Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWt yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelasaikan laporan pratikum ini yang
berjudul ‘’ISOLASI MIKROORGANISME TANAH PENAMBAT NITROGEN
YANG BERSIMBIOSIS.’’ tepat waktu. Laporan ini dibuat untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen/ teknisi Fisiologi Tumbuhan.

Laporan praktikum ini dapat terselesaikan karena banyak pihak yang


telah membantu kami dalam penyusunan maupun praktikum yang telah kita
lakukan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen pembimbing
2. Teknisi Laboratorium Biosains
3. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak yang perlu


diperbaiki, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
kami dapat membuat laporan berikutnya dengan lebih baik lagi. Mungkin dalam
penyusunan laporan ini banyak hal yang tidak sempurna, kami mohon maaf.

Jember 23 Mei 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tanaman Leguminosa kebanyakan pada akarnya membentuk nodul yang
terjadi karena infeksi pada bulu akar oleh Rhizobium. Sel-sel Rizobium ini
mengambil makanan dari tanaman Leguminosa. Tetapi Rhizobium dapat
mengikat nitrogen bebas dari udara yang biasa digunakan oleh tanaman,
karena itu terjadi hubungan simbiosis mutualisme. Rhizobium yang disebut
bakteroidbila terdapat di dalam sel tumbuhan, dapat dibedakan karena
bentuknya yang pleomorphisme. Rhizobium memperlihatkan bentuk susunan
sel yang bervariasi seeperti bentuk X, Y, T, V dan Stellate.

1.2 Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi spesies bakteri penambat N berdasarkan
karakteristik koloni
2. Mampu melakukan isolasi mikroorganisme tanah penambat N yang
bersimbiosis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Fiksasi (penambatan) nitrogen merupakan proses biokimiawi didalam


tanah yang memainkan salah satu peranan paling penting, yaitu mengubah
nitrogen atmosfer (N2, atau nitrogen bebas) menjadinitrogen dalam
persenyawaan/nitrogen tertambat. Adapun genus-genus bakteri yang dapat
mengikat N2 di udara yaitu Azotobacter, Clostridium, dan Rhodospirilum. Selain
itu, dikenal pula genus bakteriyang mampu mengikat N2 bebas, tetapi hanya dapat
hidup jika bersimbiosis dengan tanaman dari suku Leguminoceae, yaitu genus
Rhizobium (Nasikah, 2007).
Surtiningsih, et al. (2009) menyatakan terbentuknya bintil akar efektif
yang lebih banyak mampu meningkatkan penambatan nitrogen yang selanjutnya
untuk membentuk klorofil dan enzim. Peningkatan klorofil dan enzim mampu
meningkatkan fotosintesis yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan
vegetatif dan generatif (hasil produksi biji) tanaman. Berbeda dengan strain
inefektif dari Rhizobium, bentuk nodula umumnya kecil dan berisi sedikit
jaringan bakteroid yang berkembang, menunjukkan akumulasi tepung dalam sel
tanaman inang yang tidak berisi Rhizobium. Bakteroid dalam nodula inefektif
berisi glikogen.
Dewi (2007) menjelaskan bahwa fiksasi nitrogen melibatkan penggunaan
ATP dan proses reduksi ekuivalen yang berasal dari metabolisme primer. Semua
reaksi yang terjadi dikatalisis oleh nitrogenase. Enzim ini mengandung 2 molekul
nutrien yaitu molekul protein besi dan 1 molekul protein molibden besi. Reaksi ini
berlangsung ketika molekul N2 terikat pada kompleks enzim nitrogenase. Protein
Fe mula-mula direduksi oleh elektron yang diberikan oleh ferredoksin. Kemudian
Fe reduksi mengikat ATP dan mereduksi protein molibden besi yang memberikan
elektron pada N2 sehingga menghasilkan NH=NH. Pada dua daur berikutnya
prosesi ini (masing-masing membutuhkan elektron yang disumbangkan oleh
ferredoksin) NH=NH direduksi menjadi H2N-NH2dan selanjutnya direduksi
menjadi NH3 tergantung pada jenis mikrobanya, ferredoksin reduksi yang
memasok elektron untuk proses ini diperoleh melalui fotosintesis, respirasi atau
fermentasi. Hamzah (2013) menambahkan bahwa produk akhir dari proses
pengikatan nitrogen adalah Amoniak(NH3) dan air. Enzim nitrogenase akan
hancur ketika kontak denganoksigen. Oleh karena itu, proses pengikatan nitrogen
hanya terjadi pada kondisi anaerob (tanpa oksigen) atau oksigen yang dinetralkan
dengan bahan kimia lain seperti Leghemoglobin.
Penempatan organisme nodul akar dalam genus yang terpisah dengan
Rhizobium sp dan memisahkan bentuk-bentuk yang berbeda ke dalam 2 spesies
yaitu ; Rhizobium Leguminosarium dengan inokulasinya Pisum, Vicia, Latyrus
dan Rhizobium Raadicola beij. Membentuk nodul pada trifolium, phaseolus dan
lainnya. Menurut fred, baldwin, mc coy menggolongkan bakteri ini ke dalam
tujuh golongan yaitu; Rhizobium Melitoti, Rhizobium Tifoli, Rhizobium
Leguminosarium, Rhizobium Phaesoli, Rhizobium Lupini, Rhizobium Japonicum,
Rhizobium sp .(Nugroho, 2003).
Reaksi optimum bagi pertumbuhan dan perkembangan Rhizobium sp
adalah pada pH 5.5-7.0 dengan batas kecepatan reaksi pada pH 3.2-5.0 pada
keadaan asam dan pH 9.0-10.0 pada keadaan alkaline. MASE merupakan peneliti
yang pertama memusatkan perhatian pada fakta bahwa bakteri nodul terdiri dari
yang peka akan asam. Temperatur pembatas bagi pertumbuhan bakteri nodul
adalah 00-500 C. Temperatur titik kematian adalah pada 600-620 C dan
optimumnya bervariasi antara 180-280 C. Bakteri tidak dirugikan dengan
penyebaran sinar matahari langsung dan cepat sinar matahari (Arimurti, 2000).
Kedelai dan kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan yang
bersimbiosis dengan bakteri rhizobium yang membentuk koloni sebagai bintil
akar dan berfungsi dalam penyediaan hara nitrogen. Bakteri ini terdapat pada
tanah-tanah yang pernah ditanami oleh tanaman Legum (Roja, 2005).
Simbiosis antara spesies bakteri Rhizobium dengan Legum sebagai
tanaman inang yang bersifat spesifik (Lawn, 1975;Adnyana, 2012).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Praktikum isolasi Rhizobium dilaksanakan di Laboratorium Biosains
Politeknik Negeri Jember, pada hari Senin 4 April 2016, pukul 07.00 WIB –
selesai.

3.2 Alat dan Bahan


Alat : Lampu spirtus
Lup inokulasi
Cawan petri
Mikroskop
Objek glass & kaca penutup
Silet
Bahan : Nodul dari tanaman Leguminosa
Medium yeast mannitol borth (YMB) 50ml dalam Erlenmeyer
Agar diri yeast mannitol borth agar (YMA) 1 tabung reaksi
Alkohol 70%
Reagent pewarnaan gram dan sederhana

3.3 Prosedur Kerja


Kegiatan I
1. Pilih nodul yang baik dan cuci bersih dengan air.
2. Cuci bersih dengan alkohol 70% dalam cawan petri
3. Buat sayatan dari nodul dan tanamkan pada medium YMB
4. Inkubasikan kultur selama 3-6 hari pada suhu kamar.
5. Erlenmeyer berisi kultur bakteri digoyang
6. Setelah terlihat adanya pertumbuhan dalam YMB, tanamkan pada medium
YMA dalam cawan petri
7. Inkubasikan selama 1-2 x 24jam pada suhu kamar
8. Amati karakteristik koloni yang tumbuh pada YMA
9. Lakukan pewarnaan Gram
Kegiatan II
1. Pisahkan nodul dari akar tanaman Leguminosa dan bersihkan dengan air.
2. Hancurkan beberapa nodul dengan menggunakan dua laca objek bersih
3. Ambil satu lup suspensi nodul dan sebarkan pada kaca objek bersih
sampai terbentuk lapisan tipis.
4. Keringkan di udara.
5. Lakukan fiksasi panas dengan melewatkan sediaan mikroskopis diatas api
sebanyak tiga kali.
6. Warnai sediaan dengan metilen blue selama satu menit.
7. Bilas dengan air dari botol semprot.
8. Keringkan di udara atau dengan kertas isap.
9. Amati dibawah mikroskoppembesaran 1000x

Kegiatan III
1. Dengan menggunakan jarum inokulasi, ambil koloni bakteri yang tumbuh
pada medium YMA.
2. Lakukan inokulasi tusuk pada medium agar diri YMA
3. Inkubasikan 24jam, amati karakteristik pertumbuhan koloninya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kelompok 1:
Kegiatan Hasil
a. Medium YMA Warna : putih
(kacang tanah) Bentuk : bulat
Kontam : tidak

b. Medium YMB Warna koloni : putih


Bentuk koloni : bulat
Kepekatan : tinggi

c. Pewarnaan Gram Warna koloni : merah


(gambar) Bentuk koloni : batang
Gram : negative

d. Uji motilitas aerob (tumbuh dipermukaan bekas tusukan)

Kelompok 2:
Kegiatan Hasil
Dalam Medium YMA -Berbentuk Bulat
-Berwarna Putih
-Kontaminan Negatif (-)
Dalam Medium YMB -Warna Koloni: Coklat Keruh
-Kepekatan: Tinggi
Pewarnaan Gram -Berwarna Merah
-Berbentuk Basil
-Gram Negatif (-)
Uji Motilitas -Aerob (tumbuh dipermukaan bekas tusukan)

Kelompok 3:
Kegiatan Hasil
e. Medium YMA Warna : putih
Bentuk : bulat
Kontam : terkontam jamur
f. Medium YMB Warna koloni : putih
Kepekatan : tidak terlalu pekat

g. Pewarnaan Gram Warna koloni : merah


(gambar) Bentuk koloni : bulat
Gram : negatif

h. Uji motilitas aerob (tumbuh dipermukaan bekas tusukan)

Kelompok 4:
Kegiatan Hasil
i. Medium YMA Warna : putih
Bentuk : bulat
Kontam : tidak terkontaminasi
j. Medium YMB Warna koloni : kuning keruh
Bentuk koloni : bulat
Kepekatan : cukup pekat
Lain-lain : ada pertumbuhan bakteri
k. Pewarnaan Gram Warna koloni : merah
(gambar) Bentuk koloni : bulat
Gram : negative
l. Uji motilitas aerob (tumbuh dipermukaan bekas tusukan)

4.2 Pembahasan
Pada tabel hasil praktikum diatas menunjukkan semua sampel terinfeksi
Rhizobium yaitu pada pewarnaan gram negative yang berwarnana merah.
Pada pewarnaan gram bentuk koloni dari hasil tanaman kacang tanah dan
kedelai berbeda yaitu pada kacang kedelai berbentuk batang, sedangkan
kedelai berbentuk bulat. Bakteri Rhizobium yang menginfeksi tanaman
spesiesnya bermacam-macam. Pada tanaman kedelai bakteri yang menginfeksi
yaitu Rhizobium Japonicum, sedangkan pada kacang tanah yaitu Rhizobium
Leguminosarium.
Pada medium YMA hasil kelompok 3 terjadi kontaminasi oleh jamur ,
yang kemungkinan disebabkan karena alat dan bahan serta lingkungan kurang
bersih. Selain itu juga bisa terjadi karena kesalahan pada saat praktikum.
Uji motilitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
bakteri tersebut hidup secara aerob atau anaerob. Hasil yang didapat
Rhizobium adalah bakteri aerob yang membutuhkan udara untuk proses
perkembangan hidupnya.
Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses fiksasi nitrogen, di antaranya
(1) terdapatnya tanaman inang yang sesuai;
(2) derajat keasaman tanah atau pH tanah;
(3) ketersediaan hara;
(4) kondisi fisik tanah (misalnya tergenang); dan
(5) adanya serangan virus bakteri yang dapat menyebabkan berkurangnya
populasi Rhizobium dalam tanah.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Rhizobium mempunyai sifat, karakteristik yang khas dan juga faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Faktor lingkungan seperti suhu, pH, unsur-
unsur dan senyawa kimia tertentu pada umumnya mempengaruhi Rhizobium
sp disamping mereka ini mempunyai musuh alami yaitu berupa parasit dan
bakteri. Berkurangnya populasi Rhizobium sp dalam tanah dipengaruhi faktor
fisik, kimia, dan biologi tanah juga ditentukan oleh sifat-sifat genetiknya.
Karakteristik bakteri Rhizobium secara makroskopis adalah warna koloni
putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks, semitranslusen,
diameter 2 - 4 mm. Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium berbentuk
batang dan bulat pada pengujian motilitas menunjukkan bahwa rhizobium
merupakan bakteri aerob.

5.2 Saran
 Pada saat praktikum, perkelompok harus membagi tugas agar tidak
membuang-buang waktu.
 Teknisi pada saat menjelaskan jangan terlalu cepat-cepat, agar praktikan
mengerti keseluruhannya.
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, G. M. 2012. Mekanisme Penambatan Nitrogen Udara oleh Bakteri


Rhizobium Menginspirasi Perkembangan Teknologi Pemupukan
Organik yang Ramah Lingkungan. Agrotrop, 2(2) : 145-149.

Dewi, I. R. A. 2007. Fiksasi N Biologis pada Ekosistem Tropis. Makalah pada


Fakultas Pertanian. Universitas Padjajaran. Jatinangor.63

Nasikah. 2007. Pengaruh Inokulasi Rhizobium.Skripsi pada Jurusan Biologi.


Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Malang.

Purwaningsih, S. 2008. Populasi Bakteri Rhizobium di Tanah pada Beberapa


Tanaman dari Pulau Buton, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi
Tenggara. Jurnal Tanah Trop, 14 (1): 65 - 70.

Surtiningsih, T., Farida, dan T. Nurhariyati. 2009. Biofertilisasi Bakteri


Rhizobium pada Tanaman Kedelai (Glycine max(L) Merr.). Berk. Penel.
Hayati, 15 : 31–35.

Anda mungkin juga menyukai