Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Kemunduran Umat Islam


Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)

Di Susun Oleh :
Ade Sukmana
1603030028

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Kemunduran umat islam dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami selaku penyusun sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas mata kuliah islam dan ilmu pengetahuan . Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan
lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.

Purwokerto, November 2018


DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................... i


Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 IPTEK Menurut Pandangan Islam ...................................................................... 3
2.2 Masa Kejayaan Islam dalam IPTEK ................................................................... 5
2.3 Kemunduran Umat Islam dalam IPTEK ............................................................. 8
2.4 Mengatasi Kemunduran Umat Islam dalam IPTEK ........................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.


Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki
umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan
bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu
pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu
pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan
yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan
dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir
dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar
atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa
boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya
jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam
memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan islam terhadap IPTEK?
2. Bagaimana masa kejayaan islam dalam IPTEK?
3. Apa saja factor kemunduran islam dalam IPTEK?
4. Bagaimana cara mengatasi kemunduran umat islam dalam IPTEK?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan islam terhadap IPTEK
2. Untuk mengetahui kejayaan islam dalam IPTEK
3. Untuk mengetahui factor penyebab kemunduran umat islam dalam IPTEK?
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kemunduran umat islam dalam IPTEK
BAB II
ISI

2.1 Pandangan islam terhadap IPTEK


Pada masa Nabi sudah ada penemuan-penemuan yang bisa dinamakan dengan Iptek,
sepertihalnya Iptek dalam dunia pertanian. Para sahabat Nabi pernah melalukan pembuahan buatan
(penyilangan atau perkawinan) pada pohon kurma. Lalu Nabi menyarankan agar tidak usah
melakukannya. Kemudian ternyata buahnya banyak yang rusak dan setelah itu dilaporkan kepada
Nabi, maka Nabi berpesan “ Abirruu antum a’lamu biumuuri dunyaakum” (lakukanlah pembuahan
buatan! Kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian).
Di dalam Al-Qur’an disebutkan juga secara garis besar, tentang teknologi. Yaitu tentang
kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman lainnya, tentang penciptaan mahluk hidup,
termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya, dipacu akalnya untuk menyelidiki segala
apa yang ada di sekelilingnya, meskipun Al-Qur’an bukan buku kosmologi, atau biologi, atau sains
pada umumnya, namun Al-Qur’an jauh sekali dalam membicarakan teknologi.
Dalam Al-qur’an dan Hadist sangat banyak ayat-ayat yang menerangkan hubungan tentang
ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan serta pemanfaatannya yang kita sebut Iptek. Hubungan
tersebut dapat berbentuk semacam perintah yang mewajibkan, menyurum mempelajari,
pernyataan-pernyataan, bahkan ada yang berbentuk sindiran.
Dalam pandangan Islam, Iptek juga di gambarkan sebagai cara mengubah suatu sumber
daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya, hal ini ter-cover dalam surat Ar-Ra’d
syat 11, yaitu :
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Qur’an telah mendorong
manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka meningkat. Upaya ini harus merupakan rasa
syukur atas keberhasilannya dalam merubah nasibnya. Dengan perkataan lain, rasa syukur atas
keberhasilannya dimanifestasikan dengan mengembangkan terus keberhasilan itu, sehingga dari
waktu kewaktu keberhasilan itu akan selalu maningkat terus.
2.2 Masa kejayaan islam dalam IPTEK
Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam menjadi
pusat sebuah peradaban modern. Peradaban yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di
muka bumi ini. Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam, yakni
Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as-Rasyiddin ini Islam berkembang
pesat. Sejarawan Barat beraliran konservatif, Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia
kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku
antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Andalusia, yang menjadi pusat ilmu
pengetahuan di masa kejayaan Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para
ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin.
Terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-
satunya sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau
enam abad. Fakta sejarah menjelaskan antara lain, bahwa Islam pada waktu pertama kalinya
memiliki kejayaan, bahwa ada masanya umat Islam memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di
bidang filsafat dan kedokteran, Ibnu Khaldun di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam
telah datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur,
aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang lain lagi. Kekhilafahan
Abbasiyah tercatat dalam sejarah Islam dari tahun 750-1517 M / 132-923 H. Diawali oleh khalifah
Abu al-’Abbas as-Saffah (750-754) dan diakhiri Khalifah al-Mutawakkil Alailah III (1508-1517).
Dengan rentang waku yang cukup panjang, sekitar 767 tahun, kekhilafahan ini mampu
menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban Islam dengan pesatnya perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi di dunia Islam. Di era ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam dengan
berbagai penemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi (780-850) yang
menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk yang 80% nya
merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem irigasi modern dari sungai Eufrat dan
Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih yang
disebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat 2,5:1. Ini
membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan pengembangannya berdampak cukup besar bagi
peradaban dan kesejahteraan umat pada masa itu. Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat
dari peninggalan-peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue Mosque
di Konstantinopel; atau menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah al-Mutawakkil,
Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah
Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada. Masa kejayaan
Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi, terjadi pada masa pemerintahan
Harun Al-Rasyid. Dia adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786. Banyak
lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya adalah
bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama Avicenna. Sebelum
Islam datang, Eropa berada dalam Abad Kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan
lebih percaya tahayul. Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di Barat, jika ada orang gila,
mereka akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan salib. Di atas luka tersebut
mereka akan menaburinya dengan garam. Jika orang tersebut berteriak kesakitan, orang Barat
percaya bahwa itu adalah momen pertempuran orang gila itu dengan jin. Orang Barat percaya
bahwa orang itu menjadi gila karena kerasukan setan, Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu
hal yang sangat mulia dan berharga.

2.3 Kemunduran umat islam dalam IPTEK


Kemunduran Islam ditandai dengan kekuasaan dan kerajaan yang semakin terpecah-belah.
Fase yang terjadi pada abad ke-12 hingga abad ke-18, pada umumnya merupakan akibat dari
beberapa faktor sebagai berikut :
A. Faktor tekologi dan alami
Di negara-negara Islam, kondisi tanahnya sangat gersang atau semi gersang. Kondisi yang
demikian ini juga rentan untuk bertahan dari serangan luar. Demikian pula pada tahun 1347 hingga
1349, telah terjadi wabah penyakit yang mematikan di Mesir, Syiria dan Iraq. Akibatnya,
penduduk tidak berkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu dan juga terhadap dunia pendidikan.
B. Adanya orang-orang yang meninggalkan agama
Tindakan meninggalkan agama bukan hanya tindakan yang mengakibatkan dirinya menganut
agama lain. Pada masa ini, orang-orang lebih mementingkan keluarganya sendiri dalam segala
bidang. Peristiwa ini disebut juga dengan nepotisme. Misalnya dalam urusan pemerintahan,
seseorang mengutamakan keluarganya dan kemudian mengangkat pimpinan dari keluarganya
sendiri. Hal ini tidak akan menimbulkan masalah baru jika kepemimpinannya dapat berjalan
dengan baik. Namun akan menjadi masalah yang lebih besar jika pimpinan tersebut tidak mampu
mengelola dan memberdayakan kemampuannya dengan baik.
C. Para Penguasa yang lemah dalam kepemimpinannya dan tidak menjaga dengan baik
wilayah kekuasaan yang luas.
Hal ini ditunjukkan oleh peristiwa Perang salib yang terjadi pada tahun 1096 hingga 1270
dan serangan Mongol pada tahun 1220 sampai tahun 1300-an. Menurut Bernand Lewis, Perang
Salib pada dasarnya merupakan pengalaman pertama imperialisme barat yang ekspansionis, yang
dimotivasi oleh tujuan materi dengan menggunakan agama sebagai medium psikologisnya.
Terlebih lagi setelah pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil
membumihanguskan Bagdad yang menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang kaya
dengan ilmu pengetahuan. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya
dipegang oleh Al Mu’tasim, penguasa terakhir Bani Abbas di Bagdad. Setelah Bagdad di
taklukkan Hulagu Khan yang beragama syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah menjadi beberapa kerajaan
kecil yang tidak dapat bersatu kembali. Peninggalan – peninggalan budaya dan peradaban Islam
hancur dan semakin parah lagi setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.
D. Konflik antar kerajaan islam
Sebelumnya, penulis telah mengemukakaan bahwa salah satu penyebab kemunduran
peradaban Islam yaitu mundurnya kerajaan-kerajaan besar Islam. Seperti pada kerajaan Safawi
yang mengalami kemunduran karena terjadi konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan
Usmani.
E. Apatis dan stagnasi dalam dunia IPTEK muslim
Awalnya, Muslim banyak mendapatkan penemuan baru terkait dengan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Mereka sangat giat untuk melakukan hal tersebut. Namun
sangat disayangkan, penemuan yang ada hanya berhenti di sana, tanpa adanya tindak lanjut.
Kemalasan membuat mereka berhenti untuk menciptakan karya-karya baru. Akibatnya, penemuan
yang ada justru menjadi modal utama bangsa lain sebagai dasar penemuan baru yang dapat
memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan manusia.
F. Krisis ekonomi
Pada saat Muslim sedang giat-giatnya melakukan pengembangan di bidang IPTEK, semuanya
hanya terfokus pada hal tersebut. Hal ini mengakibatkan perekonomian menjadi dinomor- duakan.
Mereka hanya memikirkan upaya pengembangan IPTEK tanpa melirik kesejahteraan
masyarakatnya. Akibatnya, muncul permasalahan baru di bidang ekonomi yaitu terjadinya krisis
yang cukup mengkhawatirkan.
G. Cara pandang muslim yang sempit
Memang benar, Muslim sangat taat pada agama mereka dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan. Namun, ketaatan yang berlebihan mengakibatkan Muslim menutup sebelah mata
akan perkembangan ilmu pengetahuan dari dunia luar. Mereka seakan-akan cenderung membatasi
perkembangan itu jika tidak sesuai dengan pemikiran mereka. Sedangkan bangsa Eropa bertindak
sebaliknya. Bahkan, mereka besifat terbuka dengan dunia baru, sehingga mereka semakin
bertambah ilmu pengetahuannya.
Selanjutnya, umat Islam terlebih pada pemerintahannya melalaikan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan yang pada mulanya, mereka memberikan kesempatan untuk berkembang dan
memperhatikan ilmu pengetahuan dengan memberikan penghargaan yang tinggi kepada para ahli
ilmu pengetahuan. Namun pada masa ini mereka lebih mementingkan pemerintahan, begitu juga
dengan para ahli ilmunya yang telibat dalam urusan-urusan pemerintahan.

2.4 Cara Mengatasi Kemunduran Islam Dalam IPTEK


Jamaluddin Al-Afghani telah memberikan beberapa alternatif jalan keluar untuk
memperbaiki kemunduran kemunduran umat Islam, diantaranya adalah :
1. Memberantas kemiskinan dan kebodohan yang sampai saat ini masih membelenggu umat
Islam,
2. Melenyapkan pengertian-pengertian yang salah, yang dianut oleh umat Islam pada
umumnya,
3. Kembali kepada ajaran-ajaran dasar Islam yang sebenarnya,
4. Hati nurani harus disucikan,
5. Budi pekerti luhur mesti dihidupkan kembali,
6. Kesediaan berkorban untuk kepentingan umat,
7. Berpedoman pada ajaran-ajaran dasar Islam,
8. Mewujudkan kehidupan demokrasi,
9. Mewujudkan persatuan umat Islam.
Persatuan umat Islam ini dapat diwujudkan melalui Ukhuwah Islamiyah yang kemudian
bisa menjadi kerangka landasan yang kokoh. Untuk itu, perlu dipupuk hal-hal berikut ini :
a. Harus dilandasi dengan iman dan taqwa,
b. Didasari rasa ikhlas karena Allah,
c. Terikat dalam nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah,
d. Saling mengingatkan dan memberi nasihat yang baik,
e. Setia dan menjalin kerjasama dalam segala hal, yang mengarah pada kebaikan.
Itulah beberapa agenda yang harus digarap oleh umat Islam untuk mengejar ketertinggalan
yang dialami umat Islam. Dengan demikian, umat Islam akan kembali pada masa kejayaan seperti
sedia kala, disegani oleh umat Islam.
Dengan mencermati dan menyikapi kondisi kritis yang melanda Islam dewasa ini, maka
yang harus diperhatikan adalah tidak perlu menyalahkan umat lain dan meminta
pertanggungjawaban terhadap stagnansi yang lama melanda umat Islam dan kemerosotan yang
nyata-nyata terjadi dalam dunia Islam. Kemunduran dan kemerosotan yang saat ini melanda umat
Islam harus ditimpakan dan dialamatkan kepada umat Islam sendiri, yang tidak mau hidup menurut
ajaran Islam dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Umat Islam kurang selektif
dalam mentransfer ajaran-ajaran budaya dari luar Islam, sehingga ajaran-ajaran budaya tersebut
ditelan mentah-mentah yang akibatnya umat Islam kehilangan jati diri dan semangat berjuang serta
tidak sanggup lagi berkompetisi dan berpacu menghadapi kemajuan zaman.
Untuk itu, tidak ada alternatif lain kecuali secara total kita harus kembali pada pedoman
pokok, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena dengan dua pedoman itulah umat Islam menjadi
umat terbaik, terhormat, dan teratas. Amiiin. Wallahu A’lamu Bi Al-Shawwab.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Umat Islam harus segera menyiapkan pendidikan untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang memadai. Hal ini berarti bahwa pendidikan sains dan teknologi harus di galakkan,
dan dipacu dengan kemampuan berpikir kritis analitis serta penggunaan penalaran yang rasional
(tidak sekuler).Memagari sains dengan membuat sains sebagai himpunan informasi yang
rapat,namun terbuka secara matematis, dengan konsep keTuhanan berada di perbatasannya.Dengan demikian
maka akidah Islamiyah tetap berada di luar himpunan, namun dapatdihampiri sebagai limit
sedekat-dekatnya karena membawa ajaran-ajaran yang terkandung didalam Al Qur'an Sudah
saatnya umat Islam kembali mengkaji ayat-qauliyah dan qauniyah, agarkejayaan masa lalu dapat
diraih kembali, tetapi

ada factor-faktor lain yang perlu segera dibenahi, di antaranya adalah memberi perhatian
besar terhadap dunia pendidikan, karenadengan pendidikan umat Islam akan bangkit dari
kebodohan dan keterpurukan. Perhatian terhadap pendidikan hendaknya mencakup kurikulum
sarana dan parasarana, serta sumberdaya manusianya. Dengan harapan nantinya dunia pendidikan
mampu memberi pengajaranyang menyeluruh, baik pengkajian yang bersifat qauliyah maupun
bersifat qauniyah, intinyaada keseimbangan antara pendidikan yang bersifat keislaman dengan
pendidikan yangbersifat sains dan teknologi.
Daftar Pustaka

http://akharil.blogspot.com/2010/03/iptek-menurut-pandangan-islam.html
https://www.dictio.id/t/bagaimanakah-pandangan-islam-terhadap-ilmu-pengetahuan-dan-
teknologi/4109
https://bedabedablog.wordpress.com/2016/12/28/zaman-kejayaan-islam-di-bidang-iptek/
http://fitrinj17.blogspot.com/2015/12/kemundurun-peradaban-muslim-dalam_8.html
https://id.scribd.com/doc/115597064/Sebab-Kemunduran-Islam-Dalam-Penguasaan-Sains-Dan-
Teknologi
http://ripincell.blogspot.com/2017/08/makalah-kemunduran-umat-islam-saat-ini.html

Anda mungkin juga menyukai