I. PENDAHULUAN
Kerusakkan saraf terjadi pada bagian saraf optik yang letaknya di belakang
bola mata dan disebut juga neuritis retrobulbar serta sering dikaitkan dengan
penyakit sklerosis multipel. Peradangan saraf optik dan edema (pembengkakan)
terjadi akibat tekanan intrakranial pada tempat dimana saraf masuk ke dalam bola
mata. Peradangan di tempat tersebut disebut papilitis.(2)
1
multipel. Pada sebagian besar kasus neuritis optikus monosimptomatik
merupakan manifestasi awal sklerosis multipel.(1)
II. ANATOMI
2
Gambar 2: (A) Nervus optik, (B) axon pada potongan frontal(5)
.
Permukaan bagian dalam retina dipisahkan dari korpus vitreus oleh
membran basal internal.Sebuah membran glial, membatasi membran eksternal ,
dan memisahkan bagian reseptor sel sensorik dari epitel saraf. Kedua membran
memanjang dengan bantuan sel Müller.(4)
3
Lapisan neuroepithelial : neural epitelium mempunyai dua jenis sel
fotoreseptor, yaitu sel batang dan sel kerucut.Sel-sel batang adalah untuk terang-
gelap persepsi dalam cahaya redup (night vision), sedangkan sel-sel kerucut yang
berfungsi untuk persepsi warna dalam cahaya terang (visi warna) dan visual ketaja-
man (teori duplicity). Fotoreseptor merupakan neuron pertama pada jalur
penglihatan.(4)
Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa dua jenis
serabut saraf yaitu : saraf penglihatan dan serabut pupilomotor. Kelainan saraf
optik yang menggambarkan gangguan yang diakibatkan tekanan langsung atau
tidak langsung terhadap saraf optik perubahan toksik anoksik yang
mempengaruhi penyaluran aliran listrik.(6)
III. PATOFISIOLOGI
4
dalam sel-sel nervus di otak. Retina mengandung sel fotoreseptor, merupakan
suatu sel yang diaktivasi oleh cahaya dan menghubungkan ke sel-sel retina lain
disebut sel ganglion. Kemudian mengirimkan sinyal proyeksi yang disebut akson
ke dalam otak. Melalui rute ini, nervus optikus mengirimkan impuls visual ke
otak. Sehingga ketika nervus tersebut inflamasi, sinyal visual yang dihantarkan
ke otak menjadi terganggu dan pandangan menjadi lemah.(1,2,6)
IV. ETIOLOGI
1. Inflamasi lokal
a. Uveitis dan retinitis
b. Oftalmia simpatika
c. Meningitis
d. Penyakit sinus dan infeksi orbita.( 1)
2. Inflamasi umum.
a. Infeksi syaraf pusat
b. Multipel sklerosis
c. Acute disseminated encephalomyelitis
d. Neuromyelitis optic (Devic disease)
e. Encephalitis periaxial diffusa of Schilder
f. Herpes zoster
g. Encephalitis epidemic, poliomyelitis, inokulasi rabies
h. Syphilis
i. Tuberkulosis.(1)
3. Toksin endogen
5
a. Penyakit infeksi akut, seperti influenza, malaria, measles, mumps,
pneumonia
1.Usia
Neuritis optikus sering mengenai dewasa muda usia 20 sampai 40 tahun; usia
rata-rata terkena sekitar 30 tahun. Usia lebih tua atau anak-anak dapat terkena
juga tetapi frekuensinya lebih sedikit
2.Jenis kelamin
Wanita lebih mudah terkena neuritis optikus dua kali daripada laki-laki5.
3.Ras
Neuritis optikus lebih sering terjadi pada orang kulit putih daripada ras yang lain.
(1,2)
V. DIAGNOSIS BANDING
a. Papilitis
Papilitis adalah inflamasi yang mengenai nervus optikus di dalam bola
mata, merupakan salah satu tipe neuritis optikus yang sering terjadi pada anak-
6
anak, memiliki gejala yang sama dengan neuritis retrobulbar tetapi pada
pemeriksaan dengan opthalmoskopis dapat ditemukan pembengkakan pada
diskus optikus, hiperemi, tepi kabur dan semua pembuluh darah dilatasi.(6)
V. PENATALAKSANAAN
Pada keadaan akut, apabila visus sama atau lebih baik dari 20/40 dilakukan
pengamatan saja. Dan apabila visus sama atau kurang dari 20/50 dilakukan
pengamatan dan metilprednison 250 mg intravena, disusul dengan prednison
tablet. (6)
7
VI. KOMPILKASI
1) penglihatan kabur
2) bintik/bercak buta, terutama pertengahan lapang pandang
3) nyeri saat pergerakkan bola mata
4) sakit kepala
5) buta warna mendadak
6) gangguan penglihatan pada malam hari
7) gangguan ketajaman penglihatan(2)
VII. PROGNOSIS
Gangguan penglihatan yang disebabkan karena neuritis optik biasanya
bersifat sementara. Remisi (penyembuhan) spontan terjadi dalam dua hingga lima
minggu. Saat masa pemulihan, 65% - 80% ketajaman penglihatan penderita men-
jadi lebih baik. Prognosis jangka panjang tergantung pada penyebab yang men-
dasarinya. Jika serangan ini ditimbulkan oleh infeksi virus maka akan mengalami
penyembuhan sendiri tanpa meninggalkan efek samping. Jika neuritis optik
dipicu oleh sklerosis multipel, maka serangan berikutnya harus dihindari. Tigapu-
luh tiga persen penderita neuritis optik akan kambuh dalam lima tahun. Tiap
kekambuhan menyebabkan pemulihannya tidak sempurna bahkan memperburuk
penglihatan seseorang. Ada hubungan yang kuat antara neuritis optik dengan
sklerosis multipel. Pada orang yang tidak mengalami sklerosis multipel maka
separuh dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan akibat neuritis optik
akan menderita penyakit ini dalam 15 tahun(2)
8
DAFTAR PUSTAKA