Oleh :
DHIMAS ANGGIT PRASETYO
1811040075
Do : Pasien terlihat
memegangi perutnya ketika
nyeri, TD : 140/95 mmHg, N
95x/menit, RR 20x/menit,
suhu 36 °C.
No
1 Nyeri akut b.d Rabu, 28 - Melakukan - Pasien
agen injuri fisik November pengkajian nyeri mengatakan
2018 secara nyeri
komprehensif berkurang
- Mengajarkan setelah
teknik dilakukan
nonfarmakologis tindakan
(seft terapi) seft terapi
- Pemberian Obat
analgetik
- Mengkaji tanda-
tanda vital
2 Nyeri akut b.d Kamis, 29 - Menggunakan - Pasien
agen injuri fisik November komunikasi mengatakan
2018 teraupetik untuk nyeri
mengevaluasi berkurang
nyeri - Pasien
- Mengevaluasi mengatakan
seft terapi sudah bisa
- Berkolaborasi melakukan
pemberian obat seft terapi
analgetik sendiri
- Mengkaji tanda-
tanda vital
3 Nyeri akut b.d Jum’at, 30 - Mengevaluasi - Pasien
agen injuri fisik November seft terapi mengatakan
2018 - Mengkaji nyeri nyeri
secara berkurang
komprehensif
- Pembeian obat
analgetik
- Mengkaji tanda-
tanda vital
C. Hasil
Berdasarkan hasil data implementasi mengajarkan reaksasi akupresure pada
Ny. S dengan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
fisik (pembedahan) yang dilakukan dalam waktu 3 kali sehari selama 10-15 menit
selama 3 hari berturut-turut menunjukan bahwa terapi SEFT yang dilakukan secara
teratur dapat menurunkan rasa nyeri pasien mengatakan setelah diajarkan seft terapi
rasa nyerinya mulai berkurang. Tabel hasil observasi setelah dilaukan tindakan seft
terapi :
Dalam teori Potter & Perry (2005) menyatakan semakin matang usia
seseorang maka semakin matang pula perkembangan pola pikirnya terhadap nyeri
(mengatasi nyeri). Menurut Price (2005) mengatakan bahwa dari segi kepercayaan
masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan mampu mengontrol nyeri yang
dirasakan, hal ini akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa dalam
mempersepsikan nyeri. Dan juga dijelaskan oleh Hidayat (2006) yang menyatakan
bahwa nyeri merupakan penilaian yang sangat subyektif yang dipengaruhi oleh
beberapa responden yang mengalami nyeri ringan ataupun nyeri sedang setelah
diberikan seft terapi, ada yang mengalami penurunan dan ada yang masih
mengalami intensitas nyeri yang sama akan tetapi mengalami perubahan pada
skala intervalnya, yaitu 47 responden yang mengalami nyeri ringan dengan skala
yang mengalami nyeri sedang sebelumnya dengan skala nyeri 6 berubah menjadi
skala nyeri 4, da nada responden yang mengalami nyeri berat sebanyak 5 orang
yang kurang lebih sama dengan akupuntur & akupressur. Ketiga teknik ini berusaha
dalam SEFT mudah untuk dilakukan proses belajar sangat cepat dan tanpa prosedur
diagnosis yang rumit, hanya dengan menggunakan ketukan ringan pada 18 titik
secara instant.
Menurut pendapat Potter (2005), untuk mengatasi nyeri tingkat ringan atau
nyeri non farmakologis lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek
proses fisiologis. Perubahan skala nyeri yang dialami setelah melakukan terapi
mengalami nyeri ringan, menjadi tidak nyeri, merupakan bukti bahwa terapi ini
cocok digunakan untuk menangani nyeri dismenorea yang seringkali dialami oleh
yang biasanya dikonsumsi setiap merasakan nyeri haid. Dikarenakan seberapa pun
aman dan tanpa efek samping, tetapi bila dikonsumsi terus menerus, akan
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Selain itu, yang paling parah dan
teknik yang aman, mudah, cepat, dan sederhana, bahkan tanpa risiko, karena tidak
menggunakan alat atau jarum. Hanya dengan jari telunjuk dan jari tengah kita yang
di ketuk ketukkan ringan di beberapa titik meridian tubuh. Selain itu, dengan
melibatkan Tuhan dalam proses energi psikologi ini menjadikan SEFT mengalami
amplfying effect sehingga spektrum masalah yang dapat diatasi juga jauh lebih luas
meliputi fisik dan emosi, kesuksesan diri, kebahagiaan hati dan menjadikan jalan
masalah emosi maupun masalah fisik yang dialami oleh seseorang misalnya
dismenorea maka tingkat nyeri yang dirasakan akan berkurang, bahkan akan hilang
dalam waktu yang singkat. Hal ini dikarenakan Spiritual Emotional Freedom
Technique (SEFT) lebih menekankan pada unsur spiritualitas (doa) dan sistem
energi tubuh dengan menggunakan metode tapping pada beberapa titik tertentu
pada tubuh. Selain sistem energi tubuh terdapat pula metode relaksasi dengan
melibatkan faktor keyakinan pasien yang diyakini dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan.
E. Kesimpulan
1. SEFT terapi dapat mempengaruhi penurunan skala nyeri dari tingkat
nyeri berat, sedang menjadi ringan.
2. Tingkat nyeri setelah di ajarkan seft terapi secara rutin berada pada
tingkat nyeri ringan dan sedang.
3. Sebelum dilakukan SEFT terapi tingkat nyeri berada pada tingkat
sedang dan berat.