Asam Urat
Asam Urat
DISUSUN OLEH
Lis Harnanik
Nurhayati Amir Mahmud Mappa
Maria Agnestasia G.
Zainul Ashari
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disahkan laporan pendahuluan dengan judul “Asam urat” dengan Asuhan Keperawatan
dengan Judul “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. S dengan Diagnosa Medis Asam urat di
Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur” guna memenuhi tugas stase Keperawatan
Gerontik di Panti Sosial Trisna Werda Yogyakarta.
Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkatnya kepada
kita khusunya bagi penyusun dalam pemberian laporan tentang “Asuhan keperawatan pada Tn.
S dengan diagnosa medis asam urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur” ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk informasi dan wawasan bagi kita semua,
khususnya bagi para mahasiswa Ilmu Keperawatan tentang Asuhan Keperawatan Asam Urat,
dengan harapan sejauh mana mahasiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan geriatric
tentang asam urat dan intervensi yang diberikan.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini bukanlah merupakan
akhir dari penulisan, tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan-
perbaikan.Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
menyempurnakan laporan ini. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini.
Penyusun
Stase Keperawatan Gerontik 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam urat sudah lama menjadi salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia.
Dulu, penyakit ini juga disebut "penyakit para raja" karena penyakit ini diasosiasikan
dengan kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang enak-enak. Kini, asam urat
bisa menimpa siapa saja, yaitu para penggemar makanan enak.
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian
yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak
jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi itu berarti asam urat. Untuk memastikannya
perlu pemeriksaan laboratorium. Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam
yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk
turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti
selsel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua
makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan)
ataupun hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme
di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di
dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan
pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya,
tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa
kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15%.
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta adalah panti social yang
mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar
hidup secara baik dan terawatt dala kehidupan masyarakat baik yang berada didalam panti
maupun yang berada di luar panti. PSTW sebagai lembaga pelayanan social lanjut usia
berbasis panti yang menjadi Institusi yang progresif dan terbuka untuk mengantisipasi dan
merespon kebutuhan lanjut usia yang terus meningkat.
Stase Keperawatan Gerontik 2015
PSTW Yogyakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah sesuai dengan Peraturan
Daerah Nomor : 6 Tahun 2008, peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 44
Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Sosial Provinsi DIY, yang memberikan pelayanan kesejahteraan social kepada lanjut usia.
PSTW Yogyakarta diharapkan mampu mengembangkan komitmen dan kompentensinya
dalam memberikan pelayanan social yang terstandarisasi dengan mengacu kepada Kepmen
Kesejahteraan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 193/Menkes Kesos/III/2000 tentang
Standarisasi Panti Sosial, yang telah direvisi dengan Kepmen Sosial RI Nomor
50/Huk/2004, sekaligus mengakomudasi potensi lokal di daerah.
PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur sebagai pelaksana teknis dalam memberikan
pelayanan social bagi lansia, merupakan lahan praktek Program Studi Profesi Ners dalam
memberikan Asuhan Keperawatan pada lansia yang ada di Wisma Dahlia. Setelah beberapa
hari saya melaksanakan praktek klinik di Wisma Dahlia, saya tertarik untuk memberikan
Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. S dengan masalah asam urat karena ingin
mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh pada klien sesuai dengan perencanaan
keperawatan yang ditetapkan sebelumnya dan membantu klien dalam mencapai kebutuhan
kesehatan secara optimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang masalah diatas maka penulis mengambil rumusan masalah
“bagaimana Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. S dengan diagnose asam urat di
Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur yang meliputi pengkajian, rumusan
diagnose, perencanaan, implementasi, dan evaluasi?”
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Mampu memberikan asuha keperawatan gerontik pada klien dengan asam urat
yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, impelementasi, dan
evaluasi keperawatan
D. Ruang Lingkup
Asuah keperawatan gerontik pada Tn. S dengan asam urat termasuk dalam keperawatan
gerontik
2. Lingkup kasus
Lingkup kasus yang diambil penulis dalam laporan ini membahasa asuhan keperawatan
gerontil pada Tn. S dengan asam urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi
Luhur dengan proses keperawatan
3. Lingkup waktu
E. Metode
1. Pemeriksaan fisik
2. Wawancara
3. Observasi
4. Dokumentasi
Stase Keperawatan Gerontik 2015
F. Manfaat
1. Bagi penulis
Laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada lansia dengan asam urat.
Sebagai bahan referensi bagi tenaga kesehatan lain dapat menambah wawasan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan asam urat.
Stase Keperawatan Gerontik 2015
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir
dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam
nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh
kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur,
buah, kacangkacangan) atau pun hewan. Jadi asam urat adalah sisa metabolisme zat purin
yang berasal dari makanan yang kita konsumsi yang merupakan hasil samping dari
pemecahan sel dalam darah.
Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari
tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin, lalu
karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam
tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan
dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan
urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan
kadarnya meningkat dalam tubuh. Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung
banyak purin juga dapat meningkatkan asam urat. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga
kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi
penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi
sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
Stase Keperawatan Gerontik 2015
B. PERJALANAN PENYAKIT
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan
tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat
menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau terkena infeksi
sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan
lanjutan.
Ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering
mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan serangan
berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin panjang,
serta jumlah sendi yang terserang makin banyak maka menimbulkan nyeri yang
berkepanjangan.
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada
tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang
disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti
kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan
mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila
ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat
menggunakan sepatu lagi.
Stase Keperawatan Gerontik 2015
C. PHATWAY
Stase Keperawatan Gerontik 2015
D. MACAM-MACAM ASAM URAT
disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu
mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.
7. Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak
10. Tophus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago artikular (tulang
rawan sendi) dan kapsula sendi
11. Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL)
a. minuman fermentasi dan mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape,
dan tuak.
b. Juga jangan sentuh sama sekali yang namanya makanan laut udang, remis,
tiram, kepiting
d. Berbagai jeroan seperti hati, ginjal, jantung, otak, paru, limpa, usus.
2. Sedangkan makanan yang harus Anda kurangi asupannya dalam arti dalam porsi
sedikit masih bisa Anda makan, yaitu :
c. beberapa jenis sayuran tertentu seperti brokoli, bayam, kangkung, kol dan tauge.
semua jenis bahan makanan pokok dapat dikonsumsi dengan jumlah seimbang
menurut kebutuhan masing-masing. Makanan
pokok terdiri atas bijian dan umbi, termasuk produk olahannya seperti mi atau
bihun.
semua jenis sayuran kecuali bayam, buncis, kembang kol, kacang polong, jamur,
asparagus, yaitu maksimal 50 g/hari.
G. PEMERIKSAAN FISIK
4. Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat
monosodium yang membuat diagnosis.
5. Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan
sendi.
H. PENGOBATAN
b. Daun salam 7 lembar direbus dengan dua gelas air kemudian diminum pagi dan
sore
c. Labu siam diparut kemudian disaring diambil airnya diminum tiap hari.
d. Cuka apel yang sudah jadi dan dicampur madu dengan ukuran satu sendok
madu ditambah 2 sendok makan cuka apel plus air hangat -/ 50 cc dan diminum
selama 1 minggu pagi bangun tidur dan kalau mau tidur malam.
Penyakit asam urat memang sangat erat kaitannya dengan pola makan
seseorang. Pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah protein yang sangat tinggi
merupakan penyebab penyakit ini. Meskipun demikian, bukan berarti penderita asam
urat tidak boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung protein. Asalkan
jumlahnya dibatasi, ya tidak masalah. Selain itu, pengaturan diet yang tepat bagi
penderita asam urat mampu mengontrol kadar asam dan urat dalam darah. Penderita
asam urat tinggi, memang harus hati-hati terhadap makanan. Diet yang dilakukan,
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Pembatasan purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan asam urat
harus melakukan diet bebas purin. Yang harus dilakukan adalah membatasi
asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal biasanya
mengandung 600-1.000 mg purin per hari).
c. Tinggi karbohidrat
Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik
dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi karbohidrat kompleks ini
sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per hari.
d. Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam
urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari.
Stase Keperawatan Gerontik 2015
Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasal dari susu,
keju dan telur.
e. Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang
digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari.
Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
f. Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui
urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum minimal
sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih
masak, teh, atau kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-
buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan
adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain
buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena
buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya
dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan
lemak yang tinggi.
g. Tanpa Alkohol
J. PRINSIP DIET
Diet hiperurisemia pertama-tama harus mengikuti dahulu prinsip umum diet gizi
seimbang seperti yang dikemukakan dalam Pedoman Empat-Sehat Lima-Sempurna dan 13
Pesan Dasar Gizi Seimbang. Selanjutnya diet tersebut mengacu pada lima pedoman yang
disyaratkan dalam diet rendah purin:
Sumber : klien
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama : Tn. S
Umur : 74 tahun
Agama : Islam
Pendidikan terahir :
No RM :
Tanggal masuk :
Stase Keperawatan Gerontik 2015
2. Orang yang dapat dihubungi
Nama : Tn. T
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : Akabri
Agama : Islam
Alamat : Sleman
3. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Hubungan pernikahan
: Hubungan anak
: Klien
Stase Keperawatan Gerontik 2015
4. Alasan Datang Ke Panti
5. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan sering merasakan nyeri di kedua kakinya (lutut) bila jongkok,
dan kadang kaku pada kedua tangannya (jari)
b. Kesehatan sekarang
Klien mengatakan sudah 5 bulan menderita asam urat, klien mengatakan bila
jongkok kedua kakinya (lutut) sakit dan kadang kaku pada kedua tangannya
(jari).
Pengkajian nyeri:
Q : seperti patah
R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari)
S:6
T : menetap
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Klien pernah di operasi usus buntu tahun 1964, klien pernah di operasi ambyen
tahun 1974, Klien mengatakan sudah 5 bulan menderita asam urat
Stase Keperawatan Gerontik 2015
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan, dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit asam
urat atau penyakit lainnya.
7. Riwayat Pekerjaan
R. X R. VII U
R. VIII
R. IX
R. VI
R. V
R. IV
R. III
R. II
R. I
Stase Keperawatan Gerontik 2015
Keterangan:
R. I : teras
R. II : kamar
R. III : kamar
R. IV : kamar
R. V : ruang tamu
R. VI : kamar
R. VII : kamar
R. VIII : kamar
R. IX : Gudang
Klien tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Bantul, setiap pagi mengikuti senam lansia,
setiap rabu dan sabtu ada bimbingan keagamaan, setiap hari rabu ada pemeriksaan rutin
di poliklinik panti.
Stase Keperawatan Gerontik 2015
Jadwal kegiatan di PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur :
Klien beragama islam, klien mengatakan sholat 5 waktu ketika asam uratnya tidak
kambuh, saat kambuh klien hanya tidur saja di kamr
Skor Kriteria
Lain- Ketergantungan dari sedikitnya dua fungsi tersebut tapi tidak dapat
lain diklasifikasikan sebagai A, B, C,D, E, F, G
Interprestasi:
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
mampu melakukannya dengan sendiri tanpa bantuan orang lain
1) Oksigenasi
Tidak terpasang alat bantu pernapasan. RR: 22 x/menit, tidak ada keluhan sesak
napas.
Klien mengatakan setiap hari minum air putih ±2-5 gelas, ditambah teh, susu.
Stase Keperawatan Gerontik 2015
3) Nutrisi:
Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi sedang , diwaktu siang klien
makan nasi, lauk dan buah. Klien mengatakan sedikit tahu mana makanan patangan
untuk penderita asam urat.
4) Eliminasi:
Klien mengatakan dalam sehari BAB 1 kali sehari tiap pagi dengan konsistensi
lembek, tidak ada keluhan konstipasi, sedangkan BAK dalam sehari 3-4 kali
5) Aktivitas:
Dalam melakukan aktivitas sehari (makan, mandi, toileting, berpindah), klien masih
mampu melakukannya dengan sendiri atau mandiri hanya mencuci pakaian klien
susahmelakukannya. klien tidak pernah melakukan senam asam urat
Klien mengatakan disiang hari selalu istrahat (tidur) karena bila klien beraktifitas
terasa nyeri pada persendian.
7) Personal hygiene:
Klien mengatakan gosok gigi 1 kali sehari dilakukan saat mandi, klien mandi 2 kali
sehari. Klien tampak bersih dan rapi
8) Rekreasi:
9) Psikologi:
Klien adalah seorang perjaka yang tidak memiliki seorang anak, dan
hidupnya sekarang tergantung pada keluarga besar.
Stase Keperawatan Gerontik 2015
(b) Ideal diri:
Klien seorang perjaka yang tidak memiliki seorang anak yang sekarang
menjadi penghuni panti di wisma D
Nama : Tn. S, umur 74 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan seorang perjaka
yang beragama islam.
(3). Emosi:
Klien tampak tenang, klien tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung,
sering ketawa dan ramah
(4). Adaptasi:
Ada resiko cidera atau jatuh karena mata kiri klien tidak dapat melihat, klien
mengatakan tidak kuat kalau terkena sinar matahari tapi klien tampak kuat/tidak
lemah dan lelah. Tidak ada penurunan kekuatan otot. Klien juga mengatakan
jika ada masalah selalu berdo’a dan memohon petunjuk dari Tuhan.
Stase Keperawatan Gerontik 2015
10) Status Mental
Total 10 0
Keterangan:
Penjelasan: status mental pasien dengan fungsi intelektual utuh, dimana klien
dapat mengingat semuanya dengan baik.
Stase Keperawatan Gerontik 2015
11) Skala Jatuh Morse
Furniture : 30
4 IV/heparin Ya : 25. 0
lock Tidak : 0
Keterangan :
Hasil: hasil skala jatuh Morse yaitu nol (25), artinya resiko rendah (lakukam
tindakan pencegahan jatuh standar) klien
Tanda-tanda Vital :
TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,50C
a. Inspeksi:
b. Palpasi:
a. Inspeksi:
b. Palpasi
(3) Mata
a. Inspeksi:
(4) Hidung
a. Inspeksi:
Tidak ada lesi, tidak ada lender, tidak ada pendarahan, tidak menggunakan
alat bantu napas.
b. Palpasi :
(5) Mulut
a. Inspeksi:
(6) Telinga
a. Inspeksi:
Tidak ada serumen, antara yang kanan dan kiri simetris, tidak ada luka,
terdapat penurunan pendengaran.
(7) Leher
a. Inspeksi:
Tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak
ada luka/lesi
Stase Keperawatan Gerontik 2015
b. Palpasi:
a. Paru:
Perkusi : sonor
b. Jantung
a. Inspeksi:
b. Auskultasi:
Peristaltic 20 x/menit
c. Palpasi:
d. Perkusi:
Timpani
(10) Genetalia
Klien adalah seorang laki laki yang sudah menopause dan tidak mempunyai istri,
dan tidak memiliki anak. Tidak tercium bau tidak sedap, tidak terlihat klien
menggaruk-garuk kegatalan.
(13) Ekstremitas
Atas: tangan kanan dan kiri sedikit kaku bila untuk menggenggam, tidak ada
edema, tidak ada luka
Bawah: kaki kanan dan kiri bergerak normal cuman kalau untuk duduk
(jongkok) sakit, tidak ada luka
Kekuatan otot:
5 5
5 5
Keterangan:
0 : paralis
a. Mata:
Klien tidak bisa melihat dengan baik, agak sedikit kabur ketika melihat
cahaya, memakai kacamata hitam ketika keluar, bisa membedakan warna
b. Hidung:
Penciuman baik, klien masih bisa membedakan aroma bau dan harum
(parfum, minyak kayu putih)
c. Telinga:
Stase Keperawatan Gerontik 2015
Klien tidak dapat mendengar dengan baik, ada penurunan fungsi
pendengaran
d. Lidah:
e. Peraba:
DATA FOKUS
Data Subyektif
- Klien mengatakan tidak tahu tentang mana makanan pantangan untuk penderita asam urat
- Nadi 80 x/menit
- Respirasi 22 x/menit
- Suhu 36,5 0C
- Pengkajian nyeri:
Q : seperti patah
R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari)
S:6
T : menetap
Stase Keperawatan Gerontik 2015
Data Obyektif
- klien tampak bingung ditanya tentang rendam air hangat untuk nyeri asam urat
- TD : 120/70 mmHg
- N: 80 x/menit
- RR : 22 x/menit
- S : 36,50C
-
Stase Keperawatan Gerontik 2015
ANALISA DATA
- Pengkajian nyeri:
Q : seperti patah
S:4
T : menetap
DO :
2. 04/05/15 DS :
DO :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
04-05 Nyeri akut (kaku pada lutut dan jari) berhubungan dengan I
Nama : Tn. S
1 Nyeri akut (kaku Setelah dilakukan Mengontrol nyeri (1605) Manajemen nyeri (1400)
pada lutut dan jari) tindakan
keperawatan - Mampu mengontrol nyeri - Lakukan pengkajian nyeri - Mengetahui lokasi,
selama 3 x pertemuan,
berhubungan secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi
- Mengenali penyebab nyeri
diharapkan nyeri
dengan agen cidera karakteristik, durasi, frekuensi, frekuensi, kualitas, factor
berkurang. - Menjelaskan factor
biologi kualitas, dan factor presipitasi penyebab nyeri
penyebab nyeri
- Observasi reaksi nonverbal - Mengetahui tindakan
- Melaporkan bahwa nyeri
dan ketidaknyamanan selanjutnya yang akan
berkurang dengan
diberikan
- Gunakan teknik komunikasi
manajemen nyeri
teraupetik untuk mengetahui - Untuk mengetahui kualitas
Stase Keperawatan Gerontik 2015
2 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan - Mampu menjelaskan - Kaji tingkat pengetahuan klien - Mengetahui seberapa tahu
berhubungan tindakan keperawatan kembali apa yang dijelaskan tentang asam urat klien tentang penyakitnya
keterbatasan sumber selama 3 kali perawat/tim kesehatan - Identifikasi faktor penyebab, - Mengetahui penanganan
informasi pertemuan, lainnya kurangnya pengetahuan tentang yang tepat untuk diberikan
diharapkan mampu - Klien mampu menjalankan asam urat - Wawasan klien tambah luas
melakukan diet asam diet asam urat yang - Anjurkan klien untuk melakukan
urat dianjurkan diet asam urat
- Asam urat dalam batas
- Sediakan informasi sesuai kondisi
Stase Keperawatan Gerontik 2015
Nama : Tn. S
Nyeri akut (kaku 04-05- - Mengkaji nyeri secara - Lokasi nyeri pada lutut (bila S:
pada lutut dan jari) 2015 komperhensif (lokasi, jongkok), tangan kaku (jari), - Klien mengatakan masih terasa
intensitas, skala, dan waktu) skala: 4, waktu: disaat klien
berhubungan dengan 11.00 sakit, seperti dipatahkan dengan
jongkok
agen cidera biologi - Mengobservasi reaksi sakala 3
nonverbal dan O : sejak 5 bulan yang lalu
ketidaknyamanan
P : jika jongkok dan banyak gerak
- Menggunakan teknik
- Klien kooperatif dan mau Q : seperti patah
komunikasi teraupetik
istarahat bila nyerinya tiba
untuk mengetahui R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut)
- Klien mau mendengarkan dan kedua tangan (jari)
pengalaman nyeri klien
Stase Keperawatan Gerontik 2015
A:
P:
- Lanjutkan intervensi
Stase Keperawatan Gerontik 2015
A:
P:
lanjutkan intervensi
Nama : Ny. P
Nyeri akut (sakit lutut 21/10/14 - Mengkaji nyeri secara - Lokasi nyeri pada lutut (bila S:
dan tangan) 09.00 komprehensif jongkok), tangan kaku (jari), - Klien mengatakan nyeri dilutut
berhubungan dengan skala: 3, waktu: disaat klien
- Menganjurkan klien untuk dengan skala 3
16.00
agen cidera biologi jongkok
istrahat yang cukup
- O : sejak 1 tahun yang lalu
- Mengajarkan teknik napas P : jika jongkok dan mengepal
dalam dan relaksasi
Q : seperti patah
Stase Keperawatan Gerontik 2015
- Menganjurkan klien untuk - Klien kooperatif dan mau R : kedua kaki kanan dan kiri
tidak terlalu capek istarahat bila nyerinya tiba (lutut) dan kedua tangan (jari)
A:
P:
Stase Keperawatan Gerontik 2015
- Lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi
Stase Keperawatan Gerontik 2015
Nama : Ny. P
nama
Nyeri akut (lutut dan 22/10/14 - Mengkaji nyeri secara - P : nyeri lutut (jongkok) dan S:
tangan) berhubungan 08.00 komprehensif tangan (jari dikepal) - Klien mengatakan nyeri masih terasa
dengan agen cidera - Menganjurkan klien untuk Q : nyerinya seperti dipatahkan - Klien mengatakan, bila nyeri datang
biologi istrahat yang cukup
R : nyeri pada lutut dan klien akan mengompres air hangat,
- Mengajarkan teknik napas tangan/jari olesin balsem
dalam dan relaksasi S : skala nyeri 2 - O : sejak 1 tahun yang lalu
Stase Keperawatan Gerontik 2015
- Menganjurkan klien untuk T : nyeri terasa bila jongkok dan P : jika jongkok dan mengepal
mengoles balsem pada dikepal (jari) Q : seperti patah
kaki - Klien kooperatif dan mau untuk R : kedua kaki kanan dan kiri
- Membantu memijat kaki istrahat (lutut)dan kedua tangan (jari)
klien - Klien kooperatif dan mau S:3
- Menganjurkan klien untuk melakukan napas dalam dan
T : menetap
istrahat yang cukup relaksasi
O:
- Menganjurkan klien untuk - Klien merasa nyaman setelah
tidak beraktivitas yang melakukan napas dalam - Klien mau melakukan nafas dalam
berlebihan - Klien mau mengurangi aktivitasnya
- klien
- Menganjurkan kompres - Klien merasa nyaman setelah dipijat
air hangat
A:
- Menganjurkan dan
- Masalah teratasi sebagian
memotivasi klien untuk
melatih mengepal sedikit P:
-
Stase Keperawatan Gerontik 2015
O :-
A:
masalah teratasi
P:
pertahankan intervensi
Stase Keperawatan Gerontik 2015
Stase Keperawatan Gerontik 2015
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil :
S:
Q : seperti patah
R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari)
S:3
T : menetap
O:
A:
P:
Lanjutkan intervensi
NIC :
Hasil :
S:
O:
A:
masalah teratasi
P:
pertahankan intervensi
Stase Keperawatan Gerontik 2015
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Intianur, Firman.2012.
http://firwanintianur93.blogspot.com/2012/09/laporan-
pendahuluan-artritis-pirai-gout_8.html (Diakses 23 Oktober 2014)
Murwani, Arita & priyantar, wiwin (2010), Gerontik konsep dasar dan asuhan
keperawatan home care dan komunitas. Citramaya:Yogyakarta.