Irigasi Pipa Bawahpermukaan Lahan Kering PDF
Irigasi Pipa Bawahpermukaan Lahan Kering PDF
Oleh :
Hermantoro
ABSTRAK
Potensi lahan kering untuk budidaya pertanian di Indonesia masih sangat luas,
namun demikian lahan kering mempunyai kendala serius yaitu kelangkaan air
untuk memenuhi keperluan tanaman. Oleh karena itu dalam pengembangan
pertanian lahan kering diperlukan teknologi irigasi yang hemat air, salah satu
teknologi tersebut adalah sistem irigasi bawah permukaan menggunakan pipa
gerabah (plempem/hong). Suatu kajian karakteristik pipa gerabah pada sistem
irigasi bawah permukaan telah dilakukan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah
mengetahui kinerja pipa gerabah khususnya karakteristik rembesan dan pola
sebaran kadar lengas tanah. Untuk mengetahui sebaran dan dinamika kadar
lengas tanah dari pipa gerabah dicoba beberapa perlakuan jarak antar pipa
gerabah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju rembesan air dari pipa gerabah
setelah dipasang adalah 4,66 lt/m/hr, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan
sebelum dipasang sebesar 2,68 lt/m/hr. Jarak antar pipa untuk memperoleh
sebaran kadar lengas tanah yang merata sebaiknya lebih dari 40 cm dan kurang
dari 60 cm, Penelitian lanjutan sangat diperlukan untuk pengembangan sistem
irigasi bawah permukaan menggunakan pipa gerabah, khususnya karakteristik
pipa gerabah pada berbagai komposisi bahan gerabah.
1
Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian 29-30 Nopember 2006
PENDAHULUAN
1. Sistem irigasi ini memberikan daerah pembasahan terbatas disekitar pipa, dan
air irigasi diberikan pada daerah perakaran dengan laju rembesan
disesuaikan dengan keperluan air tanaman, sehingga kehilangan air karena
evaporasi dan perkolasi dapat dikurangi.
2. Pipa gerabah (plempem/hong) merupakan produk industri kecil yang banyak
terdapat di beberapa daerah, pada umumnya digunakan sebagai saluran
pembuang air limbah keluarga dan sangat familier dengan masyarakat.
3. Keberhasilan pengembangan sistem irigasi ini akan memberikan nilai tambah
yang sangat besar terhadap industri pipa tanah liat yang telah ada.
Kajian penerapan teknologi sistem irigasi bawah permukaan
menggunakan pipa gerabah sangat perlu dilakukan untuk mengetahui
karakteristik pipa gerabah hubungannya dengan laju rembesan air melalui pipa ke
tanah disekitarnya, pola pembasahan tanah dari pipa gerabah dengan berbagai
tata letak pipa.
2
Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian 29-30 Nopember 2006
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja sistem yang
mencakup : laju rembesan air dari pipa gerabah, dan distribusi kadar lengas tanah
disekitar pipa dengan berbagai jarak saluran pipa di bawah permukaan tanah.
Gambar 1. Pola Pembahasan tanah dari penetes porous pada dua jenis tanah
3
Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian 29-30 Nopember 2006
IR + R = E a + Ta + RO + P + S ……………………………………
(1)
Pada sistem irigasi bawah permukaan pipa gerabah komponen RO, S, dan P
dapat dieliminer dengan menyesuaikan besarnya laju rembesan dan kebutuhan air
untuk pertumbuhan tanaman, sedangkan komponen hujan R pada musim
kemarau dianggap = 0, sehingga persamaan (1) akan menjadi,
IR = Ea + Ta …………………..……………………….…..…. (2)
Ta
Ea
1
2
3 IR
4
P
a. Potongan memanjang b. Potongan melintang
Nilai evaporasi (E) pada sistem irigasi bawah permukaan sebenarnya lebih kecil
dari evaporasi pada sistem irigasi permukaan, oleh karena pada sistem irigasi
bawah permukaan hanya membasahi sebagian kecil permukaan tanah, dan
bahkan pada sistem irigasi bawah permukaan yang sangat efisien, air irigasi
hanya diberikan untuk memenuhi kebutuhan air untuk transpirasi saja, sehingga
apabila hal tersebut dapat dilakukan maka persamaan (2) dapat ditulis kembali
4
Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian 29-30 Nopember 2006
menjadi :
IR Ta ……………………………………………….……..…..(3)
Penelitian kinerja pipa gerabah untuk sistem irigasi bawah permukaan ini
dilakukan di Laboratorium Teknik Tanah dan Air dan Kebun Percobaan Institut
Pertanian Stiper Yogyakarta. Tanah lokasi penelitian adalah geluh pasiran dengan
kandungan lempung 8,93 %; debu 13,86 %; dan pasir 77,21 %. Kadar lengar pada
Kapasitas lapang 22, 6 % dan titik layu 11,18 %. Pipa gerabah yang digunakan
adalah pipa gerabah yang ada dipasaran umum. Untuk mengetahui interaksi
antara karakteristik pipa gerabah dengan tanah, digunakan berbagai perlakuan
jarak antar pipa, dengan harapan dapat diperoleh kisaran jarak pipa gerabah yang
tepat. Kandungan lengas tanah diukur dengan menggunakan sensor daya hantar
listrik pada jarak 5, 10 cm disekitar pipa.
Bahan dan alat yang digunakan adalah : pipa gerabah, semen, pengukur
lengas tanah, pengukur jarak, dan komputer. Tahapan, Sasaran dan luaran dari
penelitian seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tahapan, Sasaran dan Luaran Penelitian
No Tahapan Sasaran Luaran
1 Pengukuran Mengetahui laju rembesan Karakteristik laju
rembesan pipa pipa gerabah sebelum rembesan pipa gerabah
gerabah dipasang
2 Instalasi sistem Membuat tata letak sistem Instalasi sistem irigasi
irigasi bawah ririgasi pipa pada berbagai yang akan dikaji
permukaan jarak antar pipa kinerjanya
3 Pengukuran laju Mengetahui interaksi antara Karakteristik laju
rembesan pipa sifat fisik tanah dengan pipa rembesan pipa gerabah
setelah berinteraksi gerabah dalam tanah
dengan tanah
4 Pengukuran pola Mengetahui bentuk pola Bentuk pola pembahasan
pembasahan tanah pembasahan tanah dan tanah dan agihan tingkat
dan sebaran lengas mengetahui agihan kelengasan tanah
tanah kelengasan tanah disekitar disekitar pipa gerabah
pipa gerabah pada berbagai pada berbagai jarak antar
jarak antar pipa pipa
5
Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian 29-30 Nopember 2006
4 6
Rembesan (lt/m/hari)
3.5 5
3
2.5 4
2 3
1.5 2
1
1
0.5
0 0
0 2 4 6 0 5 10 15
6
Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian 29-30 Nopember 2006
23 24
Kadar Lengas Tanah (%)
Gambar 4. Dinamika Kadar Lengas Tanah Pada Jarak Antar Pipa 20 dan 40 cm
23
Kadar Lengas Tanah (%)
22
21
20
19
18
17
16
15
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
Ja ra k H o riz o n ta l (c m )
Pada jarak antar pipa 60 cm hal itu sudah tidak terjadi lagi, maka
terlihat lengas tanah di bagian tengah cenderung lebih rendah dibandingkan
dengan bagian lainnya diantara dua pipa gerabah. Dari gambar tersebut dapat
dikatakan bahwa pada kondisi percobaan setempat jarak antar pipa gerabah
7
Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian 29-30 Nopember 2006
sebaiknya adalah lebih besar dari 40 cm dan kurang dari 60 cm. Pada jarak
tersebut dapat diperoleh kadar lengas arah horizontal yang teragih merata.
0.00
K e d a la m a n d a ri M u k a T a n a h (c m )
-5.00
-10.00
-15.00
-20.00
-25.00
-30.00
-35.00
-40.00
Jarak Pipa 20
-45.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 55.00 60.00
0.00
Kedalaman dari Muka Tanah (cm)
-10.00
-20.00
-30.00
-40.00
Jarak pipa 40 cm
-50.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00
0.00
Kedalaman dari Muka Tanah (cm)
-10.00
-20.00
-30.00
8
Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian 29-30 Nopember 2006
KESIMPULAN
Dari penelitian awal yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal
penting tentang penggunaan pipa gerabah pasa sistem irigasi bawah permukaan
sebagai berikut :
1. Pipa gerabah nampaknya dapat digunakan sebagai bahan sistem irigasi
bawah permukaan, sekaligus untuk meningkatkan nilai ekonomis hasil industri
gerabah.
2. Pola sebaran kadar lengas tanah dan laju rembesan dari dalam pipa gerabah
tergantung pada karakteristik pipa dan tanah sebagai media tumbuh tanaman.
3. Jarak antar pipa pada sistem irigasi bawah permukaan menggunakan pipa
gerabah tergantung dari karakteristik pipa dan tanah, serta karakteristik
perakaran tanaman.
4. Penelitian lanjutan terutama mengenai karakteristik gerabah dengan berbagai
komposisi bahan dan percobaan lapang dengan menggunakan tanaman
budidaya.
DAFTAR PUSTAKA
Hillel, D. 1980. Aplication of Soil Physics. Academic Press, New York. 333 p
9
Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian 29-30 Nopember 2006
Setiawan B.I. 1998. Sistem Irigasi Kendi untuk Tanaman Sayuran di Daerah
Kering. Laporan Riset Unggulan Terpadu IV. Fakultas Teknologi Pertanian
, Institut Pertanian Bogor. 125 hlm.
Setiawan , B.I. dan E. Saleh. 1977. Peluang Aplikasi Irigasi Kendi di Daerah
Kering. Makalah Pendukung pada Seminar Nasional “Pengelolaan
Lingkungan yang Berkelanjutan melalui Pemasyarakatan Gerakan Hemat
Air”. Jakarta 20 Maret 1997. Ditjen Pengairan DPU,. Jakarta.
Stein, Th-M. 1990. Development of Design Criteria for Pitcher Irrigation. Cranfield
Institute of Technology, Silsoe College, Ms. Thesis, August 1990. 20 p.
10