Anda di halaman 1dari 19

ILMU BEDAH KHUSUS

LAPAROTOMY

KELOMPOK 2B ( GANJIL )

Natasha Imanuelle 1609010029

Deswandy W. Berry 1609010013

Fresensi A. Date Meze 1609010005

Christina Debby De Jesus 1609010019

Gregorius M. kuru 1609010011

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Tindakan bedah biasa dilakukan untuk menangani kasus – kasus yang terjadi pada hewan
kesayangan diantaranya dilakukan di daerah abdomen. Jenis-jenis tindakan bedah yang sering
dilakukan diantaranya adalah laparotomi, cystotomi, histerektomi, ovariohisterektomi, kastrasi,
caudektomi, enterektomi dan lain sebagainya (Fossum,2012).

Laparotomi merupakan tindakan operasi membuka rongga perut/abdomen dengan tujuan untuk
pengobatan ataupun untuk meneguhkan suatu diagnosa. Untuk hewan besar seperti sapi atau
kuda posisi hewan seringkali dalam keadaan berdiri. Sedangkan pada hewan kecil selalu
dilakukan dalam keadaan rebah dorsal. Letak irisan pada hewan besar adalah pada daerah flank.
Pada hewan kecil yaitu pada anjing dan kucing adalah pada daerah ventral abdomen. Laparotomi
berasal dari kata laparo dan tomi. Laparo berarti perut atau abdomen dan tomi yang berarti
penyayatan. Sehingga laparotomi memilki arti penyayatan pada dinding abdomen atau pada
daerah peritoneal secara langsung untuk mempertegas diagnosa (Fossum,2005).

Organ dalam ruang abdomen berupa saluran-saluran

 Saluran pencernaan : lambung, pankreas, usus, hati, dan empedu


 Saluran limfatik : limpa
 Saluran urogenital : ginjal, ureter, vesica urinaria dan uretra
 Saluran reproduksi : ovarium, tuba falopii, uterus

(Wijayanto,2009)

Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, medianus dan paramedianus.
Masing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai dengan fungsi, organ target yang
akan dicapai, dan jenis hewan yang akan dioperasi. Umumnya pada hewan kecil laparotomi
yang dilakukan adalah laparotomi medianus dengan daerah orientasi pada bagian abdominal
ventral tepatnya di linea alba. Jenis laparotomi yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan
dan tujuan dari operasi serta target organ (Gunanti,2011).
TUJUAN

Untuk memahami teknik dari laparotomi mulai dari persiapan alat hingga perawatan post
operasi dari hewan coba.

BAB II

PEMBAHASAN
Celiotomy adalah pembedahan membuka dinding abdomen melalui insisi ventral
abdomen atau flank (dinding perut samping). Istilah laparotomi sering digunakan secara sinonim,
meskipun secara teknis mengacu pada sayatan flank (Fossum, 2013; Sudisma, 2006).

Laparotomi berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi.Laparo berati perut atau
abdomen sedangkan tomi berarti penyayatan.Sehingga laparotomi dapat didefenisikan sebagai
penyayatan pada dinding abdomen atau peritoneal. Istilah lain untuk laparotomi adalah celiotomi
(Theresa,2007).

Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, medianus dan paramedianus.
Masing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai dengan fungsi, organ target yang
akan dicapai, dan jenis hewan yang akan dioperasi. Umumnya pada hewan kecil laparotomi yang
dilakukan adalah laparotomi medianus dengan daerah orientasi pada bagian abdominal ventral
tepatnya di linea alba.Organ-organ pada saluran pencernaan, saluran limfatik, saluran urogenital
dan saluran reproduksi merupakan organ tubuh yang berada di ruang abdomen.Semua organ
tersebut dapat ditemukan dengan menggunakan teknik operasi laparotomi (widyo,2011).

Banyak kasus bedah yang ditangani dengan melakukan tindakan laparotomi, baik
medianus, paramedianus anterior maupun posterior, serta laparotomi flank. Masing-masing
posisi memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Pemilihan posisi penyayatan laparotomi
ini didasarkan kepada organ target yang dituju. Hal ini untuk menegakkan diagnosa berbagai
kasus yang terletak di rongga abdomen. Tujuan laparotomi adalah untuk menemukan dan
mengetahui keadaan organ visceral yang ada di dalam ruang abdominal secara langsung serta
untuk menegakkan diagnosa (Gunanti,2011).

Laparotomi flank
Umumnya dilakukan pada hewan besar. Daerah orientasinya adalah legok lapar / fossa
paralumbal. Lapisan yang disayat adalah kulit, muskulus obligus abdominis internus, muskulus
abdominis transfersus, dan peritoneum. Pada Laparotomi flank penyayatan dilakukan pada posisi
vertikal ditengah fossa paralumbal, 3-5 cm ventral prosesus transfersus 20-25 cm.dengan posisi
rumen lebih ke kranial dan posisi uterus 10 cm kranial prosesus transfersus 30-40 cm (pada sapi
besar). Target organ dari laparotomi flank tergantung pada posisi dari laparotomi flank yang
dilakukan. Pada laparotomi flank kiri target organnya adalah abomasum, rumen, dan uterus kiri.
Pada laparotomi flank kanan target organnya adalah abomasum, omentum, intestine, caecum,
colon, dan uterus kanan (Wijayanto,2009).
Laparotomi medianus
Umumnya dilakukan pada hewan kecil dengan daerah orientasi abdominal bagian ventral
atau tepat pada linea alba. Lapisan yang disayat adalah kulit, muskulus rectus abdominis internus
dan eksternus dan lapisan peritoneum. Target organ dari laparotomi medianus berdasarkan
bayangan rongga abdomen. Epigastrium : diafragma, hati, empedu, gastrium, pankreas, dan
ginjal. Mesogastrium : ovarium, usus, limpa, uterus. Hypogastrium : kornua uteri, vesica
urinaria, colon dan prostat. Pada laparotomi medianus anterior penyayatan dilakukan pada
anterior umbilikal sampai pada cartilago xypoid. Target organnya adalah diafragma, hati,
empedu, ginjal, ovariu, gastrium dan intestine. Pada laparotomi medianus posterior penyayatan
dilakukan pada post umbilikal sampai tendon pubis dengan target organ vesica urinaria, prostat,
dan colon (Gunanti,2011).
Laparotomi paramedianus
Laparotomi tipe ini biasanya dilakukan pada hewan kecil dengan daerah orientasi pada
abdominal bagian ventral. Penyayatan dilakukan pada abdomen ventral sejajar dengan linea alba.
Lapisan yang disayat adalah kulit, muskulus rektus abdominis rektus abdominis
internus/eksternus dan peritoneum. Target organnya tergantung pada posisinya. Pada laparotomi
paramedius anterior kanan target organnya berupa diafragma, hepar, empedu, ginjal kanan, dan
ovarium kanan. Pada anterior kiri target organnya adalah gastrium, pankreas, limpa, limpa,
ginjal, dan ovarium kiri. Pada posterior kanan target organnya adalah uterus, vesica urinaria
(anjing jantan) dan prostat. Pada posterior kiri target organnya adalah uterus, vesica urinaria
(hewan jantan), dan prostat (Gunanti,2011).
Laparotomi eksplorasi adalah laparotomi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
informasi yang tidak tersedia melalui metode diagnostik klinis. Hal ini biasanya dilakukan pada
pasien dengan nyeri akut abdomen, pada pasien yang telah mengalami trauma abdomen, dan
kadang-kadang pada pasien dengan keganasa.

INDIKASI

Celiotomy dilakukan untuk pembedahan di dalam rongga abdomen seperti section


caesarea, ovariohysterectomy, hysterectomy (operasi pemotongan dan pengambilan keseluruhan
uterus), enterotomy (pembedahan dengan melakukan insisi pada dinding usus untuk
mengeluarkan benda asing), untuk tujuan diagnostik seperti biopsy organ, untuk alasan tujuan
terapi seperti tumor abdominal, hernia, perforasi kolon, trauma abdominal, obstruksi
gastrointestinal, dan peritonitis (Fossum, 2013; Sudisma, 2006).

Indikasi dilakukannya laparotomy adalah : 1. Nyeri akut abdomen dan temuan klinis
yang menunjukkan patologi intraabdominal yang membutuhkan operasi darurat; 2. Trauma
abdomen dengan hemoperitoneum dan hemodinamik yang tidak stabil; 3. Nyeri abdomen kronik;
4. Perdarahan gastrointestinal yang nyata Kontraindikasi dilakukannya laparotomy adalah:
Ketidak sempurnaan untuk anestesi umum. Peritonitis dengan sepsis berat, dan kondisi
komorbiditas lainnya dapat membuat pasien tidak layak untuk anestesi umum (Theresa,2007).

Anatomi Organ Abdomen

Pada bedah laparatomi ini dilakukan eksplorasi organ-organ ruang abdomen. Organ yang akan
ditemui adalah omentum, usus, vesical urinaria, lambung, ginjal, hati dan saluran reproduksi
(seperti tuba falopii, uterus dan ovarium). Organ-organ yang ditemukan di dalam rongga
abdomen pada saat operasi antara lain adalah usus halus, usus besar, ginjal kiri, ginjal kanan,
vesika urinaria dan lambung. Usus merupakan organ yang paling mudah ditemukan karena posisi
penyayatan yang dilakukan tepat di ventromedial abdomen. Usus memiliki konsistensi yang
lunak, licin, dan lumennya kosong ketika dipalpasi. Vesika urinaria dapat diketahui dengan
palpasi bagian hipogastricum. Vesika urinaria berisi urin memiliki konsistensi lunak dan padat.
Ginjal kanan dan kiri dapat teraba ketika dilakukan palpasi. Bentuk dari kedua ginjal bulat
seperti kacang dengan konsistensi yang lunak dan padat. Organ lainnya tidak terpalpasi pada saat
eksplorasi abdomen (Sjamsuhidajat,2005).

Pendekatan anatomi Laparatomy


Umumnya pada hewan kecil laparotomi yang dilakukan adalah laparotomi medianus dengan
daerah orientasi pada bagian abdominal ventral tepatnya di linea alba (Sjamsuhidajat, 2010). Dan
dilakukan insisi dengan cara menyayat dinding abdomen melalui garis median (caudal atau
cranial midline). Irisan caudal midline dibuat tepat dibelakang umbilicus ke arah caudal kira-kira
6-12 cm (secukupnya tergantung besar kecilnya hewan), sedangkan incise cranial midline dibuat
tepat dibelakang processus xyphoideus sampai umbilicus. Setelah kulit terbuka dikuakkan
menggunakan allis forceps. Kemudian dilakukan insisi pada linea alba untuk melihat organ-
organ dalamnya.

Dibalik setiap pembedahan pasti terdapat keuntungan dan kerugian yang menghampiri. Salah
satu keuntungan dari lapartomi medianus ialah tempat penyayatan mudah ditemukan karena
adanya garis putih (linea alba) sebagai penanda, meminimalisirkan terjadinya perdarahan karena
didaerah tersebut sedikit mengandung syaraf. Adapun kerugian yang dapat terjadi dalam
menerapkan metode ini ialah dapat terjadi hernia jika proses penjahitan atau penanganan post
operasi kurang baik dan kesembuhannya yang relatif lama.

Ventral midline incision :

1) Crania Midline Incision : incisi dimulai dari daerah umbilicus ke arah depan hingga mencapai
kartilago xipoideus. Pendekatan ini lebih memudahkan untuk operasi daerah diafragma, liver,
gastrium dan pylorus (Utami, 2016) .

2) Caudal midline Incisision untuk hewan Betina: Incisi dimulai daerah umbilicus kearah
belakang sampai tepi pelvis. Pendekatan ini mempermudah untuk operasi ovarium, uterus,
intestinum, vesica urinaria dan organ abdomen bagian bawah (Utami, 2016).

3) Caudal midline Incision untuk hewan jantan: incisi dimulai dari daerah umbilikus ke arah
belakang dan membelok kelateral setah didepan penis, dan incisi dilanjutkan sejajar dengan
penis. Pendekatan operasi ini mempermudah untuk operasi daerah vesika urinaria, prostate,
kolon dan organ viscera abdomen bagian bawah (Utami, 2016).
 Paramedian Incision Sayatan dilakukan pada bagian lateral kanan dan kiri linea alba
melewati serabut m. Rectus Abdominis. Cara ini tidak dianjurkan karena ketidak sengajaan
(Utami, 2016).

 Paracostal Incision Insisi dilakukan di belakang dari costae terakhir meluas dari costae
terakhir meluas dari tepi muskulus psoas ke muskulus rectus abdominis. Pendekatan ini
mempermudah operasi ginjal, lien dan discus interveterbrata lumbales (Utami, 2016).

 Anjing jantan
Pada anjing jantan pendekatan anatomi yang digunakan yaitu pendekatan caudal midline incisi
yang dimulai dari umbilikalis ke arah belakang dang membelok ke lateral setelah di depan
penis.pendekatan anatomi ini mempermudah untuk operasi daerah vesica urinaria, prostate,
kolon, dan organ abdomen bagian bawah (Fossum et al,2019).

Pendekatan standar melibatkan sayatan kulit para-preputial dan diseksi jaringan subkutan perut
untuk mengekspos garis tengah kaudo-ventral dan linea alba.

Penggunaan pendekatan preputial ventral midline adalah pilihan untuk mengakses perut bagian
kaudal. Pendekatan ini mempertahankan otot protractor preputii , meniadakan ligasi cabang-
cabang pembuluh epigastrium superfisial caudal dan menghilangkan kebutuhan untuk diseksi
subkutan yang luas.

 Anjing betina
Pada anjing betina pendekatan anatomi yang digunakan yaitu pendekatan caudal midline incisi
yang dimulai dari umbilicus sampai tepi pelvis. Pendekatan ini mempermudah untuk operasi
daerah ovarium, uterus, usus, vesica urinaria, dan abdomen bagian caudal.
TEKNIK OPERASI
Laparotomi garis tengah ventral dengan panjang yang memadai dari xiphoid ke pubis
adalah pendekatan standar untuk mengeksplorasi seluruh rongga perut secara sistematis. Setiap
ahli bedah dapat mengembangkan tekniknya sendiri, tetapi metode yang disarankan termasuk
menjelajahi kuadran kranial (diafragma; hati, kantung empedu, dan empedu). limpa dan perut;
(duodenum dan pankreas), kuadran ekor (jejunum, ileum, dan usus besar; kandung kemih; uretra
dan prostat atau uterus), daerah paravertebral kanan dengan menarik kembali mesoduodenum,
dan meninggalkan daerah paravertebralis dengan menarik mesocolon (ginjal, kelenjar adrenal,
ureter, dan ovarium). Laparotomi garis tengah ventral dengan panjang yang memadai dari
xiphoid ke pubis adalah pendekatan standar untuk mengeksplorasi seluruh rongga perut secara
sistematis.

1. Dengan hati-hati menjepit dan menyiapkan lokasi untuk bedah, memanjang secara
kranial ke xiphoid, secara kaudal ke pubis, dan lebih dari 5 hingga 10 cm dari garis
tengah ventral di kedua sisi. Ekspresikan kandung kemih melalui dinding perut. Insisi
laparotomi garis tengah harus diperluas dari xiphoid ke pubis.
2. Suntikkan blok preincisional (2 mg / kg bupivacaine) di sepanjang garis tengah ventral
dari awal hingga akhir sayatan yang diusulkan dengan cara seperti kipas untuk menyusup
ke jaringan subkutan dan otot. Teknik ini memberikan analgesia pasca operasi setidaknya
selama 24 jam.

3. Gunakan teknik Draping 4-sudut: pada anjing jantan, pegang preputium dengan forsep
handuk dan posisikan secara lateral ke garis tengah untuk menghindari tumpahnya urin
ke lokasi bedah; penis dan preputium dapat ditutupi oleh 1 dari tirai lateral. Kemudian
membuat sayatan kulit parapreputial, membagi otot preputial dan menyegel pembuluh
pudendal eksternal dengan electrocautery mengikuti sayatan untuk memungkinkan
refleksi kulit preputium dan penis secara lateral untuk memvisualisasikan linea alba. Pada
anjing betina dan semua kucing, perpanjang insisi garis tengah ventral dari xiphoid ke
pubis.
4. Setelah sayatan kulit, tutup pembuluh subkutan melalui elecrocautery dan hancurkan
jaringan subkutan dari perlekatan ke selubung rektus 1 cm secara lateral untuk
memvisualisasikan linea alba. Hindari perusakan berlebihan untuk mencegah gangguan
vaskular pada fasia dan pembentukan ruang mati dan pembentukan seroma selanjutnya.

5. Buat sayatan tusuk ke linea alba dengan pisau bedah dan masukkan jari ke dalam sayatan
untuk memastikan masuk ke rongga perut dan untuk memastikan bahwa tidak ada adhesi
antara dinding perut dan organ intra-abdominal. Sayatan tusuk dan membiarkan udara
masuk ke rongga perut juga memungkinkan organ perut "jatuh" ke belakang, menjauhi
aspek ventral dari dinding perut, membuat perpanjangan selanjutnya dari sayatan garis
tengah lebih aman.

6. Masukkan jempol forceps dengan ujung ditempatkan secara kaudal untuk mengangkat ke
atas pada linea alba dan buat kranial untuk sayatan kaudal. Perpanjang sayatan secara
kranial dengan mengarahkan jempol ibu jari dengan ujung yang ditempatkan secara
kranial
7. Teknik alternatif untuk memasuki rongga perut adalah dengan mengangkat linea alba
dengan jempol ibu jari dan membuat sayatan tusuk dengan ujung tajam dari pisau bedah
mengarah ke atas (A). Gunakan gunting Mayo untuk memperpanjang sayatan (B).

8. Saat merawat anjing, cacah ligamentum falciform dengan electrocautery atau dengan
meletakkan ligatur di pangkalannya untuk meningkatkan pajanan pada perut bagian
kranial.
9. Setelah perut dimasukkan, lindungi tepi luka dengan lap laparotomi yang basah dan
letakkan retraktor Balfour.
10. Gunakan pendekatan sistematis untuk eksplorasi perut. Organ perut harus diperiksa
dengan penglihatan langsung dan palpasi. Angkat lobus kanan duodenum dan
mesoduodenum dengan hati-hati ke arah sisi kiri hewan untuk memungkinkan pemaparan
ginjal kanan, kelenjar adrenal, ovarium, dan ureter (A). Angkat kolon dan mesocolon
dengan hati-hati ke sisi kanan hewan untuk mengekspos organ perut fossa paravertebral
kiri (B).

11. Setelah eksplorasi perut, bilas rongga perut menggunakan volume besar larutan garam
normal hangat, yang membantu dalam menghilangkan kontaminan dan pemanasan pasien
(A, B) . Benar-benar menghilangkan cairan dengan suction sebelum menutup perut
untuk menghindari kompromi mekanisme pertahanan.

12. Sayatan laparotomi garis tengah ditutup dalam 3 lapisan. Dinding perut ditutup
menggunakan daun eksternal dari otot rectus abdominis dalam pola jahitan kontinu
sederhana atau sederhana. Kebanyakan ahli bedah menyukai pola jahitan polydioxanone
atau polyglyconate terus menerus, yang memberikan penutupan yang cepat dan aman.
Jahitan harus ditempatkan 5-10 mm dari tepi sayatan dan berjarak 5-10 mm, tergantung
pada ukuran hewan (A).Ukuran jahitan tergantung pada berat hewan (hewan <5 kg: 3/0 ;
5–20 kg: 2/0; 20–40 kg: 0; dan> 45 kg: 1) (B). Penutupan linea alba harus menyertakan
daun luar selubung rektus.

13. Jahitan harus ditempatkan cukup erat, tergantung pada bahan jahitan yang digunakan,
untuk memasukkan tepi sayatan ke dalam posisi.

14. Untuk lapisan kedua, penutupan subkutan paling sering dilakukan dalam pola kontinu
sederhana menggunakan 3/0 jahitan monofilamen yang dapat diserap sintetis untuk
menghilangkan ruang mati dan mengurangi ketegangan pada sayatan, memungkinkan
tepi kulit ditempatkan dalam posisi dekat (A). Mengubur simpul di awal dan akhir pola
jahitan (B). Pada anjing jantan, otot preputial harus dipasang secara terpisah dengan
beberapa jahitan terputus sederhana untuk memposisikan kembali penis secara normal.
Jahitan tidak boleh ditempatkan terlalu erat karena ini dapat menyebabkan nekrosis
iskemik pada tepi insisi. Namun harus cukup ketat untuk mencapai aposisi tepi insisi
yang memadai.

15. Tutup kulit menggunakan simple continuous Ford interlocking (B), atau pola intradermal
dengan knot dikubur (C), atau gunakan staples (D).

Tahapan Operasi
Operasi yang dilakukan operator pada saat praktikum adalah laparatomi medianus
central, yaitu suatu tindakan penyayatan abdomen yang dilakukan 1 cm anterior umbilical
sampai 3 cm posterior umbilical. Penyayatan abdomen yang dilakukann tepat dibagian tengah
mempunyai maksud mempermudah eksplorasi organ-organ yang berada baik disebelah anterior
maupun posterior dari tempat penyayatan (Widodo,2011).

Dilakukan penyayatan sepanjang kurang lebih 5 cm pada kulit menggunakan blade,


diikuti penyayatan subcutan dan kemudian penyayatan linea alba. Setelah terbuka kemudian
Incisi yang ada diperluas dengan menggunakan gunting tajam-tumpul dilakukan secara hati-hari
agar tidak menyobek daerah sekitar incisi. Setelah terbuka seluruh lapisan, rongga yang terbuka
ditahan dengan menggunakan allis forceps dan retractor agar tetap terbuka. Dan amati organ
visceral setelah lapisan pada abdomen terbuka, dalam percobaan ini yang diamati adalah organ
reproduksi (seperti ovarium, uterus, dll). Dan tetap melakukan pemantauan kondisi hewan coba
selama operasi, seperti pulsus, suhu, kondisi luka, kesadaran, dan reflex mata untuk memastikan
hewan coba dalam kondisi baik.

Pertama dilakukan pencukuran bulu di sekitar daerah yang akan di insisi yakni di daerah
abdomen. Setelah bulu dicukur kemudian di daerah yang akan disayat tersebut di olesi betadine
dengan menggunkan tampon, lalu ke empat kaki kucing di ikatkan ke meja sehingga posisi
kucing rebah dorsal. Kemudian dilakukan Operasi laparatomi namun sebelumnya itu dilakukan
pemasangan duk. Dan dilakukan insisi dengan cara menyayat dinding abdomen melalui garis
median (caudal atau cranial midline). Irisan caudal midline dibuat tepat dibelakang umbilicus ke
arah caudal kira-kira 6-12 cm (secukupnya tergantung besar kecilnya hewan), sedangkan incise
cranial midline dibuat tepat dibelakang processus xyphoideus sampai umbilicus. Setelah kulit
terbuka dikuakkan menggunakan allis forceps. Kemudian dilakukan insisi pada linea alba untuk
melihat organ-organ dalamnya. Selanjutnya dilakukan peenjahitan di 3 lapisan, lapisan dalam
menggunakan benang chromic dengan jahitan simple interrupted suture, lapisan otot
menggunakan benang chromic dengan jahitan continuous mattress suture dan terakhir lapisan
kulit dengan menggunakan benang silk dengan jahitan simple continuous suture. Setelah itu luka
operasi tadi di olesi betadine. Dan tunggu kucingnya sampai sadar.

Penanganan Post Operasi


Faktor faktor resiko yang dapat ditimbulkan dari operasi celiotomy ini adalah luka akan
mudah terbuka jika pasien (anjing) menggigit perban, Jika luka terbuka lama maka tubuh rentan
terhadap infeksi bakteri.Infestasi Bakteri yang ditemukn pada daerah operasi ini biasanya disebut
SSI (surgical site infection) dimana tingkat SSI ini dipengaruhi oleh musim. Menurut J.M Isgren
dan kawan kawan penanganan laparotomy pada musim panas ataupun dingin dapat
meningkatkan resiko SSI pada kuda. Hal ini dikarenakan peningkatan ataupun penurunan suhu
kamar memungkinkan bakteri untuk membentuk koloni pada tempat insisi daerah abdominal.
Kegagalan dalam menjahit juga bisa menyebabkan resiko luka terbuka kembali.
Penanganan post operatif sangat penting karena dapat mempengaruhi persembuhan hewan
(pasien) (Theresa,2007). Perawatan pasca operasi dapat diberikan antibiotik. Selain itu juga
dapat diberikan analgesik, dan antibiotik topikal pada daerah luka diberikan untuk membantu
penyembuhan luka. Dressing diganti setiap 2 hari sekali. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
terhadap pasien bedah post operatif untuk perawatan pasien bedah, diantaranya adalah
pemeriksaan pulsus, suhu, nafsu makan, defekasi,dan urinasi yang dilakukan setiap harinya
hingga hewan bena benar pulih. Hal ini bertujuan mengontrol perkembangan hewan pasca
operasi serta menghindarkan hewan dari adanya komplikasi pasca operasi. Setelah 7 hari
dilanjutkan dengan melakukan pengecekan terhadap jahitan, apabila sudah kering dapat
dilakukan pelepasan jahitan. setelah jahitan dilepas,luka jahitan masih harus ditutup untuk
mengantisipasi agar luka tidak digigit oleh hewan yang telah di operasi ataupun terkena kotoran
yang ada dilingkungan.

BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Laparotomi merupakan tindakan operasi membuka rongga perut/abdomen dengan tujuan
untuk pengobatan ataupun untuk meneguhkan suatu diagnosa. Untuk hewan besar seperti sapi
atau kuda posisi hewan seringkali dalam keadaan berdiri. Sedangkan pada hewan kecil selalu
dilakukan dalam keadaan rebah dorsal. Letak irisan pada hewan besar adalah pada daerah flank.
Pada hewan kecil yaitu pada anjing dan kucing adalah pada daerah ventral abdomen.
Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, medianus dan paramedianus.
Masing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai dengan fungsi, organ target yang
akan dicapai, dan jenis hewan yang akan dioperasi. Umumnya pada hewan kecil laparotomi yang
dilakukan adalah laparotomi medianus dengan daerah orientasi pada bagian abdominal ventral
tepatnya di linea alba.Organ-organ pada saluran pencernaan, saluran limfatik, saluran urogenital
dan saluran reproduksi merupakan organ tubuh yang berada di ruang abdomen.Semua organ
tersebut dapat ditemukan dengan menggunakan teknik operasi laparotomi.

DAFTAR PUSTAKA
Fossum, 2012. Small Animal Surgery. Elsevier Mosby : USA
Gunanti, 2011, Laparotomi. Bagian Bedah Dan Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor : Bogor

Slatter, Douglas, Text Book Of Small Animal Surgery, Saunders:USA

Wijayanto, 2009. Teknik Dasar Restrain Dan Casting. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta

Coughland, 2011. Drugs Handbook For Veterinary Medicine. Elsevier Saunders : USA

Eldredge, Debia, M, 2008. Cat Owner’s Home Veterinary Handbook 3 th edition. Howell Book
House : New Jersey

Fossum. 2005. Ilmu Bedah Kedokteran. Jurnal IBUV Laparatomy Compatibility – Mode
(Jurnal“Perbedaan Efektifitas Ondansetron dan Metoklopramid Dalam Menekan Mual Muntah
Paska Laparatomi” Kenya Nisita Damay Putri).

Harari, Joseph. 2006. Small Animal Surgery Secret 2nd Edition. Hanley & Belfus INC.
Philadelpia,USA.

Sjamsuhidajat R, de Jong W., 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 2. Penerbit Buku Kedoktera
EGC. Jakarta.

Theresa, Welch., Fossum, et all.2007.Small Animal Surgery 3rd Edition. Mosby Ilsevier.
Missouri dan Isgren,et all.2015. BEVA. Equine veterinary jurnal.

Fossum,T.W.2013. Small Animal Surgery. Fourth Edition.Elsevier Mosby

Samson S. Daniel., Juan C. Sardinas., Pierre M. Montavon.2016. Ventral Midline Preputial


Approach to the Caudal Abdomen in Male Dogs.
Barbara M. Kirby. 2008. Exploratory Laparotomy and Biopsy Techniques. World Small Animal
Veterinary Association World Congress Proceedings.
Sudisma, I.G.N. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Denpasar: Plawa Sari . ISBN :
979-25-5196-6

Boothe HW. Exploratory laparotomy in small animals. Compendium Contin Educ Pract Vet.
1990;12:1057-1066.
Savvas I, Papazoglou LG, Kazakos G, et al. Incisional block with bupivacaine for analgesia
after celiotomy in dogs. JAAHA. 2008;44(2):60-66.
Hoad, J. 2006. Minor Veterinary Surgery a Handbook for Veterinary Nurses. British : Elsevier.
Utami, Tri. 2016. Laparatomi (Bahan Ajar Kuliah IBKV). Kupang : FKH Undana

Anda mungkin juga menyukai