OLIVIA PANDORA
08211640000110
Dosen Pembimbing:
Ir. Putu Rudy Setiawan, M.Sc
Andi Irawan, Ph.D
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Metode Penelitian dengan judul “Analisis Pola
Spasial Penggunaan Lahan Pada Kawasan Aerotropolis Bandara Internasional Kertajati
Terhadap Arahan Pengembangan Kawasan”. Dalam penyelesaiannya, tentu mendapatkan
banyak dukungan dan bantuan yang bernilai positif dari berbagai pihak. Oleh karenanya,
penulis bermaksud mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Ir. Putu Rudy Setiawan, M.Sc sebagai Dosen Mata Kuliah Metode Penelitian
atas materi serta bimbingan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
metode penelitian ini.
2. Bapak Andi Irawan, Ph.D sebagai Dosen Mata Kuliah Metode Penelitian atas materi
serta bimbingan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan metode
penelitian ini.
3. Bapak Fendy Firmansyah, ST., MT., yang telah banyak membantu dan membuka
wawasan penulis terutama dalam bidang spasial.
4. Teman- teman PWK ITS 2016 yang telah saling menyemangati.
5. Pihak lain yang ikut mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan karunianya dan membalas semua kebaikan yang
telah dilakukan. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan
metode penelitian ini dan masih jauh dari kesempurnaan, yang dikarenakan penulis
masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan
untuk kesempurnaan laporan mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….…………. 3
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..……..…. 4
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………,….……... 5
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………………,…...…..… 5
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………,……...……. 7
1.3. Tujuan dan Sasaran………………………………………………….…………….…….....… 7
1.4. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………….…………….….…….… 7
1.5. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………..…….. 9
1.6. Sistematika Penulisan……………………………..…………………………………….…….9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………..……………….…………………….…………….. 11
2.1. Penggunaan Lahan………………..…….……………………………….……………….…....11
2.1.1. Lahan………………..……………………………………………………………….….…. 11
2.1.2. Penggunaan Lahan………………..………………………………………………….….…. 11
2.1.3. Faktor Penyebab Perubahan Penggunaan Lahan………………..…………………….…….12
2.1.4. Pola Spasial Penggunaan Lahan………………..…………………………………….……..13
2.1.5. Sistem Informasi Geografis dalam Penggunaan Lahan……………………………………..13
2.2. Kawasan Aerotropolis………………..…………………………………….………………… 14
2.2.1. Pengertian Kawasan Aerotropolis………………..…………………………………….….. 14
2.2.2. Kawasan Aerotropolis Kertajati………………..…………………………………….……..14
2.2.3. Skenario Pembangunan Kawasan Aerotropolis Kertajati………………..…………………15
2.2.4. Regresi Linier Berganda………………..………………………………………...….…….. 16
2.2.5. Penggunaan Regresi Linier Berganda dalam Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan….. 17
2.3. Sintesa Pustaka………………..……………………….……………………………….……. 17
BAB III METODE PENELITIAN………………..……………...…………………………….……. 20
3.2. Jenis Penelitian………………..……………………………………….……………….……. 20
3.3. Variabel Penelitian………………..…………………………………………………….……. 20
3.4. Definisi Operasional………………..………………………….……………………….……. 21
3.5. Populasi dan Sampel………………..…………………………….…………………….……. 23
3.6. Metode Pengumpulan Data………………..…………………………………...……….……. 23
3.7. Metode dan Teknik Analisa………………..…………………..……………………….……. 25
DAFTAR PUSTAKA……………………………..……………...…………………………….……. 35
4
BAB I
PENDAHULUAN
Pemodelan penggunaan lahan bersifat dinamis dari waktu ke waktu. Perubahan guna
lahan dapat terjadi karena faktor yang dominan dalam mempengaruhinya (Bourne, 1982).
Perubahan tersebut terjadi seiring meningkatnya kebutuhan manusia akan lahan untuk
kepentingan hidup mereka. Kompleksitas perubahan lahan dapat diamati dengan analisis
spasial secara multi temporal. Pemodelan ini menggunakan sistem yang dinamis, sehingga
dapat memodelkan kondisi lampau dan sekarang serta mengamati perubahannya dengan hasil
secara spasial.Penggunaan model berbasis komputer dari perubahan penggunaan lahan dan
pertumbuhan perkotaan menjadi sarana penting dalam mendukung perencanaan dan
manajemen perkotaan (Gustafson, 1998; Herold, Couclelis, & Clarke, 2003). Salah satu
penyebab perubahan penggunaan lahan adalah aktivitas kegiatan di suatu kawasan atau
wilayah.
Kawasan aerotropolis adalah sebuah kawasan dengan tata letak, infrastruktur dan sektor
ekonomi berpusat pada bandar udara (bandara) sebagai kota bandara. Peningkatan aktivitas di
5
kawasan aerotropolis akan diiringi peningkatan volume bisnis dan komersial sehingga menjadi
destinasi baru, dimana wisatawan dan penduduk sekitar melakukan interaksi seperti bertemu,
berbisnis, dan mencari hiburan. Provinsi Jawa Barat menetapkan pengembangan bandara
Internasional Jawa Barat di Kertajati Kabupaten Majalengka. Bandara Kertajati merupakan
bandara taraf internasional dibangun di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa
Barat. Hal tersebut didukung dengan skenario WKPP III Wilayah Cirebon dalam RPJMD
Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018, dimana salah satu skenario adalah mengembangkan
Metropolitan Cirebon Raya serta Kawasan BIJB dan Aerocity Kertajati. Berdasarkan Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Barat 2009-2029 dan RTRW Kabupaten
Majalengka 2003-2013, pengembangan kawasan Kertajati Aerocity telah ditetapkan sebagai
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) dengan bandar udara sebagai infrastruktur strategis yang
terdapat didalamnya. Bandara ini termasuk dalam Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat
(BIJB) yang merupakan salah satu bentuk realisasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam
pengembangan wilayah Metropolitan Cirebon Raya (MCR). Pembangunan bandara ini
bertujuan mengurangi disparitas pembangunan wilayah Bogor, Depok, Bekasi Karawang dan
Purwakarta (Bodebekapur) dan Bandung Raya, dimana Bandara Kertajati terhubung ke dua
kawasan bandara lainnya di Jawa Barat yaitu Bodebek-karpur dan The Greater Bandung
(Bandara Internasional Husein Sastranegara) oleh Jalan Tol Cipali dan Cisumdawu, sebagai
bagian dari Trans Java Toll Road.
Jika dikaitkan dengan kondisi lokasi, perubahan lahan dari waktu ke waktu akan
membentuk tren dan lahan akan terus mengalami perkembangan. Hal tersebut didukung
dengan fungsi lahan yang sangat vital bagi aktivitas masyarakat, baik bertempat tinggal,
berinteraksi sosial, ataupun melakukan aktivitas pekerjaan. sehingga dibutuhkan penilaian
6
lahan secara spasial dengan pendekatan yang tepat mengenai perubahan lahan tersebut.
Analisis pola spasial penggunaan lahan dapat dimanfaatkan sebagai input untuk arahan
pengembangan di Kawasan Aerotropolis Bandara Internasional Kertajati, faktor-faktor yang
mempengaruhi, serta keterkaitan antar faktor tersebut.
7
Lingkup dari wilayah penelitian ini adalah Kawasan Aerotropolis Bandara
Internasional Kertajati di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa
Barat, yang membentang antara 6° 39’ 6.048” LS, dan 108° 10’ 9.391” BT. Kawasan
ini terdiri dari enam kelurahan yaitu Desa Kertajati, Desa Kertasari, Desa Bantarjati,
Desa Sukamulya, Desa Babakan, dan Desa Sukakerta dengan total luas wilayah 127,8
km2. Batas administrasi wilayah penelitian adalah sebagai berikut.
1. Sebelah utara : Desa Mekarmulya
2. Sebelah barat : Desa Pasiripis
3. Sebelah selatan : Kabupaten Sumedang
4. Sebelah timur : Desa Jatitujuh
8
Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah mengenai analisis pada
penggunaan lahan terbatas pada segi spasial pada level class (setiap jenis penggunaan lahan)
dan faktor-faktor terkait yang mempengaruhinya. Penggunaan lahan yang diidentifikasi
adalah kawasan terdampak pembangunan Bandara Internasional Kertajati baik sebelum atau
sesudah pembangunan bandara. Kemudian dilakukan analisis pola spasial yang terjadi untuk
mengetahui tren, arah pengembangan, dan faktor-faktor penentu peruntukkan lahan serta
keterkaitan antar faktornya. Adapun batasan dalam penelitian ini tidak membahas mengenai
aspek hukum, klimatologi, dan sosial demografi, namun berfokus pada peruntukkan atau
tata guna lahan.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian,
ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.
9
Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan atau dijadikan pedoman dalam
melakukan proses analisis untuk mencapai tujuan penelitian, dimana teori-teori yang akan
dibahas adalah teori tata guna lahan, nilai dan harga lahan, dan pemodelan lahan, serta
teori tentang investasi dan perekonomian.
Bab ini akan menjelaskan mengenai pendekatan yang digunakan dalam proses penelitian
nantinya, terutama dalam melakukan analisis, teknik pengumpulan data serta tahapan
analisis yang digunakan dalam penelitian nantinya.
Bab ini berisi mengenai gambaran umum dalam menjelaskan kondisi yang terjadi pada
wilayah penelitian kaitannya dengan permasalahan yang terjadi serta pembahasan melalui
kegiatan analisis berdasarkan metode yang telah dibahas sebelumnya sesuai dengan
sasaran penelitian yang ditentukan.
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang merupakan hasil dari analisis yang telah
dilakukan dalam menjawab rumusan permasalahan agar tujuan penelitian dapat tercapai.
Selain itu penelitian ini juga dilengkapi dengan rekomendasi dan saran untuk kajian
lanjutan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
Dengan adanya perubahan penggunaan lahan, daerah atau kawasan mengalami perkembangan,
yang berdampak pada kegiatan sosial dan ekonomi masyarakatnya. Oleh karena itu,
penggunaan lahan bersifat dinamis dan dapat terus berubah tergantung dari faktor-faktor
penyebabnya (Pratomoatmojo, 2012). Perubahan penggunaan lahan dapat terjadi secara
sistematik dan non-sistematik. Perubahan sistematik terjadi dengan ditandai oleh fenomena
berulang pada lokasi yang sama, dimana fenomena yang ada dapat dipetakan berdasarkan seri
waktu. Sedangkan, perubahan non-sistematik terjadi karena kenampakan luasan lahan yang
mungkin bertambah, berkurang, ataupun tetam. Perubahan tersebut umumnya tidak bersifat
linear karena kenampakannya berubah-ubah, baik penutup lahan maupun lokasinya
(Murcharke, 1990).
12
2. Faktor fisik kota, meliputi pusat kegiatan sebagai pusat pertumbuhan kota, dan jaringan
transportasi sebagai aksesibilitas kemudahan pencapaian.
3. Faktor bentang alam, meliputi kemiringan lereng dan ketinggian lahan.
13
GIS telah banyak mengalami perkembangan. Star dan Estes dalam Barus dan Wiradistra (2000)
mengatakan bahwa GIS dapat diasosiasikan sebagai peta berorde tinggi, yang juga
mengoperasikan dan menyimpan data baik spasial atau non spasial. Implementasi yang
dioperasikan menggunakan GIS dapat dikaitkan dengan sistem perencanaan spasial yang lebih
baik (Darmawan, 2011). Analisis spasial tersebut dijadikan sebagai suatu kumpulan dari
teknik-teknik analisis kejadian-kejadian geografis dimana hasil-hasil analisis tergantung pada
susunan spasial kejadian-kejadian tersebut (Rustiadi et al., 1999). Dalam hal ini, GIS berperan
sebagai tools untuk membantu dalam konteks spasial, terutama bagi analisis penggunaan lahan
dan dinamika pola spasialnya. Perubahan penggunaan lahan umumnya dapat diamati dari
dimensi waktu yang berbeda dengan menggunakan data-data spasial dari peta dan data-data
hasil proses pengindraan jauh (Nilda, 2014). Selain itu, GIS dapat mempertajam akurasi dalam
penyusunan produk perencanaannya, dimana semakin akurat dan lengkap informasi spasial
yang tersedia, maka hasil perencanaan juga menjadi semakin akurat dan tepat sasaran.
14
pengembangan wilayah Metropolitan Cirebon Raya (MCR). Pembangunan bandara ini
bertujuan mengurangi disparitas pembangunan wilayah Bogor, Depok, Bekasi Karawang dan
Purwakarta (Bodebekapur) dan Bandung Raya, dimana Bandara Kertajati terhubung ke dua
kawasan bandara lainnya di Jawa Barat yaitu Bodebek-karpur dan The Greater Bandung
(Bandara Internasional Husein Sastranegara) oleh Jalan Tol Cipali dan Cisumdawu, sebagai
bagian dari Trans Java Toll Road. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun
2010 dalam Pasal 14 ayat 6 menjelaskan bahwa strategi penataan dan pengembangan sistem
prasarana wilayah yang dapat menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali dan
pendorong pengembangan wilayah untuk terwujudnya sistem kota di daerah. Pembangunan
Bandara Kertajati dalam upaya pengembangan wilayah MCR juga tertuang dalam RPJMD
Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018, dimana disebutkan bahwa fokus pembangunan Jawa
Barat pada tahun 2013-2018 diarahkan pada pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) serta kawasan strategis dengan membagi peran strategis
pembangunan kewilayahan.
Bandara Internasional Kertajati telah terintegrasi dengan antarmoda (udara, darat dan
laut) yang membentuk kawasan aerotropolis. Hal tersebut didukung dengan daerah-daerah
sekitar Majalengka yang sudah menginventarisasi potensi daerah untuk menyedot devisa.
Keberadaan Kawasan Aerotropolis Kertajati menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi di
Jawa Barat, terutama wilayah CIAYUMAJAKUNING (Cirebon-Indramayu-Majalengka-
Kuningan). Kawasan Aerotropolis ini mempunyai akses langsung ke kawasan industri di
Karawang dan Bandung Metropolitan Area, dimana secara tidak langsung akan
mengembangkan kawasan CIAYUMAJAKUNING itu sendiri.
15
3. Mengembangkan industry batik dan rotan, serta industri makanan dan olahan berbahan
baku lokal.
4. Melestarikan keraton, wisata sejarah dan pengembangan ekowisata,
5. Mengembangkan Metropolitan Cirebon Raya serta Kawasan BIJB dan Aerocity Kertajati.
Skenario-skenario tersebut tentunya tidak mudah langsung terwujud tanpa mengalami
kendala. Karakteristik spasial kawasan menjadi tantangan tersendiri, salah satunya adalah tren
penggunaan lahan dari masa ke masa akibat pembangunan kawasan aerotropolis. Salah satu
proses dinamis dalam suatu kawasan adalah adanya fragmentasi atau proses pemecahan suatu
tipe penggunaan lahan menjadi bidang-bidang lahan yang lebih kecil yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat mengubah karakteristik kawasan (Gunawan&Prasetyo, 2013).
Fragmentasi dapat diukur melalui beberapa ukuran yang digunakan untuk mengkuantifikasikan
fragmentasi kawasan.
Dimana,
X = Independen Variabel A= Parameter/ Koefisien
Y = Dependen Variabel
Analisis regresi linier berganda memiliki asumsi-asumsi. Gujarati (2003)
merumuskan asumsi-asumsi dalam regresi linier berganda sebagai berikut.
16
1. Model regresi berganda adalah linier dalam parameter.
2. Nilai rata-rata dari error adalah nol
3. Variansi dari error adalah konstan (homoskedastik)
4. Tidak terjadi autokorelasi pada error
5. Tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas.
6. Error berdistribusi normal
17
Sasaran Faktor Variabel Definisi Operasional
18
Penelitian ini menggunakan faktor manusia, fisik kota, dan bentang alam. Konteks berikutnya
adalah pola spasial penggunaan lahan
19
BAB III
METODE PENELITIAN
20
3.3.1. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus,
prediktor, dan antesenden. Variabel independen sering disebut dengan variabel bebas.
Variabel independen mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (Sugiyono, 2013). Variabel independen dilambangkan dengan X. Pada
penelitian ini, variabel independennya adalah Kebutuhan akan tempat tinggal, Sosial
Budaya, Teknologi, Pusat kegiatan pertumbuhan kota, Jaringan Transportasi, dan Bentang
Alam (Ketinggian dan Kelerengan).
3.3.2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel independen sering disebut dengan
variabel terikat. Variabel dependen juga disebut sebagai output, kriteria, dan konsekuen.
Variabel dependen dilambangkan dengan Y. Pada penelitian ini, variabel dependennya
adalah Perubahan jenis penggunaan lahan dan Luasan Perubahan Lahan.
21
Teknologi Keseluruhan aspek dalam
penyediaan kemudahan
kehidupan manusia.
Faktor fisik kota Pusat kegiatan Titik kegiatan masyarakat
pertumbuhan kota dalam menjalankan
aktivitas sosial dan
ekonomi yang
mempengaruhi daerah
sekitarnya.
jaringan Simpul atau ruang
transportasi kegiatan/ kawasan yang
dihubungkan oleh ruang
lalu litas sehingga
membentuk satu kesatuan.
Faktor bentang Kemiringan Kenampakan permukaan
alam lereng alam oleh adanya
perbedaan ketinggian
antar dua tempat.
Ketinggian Lahan Ukuran posisi lahan yang
diukur dari permukaan
laut.
Menganalisis Perubahan Sebaran jenis Letak dan jenis
perubahan spasial Penggunaan perubahan penggunaan lahan yang
penggunaan lahan Lahan penggunaan lahan berubah
kawasan aerotropolis
Bandara
Internasional
Kertajati sebelum
dan sesudah
pembangunan (tren
pemanfaatan lahan).
22
Mengklasifikasikan Luasan perubahan Besarnya luas setiap jenis
bagian-bagian dari penggunaan lahan penggunaan lahan yang
kawasan aerotropolis berubah
sebagai arahan
pengembangan, serta
pengaruh antar
klasifikasi tersebut.
23
(2015), metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Penggunaan metode pengumpulan yang tepat dalam suatu penelitian
akan memungkinkan pencapaian masalah secara valid dan terpercaya yang akhirnya akan
memungkinkan generalisasi yang objektif. Kebutuhan data dalam penelitian mempengaruhi
metode pengumpulan data. Sehingga setiap penelitian memiliki metode pengumpulan data
masing-masing, dimana menyesuaikan dengan kebutuhan data dalam penelitian itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu metode pengumpulan data
primer dan pengumpulan data sekunder.
3.6.1. Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama,baik dari individu atau
perseorangan, atau kelompok (Sugiarto, 2001). Pada penelitian ini, pengumpulan data
primer dilakukan dengan observasi lapangan atau pengamatan secara langsung. Observasi
langsung dilakukan untuk mendapatkan kondisi lingkungan dan perubahan-perubahan
yang telah terjadi dengan melihat fakta- fakta yang ada di lapangan.
Observasi (pengamatan) merupakan aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud merasakan dan memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan
pengetahuan atau gagasan yang sudah diketahui sebelumnya. Obeservasi dilakukan
dengan pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau
lokasi penelitian. Sehingga, data yang didapatkan berupa kondisi eksisting terkini.
Observasi yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan lahan dan wilayah yang
terbangun sebagai penunjang dari aktivitas Bandara Kertajati. Observasi juga ditujukan
untuk koreksi geometrik, menggunakan metode titik kontrol lapangan (Ground Control
Point/ GCP). Pemilihan titik kontrol lapangan (GCP) adalah pada titik-titik atau obyek
yang tidak mudah berubah dalam jangka waktu lama misalnya belokan jalan, tugu di
persimpangan jalan dan atau sudut-sudut gedung (bangunan). Titik kontrol ini tersebar
merata pada lokasi penelitian. Pada saat observasi juga dapat dihasilkan dokumentasi
kondisi lapangan terkait data yang dikumpulkan.
3.6.2. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder sering disebut dengan metode penggunaan bahan
dokumen, dimana data yang diambil bersifat tidak langsung atau mengambil data sendiri,
melainkan memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak lainnya (Sugiarto,
2001). Dalam arti lain, data sekunder merupakan data primer yang diperoleh pihak lain, atau
data primer yang telah diolah lebih lanjut. Data sekunder digunakan untuk memberikan
24
gambaran tambahan, gambaran pelengkap ataupun untuk diproses lebih lanjut. Pada
penelitian ini, pengumpulan data sekunder dilakukan melalui survey literatur.
Survey literatur adalah tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan non publikasi
yang berasal dari sumber sekunder sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Survey literatur
dapat dilakukan melalui kajian pustaka ataupun basis data computer. Pada penelitian ini,
data sekunder yang digunakan adalah dokumen tata ruang Kota Majalengka dan citra dari
google earth berupa citra satelit yang bisa diolah. Pengumpulan data sekunder adalah
sebagai berikut.
Teknik
Sasaran Input Output
Analisis
25
Menganalisis
perubahan spasial Peta batas administrasi 1. Peta Landuse tahun 2006,
penggunaan lahan Kawasan Aerotropolis 2009, 2012, 2015 dan 2018
kawasan Bandara Kertajati (secara time series).
aerotropolis
Digitasi,
Bandara
Overlay dan
Internasional Citra Quickbird Kawasan 2. Peta perubahan
Deskriptif
Kertajati sebelum Aerotropolis Bandara penggunaan lahan tahun
dan sesudah Kertajati tahun 2006, 2009, 2006-2009, 2009 - 2012,
pembangunan (tren 2012, 2015 dan 2018 2015- 2018, dan 2006- 2018
pemanfaatan
lahan).
Langkah awal dalam penelitian ini adalah menganalisis perubahan spasial penggunaan lahan
kawasan aerotropolis Bandara Internasional Kertajati. Suatu kawasan memiliki perubahan
penggunaan lahan yang beragam. Analisis yang dilakukan dalam dimensi waktu yang berbeda
(multi temporal). Penelitian ini menggunakan penggunaan lahan pada tahun 2006, 2009, 2012,
26
2015, dan 2018 yang didapat dari intrepertasi citra Quickbird kemudian diklasifikasikan
penggunaan lahannya. Perubahan lahan didapatkan dari proses overlay menggunakan software
ArcGis untuk mendeteksi pola spasialnya. Berikut adalah diagram proses analisis perubahan
penggunaan lahan.
Penelitian ini menggunakan citra Quickbird yang didapatkan dari google earth. Quickbird
merupakan citra satelit komersial yang memiliki resolusi tinggi yang diluncurkan pada tahun 2001
oleh DigitalGlobe. Citra ini menggunakan Global Imaging System yang mengumpulkan resolusi
citra tertinggi keempat bumi setelah WorldView-1, WorldView-2, dan GeoEye-1. Menurut Ujlaki
(2011), Citra Quickbird dapat digunakan sebagai intrepertasi visual yang selanjutnya dapat
digunakan untuk overlay. Berikut adalah tampilan Citra Quickbird Kabupaten Majalengka pada
tahun 2018.
27
Gambar 3.1. Citra Quickbird Kabupaten Majalengka
Sumber : Google Earth Pro, 2018
Penelitian ini menggunakan citra Quickbird yang didapat dengan historical imagery pada salah
satu fitur google earth pro, yaitu menampilkan penggunakan lahan secara time series sesuai tahun
yang dibutuhkan. Citra Quickbird yang bersifat multi temporal tersebut bertujuan untuk
mengetahui perubahan penggunaan lahan di lokasi penelitian pada periode-periode tertentu.
Setelah didapatkan Citra Quickbird, maka citra tersebut menjadi input dalam GIS, yang akan
diolah lebih lanjut.
Citra yang telah didapatkan kemudian dilakukan retifikasi peta dengan menggunakan
georeferencing dalam GIS. Retifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu
sistem grid menggunakan transformasi geometric. Proses ini bertujuan agar Citra Quickbird sesuai
dengan keadaan asli di lokasi studi. Retifikasi dilakukan dengan menggunakan sejumlah control
point (titik koordinat) dan diatur untuk proyeksi standarnya seperti UTM (Universal Transverse
Mercator). Peta Kabupaten Majalengka yang sudah diretifikasi kemudian dipotong sesuai lokasi
penelitian (Kawasan Aerotropolis Bandara Kertajati) menggunakan Extract by Mask. Tahap ini
dilakukan untuk mendapatkan peta batas administrasi sesuai daerah penelitian.
Validasi dilakukan untuk mengetahui apakah hasil delineasi serta klasifikasi lahan sudah sesuai
dengan keadaan di lapangan. Oleh karena itu, dilakukan survey lapangan dengan pengecekkan
titik sampel untuk melengkapi intrepertasi citra satelit dan meningkatkan keakuratan data pada
peta. Penelitian ini menggunakan 200 titik sampel pada proses validasi penggunaan lahan di
28
lapangan. Validasi dilakukan dengan bantuan alat GPS (Global Positioning System) untuk
mencatat titik koordinat sampel yang kemudian di cek kebenarannya.
Citra yang telah didapatkan kemudian dilakukan retifikasi peta dengan menggunakan
georeferencing dalam GIS. Retifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu
sistem grid menggunakan transformasi geometric. Proses ini bertujuan agar Citra Quickbird sesuai
dengan posisi aslinya.
Data penggunaan lahan Kabupaten Majalengka pada tahun 2006, 2009, 2012, 2015, dan 2018
yang telah dihasilkan dari proses retifikasi dan digitasi kemudian dilanjutkan dengan mengambil
bagian wilayah penelitian dengan cara extract by mask pada bagian yang menjadi batas
administrasi kawasan aerotropolis Kertajati. Pada tahap ini, ditujukan untuk mendapatkan layer
baru penggunaan lahannya beserta data pada attribute table, yang kemudian dapat dilanjutkan
pada proses analisis selanjutnya.
Perubahan penggunaan lahan pada Kawasan Aerotropolis Kertajati dilakukan dengan metode
analisis overlay. Overlay adalah proses tumpang susun beberapa buat peta tematik dalam
rangkaian kegiatan pengambilan kesimpulan secara spasial (Eko Budiyanto, 2010). Analisis
overlay dilakukan dengan bantuan softwate pengolahan data spasial ArcGIS. Salah satu alasan
penggunaan overlay pada tahap ini adalah proses overlay tidak hanya dapat menyeleksi fitur
geometri berdasarkan hubungan spasial saja, melainkan atribut input juga digabungkan saat fitur
berpotongan dan dipertahankan dalam tabel atribut output.
Teknik yang dilakukan dalam analisis overlay adalah meletakkan peta beserta seluruh
attribute didalamnya diatas peta lainnya untuk dihasilkan peta beserta atribut-atribut baru yang
merupakan gabungan dari kedua peta tersebut. Berikut adalah ilustrasi dari analisis overlay.
29
Gambar 3.2. Ilustrasi Analisis Overlay dalam GIS
Sumber : Indrati, 2014
Hasil dari proses overlay ini adalah peta perubahan penggunaan lahan pada kawasan
aerotropolis Kertajati. Analisis ini juga menghasilkan distribusi spasial dari lahan baik yang
berubah ataupun tidak berubah. Penelitian ini menggunakan 5 periode waktu, yaitu periode tahun
2006-2009,2009-2012, 2012-2015, 2015-2018, dan 2006-2018. Pada periode 2006-2018,
ditujukan untuk mengetahui perubahan secara total pada setiap penggunaan lahannya. Sedangkan,
analisis secara time series ditujukan untuk mengetahui tren penggunaan lahannya.
Output analisis overlay ini menjawab sasaran I, yaitu menganalisis perubahan spasial
penggunaan lahan kawasan aerotropolis Bandara Internasional Kertajati sebelum dan sesudah
pembangunan (tren pemanfaatan lahan). Setelah diketahui perubahan lahan baik secara time series
ataupun secara keseluruhan, dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut
beserta bagian-bagian penggunaan lahan untuk analisis sasaran selanjutnya.
30
Diagram 3.2. Proses Penentuan Karakteristik Bagian-Bagian Kawasan Aerotropolis
Sumber : Penulis, 2018
31
(jika tidak terdapat vegetasi berkayu atau herba). Daerah tak bervegetasi meliputi : Lahan
terbuka, permukiman dan lahan bukan pertanian yang berkaitan, dan perairan. Lahan
terbuka meliputi lahan tanpa tutupan lahan baik yang bersifat alamiah, semi alamiah
maupun artifisial. Klasifikasi lahan terbuka antara lain : lahan terbuka pada kaldera, lahar
dan lava, hamparan pasir pantai, beting pantai, gumuk pantai, gumuk pasir, dan gosong
sungai. Permukiman dan lahan bukan pertanian yang berkaitan adalah lahan terbangun
yang dicirikan oleh adanya substitusi penutup lahan yang bersifat alami atau semialami
oleh penutup lahan yang bersifat artifisial dan kadang-kadang kedap air. Klasifikasi
permukiman dan lahan bukan pertanian yang berkaitan antara lain : Lahan terbangun
(permukiman, bangunan industry, jaringan jalan, jaringan jalan kereta api, jaringan
listrik, bandar udara, pelabuhan) dan lahan tidak terbangun (pertambangan dan tempat
penimbunan sampah/ deposit). Perairan merupakan semua kenampakan perairan, terdiri
dari : danau, waduk, tambak ikan, tambak garam, rawa, sungai, saluran irigasi, dan
terumbu karang.
32
Diagram 3.3. Proses Perumusan Arahan Pengembangan Kawasan
Sumber : Penulis, 2018
3.7.3. Mengidentifikasi faktor-faktor penentu peruntukkan lahan dan keterkaitan antar faktor
tersebut.
Sasaran selanjutnya adalah identifikasi faktor-faktor penentu peruntukkan lahan
dan keterkaitan antar faktor tersebut. Untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan,
penelitian ini menggunakan variabel faktor manusia, faktor fisik kota, dan faktor bentang
alam. Sedangkan metode analisis dalam identifikasi faktor-faktor penentu adalah metode
regresi linier berganda. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
faktor-faktor tersebut terhadap perubahan penggunaan lahan. Analisis ini dilakukan
dengan bantuan SPSS versi 16.0.
Berikut adalah tahapan analisis regresi liner berganda yang dilakukan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada perubahan penggunaan lahan serta
keterkaitan dan pengaruh antara variabel tersebut.
Diagram 3.1. Proses Analisis Regresi Linier Berganda pada Perubahan Penggunaan Lahan
Sumber : Penulis, 2018
33
yang mempengaruhi alih fungsi lahan sebagai variabel terikat (dependent), yaitu
perubahan penggunaan lahan. Maka, secara umum, persamaan regresi yang digunakan
dalam penentuan faktor-faktor penyebab penggunaan lahan Kawasan Aerotropolis
Bandara Internasional Kertajati adalah sebagai berikut.
Y = a + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + β7 X7 + e
Dimana,
Y = Perubahan Penggunaan Lahan
a = Konstanta
β1 = Koefisien regresi dari variabel X1 (Kebutuhan Tempat Tinggal)
X1 = Kebutuhan Tempat Tinggal
β2 = Koefisien regresi dari variabel X2 (Sosial Budaya)
X2 = Sosial Budaya
β3 = Koefisien regresi dari variabel X3 (Teknologi)
X3 = Teknologi
β4 = Koefisien regresi dari variabel X4 (Pusat Kegiatan Pertumbuhan Kota)
X4 = Pusat Kegiatan Pertumbuhan Kota
β5 = Koefisien regresi dari variabel X5 (Jaringan Transportasi)
X5 = Jaringan Transportasi
β6 = Koefisien regresi dari variabel X6 (Kemiringan Lereng)
X6 = Kemiringan Lereng
β7 = Koefisien regresi dari variabel X7 (Ketinggian Tanah)
X7 = Ketinggian Tanah
Uji F didasarkan pada tabel uji ANOVA atau F Test. Uji F ditujukan untuk
memperoleh nilai F hitung, angka signifikansi (p value), dan tingkat signifikansi (%). Uji
F juga bertujuan mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Sedangkan, uji t bertujuan untuk mengintrepertasikan koefisien parameter variabel
independen terhadap signifikansi variabel independen lainnya. Dalam hal ini, bertujuan
menentukan variabel independen mana saja yang mempengaruhi satu sama lainnya ,
yaitu dari variabel X1 (Kebutuhan Tempat tinggal) hingga X7 (Ketinggian tanah).
34
DAFTAR PUSTAKA
35