Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL II

“THEORY OF CROWDING”

Dosen Pengampu: Yanies Novira S.Psi., M.psi

Disusun Oleh

Nurizzah Pratiwi (5171111074)

Nadila Herdianti (5171111077)

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS BISNIS PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

2019
BAB I

PENGERTIAN KESESAKAN

Kesesakan merupakan keinginan akan ruang yang lebih luas sebagai hasil dari kombinasi
faktor pribadi dan faktor lingkungan. Dalam istilah yang lebih umum (Schopler &Stokols)
mendefinisikan kesesakan sebagai sindrom tekanan sebagai hasil dari perseorangan, sosial,
budaya, dan faktor ruang.

Menurut Stokols kesesakan dibagi menjadi empat yaitu yang pertama Kesesakan bukan sosial
(nonsocial crowding) yaitu faktor – faktor fisik yang mempengaruhi perasaan terhadap ruang yang
tidak sebanding, yang kedua Kesesakan Sosial (social crowding) yaitu perasaan sesak mula – mula
datang dari kehadiran orang lain yang terlalu banyak, yang ketiga Kesesakan Molar (Molar
Crowding) yaitu perasaan sesak yaitu dapat dihubungkan dengan skala luas, populasi penduduk,
dan yang terakhir Kesesakan Molekuler (Moleculer Crowding) yaitu perasaan sesak yaitu
menganalisis mengenai individu, kelompok kecil dan kejadian – kejadian interpersonal.

Schopler dan Stokols membuat beberapa asumsi tentang sifat alami kesesakan manusia, yaitu
sebagai berikut:

1. Pengalaman-pengalaman kesesakan melibatkan tekanan psikologis.

2. Tekanan ini adalah akibat dari kehilangan rasa pengendalian atas penyesuaian diri terhadap
ruang (termasuk jarak interpersonal).

3. Ketika seseorang mengalami tekanan kesesakan, mereka mulai berusaha mengatasi dengan
upaya yang dirancang untuk mengurangi tekanan.

4. Kesesakan akan lebih intense dan sulit untuk mengatasi kebutuhan seseorang akan ruang
ketiaka dikaitkan dengan ancaman yang dirasakan terhadap keamanan pribadi, (yakni:
keselamatan fisik dan kesejahteraan emosional).

Setelah penjelasan tentang teori mereka, Schopler dan Stokols berusaha untuk memeperoleh
kriteria untuk memprediksi dimana dan kapan tekanan kesesakan akan memiliki dampak terbesar
pada seseorang. Mereka berdua mulai dengan membuat perbedaan antara lingkungan primer dan
lingkungan sekunder, mengikuti analisis terdahulu Stokols (1976), Lingkungan dilihat sebagai
sesuatu yang berubah-ubah sepanjang tiga dimensi.
Tiga dimensi tersebut yaitu:

1. Tingkat kelangsungan pertemuan terjadi dalam suatu keadaan.

2. Sentralitas psikologis dari fungsi perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang di dalam suatu
keadaan.

3. Sejauh mana hubungan diantara orang-orang yang ada di dalam lingkungan terjadinya tempat
terjadinya pribadi terhadap tingkat anonim.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesesakan

 Faktor personal atau Faktor Internal

1. Kontrol pribadi

Kepadatan tinggi baru akan menghasilkan kesesakan apabila individu sudah tidak mempunyai
kontrol terhadap lingkungan di sekitarnya, sehingga kesesakan dapat dikurangi pengaruhnya bila
individu tersebut memainkan peran kontrol pribadi di dalamnya (dalam Worchel dan Cooper,
1983). Individu yang mempunyai locus of control internal, yaitu kecenderungan individu untuk
mempercayai (atau tidak mempercayai) bahwa keadaan yang ada di dalam dirinyalah yang
berpengaruh terhadap kehidupannya, diharapkan dapat mengendalikan kesesakan yang lebih baik
daripada individu yang mempunyai locus of control eksternal (Gifford, 1987).
2. Budaya, pengalaman, dan proses adaptasi
Sundstrom (dalam Gifford, 1987) mengatakan bahwa pengalaman pribadi dalam kondisi
padat dimana kesesakan terjadi dapat mempengaruhi tingkat toleransi individu terhadap strs akibat
kesesakan yang dialami.
Menurut Yusuf (1991) keadaan-keadaan kepadatan yang tinggi yang menyebabkan kesesakan
justru akan menumbuhkan kreativitas-kreativitas manusia untuk melakukan intervensi sebagai
upaya untuk menekan perasaan sesak tersebut.
Pada masyarakat Jepang, upaya untuk menekan situasi kesesakan adalah dengan membangun
rumah yang ilustratif, yang dindingnya dapat dipisah-pisahkan sesuai dengan kebutuhan sesaat,
serta untuk mensejajarkan keadaanya dengan ruang dan wilayah yang tersedia. Bentuk kreativitas
bangsa Jepang lain yang merupakan upaya untuk menekan kesesakan dapat dilihat dari
kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang sifatnya miniature.
 Faktor Sosial atau Faktor Eksternal
Faktor-faktor sosial yang berpengaruh tersebut adalah:
1. Kehadiran dan perilaku orang lain
Kehadiran orang lain akan menimbulkan perasaan sesak bila individu merasa terganggu dengan
kehadiran orang lain.
2. Kualitas hubungan
Menurut Schaffer dan Patterson (dalam Gifford, 1987) kesesakan sangat dipengaruhi oleh
seberapa baik seorang individu dapat bergaul dengan orang lain. Individu yang percaya bahwa
orang lain mempunyai pandangan yang sama dengan dirinya merasa kurang mengalami kesesakan
bila berhubungan dengan orang-orang tersebut.

 Faktor Fisik
- Goves dan Hughes : kesesakan dalam rumah berhubungan dengan faktor – faktor fisik, jenis
rumah, urutan lantai, ukuran, suasana sekitar
- Altman dan Bell, dkk : suara gaduh, polusi, sifat lingkungan, tipe suasana, karakteristik,
setting mempengaruhi kesesakan.

DAMPAK KESESAKAN PADA TINGKAH LAKU MANUSIA

 Dampak pada tingkah laku sosial

1. Agresivitas pada anak-anak dan orang dewasa (mengikuti kurva linear) atau menjadi sangat
menurun (berdiam diri atau murung) bila kepadatan tinggi sekali (high spatial density).

2. Menarik diri dari lingkungan sosial.

3. Kehilangan minat berkomunikasi, kerjasama, dan berkurangnya tingkah laku menolong


sesama anggota kelompok.

4. Kecenderungan untuk lebih banyak melihat sisi jelek dari orang lain jika terlalu lama tinggal
bersama orang lain itu di tempat yang padat atau sesak.
Daftar Pustaka

Hanurawan, F. 2008. Psikologi Lingkungan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Wirawan Sarwono, Sarlito. (1992). Psikologi lingkungan. Jakarta: PT Grasindo

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2002; Crowding
(Kesesakan) dan Density (Kepadatan).

http://ninik-yunianingsih.co.id/2011/03/teori-kesesakan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai