Anda di halaman 1dari 23

LOGIKA FREGE

Makalah ini disusun untuk mata kuliah


Filsafat Matematika

Dosen pengampu : Prof. Dr. Hardi Suyitno

Disusun oleh :
Alfiani Rokhimah (4101413053)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Logika merupakan cabang dari filsafat ilmu pengetahuan dan logika juga
merupakan bagian yang sangat mendasar dalam kerangka berfikir filsafat. Logika
bisa dibilang merupakan salah satu studi utama dalam filsafat, matematika, dan
komputer. Logika merupakan hukum-hukum berpikir untuk menghindari
kekeliruan dalam berpikir karena logika adalah alat dasar yang kita pergunakan
untuk berpikir, alat dasar yang membimbing kita untuk berpikir benar.
Periode antara abad ke-14 sampai dengan awal abad kesembilan belas
sebagian besar telah terjadi penurunan dan mengabaian, dan umumnya dianggap
tandus oleh sejarawan logika. Kebangkitan logika terjadi pada pertengahan abad
kesembilan belas, di awal periode revolusioner dimana subjek berkembang
menjadi suatu disiplin ketat dan formalistik yang teladan adalah metode yang
tepat dari bukti yang digunakan dalam matematika. Perkembangan logika yang
disebut modern "simbolis" atau "matematika" selama periode ini adalah yang
paling signifikan dalam sejarah 2.000 tahun logika, dan ini bisa dibilang salah satu
peristiwa paling penting dan luar biasa dalam sejarah intelektual manusia. Salah
satu tokoh pada masa logika modern adalah Frege.
Beberapa orang masih bingung siapakah beliau dan apa saja penemuan-
penemuannya yang berhubungan dengan logika. Dari permasalah tersebut maka
dalam makalah ini akan dibahas tentang Logika Frege.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, adalah
sebagai berikut:

1. Siapa Frege?
2. Apa itu Logika?
3. Apa inti dari Logika Frege?

C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui:

1. Siapa Frege.
2. Pengertian dari logika.
3. Apa isi dari Logika Frege.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Frege

Karya terkenal: Begriffsschrift (1879), Die Grundlagen der Arithmetik (Yayasan


aritmatika) (1884)

Riwayat pendidikan dan karir

 (1869) Lulus dari Gymnasium dan Berkuliah di Universitas jena


 (1871) Berkuliah di Universitas Göttingen
 (1873) Meraih gelar Ph.D di bidang matematika (geometri) di Universitas
Göttingen
 (1874) Meraih habilitasi di bidang matematika di Universitas Jena, dan
Menjadi private teacher di Universitas Jena
 (1879) Meraih gelar Professor Extraordinarius di Universitas Jena
 (1896) Meraih gelar Ordentlicher Honorarprofessor di Universitas Jena
 (1917) Pensiun

Gottlob Frege lahir pada 8 November 1848 di Wismar, Mecklenburg-


Schwerin, Jerman dari pasangan Karl Alexander Frege dan Auguste Wilhelmine
Sophie Frege. Ayahnya, Karl, adalah seorang pendiri dan sekaligus menjadi
kepala sekolah di sekolah tinggi khusus perempuan hingga ia wafat. Setelah
kematian ayahnya, sekolah tersebut dipimpin oleh ibunya,Sophie. Gurunya,
Gustav Adolf Leo Sachse, memiliki peranan penting atas karir ilmuwan Frege,
karena ialah yang menyarankan Frege untuk meneruskan berkuliah di Universitas
Jena setelah lulus dari gimnasium. Frege menikahi Margarete Katharina Sophia
Anna Lieseberg (15 Februari 1856 - 25 Juni 1904) pada 14 Maret 1887. Gottlob
Frege wafat pada usia 76 tahun, tepatnya 26 Juli 1925 di Bad Kleinen (sekarang
menjadi bagian dari Mecklenburg-Vorpommern).
B. Logika
Logika adalah sebuah studi tentang alasan. Ditinjau dari segi asal kata, maka
kata ‘logika’ adalah dari kata ‘logos’ yang berarti ‘pengertian atau pemikiran atau
ilmu’. Sedangkan ditinjau dari makna esensialnya, maka logika adalah ‘cabang
dari filsafat ilmu pengetahuan dan logika juga merupakan bagian yang sangat
mendasar dalam kerangka berfikir filsafat’. Logika bisa dibilang merupakan salah
satu studi utama dalam filsafat, matematika, dan komputer. Logika merupakan
hukum-hukum berpikir untuk menghindari kekeliruan dalam berpikir karena
logika adalah alat dasar yang kita pergunakan untuk berpikir, alat dasar yang
membimbing kita untuk berpikir benar. Logika adalah sebuah ilmu tentang
hukum-hukum berpikir guna memelihara jalan pikiran dari setiap kekeliruan,yang
membimbing dan menuntu seseorang supaya berpikir teliti.
Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir
(khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir
atau penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses
pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan
kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui (Premis) yang nanti
akan diturunkan kesimpulan. Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan
sembarang berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan atau
ketepatannya. Suatu pemikiran logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu
sesuai dengan hukum-hukum serta aturan yang sudah ditetapkan dalam logika.
Oleh karena itu logika merupakan suatu pedoman atau pegangan untuk berpikir.
Logika dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Logika Alamiah, adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat
dan lurus sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-
keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif, dimana logika
alamiah manusia ini ada sejak manusia dilahirkan sehingga sifatnya masih
murni.
2. Logika Ilmiah, menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus
ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan logika ilmiah, akal budi dapat
bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika
ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya
dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan
mempertajam pikiran dan akal budi.

C. Logika Frege

Friedrich Ludwig Gottlob Frege adalah seorang matematikawan,


logikawan, dan filsuf asal Jerman. Gottlob Frege terkenal sebagai salah satu
pendiri logika modern dan memberikan konstribusi besar pada bidang
matematika. Oleh karena itu Gotlobb Frege mendapat julukan sebagai bapak filsuf
analitik, atas tulisannya terkait filosofi bahasa dan matematika. Kendati banyak
penyangkalan dari kaum intelektual dimasanya atas tulisannya, pemikirannya
kembali dilanjutkan oleh Giuseppe Peano (1858-1932) dan Bertrand Russell
(1872-1970).

Tokoh utama aliran logisisme adalah Bertrand Russell. Bersama Alfred


North Whitehead, Russell mengembangkan kajian yang dilakukan Frege dan juga
Dedekind. Friedrich Ludwig Gottlob Frege (1848-1925) dipandang sebagai filsof
pendiri aliran ini. Frege mengkritik logikanya Aristoteles dengan menganggap
bahwa logikanya Aristoteles tidak memiliki karakter (Tymoczko, 1986 ). Menurut
Frege, bilangan yang merupakan unsur dasar dalam aritmetika bersifat a priori,
yang diperoleh melalui penalaran. Pendapatnya dalam Die Grundgesetze der
Arithmetik (Basic Laws of Arithmetic) menyatakan bahwa aritmetika dibangun
dari sistem logika yang merupakan perluasan dari prinsip pemahaman yang diberi
nama “Frege's Basic Law V”, sebuah prinsip yang diterima sebagai bagian dari
logika. Awalnya logika dan matematika lahir dalam konteks yang sangat berbeda,
tetapi perkembangan selanjutnya matematika semakin logis dan logika semakin
matematis dan tidak ada garis pemisah antara logika dengan matematika
(Kattsoff, 1949). Menurut Frege sifat-sifat sistem bilangan dapat direduksi ke
dalam proposisi-proposisi logika. Frege melalui karyanya yang berjudul Basic
Laws of Arithmetic (1893) jilid I menegaskan dengan sangat bahwa matematika
adalah deskripsi dari suatu dunia ideal. Menurut Frege, matematika memerlukan
suatu landasan dalam suatu bahasa logis, dalam rangka untuk melindungi intuisi
yang tidak perlu, yang dapat masuk penalaran matematis dan membuat kerancuan
dalam bukti-bukti. Ia menginginkan bukti-bukti yang tersusun dari rangkaian
penalaran yang jelas dan tanpa celah.

Hukum dasar Frege adalah untuk melengkapi reduksi dari matematika ke


logika. Frege mengatur untuk menurunkan prinsip-prinsip aritmetika Peano dari
hukum dasar dari suatu system logika. Hukum dasar Frege, “Basic Law V” ialah
“{x|Fx}={x|Gx} ≡ ∀x(Fx ≡ Gx)” yang artinya “Himpunan Fs identik dengan
himpunan Gs jika dan hanya jika Fs tepat sama dengan Gs. Ia menurunkannya
secara mulus, akan tetapi tak dapat dipertahankan. Frege menyandarkan diri pada
satu prinsip yang tidak menjadi prinsip yang logis. Russell (1902) menunjukkan
bahwa Frege's Basic Law V mengandung kontradiksi. Alasan yang dikemukakan
oleh Russel, kemudian hari dikenal sebagai Paradoks Russell. Russell (1919)
menyatakan bahwa.
The comprehensive class we are considering, which is to embrace
everything, must embrace itself as one of its members. In other words, if there is
such a thing as “everything,” then,“everything” is something, and is a member of
the class “everything.” But normally a class is not a member of itself. Mankind,
for example, is not a man. Form now the assemblage of all classes which are not
members of themselves. This is a class: is it a member of itself or not? If it is, it is
one of those classes that are not members of themselves, i.e., it is not a member of
itself. If it is not, it is not one of those classes that are not members of themselves,
i.e. it is a member of itself. Thus of the two hypotheses – that it is, and that it is
not, a member of itself – each implies its contradictory.
Menurut Russell, prinsip logika yang digunakan oleh Frege tidak
mencukupi untuk melakukan penalaran deduktif bagi semua hukum-hukum dasar
aritmetika. Frege's Basic Law V memerlukan hubungan dengan semua hukum
yang ada dalam matematika, ada suatu kelas entitas matematika yang hukum
tersebut berlaku. Selanjutnya, hasil kerja Frege oleh Russell dan Whitehead
dikembangkan lebih lanjut dan hasilnya dituangkan dalam buku Principia
Mathematica yang berkesimpulan bahwa matematika adalah perluasan dari logika
dan seluruh matematika dapat direduksi ke logika (Russell, 1902). Russell melalui
cara yang berbeda berusaha mereduksi matematika menjadi logika. Russell
memandang matematika murni semata-mata terdiri atas deduksi - deduksi dengan
asas-asas logika dan merupakan kumpulan dari semua pernyataan yang berbentuk
“p memuat q” (Russell, 1951). Proposisi-proposisi p dan q dalam pernyataan
Russell tersebut merupakan simbol-simbol yang tak bermakna dan dapat diganti
dengan pengertian apa saja. Objek matematika tersebut bersifat abstrak. Menurut
Russell, logika dan matematika adalah hal yang sama (The Liang Gie, 1993). Ia
dalam karyanya yang berjudul The Principles of Mathematics menyatakan:
Mathematics and logic, historically speaking, have been entrely distinct
studies. Mathematics has been connected with science, logic with Greek. But both
have developed in modern times:logic has become more mathematical and
mathematics has become more logical. The consequensi is that it has now become
wholly impossible to draw a line beetwen the two, in fact, the two are one. They
differ as boy and man: logic is the youth of matehematics and mathematics is the
manhood of logic (Russell, 1937). Tesis aliran logisisme adalah matematika
adalah sebuah cabang dari logika (Eves, 1976).

Menurut aliran logisisme semua konsep matematika dapat diturunkan dari


konsep-konsep logika dengan memakai definisi (Kattsoff, 1949). Aliran logisisme
mereduksi seluruh matematika pada konsep himpunan dimana himpunan
dipandang sebagai principle of clasification (konsep logika). Setiap sifat-sifat
yang berserikat dari unsur-unsur di dalam semesta pembicaraan apapun akan
menentukan suatu himpunan yang angota-anggotanya hanyalah unsur-unsur yang
memenuhi syarat itu (Soehakso, 2001). Misalkan semesta pembicaraannya adalah
manusia, maka beberapa manusia memiliki sifat yang sama, misalnya sifat
berjenis kelamin wanita. Sifat tersebut menentukan suatu himpunan, yaitu
himpunan wanita. Himpunan wanita adalah suatu himpunan yang anggota-
anggotanya hanyalah wanita dan semua wanita dalam semesta menjadi anggota.
Aliran logisisme memiliki dua dalil yaitu, pertama adalah “konsep-konsep
matematika dapat diturunkan konsep-konsep logika melalui definisi yang
eksplisit” dan yang kedua adalah “teorema-teorema dalam matematika dapat
diturunkan dari aksioma-aksioma logika dengan semata-mata melalui deduksi
logis” (Carnap, 1964) dan matematika adalah sains yang berkaitan dengan
konsekuensi deduksi logis dari premis-premis yang umum dari semua penalaran
(Whitehead, 1948). Keseluruhan matematika dapat direduksi menjadi suatu
himpunan relasi-relasi yang semata-mata diturunkan dengan aturan-aturan logika
tanpa merujuk kepada konsep matematika secara khusus misalnya konsep
bilangan. Suatu landasan yang memadai untuk logika harus juga mencukupi untuk
matematika.

Pandangan aliran logisisme tercermin dalam ungkapan “Logika adalah


masa muda matematika dan matematika adalah masa dewasa matematika”. Jadi
sebenarnya, aliran logisme adalah aliran filsafat yang mengikuti pemikiran
Gottlob Frege. Buku The Principles of Mathematics dimulai dengan “primitive
ideas” dan “primitive proportions” yang berkaitan dengan “undefined terms” dan
“postulates” dari suatu pengembangan sistem formal abstrak (Eves, 1976).
“primitive ideas” dan “primitive proportions” bukan suatu subjek dari suatu
interpretasi, tetapi dipilih secara intuitif untuk suatu konsep logika. Keduanya
digunakan sebagai titik tolak untuk membangun konsep matematika dan teorema
dengan dimulai dengan suatu kalkulus proposisi dan dilanjutkan dengan melalui
theory of classes dan relasi untuk memantabkan system bilangan asli. Selanjutnya,
semua matematika dapat diturunkan ke sistem bilangan asli. Proses tersebut
menggunakan metode aksiomatik.

Hilbert, pendiri aliran formalism, tidak setuju bahwa konsep matematika


dapat direduksi menjadi konsep logika. Menurut pendapatnya tidak semua logika
ada kaitannya dengan matematik. Kritik terhadap pendapat Russell juga datang
dari muridnya sendiri sekaligus koleganya di Trinity College, yaitu Wittgenstein.
Wittgenstein berusaha membawa konsep matematika dari Frege melalui bahasa
alamiah (Hardi Suyitno, 2008). Ia dalam Tractatus tidak berusaha mereduksi
matematika menjadi logika dan ia mengkritik pandangan Russell. Ia menyatakan
bahwa ...Russell must be wrong, because he had to mention the meaning of signs
when establishing the rules for them (Wittgenstein, 1951). Menurut Wittgenstein
kesalahan Russel adalah menyebutkan makna tanda ketika menetapkan aturan-
aturan. Simbol logis yang digunakan oleh Russell adalah suatu bahasa yang tidak
lepas dari kesalahan.

Dalam rangka untuk menghilangkan kesalahan harus digunakan suatu


simbol dengan tidak menggunakan tanda yang sama dalam simbol yang berbeda
dan dengan tidak menggunakan tanda dalam cara yang sama yang maknanya
berbeda. Dalam logika dan matematika kalimat “jika..., maka...” berbeda makna
dengan penggunaannya dalam bahasa sehari-hari. Wittgenstein juga mengkritik
pandangan Russell tentang reduksi. Proposisi-proposisi seperti “aksioma
reduksibilitas” dari Russell adalah bukan proposisi logis karena kebenarannya
mungkin hanya secara kebetulan. Wittgenstein berpendapat bahwa matematika
adalah suatu metode dari logika, logika dari dunia yang diperlihatkan oleh
proposisi logika yang merupakan tautologi, logika dari dunia oleh matematika
diperlihatkan dengan persamaan, interpretasi dari angka-angka sebagai eksponen
dari suatu variabel merupakan suatu reduksi dari matematika kepada teori operasi
dimana operasi dikonstruksi sebagai suatu operasi logis, dan penegasan kebenaran
proposisi matematika dan proposisi logika semata-mata berdasarkan symbol.
Maksud dari pendapat yang terakhir adalah kebenaran matematika hanya dengan
operasi formal tanpa melakukan pengamatan kepada keadaan atau fakta-fakta di
dunia nyata.

Alkisah, hiduplah seorang tukang cukur di suatu kampung. Tukang cukur


itu bernadzar, ” Saya akan mencukur semua orang di kampung ini yang tidak
mencukur rambutnya sendiri”. Kemudian ia melaksanakan nadzarnya dengan
mencukur semua orang yang tinggal di kampungnya tersebut. Ini tidak
menimbulkan masalah, karena jika penduduk kampung itu mencukur rambutnya
sendiri, maka tukang cukur itu tidak perlu mencukur rambut penduduk tersebut,
tetapi jika seorang penduduk tidak mencukur rambutnya sendiri, maka tukang
cukur itu yang akan mencukurkan rambutnya.

Masalah muncul ketika tukang cukur tersebut ingat bahwa dirinya juga
adalah warga kampung itu, sehingga ia harus mencukur rambutnya sendiri.
Tetapi, sesuai dengan nadzarnya, jika ia mencukur rambutnya sendiri, maka ia
tidak boleh mencukur rambutnya dan jika ia tidak mencukur rambutnya, maka ia
harus mencukur rambutnya sendiri. Nah, bingung kan apa yang harus dilakukan
oleh tukang cukur tersebut?

Kisah di atas dikenal dengan paradoks Russell. Nama lengkapnya Bertrand


Russell, seorang matematikawan, filsuf, dan pendiri filsafat analitik. Dalam
konteks matematika, kisah tukang cukur di atas dapat digambarkan sebagai
berikut: Misalkan kita mendefinisikan A adalah himpunan hewan berkaki empat,
maka anggota-anggota A adalah kambing, sapi, jerapah, onta, dan lain-lain.
Himpunan A sendiri jelas bukan hewan berkaki empat, sehingga A bukan anggota
A. Jika kita definisikan himpunan M dengan syarat keanggotaan semua hal yang
dipikirkan manusia, maka anggotanya beragam, termasuk M sendiri adalah
anggota M karena M juga merupakan hal yang dipikirkan manusia. Dengan
demikian, ada himpunan yang dirinya bukan anggota himpunan, seperti himpunan
A di atas, dan ada juga himpunan yang dirinya sendiri menjadi anggota himpunan
tersebut, seperti himpunan M tadi.

Selanjutnya, definisikan M sebagai kumpulan semua himpunan yang tidak


memuat dirinya sebagai anggota. Nah, kontradiksi akan muncul di sini terkait
dengan keanggotaan M dalam himpunan M. Jika M tidak memuat M sebagai
anggota, maka M adalah anggota dari M, tetapi jika M anggota dari M, maka M
harus dikeluarkan dari M berdasarkan syarat keanggotaan M. Ini berarti
jika dan hanya jika . Ini merupakan suatu kontradiksi yang menyesakkan.
Paradoks di atas bermulanya dari usaha Frege, Whitehead, Russell, dan
teman-temannya untuk menjawab pertanyaan tentang apa sih hakikat matematika
(fondasi matematika). Matematika telah berkembang pesat dan banyak cabang-
cabang baru. Pertanyaannya adalah, apa yang menyatukan cabang-cabang
tersebut? Russell, dkk. mengajukan LOGIKA-lah yang menyatukan cabang-
cabang itu. Dengan kata lain, setiap pernyataan matematika dapat dipandang
sebagai pernyataan LOGIKA yang dapat dinilai benar atau salah. Aliran ini dalam
fondasi matematika disebut logisisme. Paradoks di atas menggagalkan usaha
tersebut. Logika memang diperlukan dalam matematika, tetapi mereduksi
matematika menjadi hanya sekedar logika menimbulkan kontradiksi seperti telah
diceritakan di atas.

Sebagai bapak filsuf analitik, Gottlob Frege adalah filsuf terpenting setelah
Immanuel Kant. Pemikiran Gottlob sedikit banyak dipengaruhi filsafat analitik,
filsafat-logika, dan filsafat bahasa. Frege hendak merumuskan logika yang rigorus
sebagai metode berfilsafatnya. Dengan kata lain, filsafat itu sendiri pada intinya
adalah logika.

Frege berpendapat bahwa dasar yang kokoh bagi matematika dapat


‘diamankan’ melalui logika dan analisis yang ketat terhadap logika dasar kalimat-
kalimat. Cara itu juga bisa menentukan tingkat kebenaran suatu pernyataan.

Akar-akar analisis linguistik ditanam di lahan yang disiangi oleh Gottlob


yang notabenenya adalah seorang matematikawan. Gottlob memulai sebuah
revolusi logika (analitik), yang implikasinya masih dalam proses penanganan oleh
filsuf-filsuf kontemporer. Ia menganggap bahwa logika sebetulnya bisa direduksi
ke dalam matematika, dan yakin bahwa bukti-bukti harus selalu dikemukakan
dalam bentuk langkah-langkah deduktif yang diungkapkan dengan jelas. Salah
satu idenya yang paling berpengaruh adalah membuat perbedaan antara “arti”
(sense) proposisi dan “acuan” (reference)-nya, dengan mengetengahkan bahwa
proposisi memiliki makna hanya apabila mempunyai arti dan acuan (ide ini
mengandung kemiripan yang menonjol, secara kebetulan dengan pernyataan Kant
bahwa pengetahuan hanya muncul melalui sintesis antara konsep dan intuisi).

“Truth – Conditional Theory” adalah teori yang mendefinisikan makna


sebagai suatu kondisi dimana suatu ekspresi mungkin benar atau sebaliknya.
Gottlob berpendapat bahwa penamaan setidaknya memiliki dua masalah utama
dalam mengungkapkan makna.

Pertama, semisal untuk “Sam” merujuk pada sebuah objek benda hidup
‘manusia’ yang ‘bernama Sam’. Namun, bila objek dari nama tersebut tidak ada,
maka nama itu tidak memiliki arti. Contoh: Pegasus (kuda terbang dalam mitologi
Yunani) dianggap tidak memiliki arti karena tidak ditemukannya kuda yang
memiliki sayap dan dapat terbang saat ini.

Kedua, kondisi dimana sebuah objek memiliki dua nama. Contoh untuk
planet Venus dinamakan ‘Hesperus’ dan ‘Posphorus’. Jika kedua kata itu berarti
sama maka tidak akan menghasilkan kalimat yang berbeda dari makna aslinya.
Dengan kata lain, dua nama untuk objek yang sama akan memiliki pengertian
yang berbeda.

Pada tahun 1879 Frege menyusun notasi baru yang memungkinkan


terekpresikannya “penentu kuantitas” (kata-kata seperti “semua”, “beberapa” dan
sebagainya) dalam bentuk simbol-simbol. Ia berharap para filsuf bisa
menggunakan notasi ini untuk menyempurnakan bentuk logis argumen mereka,
sehingga memungkinkan mereka untuk jauh lebih dekat, daripada waktu-waktu
sebelumnya, dengan ide pembuatan filsafat menjadi ilmu yang ketat. Penemuan
Frege mengenai pembilang notasi ini diterbitkan dalam sebuah tulisan berjudul
Begriffsschrift yang menandai munculnya era logika modern.

Gottlob percaya logika mampu mengerjakan tugas-tugas jauh melampaui


apa saja yang dibayangkan oleh Aristoteles, asalkan pemaknaan para logikawan
bisa mengembangkan cara pengungkapan makna linguistik. Seluruhnya dengan
simbol-simbol logika.

Frege merupakan salah satu pendiri logika modern simbolis menempatkan


meneruskan melihat bahwa matematika adalah yg dpt diturunkan ke logika. Pada
seluruh cabang dari matematika, khususnya analisis geometri, kalkulus,
persamaan diferensial, dan mekanik, walaupun dia matematika publikasi di luar
bidang logika sedikit. Tulisannya pada falsafah logika, filosofi matematika, dan
bahasa adalah falsafah major pentingnya. Dia pernah mengatakan:

“Setiap matematika yang baik adalah sekurang-kurangnya setengah filsuf, dan


setiap filsuf baik adalah sekurang-kurangnya setengah matematika.

Pada 1879 Frege itu pertama kali menerbitkan Begriffsschrift utama (Conceptual
notasi, model formal pada bahasa aritmatika,yang murni).

Dalam karya ini Frege disajikan untuk pertama kalinya apa yang akan kita
akui saat ini sebagai sistem logis dengan penolakan, implikasi, universal hitungan,
pada dasarnya ide dari kebenaran tabel dll, adalah notasi yang digunakan Frege.
Untuk implikasi A B, Frege menggunakan notasi yang ditempatkan di dua baris
dengan A yang ditulis di baris B di bawah ini. Hal ini tidaklah sukar untuk melihat
mengapa ia tidak memiliki notasi bertahan, tetapi kami tidak dapat melakukan hal
ini dengan cara apapun untuk mengurangi besarnya pencapaian itu. Penerbitan
dari Begriffsschrift diikuti di tahun yang sama dengan promosi Frege's , didukung
oleh Abbe, untuk Profesor Luar Biasa di Jena tetapi luar biasa ia bekerja
menyebabkan keheranan sedikit pengakuan untuk dia. Sangat sedikit orang
nampaknya dapat menghargai pentingnya publikasi ini. Namun, dalam kontras
kepada treatises nanti, yang diterima Begriffsschrift enam ulasan: dari Reinhold
Hoppe, John Venn, Paul penyamakan, Kurd Lasswitz, Karl Michaëlis dan Ernst
Schröder. Pertama dari tiga tinjauan ini, namun, menunjukkan bahwa mereka
adalah penulis yang tidak tertarik dalam risalah Frege, sedangkan yang kedua tiga,
meskipun beberapa kritik, lebih simpatik (untuk melihat lebih detail).
Adalah wajar untuk meminta apa yang diminta Frege untuk membuat
revolusioner Begriffsschrift. Dia ingin memiliki cara yang tepat menyatakan dan
membuktikan hasil mereka, karena ia menyadari kesulitan yang biasa
menggunakan bahasa yang jelas dan tentu tepat. Dia menyatakan diawal untuk
pekerjaan yang dia ingin membuktikan kebenaran dari aritmatika dasar "dengan
cara logika murni ". Ini bertujuan membuat Frege pertama sepenuhnya untuk
mengembangkan tesis utama dari logicism, bahwa matematika adalah yg dpt
diturunkan ke logika. Namun, kami harus dicatat bahwa ia hanya menerapkan
tesis ke nomor teori dan analisa nyata. Berikutnya dia menuliskan Die
Grundlagen der Arithmetik (Yayasan aritmatika), yang diterbitkan di 1884, telah
ditulis untuk mencapai tujuan yang jelas ia telah ditetapkan pada pengantar
sebelumya, dan menyajikan aksiomatis teori aritmatika.

Setelah itu agenda awal dari Grundlagen, Frege melihat kontribusi yang
dibuat oleh sebelumnya yang hebat matematika untuk dua pertanyaan mendasar:

Apakah nomor? Apakah sifat ilmu hitung kebenaran?

Bahkan ia lebih awal semua upaya untuk menjawab pertanyaan ini dengan
kejelasan. Mungkin akan datang sebagai kejutan untuk pembaca artikel ini untuk
mempelajari bahwa semua upaya untuk menentukan "nomor" sebelum Frege
terdapat kesalahan logis. Sesungguhnya ini adalah tepat apa yang dia
menunjukkan, untuk definisi ini sebelumnya telah bingung ide "angka" dengan
yang "kemajemukan". Kemajemukan "dua" merujuk kepada koleksi dua objek,
misalnya dua kursi, dua pencil, dua rumah, dan sebagainya nomor "dua" Akan
tetapi, semua kelas contoh dari "kemajemukan dua" dan sebagainya adalah
"kemajemukan dari pluralities" dan kesalahan logis yang telah dibuat di
pengiktirafan ini tidak berarti bahwa sebelum Frege Grundlagen telah dikelola
untuk memberikan logis benar dimaksud dengan "nomor". Frege kemudian pergi
sendiri memberikan definisi konsep dasar aritmatika murni didasarkan pada
logika, dan dari ini dia, lagi menggunakan murni logika, dasar hukum aritmatika.
Dummett menulis:
Pekerjaan yang menarik bagi mereka bahkan cukup tdk tertarik dalam filosofi
matematika, sejak masih kuliah di itu banyak ide yang disajikan dari signifikans
untuk seluruh filosofi.

Apa yang merupakan reaksi atas Grundlagen dari matematika dan philosophers
hebat? Satu mungkin diharapkan jumlah yang besar, tapi ini tidak materialise.
Grundlagen yang diterima hanya satu yang telah meninjau dan oleh penyanyi.
Apa kata penyanyi berpikir cemerlang buku ini? Dummett yang menulis tinjauan:

... adalah amat berseteru satu oleh Georg Cantor, yang matematika adalah ide
yang paling dekat dengan Frege's, yang tidak repot untuk memahami Frege buku
sebelum ke total penghinaan.

Grundlagen yang telah non-teknis bekerja, ditulis tanpa simbolisme dan


hanya dengan sketsa dari bukti, yang Frege melihat sebagai langkah pertama
menuju realisasi dari tujuan tepat mendefinisikan sebuah kerangka logis yang
mengatur konsep dasar aritmatika dan untuk kesimpulan aturan aritmatika.
Walaupun dia sangat kecewa pada reaksi ke Grundlagen tetap pada tahun-tahun
berikutnya ia menulis sejumlah artikel yang halus dan memperluas ide-ide yang
akan dia perlu melakukan proyek itu. Dummett panggilan tersebut:

... serangkaian filosofis yang cemerlang dalam artikel yang diturunkan kepada
beliau falsafah logika.

Marilah kita melihat sebentar di salah satu ini, yaitu Über Sinn und
Bedeutung (Pada rasa dan referensi) diterbitkan di 1892. Dalam ini ia memberikan
argumen terkenal itu untuk menunjukkan bahwa rasa dan referensi yang berbeda.
Nya contoh keprihatinan planet Venus yang dikenal sebagai "malam bintang" dan
sebagai "bintang pagi" sebelum ia menyadari bahwa kedua adalah Venus. Frege
berpendapat: "malam bintang" = "pagi bintang" tidak memiliki rasa yang sama
sebagai "bintang malam" = "malam bintang" jadi "bintang malam" tidak memiliki
rasa yang sama sebagai "bintang fajar" . Namun "bintang malam" dan "pagi
bintang" merujuk ke objek yang sama sehingga referensi dari "malam bintang"
adalah berbeda dari rasa.
Pada 1893 Die Grundgesetze der Arithmetik, Volume1 (Pokok Hukum
aritmatika) yang muncul di Frege mengatur sistem logis formal dengan lebih dari
aturan-aturan kesimpulan bahwa dia sebelumnya bekerja di Begriffsschrift.
Sekarang Frege hitung aksioma dengan koleksi aksioma intuitif, dan nomor bukti
dari hasil teori yang dia hanya sketsa sebelumnya dia sekarang memberi formal.
Tikaman utama dari volume ini adalah untuk mengembangkan aturan nomor teori
dan di kemudian volume Frege ditujukan untuk memperpanjang kerja nyata ke
nomor. Kekecewaannya di kurangnya reaksi kepada karya-karya menunjukkan
secara eksplisit dalam Pendahuluan untuk Volume 1 dimana ia mengeluhkan
tentang penulis lain yang belum terbiasa dengan ide itu. Dia harus berharap bahwa
ini volume pertama apa yang akan kita lihat pencapaian besar akan diterima
dengan baik, tetapi kecuali untuk ditinjau oleh satu Peano, ia diabaikan oleh
berlanjut.

Frege, yang sebelumnya tidak diperbolehkan kurangnya reaksi dia


dialihkan dari tugas yang dia mengatur dirinya, memutuskan untuk menunda
penerbitan kedua dari tiga diusulkan volume. Selama periode ini Frege diangkat
biasa kehormatan profesor di Jena, sebuah pos yang didanai oleh Yayasan Carl
Zeiss yang Abbe ini terkait erat. Bahkan akan sepuluh tahun setelah penerbitan
Volume 1 dari Die Grundgesetze der Arithmetik sebelum Volume 2 muncul.
Volume kedua ini memberikan Frege pembangunan yang nyata dari nomor yang
dibangun dia langsung dari bulat tanpa mengambil rute yang pertama
mendefinisikan nomor rasional. Kepahitan yang mana dia merasa sekarang ini
menunjukkan dengan jelas dalam volume dengan serangan pada pekerjaan
sebelumnya yang hebat matematika yang kasar (yang tidak pernah sebelum) dan
ada tanda-tanda yang jelas dia memukul di belakang mereka ia merasa telah
diabaikan kontribusi itu. Secara khusus dia menuai kritikan teori dari nomor
irasional. Setelah bekerja ditulis, tapi sebelum diterbitkan, Frege ini menemukan
bahwa volume, dan volume 1, adalah berdasarkan aksioma tidak konsisten.

Sementara Volume 2 dari Pokok Hukum aritmatika telah di tulis Frege


menerima surat (pada 16 Juni 1902) dari Bertrand Russell. Russell menunjukkan,
dengan besar kerendahan, bahwa paradoks Russell memberikan Frege kontradiksi
dalam sistem aksioma. Setelah banyak antara dua huruf, Frege diubah pada salah
seorang aksioma dan menjelaskan dalam sebuah lampiran untuk buku yang ini
dilakukan untuk mengembalikan konsistensi dari sistem. Namun ini diubah
dengan kebenaran, banyak dari teorema dari Volume 1 tidak melalui Frege dan
harus diketahui ini. Dia mungkin tidak menyadari bahwa bahkan dengan diubah
pada kebenaran sistem ini sejak itu tidak hanya ditampilkan oleh Lesniewski
setelah kematian Frege.

Satu sering melihat ia menyatakan bahwa Frege's telah bekerja berniat


karena adanya inkonsistensi ditunjukkan oleh Russell. Hal ini sebenarnya adalah
jauh dari kebenaran dan satu harus melihat Frege sebagai orang yang salah satu
yang paling penting untuk kontribusi dasar matematika yang pernah dibuat. Pada
kenyataannya di Russell banyak cara yang benar ketika dia ditulis di Sejarah
Filsafat Barat:

Walaupun ada yg membuat sifat [Frege's] penemuan, dia tetap seluruhnya tanpa
pengakuan sehingga menarik perhatian dia di 1903.

Frege's mempengaruhi dalam jangka pendek datang melalui pekerjaan


Peano, Wittgenstein, Husserl, dan Carnap Russell. Namun,dalam jangka panjang
Frege telah menjadi pengaruh utama pada pengembangan logika dan filosofis
orang yang tampaknya telah diabaikan oleh sebagian besar telah berlanjut gemar
membaca oleh banyak di kedua dari setengah abad kedua puluh, terutama setelah
dia bekerja diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.

Lain pernyataan yang satu ini sering dibaca Frege yang sangat sedih
setelah Russell 's huruf yang dia berikan atas penelitian. Hal ini tidak seluruhnya
tanpa dasar dan sudah tentu benar bahwa dia tidak pernah diterbitkan yang
dimaksudkan ketiga volume Pokok Hukum aritmatika, tetapi walaupun dia
memang menjadi sangat sedih alasan yang jauh lebih kompleks daripada itu.
Faktor lain dalam depresi adalah kematian istrinya Margarete. Frege telah
menikah Margarete Lieseberg tetapi mereka tidak pernah mempunyai anak. Frege
dan istrinya itu mengadopsi anak, Alfred, yang masuk untuk menjadi insinyur,
tetapi setelah Frege istri meninggal pada 1904 ia turun nampaknya lebih
mendalam ke dalam dirinya sendiri.

Situasi politik di Jerman membuat dia menderita. Frege, seperti yang telah
kami sebutkan, adalah firma beriman dari monarki gaya lama yang beroperasi di
Jerman Serikat sebelum penggabungan. Dalam Kekaisaran Jerman ada parlemen
dipilih secara demokratis, di samping kebanyakan parlemen negara tdk
demokratis. Frege tidak boleh berdemokrasi, dan bahkan lebih buruk sebagai
sosialis diperoleh daya. Ia menyerang paling hebat matematika dari teman-
temannya pergi jauh melebihi kritikan profesional. Misalnya Thomae, yang juga
diajarkan di Jena, datang untuk parah pribadi dari serangan Frege. Ia nampaknya
menyerang di berbagai orang dan buku harian menunjukkan kebencian mendalam
dari Perancis, dari Katolik, dan dari orang-orang Yahudi.

Frege pensiunan dari jabatan profesor di Jena pada 1917. Dia tidak
dipublikasikan antara 1904 dan waktu ia pensiun (jika satu alasan pahit
dipublikasikan serangan terhadap sesama matematikawan hebat seperti Thomae).
Russell telah mengundang dia ke alamat yang kongres matematika di Cambridge
pada tahun 1912 tetapi Frege's balas, penurunan undangan, menunjukkan dia
sedih keadaan pikiran. Ini bukanlah satu balasan yang diharapkan dari orang yang
sebelumnya telah menyadari sendiri genius dan memiliki total kepercayaan bahwa
ide-ide brilian akan diakui. Namun, Frege mulai menerbitkan artikel penting lagi
di 1918 dengan kontribusi ke alam pikiran. Publikasi ini memiliki kesegaran dari
sebelumya, dan menunjukkan bahwa depresi yang telah gripped dia telah selama
bertahun-tahun, setidaknya sebagian, diangkat. Pada 1923 Frege datang dengan
kesimpulan bahwa tujuan dia telah menetapkan dirinya di sebagian besar dari
karirnya, yaitu ditemukan pada logika hitung, adalah salah. Dia memutuskan
bukan satu yang telah menjadi dasar dari seluruh matematika pada geometri. Dia
mulai bekerja pada ide-ide ini namun tidak berkembang jauh pada saat menjelang
kematiannya. Dia tidak dipublikasikan pada ide-ide ini.

Kami memiliki banyak dikutip tribut untuk Frege's genius, tetapi marilah kita
diakhiri dengan satu lebih. Weiner menulis:
Gottlob Frege's tulisannya mempunyai pengaruh yang besar pada pemikiran
kontemporer. Nya revolusioner logika baru adalah asal logika matematika
modern - sebuah bidang impor tidak hanya untuk abstrak matematika, tetapi juga
untuk ilmu komputer dan filosofi.

Kontribusi Frege cukup besar di bidang filsafat analitik abad dua puluh. Ia
menggunakan matematika dan logika sebagai dasar berfilsafat. Frege meyakini
logika sebagai alat sekaligus pengantar dalam studi filsafat. Kebenaran matematis
baginya merupakan kebenaran logis. Frege berusaha menerapkan prinsip-prinsip
logika dan matematika pada filsafat bahasa. Ia menginvestigasi struktur bahasa,
cara bahasa berkoneksi dengan dunia, dan mengekspresikan pikiran demi
memperoleh pemahaman tentang pengetahuan yang lebih baik. Beberapa
karyanya menjadi pemantik bagi perkembangan filsafat bahasa di kemudian hari.

Pada tulisan ini, ‘sense’ and ‘referense’ diterjemahkan dalam bahasa


Indonesia menjadi ‘makna’ dan ‘acuan’. Dalam artikelnya tentang makna dan
acuan, Frege mulai mempertanyakan tentang identitas (identity) dan kesetaraan
(equality). Frege memahami kesetaraan sebagai identitas. Pernyataan a=b
dianggap memiliki makna a sama dengan b atau a dan b bersesuaian. Dalam
Begriffsschrift Frege memahami kesetaraan sebagai relasi antara tanda atau nama
dengan objek. Objek adalah sesuatu yang kita maksud dengan cara
membahasakannya melalui ekspresi dan pernyataan yang berbeda-beda, walaupun
objek itu terkadang memiliki kesamaan. Pengekspresian tersebut dapat diketahui
perbedaanya melalui cara bagaimana pernyataan itu disampaikan oleh tanda-tanda
(nama / name, kombinasi kata / combination of words, tulisan / letter) yang
digunakan secara arbitrer. Perbedaan tanda-tanda yang digunakan dalam
pernyataan berkorespondensi dengan perbedaan pada moda presentasi yang
memahami atau menyebut tanda-tanda yang dimaksud. Misalnya, pada ekspresi
a=a dan a=b. Jika tanda b dimaksudkan untuk menyebut hal yang sama seperti
disebut oleh a, maka secara esensial nilai kognitif keduanya sama. Kemudian apa
yang membuat a dapat pula disebut sebagai b? Letak perbedaanya pada moda
presentasi yang mengekspresikan kedua tanda tersebut. Moda presentasi
merupakan cara sesuatu diekspresikan melalui tanda. Sesuatu yang diekspresikan
disebut sebagai “acuan” (reference), sedangkan moda presentasinya terletak pada
“makna” (sense). Maka, setiap tanda menekspresikan makna yang berbeda.
Perbedaan tersebut dapat diketahui melalui moda presentasinya. Kita bisa
menyebut “matahari”dengan moda presentasi yang berbeda, seperti “matahari
pagi” atau “matahari sore”.
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Friedrich Ludwig Gottlob Frege adalah seorang matematikawan,


logikawan, dan filsuf asal Jerman. Gottlob Frege terkenal sebagai salah satu
pendiri logika modern dan memberikan konstribusi besar pada bidang
matematika. Oleh karena itu Gotlobb Frege mendapat julukan sebagai bapak filsuf
analitik, atas tulisannya terkait filosofi bahasa dan matematika. Karyanya yang
terkenal adalah Begriffsschrift (1879), dan Die Grundlagen der Arithmetik
(Yayasan aritmatika) (1884). Kontribusi Frege cukup besar di bidang filsafat
analitik abad dua puluh. Ia menggunakan matematika dan logika sebagai dasar
berfilsafat. Frege meyakini logika sebagai alat sekaligus pengantar dalam studi
filsafat. Kebenaran matematis baginya merupakan kebenaran logis. Frege
berusaha menerapkan prinsip-prinsip logika dan matematika pada filsafat bahasa.
Ia menginvestigasi struktur bahasa, cara bahasa berkoneksi dengan dunia, dan
mengekspresikan pikiran demi memperoleh pemahaman tentang pengetahuan
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Al-attas,A.2011.FILSAFAT LOGIKA.online. Tersedia di


http://adesmedia.blogspot.com/2013/02/filsafat-logika-sebagai-
cabang-filsafat.html [diakses 9 Maret 2017].

Anonim.2015.Sejarah logika.online.http://www.apprendre-
math.info/indonesien/historyDetail.htm?id=Frege [diakses 6 Maret
2017]

Fathurrohman,M.N.2016.Gottable Frege Pendiri Logika Modern.online.Tersedia


di https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2015/02/gottlob-
frege-pendiri-logika-modern.html[diakses 6 Maret 2017]

Rahmat,T.2015.Tanpa Frege, Filsafat Bahasa Tinggal Omong Kosong.online.


Tersedia di http://www.kompasiana.com/taurahida/tanpa-frege-filsafat-
bahasa-tinggal-omong-kosong_551ad040813311b37f9de208 [diakses 6
Maret 2017]

Suyitno, Hardi. 2014. Filsafat Matematika. Semarang : FMIPA UNNES.

Anda mungkin juga menyukai