Rencana Strategi Bisnis Puskesmas (RSB) BLUD
Rencana Strategi Bisnis Puskesmas (RSB) BLUD
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Strategis Bisnis (RSB) adalah suatu dokumen perencanaan
yang harus dibuat oleh setiap organisasi yang mencari laba maupun yang
nirlaba. Puskesmas ....................... yang merupakan milik Pemerintah
Kabupaten Mempawah juga harus memiliki RSB sebagai syarat agar bisa
ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Lingkungan
bisnis yang terus berubah memerlukan pengelolaan perubahan yang dapat
memetakan pengaruh kekuatan-kekuatan terhadap arah organisasi. Pemetaan
kekuatan-kekuatan tersebut, akan dijadikan bahan penyusunan dokumen
perencanaan yang diharapkan benar-benar mampu menampung berbagai
kepentingan dan pengetahuan antisipatif sebagai dasar penetapan keputusan
strategis dalam rangka pencapaian visi organisasi.
Dalam upaya mewirausahakan puskesmas maka perubahan Puskesmas
................. menjadi BLUD adalah sangat tepat. Fleksibilitas yang diberikan
akan menjadikan puskesmas secara leluasa merencanakan alokasi sumber
daya, sesuai dengan perubahan kondisi puskesmas itu sendiri. Diharapkan
Puskesmas ................... akan dapat tumbuh, efisien dalam pengelolaan
keuangan dan bahkan bersaing menjadi mandiri sesuai dengan arah bisnis
yang ditetapkan dalam dokumen RSB. Tentu saja dengan catatan semua
pihak berhak dan wajib berkomitmen agar dokumen perencanaan ini tidak
hanya sekadar dokumen kelengkapan administrasi saja.
B. Tujuan
Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan RSB ini di
antaranya adalah:
1. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas
2. Tersedianya sistem adminstrasi dan pelaporan puskesmas yang baik.
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang layak dan cukup
4. Tersedianya pedoman alat pengendalian organisasi terhadap penggunaan
anggaran.
5. Untuk menyatukan langkah dan gerak serta komitmen seluruh insan
puskesmas dalam meningkatkan kinerja sesuai standar manajemen dan
standar mutu layanan yang telah ditargetkan dalam dokumen perencanaan.
D. Konsep Dasar
Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada entitas bisnis
merupakan sebuah siklus yang terus berlangsung dalam organisasi. Siklus
tersebut diawali dengan aktivitas perencanaan, pengukuran, evaluasi, dan
pelaporan yang akan dijadikan umpan balik untuk perencanaan berikutnya.
Pengelolaan pelayanan kesehatan pada puskesmas menuntut kecermatan,
keakuratan dan kecepatan pengambilan keputusan karena menyangkut
kepentingan hidup-matinya pasien. Oleh karena itu perencanaan puskesmas
memiliki fleksibilitas dan elastisitas relatif tinggi yang mensyaratkan
pemenuhan implementasi siklus tersebut dalam pelaksanaan pengelolaan
kinerjanya.
E. Metodologi
Rencana Strategis Bisnis (RSB) disusun oleh suatu kelompok kerja
dengan memanfaatkan dokumen-dokumen yang tersedia, pengamatan, dan
wawancara. Kelompok kerja tersebut terdiri dari seluruh komponen yang
memiliki kompetensi perencanaan. Seluruh isi materi Rencana Strategis
Bisnis telah ditelaah dan dibahas secara transparan dengan menggunakan
kaidah-kaidah profesi yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari
kelompok kerja.
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis memperhatikan sejarah
puskesmas, aspek legal, lokasi dan isu strategis yang sedang berkembang.
Potensi yang dimiliki digali dari lingkungan baik internal maupun eksternal,
posisi puskesmas, dan diidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilannya.
Keinginan para pemangku kepentingan diapresiasi menjadi arah bisnis atau
mau dibawa ke mana organisasi puskesmas. Arah itu tercermin dalam visi,
misi dan strategi. Rencana Strategis Bisnis disusun dengan menggunakan
konsep Balanced Scorecard (BSC). Balanced Scorecard adalah alat yang
menyediakan bagi para pimpinan untuk melakukan pengukuran secara
komprehensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-
sasaran strategisnya. Metode ini secara komprehensif memandang pada empat
perspektif meliputi :
1. Perspektif Pelanggan/stakeholder
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
3. Perspektif Keuangan
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Setiap perspektif yang ada harus menunjukkan cause-effect
relationship sehingga masing-masing dapat dihubungkan dengan misi yang
akan dicapai. Adapun kaitan masing-masing perspektif dapat dijelaskan
sebagai berikut
1) Perspektif Pelanggan. Perspektif ini menunjukkan seperti apa puskesmas
di mata pelanggan. Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat
puskesmas dari berbagai sisi: waktu, kualitas, kinerja dan jasa, dan biaya
yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh pelayanan. Dimensi
kebutuhan pelanggan yang demikian pada akhirnya akan menentukan
bagaimana Puskesmas dilihat oleh pelanggan. Semakin baik persepsi
pelanggan, semakin baik pula nilai puskesmas di mata pelanggan.
2) Perspektif Proses Bisnis Internal. Ukuran ini menunjukkan dalam proses
pelayanan seperti apa puskesmas akan lebih baik. Orientasi kepada
pelanggan memang mutlak, akan tetapi permasalahan bagi manajemen
adalah bagaimana caranya menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan.
3) Perspektif Keuangan. Perspektif ini menunjukkan bagaimana puskesmas
dilihat oleh pemerintah daerah baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang dalam mengelola keuangan. Puskesmas bisa defisit pada
waktu tertentu, akan tetapi pemerintah daerah menyadari bahwa setelah itu
puskesmas akan surplus. Semakin baik puskesmas di mata pemerintah
daerah, semakin aman puskesmas memperoleh sumber pembiayaan.
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Perspektif ini menunjukkan
bagaimana puskesmas dapat bertahan dan mampu berubah sesuai dengan
tuntutan eksternal.
Pendekatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pertanggungjawaban dengan menggunakan Strategic Based Responsibility,
yang berarti seluruh unit layanan yang ada di Puskesmas .................... diukur
kinerja berdasarkan perspektif tersebut.
BAB II
PROFIL PUSKESMAS
b. Desa/Kelurahan ..........................
c. Desa/Kelurahan ..........................
d. Desa/Kelurahan .........................
a. Desa/Kelurahan .......................
b. Desa/Kelurahan .......................
c. Desa/Kelurahan .......................
Puskesmas .............................. masih mempunyai 2 Pustu yaitu :
a. Pustu .....................
b. Pustu .....................
1. Kesehatan Jiwa
2. Kesehatan mata dan pencegahan kebutaan
3. Kesehatan telinga dan pencergahan ketulian
4. Kesehatan Usia Lanjut
5. Kesehatan Kerja
6. Kesehatan Olah Raga
7. Kesehatan Matra
8. Pembinaan pengobatan tradisional
9. Laboratorium sederhana
10. Penyuluhan obat
11. Rekam Medik
B. Aspek Legal
Organisasi puskesmas ini diselenggarakan berdasarkan Peraturan
Bupati Mempawah Nomor ......... Tahun 20......... tentang pembentukan,
susunan organisasi dan tata kerja Puskesmas Kabupaten Mempawah.
Sebagai puskesmas besarnya tarif pelayanan mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 7 tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan
di Puskesmas dan RSUD dr. Rubini Mempawah.
C. Lokasi Bisnis
Puskesmas ................ terletak di Jalan ....................,yang termasuk
dalam wilayah Desa/Kelurahan .................... Kecamatan ...................
Kabupaten Mempawah.
Luas wilayah Kerja Puskesmas ........................... ............ Ha yang
tersebar di Desa/kelurahan dengan rata-rata kepadatan penduduk sebesar
................... jiwa / Ha.
LUAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS ........................
No Desa/Kel Luas Jumlah Jumlah Kepadatan Ket
wilayah/ penduduk KK penduduk
Ha / Ha
1
Pada tahun 2015 ini jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas ............. jiwa
dengan jumlah kepala keluarga ................ KK.
Adapun jejaring Puskesmas ..................... :
d. Pos Lansia
- Kelurahan ........................ : ........ posyandu
- Desa ................................. : ........ posyandu
c. Keluhan Pasien. Indikator ini untuk mengukur sampai sejauh mana kepuasan
pasien terhadap layanan yang diberikan. Data survei kepuasan pelanggan
yang tersedia pada tahun ......... sd tahun ........... Surve tentang kepuasan
pelanggan terakhir dilakukan pada tahun .......... dengan menyediakan
layanan keluhan pelanggan baik melalui kotak saran, maupun layanan pesan
singkat (SMS). Sampai dengan bulan Desember 2014, terdapat ...... keluhan
dari pasien dan seluruhnya (.......%) telah direspon dan dapat diselesaikan
dengan baik. Selain itu, pihak manajemen secara mandiri telah melakukan
survei mutu pelayanan dengan metode sampling terhadap ........ pasien. Hasil
survey tersebut menyimpulkan bahwa mutu pelayanan Puskesmas .................
masih belum baik.
Dari ketiga indikator berkenaan dengan perspektif pelanggan menunjukkan
indikasi yang masih belum menguntungkan posisi puskesmas.
1.2 Perspektif Proses Bisnis Internal
Kinerja pelayanan juga dapat diukur dari aspek teknis yang
diharapkan dari tujuan (goal) pelayanan medis, yang meliputi kualitas mutu
pelayanan (quality of services).
a. Quality Of Services
Kualitas mutu layanan puskesmas mengacu pada SPM
Rincian lengkap bisa diliat di table lampiran.
Tahun Evaluasi kinerja
2012 ............%
2013 ............%
2014 ............%
Rata-rata .............%
b. Pengembangan Infrastruktur
Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran lainnya adalah kondisi infrastruktur puskesmas Dalam menilai
kondisi infrastruktur digunakan dua indikator yaitu ketersediaan peralatan dan
ruangan. Ketersediaan peralatan diukur dengan 3 proxy yaitu (1) kelengkapan
peralatan, (2) kalibrasi, dan (3) kondisi peralatan pada layanan rawat jalan
maupun rawat inap, penunjang medis, dan non medis. Sedangkan ketersediaan
ruangan diukur dengan pemenuhan standar minimum luas ruangan pada layanan
rawat jalan, penunjang medis, dan non medis.
Kondisi ketersediaan peralatan tahun 2014 dibandingkan dengan standar
minimum digambarkan dalam tabel berikut:
Layanan Kelengkapan Alat di Kalibrasi Kondisi Alat
Rawat Jalan .......... % ..... ........ %
Rawat Inap ............ % ..... ......... %
Penunjang Medis ......... % ..... ......... %
PenunjangNon Medis ........... % ..... .......... %
Rata-rata ............% ..... .......... %
Dari tabel di atas, rata-rata kelengkapan alat, baru mencapai ......... % dari
standar minimum yang harus ada. Kalibrasi alat sudah pernah dilakukan.
Sedangkan kondisi peralatan ........ % masih baik.
Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2014 dibandingkan dengan standar minimum
digambarkan dalam tabel berikut:
Layanan Pemenuhan Standar Minimum
Luas Ruangan
Rawat Jalan ........... m2
Rawat Inap ......... m2
Penunjang Medis ......... m2
Penunjang Non Medis .......... m2
Dari kinerja indikator perspektif pelanggan di atas dapat disimpulkan
bahwa penyediaan sumber daya pelayanan berupa SDM dan infrastruktur masih
belum memadai dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang prima.
1.4 Perspektif Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran posisi keuangan puskesmas baik dari
sumber pendanaan maupun pembiayaan. Dalam mengukur perspektif keuangan
digunakan 3 indikator yaitu :
a. Sales Growth Rate (SGR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur
kemampuan puskesmas menggali pendapatan fungsional dari jasa layanan
kesehatan. Rata-rata pertumbuhan pendapatan fungsional Puskesmas
................................ dapat dilihat dari tabel berikut :
Tahun Realisasi Pendapatan Tingkat
Fungsional Pertumbuhan
(Rp) (%)
2012 ............................. ......... %
2013 ............................ ........ %
2014 ............................ ......... %
Rata-rata ............................. .......... %
Dari gambaran tabel di atas, tampak bahwa sejak tahun 2012 sampai
tahun 2014 tingkat kemandirian keuangan puskesmas cenderung
......................... Kondisi keuangan puskesmas yang demikian cukup wajar
karena adanya kegiatan puskesmas yang membutuhkan dana sangat besar
yang masih ditunjang dari subsidi pemerintah (pemerintah pusat maupun
daerah). Biaya investasi untuk kegiatan puskesmas diproyeksikan masih
cukup dominan untuk lima tahun ke depan. Pemerintah masih berkomitmen
untuk terus mengucurkan dana dalam rangka mendukung program penguatan
kapasitas infrastruktur sesuai dengan pesatnya perkembangan teknologi
kedokteran dan perkembangan jenis penyakit.
Dari gambaran tiga indikator kinerja perspektif keuangan dapat
disimpulkan bahwa satu sisi pendapatan fungsional terdapat kecenderungan
meningkat, namun sisi lain puskesmas masih memiliki ketergantungan
kepada pemerintah dalam segi pembiayaan untuk pengadaan sarana dan
prasarana.
Atas dasar pengukuran kinerja internal yang diuraikan di atas,
selanjutnya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing
perspektif sebagai kekuatan atau kelemahan yang dimiliki puskesmas dengan
kesimpulan sebagai berikut:
Kekuatan Kelemahan
1 2 3 -1 -2 -3
A PELANGGAN
1 Customer acquisition
2 Customer loyality
3 Number of complain
Sub Jumlah
B PROSES BISNIS INTERNAL
Qualty of Service
1 Mutu pelayanan puskesmas
Sub Jumlah
C PERTUMBUHAN DAN
PEMBELAJARAN
1 Penyediaan SDM
2 Pengembangan SDM
3 Pengembangan Infrastruktur
Sub Jumlah
D KEUANGAN
1 Sales Growth Rate
2 Cost Recovery Rate
3 Tingkat kemandirian keuangan
Sub Jumlah
Jumlah
2. Peraturan Perundang-undangan
Lahirnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara beserta peraturan pelaksanaannya membuka koridor baru
dalam pengelolaan keuangan pada puskesmas yang ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum. Hal ini merupakan peluang bagi puskesmas khususnya dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatannya melalui fleksibilitas pengelolaan
keuangan yang diberikan melalui peraturan-peraturan tersebut.
Atas dasar pengukuran data eksternal yang diuraikan di atas,
selanjutnya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing
perspektif sebagai peluang atau ancaman bagi puskesmas dengan kesimpulan
sebagai berikut:
Peluang Ancaman
1 2 3 -1 -2 -3
A KEBUTUHAN PELANGGAN
TERHADAP PROVIDER
KESEHATAN
1 Angka Kesakitan - - - - - -
2 Kemampuan Daya Beli - - - - - -
Masyarakat
3 Jumlah Peserta Jaminan - - - - - -
Kesehatan
4 Jejaring Puskesmas Sebagai - - - - - -
Sumber Rujukan
Sub Jumlah -
B KEKUATAN PESAING - - - -
Sub Jumlah - -
C PERATURAN PERUNDANG- - - - - - -
UNDANGAN
Sub Jumlah -
Jumlah - -
C. Faktor-faktor Kunci Keberhasilan
Dari hasil analisis SWOT, dapat dikemukakan lima faktor kunci
keberhasilan, sebagai berikut:
1. Adanya fleksibilitas pengelolaan keuangan dengan tetap memperhatikan aspek
pengendalian internal yang berpihak pada kepentingan pasien.
2. Menerapkan standar pelayanan minimum, meliputi standar input, standar
output dan standar mutu secara konsisten sesuai kaidah ilmu kedokteran klinik
dan standar yang ditetapkan oleh Kementerian teknis terkait serta melakukan
evaluasi kinerja mutu pelayanan secara periodik dengan mengembangkan
sistem pengukuran data kinerja secara bertahap.
3. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan puskesmas yang ada dalam
memecahkan persoalan-persoalan elementer puskesmas melalui pendidikan
dan pelatihan.
4. Penataan kelembagaan dengan memperjelas peran dan komitmen semua
komponen puskesmas yang berfokus pada peningkatan mutu layanan serta
mengembangkan budaya kerja organisasi yang dilandasi etika kerja sesuai
pedoman perilaku yang telah ditetapkan.
5. Pemanfaatan pendanaan subsidi pemerintah secara efisien untuk memicu
peningkatan mutu layanan.
BAB IV
ARAH BISNIS PUSKESMAS RAWAT .................................................
A. VISI
Terwujudnya Pelayanan Puskesmas yang optimal dengan bertumpu pada
Pelayanan Prima dan Pemberdayaan Masyarakat Mendukung Indonesia
Sehat
B. MISI
1. Menyelenggarakan Pembangunan yang berwawasan Kesehatan
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan berorientasi
pada kepuasan pasien.
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan.
5. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga kelompok dan
masyarakat beserta lingkungannya.
6. Menerapkan system manajemen yang professional, transparan dan akuntable.
7. Menbangun Puskesmas dengan konsep nyaman, aman dan hormanis.
8. Meningkatkan Sumber Daya Manusia.
9. Menggalang kemitraan dengan semua pihak dan pemberdayaan masyarakat
untuk hidup sehat dan produktif.
C. Strategis
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai
kemandirian puskesmas. Pernyataan misi tersebut menunjukkan perhatian yang
seimbang terhadap seluruh aspek puskesmas, yaitu :
a. Perspektif keuangan, yang dicerminkan dengan kemandirian puskesmas.
b. Perspektif pelanggan, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang
terpercaya dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Perspektif proses bisnis internal, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas
yang unggul dalam pelayanan masyarakat khususnya ibu dan anak..
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yang dicerminkan dengan SDM
yang profesional, sehingga senantiasa berupaya meningkatkan keahlian dan
profesionalitas pegawai.
1. Perspektif Pelanggan
Program dalam perspektif pelanggan diarahkan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan. Beberapa program dimaksud merupakan program
lokalitas kewenangan UPTD, sebagai berikut:
a. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
b. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.
4. Perspektif Keuangan
Program dalam perspektif keuangan selain diarahkan untuk
mendukung penyediaan pelayanan, juga diarahkan kepada upaya-upaya untuk
mencapai kemandirian puskesmas khususnya dalam hal pembiayaan belanja
operasional terkait pelayanan dan peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja
kepada Pemerintah dan masyarakat. Program-program dalam perspektif ini
merupakan program lokalitas kewenangan Puskesmas, yaitu Program Manajemen
Pelayanan Kesehatan.