Anda di halaman 1dari 2

Linier dan Tak Linier

Pada bahan paramagnetik dan diamagnetik, medan magnetik induksi M muncul dalam bahan
⃗ dapat dituliskan dengan 𝑀
akibat timbulnya induksi dari medan magnetik 𝐻 ⃗⃗ = 𝑀
⃗⃗ (𝐵
⃗ ).
Bentuk fungsional dari 𝑀⃗⃗ (𝐵
⃗ ) dapat dicari untuk tiap bahan atau dengan perhitungan. Apabila
⃗ = 0 dan 𝑀
𝐻 ⃗⃗ (0) ≠ 0, maka bahan masih memiliki kekuatan magnet walaupun tidak ada
magnet dari luar. Bagan itu dikatakan memiliki magnetisasi permanen atau disebut dengan
magnet permanen. Untuk beberapa bahan 𝑀 ⃗⃗ (0) ≠ 0 memiliki ketergantungan dari 𝑀⃗⃗ pada
⃗ , hal itu menunjukan hubungan ketergantungan tersebut tak linier.
𝐻

Jika medan magnetik luar dihilangkan maka medan magnetik dalam bahan akan hilang. Pada
kebanyakan bahan, besarnya magnetisasi sebanding dengan medan magnetik luar yang
diberiakan pada bahan. kesebandingan tersebut dituliskan dalam bentuk

𝑀 = 𝑋𝑚 𝐻 (1)

Dengan 𝑋𝑚 = suseptibilitas magnetik dan merupakan karakteristik tetapan dari bahan. nilai
𝑋𝑚 bernilai poistif untuk bahan paramagnetik dan bernilai negatif untuk bahan diamagnetik.
Bahan-bahan yang memenuhi persamaan (1) disebut sebagai bahan linear.

Dari hubungan linearitas antara M dengan H, dapat dituliskan

𝐵 = 𝜇0 (𝐻 + 𝑀) = 𝜇0 (1 + 𝑋𝑚 )𝐻

Atau

𝐵 = 𝜇0 𝐻

Dengan

𝜇 = 𝜇0 (1 + 𝑋𝑚 )
Pada bahan yang bersifat linear, besarnya arus terikat akan sebanding dengan arus bebas yang
mengalir pada benda, sebab

𝐽𝑏 = ∇ × 𝑀 = ∇ × 𝑋𝑚 𝐻 = 𝑋𝑚 𝐽𝑓

Bahan yang termasuk kedalam ferromagnetik seperti besi, kobalt dan nikel adalah bahan
⃗⃗ besar tanpa adanya medan magnet luar, maka
yang dapat mempunyai magnetisasi spontan 𝑀
medan magnet 𝐵 ⃗ di dalam bahan akan menjadi ribuan kali medan magnet diluar, semakin
besar magnet luar maka medan magnet dalam bahan akan semakin besar, tetapi apabila suatu
ketika akan mencapai tingkat kejenuhan, artinya walaupun medan luar ditambah terus, maka
medan dalam bahan tidak bertambah lagi, makaa keadaan tersebut menunjukan bahwa
hubungan antara 𝐵⃗ dengan 𝐻
⃗ tidak linier lagi.

Anda mungkin juga menyukai