan
di bidang filsafat dan teologi untuk menghadirkan sikap kompromi pada hal yang agak berbeda dan
bertentangan.

Simuh menambahkan bahwa sinkretisme dalam beragama adalah suatu sikap atau pandangan yang
tidak mempersoalkan murni atau tidaknya suatu agama. Oleh karena itu, mereka berusaha memadukan
unsur-unsur yang baik dari berbagai agama, yang tentu saja berbeda antara satu dengan yang lainnya,
dan dijadikannya sebagai satu aliran, sekte, dan bahkan agama.[4]

Menurut Sumanto al-Qurtubi, “proses sinkretisme menjadi tak terelakkan ketika terjadi perjumpaan dua
atau lebih kebudayaan/tradisi yang berlainan.[5]

Dalam menerangkan keberagaman masyarakat Jawa, kuncaraningrat membagi mereka menjadi dua,
yaitu agama Islam Jawa dan agama Islam Santri. Yang pertama kurang taat kepada syariat dan bersikap
sinkretis yang menyatukan unsur-unsur pra-Hindu, Hindu, dan Islam, sedangkan yang kedua lebih taat
dalam menjalankan ajaran agama Islam dan bersifat puritan.Namun demikian, meski tidak sekental
pengikut agama Islam Jawa dalam keberagamaan, para pemeluk Islam santri juga masih terpengaruh
oleh animisme, dinamisme, dan Hindu-Budaha.[6]

>Contoh sikentrisme

Budaya india yang merupakan perpaduan budaya hindhu-buddha yang dimana

Menggabungkan dua agama atau lebih dimaksudkan untuk membentuk suatu aliran baru, yang biasanya
merupakan sinkretisasi antara kepercayaan lokal (umumnya di Jawa) dengan ajaran-ajaran agama Islam
dan agama agama lainnya. Dari masing-masing agama tersebut diambil yang sesuai dengan alur pikiran
mereka.

>Dampak positif

-Dapat mempelajari kebiasaan,pola pikir dan perilaku bangsa-bangsa yang maju sehingga mampu
mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereja.

-Adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negri kita sendiri
keluar negeri

-Terjadinya akulturasi budaya yang mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yang unik.

>Dampak Negatif

-Masuknya budaya asing yang lebih muda diserap dan tiru oleh masyarakat baik tua maupun
muda,dan parahnya yang dituruh biasanya yang jelek-jelek.Minru prilaku yang burk.
-Adanya globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karna adanya percampuran
antara kebudayaan lokal dengan kebudayaan dari luar,bisa juga karna memang tidak ada generasi
penerus untuk melestarikan budaya tersebut

-Muda terpengaruh oleh hal yang berbau bara.Generasi muda lupa akan identitasnya sebagai bangsa
Indonesia karna prilakunya banyak meniru budaya barat.

-Menumbuh sifat dan sikap individualisme,tidak ada rasa kepedulian terhadap orang lain.Padahal
bangsa Indonesia dulu terkenal dengan gotong royong.

2.PENGERTIAN MILENARIANISME

Milenarianisme adalah suatu keyakinan oleh suatu kelompok atau gerakan keagamaan, sosial, atau
politik tentang suatu transformasi besar dalam masyarakat dan setelah itu segala sesuatu akan berubah
ke arah yang positif atau kadang-kadang negatif atau tidak jelas. Milenialisme adalah suatu bentuk
Milenarianisme spesifik berdasarkan suatu siklus seribu tahunan, dan ini khususnya sangat penting di
lingkungan Kekristenan.

Kelompok-kelompok milenarian biasanya mengklaim bahwa masyarakat masa kini


dan para penguasanya korup, tidak adil, atau menyimpang. Karena itu mereka percaya bahwa mereka
akan segera dihancurkan oleh suatu kekuatan yang dahsyat. Sifat yang berbahaya dari status quo ini
selalu dianggap tidak dapat diubah tanpa adanya perubahan dramatis yang telah diharapkan. Dalam
beberapa orang yang menganut milenarianisme Abad Pertengahan, dunia dianggap dikendalikan
oleh setan dan bahkan sampai abad ke-19 milenarianisme Tionghoa menggunakan suatu motif seperti
ini, namun "setan"nya mempunyai suatu konotasi budaya yang sedikit berbeda.[1]

Dalam keadaan tak mampu menolong diri sendiri itu, kaum Yahudi secara putus asa menengadah ke
langit, memohon pembebasan oleh Tuhan. Karena merasa sebagai "manusia pilihan" (the chosen
people), mereka pun yakin bahwa Tuhan pasti mengabulkan do'a mereka, dan dari langit akan
diturunkan seseorang yang diutus sebagai juru selamat. Utusan itu akan tampil sebagai seorang
messiah, seorang pemimpin agama. Jadi lama kelamaan sikap jiwa menantikan juru selamat dari langit
itu tumbuh menjadi permanen dalam bentuk kepercayaan keagamaan.[2]

Pada intinya gerakan mesianisme percaya dan mengharapkan kedatangan seorang juru selamat (mesias)
yang akan mendirikan kerajaan allah di bumi ini sebagai kekuatan yang sanggup memberikan
pembebasan kepada semua jenis kategori umat manusia dari penindasan dan penderitaan. Dan
beberapa sekte (aliran chilianisme) harus mengakui kekecewaannya karena tebakan mengenai waktu
berakhirnya dunia ini selalu salah. Walaupun gerakan mesianisme itu pada awal mulanya bersifat
religious murni, namun pada masa kemudian harus di akui bahwa gerakan itu berubah menjadi gerakan
politik,atau paling sedikit berorientasi pada politik.[3]

Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam
mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa jika anak memiliki
pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya apabila mempunyai pembawaan baik, maka
dia menjadi orang yang baik. Pembawaan buruk dan pembawaan baik ini tidak dapat dirubah dari
kekuatan luar.[4]
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah milisi dan tentara swasta pro-Belanda yang didirikan pada
masa Revolusi Nasional Indonesia. Milisi ini didirikan oleh mantan Kapten DST KNIL Raymond
Westerling setelah demobilisasinya dari kesatuan Depot Speciale Troepen (depot pasukan khusus KNIL)
pada tanggal 15 Januari 1949. Nama milisi ini berasal dari bagian dari kitab ramalan Jawa Kuna Ramalan
Jayabaya yang meramalkan kedatangan seorang "Ratu Adil" yang merupakan keturunan Turki. Karena
mempunyai warisan darah campuran Turki, Westerling memandang dirinya sebagai sang "Ratu Adil"
yang diramalkan akan membebaskan rakyat Indonesia dari "tirani".[5]

>Dampak Positif

-Konflik sosial menyebabkan beberapa dampak positif untuk masyarakat. Adapun dampak positif konflik
sosial yaitu meliputi:

-Menimbulkan keharmonisan dalam integrasi sosial.

-Identitas pihak yang berkonflik semakin kuat.

-Membentuk kelompok baru.

-Memperluas wawasan.

-Ketidaktuntasan berbagai aspek kehidupan dapat lebih diperjelas.

-Solidaritas yang terjadi antar anggota dalam kelompok dapat lebih meningkat.

-Rasa ketergantungan kelompok ataupun individu dapat dikurangi.

-Menciptakan kompromi yang baru.

>Dampak Negatif

-Fasilitas umum menjadi rusak.

-Menimbulkan perubahan kepribadian.

-Membentuk kelompok pemenang yang dominan.

-Hubungan antar kelompok atau individu menjadi lebih retak.

-Korban jiwa semakin berjatuhan dan berbagai harta benda menjadi rusak.
Milenarisme adalah : salah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat golongan masyarakat
bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.

contoh milenarisme :

komunikasi pada jaman dahulu menggunakan kentongan sekarang menggunakan HP

perubahan budaya yang pada awalnya tidak menggunakan internet sekarang menggunakan
internet.

Anda mungkin juga menyukai