Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Diare pada Anak


Penyuluh : Kelompok 3 DIV Keperawatan Malang
Kelompok Sasaran : Ibu-ibu yang mempunyai anak balita
Tanggal/Bln/Th : Kamis/30 April/2015
Waktu : 60 menit

A. LATAR BELAKANG
Balita merupakan usia yang sangat aktif untuk melakukan kegiatan. Selain itu,
Balita juga sering mengonsumsi makanan-makanan yang dinilai kurang higienis,
seperti kue-kue yang dijual di pinggir jalan, serta memakan apapun makanan yang ada
disekitarnya. Balita pun juga sering tidak memperhatikan kebersihan lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut, balita dapat dikatakan belum dapat menjaga kebersihannya
secara mandiri. Hal ini menyebabkan anak-anak sangat rentan terjangkit beberapa
penyakit, salah satunya adalah penyakit diare.
Diare adalah produksi tinja yang lebih cair dibandingkan biasanya dan
frekuensi buang air besar menjadi lebih sering. WHO mencatat diare sebagai penyebab
nomor 2 kematian pada anak di bawah 5 tahun serta diare menyebabkan 1,5 juta
kematian anak per tahun. Secara umum terdapat 2 milyar kasus diare tiap tahunnya.
Hal ini dikarenakan potensi dehidrasi (kekurangan cairan) dan kekurangan elektrolit,
malnutrisi (kekurangan gizi). (Suandi, 1998:94)
Berdasarkan hal tersebut, penyuluh berencana mengadakan penyuluhan
mengenai diare yang berguna untuk pembelajaran bagi ibu yang memiliki anak usia
balita agar anaknya terhindar dari penyakit diare. Melalui penyuluhan ini, diharapkan
para ibu yang memiliki anak usia balita dapat secara mandiri melakukan pencegahan
dan pertolongan pertama diare sesuai materi yang diberikan penyuluh.

B. TUJUAN
1) Tujuan Instruksional Umum :
Memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu mengenai pencegahan dan pertolongan
pertama penyakit diare.
2) Tujuan Instruksional Khusus
 Peserta penyuluhan dapat mengetahui pengertian penyakit diare
 Peserta penyuluhan dapat mengetahui penyebab dari penyakit diare
 Peserta penyuluhan dapat mengetahui gejala-gejala dari penyakit diare
 Peserta penyuluhan mampu melakukan pencegahan penyakit diare untuk
anak balitanya secara mandiri
 Peserta penyuluhan mampu melakukan penolongan pertama pada anak
balitanya secara mandiri saat anak balitanya terserang diare

C. KEPANITIAAN
Ketua penyuluhan : Rezki Alfian Maliq
Sekertaris : Lutfiatul Rohmah
Bendahara : Luluk Mamluatul Ulumy
Sie Acara : Iga Kurnia Rohmah
Penyuluh : Jingga Wahyu Buana
Roisatul Husniyah
Eunike Ayu Darmawati
Demonstran : Maria Anindyta Widiasti
Sie Perlengkapan : Nanda Priatna
Dokumentasi & dekorasi : Nuning Hastuti Widyaningrum

D. KEGIATAN

N TAHAP KEGIATAN ALOKAS METODE ALAT EVALUASI


O I PERAGA
WAKTU
(MENIT)
1. Pembukaan  Salam 5 menit -  Sound Peserta penyuluhan
pembukaan  Speaker memperhatikan
 Sambutan  microfon penyuluhan dengan
ketua baik
pelaksana
 Doa
pembukaan
2. Penjelasan  Penjelasan 30 menit  Ceramah  Sound  Tes secara
mengenai (@10  Tanya  Speaker tertulis
penyakit menit) jawab  Microfon mengenai
diare,  LCD pemahaman
penyebab  Pointer peserta
dan  Laptop
gejalanya
 Tanya jawab
 Penjelasan
mengenai
cara-cara
pencegahan
penyakit
diare
 Tanya jawab
 Penjelasan
mengenai
cara-cara
pertolongan
pertama pada
penyakit
diare.
 Tanya jawab
3. Demonstras Demonstrasi 20 menit  Latihan  Sound  Redemonstrasi
i mengenai cara  Speaker
pembuatan oralit  Microfon
 LCD
 Pointer
 Gelas
 Air
mineral
 Gula
 Garam

4 Penutup  Pemberian 5 menit - - Peserta penyuluhan


informasi menunjukkan
 Doa penutup kepuasan terhadap
 Salam penutup penyuluhan

E. ORGANISASI
Moderator : Iga Kurnia Rohmah
Notulen : Lutfiatul Rohmah
Penyaji : Jingga Wahyu Buana
Roisatul Husniyah
Eunike Ayu Darmawati
Maria Anindita Widiasti
Observer : Nanda Priatna
Fasilitator : Rezki Alfian Maliq

F. METODE
Metode yang penyuluh gunakan dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah dan
demonstrasi (latihan)

G. MEDIA
Media yang penyuluh gunakan dalam penyuluhan ini adalah Sound, Speaker, Microfon,
LCD, dan Pointer.

H. EVALUASI
Evaluasi dalam penyuluhan ini adalah berupa essay tes dan redemonstrasi.
I. SUMBER PUSTAKA

Arifianto. 2012. Orangtua Cermat, Anak Sehat. Jakarta: Gagas Media.

WHO. 2008. Indikator Perbaikan Kesehatan Lingkungan Anak. Jakarta: EGC

Widjaja. Tanpa tahun. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita.

Suandi. 1998. Diit pada Anak Sakit. Jakarta: EGC

Achmad, Januar. 2010. Apa Yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada Dokter. Yogyakarta:
Yayasan Essentia Medica.

Febri, Ayu Bulan dan Marendra. 2010.Smart Parents Pandai Mengatur Menu dan
Tanggap Saat Anaka Sakit.Jakarta: Transmedia.

Handayani, lestari dan Maryani. Tanpa tahun. Mengatasi Penyakit Pada Anak dengan
ramuan tradisional.
LAMPIRAN MATERI

1. Penyakit Diare, Penyebab, dan Gejala-gejalanya.


Menurut Suandi (1998:94), “diare adalah produksi tinja yang lebih cair dibandingkan
biasanya dan frekuensi buang air besar menjadi lebih sering”, atau bisa didefinisikan juga
bahwa diare merupakan BAB yang keluar berupa cairan atau mencret yang terjadi lebih
dari 3x sehari dengan / tanpa darah dan / atau lendir dalam tinja ( Febri dan Marendra,
2010:30)
Penyebab utama diare adalah infeksi virus atau bakteri. Jalur masuk utama dari infeksi
tersebut melalui feses manusia atau binatang, makanan, air, dan sebagainya. Penyebab
penyakit diare menurut Apriningsih (2008: 46) secara khusus antara lain :
 Sanitasi dan kebersihan rumah tangga yang buruk
 Manajemen sampah dan air yang buruk
 Kurangnya air minum yang aman
 Prosedur yang aman dalam sistem persediaan makanan (manajemen di peternakan,
pertanian, penjualan makanan eceran) yang kurang memadai.
 Limbah pertanian yang kurang dikelola dengan baik.
 Bencana alam (Banjir)
 Kemiskinan
 Tidak adanya MCK yang memadai.

Sedangkan menurut Handayani dan Maryani (tanpa tahun: 18), faktor-faktor penyebab
diare pada anak adalah:

 Faktor utama adalah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh kuman yang
menginfeksi.
 Faktor malabsorbsi atau kesalahan penyerapan, bisa malabsorbsi karbohidrat, lemak,
atau protein.
 Faktor makanan, seperti makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan tertentu.
 Faktor psikologis, seperti rasa takut atau cemas.

Gejala-gejala penyakit diare adalah diawali si kecil menjadi cengeng, gelisah, suhu badan
meningkat, nafsu makan berkurang, kemudian timbul diare lebih dari 3x sehari.
Selanjutnya tinja semakin cair, mungkin mengandung darah atau lendir. Gejala muntah
juga dapat terjadi sebelum atau sesudah diare (Febri dan Marendra, 2010:30)
Cara-cara penularan diare ini bisa melalui mulut, bisa disebabkan kurang bersihnya
peralatan makan, air minum, makanan, tangan, serta makanan anak. (Febri dan Marendra,
2010:30)

2. Cara-Cara Pencegahan Diare


Menurut Arifanto, (2012: 101)
a. Berikan ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kelahiran.
b. Cuci makanan dengan baik sebelum dimasak dan masak hingga benar-benar matang
c. Selalu mencuci tangan sebelum mengolah atau bersentuhan dengan makanan dan
menyentuh bayi.
d. Berikan imunisasi rotavirus dan campak sesuai jadwal
e. Buang air besar di WC, jangan disembarang tempat
f. Cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar
g. Minum air dan makan makanan yang sudah dimasak ( belum dicari )
h. Jangan gunakan botol susu yang kurang dijaga kebersihannya
i. Jika ibu mulai memberikan makanan baru atau makanan padat kepada bayi mulai
sedikit demi- sedikit dan dihaluskan
j. Jagalah agar bayi selalu bersih dan berada di tempat yang bersih
k. Cegahlah agar anak tidak memasukkan barang-barang kotor kedalam mulutnya
l. Jangan memberikan obat-obatan yang tidak diperlukan oleh bayi ( Achmad, 2010:204 )
m. Cuci peralatan makan dan minum dengan sabun, dan ntuk peralatan makan dan minum
bayi disterilkan dengan cara direbus. Simpan peralatan makan dan minum diwadah
bersih dan tertutup rapat
n. Cuci mainan anak dan simpan ditempat kering dan bersih (Febri dan Marendra,
2010:31)

3. Cara-Cara Pertolongan Pertama Penyakit Diare


a. Bagi anak yang masih minum ASI, berikan ASI setiap kali habis diare. Dan bila
anak minum susu formula sementara susunya rendah laktosa. (Febri dan Marendra,
2010:32)
b. Hindari pemberian buah-buahan kecuali pisang. (Febri dan Marendra, 2010:32)
c. Berikan sayur-sayuran agar tidak terjadi malnutrisi. (Suandi, 1998: 102)
d. Pertolongan pertama untuk penyakit diare dapat dilakukan dengan cara
memberikan oralit. Oralit dapat mencegah terjadinya kematian besar-besaran pada
balita akibat epidemi diare. Dengan oralit, diare ringan dapat ditanggulangi sendiri
oleh ibu rumah tangga untuk mencegah dehidrasi. Oralit bersifat praktis, mudah
digunakan dan dapat dibuat. (Febri dan Marendra, 2010:32)
 Membuat oralit (Widjaja, tanpa tahun: 47-48)
1) Cuci tangan hingga bersih
2) Pakailah gelas, sendok, teko, panci atau peralatan lain yang bersih
3) Gunakan air minum, baik air putih maupun teh yang telah dimasak. Jangan
menggunakan air mendidih. Air mendidih akan menguraikan berbaai zat dalam
oralit.
4) Masukkan 1 bungkus oralit ukuran kecil kedalam 1 gelas air (200 cc). Jika
memakai oralit bungkus besar gunakan 1000 cc air hangat kuku (5 gelas).
5) Aduk hingga larut, siap diminumkan.
6) Jika tidak memperoleh oralit atau dalam keadaan darurat, dapat dibuat “
oralit” buatan sendiri dengan bahan 1 sendok teh garam, 1 sendok makan
gula pasir, dan 200 cc air hangat. Campurkan lalu diaduk, dapat juga
ditambah air tajin atau kuah sup.

 Pemberian oralit
1) Pada prinsipnya, oralit diberikan sesuai dengan kemampuan anak dalam
meminumnya. Jangan takut kelebihan, sebab akan terbuang lewat air seni.
Sebaliknya, jangan sampai kurang, karena tidak akan mengatasi kekurangan
cairan.
2) Untuk anak dibawah umur 1 tahun, 3 jam pertama 1 ½ gelas, selanjutnya ½
gelas setiap kali diare atau buang air.
3) Untuk anak 1-5 tahun, 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas tiap kali
diare.
4) Untuk anak diatas 5 tahun, 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 2 gelas tiap
kali diare.
5) Berikan oralit menggunakan sendok, gelas, atau cangkir. Jangan
menggunakan botol atau dot, karena merangsang langit-langit tenggorokkan
sehingga akan menimbulkan muntah.
6) Mula-mula berikan dulu sedikit, tunggu 5-10 menit. Jika anak tidak
muntah, lanjutkan pemberian sedikit demi sedikit.
7) Dalam 2-3 jam pertama, sebaiknya beri oralit sebanyak mungkin hingga
tercapai rehidrasi (berkurangnya degidrasi), kemudian dapat diberikan
secara stabil.
8) Jika ASI diberikan setiap 20 menit, diubah menjadi 10 menit saja kemudian
ditambah pemberian oralit sebanyak anak mau meminumnya.
9) Jika anak sudah mendapat makanan tambahan, seperti pisang, biskuit atau
bubur susu, sebaiknya untuk 4-6 jam tidak diberi makanan dulu, agar tidak
muntah. Setelah muntahnya reda dan pemberian oralit telah dilakukan,
boleh diberi makan sedikit demi sedikit. Pada hari berikutnya beri makan
tambahan lebih banyak agar kondisi tubuhnya tetap kuat.
10) Jika anak setelah diberi makan tambahan mengalami diare lagi, apalagi
sampai dehidrasi, ada kemungkinan ia mengalami gangguan pencernaan
intoleransi laktosa. Segera bawa anak ke doter atau rumah sakit.
11) Pemberian oralit harus selalu dilakukan dimana saja, baik ketika di rumah
atau di rumah sakit.
EVALUASI (SESUAI DOMAIN)

Essay tes
1. Apa yang dimaksud dengan diare?
2. Apa saja penyebab-penyebab diare yang anda ketahui?
3. Apa saja gejala-gejala dari penyakit diare yang anda ketahui?
4. Apa saja yang dapat anda lakukan untuk mencegah terjadinya diare bagi anak balita anda?
5. Apa saja yang dapat dilakukan atau diberikan untuk pertolongan pertama apabila anak
anda terjangkit diare?

Redemonstrasi
1. Pembuatan oralit secara mandiri oleh peserta

Anda mungkin juga menyukai