Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

PERENCANAAN BANDAR UDARA


(PENYUSUNAN MASTER PLAN BANDAR UDARA)

WISNU SOPUTRO

24318024
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan,judul “PERENCANAAN BANDAR
UDARA (PENYUSUNAN MASTER PLAN BANDAR UDARA)” ini tepat pada waktunya.

Adapun Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari program studi Teknik
Bangunan dan Landasan kampus Politeknik Penerbangan Indonesia Curug untuk persiapan On
The Job Training. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan menambah wawasan tentang
Perencanaan Pembangunan Bandara bagi para pembaca dan juga penulis.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya,saya yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu ,saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Curug, April 2020

Penulis

i
Daftar Isi
Hal.

Kata Pengantar…………………………………………………………………………… i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………. ii

BAB l PENDAHULUAN……………………………………………………………….. 1

l.1 Latar Belakang…………………………………………………………………. 1

l.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………… 2

1.3 Tujuan………………………………………………………………………….. 2

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………… 3

ll.1 Maksud dan Tujuan Pembangunan……………………………………………. 3

ll.2 Analisis Pemilihan Lokasi Bandara…………………………………………… 4

ll.3 Analisis Perkiraan Permintaan Jasa Angkutan Udara…………………………. 5

ll.4 Analisis Kapasitas Fasilitas Bandar Udara Eksisting dan Analisis Kebutuhan

Pengembangan………………………………………………………………… 6

ll.5 Analisis Detail Perencanaan Pengembangan Bandara………………………... 7

ll.6 Penyusunan Rencana Induk Masterplan……………………………………… 10

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………. 12

lll.1 kesimpulan…………………………………………………………………… 12

lll.2 Saran…………………………………………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pembangunan bandar udara merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan tersedianya


modal dalam jumlah besar dan bersifat kompleks. Bersifat padat modal karena pembangunan
bandar udara membutuhkan investasi konstruksi dan instalasi yang cukup besar. Dilain pihak
,pembangunan bandar udara merupakan kegiatan yang kompleks karena membutuhkan
keterpaduan dari berbagai bidang pekerjaan dan bidang keahlian, termasuk keterpaduan
intarmoda transportasi dalam cakupan wilayah yang dilayani. Oleh karena itu, pembangunan
dan pengembangan suatu bandar udara membutuhkan perencanaan yang matang agar investasi
yang ditanamkan dapat berdaya guna (efisien) dan berhasil secara efektif.

Proses perencanaan yang sedemikian rumitnya, sehingga analisis suatu kegiatan harus
memperhitungkan pengaruhnya pada kegiatan yang lain, agar menghasilkan penyelesaian yang
memuaskan. Kegiatan suatu bandara mencakup sekumpulan kegiatan yang luas dan
mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dan seringkali bertentangan. Kegiatan tersebut
saling tergantung satu sama lainnya, sehingga suatu kegiatan tunggal dapat membatasi
kapasitas dari keseluruhan kegiatan.

Perencanaan kegiatan bandar udara yang ada saat ini biasanya sudah direncanakan dan
mempertimbangkan kebutuhan dimasa yang akan datang. Rencana kegiatan bandara dimasa
yang akan datang tersebut dibuat dalam sebuah dokumen yang dinamakan dengan Rencana
Induk Bandara.

Agar semua upaya perencanaan bandara dimasa yang akan datang berhasil dengan baik,
maka semua kegiatan yang dilakukan harus didasarkan pada pedoman-pedoman yang dibuat
dalam sebuah rencana induk.

1
1.2. Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Analisis pemilihan lokasi bandar udara

2. Kebuthan fasilitas bandar udara

3. Analisis perkiraan jasa angkutan udara

4. Analisis kapasitas fasilitas bandar udara

5. Analisis detail perencanaan pengembangan bandar udara

6. Penyusunan bandar udara

1.3. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :

1. Mampu menjelaskan tentang master plan bandara

2. Mampu menjelaskan tentang fasilitas bandar udara

3. Mampu menjelaskan penyusunan master plan bandar udara

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Maksud dan tujuan pembangunan

Maksud pembuatan master plan(rencana induk) suatu bandar udara adalah sebagai
pedoman yang diperlukan dalam rangka pembangunan dan pengembangan suatu bandar udara
dan operasi penerbangan serta analisis finansial sampai dengan tahun rencana (target year).
Dan tujuan pembuatan master plan suatu bandar udara adalah mewujudkan suatu bandar udara
yang memiliki fasilitas prasarana dan sarana sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan,
sehingga dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi penumpang dan pekerja dalam
bandara.

Dalam hubungan dengan penyusunan masterplan bandar udara, beberapa aspek perlu
diutamakan yaitu :

1. Analisis tentang kelayakan sampai seberapa jauh (target year) suatu bandar udara dapat di
manfaatkan/dikembangkan untuk melayani pertumbuhan kebutuhan jasa pelayanan
bandar udara pada saat ini dan yang akan datang.
2. Analisis potensi eksisting dan potensi yang dapat dikembangkan disuatu wilayah
kota/kabupaten serta wilayah hinterlandnya yang secara langsung dapat dijadikan modal
pengembang jasa transportasi udara.
3. Rencana tata guna lahan dan rencana tata letak pasitas suatu bandara dalam kaitannya
dengan pemanfaatan bandar udara secara optimal.
4. Analisis mengenai pemanfaatan daerah disekitar bandar udara bagi pihak-pihak yang
berkepentingan sesuai dengan persyaratan keselamatan operasi penerbangan dan
kelestarian lingkungan .
5. Rencana skala prioritas dan tahap pengembangan/pembangunan (planning horison )
fasilitas bandara secara optimal jangka panjang.

3
Penyusunan suatu masterplan bandar udara itu merupakan suatu proses yang mengikuti
pentahapan meliputi, berbagai kegiatan yang terangkai mulai dari awal pembuatan proposal,
studi literatur, pengumpulan data dari survei lapangan, pengolahan data, analisis hasil, dan
sampai menghasilkan laporan akhir sebagai outputnya (masterplan). Pemanfaatan daerah di
sekitar bandar udara dengan melakukan analisis skala prioritas dan tahap pembangunan
fasilitas bandar udara dan kegiatan analisis penyusunan produk akhir masterplan, yang meliputi
seluruh hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya.

II.2 Analisis Pemilihan Lokasi Bandar Udara

Pemilihan lokasi suatu bandar udara di lakukan melalui dua tahap,yaitu studi awal
pemilihan rencana lokasi yang dilakukan berdasarkan data sekunder (peta administrasi,tata
guna lahan dan sebagainya) dan 2. di lakukan survey lapangan untuk meninjau lokasi yang
akan di jadikan bandar udara ,dalam menetapkan atau merencanakan pembangunan suatu
bandar udara ,perlu di lakukan pengkajian berbagai aspek yang menyangkut aspek ketentuan
persyaratan kebandaruraan dalam menentukan alternatif lokasi bandar udara.

1. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria dasar


2. Kemudahan pencapaian ke dan dari bandar udara
3. Kesesuain arah landasan dengan arah angin
4. Ketersedian ruang udara
5. Ketersedian lahan yang cukup luas
6. Kemudahan pembangunan
7. Kemudahan pengembangan bandar udara pada masa depan
8. Kesesuain dengan rencana tata ruang daerah (RUTR Daerah)
9. Dampak terhadap lingkungan hidup
10. Kemudian utulitas

Alternatif lokasi dipilih bedasarkan parameter-parameter penting yang perlu di


perhatikan/dipertimbangkan. kemudian dilakukan evaluasi dengan cara memberikan bobot
kepentingnya dan skor penilaian tingkat kesesuaian dari masing-masing alternatif lokasi
terhadap paremeter-parameter yang ditetapkan.

4
II.3 Analisis Perkiraan Permintaan Jasa Angkutan Udara

Analisis perkiraan permintaan jasa angkutan udara merupakan tahap pengelolahan data
lalu lintas udara sebagai dasar evaluasi terhadap kapasitas pasilitas eksisting dan perencanaan
kebutuhan pengembangan fasilitas bandar udara sampai dengan tahun target perencanaan
dengan meperhatikan program pemerintah dalam rangka mewujudkan sistem transportasi
nasional (SISTRANAS) dan kebijakan/strategi pengembangan wilayah serta potensi ekonomi
daerah setempat yang meliputi sebagai berikut :

A. Analisa perkiraan permintaan jasa angkutan udara (demand forecast analisis ) terdiri dari :

1. perkiraan jumlah pergerakan pesawat terbang tahunan

2. perkiraan jumlah pergerakan penumpangan udara tahunan.

3. perkiraan jumlah pergerakan pesawat terbang pada jam-jam sibuk

4. perkiraan jumlah pergerakan penumpang udara pada jam-jam sibuk

5. Perkiraan volume barang dan benda pos tahunan

6. Perkraan jaringan rute penerbangan pada masa mendatang

7. Perkiraan pengoperasian jenis/tipe/ukuran pesawat terbang yang akan datang

B. Analisa asal tujuan lalu lintas angkutan udara (origin destination analysist)

C. Analis pergantian moda angkutan (modal split analisyt)

Dengan melakukan analisis perkiran permintaan jasa angkutan udara (penerbangan)akan di


ketahui bangkitan lalu lintas dan tarikan lalu lintas angkutan udara, dengan demikian dapat
diketahui bandar-bandar udara asal yang potensial, yang ramai dikunjungi penumpang udara,
dan akan dapat diidentifikasi rute-rute gemuk (padat) dan rute-rute kurus (kurang padat), maka
selanjutnya akan mudah untuk menyusun rencana pengembangan masing-masing bandar udara
dalam arti penyedian jenis, jumlah dan kapasitas sarana dan prasarana bandar udara yang di
butuhkan.

5
II.4 Analisis Kapasitas Fasilitas Bandar Udara Eksisting
dan Analisis Kebutuhan Pengembangannya

Rencana pengembangan penyediaan fasilitas bandar udara harus dilakukan berdasarkan


pada kebijakan pemerintah dalam pembangunan transportasi udara, arahan tata ruang dan
analisis perkiraan permintaan jasa angkutan udara, dan selanjutnya berdasar Rencana
Pengembangan Penyediaan Fasilitas Bandar Udara tersebut, harus dilakukan penyusunan
Rencana Pengembangan Bandar Udara secara komperhensif, meliputi rencana peningkatan
kemampuan layanan bandar udara dalam jangka waktu yang ditargetkan, tahapan
pengembangan, dan tahapan pelaksanaan pembangunannya.

Dalam penyusunan perencanaan pengembangan bandar udara, dilakukan pula analisis


kebutuhan jenis dan kapasitas fasilitas bandar udara dan kebutuhan lahan sesuai dengan standar
dan ketentuan yang berlaku. Analisis kebutuhan jenis dan kapasitas fasilitas bandar udara
meliputi :

1. Kebutuhan fasilitas sisi udara (air side), yaitu : landasan pacu, taxiway, apron, dan fasilitas
penunjang lainnya, termasuk jenis, jumlah, dan sistem konfigurasinya (sistem operasinya).
2. Kebutuhan bangunan dan sarana/fasilitas pada sisi darat (land side), yaitu terminal
penumpang, terminal barang, gedung administrasi, gedung kantor operasi, dan menara
pengawasan (control tower).
3. Kebutuhan peralatan komunikasi dan navigasi penerbangan serta alat bantu pendaratan
visual dengan memperhatikan perkem- bangan/kemajuan teknologi serta ATC (Air Traffic
Control).
4. Kebutuhan fasilitas penunjang, seperti fasilitas perawatan pesawat udara, fasilitas catering
(jasa boga), tempat (area) parkir kendaraan, fasilitas pergudangan.
5. Kebutuhan fasilitas utilitas, misalnya listrik, telepon, sistem penerangan, sistem drainase,
air bersih, penanganan sampah/kotoran/limbah, suplai minyak, dan jaringan jalan.
6. Kebutuhan peningkatan pengusahaan bandar udara, antara, lain tempat rekreasi terbuka,
commercial area (daerah komersial), dan lain-lainnya.

6
Kebutuhan fasilitas sisi udara tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan fasilitas sisi darat.
fasilitas sisi udara melayani perjalanan yang dilakukan oleh pesawat udara, baik yang tinggal
landas maupun yang mendarat. Sedangkan fasilitas sisi darat banyak untuk melayani arus lalu
lintas penumpang yang melakukan perjalanan udara (yang berangkat dan yang datang).

Salah satunya mengalami kelambatan, maka akibatnya akan menimbulkan kelambatan


terhadap total waktu perjalanan udara. Pengelolaan dan pengoperasian fasilitas bandar udara
sisi udara dan sisi darat harus dilakukan secara komprehensif, sinergis, efektif dan efisien dalam
upaya mewujudkan pe/ayanan penerbangan yang optimal, lancar, serta mengutamakan
mutu/kualitas pelayanan dan keselamatan penerbangan.

II.5 Analisis Detail Perencanaan Pengembangan Bandar Udara


Analisis detail (terinci) perencanaan pengembangan bandar udara sekurang-kurangnya
harus mefiputi empat aspek perencanaan pembangunan bandar udara, yaitu :

A. Analisis Teknis

Analisis kajian teknis ini meliputi antara lain :

1. Kajian meteorologi dalam pembuatan dan penetapan arah angin dominan (windrose) di
lokasi rencana pengembangan bandar udara untuk melakukan/penetapan arah landasan
pacu.

2. Kajian kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) di sekitar bandar udara.

3. Evaluasi jenis fasilitas bandar udara yang dibutuhkan sampai dengan rencana
pengembangan/pembangunan tahap akhir (ultimate phase). Analisis perkiraan
kebutuhan lahan sampai dengan rencana pengembangan/pembangunan bandar udara
tahap akhir.

4. Evaluasi topografis permukaan lahan rencana lokasi bandar udara.

5. Keterpaduan rencana pengembangan/pembangunan bandar udara dengan Rencana Tata


Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat.

7
B. Analisis Operasional

Analisis/kajian operasional meliputi antara lain :

1. Kajian jenis dan ukuran pesawat udara yang diperkirakan akan beroperasi di bandar
udara.

2. Kajian pengaruh cuaca terhadap operasi bandar udara.

3. Kajian kendala (bila ada) pada kawasan keselamatan operasi penerbangan di sekitar
bandar udara.

4. Kajian penggunaan ruang udara dan lalu lintas penerbangan (prosedur pendaratan dan
lepas landas).

5. Kajian pengaturan operasi darat di bandar Udara.

6. Kajian dukungan peralatan komunikasi dan navigasi penerbangan.

C. Analisis Pengusahaan Angkutan Udara

Analisis/kajian pengusahaan angkutan udara meliputi antara lain :

1. Kajian perkiraan permintaan jasa angkutan udara diwilayah perencanaan


(Provinsi/Kabupaten setempat) yaitu : penumpang, kargo dan benda pos.

2. Kajian kemungkinan adanya perusahaan penerbangan yang akan membuka jalur


penerbangan ke bandar udara tersebut.

3. Kajian jenis dan ukuran pesawat terbang yang akan dioperasikan oleh maskapai
penerbangan (operator).

4. Kajian tingkat faktor muatan (load factor) dan faktor penumpang {passenger factor)
yang mungkin akan dicapai oleh perusahaan penerbangan.

5. Kajiaan terjadinya persaingan (tarif) yang keras di perusahaan penerbangan

8
Dalam penyusunan perkiraan permimtaan jasa angkutan udara (demand forecasting)
selama kurun waktu 20 tahun kedepan (jangka panjang) harus memperhatikan berbagai
aspek, sebagai berikut :

1. Status kegiatan penerbangan melalui bandar udara tersebut dalam sistem jaringan
penerbangan nasional.

2. Kecenderungan perkembangan ekonomi regional, dan nasional

3. Dampak pelaksanaan otonomi daerah dan globalisasi.

4. Kecenderungan perkembangan arus wisatawan manca negara dan wisatawan nusantara


di Indonesia.

5. Kegiatan penerbangan menurut Asal-Tujuan perjalanan penumpang dan barang.

6. Berpindahnya perjalanan penumpang antar moda transportasi.

E. Analisis Ekonomi dan Finansial.

Analisis/kajian ekonomi dan finansial meliputi :

Kajian finansial yang menghitung besaran tingkat pengembalian dana yang akan
diinvestasikan dalam pembangunan bandar udara, yang meliputi parameter sebagai berikut:

1. NPV (Net Present Value),

2. FIRR (Financial Internal Rate of Returns),

3. PT (Profitability) atau BCR (Benefit Cost Ratio).

4. Periode pencapaian pengembalian investasi (Payback Period).

9
Kajian ekonomi yang menghitung besaran manfaat ekonomi makro yang diperoleh
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota setempat dari pembangunan bandar
udara, yang meliputi:

1. Kajian perbandingan kondisi pertumbuhan ekonomi diwilayah perencanaan


(Pemerintah daerah setempat), apabila ada atau tidak ada pembangunan bandar Udara.

2. Kajian biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh oleh Pemerintah
Daerah dan masyarakat setempat, apabila dibangun/ dikembangkan bandar udara.

3. Kajian EIRR (Economic Internal Rate of Returns) terhadap perencanaan pembangunan


bandara.

II.6 Penyusunan Rencana Induk (Masterplan) Bandar Udara

Dalam tahap penyusunan rencana induk (masterplan) suatu bandar udara, tugas
perencana harus mengacu kepada hasil evaluasi dan analisis kapasitas fasilitas bandar udara
eksisting, hasil kajian perencanaan pendahuluan {preliminary planning) yang telah disusun
dengan mempertimbangkan kondisi lahan yang ada, tata guna lahan dan ruang udara, prosedur
operasi penerbangan serta identifikasi dampak lingkungan. Penyusunan rencana induk
(masterplan) meliputi :

1. Penyusunan alternatif konsep rencana tata letak fasilitas bandar udara berdasarkan
kriteria/standardisasi perencanaan bandar udara yang berlaku dengan memperhatikan
aspek kelancaran, keselamatan, keamanan serta aspek lingkungan.
2. Melakukan pengkajian terhadap alternatif rencana tata letak fasilitas bandar udara yang
telah disusun guna menentukan alternatif terpilih.
3. Penyusunan tahapan pembangunan bandar udara sesuai kebutuhan untuk masing-masing
fasilitas dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis, dan operasional.
4. Penyusunan luas tanah yang dibutuhkan untuk setiap pengembangan dan pembangunan
bandara.
5. Penyusunan koordinasi lokasi perletakan masing-masing fasilitas bandar udara.

10
6. Gambar hasil analisis pendahuluan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)
di sekitar bandar udara.
7. Gambar analisis pendahuluan batas-batas Kawasan Kebisingan di sekitar bandar udara.
8. Konsep awal Rencana Tata Guna Lahan di sekitar bandar udara.

11
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Proses perencanaan bandara yang sedemikian rumitnya sehingga analisis satu kegiatan
harus memperhitungkan pengaruhnya pada kegiatan yang lain, agar menghasilkan
penyelesaian yang memuaskan. Kegiatan suatu bandara mencakup sekumpulan kegiatan yang
luas dan mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dan seringkali bertentangan. Kegiatan
tersebut saling tergantung satu sama lainnya sehingga suatu kegiatan tunggal dapat membatasi
kapasitas dari keseluruhan kegiatan.

Perencanaan kegiatan bandar udara yang ada saat ini biasanya sudah direncanakan dan
mempertimbangkan kebutuhan dimasa yang akan datang. Rencana kegiatan bandara dimasa
yang akan datang tersebut dibuat dalam sebuah dokumen yang dinamakan dengan Rencana
Induk bandara.

Agar semua upaya perencanaan bandara dimasa datang berhasil dengan baik, maka
semua kegiatan yang dilakukan harus didasarkan kepada pedoman-pedoman yang dibuat dalam
sebuah rencana induk.

III.2 Saran

Sebaiknya sebelum pembangunan bandara harus mempunyai perencanaan yang baik,


sehingga dapat mencapai target pembangunan yang sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Dengan melakukan perencanaan pembangunan bandara sesuai pedoman yang ada, kita dapat
menghasilkan pembangunan yang tidak merusak/merugikan lingkungan sekitar dan tidak
mengeluarkan biaya terlalu mubazir dalam pembangunan bandara itu sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

S.M, Wildan..Munifatul I..Endang S.2012.Interaksi Pembenah tanah dari Hydrilla Verticillata


Royle dan Salvinia Molesia Mitchell.terhadap kapasitas Lapang Tanah Pasir dan Tanah Liat

13

Anda mungkin juga menyukai