Disusun oleh:
Yamarni Laia
(00000003797)
A. TINJAUAN MEDIS
1. DEFINISI
2. ETIOLOGI
Infeksi bakteri
Organisme ini termasuk gram positif dan gram negatif, aerob dan anaerob
contohnya Eschericia coli, Klebsiella sp, Clostridium sp, dan Streptoccocus
sp.
Obesitas
Luka bakar
Sirosis hepar
Jenis kelamin
3. TIPE
Kolik bilier adalah nyeri episodik berat pada sifat dan beratnya selama
serangan akut. Dikarakteristikkan oleh awitan tiba-tiba dari nyeri epigastrik
berat atau kuadran kanan atas yang sering menyebar ke punggung. Intensitas
dari puncak nyeri dalam satu jam atau kurang dan menetap selama beberapa
jam. Nyeri disebabkan oleh kontraksi kandung empedu terhadap batu yang
tersangkut pada leher kandung empedu atau duktus kistik, kerusakan jaringan
dalam kandung empedu, distensi kandung empedu akibat proses inflamasi,
dan sentuhan fundus kandung empedu yang terdistensi pada dinding abdomen
pada daerah kartilago costa sembilan dan sepuluh kanan. Nyeri terakhir ini
timbul saat pasien menarik napas.
b. Kesulitan bernapas
c. Mual muntah
Terjadi sekitar 75% klien mengalami mual muntah akibat impuls yang
dihantarkan ke pusat muntah dari distensi duktus empedu.
Hal ini terjadi akibat gas yang dihasilkan oleh bakteri yang menginfeksi
kandung empedu.
e. Ikterus
Ekskresi pigmen empedu oleh ginjal akan membuat urin berwarna gelap.
Feses yang tidak diwarnai oleh pigmen empedu akan tampak kelabu dan
biasanya pekat yang disebut ‘clay-colored’.
g. Defisiensi vitamin A, D, E, K
5. ANATOMI FISIOLOGI
b. Cairan/getah empedu
80% getah empedu terdiri atas air, garam empedu, pigmen empedu,
kolesterol musin, dan zat lainnya
6. PATOFISIOLOGI
7. PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan Fisik
Sistem tubuh
- Pernafasan
- Cardiovascular
- Persyarafan
- Musculoskeletal
- Pola Nutrisi
- Pola Eliminasi
b. Pemeriksaan Laboratorium
Keterangan:
c. Pemeriksaan Diagnostik
USG (Ultrasonography)
8. PENATALAKSANAAN
a. Non-farmakologi
Istirahat
T-tube
Endoskop ERCP
b. Farmakologi
Antibiotik
Pemberian antibiotic berfungsi untuk membunuh bakteri yang meninfeksi
kandung empedu. Contoh obat yang dapat diberikan kepada pasien dengan
kolesistitis adalah levoflaxcin dan metronidazole.
Antiemetik
Analgesik
c. Pembedahan
Kolesitektomi
Minikolesistektomi
Koledokostomi
9. KOMPLIKASI
a. Empiema
Terjadi akibat poliferasi bakteri pada kandung empedu yang tersumbat. Pasien
dengan empyema mungkin menunjukkan reaksi toksin yang dan ditandai
dengan lebih tingginya suhu tubuh dan leukositosis. Adanya empyema kadang
harus mengubah metode pembedahan dari secara laparaskopik menjadi
kolesistektomi terbuka.
b. Kolesistitis emfisematus
10. PROGNOSIS
Kolesistitis tanpa komplikasi memiliki prognosis yang sangat baik, dengan tingkat
kematian sangat sangat rendah. Kebanyakan pasien denan kolesistits akut
memiliki remisi lengkap dalam waktu 1-4 hari. Namun, sekitar 25-30% pasien
memerlukan operasi atau menderita beberapa komplikasi. Komplikasi yang terjadi
seperti perforasi/gangrene, menyebabkan prognosis menjadi kurang
menguntungkan. Perforasi terjadi pada 10-15% kasus. Pasien dengan kolesistitis
akalkulos memiliki angka kematian berkisar 10-50%, jauh melebihi perkiraan
mortalitas 4% pada pasien dengan kalkulos. Pada pasien yang sakit parah dengan
kolesistitis akalkulos disertai perforasi atau gangrene, angka kematian bis
mencapai 50-60%.
B. TINJAUAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
- Keluhan utama: pasien merasa nyeri kolik bilier di kudran kanan atas
yang menjalar sampai ke punggung
- Jenis kelamin
- Cardiovascular: takikardia
- Persyarafan: demam
- Musculoskeletal: kelemahan
2. MASALAH KEPERAWATAN
a. Nyeri akut
c. Defisit cairan
e. Hipertermia
g. Resiko pendarahan
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan pada kartilago costa
sembilan dan sepuluh kanan
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kriteria Hasil:
- Pasien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangu nyeri,
mencari bantuan)
Intervensi Keperawatan
- Catat respon terhadap obat dan laporkan pada dokter bila nyeri hilang
Rasional: nyeri berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat
menunjukkan terjadinya komplikasi/kebutuhn terhadap
intervensi lebih lambat
Intervensi Keperawatan
- Posisikan pasien pada fowler atau biarkan pasien yang mengatur posisi
nyaman
Tujuan: Keseimbangan cairan, hidrasi, dan status nutrisi: intake makanan dan
minuman
Intervensi Keperawatan:
Tujuan: status nutrisi: adekuat, intake makanan dan minuman, control berat
- Albumin serum
- Hemotrokit
- Hemoglobin
- Jumlah limfosit
Intervensi Keperawatan:
Tujuan: Thermoregulasi
Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam batas normal denga kriteria hasil
- Suhu 36-37oC
Intervensi Keperawatan:
- Monitor WBC
Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil:
Intervensi keperawatan:
Livingstone