PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Canavalia ensiformis). Koro pedang putih secara luas ditanam di Asia Selatan dan
Asia Tenggara. Koro pedang putih telah tersebar di seluruh daerah tropis dan telah
tahun 2010 sampai 2011 tercatat dari lahan seluas 24 Ha di 12 kabupaten di Jawa
Tengah telah menghasilkan 216 ton koro pedang putih setiap panen (Dakornas,
Koro pedang putih memiliki potensi yang sangat besar menjadi produk
pangan apabila ditinjau dari segi gizi dan syarat tumbuhnya. Dari kandungan gizi,
koro pedang putih memiliki semua unsur gizi dengan nilai gizi yang cukup tinggi,
yaitu karbohidrat 60.1%, protein 30.36%, dan serat 8.3% (Sudiyono,2010 cit
sangat disayangkan bahwa koro pedang putih belum banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat. Koro pedang putih dapat diolah menjadi beberapa produk pangan
seperti tepung koro pedang serta produk olahannya seperti kue, cookies dan
produk bakery lainnya, kerupuk, tempe, dan beberapa produk olahan lainnya.
Selatan. Produksi koro pedang putih yang masih terpusat di beberapa daerah
Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi koro pedang putih,
1
sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bahan pangan subtitusi kedelai.
produksi koro pedang putih ini. Peluang pengembangan koro pedang putih masih
terbuka luas diantaranya melalui perluasan area tanam baru, Peningkatan Indeks
Pertanaman (PIP), tersedianya paket teknologi baru, benih unggul bermutu serta
peluang pasar yang cukup besar akibat berkembangnya industri olahan (susu, tahu,
mie, minyak, biskuit, selai, bubur, dan kosmetik) (Dirjen TP, 2013 cit
Rahmawati,2014).
Rencana produksi koro pedang putih dalam jumlah besar dan berkelanjutan
perlu didukung oleh ketersediaan bahan tanam yang bermutu dan memadai.
penyimpanan, sehingga benih harus mengalami penyimpanan. Salah satu masalah yang
masalah daya simpan yang rendah. Sadjad (1980) menyatakan bahwa dalam waktu 3
bulan pada suhu kamar 30OC, benih kacang-kacangan tidak dapat mempertahankan
penting. Kemasan yang baik dan tepat dapat menciptakan ekosistem ruang simpan
yang baik bagi benih sehingga benih dapat disimpan lebih lama. Kemasan yang
kedap relatif lebih mampu menahan perubahan vigor benih pada kondisi ruang
yang terbuka (suhu kamar) (Salbiati, 2005 cit Hastuti et al 2015). Kemasan yang
berbahan porous seperti kertas dan kain blacu berpengaruh paling buruk terhadap
2
viabilitas benih karena kemasan berbahan ini tembus udara sehingga mudah
B. Perumusan Masalah
Benih koro pedang putih yang disimpan secara langsung tanpa dikupas dari
polongnya dapat bertahan hingga lebih dari enam bulan. Namun penyimpanan dengan
cara ini membutuhkan ruang simpan yang besar, apalagi jika budidaya koro pedang
putih dilakukan di lahan yang luas. Namun penyimpanan benih koro pedang putih
hanya mampu bertahan hingga tiga bulan. Hal ini disebabkan karena benih bersifat
kelembaban nisbi di sekitarnya. Jika kadar air benih lebih rendah dari tingkat
keseimbangan kelembaban nisbi, maka akan terjadi absorbsi uap air dari udara
simpan benih koro panjang. Kemasan yang kedap air dan udara akan meminimalkan
pertukaran air dan udara antara benih dan lingkungan sekitarnya, sehingga mutu benih
C. Tujuan Penelitian
2. Mengetaui jenis kemasan yang cocok untuk penyimpanan benih koro pedang putih.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Secara botani tanaman koro pedang dibedakan kedalam dua tipe tanaman yaitu:
koro pedang tumbuh tegak dan berbiji putih (Canavalia ensiformis (L.) DC.) . Koro
disebut Koro Dongkrak (Jackbean), dan tipe merambat (Canavalia gladiata) yang
memiliki biji warna merah, dikenal dengan Swordbean tersebar di Asia Tenggara,
batang bercabang pendek dan lebat dengan jarak percabangan pendek dan perakaran
termasuk akar tunggang. Bentuk daun trifoliat dengan panjang tangkai daun 7–10 cm,
lebar daun sekitar 10 cm, tinggi tanaman dapat mencapai 1 meter. Bunga berwarna
kuning, tumbuh pada ketiak/buku cabang. Bunga termasuk bunga majemuk dan
berbunga mulai umur 2 bulan hingga 3 bulan. Polong dalam satu tangkai berkisar 1–3
polong, tetapi umumnya 1 polong/tangkai. Panjang polong 30 cm dan lebar 3,5 cm,
polong muda berwarna hijau dan polong tua berwarna kuning jerami. Biji berwarna
putih dan tanaman koro dapat dipanen pada umur 9–12 bulan, namun terdapat varietas
Budidaya tanaman koro pedang putih sangat mudah, dapat tumbuh baik di
lingkungan suboptimal bahkan untuk tanaman koro tipe menjalar dapat ditanam secara
4
Informasi tersebut menunjukkan potensinya untuk dikembangkan lebih lanjut
(Kasno,2015).
data Balai Penelitian Aneka Kacang Dan Umbi (2012) adalah sebagai berikut :
Tujuan dari penyimpanan benih adalah agar benih dapat ditanam pada musim
yang sama di lain tahun atau pada musim yang berlainan dalam tahun yang sama, atau
untuk tujuan pelestarian benih dari sesuatu jenis tanaman. Untuk itu, diperlukan suatu
5
periode simpan dari hanya beberapa hari, semusim, setahun bahkan sampai beberapa
dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat
genetik, daya tumbuh dan vigor awal, dan kadar air benih awal. Faktor eksternal
antara lain kemasan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan
1. Sifat genetik
Sifat ini antara lain akan mempengaruhi kekerasan kulit benih dan
permeabilitas kulit benih. Benih dengan kulit yang keras dan permeabilitas yang
rendah (misal Leguminosae) dapat disimpan lebih lama. Sementara benih sayuran
misalnya Lettuce dan Onion, relatif tidak tahan lama. Selain itu, cultivar dari
spesies yang sama dapat mempunyai sifat ketahanan yang berbeda, misalnya
2. Kevigoran benih
benih. Semakin tinggi presentase kevigoran benih pada saat disimpan, maka daya
simpan akan semakin lama. Penyimpanan sangat erat kaitannya dengan viabilitas
dan vigor benih, terutama pada benih dengan laju deteriorasi tinggi. Adapun laju
deteriorasi atau laju penurunan viabilitas dan kevigoran benih dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :sifat genetis dari varietas atau spesies.,kondisi benih
6
cendawan yang dikaitkan dengan kondisi RH ruang penyimpanan benih
(Kuswanto, 2003)
Benih pada saat panen biasanya memiliki kandungan air benih sekitar 16%
kandungan air tersebut harus diturunkan terlebih dahulu sebelum disimpan. Untuk
benih yang berminyak seperti kedelai kandungan air benih untuk disimpan harus
lebih kecil dari 11%. Viabilitas dari benih yang disimpan dengan kandungan air
tinggi akan cepat sekali mengalami kemunduran. Kandungan air yang tinggi akan
menjadi makin besar. Akhirnya benih akan kehabisan bahan bakar pada jaringan-
jaringannya yang penting. Patut pula diingat bahwa kandungan air benih yang
terlalu rendah (1-2 %) pada beberapa jenis benih dapat menyebabkan benih
4. Kemasan
kadar air benih. Peningkatan kadar air dapat terjadi karena kondisi lingkungan yang
memiliki kadar air lebih tinggi atau lebih rendah daripada kadar air benih yang
bertujuan untuk melindungi benih dari faktor biotik dan abiotik, mempertahankan
7
kemurnian benih baik secara fisik maupun genetik, serta memudahkan dalam
5. Komposisi Gas
misalnya gas CO2 yang akan mengurangi konsentrasi O2 sehingga respirasi benih
dikeringkan sampai kadar air 10-12% dan dimasukkan dalam kantong aluminium
dapat bertahan lama, karena benih sebagai suatu organisme hidup akan
selama penyimpanan, yang dipengaruhi oleh kadar air benih, suhu dan
kelembaban nisbi ruangan. Pada suhu rendah, respirasi berjalan lambat dibanding
lebih lama. Kadar air yang aman untuk penyimpanan benih kedelai dalam suhu
kamar selama 6-10 bulan adalah tidak lebih dari 11%. Menurut penelitian
Rahmawati (2014), terdapat perbedaan kadar air benih koro pedang yang disimpan
para ruang dengan suhu kamar dan ruang ber-AC. Kadar air benih yang disimpan
di ruang kamar nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kadar air benih yang
disimpan di ruang ber-AC selama periode simpan 6 bulan. Kadar air benih yang
disimpan di ruang suhu kamar antara 10.69 sampai 11.40% sedangkan kadar air
benih yang disimpan di ruang ber-AC antara 8.27 sampai 9.32%. Hal ini
ber-AC menunjukkan suhu dan RH lebih rendah (suhu 16.3–26.3 ºC dan RH 33–
69%).
D. Hipotesis
Benih koro pedang putih yang disimpan dalam kemasan kaleng tertutup
menahan masuknya air,uap air, dan gas-gas yang ada di luar kemasan.
9
III. METODE DAN RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN
September 2017.
Alat :
Karung plastik
Polybag
C. Metode Penelitian
yang terdiri dari 4 perlakuan, dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali.
10
D. Rencana Pelaksanaan Penelitian
kertas, kaleng , kertas label, polybag dan media pasir sebagai media
Sebelum disimpan, diambil sampel dari setiap benih untuk diuji kadar
air (KA) awalnya dengan cara dioven pada suhu 103±2 ºC selama 17±1
(𝑀2−𝑀3)
KA (%) = x 100%
(𝑀2−𝑀1)
Keterangan:
dengan suhu kamar dan menggunakan empat jenis kemasan yang berbeda.
11
sebanyak 5 kg ke dalam setiap kemasan, kemudian kemasan ditutup rapat dan
= 19,8 gram
2000 𝑔𝑟𝑎𝑚
Jumlah polong yang dibutuhkan = =101,01
19,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
4. Pengujian Benih
a. Kadar air
Kadar air benih diukur menggunakan metode langsung seperti pada pengukuran
b. Indeks Vigor
∑𝐾𝑁 𝐼
IV (%) = x 100%
∑𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚
Keterangan:
12
KN I : jumlah kecambah normal pada hari ke-7
c. Laju Perkecambahan
diperlukan untuk munculnya radikel atau plumula selama jangka waktu tertentu
(7 hari), (Sutopo, 1985 cit Lesilolo, 2012). Laju perkecambahan dapat dihitung
dengan rumus :
𝑁1𝑇1+𝑁2𝑇2+⋯+𝑁𝑋𝑇𝑋
LP =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
Keterangan :
LP : Laju perkecambahan
T : Jumlah waktu antara awal pengujian sampai dengan akhir dari interval
5. Analisis data
Dari hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam pada jenjang nyata 5%.
Perbedaan antar perlakuan akan diuji dengan uji jarak berganda DMRT (Duncan’s
13
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti Dwi, Sumadi dan Suminar Ewrni. 2015. Pengaruh Kadar Air Awal Benih Dan Jenis
Kemasan Terhadap Populasi Hama Callosobruchus maculatus F., Viabilitas Dan
Vigor Benih Kedelai (Glycine Mx L. Merr.) Setelah Penyimpanan Tiga Bulan.
Agri.Sci.J. 11(1): 53-63
Kasno Astanto. 2016. Prospek Kacang Potensial: Koro Pedang Sebagai Pengganti Kedelai.
Balitkabi.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2174-prospek-aneka-kacang-potensial-
koro-pedang-sebagai-pengganti-kedelai.html (28 Oktober 2016)
Lesilolo M.K., Patty J dan Tetty N. 2012. Penggunaan Desikan Abu Dan Lama Simpan
Terhadap Kualitas Benih Jagung (Zea mays L) Pada Penyimpanan Ruang Terbuka.
Agrologia 1(1): 51-59
Rahmawati N.E. 2014. Pengusangan Cepat Fisik Serta Penyimpanan Benih Koro Pedang
(Canavalia ensiformis (L.)DC) Menggunakan Ruang Simpan Dan Kemasan Berbeda.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73863 (24 Oktober 2016)
Sadjad, S. 1980. Panduan Mutu Benih Tanaman Kehutanan di Indonesia IPB. Bogor. 205 p.
Tatipata A.,Yudono P.,Purwantoro A., dan Mangoendidjojo W.2004. Kajian Aspek Fisiologi
Dan Biokimia Deteriorasi Benih Kedelai Dalam Penyimpanan. Ilmu Pertanian
11(2):76-87
Usman, Rahim Iradhatullah dan Ambar Abdul Aziz. 2013. Analisis Pertumbuhan Dan
Produksi Kacang Koro Pedang (Canavalia ensiformis) Pada Berbagai Konsentrasi
Pupuk Organik Cair Dan Pemangkasan. Jurnal Galung Tropika 2(2):85-96
Wahyuningsih S.B. dan Saddewisasi W. 2013. Pemanfaatan Koro Pedang Pada Aplikasi
Produk Pangan Dan Analisis Ekonominya. Riptek 7(2):1-10
14