Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Osteoporosis”

Di Susun Oleh :
Kelompok 2
1. Aziz Purnomo
2. Umi Islakhia
3. Umi Latifah
4. Yunia Tri Arminati

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

SUKMA MEDIKA
Alamat: Perum BTN Cangklik Baru, Jl. Lawu I No.15, Broji, Mulyoharjo, Taman,
Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52313

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat, rahmat, taufik, dan
hidayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Osteoporosis” ini tepat waktu dan semoga makalah ini dapat memberikan tambahan
ilmu pengetahuan kepada kita nantinya.

Makalah yang berjudul “Osteoporosis” ini mengandung beberapa pokok bahasan


yang akan membahas tentang poin-poin penting dari metode pengkajian dan asuhan
keperawatan terkait dengan penyakit Osteoporosis.

Terima kasih kepada dosen pembimbing, teman-teman, dan juga orang tua
kami, atas dorongan yang telah diberikan kepada kami sehingga makalah ini dapat
terbentuk.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami bersedia menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
perbaikan di kemudian hari.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3

A. Definisi .................................................................................................. 3
B. Jenis Osteoporosis .................................................................................. 3
C. Etiologi: .................................................................................................. 4
D. Manifestasi Klinis ................................................................................... 5
E. Intervensi ................................................................................................ 6
F. Penatalaksanaan Medis ........................................................................... 8
1. Pengobatan ....................................................................................... 8
2. Pencegahan ....................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 10

A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hidup sehat, bugar, dan tetap aktif sekalipun di usia lanjut merupakan
dambaan banyak orang. Namun, setting bertambahnya usia, fungsi organ tubuh pun
berangsur – angsur menurun dan berakibat timbulnya berbagai macam penyakit.
Masalah kesehatan pada usia lanjut yang sering di temui dan perlu mendapat
perhatian adalah penyakit osteoporosis. Osteoporosis atau pengoroposan tulang
memang rawan menyerang orang - orang berusia di atas 40 tahun, terutama pada
kaum perempuan. Dari hasil penelitian di amerika serikat pada orang berusia di atas
50 tahun, 1 dari 4 perempuan dan 1 dari 8 laki – laki terkena osteoporosis.
Osteoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih
merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang.
Di Amerika Serikat osteoporosis menyerang 20-25 juta penduduk, 1 diantara 2-3
wanita post-menopause dan lebih dari 50% penduduk di atas umur 75-80 tahun.
Sekitar 80% persen klien penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita
muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Hilangnya
hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dangan osteoporosis?
2. Bagaimana anatomi fisiologi pada tulang?
3. Apa sajakah etiologi dari osteoporosis?
4. Apa sajakah manifestasi klinis?
5. Bagaimana penatalaksanaan medis osteoporosis?
6. Apa komplikasi pada osteoporosis?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada osteoporosis?
C. Tujuan Penulisan :
Mahasiswa/i dapat melakukan asuhan keperawatan klien dengan ”Osteoporosis”.
 Tujuan Umum : Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai
proses pembelajaran mahasiswa dalam memahami Osteoporosis, dan
mahasiswa mampu memahami defenisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi,

1
penatalaksanaan medis dan keperawatan serta asuhan keperawatan dari
Osteoporosis.
 Tujuan Khusus :
 Mahasiswa mampu memahami definisi osteoporosis
 Mahasiswa mampu memahami klasifikasi osteoporosis
 Mahasiswa mampu memahami etiologi osteoporosis
 Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis osteoporosis
 Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan medis dari osteoporosis
 Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada klien osteoporosis

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Osteoporosis merupakan kondisi terjadinya penurunan densitas/ matriks/
massa tulang, peningkatan prositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi
deisertai dengan kerusakakn arsitektur mikro jaringan tulang yang mengakibatkan
penurunan kekokohan tulang sehingga tulang menjadi mudah patah. (Muttaqin,
Arif. 2008)
B. Jenis Osteoporosis
Bila disederhanakan, terdapat dua jenis osteoporosis, yaitu osteoporosis
primer dansekunder.
1. Osteoporosis primer adalah kehilangan massa tulang yang terjadi sesuai
dengan proses penuaan. Sampai saat ini osteoporosis primer masih menduduki
tempat utama karena lebih banyak ditemukan dibanding dengan osteoporosis
sekunder. Proses ketuaan pada wanita menopause dan usia lanjut merupakan
contoh dari osteoporosis primer.
2. Osteoporisis sekunder didefinisikan sebagai kehilangan massa tulang akibat hal
hal tertentu. mungkin berhubungan dengan kelainan patologis tertentu
termasuk kelainan endokrin, epek samping obat obatan, immobilisasi, Pada
osteoporosis sekunder, terjadi penurunan densitas tulang yang cukup berat
untuk menimbulkan fraktur traumatik akibat faktor ekstrinsik seperti kelebihan
steroid, artritis reumatoid, kelainan hati/ginjal kronis, sindrom malabsorbsi,
mastositosis sistemik, hiperparatiroidisme, hipertiroidisme, varian status
hipogonade, dan lain-lain.
3. Osteoporosis Kausal juga dapat dikelompokan berdasarkan penyebab penyakit
atau keadaan dasarnya :
 Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kurangnya hormon estrogen
(hormon utama pada perempuan ), yang membantu pengangkutan kalsium
ke- dalam tulang pada perempuan. Biasanya gejala timbul pada peempuan
yang berusia antara 51 – 75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau
lebih lambat. Tidak semua perempuan memiliki risiko yang sama untuk

3
menderita osteoporosis postmenopausal, perempuan kulit putih dan daerah
timur lebih rentan menderita penyakit ini daripada kulit hitam.
 Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan
kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan antara
kecepatan hancurnya tulang ( osteoklas ) dan pembentukan tulang baru (
osteoblas ). Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut
yaitu terjadi pada orang – orang berusia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih
sering pada perempuan.
 Kurang dari 5 % klien osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder,
yang disebabkan oleh keadaan medis lain atau obat – obatan. Penyakit ini
disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal ( terutama
tiroid, paratiroid, dan adrenal ) serta obat – obatan ( misalnya
kortikosteroid, barbiturate, antikejang, dan hormone tiroid yang berlebihan
). Pemakaian alcohol yang berlebihan dan merokok dapat memperburuk
keadaan ini
C. Etiologi:
Etiologi Osteoporosis secara garis besarnya dikelompokan ke dalam 3 kategori :
1. Penyebab primer : menopause, usia lanjut, penyebab lain yang tidak
diketahui.
2. Penyebab sekunder: pemakaian Obat kortikosteroid, gangguan metabolism,
gizi buruk, penyerapan yang buruk, penyakit tulang sumsum, gangguan fungsi
ginjal, penyakit hepar, penyakit paru kronis, cedera urat saraf belakang,
rematik, transplasi organ.
3. Penyebab secara kausal: Osteoporosis juga dapat dikelompokan berdasarkan
penyebab penyakit atau keadaan dasarnya :
 Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kurangnya hormon estrogen
(hormon utama pada perempuan ), yang membantu pengangkutan kalsium
ke- dalam tulang pada perempuan. Biasanya gejala timbul pada peempuan
yang berusia antara 51 – 75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau
lebih lambat. Tidak semua perempuan memiliki risiko yang sama untuk
menderita osteoporosis postmenopausal, perempuan kulit putih dan daerah
timur lebih rentan menderita penyakit ini daripada kulit hitam.

4
 Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan
kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan antara
kecepatan hancurnya tulang ( osteoklas ) dan pembentukan tulang baru (
osteoblas ). Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut
yaitu terjadi pada orang – orang berusia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih
sering pada perempuan.
 Kurang dari 5 % klien osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder,
yang disebabkan oleh keadaan medis lain atau obat – obatan. Penyakit ini
disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal ( terutama
tiroid, paratiroid, dan adrenal ) serta obat – obatan ( misalnya
kortikosteroid, barbiturate, antikejang, dan hormone tiroid yang berlebihan
). Pemakaian alcohol yang berlebihan dan merokok dapat memperburuk
keadaan ini.
 Osteoporosis juvenile idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang
penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak – anak dan dewasa
muda yang memiliki kadar dan fungsi hormone yang normal, kadar vitamin
yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuh yang
jelas.
D. Manifestasi Klinis
Osteoporosis merupakan silent disease. Klien osteoporosis umumnya tidak
mempunyai keluhan sama sekali sampai orang tersebut mengalami fraktur.
Osteoporosis mengenai tulang seluruh tubuh, tetapi paling sering menimbulkan
gejala pada daerah-daerah yang menyanggah berat badan atau pada daerah yang
mendapat tekanan (tulang vertebra dan kolumna femoris). Korpus vertebra
menunjukan adanya perubahan bentuk, pemendekan dan fraktur kompresi. Hal ini
mengakibatkan berat badan pasien menurun dan terdapat lengkung vertebra
abnormal(kiposis). Osteoporosis pada kolumna femoris sering merupakan
predisposisi terjadinya fraktur patologik (yaitu fraktur akibat trauma ringan), yang
sering terjadi pada pasien usia lanjut.
Masa total tulang yang terkena, mengalami penurunaan dan menunjukan
penipisan korteks serta trabekula. Pada kasus ringan, diagnosis sulit ditegakkan
karena adanya variasi ketebalan trabekular pada individu ”normal” yang berbeda.

5
Diagnosis mungkin dapat ditegakkan dengan radiologis maupun histologist jika
osteoporosis dalam keadaan berat. Struktur tulang, seperti yang ditentukan secara
analisis kimia dari abu tulang tidak menunjukan adanya kelainan. Pasien
osteoporosis mempunyai kalsium,fosfat, dan alkali fosfatase yang normal dalam
serum.
Osteoporosis terjadi karena adanya interaksi yang menahun antara factor genetic
dan factor lingkungan.
 Factor genetic meliputi:
Usia jenis kelamin, ras keluarga, bentuk tubuh, tidak pernah melahirkan.
 Factor lingkungan meliputi:
Merokok, Alcohol, Kopi, Defisiensi vitamin dan gizi, Gaya hidup, Mobilitas,
anoreksia nervosa dan pemakaian obat-obatan.

Kedua factor diatas akan menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap
kalsium dari darah ke tulang, peningkatan pengeluaran kalsium bersama urin, tidak
tercapainya masa tulang yang maksimal dengan resobsi tulang menjadi lebih cepat
yang selanjutnya menimbulkan penyerapan tulang lebih banyak dari pada
pembentukan tulang baru sehingga terjadi penurunan massa tulang total yang
disebut osteoporosis.

E. Intervensi
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur vertebra
ditandai dengan klien mengeluh nyeri tulang belakang.
Tujuan : nyeri berkurang
Intervensi :
1) Evaluasi keluhan nyeri/ketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan
karakteristik termasuk intensitas (skala 1-10). Perhatikan petunjuk nyeri
nonverbal (perubahan pada tanda vital dan emosi/prilaku)
2) Ajarkan klien tentang alternative lain untuk mengatasi dan mengurangi
rasa nyerinya
3) Dorong menggunakan teknik manajemen stress contoh relaksasi
progresif, latihan nafasa dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan
teraupetik

6
2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat
perubahan skeletal (kifosis) , nyeri sekunder, atau fraktur baru
Tujuan : klien mampu melakukan mobilitas fisik
Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada
2) Rencanakan tentang pemberian program latihan, ajarkan klien
tentang aktivitas hidup sehari-hari yang dapat dikerjakan
3) Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas /perawatan diri secara
bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
3. Risiko cedera yang berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal
dan ketidakseimbangan tubuh
Tujuan : cedera tidak terjadi
Intervensi :
1) Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya missal : tempatkan
klien pada tempat tidur rendah, berikan penerangan yang cukup,
tempatkan klien pada ruangan yang mudah untuk diobservasi
2) Ajarkan pada klien untuk berhenti secara perlahan,tidak naik
tangga dan mengangkat beban berat
3) Pergerakan yang cepat akan memudahkan terjadinya fraktur
kompresi vertebra pada klien osteoporosis
4) Observasi efek samping obat-obatan yang digunakan
4. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan atau gangguan
gerak
Tujuan : perawatan diri klien terpenuhi
Intervensi :
1) Kaji kemampuan untuk berpartisipasi dalam setiap aktifitas
perawatan
2) Beri perlengkapan adaptif jika dibutuhkan misalnya kursi dibawah
pancuran, tempat pegangan pada dinding kamar mandi, alas kaki
atau keset yang tidak licin, alat pencukur, semprotan pancuran
dengan tangkai pemegang

7
F. Penatalaksanaan Medis
Adapun penatalaksanaan pada klien dengan osteoporososis meliputi :
1. Pengobatan
 Perempuan yang menderita osteoporosis, harus mengonsumsi kalsium dan
vitamin D dalam jumlah yang mencukupi dan Bifosonat juga digunakan
untuk mengobati osteoporosis.
 Perempuan pascamenopause yang menderita osteoporosis juga bisa
mendapatkan estrogen ( biasanya bersama dengan progesterone) atau
alendronat, yang dapat memperlambat atau menghentikan penyakitnya.
Sebelum terapi sulih estrogen dilakukan,biasanya dilakukan pemeriksaan
tekanan darah, pemeriksaan payudara dengan mammogram, pemeriksaan
kandungan, serta PAP smear untuk mengetahui apakah ada kanker atau
tidak. Terapi ini tidak di anjurkan pada perempuan yang pernah
mengalami kanker payudara dan kanker kandungan (ndometrium).
 Pemberian alendronat, yang berfungsi untuk :
1) Mengurangi kecepatan penghancuran tulang pada perempuan pasca
menopause.
2) Meningkatkan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul.
3) Mengurangi angka kejadian patah tulang.
 Pemberian Kalsitonin, untuk diberikan kepada orang yang menderita patah
tulang belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan melalui
suntikan atau melalui semprot hidung.
 Laki – laki yang menderita osteoporosis biasanya menapatkan kalsium dan
tambahan vitamin D
 Pemberian Nutrilife-deer Velvet merupakan alternative terkini yang bisa
mengatasi osteoporosis. Nutrilife-deer Velvet yang terbuat dari tanduk
Rusa Merah New Zealand, terbukti bermanfaat untuk mencegah
osteoporosis dan telah digunakan selama lebih dari 10.000 tahun oleh
China, Korea, dan Rusia. Obat ini mengandung delapan factor
pertumbuhan, prostaglandin, asam lemak, asam amino, dan komponen dari
kartilago, dan dosisnya 1x1/kapsul 1 hari.

8
 Pengobatan patah Tulang pada Osteoporosis. Patah tulang panggul
biasanya di atasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan
biasanya digips atau di perbaiki dengan pembedahan. Jika terjadi penipisan
tulang belakang disertai nyeri panggung yang hebat, dapat di berikan obat
pereda nyeri, di pasang supportive back brace, dan dilakukan terapi fisik
dengan mengompres bagian yang nyeri dengan menggunakan air hangat
atau dingin selama 10 – 20 menit.
2. Pencegahan
Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa muda, hal ini
bertujuan:
1) Mencapai massa tulang dewasa Proses konsolidasi) yang optimal
2) Mengatur makanan dan life style yg menjadi seseorang tetap bugar
seperti:
a) Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari)
b) Latihan teratur setiap hari
c) Hindari :
 Makanan Tinggi protein
 Minum kopi
 Minum Antasida yang
 Merokok
 Mengandung Alumunium
 Minum Alkohol
d) Pola hidup sehat antara lain cukup tidur, olahraga teratur (seperti jalan
kaki, berenang, senam aerobic).
Pencegahan Dan Pengobatan dengan vitamin dan mineral :
1.Vitamin C 8.Fosfor
2. Zat besi 9.Magnesium
3. Boron 10.Nutrilife-deer Velvet
4.Seng ( zinc ) 11. Jus Timun
5.Vitamin D 12. Jus Brokoli
6.Beras ponni 13.Jus Avokad
7.Kalsium 14.Jus Kale-collard

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Osteoporosis adalah kondisi terjadinya penurunan densitas/matriks/massa
tulang, peningkatan porositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi disertai
dengan kerusakan arsitektur mikro jaringan tulang yang mengakibatkan penurunan
kekokohan tulang sehingga tulang menjadi mudah patah (buku ajar asuhan
keperawatan klien gangguan system musculoskeletal). Penyakit osteoporosis adalah
berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan
mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat,
sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur
kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih
rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.
B. Saran
Tidak ada saran yang terlalu mengikat dalam kasus ini, hanya saja diharapkan
makalah ini bisa memberikan masukan bagi rekan- rekan mahasiswa calon
perawat, sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai “Asuhan Keperawatan
pada Klien dengan Osteoporosis” menjadi bekal dalam pengaplikasian dan praktik
bila menghadapi kasus yang kami bahas ini.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan
saran-saran sebagai berikut :

1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat


kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam
berkomunikasi dengan klien.

2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan


pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa
keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan KeperawatanKlien Gangguan Sistem


Muskuloskeletal. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Kumar, Vinay, Abul K. Abbas dan Nelson Fausto. 2005.Robbins and Cotran Pathologic
Basis of Disease.Seventh Edition. Philadelphia : Elsevier Saunders.

Lewis, Sharon L. 2007. Medical Surgical Nursing : Assessment and Management of


Clinical Problems Volume 2. Seventh Edition. St.Louis : Mosby.

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. Alih bahasa : Brahm U. Pendit.


2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Volume 1.Edisi 6.Jakarta :
EGC.

Sherwood, Lauralee. Alih bahasa : Brahm U. Pendit. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel
ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC.

http://asuhankeperawatan4u.blogspot.com/2013/02/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dengan.html
http://www.4shared.com/office/4a5VvsYC/asuhan_keperawatan_osteoporosi.htm
http://www.infokeperawatan.com/susu-hanya-efektif-cegah-osteoporosis-sebelum-usia-
30-tahun.html

11

Anda mungkin juga menyukai