Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi merupakan salah satu penyebab penting tingginya angka kesakitan


[1][2]
dan kematian bayi baru lahir di seluruh dunia . World Health Organization
memperkirakan 4 juta anak meninggal selama periode neonatal setiap tahunnya,
terutama di negara berkembang dengan infeksi sebagai penyebab utama.
Dilaporkan 300.000 bayi meninggal akibat tetanus, dan 460.000 lainnya meninggal
karena infeksi berat dengan infeksi tali pusat (omfalitis) sebagai salah satu
predisposisi penting.
Omfalitis adalah infeksi yang terjadi pada tali pusat. Omfalitis biasanya
ditemukan sebagai selulitis superficial yang dapat menyebar ke seluruh dinding
abdomen dan dapat berkembang menjadi mionekrosis, necrotizing fasciitis, atau
penyakit sistemik. Omfalitis jarang ditemukan di negara-negara industry;
bagaimanapun, omfalitis merupakan penyebab tersering pada mortalitas neonatus
di daerah-daerah berkembang. Omfalitis merupakan penyakit predominan pada
neonatus. Hanya sedikit kasus yang dilaporkan terjadi pada dewasa [3].
Sekitar tiga perempat dari kasus omfalitis merupakan polimikrobial. Bakteri
aerob ditemukan pada sekitar 85% dari infeksi, didominasi oleh Staphylococcus
aureus, Streptococcus grup A, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, dan Proteus
mirabilis. Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh organism gram-positif
(seperti S. aureus dan Streptokokus grup A) sebagain penyebab terjadinya
omfalitis. Hal tersebut juga diikuti oleh penelitian mengenai pengaruh bakteri gram
negatif sebagai penyebab omfalitis. Penelitian ini menyarankan bahwa perubahan
etiologi mungkin telah disebabkan oleh profilaksis tali pusat menggunakan agen
anti-stafilokokus seperti hexachlorophene [4].
Angka infeksi tali pusat di negara berkembang bervariasi dari 2 per 1000
hingga 54 per 1000 kelahiran hidup dengan case fatality rate 0-15% [3]. Faktor yang
berperan terhadap timbulnya infeksi tali pusat di negara berkembang antara lain
karena persalinan dilakukan di rumah dengan higiene dan sanitasi yang kurang,

1
penolong persalinan yang tidak terlatih dan beberapa cara tradisional dalam
perawatan tali pusat yang tidak steril [5].
Angka kematian bayi di Indonesia relatif cukup tinggi dibanding Negara –
Negara di ASEAN. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun
20022003, angka kematian bayi sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup dan angka
kematian neonatus sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian
neonatus adalah berat badan lahir rendah ( BBLR ), asfiksia, tetanus neonaturum,
dan masalah pemberian makan. Guna mempercepat penurunan Angka Kematian
Ibu dan Kematian Bayi, Departemen Kesehatan telah melaksanakan berbagai
program yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak dan salah satunya
pencegahan tetanus neonatorum. Upaya ini dilaksanakan dengan pencegahan
infeksi pada persalinan dan perawatan tali pusat [6][7].

2
BAB II
LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS BAYI
Nama : By. Ny. IL
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir/Usia : 10 Desember 2016, Pukul 17.30
Alamat : Kab. Mamuju Utara
Agama : Islam
Waktu Masuk : 14 Desember 2016, Pukul 02.30

2. ANAMNESIS (HETEROANAMNESIS)
Bayi jenis kelamin laki-laki usia 4 hari rujukan dari RS Pasangkayu
masuk dengan keluhan pucat, serta adanya perdarahan tali pusat dan berbau
busuk. Keluhan dirasakan 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit, Keluhan
demam (-), sianosis (-), kejang (-), icterus (-), merintih (-), retraksi dinding
dada (-), BAB (+), BAK (+).
Riwayat lahir, di Rumah pada tanggal 10 Desember 2016 pukul 17.30
WITA lahir spontan letak belakang kepala, dibantu oleh Tetangga. Menurut
ibu, bayi lahir cukup bulan. APGAR Score dan Ballard score pada waktu lahir
tidak diketahui. Warna air ketuban putih keruh, langsung menangis. Berat
badan lahir 2900 gram, panjang badan 49 cm. Ibu mengaku, perawatan tali
pusat bayi dilakukan oleh ayah bayi sendiri tanpa bantuan tenaga medis.
Riwayat maternal, bayi lahir dari ibu G5P4A1,usia ibu pada saat hamil
adalah umur 40 tahun. Ibu pasien rajin memeriksakan kehamilannya dan
kontrol > 4 kali dan imunisasi ibu lengkap. Ibu mengaku, selama kehamilan,
ibu tidak pernah menderita sakit, terjatuh, ataupun masalah lainnya. Tidak
ada riwayat merokok, mengkonsumsi alkohol, maupun menggunakan obat-
obatan terlarang. Tidak ada riwayat keluhan serupa di keluarga pasien.

3
A. PEMERIKSAAN FISIK
1) Tanda Vital
o Denyut Jantung : 140 ×/menit
o Respirasi : 57 ×/menit
o Temperatur : 36,8 oC
o CRT : 1,8 detik
2) Data Antropometrik
o Berat Badan : 2900 gram
o Panjang Badan : 49 cm
o Lingkar Kepala : 33 cm
o Lingkar Dada : 32 cm
o Lingkar Perut : 34 cm
o Lingkar Lengan Atas : 9 cm
3) Sistem Respirasi
o Sianosis : (-)
o Merintih : (-)
o Apneu : (-)
o Retraksi Dinding Dada : (-)
o Gerakan Dinding Dada : Simetris
o Napas Cuping Hidung : (-)
o Stridor : (-)
o Bunyi Napas : Bronchovesicular +/+
o Bunyi Tambahan : Ronkhi -/-, Wheezing -/-
DOWNE SCORE
o Frekuensi Napas :0
o Retraksi :0
o Sianosis :0
o Udara Masuk :0
o Merintih :0
Total skor :0
Kesimpulan : tidak ada gangguan napas

4
4) Sistem Cardiovascular
o Bunyi Jantung : BJ I dan II murni reguler
o Bunyi Tambahan : Murmur (-), Gallop (-)
5) Sistem Hematologi
o Pucat : (+)
o Ikterus : (-)
6) Sistem Gastrointestinal
o Kelainan dinding abdomen : (-)
o Muntah : (-)
o Diare : (-)
o Residu Lambung : (-)
o Organomegali : (-)
o Atresia usus : (-)
o Bising usus : (+) kesan normal
o Umbilikus : Berdarah (+), Warna Kemerahan
(+), Berbau (+)
7) Sistem Neurologi
o Aktivitas : Bergerak aktif
o Kesadaran : Compos mentis
o Fontanella : Datar
o Sutura : Belum fusi
o Reflex Cahaya : RCL (+/+), RCTL (+/+)
o Refleks Fisiologis : (++)
o Kejang : (-)
𝑁/𝑁
o Tonus otot : 𝑁/𝑁

8) Sistem Reproduksi
o Anus imperforata : (-)
o Hipospadia : (-)
o Hernia : (-)

5
o Hidrokel : (-)
o Testis : Sudah turun ke dalam scrotum, rugae
jelas, edema (-),
9) Pemeriksaan lain:
o Kepala : Normocephalus
+/+
o Ekstremitas : Lengkap, akral hangat , edema
+/+
−/−
, Ujud Kelainan Kulit (-)
−/−

o Turgor : Kembali segera


o Kulit : Ujud Kelainan Kulit (-)
o Kelainan kongenital : (-)
o Trauma lain : (-)
SKOR BALLARD
 Maturitas Neuromuscular
- Sikap Tubuh : (-)
- Persegi Jendela : (-)
- Rekoil Lengan : (-)
- Sudut Poplitea : (-)
- Tanda Selempang : (-)
- Tumit ke Kuping : (-)
Total : (-)
 Maturitas Fisik
- Kulit : (-)
- Lanugo : (-)
- Permukaan Plantar : (-)
- Payudara : (-)
- Mata/Telinga : (-)
- Genitalia Pria : (-)
Total : (-)
 Total skor : (-)
 Estimasi umur kehamilan : (-)

6
B. RESUME
Bayi jenis kelamin laki-laki usia 8 hari rujukan dari RS Pasangkayu
masuk dengan keluhan pucat, serta adanya perdarahan tali pusat dan berbau
tidak sedap. Keluhan dirasakan 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Riwayat
lahir, di Rumah pada tanggal 6 Desember 2016 pukul 17.30 WITA lahir
spontan letak belakang kepala, dibantu oleh Tetangga. Menurut ibu, bayi lahir
cukup bulan. APGAR Score dan Ballard score pada waktu lahir tidak
diketahui. Warna air ketuban putih keruh, langsung menangis. Berat badan
lahir 2900 gram, panjang badan 49 cm. Ibu mengaku, perawatan tali pusat
bayi dilakukan oleh ayah bayi sendiri tanpa bantuan tenaga medis.
Riwayat maternal, bayi lahir dari ibu G5P4A1,usia ibu pada saat hamil
adalah umur 40 tahun dan usia ayah 45 tahun. Ibu pasien rajin memeriksakan
kehamilannya dan kontrol > 4 kali dan imunisasi ibu lengkap. Ibu mengaku
tidak ada masalah selama kehamilan.
Hasil pemeriksaan fisik keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
aktivitas bergerak aktif. Denyut jantung : 140 ×/menit, Respirasi : 57 ×/menit,
Temperature : 36,8oC, CRT : 1,8 detik. Berat Badan : 2900 gram, Panjang
Badan: 47 cm. Skor Ballard : - .

C. DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja : Anemia e.c Perdarahan Tali Pusat + Omphalitis

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil lab 14 / 12 / 2016 :
- RBC : 1.09 x 106/mm3
- HGB : 3.7 g/dl
- HCT : 11.1 %
- PLT : 169 x 103/mm3
- WBC : 22.7 x 103/mm3
- GDS : 111 mg/dl

7
E. PENATALAKSAAAN
- IVFD KAEN 1B 12 gtt/m
- Inj. Ampicilin 3 x 100 mg IV
- Inj. Vit. K1 1 mg/hari
- ASI / PASI 8 x 40 cc
- Transfusi PRC 30 cc

F. ANJURAN PEMERIKSAAN
- Darah Rutin

8
G. FOLLOW UP
Hari/Tanggal : Kamis / 15 Dec 2016
S Bayi umur 5 hari (Perawatan hari – 1)
Pucat (+), Tali Pusat Berdarah (-), Tali Pusat Berbau (-), Kejang (-),
Sesak (-), Sianosis (-), Merintih (-), Muntah (-), Tremor (-), Masalah
minum (-), Perut Kembung (-)
BAB (+), BAK (+)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Denyut jantung : 120 x/menit
Respirasi : 54 ×/menit
Suhu tubuh : 37,3˚C
Berat badan : 2900 gram
Sistem Pernapasan
- Merintih : (-)
- Apnea : (-)
- Retraksi : (-)
- Bunyi Pernapasan : Bronchovesicular +/+
- Bunyi Tambahan : Ronkhi -/-, Wheezing -/-
DOWNE SCORE
- Frekuensi napas :0
- Retraksi :0
- Sianosis :0
- Udara masuk :0
- Merintih :0
Total skor :0
Kesimpulan : tidak ada gangguan napas
Kriteria gangguan napas WHO: tidak ada gangguan napas
Sistem Kardiovaskular
- Bunyi Jantung I/II : Murni, regular
- Murmur : (-)
Sistem Neurologis
- Aktivitas : Aktif
𝑁/𝑁
- Tonus Otot : 𝑁/𝑁
- Kejang : (-)
- Refleks : (++)
Sistem Hematologi
- Pucat : (+)
- Ikterus : (-)
Sistem Gastrointestinal
- Kelainan dinding abdomen: (-)
- Muntah : (-)
- Diare : (-)
- Residu Lambung : (-)
- Peristaltik : (+), kesan normal
- Umbilikus : Berdarah (-), Warna
Kemerahan (-), Berbau (-)

9
Sistem Genitalia
- Anus Imperforata : (-)
- Hipospadia : (-)
- Hernia : (-)
- Hidrokel : (-)
- Testis : Edema (-)
Pemeriksaan Lain
- Kepala : Normocephalus
+/+ −/−
- Ekstremitas : Akral hangat +/+, edema −/−
,
UKK (-)
- Turgor : Kembali segera
- Kulit : UKK (-)
- Kelainan Kongenital : (-)
- Trauma lain : (-)

Pemeriksaan Penunjang
Hasil lab 15 / 12 / 2016 :
- RBC : 3.09 x 106/mm3
- HGB : 10.3 g/dl
- HCT : 29.6 %
- PLT : 270 x 103/mm3
- WBC : 23.7 x 103/mm3

A Bayi Anemia e.c Perdarahan Tali Pusat + Omphalitis


P - IVFD KAEN 1B 12 gtt/m
- Inj. Ampicilin 3 x 100 mg IV
- Inj. Gentamisin 3 x 8 mg IV
- Inj. Vit. K1 1 mg/hari (1 kali)
- ASI / PASI 8 x 40 cc

10
Hari/Tanggal : Jumat / 16 Dec 2016
S Bayi umur 6 hari (Perawatan hari – 2)
Pucat (-), Tali Pusat Berdarah (-), Tali Pusat Berbau (-), Kejang (-),
Sesak (-), Sianosis (-), Merintih (-), Muntah (-), Tremor (-), Masalah
minum (-), Perut Kembung (-)
BAB (+), BAK (+)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Denyut jantung : 128 x/menit
Respirasi : 48 ×/menit
Suhu tubuh : 36,7˚C
Berat badan : 2900 gram
Sistem Pernapasan
- Merintih : (-)
- Apnea : (-)
- Retraksi : (-)
- Bunyi Pernapasan : Bronchovesicular +/+
- Bunyi Tambahan : Ronkhi -/-, Wheezing -/-
DOWNE SCORE
- Frekuensi napas :0
- Retraksi :0
- Sianosis :0
- Udara masuk :0
- Merintih :0
Total skor :0
Kesimpulan : tidak ada gangguan napas
Kriteria gangguan napas WHO: tidak ada gangguan napas
Sistem Kardiovaskular
- Bunyi Jantung I/II : Murni, regular
- Murmur : (-)
Sistem Neurologis
- Aktivitas : Aktif
𝑁/𝑁
- Tonus Otot : 𝑁/𝑁
- Kejang : (-)
- Refleks : (++)
Sistem Hematologi
- Pucat : (+)
- Ikterus : (-)
Sistem Gastrointestinal
- Kelainan dinding abdomen: (-)
- Muntah : (-)
- Diare : (-)
- Residu Lambung : (-)
- Peristaltik : (+), kesan normal
- Umbilikus : Berdarah (-), Warna
Kemerahan (-), Berbau (-)

11
Sistem Genitalia
- Anus Imperforata : (-)
- Hipospadia : (-)
- Hernia : (-)
- Hidrokel : (-)
- Testis : Edema (-)
Pemeriksaan Lain
- Kepala : Normocephalus
+/+ −/−
- Ekstremitas : Akral hangat +/+, edema −/−
,
UKK (-)
- Turgor : Kembali segera
- Kulit : UKK (-)
- Kelainan Kongenital : (-)
- Trauma lain : (-)

A Bayi Anemia e.c Perdarahan Tali Pusat + Omphalitis


P - IVFD KAEN 1B 12 gtt/m
- Inj. Gentamisin 1 x 16 mg IV
- ASI / PASI 8 x 60 cc

Pasien pulang atas permintaan sendiri

12
BAB III
DISKUSI KASUS

Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan


fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan pasien masuk dengan
keluhan pucat, serta adanya perdarahan tali pusat dan berbau tidak sedap. Keluhan
dirasakan 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit, Keluhan demam (-), sianosis (-),
kejang (-), icterus (-), merintih (-), retraksi dinding dada (-), BAB (+), BAK (+).
Dari anamnesis juga didapatkan bayi riwayat lahir, di Rumah pada tanggal
10 Desember 2016 pukul 17.30 WITA lahir spontan letak belakang kepala, dibantu
oleh Tetangga. Menurut ibu, bayi lahir cukup bulan. APGAR Score dan Ballard
score pada waktu lahir tidak diketahui. Warna air ketuban putih keruh, langsung
menangis. Berat badan lahir 2900 gram, panjang badan 49 cm. Ibu mengaku,
pemotongan tali pusat bayi dilakukan oleh ayah bayi sendiri tanpa bantuan tenaga
medis. Hasil laboratorium didapatkan : RBC : 1.09 x 106/mm3, HGB : 3.7 g/dl, HCT
: 11.1 %, PLT : 169 x 103/mm3, WBC : 22.7 x 103/mm3, GDS : 111 mg/dl.
Omfalitis adalah infeksi yang terjadi pada tali pusat. Omfalitis biasanya
ditemukan sebagai selulitis superficial yang dapat menyebar ke seluruh dinding
abdomen dan dapat berkembang menjadi mionekrosis, necrotizing fasciitis, atau
penyakit sistemik. Omfalitis jarang ditemukan di negara-negara industry;
bagaimanapun, omfalitis merupakan penyebab tersering pada mortalitas neonatus
di daerah-daerah berkembang. Omfalitis merupakan penyakit predominan pada
neonatus. Hanya sedikit kasus yang dilaporkan terjadi pada dewasa [3].
Gejala klinik yang dapat ditemukan pada omphalitis yaitu : [3].
a. Gejala lokal:
 Discharge yang purulen dan berbau busuk dari umbilicus atau tali pusat.
 Eritema, edema, dan nyeri tekan di daerah periumbilikal
b. Gejala sistemik:
 Takikardi (denyut jantung lebih dari 180 kali per menit)
 Hipotensi dan capillary refill menurun
 Takipneu (nafas lebih dari 60 kali per menit)

13
 Tanda-tanda gagal nafas atau apneu
 Distensi abdomen dengan penurunan bising usus.
 Keterlibatan sistem saraf pusat:
- Iritabilitas
- Letargi
- Penurunan refleks menghisap
- Hipotonus atau hipertonus

Organisme yang dapat menyebabkan omphalitis yaitu : [8].


a. Bakteri aerob :
 Staphylococcus aureus (penyebab tersering)
 Streptokokus grup A
 Escherichia coli
 Klebsiella
 Proteus
b. Bakteri anaerob (penyebab sepertiga kasus omfalitis):
 Bacteroides fragilis
 Peptostreptococcus
 Clostridium perfringens
Faktor risiko yang dapat menyebabkan omphalitis yakni : Penanganan tali
pusat yang tidak pantas (misalnya aplikasi budaya seperti pemberian oli mesin,
kotoran sapi, bedak bubuk, atau minyak sawit pada tali pusat), Infeksi sekunder
(misalnya : Ketuban pecah dini, Ibu dengan infeksi, Proses kelahiran yang tidak
steril, Prematuritas, Bayi berat lahir rendah, Ibu tidak mandi (mencuci perineum
dengan air dan sabun atau mencukur sebelum proses kelahiran) [8].
Faktor risiko lain, yakni : Neonatus dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah atau imunodefisiensi atau yang dirawat di rumah sakit dan mengalami
prosedur invasif. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya
terhadap Streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati
plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal

14
tersebut, aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta faktor B tidak
diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi
imun dan penurunan antibodi total dan spesifik, bersama dengan penurunan
fibronektin, menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi. Selain itu
bisa juga disebabkan oleh Sindrom kekurangan leukocyte adhesion (LAD) dan
mobilitas neutrofil [8].
Tata laksana bayi dengan diagnosis omphalitis, yakni : [5].
a. Farmakologi
1) Antibiotik: ampicillin, cloxacillin, flucloxacillin, methicillin yang
dikombinasi dengan gentamycin.
2) Untuk bakteri anaerob, dapat diberikan antibiotik berupa metronidazole.
3) Terapi diberikan selama 10-14 hari.
4) Untuk omfalitis sederhana yang tidak terjadi komplikasi, dapat diberikan
terapi antibiotik jangka pendek selama 7 hari.
b. Nonfarmakologi
Penatalaksanaan omfalitis berdasarkan klasifikasi:
1) Infeksi tali pusat lokal atau terbatas
 Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau
membersihkan tali pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari
tangan.
 Bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik (misalnya
klorheksidin atau iodium povidon 2,5%) dengan kain kassa yang
bersih.
 Oles sekitar tali pusat dengan antiseptik (misalnya gentian violet 0,5%
atau iodium povidon 2,5%) 8x/hari sampai tidak ada nanah lagi.
 Anjurkan Ibu melakukan ini kapan saja bila memungkinkan. Jika
kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm,
obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas.

15
2) Infeksi tali pusat berat atau meluas
 Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan
sensivitasi.
 Dapat diberikan pemberian antibiotik sesuai indikasi seperti Kloksasilin
oral selama lima hari jika terdapat pustule / lepuh kulit dan selaput
lendir.
 Cari tanda-tanda sepsis.
 Lakukan perawatan umum seperti dijelaskan untuk infeksi tali pusat
lokal atau terbatas.
Omfalitis yang diterapi dengan baik biasanya sembuh tanpa morbiditas
serius. Namun, jika lambat diketahui dan pengobatan tertunda, angka kematian bisa
tinggi mencapai 7-15%. Morbiditas dan mortalitas yang serius dapat terjadi akibat
komplikasi seperti necrotizing fasciitis, peritonitis, dan eviserasi. Thrombosis vena
portal dapat berakibat fatal [5].

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Mullany LC, Darmstadt GL, Khatry SK, LeClerq SC, Katz J, Tielsch JM.
Impact of umbilical cord cleansing with 4,0% chlorhexidine on time to cord
separation among newborns in southern Nepal: A cluster-randomized,
community-based trial. J Pediatr 2006;118:1864-71.
2. Edward MS. Postnatal bacterial infections. Dalam: Martin RJ, Fanaroff
AA, Walsh MC, penyunting. Fanaroff and Martin’s neonatal-perinatal
medicine; Diseases of the fetus and infant. Edisi ke-8. Philadelphia;
2006.h.791-840. Importance of cord care
3. Mullany LC, Darmstat GL, Tielsch JM. Role of antimicrobial applications
to the umbilical cord in neonates to prevent bacterial colonization and
infection: a review of the evidence. Pediatr infect Dis J 2003;22:996-1002.
4. WHO.. Didapat dari: http:who. int/reproductive-health/publication. Diakses
pada tanggal 18 Agustus 2006.
5. Anderson JM, Phillip AG. Management of the umbilical cord: Care
regiments, colonization, infection and separation. Neoreviews 2004;5:155-
61.
6. Zupan J, Garner P, Omari A. Topical umbilical cord care at birth (review).
The Cochrane Library 2005; 3:1-10.
7. Brook I. 2002. Pediatric Anaerobic Infections. Diagnosis and Management.
Edisi ketiga. Washington DC: Georgetown University
8. Ameh EA, Nmadu PT. 2002. Major Complications of Omphalitis in
Neonates and Infant

17

Anda mungkin juga menyukai