Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rencana Strategis Bisnis (RSB) adalah suatu dokumen perencanaan
yang harus dibuat oleh setiap organisasi yang mencari laba maupun yang
nirlaba. Puskesmas ....................... yang merupakan milik Pemerintah
Kabupaten Mempawah juga harus memiliki RSB sebagai syarat agar bisa
ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Lingkungan
bisnis yang terus berubah memerlukan pengelolaan perubahan yang dapat
memetakan pengaruh kekuatan-kekuatan terhadap arah organisasi. Pemetaan
kekuatan-kekuatan tersebut, akan dijadikan bahan penyusunan dokumen
perencanaan yang diharapkan benar-benar mampu menampung berbagai
kepentingan dan pengetahuan antisipatif sebagai dasar penetapan keputusan
strategis dalam rangka pencapaian visi organisasi.
Dalam upaya mewirausahakan puskesmas maka perubahan Puskesmas
................. menjadi BLUD adalah sangat tepat. Fleksibilitas yang diberikan
akan menjadikan puskesmas secara leluasa merencanakan alokasi sumber
daya, sesuai dengan perubahan kondisi puskesmas itu sendiri. Diharapkan
Puskesmas ................... akan dapat tumbuh, efisien dalam pengelolaan
keuangan dan bahkan bersaing menjadi mandiri sesuai dengan arah bisnis
yang ditetapkan dalam dokumen RSB. Tentu saja dengan catatan semua
pihak berhak dan wajib berkomitmen agar dokumen perencanaan ini tidak
hanya sekadar dokumen kelengkapan administrasi saja.

B. Tujuan
Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan RSB ini di
antaranya adalah:
1. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas
2. Tersedianya sistem adminstrasi dan pelaporan puskesmas yang baik.
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang layak dan cukup
4. Tersedianya pedoman alat pengendalian organisasi terhadap penggunaan
anggaran.
5. Untuk menyatukan langkah dan gerak serta komitmen seluruh insan
puskesmas dalam meningkatkan kinerja sesuai standar manajemen dan
standar mutu layanan yang telah ditargetkan dalam dokumen perencanaan.

C. Pengertian dan Ruang Lingkup


Rencana Strategis Bisnis (RSB) adalah dokumen yang mencerminkan
adanya proses berkelanjutan dan sistematis dari pembuatan keputusan bisnis
di bidang penyediaan jasa layanan kesehatan dengan memanfaatkan
sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasikannya untuk
usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya
melalui umpan balik dalam rangka meningkatkan nilai tambah bagi
stakeholder (pihak terkait) Puskesmas. Rencana Strategis Bisnis (RSB)
memiliki jangka waktu 5 tahun mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2015
yang akan dijabarkan ke dalam masing-masing pusat pertanggungjawaban
pada unit-unit pelayanan yang ada.

D. Konsep Dasar
Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada entitas bisnis
merupakan sebuah siklus yang terus berlangsung dalam organisasi. Siklus
tersebut diawali dengan aktivitas perencanaan, pengukuran, evaluasi, dan
pelaporan yang akan dijadikan umpan balik untuk perencanaan berikutnya.
Pengelolaan pelayanan kesehatan pada puskesmas menuntut kecermatan,
keakuratan dan kecepatan pengambilan keputusan karena menyangkut
kepentingan hidup-matinya pasien. Oleh karena itu perencanaan puskesmas
memiliki fleksibilitas dan elastisitas relatif tinggi yang mensyaratkan
pemenuhan implementasi siklus tersebut dalam pelaksanaan pengelolaan
kinerjanya.
E. Metodologi
Rencana Strategis Bisnis (RSB) disusun oleh suatu kelompok kerja
dengan memanfaatkan dokumen-dokumen yang tersedia, pengamatan, dan
wawancara. Kelompok kerja tersebut terdiri dari seluruh komponen yang
memiliki kompetensi perencanaan. Seluruh isi materi Rencana Strategis
Bisnis telah ditelaah dan dibahas secara transparan dengan menggunakan
kaidah-kaidah profesi yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari
kelompok kerja.
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis memperhatikan sejarah
puskesmas, aspek legal, lokasi dan isu strategis yang sedang berkembang.
Potensi yang dimiliki digali dari lingkungan baik internal maupun eksternal,
posisi puskesmas, dan diidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilannya.
Keinginan para pemangku kepentingan diapresiasi menjadi arah bisnis atau
mau dibawa ke mana organisasi puskesmas. Arah itu tercermin dalam visi,
misi dan strategi. Rencana Strategis Bisnis disusun dengan menggunakan
konsep Balanced Scorecard (BSC). Balanced Scorecard adalah alat yang
menyediakan bagi para pimpinan untuk melakukan pengukuran secara
komprehensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-
sasaran strategisnya. Metode ini secara komprehensif memandang pada empat
perspektif meliputi :
1. Perspektif Pelanggan/stakeholder
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
3. Perspektif Keuangan
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Setiap perspektif yang ada harus menunjukkan cause-effect
relationship sehingga masing-masing dapat dihubungkan dengan misi yang
akan dicapai. Adapun kaitan masing-masing perspektif dapat dijelaskan
sebagai berikut
1) Perspektif Pelanggan. Perspektif ini menunjukkan seperti apa puskesmas
di mata pelanggan. Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat
puskesmas dari berbagai sisi: waktu, kualitas, kinerja dan jasa, dan biaya
yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh pelayanan. Dimensi
kebutuhan pelanggan yang demikian pada akhirnya akan menentukan
bagaimana Puskesmas dilihat oleh pelanggan. Semakin baik persepsi
pelanggan, semakin baik pula nilai puskesmas di mata pelanggan.
2) Perspektif Proses Bisnis Internal. Ukuran ini menunjukkan dalam proses
pelayanan seperti apa puskesmas akan lebih baik. Orientasi kepada
pelanggan memang mutlak, akan tetapi permasalahan bagi manajemen
adalah bagaimana caranya menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan.
3) Perspektif Keuangan. Perspektif ini menunjukkan bagaimana puskesmas
dilihat oleh pemerintah daerah baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang dalam mengelola keuangan. Puskesmas bisa defisit pada
waktu tertentu, akan tetapi pemerintah daerah menyadari bahwa setelah itu
puskesmas akan surplus. Semakin baik puskesmas di mata pemerintah
daerah, semakin aman puskesmas memperoleh sumber pembiayaan.
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Perspektif ini menunjukkan
bagaimana puskesmas dapat bertahan dan mampu berubah sesuai dengan
tuntutan eksternal.
Pendekatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pertanggungjawaban dengan menggunakan Strategic Based Responsibility,
yang berarti seluruh unit layanan yang ada di Puskesmas .................... diukur
kinerja berdasarkan perspektif tersebut.
BAB II
PROFIL PUSKESMAS

A. Sejarah Puskesmas ........................


Puskesmas .......................... adalah Puskesmas yang terletak di
Jl................Kecamatan .................. Puskesmas ................. didirikan pada
Tahun .............. dan pada waktu berdirinya Puskesmas ...................... adalah
berupa Puskesmas ......................... dengan wilayah kerja Desa/kelurahan
....................., dan pada waktu itu Puskesmas ........................ masih
merupakan bagaian dari Wilayah Kecamatan.
Namun dengan seiringnya perkembangan Kabupaten Mempawah
Pada Tahun ............ Puskesmas .................. berubah statusnya menjadi
Puskesmas Kecamatan ........................... dengan wilayah kerja :
a. Desa/Kelurahan ..........................

b. Desa/Kelurahan ..........................

c. Desa/Kelurahan ..........................

d. Desa/Kelurahan .........................

Dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai Puskesmas, maka Puskesmas


...................... mempunyai ............... Puskesmas Pembantu Yaitu :

a. Pustu .................... (didirikan Tahun 19........... )

b. Pustu .................... ( didirikan Tahun 19............ )

Namun Pada Tahun ............... Terjadi lagi Pemekaran Wilayah Kecamatan di


Mempawah, maka Puskesmas .................... juga terkena imbas dari
pemekaran wilayah tersebut sehingga wilayah kerja Puskesmas .....................
hingga saat ini adalah :

a. Desa/Kelurahan .......................

b. Desa/Kelurahan .......................

c. Desa/Kelurahan .......................
Puskesmas .............................. masih mempunyai 2 Pustu yaitu :

a. Pustu .....................

b. Pustu .....................

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas .......................


mempunyai ................ Puskesmas Pembantu Yaitu Puskesmas Pembantu
....................... serta dibantu ............ Poskeskel yaitu :

a. Pustu .................., Pustu .................. dan Pustu ....................


b. Poskesdes ........................, Poskesdes ......................, dan Poskesdes .......

Dalam menjalankan kegiatan Manajemen di Puskesmas ..................


telah beberapa kali berganti pemimpin Adapun pemimpin tersebut adalah :
a. ............................. Tahun ..... s/d ........

b. ............................. Tahun ..... s/d ........dst.

Puskesmas ...................... didirikan diatas tanah seluas ............... m2


dengan luas bangunan ........... m2. Sarana yang tersedia meliputi fasilitas
sarana pelayanan langsung (medis dan keperawatan) dengan tidak langsung
(penunjang medis) Kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan upaya
kesehatan wajib yaitu upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional,
regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini harus di selenggarakan oleh Puskesmas
Way Laga yaitu

1. Upaya Promosi Kesehatan ( penyebarluasan informasi kesehatan )


2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Upaya pencegahan dan pembrantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan (BP Umum, BP Gigi dan KIA)
Selain dari upaya wajib juga ada upaya kesehatan pengembang yaitu :

1. Kesehatan Jiwa
2. Kesehatan mata dan pencegahan kebutaan
3. Kesehatan telinga dan pencergahan ketulian
4. Kesehatan Usia Lanjut
5. Kesehatan Kerja
6. Kesehatan Olah Raga
7. Kesehatan Matra
8. Pembinaan pengobatan tradisional
9. Laboratorium sederhana
10. Penyuluhan obat
11. Rekam Medik

Kegiatan ini dilaksanakan didalam maupun di luar gedung puskesmas.

B. Aspek Legal
Organisasi puskesmas ini diselenggarakan berdasarkan Peraturan
Bupati Mempawah Nomor ......... Tahun 20......... tentang pembentukan,
susunan organisasi dan tata kerja Puskesmas Kabupaten Mempawah.
Sebagai puskesmas besarnya tarif pelayanan mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 7 tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan
di Puskesmas dan RSUD dr. Rubini Mempawah.

C. Lokasi Bisnis
Puskesmas ................ terletak di Jalan ....................,yang termasuk
dalam wilayah Desa/Kelurahan .................... Kecamatan ...................
Kabupaten Mempawah.
Luas wilayah Kerja Puskesmas ........................... ............ Ha yang
tersebar di Desa/kelurahan dengan rata-rata kepadatan penduduk sebesar
................... jiwa / Ha.
LUAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS ........................
No Desa/Kel Luas Jumlah Jumlah Kepadatan Ket
wilayah/ penduduk KK penduduk
Ha / Ha
1

Pada tahun 2015 ini jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas ............. jiwa
dengan jumlah kepala keluarga ................ KK.
Adapun jejaring Puskesmas ..................... :

a. Puskesmas ..................... adalah Puskesmas induk dan mempunyai


................. Puskesmas Pembantu yaitu :
- Puskesmas pembantu : .............................
- Puskesmas pembantu : .............................

b. Pos kesehatan Desa ( POSKESDES )


- Pos kesehatan kelurahan : Way Laga
- Pos kesehatan kelurahan : Way Gubak

c. Pos pelayanan terpadu ( POSYANDU )


- Kelurahan .......................... : ...... posyandu
- Desa ................................... : ...... posyandu

d. Pos Lansia
- Kelurahan ........................ : ........ posyandu
- Desa ................................. : ........ posyandu

D. Isu-isu Strategis Pelayanan Puskesmas


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Mempawah berdasarkan
data BPS Kabupaten Mempawah tahun 2014 sebesar ............... % . Untuk
menaikkan IPM sebagai indikator keberhasilan pembangunan kesejahteraan
rakyat, Pemerintah Kabupaten Mempawah bertekat membenahi kebijakan
maupun program-program di bidang kesehatan. Salah satunya dengan
meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dengan menerapkan Puskesmas
............................... menjadi PPK BLUD (Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah) pada tahun 2016. Namun usaha itu juga tidak lepas dari
peran serta masyarakat dan pemerintah daerah sebagai pemilik puskesmas.
Peran pihak swasta dalam pelayanan kesehatan sangat penting. Klinik
swasta di samping sebagai mitra bagi pemerintah daerah sekaligus juga sebagai
pesaing bagi pemerintah daerah. Apabila prestasi puskesmas milik pemerintah
sampai di bawah klinik swasta, maka hal itu menunjukkan puskesmas kurang
berhasil dalam menjalankan misinya.
Usaha puskesmas akan semakin ketat dalam persaingan, bukan hanya
pelaku usaha nasional tapi juga asing akan berebut pasar di Indonesia. Persaingan
ini tentu saja bukan sekedar mengenai jumlah pelaku usaha yang akan masuk,
namun juga tentang kemajuan teknologi, kualitas SDM hingga strategi pemasaran
yang akan dipertarungkan untuk memperebutkan pasar potensial masyarakat kelas
ekonomi menengah ke atas.
Pendapatan fungsional yang terus meningkat belum diimbangi dengan
pengelolaan keuangan yang profesional. Selain itu, pola tarif pelayanan yang
belum memperhitungkan biaya satuan (unit cost) menyebabkan pelayanan kurang
optimal.
BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS

A. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Tiga Tahun Terakhir


Puskesmas ........................... adalah salah satu unit pelayanan
kesehatan di wilayah Kecamatan ....................... Kabupaten Mempawah.
Namun demikian derajat kesehatan masyarakat masih di bawah harapan, yang
ditunjukkan dengan masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia. Untuk
mengangkat IPM tersebut, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah
meningkatkan peran puskesmas Hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi
lingkungan baik yang mendukung maupun yang menghambat. Setidaknya
rumah puskesmas lebih diuntungkan, karena sebagian anggaran belanja
puskesmas masih ditopang dari subsidi pemerintah, hampir seratus prosen
infrastruktur dan belanja pegawai yang sebagian besar PNS daerah dibayar dari
APBN dan APBD.
Untuk mengukur kinerja puskesmas digunakan beberapa indikator
yang dapat mewakili penilaian pada masing-masing perspektif. Kerangka
indikator kinerja yang digunakan dibatasi pada ketersediaan data.
Dimungkinkan adanya indikator-indikator lainnya yang lebih tepat digunakan
dalam menilai kinerja puskesmas, namun hal itu belum dapat disajikan dalam
masing-masing unit kerja yang bermanfaat dalam proses penyusunan program
dan kegiatan pada setiap penyusunan anggaran tahunan.
Suatu perancangan yang baik selalu didasarkan pada kondisi obyektif
lingkungan sebagai bahan evaluasi untuk proyeksi rencana. Sampai sejauh
mana pengaruh lingkungan bisnis terhadap kinerja, agresivitas, pertumbuhan,
daya saing dan budaya kerja pada Puskesmas ............................., maka akan
diuraikan analisis lingkungan internal dan eksternal sebagai berikut:
B. Analisis Lingkungan Internal
1.1 Perspektif Pelanggan
Salah satu kinerja pelayanan adalah bagaimana memperoleh
gambaran dari perilaku pelanggan. Terdapat tiga indikator yang dapat
menunjukkan perilaku pelanggan, yaitu:
a. Customer Acquisition. Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai
sejauh mana "pasien baru" menggunakan jasa layanan yang disediakan.
Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan
peningkatan kinerja. Rata-rata kunjungan pasien baru mencapai ............. %
per tahun dengan jumlah kunjungan tertinggi pada tahun ........ mencapai
.....% Perkembangan jumlah kunjungan pasien baru dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tahun Pasien Baru Total Pasien %
2012 .......... .............. ........
2013 .......... .............. ........
2014 ......... .............. ........
Rata-rata ......... .............. .........

b. Customer Loyality. Indikator ini bertujuan untuk mengukur sampai sejauh


mana puskesmas mampu mempertahankan pasien lama (kunjungan ulang)
untuk menggunakan jasa layanan yang disediakan. Berdasarkan data historis
3 tahun terakhir rata-rata ......... % dengan kunjungan pasien lama terendah
terjadi pada tahun ............ sebesar ..... % dan tertinggi pada tahun ........
sebesar .......... %.
Perkembangan kunjungan pasien lama dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tahun Pasien Lama Total Pasien %
2012 ............. ............... ..............
2013 ............. ............... ..............
2014 ............ ............... .............
Rata-rata ............ ............... .............

c. Keluhan Pasien. Indikator ini untuk mengukur sampai sejauh mana kepuasan
pasien terhadap layanan yang diberikan. Data survei kepuasan pelanggan
yang tersedia pada tahun ......... sd tahun ........... Surve tentang kepuasan
pelanggan terakhir dilakukan pada tahun .......... dengan menyediakan
layanan keluhan pelanggan baik melalui kotak saran, maupun layanan pesan
singkat (SMS). Sampai dengan bulan Desember 2014, terdapat ...... keluhan
dari pasien dan seluruhnya (.......%) telah direspon dan dapat diselesaikan
dengan baik. Selain itu, pihak manajemen secara mandiri telah melakukan
survei mutu pelayanan dengan metode sampling terhadap ........ pasien. Hasil
survey tersebut menyimpulkan bahwa mutu pelayanan Puskesmas .................
masih belum baik.
Dari ketiga indikator berkenaan dengan perspektif pelanggan menunjukkan
indikasi yang masih belum menguntungkan posisi puskesmas.
1.2 Perspektif Proses Bisnis Internal
Kinerja pelayanan juga dapat diukur dari aspek teknis yang
diharapkan dari tujuan (goal) pelayanan medis, yang meliputi kualitas mutu
pelayanan (quality of services).
a. Quality Of Services
Kualitas mutu layanan puskesmas mengacu pada SPM
Rincian lengkap bisa diliat di table lampiran.
Tahun Evaluasi kinerja
2012 ............%
2013 ............%
2014 ............%
Rata-rata .............%

Perspektif proses bisnis internal yang diukur dari quality of service


menunjukkan kinerja yang ............, yaitu sesuai dengan standar nasional.
Dengan demikian Puskesmas ..................... dapat memberikan mutu
pelayanan seperti harapan masyarakat.
1.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Dalam pencapaian mutu layanan pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran, dibutuhkan upaya manajemen dalam penyediaan sumber daya
pelayanan utamanya dari aspek sumber daya manusia dan infrastruktur.
Dalam perspektif ini terdapat empat aspek yang dinilai, yaitu:
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia
Puskesmas ....................... senantiasa menempatkan sumber daya
manusia pada posisi sentral dalam pengelolaannya. Sebab keberhasilan
pengelolaan SDM merupakan salah satu kunci sukses dalam upaya
memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat. Oleh karenanya,
seluruh aspek terkait dengan sumber daya manusia, baik kuantitas maupun
kualitas mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Puskesmas
........................ memiliki ..... puskesmas pembantu sebagai upaya untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan membantu
pelaksanaan program menuju tercapainya visi dan misi puskesmas.
1. Kegiatan Pengelolaan SDM
Saat ini tengah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan fungsi
manajemen; Penyempurnaan Sistem pengelolaan aset, pengembangan kompetensi
dan pembinaan karir; Penyempurnaan Sistem Reward and punishment.
Pengembangan SDM diprioritaskan pada pendidikan SDM yang mempunyai
daya ungkit yang signifikan terhadap kemajuan Puskesmas berdasarkan prestasi,
kompetensi & kontribusi terhadap puskesmas serta pengembangan/pendidikan
yang mengutamakan pelayanan, maka berbagai kegiatan manajemen umum,
diantaranya meningkatkan kinerja manajemen operasional dengan mewujudkan
indikator kinerja serta menyempurnakan sistem informasi manajemen, sistem
pengelolaan keuangan dan akuntansi serta mengembangkan sistem monitoring
dan evaluasi.
Komposisi ketenagaan berdasarkan latar belakang pendidikan di
Puskesmas .............................. tahun 2015 adalah sebagai berikut
DATA : KEPEGAWAIAN PUSKESMAS ...............................

No Nama Pendidikan Jabatan/ Program


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

DATA : KEPEGAWAIAN PUSTU

No Nama Jabatan Status


1 Koordinator Pustu ............ PNS
2 Koordinator Pustu ............ PNS
3 Koordinator Pustu ............ PNS

Dari data diatas proporsi terbesar komptensi pendidikan adalah lulusan


D3 Keperawatan sebesar ........ % dan terkecil adalah Sarjana .............. sebesar
...... % yaitu dokter gigi maupun umum.
Sedangkan Komposisi ketenagaan berdasarkan jenis ketenagaan saat ini
........... % tenaga di Puskesmas adalah PNS.
Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan pada peningkatan
kualitas SDM sesuai standar kompetensi, kebutuhan Puskesmas sehingga
memiliki daya ungkit yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Untuk pengembangan SDM, sampai akhir tahun 2014 Puskesmas telah
memberikan kesempatan peningkatan pendidikan berbagai jenis ketenagaan
diantaranya tenaga perawat, tenaga medis, tenaga non medis, dan tenaga
kesehatan lainnya.
Sedangkan penyelenggaraan pelatihan, seminar dan workshop baik
internal maupun eksternal meningkat dibandingkan dengan penyelenggaraan pada
tahun ..............., yaitu dari ........ kali penyelenggaraan di tahun ........ menjadi ......
kali penyelenggaraan di tahun 2014, dengan jumlah SDM terlatih meningkat.
Perkembangan ini tentunya diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja
pelayanan Puskesmas pada tahun-tahun selanjutnya

b. Pengembangan Infrastruktur
Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran lainnya adalah kondisi infrastruktur puskesmas Dalam menilai
kondisi infrastruktur digunakan dua indikator yaitu ketersediaan peralatan dan
ruangan. Ketersediaan peralatan diukur dengan 3 proxy yaitu (1) kelengkapan
peralatan, (2) kalibrasi, dan (3) kondisi peralatan pada layanan rawat jalan
maupun rawat inap, penunjang medis, dan non medis. Sedangkan ketersediaan
ruangan diukur dengan pemenuhan standar minimum luas ruangan pada layanan
rawat jalan, penunjang medis, dan non medis.
Kondisi ketersediaan peralatan tahun 2014 dibandingkan dengan standar
minimum digambarkan dalam tabel berikut:
Layanan Kelengkapan Alat di Kalibrasi Kondisi Alat
Rawat Jalan .......... % ..... ........ %
Rawat Inap ............ % ..... ......... %
Penunjang Medis ......... % ..... ......... %
PenunjangNon Medis ........... % ..... .......... %
Rata-rata ............% ..... .......... %

Dari tabel di atas, rata-rata kelengkapan alat, baru mencapai ......... % dari
standar minimum yang harus ada. Kalibrasi alat sudah pernah dilakukan.
Sedangkan kondisi peralatan ........ % masih baik.
Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2014 dibandingkan dengan standar minimum
digambarkan dalam tabel berikut:
Layanan Pemenuhan Standar Minimum
Luas Ruangan
Rawat Jalan ........... m2
Rawat Inap ......... m2
Penunjang Medis ......... m2
Penunjang Non Medis .......... m2
Dari kinerja indikator perspektif pelanggan di atas dapat disimpulkan
bahwa penyediaan sumber daya pelayanan berupa SDM dan infrastruktur masih
belum memadai dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang prima.
1.4 Perspektif Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran posisi keuangan puskesmas baik dari
sumber pendanaan maupun pembiayaan. Dalam mengukur perspektif keuangan
digunakan 3 indikator yaitu :
a. Sales Growth Rate (SGR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur
kemampuan puskesmas menggali pendapatan fungsional dari jasa layanan
kesehatan. Rata-rata pertumbuhan pendapatan fungsional Puskesmas
................................ dapat dilihat dari tabel berikut :
Tahun Realisasi Pendapatan Tingkat
Fungsional Pertumbuhan
(Rp) (%)
2012 ............................. ......... %
2013 ............................ ........ %
2014 ............................ ......... %
Rata-rata ............................. .......... %

Berdasarkan data 3 tahun tersebut di atas, tingkat pertumbuhan


pendapatan puskesmas (dengan dasar pengukuran pendapatan tahun 2012 s.d
tahun 2014 rata-rata sebesar ........ % dan menunjukkan kecenderungan
peningkatan
b. Cost Recovery Rate (CRR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai
sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional puskesmas mampu menutup
belanja operasional pelayanan. Perkembangan kemampuan pembiayaan
operasional puskesmas dari 2012 s.d 2014 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tahun Realisasi Pendapatan Realisasi Belanja CRR
Fungsional Langsung (%)
2012 ............................... ............................ ........... %
2013 ............................... ............................ ............ %
2014 ............................... ........................ ............. %
Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan biaya
langsung Puskesmas belum dapat menutupi pendapatan fungsional sehingga
kekurangan belanja langsung dibantu oleh pemerintah daerah.
b. Tingkat Kemandirian Puskesmas: Indikator ini digunakan untuk mengukur
sampai sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional terhadap total belanja.
Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir tingkat kemandirian keuangan
puskesmas rata-rata ........ % dari total belanja puskesmas. Tingkat
kemandirian keuangan Puskesmas ........................... dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tahun Realisasi Pendapatan Realisasi Anggaran
Fungsional Belanja
(Rp) (Rp)
2012 ...................... ..........................
2013 ...................... ..........................
2014 ...................... ..........................

Dari gambaran tabel di atas, tampak bahwa sejak tahun 2012 sampai
tahun 2014 tingkat kemandirian keuangan puskesmas cenderung
......................... Kondisi keuangan puskesmas yang demikian cukup wajar
karena adanya kegiatan puskesmas yang membutuhkan dana sangat besar
yang masih ditunjang dari subsidi pemerintah (pemerintah pusat maupun
daerah). Biaya investasi untuk kegiatan puskesmas diproyeksikan masih
cukup dominan untuk lima tahun ke depan. Pemerintah masih berkomitmen
untuk terus mengucurkan dana dalam rangka mendukung program penguatan
kapasitas infrastruktur sesuai dengan pesatnya perkembangan teknologi
kedokteran dan perkembangan jenis penyakit.
Dari gambaran tiga indikator kinerja perspektif keuangan dapat
disimpulkan bahwa satu sisi pendapatan fungsional terdapat kecenderungan
meningkat, namun sisi lain puskesmas masih memiliki ketergantungan
kepada pemerintah dalam segi pembiayaan untuk pengadaan sarana dan
prasarana.
Atas dasar pengukuran kinerja internal yang diuraikan di atas,
selanjutnya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing
perspektif sebagai kekuatan atau kelemahan yang dimiliki puskesmas dengan
kesimpulan sebagai berikut:
Kekuatan Kelemahan
1 2 3 -1 -2 -3
A PELANGGAN
1 Customer acquisition
2 Customer loyality
3 Number of complain
Sub Jumlah
B PROSES BISNIS INTERNAL
Qualty of Service
1 Mutu pelayanan puskesmas
Sub Jumlah
C PERTUMBUHAN DAN
PEMBELAJARAN
1 Penyediaan SDM
2 Pengembangan SDM
3 Pengembangan Infrastruktur
Sub Jumlah
D KEUANGAN
1 Sales Growth Rate
2 Cost Recovery Rate
3 Tingkat kemandirian keuangan
Sub Jumlah
Jumlah

C. Analisis Lingkungan Eksternal


Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk melihat situasi
eksternal puskesmas yang dapat memberikan peluang atau ancaman bagi
keberadaan puskesmas. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah
berikut:
Kebutuhan pelanggan terhadap provider kesehatan, yang dapat diindikasikan
dari variabel-variabel berikut:
Derajat Kesehatan
1. Angka Kematian (Mortalitas)
a. Angka Kematian Ibu
Kasus Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas ............................ adalah :
Tahun 2012 : ..... Kasus
Tahun 2013 : ..... Kasus
Tahun 2014 : ..... Kasus
Tahun 2015 : ..... Kasus

b. Angka Kematian Bayi


Kasus Kematian Bayi di Puskesmas .................................. adalah :
Tahun 2012 : ..... Kasus
Tahun 2013 : ..... Kasus
Tahun 2014 : ..... Kasus
Tahun 2015 : ..... Kasus

c. Angka Kematian Bayi


Tahun 2012 : ..... Kasus
Tahun 2013 : ..... Kasus
Tahun 2014 : ..... Kasus
Tahun 2015 : ..... Kasus

2. Angka Kesakitan (Morbiditas)


a. Pola 10 Penyakit Terbesar
Dari sumber data SP2TP Puskesmas ................................ ditemukan
bahwa penyakit ............................... tetap menempati urutan 1 pola 10
penyakit terbesar selama 3 tahun terakhir ini. Disusul dengan penyakit-
penyakit lain yang tetap bertahan di peringkat 10 penyakir terbesar. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit yang ada merupakan penyakit
menular berbasis lingkungan di samping penyakit degeneratif yang banyak
menyerang usia lanjut yang semakin lama semakin meningkat.
b. Penyakit Menular
Penyakit menular yang menjadi sorotan selama periode 2012 s.d 2014
adalah ...................., ........................, ............................., ............................,
.....................
c. Penyakit Tidak menular
Penyakit tidak menular yang banyak ditemukan di wilayah kerja
puskesmas ................. adalah ........................., penyakit ...................., dan penyakit
................................

3. Status Gizi Masyarakat


1. Status Gizi Balita
2012 2013 2014 2015
NO KEGIATAN SPM Ca. SPM Ca. SPM Ca. SPM Ca.
% % % %
1 Balita Naik
Berat
Badanya
2 Cakupan
Balita BGM
3 Balita
Mendapat Vit
A 2x
4 Bumil
mendapat
tablet FE
5 Pemberian
MPASI bayi
BGM
6 Balita Gizi
Buruk
mendapat
perawatan
7 Kelurahan
mengalami
KLB
ditangani
8 Kelurahan
rawan gizi
9 Bayi ASI
Eklusif
10 Kelurahan
dengan
garam
yodium baik
11 WUS dengan
Kapsul
Yodium

4. Kemampuan daya beli masyarakat


Berdasarkan hasil Susenas tahun 2012 indeks daya beli masyarakat
Kabupaten Mempawah sebesar .............. % jauh di ....... rata-rata indeks daya
provinsi Kalimantan barat sebesar ............ %.
5. Jumlah peserta jaminan kesehatan
Jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas ...........................
Kecamatan ...................... adalah ................. jiwa., ............ % nya adalah
penduduk miskin yaitu sekitar ................... sedangkan yang terjamin
kesehatannya melalui BPJS Kesehatan adalah ............. jiwa, berarti masih ada
masyarakat miskin yang belum memiliki jaminan kesehatan.
Secara khusus pelayanan bagi masyarakat miskin di Puskesmas
dikembangkan dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
pecakupan pelayanan bagi masyarakat miskin di Puskesmas terus meningkat
terutama sejak tahun 2011 dengan berkembanganya asuransi jaminan
kesehatan bagi masyarakat miskin oleh Pemerintah hal ini dilihat dari jumlah
kunjungan pasien miskin yang dilayani serta pembiayaan pelayanan sejak
tahun 2011. Setiap bulannya sejak tahun 2011 sampai dengan 2013 terjadi
peningkatan rata-rata layanan pasien miskin sebesar .....%

a. Jejaring puskesmas sebagai sumber rujukan.


I. DOKTER PRAKTEK
 Desa .................. ...... dokter.
 Kelurahan ......... ...... dokter.
II. BIDAN PRAKTEK
 Desa ................. ...... bidan.
 Kelurahan ........ ...... bidan.

2. Peraturan Perundang-undangan
Lahirnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara beserta peraturan pelaksanaannya membuka koridor baru
dalam pengelolaan keuangan pada puskesmas yang ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum. Hal ini merupakan peluang bagi puskesmas khususnya dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatannya melalui fleksibilitas pengelolaan
keuangan yang diberikan melalui peraturan-peraturan tersebut.
Atas dasar pengukuran data eksternal yang diuraikan di atas,
selanjutnya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing
perspektif sebagai peluang atau ancaman bagi puskesmas dengan kesimpulan
sebagai berikut:
Peluang Ancaman
1 2 3 -1 -2 -3
A KEBUTUHAN PELANGGAN
TERHADAP PROVIDER
KESEHATAN
1 Angka Kesakitan - - - - - -
2 Kemampuan Daya Beli - - - - - -
Masyarakat
3 Jumlah Peserta Jaminan - - - - - -
Kesehatan
4 Jejaring Puskesmas Sebagai - - - - - -
Sumber Rujukan
Sub Jumlah -
B KEKUATAN PESAING - - - -
Sub Jumlah - -
C PERATURAN PERUNDANG- - - - - - -
UNDANGAN
Sub Jumlah -
Jumlah - -
C. Faktor-faktor Kunci Keberhasilan
Dari hasil analisis SWOT, dapat dikemukakan lima faktor kunci
keberhasilan, sebagai berikut:
1. Adanya fleksibilitas pengelolaan keuangan dengan tetap memperhatikan aspek
pengendalian internal yang berpihak pada kepentingan pasien.
2. Menerapkan standar pelayanan minimum, meliputi standar input, standar
output dan standar mutu secara konsisten sesuai kaidah ilmu kedokteran klinik
dan standar yang ditetapkan oleh Kementerian teknis terkait serta melakukan
evaluasi kinerja mutu pelayanan secara periodik dengan mengembangkan
sistem pengukuran data kinerja secara bertahap.
3. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan puskesmas yang ada dalam
memecahkan persoalan-persoalan elementer puskesmas melalui pendidikan
dan pelatihan.
4. Penataan kelembagaan dengan memperjelas peran dan komitmen semua
komponen puskesmas yang berfokus pada peningkatan mutu layanan serta
mengembangkan budaya kerja organisasi yang dilandasi etika kerja sesuai
pedoman perilaku yang telah ditetapkan.
5. Pemanfaatan pendanaan subsidi pemerintah secara efisien untuk memicu
peningkatan mutu layanan.
BAB IV
ARAH BISNIS PUSKESMAS RAWAT .................................................

A. VISI
Terwujudnya Pelayanan Puskesmas yang optimal dengan bertumpu pada
Pelayanan Prima dan Pemberdayaan Masyarakat Mendukung Indonesia
Sehat

B. MISI
1. Menyelenggarakan Pembangunan yang berwawasan Kesehatan
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan berorientasi
pada kepuasan pasien.
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan.
5. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga kelompok dan
masyarakat beserta lingkungannya.
6. Menerapkan system manajemen yang professional, transparan dan akuntable.
7. Menbangun Puskesmas dengan konsep nyaman, aman dan hormanis.
8. Meningkatkan Sumber Daya Manusia.
9. Menggalang kemitraan dengan semua pihak dan pemberdayaan masyarakat
untuk hidup sehat dan produktif.

C. Strategis
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai
kemandirian puskesmas. Pernyataan misi tersebut menunjukkan perhatian yang
seimbang terhadap seluruh aspek puskesmas, yaitu :
a. Perspektif keuangan, yang dicerminkan dengan kemandirian puskesmas.
b. Perspektif pelanggan, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang
terpercaya dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Perspektif proses bisnis internal, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas
yang unggul dalam pelayanan masyarakat khususnya ibu dan anak..
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yang dicerminkan dengan SDM
yang profesional, sehingga senantiasa berupaya meningkatkan keahlian dan
profesionalitas pegawai.

D. Kebijakan dan Sasaran Strategis


Strategi puskesmas sejalan dengan visi Pemerintah pusat mendukung
pencapaian MDGs dan mendukung visi dinas kesehatan Kabupaten Mempawah
yaitu, terwujudnya derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Mempawah yg
optimal thn 2015.
1.1 Perspektif Pelanggan
Berdasarkan data historis 3 tahun kondisi pelanggan Puskesmas Rawat
................................... menunjukkan kecenderungan customer loyality
............................ setiap tahunnya. Untuk meningkatkan customer acquisition dan
mempertahankan customer loyality dan mempertimbangkan peluang yang ada,
puskesmas menetapkan beberapa sasaran strategis dan target sebagai berikut:
a. Meningkatnya kepuasan pasien, dengan indikator beserta target kinerjanya
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Kunjungan Pasien
- Customer Acquisition 50%
- Customer Loyality 75%
Indeks Kepuasan Pasien 80%
Tingkat Keluhan Yang Ditangani 100%
b. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat miskin, dengan indikator
beserta target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Prosentase masyarakat miskin yang dilayani:
- Peserta BPJS ( PBI Pusat) 100%
- Peserta BPJS (PBI Daerah) 100%

1.2 Perspektif Proses Bisnis Internal


Perspektif proses bisnis internal menjadi tumpuan utama bagi puskesmas agar
pelayanan prima dapat diberikan kepada pelanggan. Sasaran strategis dan target
yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya mutu layanan puskesmas
Indikator Kinerja Target Kinerja
kunjungan ibu hamil K-4 95%
komplikasi kebidanan yang ditangani 80%
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 90%
pelayanan nifas 90%
neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80%
kunjungan bayi 90%
atau kelurahan Universal Child Immunization 100%
(UCI)
Pelayanan anak balita 100%
balita gizi buruk mendapat perawatan 100%
Pemberian makanan pendamping ASI pada anak 100%
usia 6-24 bulan keluarga miskin
balita gizi buruk mendapat perawatan 100%
penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 80%
peserta KB aktif 70%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita <15 per 100.000 pend/th
penyakit, meliputi penyakit
Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Penderita pneumonia balita 100%
Pasien baru TB BTA positif 85%
Penderita DBD yg ditangani 100%
Pelayanan kesehatan rujukan 100%
desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan 100%
penyelidikan epidemiologi < 24 jam
Promosi kesehatan dan pemberdayaan 100%
masyarakat: Cakupan desa siaga aktif

b. Meningkatnya status puskesmas dengan indikator beserta target kinerjanya


sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Penetapan PUSKESMAS sebagai BLUD Tahun 2016
Peningkatan jumlah kunjungan puskesmas Tahun 2017

1.3 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berkaitan dengan penyediaan dan
pengembangan SDM, komitmen SDM, serta penyediaan infrastruktur
puskesmas. Sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatnya kecukupan tenaga kesehatan, dengan indikator beserta target
kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Rasio tenaga kesehatan:
- Tenaga medis ....
- Tenaga keperawatan ....
- Tenaga penunjang medis ....
- Tenaga non medis ....
b. Meningkatnya kemampuan dan keahlian SDM, dengan indikator beserta
target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat teknis 100%
dan tugas belajar:
- Tenaga medis 100%
- Tenaga keperawatan 100%
- Tenaga penunjang medis 100%
- Tenaga non medis 100%
- Manajemen 100%

c. Meningkatnya ketersediaan infrastruktur pelayanan kesehatan


puskesmas, dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Ketersediaan peralatan:
- Kelengkapan peralatan 90%
- Prosentase peralatan dikalibrasi 100%
- Kondisi Peralatan Baik 80%
Ketersediaan ruangan 100%

1.4 Perspektif Keuangan


Untuk perspektif keuangan, sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya tingkat kemandirian puskesmas, dengan indikator beserta
target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Sales Growth Rate (SGR) 50% per tahun
Cost Recovery Rate (CRR) 80%
Tingkat kemandirian Puskesmas 75%
BAB V
STRATEGI BISNIS

Strategi bisnis merupakan upaya-upaya yang dilakukan puskesmas


untuk mencapai sasaran strategis yang ditetapkan. Upaya-upaya tersebut
dilakukan dengan menyusun program-program kerja yang direncanakan
dengan memperhatikan kekuatan sumber dana yang dimiliki. Program kerja
yang diarahkan pada pencapaian sasaran strategis dapat diuraikan sebagai
berikut:
A. Program Kerja

Penetapan Program Kerja merupakan bagian dari tahap formulasi


strategi dalam upaya pencapaian arah bisnis puskesmas yang telah ditetapkan
pada Bab IV. Adapun secara sistematis program-program kerja diarahkan
pada pencapaian keberhasilan yang mendukung sasaran strategis dalam
empat perspektif BSC sebagai berikut:

1. Perspektif Pelanggan
Program dalam perspektif pelanggan diarahkan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan. Beberapa program dimaksud merupakan program
lokalitas kewenangan UPTD, sebagai berikut:
a. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
b. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.

2. Perspektif Proses Bisnis Internal


Program dalam perspektif proses bisnis internal diarahkan untuk
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Program-program dimaksud
dalam perspektif ini merupakan program lokalitas kewenangan UPTD, sebagai
berikut:
a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat – KIA dan Pelayanan kesehatan
dasar
b. Program Perbaikan gizi Masyarakat
c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
d. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
e. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit endemis
f. Program pelayanan kesehatan akibat gizi buruk

3. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Program-program dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
diarahkan pada usaha untuk memenuhi kebutuhan pelayanan akan ketersediaan
tenaga kesehatan dan ketersediaan infrastruktur pendukung pelayanan. Program-
program tersebut adalah sebagai berikut:
a. Program dan Kegiatan Lokalitas Kewenangan Puskesmas
1) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana puskesmas
3) Program Pengembangan Sumber daya manusia- Kesehatan

4. Perspektif Keuangan
Program dalam perspektif keuangan selain diarahkan untuk
mendukung penyediaan pelayanan, juga diarahkan kepada upaya-upaya untuk
mencapai kemandirian puskesmas khususnya dalam hal pembiayaan belanja
operasional terkait pelayanan dan peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja
kepada Pemerintah dan masyarakat. Program-program dalam perspektif ini
merupakan program lokalitas kewenangan Puskesmas, yaitu Program Manajemen
Pelayanan Kesehatan.

B. Kerangka Pembiayaan Lima Tahun


Program-program kerja yang diarahkan pada pencapaian sasaran
strategis didukung dengan kerangka pembiayaan meliputi proyeksi pembiayaan
belanja langsung dan belanja tidak langsung. Kerangka pembiayaan lima tahun
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran.
BAB VI
PENUTUP

Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Rawat ............................. tahun


2011-2015 adalah dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan yang merupakan salah
satu persyaratan administratif unit kerja/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang akan menerapkan PPK BLUD disamping persyaratan administratif lainnya.
Rencana Strategis Bisnis Puskesmas yang akan menerapkan PPK-
BLUD ini merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan program Puskesmas Rawat
............................. yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mempawah tahun 2014-2019, Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah tahun 2014-2019.
Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Rawat ..................... tahun 2011-
2015 diharapkan dapat dijdikan sebagai:
1. Salah satu persyaratan administratif yang harus dibuat sebagai bahan usulan
dalam menuju PPK-BLUD
2. Sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Bisnis Anggaran BLUD (RBA-
BLUD) tahunan dan evaluasi kerja.
3. Pedoman perencanaan pembangunan kesehatan yang mempunyai sinergisitas,
keterpaduan dan sinkronisasi dengan rencana pembangunan di Kabupaten
Mempawah.
4. Bahan evaluasi olah Tim Penilai dan Tim Pengawas BLUD Kabupaten
Mempawah dalam menentukan arah kebijakan kepada Unit Kerja yang
menerapkan PPK-BLUD.
Seperti diketahui bahwa kesehatan adalah hak setiap warga Negara
dengan demikian masyarakat mulai lebih mengetahui akan hak dan kewajibannya
selaku warga Negara. Aparatur pemerintah dalam menjalankan peran dan
fungsinya sebagai penyelenggara pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
masyarakat dituntut untuk memainkan peran yang lebih optimal khususnya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Masyarakat telah memandang bahwa pelayanan yang baik adalah
haknya, oleh karena itu palayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah bukan
sekedar dalam rangka pelaksanaan kewajibannya saja seperti yang terjadi di masa
lampau.
Puskesmas di era reformasi ini harus bisa tumbuh dan berkembang.
Untuk dapat tumbuh dan berkembang maka perlu diupayakan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan di Puskesmas yang berkesinambungan sesuai kebutuhan
masyarakat sebagai pelanggan (costumers).
Langkah strategis perlu ditempuh dalam upaya memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pelayanan, dengan cara memberikan fleksibilitas yang
lebih besar kepada unit pelayanan seperti Puskesmas yang merupakan ujung
tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk
melaksanakan manjemen pelayanan dan pengelolaan keuangan secara mandiri
diantaranya dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD).

Anda mungkin juga menyukai