Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vitamin merupakan substansi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh
dan berkembang secara normal. Vitamin biasanya tidak bisa diproduksi oleh
tubuh, sehingga harus mendapat asupan dari luar. Vitamin memiliki peranan
spesifik di dalam tubuh dan dapat memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar
senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit.Tubuh
hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini
diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena
fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain (Anonim, 2011).
Vitamin merupakan komponen organik yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh. Vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Vitamin
termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan.
Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolis, energi,
pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau
sebagai bagian dari enzim. Kontribusi suatu jenis makanan terhadap
kandungan vitamin makanan sehari-hari bergantung pada jumlah vitamin
yang semula tedapat dalam makanan tersebut, jumlah yang rusak pada saat
panen atau penyembelihan, penyimpanan, pemrosesan dan pemasakan
(Almatsier, Tanpa tahun).
Atas dasar kelarutannya, vitamin dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Vitamin larut dalam lemak (A, D, E, K), dan
2. Vitamin larut dalam air (B dan C).
Vitamin yang larut dalam air, jika jumlahnya berlebihan tidak
membahayakan karena kelebihan vitamin akan dikeluarkan melalui urine.
Tetapi bila vitamin yang larut dalam lemak jumlahnya berlebihan, tidak dapat
dikeluarkan melalui urine tetapi disimpan dalam sel-sel adiposa dan dapat
menyebabkan gangguan fungsi tubuh.

BAB II
PEMBAHASAN

1
A. Vitamin A
a. Pengenalan Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan
vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik,
terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun
pigmen mata di retina. Vitamin A berguna untuk penglihatan, melindungi
kulit dan lapisan mukosa (mulut, hidung dan sistem pencernaan). Vitamin
A dikenal sebagai vitamin yang sangat dibutukkan tubuh dan mutlak harus
dipenuhi melalui makanan. Pada umunnya vitamin A dikonsumsi dalam
bentuk pre form vitamin A dan pro vitamin A. Di Indonesia 80% konsumsi
vitamin A berasal dari karoten dan 20% dari makanan hewani maupun pre
form vitamin A. Vitamin A beredar dalam darah dan disimpan dalam hati.
Berdasarkan hasil percobaan, klinis pada manusia dan hewan
menunjukkan bahwa vitamin A diperlukan untuk pemeliharaan dan fungsi
normal sistem kekebalan dan jaringan epitel.

b. Fungsi Vitamin A
Secara garis besar, fungsi vitamin A adalah sebagai berikut:
1. Proses penglihatan. Vitamin A dalam bentuk retinal
akan bergabung dengan opsin (suatu protein) membentuk rhodopsin,
yang merupakan pigmen penglihatan. Adanya rhodopsin itulah yang
memungkinkan kita dapat melihat. Rendahnya konsumsi
menyebabkan menurunnya simpanan vitamin A di dalam hati dan
kadarnya di dalam darah. Akibat lebih lanjut adalah berkurangnya
vitamin A yang tersedia untuk retina.
2. Mengatur sistem kekebalan tubuh (imunitas). Sistem
kekebalan membantu mencegah atau melawan infeksi dengan cara
membuat sel darah putih yang dapat menghancurkan berbagai bakteri
dan virus berbahaya. Vitamin A dapat membantu limfosit (salah satu
tipe sel darah putih) untuk berfungsi lebih efektif dalam melawan
infeksi.
3. Mencegah kebutaan. Defisiensi vitamin A menyebabkan
kelenjar tidak mampu mengeluarkan air mata, sehingga film yang

2
menutupi kornea mengering. Selanjutnya kornea mengalami
keratinisasi dan pengelupasan, sehingga menjadi pecah. Infeksi
tersebut menyebabkan mata mengeluarkan nanah dan darah. Dampak
lebih lanjut adalah munculnya titik bitot (putih pada bagian hitam
mata) serta terjadi gangguan yang disebut xerosis conjunctiva,
xerophthalmia, dan buta permanen.
4. Menangkal radikal bebas. Vitamin A dan betakaroten
terbukti merupakan antioksidan yang dapat melindungi sel dari
serangan radikal bebas untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit
kronis, seperti jantung dan kanker.
5. Memicu pertumbuhan. Defisiensi vitamin A
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan karena gangguan pada
sintesis protein. Gejala ini sering tampak pada anak balita. Penelitian
pada hewan percobaan menunjukkan bahwa proses pertumbuhan akan
terhenti jika kebutuhan vitamin A tidak terpenuhi.
6. Memelihara kesehatan sel-sel epitel pada saluran
pernapasan. Defisiensi atau kekurangan vitamin A menyebabkan sel-
sel epitel tidak mampu mengeluarkan mucus (lendir) dan membentuk
cilia (semacam rambut) untuk mencegah akumulasi bahan asing pada
permukaan sel. Karena itu, defisiensi vitamin A dapat menyebabkan
infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA).
7. Membentuk dan memelihara pertumbuhan tulang dan
gigi. Defisiensi vitamin A terbukti dapat menghambat pemanjangan
tulang dan terbentuknya gigi yang sehat. Karena itu, kecukupan
konsumsi vitamin A sangat penting diperhatikan untuk anak-anak
yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.
8. Memelihara kesehatan kulit dan rambut. Defisiensi
vitamin A dapat menyebabkan kulit dan rambut menjadi kasar dan
kering.
9. Mendukung proses reproduksi. Vitamin A diperlukan
dalam produktivitas hormon steroid (hormon seks) dan proses
spermatogenesis (pembentukan sel sperma) yang sangat vital dalam
proses pembuahan sel telur untuk menghasilkan keturunan. Karena
itu, defisiensi vitamin A menyebabkan kemandulan. (Anonim, 2008).

3
c. Sumber vitamin A
Sumber vitamin A dapat dibedakan atas preformed vitamin A
(vitamin A bentuk jadi) dan provitamin A (bahan baku vitamin A). Vitamin
A bentuk jadi atau retinol bersumber dari pangan hewani, seperti daging,
susu dan olahannya (mentega dan keju), kuning telur, hati ternak dan ikan,
minyak ikan (cod, halibut, hiu). Provitamin A atau korotenoid umumnya
bersumber pada sayuran berdaun hijau gelap (bayam, singkong, sawi
hijau), wortel, waluh (labu parang), ubi jalar kuning atau merah, buah-
buahan berwarna kuning (pepaya, mangga, apricot, peach), serta minyak
sawit merah. Betakaroten merupakan provitamin A yang paling efektif
diubah oleh tubuh menjadi retinol (bentuk aktif vitamin A). Karotenoid
lainnya, seperti lycopene (tomat dan semangka), xanthopyl (kuning telur
dan jagung), zeaxanthin (jagung), serta lutein, walaupun memiliki aktivitas
untuk peningkatan kesehatan, bukan merupakan sumber vitamin A.
(Anonim, 2008).
Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang tidak bisa
diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Untuk memperolehnya harus di
ambil dari sumber diluar tubuh terutama dari sumber alam, seperti bahan
sereal, umbi, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan bahan-bahan
olahan lainnya.

d. Kebutuhan Vitamin A
Kebutuhan vitamin perhari adalah 5,000 IU (IU = International
unit, satuan utk vitamin & mineral). Lebih baik konsumsi vitamin sedikit-
sedikit dengan selang waktu 4-6 jam, hingga mencapai total dosis
kebutuhan vitamin sehari. Contoh: Wanita 60th, memiliki kebutuhan
vitamin 1000mg per hari. Sebaiknya ia mengkonsumsi 250mg pagi,
250mg siang, 250mg sore, dan 250mg malam sebelum tidur (Arta, 2008).

e. Defisiensi vitamin A
Defisiensi vitamin A dapat terjadi karena jumlah vitamin A dalam
diet tidak mencukupi, suatu penyakit yang mengakibatkan absorpsi
vitamin A kurang baik, atau perubahan karoten menjadi vitamin A

4
terganggu. Pengaruh defisiensi yang ringan disebut hipovitaminasis dan
umumnya tidak menunjukkan gejala-gejala klinis. Pada defisiensi berat,
tubuh mudah terkena infeksi dan infeksi menjalar ke mata dan merusak
selaput bening (Astuti dan Gardjito, 1986). Apabila terjadi defisiensi
vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu,
penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran
pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang
sehat (RidwanAZ, 2010).
Pada orang dewasa yang kekurangan vitamin A dalam waktu relatif
lama akan terjadi beberapa kelainan seperti anemia (kurang darah),
kesulitan membedakan warna (buta warna), kemunduran penciuman/rasa
terhadap makanan dan akan kehilangan keseimbangan vestibular (Tarmizi,
2011).

f. Hipervitaminosis A
Kelebihan vitamin A tidak dibuang melalui urine akan tetapi
disimpan dalam sel-sel adiposa jaringan lemak karena vitamin A
merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak. Beberapa gejala
hipervitaminosis A meliputi kulit kering dan mengelupas, pusing, nausia,
apatis. Pada anak-anak gejalanya disertai muntah, drawaineas, bulging of
the frontanelle. Hipervitaminosis A dapat menyebabkan rontoknya rambut
(Astuti dan Gardjito, 1986). Kelebihan asupan vitamin A dapat
menyebabkan keracunan pada tubuh. Bila sudah dalam kondisi akut,
kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan kerabunan,
terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi kulit
(RidwanAZ, 2010).

B. Vitamin D
a. Pengenalan Vitamin D
Vitamin D merupakan vitamin yang dapat diperoleh dari makanan
atau diproduksi dari kulit manusia yang terkena sinar matahari pagi dan
sangat berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh

5
manusia. Karena dapat disintesis didalam tubuh, vitamin D dapat
dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon (Almatsier, Tanpa tahun).
Terdapat dua bentuk vitamin D yang penting bagi manusia, yaitu vitamin
D2 dan vitamin D3. Vitamin D2 dan D3 larut dalam lemak dan pelarutnya
tidak larut dalam air, stabil terhadap panas, asam, alkali, dan oksidasi
(Astuti dan Gardjito, 1986).

b. Fungsi Vitamin D
Vitamin D membantu tulang dan otot tumbuh menjadi kuat dan
sehat. Fungsi vitamin D sangatlah penting dalam proses pengaturan
kalsium dan fosfor dalam tubuh.
1. Membantu absorpsi Ca dan P dari usus.
2. Mengatur metabolisme Ca dan P dalam tulang.
3. Menjaga keseimbangan perbandingan Ca dan P dalam darah. Bila
perbandingan Ca dan P dalam darah tetap, pembentukan tulang akan
berjalan normal tanpa gangguan.
4. Mencegah terlalu banyaknya Ca dan P yang keluar bersama urine
dengan cara reabsorpsi ke dalam ginjal.
Di dalam tubuh, vitamin D dapat membentuk struktur tulang dan
gigi yang kuat. Di dalam tubuh, vitamin D diserap di usus dengan bantuan
senyawa garam empedu. Setelah diserap, vitamin ini kemudian akan
disimpan di jaringan lemak (adiposa) dalam bentuk yang tidak aktif. Tanpa
vitamin D yang cukup, tubuh kita tidak akan mampu menyerap kalsium
dengan baik sehingga memiliki tulang yang lemah. Vitamin D adalah pro-
hormon yang digunakan tubuh kita untuk mengangkut kalsium dari
pencernaan melalui darah menuju ke tulang, jantung, otak, paru-paru dan
organ lain yang memerlukannya (Anonim, 2011)..
c. Kebutuhan Vitamin D
Untuk mencegah penyakit Inggris (Rickets), absorpsi Ca dalam
usus cukup, kecepatan pertumbuhan normal dan mineralisasi tulang
berjalan normal pada bayi, asupan vitamin D sekitar 300-400 mg/hari.
Untuk dapat hidup sehat baik pada bayi, anak-anak maupun dewasa
sebaiknya dalam diet mengandung 400 mg vitamin D setiap hari.

d. Sumber Vitamin D
Vitamin D merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak
ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk

6
olahannya, seperti keju (RidwanAZ, 2010). Sinar ultraviolet dari sinar
matahari merupakan sumber vitamin D yang sangat murah. Susu
merupakan makanan yang dipilih untuk difortifikasi dengan vitamin D
(Astuti dan Gardjito, 1986). Cara termudah untuk mendapatkan vitamin D
dari cahaya matahari. Sinar UV bereaksi dengan sel kulit untuk
memproduksi vitamin. Dianjurkan setiap orang untuk mendapatkan cahaya
sinar matahari selama 15 menit, 2–3 kali per minggu. Pastikan sebanyak
mungkin bagian tubuh terpapar sinar matahari. Hal ini untuk
meningkatkan penyerapan vitamin D oleh kulit (Teddy, 2010).

e. Defisiensi Vitamin D
Kekurangan vitamin D ini dapat disebabkan oleh pemaparan sinar
matahari yang tidak mencukupi maupun oleh sedikitnya vitamin D dalam
makanan. Kekurangan vitamin D selama kehamilan dapat menyebabkan
osteomalacia pada ibu hamil dan rakitis pada bayi yang akan
dilahirkannya. Karena ASI tidak mengandung vitamin D dalam jumlah
yang besar, bayi yang mendapatkan ASI bisa menderita rakitis, bahkan
meskipun tinggal di daerah tropis jika bayi tidak mendapatkan sinar
matahari yang cukup. Kekurangan vitamin D bisa terjadi pada orang yang
lebih tua karena kulit mereka menghasilkan sedikit vitamin D saat terpapar
sinar matahari (Nurcahyo, Tanpa tahun).
Kejang otot (tetani) yang disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium
bisa merupakan pertanda awal terjadinya rakitis pada bayi. Bayi yang lebih
besar mungkin akan terlambat untuk belajar duduk dan merangkak, dan
penutupan ubun-ubun (fontanel) mengalami penundaan. Anak-anak usia 1-
4 tahun bisa memiliki kelainan lengkung tulang belakang, kaki O
(bengkok ke dalam), kaki X (bengkok ke luar) dan terlambat berjalan.
Anak-anak yang lebih tua atau remaja, akan merasakan nyeri bila berjalan.
Tulang panggul yang mendatar pada remaja putri menyebabkan jalan lahir
menjadi sempit. Pada orang dewasa kehilangan kalsium dari tulang,
terutama tulang belakang, panggul dan tungkai, menyebabkan kelemahan
dan bisa mengakibatkan terjadinya patah tulang (Nurcahyo, tanpa tahun).

f. Hipervitaminosis D

7
Vitamin D termasuk vitamin yang larut dalam lemak, dan sangat
diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan secara umum. Tapi karena
vitamin ini larut dalam lemak dan disimpan dalam sel-sel lemak tubuh,
vitamin ini bisa menjadi racun jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih.
Mengkonsumsi vitamin D sebanyak 10 kali dosis harian yang
dianjurkan, selama beberapa bulan, bisa menyebabkan keracunan, yang
mengakibatkan tingginya kadar kalsium dalam darah. Gejala pertama dari
keracunan vitamin D adalah hilangnya nafsu makan, mual dan muntah,
yang diikuti rasa haus yang luar biasa, meningkatnya frekuensi berkemih,
kelemahan, gelisah dan tekanan darah tinggi. Kalsium bisa diendapkan di
seluruh tubuh, terutama di ginjal, dimana bisa menyebabkan kerusakan
menetap. Fungsi ginjal akan terganggu, menyebabkan protein dibuang
dalam air kemih dan kadar urea dalam darah meningkat (Nurcahyo, tanpa
tahun).

C. Vitamin E
a. Pengenalan vitamin E
Vitamin E pertama kali diisolasi pada tahun 1936 dari minyak
tepung gandum. Disebut vitamin E karena ditemukan setelah vitamin-
vitamin yang sudah ada yaitu A, B, C, dan D. Bentuk vitamin E
merupakan kombinasi dari delapan molekul yang sangat rumit yang
disebut ’tocopherol’. Tocopherol tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut lemak seperti minyak, lemak, alkohol, aseton, eter dan sebagainya.
Karena tidak larut dalam air, vitamin E dalam tubuh hanya dapat dicerna
dalam empedu hati (Shella, 2009).
Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila
pemanasan terlalu tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen
dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu 100o C. Bila terkena oksigen
di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan. Sedangkan bila terkena
cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap (Shella, 2009).

8
Vitamin E merupakan komponen yang terdapat dalam tanaman dan
hewan yaitu tokoferol dan tokotrienol. Ada 4 jenis tokoferol, tetapi yang
berperan sebagai vitamin E adalah tokoferol. Vitamin E larut dalam lemak,
tidak larut dalam air, stabil terhadap panas, asam maupun sinar visibel.
Tokoperol tidak stabil terhadap alkali, sinar ultra violet dan oksigen.
Semua tokoperol adalah antioksidan artinya bahwa baik di dalam maupun
di luar tubuh berikatan dengan oksigen (Astuti dan Gardjito, 1986).

b. Fungsi vitamin E
Vitamin E berguna untuk:
 Meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres,
meningkatkan kesuburan, meminimalkan risiko kanker dan penyakit
jantung koroner.
 Berperan sangat penting bagi kesehatan kulit (antioksidan), yaitu
dengan menjaga, meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit,
mencegah proses penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat
radiasi sinar ultraviolet, serta mempercepat proses penyembuhan luka.
 Melindungi sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh
jaringan tubuh dari kerusakan. Selain bisa melindungi dari akibat
kelebihan vitamin A dan melindungi vitamin A dari kerusakan, vitamin
ini juga bisa melindungi hewan dari akibat berbagai obat, bahan kimia,
dan logam yang mendukung pembentukan radikal bebas
 Vitamin E membantu menyehatkan sistem kekebalan tubuh, serta
membantu proses perbaikan DNA.
 Berguna untuk pembuatan sel tubuh, mencegah pendarahan dan
membantu pembentukan hormon pertumbuhan.
 Vitamin E menjaga stabilitas dan integritas membran biologis.
 Mencegah degenerasi otot maupun susunan saraf pusat sehingga
kelumpuhan dapat dihindari.

c. Sumber vitamin E
Vitamin E mudah didapat dari bagian bahan makanan yang
berminyak atau sayuran. Vitamin E banyak terdapat pada buah-buahan,

9
susu, mentega, telur, sayur-sayuran, terutama kecambah. Contoh sayuran
yang paling banyak mengandung vitamin E adalah minyak biji gandum,
minyak kedelai, minyak jagung, selada, kacang-kacangan, asparagus,
pisang, strawberri, biji bunga matahari, buncis, ubi jalar, bayam, brokoli,
kiwi, mangga dan sayuran berwarna hijau lainnya. Vitamin E lebih banyak
terdapat pada makanan segar yang belum diolah (Shella, 2009).
Satu unit setara dengan 1 mg alfa-tocopherol asetat atau dapat
dianggap setara dengan 1 mg. Selain itu ASI juga banyak mengandung
vitamin E untuk memenuhi kebutuhan bayi. Dalam perkembangannya,
Vitamin E diproduksi dalam bentuk pil, kapsul, dan lain-lain sebagaimana
vitamin-vitamin yang sudah terlebih dahulu ada. Vitamin yang sudah
dikemas dalam berbagai bentuk ini banyak dijual bebas di pasaran serta
dianggap berguna (Shella, 2009).

Vitamin E banyak didistribusi dalam makanan, sehingga


kemungkinan kekurangan Vitamin E sangatlah kecil. Vitamin E banyak
sekali terkandung dalam :
1. Ubi jalar sebanyak 4,00 miligram/100gram bahan segar
2. Kacang Polong sebesar 2,10 miligram/100gram
3. Nasi merah sebesar 2,40 miligram/100gram
4. Minyak kacang sebesar 22,0 miligram/100gram
5. Minyak kedele sebesar 140 miligram/100gram
6. Minuak jagung sebesar 87 miligram/100gram
7. Daging ayam sebesar 0,25 miligram/100gram
8. Daging sapi sebesar 1,40 miligram/100gram
9. Daging domba sebesar 0,77 miligram/100gram

d. Kebutuhan vitamin E
Kebutuhan minimum vitamin E untuk orang dewasa tidak diketahui
secara pasti, mungkin tidak diketahui secara pasti, mungkin antara 3-6 IU
per hari. Anjuran intake tokoperol untuk bayi yang lahir dengan berat
kurang adalah 3 mg atau 4,5 IU; tokoperol per lt formula yang
mengandung 3,5 % lemak (jenuh dan tidak jenuh). ASI mengandung
vitamin E yang cukup jumlahnya bagi bayi berumur dibawah 5 bulan dan

10
lebih dari 5 bulan. Vitamin E tidak hanya doiperoleh dari ASI tetapi juga
dari makanan lain (Astuti dan Gardjito, 1986).
Bila Anda menginginkan fungsi vitamin E sebagai antioksidan, maka
seorang perempuan membutuhkan sedikitnya 120 IU (international unit)
per hari. Namun menurut catatan medis, kebanyakan perempuan Indonesia
hanya makanan yang mengandung 10.4 - 13,4 IU per hari. Untuk
mencukupi kebutuhan itu, kita bisa mengonsumsi vitamin E dan vitamin E
sintetis (dl-a tokoferol). Karena kebutuhan vitamin E kita terbatas, maka
tubuh akan segera bereaksi ketika mengalami kondisi tidak berimbang.
Gejala yang terlihat nyaris berbeda, namun cenderung samar sehingga bisa
jadi sulit dipahami (Shella, 2009).
Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, pastikan Anda (yang
berusia 14 ke atas) mendapatkan asupan 15 miligram atau 22.5
internasional unit (IU) per hari. Tapi, pastikan juga kalau asupan vitamin E
Anda tidak lebih dari 1.000 miligram (1.500 IU) per hari. Hal ini untuk
mencegah keracunan. Tapi, sebagian besar orang justru kesulitan
memenuhi asupan vitamin E yang direkomendasikan. Jadi, kalau tidak
menggunakan suplemen dalam dosis sangat besar, kemungkinan besar
Anda tidak akan mencapai batas maksimum ini. 20 IU alami atau 30 IU
sintetik (<28th), 50 IU (28-40th), 100 IU (>40th) per hari (Arta, 2008).
Salah satu cara menunda penuaan di kulit adalah dengan
mengonsumsi vitamin E. Vitamin E merupakan antioksidan terkuat yang
mampu mencegah kerusakan serat kolagen dan elastin dari akibat radikal
bebas, dan meningkatkan proses regenerasi dan keratinisasi sel-sel kulit.
Hasilnya, kulit kita tidak tipis dan kering karena kandungan air tidak
menguap dari kulit. Kulit terjaga elastisitasnya, dan tidak cepat keriput.

Dari makanan dan suplemen


Satu kapsul Natur-E mengandung 100 IU vitamin E alamiah yang
terbuat dari ekstrak biji gandum dan esktrak minyak bunga matahari.
Jumlah ini (satu kapsul sehari), sudah mencukupi kebutuhan kulit wanita.
Berbeda jika kita tidak mengkonsumsi suplemen.

11
Vitamin E juga bisa kita peroleh dari bahan makanan, seperti
kacang-kacangan, mangga, brokoli, buah kiwi, atau bayam. Namun
kandungan vitamin E yang masuk dari makanan hanya sebesar 10-15 IU
saja. Jumlah itu hanya mampu mencukupi kebutuhan gizi harian, bukan
kebutuhan kulit.
Vitamin E sendiri bisa dikonsumsi oleh perempuan mulai usia 17
tahun. Untuk setiap tingkatan usia, dosis yang dibutuhkan juga berbeda.
Perempuan usia 17-25 tahun membutuhkan 1 soft kapsul vitamin E (100
IU), 2 kapsul untuk usia 25-35 tahun, dan 3 kapsul untuk usia di atas 35
tahun.

e. Defisiensi Vitamin E
Gejala kekurangan:
 Ketika kadar vitamin E dalam darah sangat rendah, sel darah merah
rusak dan terbelah. Proses pembelahan sel darah merah ini disebut
hemolisis eritrodit. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada sistem
syaraf dan otot. Gejala yang dirasakan adalah kesulitan berjalan dan
nyeri yang menetap pada otot betis.
 Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan sel-sel cepat rusak
sehingga mempercepat proses penuaan kulit, kerusakan saraf
penggerak, kelemahan otot, serta melemahnya kelenjar gondok dan
hipofisis.
 Orang yang menderita penyakit tertentu, misalnya penyakit hati atau
celiac disease, atau yang melakukan diet lemak terlalu rendah bisa jadi
akan mengalami kekurangan vitamin E.
 Kekurangan vitamin E dapat berkembang menjadi berbagai masalah
kesehatan lain seperti neuropati perifer, masalah penglihatan,
malnutrisi karena pencernaan yang jelek, atau aritmia jantung.
 Obat-obatan tertentu dan beberapa vitamin lain dapat mengganggu
penyerapan vitamin E. Jika vitamin E diperoleh dari sumber makanan
alami, maka risiko overdosis tidak akan terjadi.

12
 Bayi prematur memiliki cadangan vitamin E yang sangat sedikit dan
bisa menderita kekurangan vitamin E bila diberi makanan yang
banyak mengandung lemak tak jenuh dan sedikit mengandung vitamin
E. Lemak tak jenuh merupakan prooksidan bahan-bahan yang mudah
teroksidasi menjadi radikal bebas), yang merupakan lawan vitamin E
dan bisa menyebabkan pecahnya sel darah merah (hemolisa).

f. Hipervitaminasis E
 Keracunan dapat terjadi jika mengonsumsi vitamin E secara berlebih.
Anda akan merasakan sakit kepala, lemah dan selalu lelah, serta
pusing yang disertai gangguan penglihatan.
 Wanita hamil, atau bahkan yang baru hamil sebaiknya memeriksa
dosis asupan vitamin E dalam tubuh mereka. Pasalnya asupan vitamin
E yang terlalu tinggi pada awal kehamilan dapat menyebabkan resiko
bayi lahir dengan gangguan hati (demikian yang disampaikan tim
peneliti asal Belanda).
 Kelebihan vitamin E akan disimpan di dalam hati.
 Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang mengkonsumsi vitamin E
dosis tinggi beresiko hingga 70 persen memiliki bayi dengan kelainan
hati, dibandingkan yang mengkonsumsi vitamin E lebih rendah.
 Sementara, pola diet dengan asupan vitamin E tinggi disertai dengan
suplemen yang mengandung vitamin E meningkatkan resiko kelainan
hati sejak lahir sebesar 5 hingga 9 kali lipat.
 Vitamin E dosis tinggi yang diberikan kepada bayi prematur untuk
mengurangi resiko terjadinya retinopati, tampaknya tidak
memperlihatkan efek samping yang berarti. Pada orang dewasa,
vitamin E dosis tinggi hampir tidak menimbulkan efek samping,

13
kecuali meningkatnya kebutuhan akan vitamin K, yang bisa
menyebabkan perdarahan pada orang-orang yang mengkonsumsi obat
antikoagulan.

D. Vitamin K
a. Pengenalan vitamin K
Vitamin K dikenal sebagai vitamin anti pendarahan (anti
hemorrhagic); berada dalam dua bentuk yaitu vitamin K1 atau disebut
phyloquinon terdapat dalam makanan terutama sayuran dan K2 atau
menaquinon, aktivitasnya ¾ nya vitamin K1 berasal dari usus manusia.
Vitamin ini disintesa oleh bakteri dalam usus. Kedua bentuk vitamin K
tidak larut dalam air, larut dalam lemak, stabil terhadap panas dan senyawa
pereduksi, tetapi sangat labil dengan asam kuat, senyawa pengoksidasi,
sinar, dan alkali alkaholik. Vitamin K yang dibuat secara sintetis bersifat
larut dalam air dan dipergunakan sebagai obat (Astuti dan Gardjito, 1986).
Kebanyakan sumber vitamin K di dalam tubuh adalah hasil sintesis
oleh bakteri di dalam sistem pencernaan. Sumber vitamin K dalam
makanan adalah hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak,
sayuran sejenis kobis (kol) dan susu (Ridwanaz, 2010).

b. Fungsi Vitamin K
 Vitamin K diperlukan untuk sintesa protrombin yang digunakan untuk
membekukan darah.
 Vitamin K juga dibutuhkan untuk pembentukan tulang.
 Berguna untuk menguatkan pegangan rambut pada kulit.
 Vitamin K digunakan untuk mata lebih bersinar, hal ini
banyak ditemukan di krim mata yang juga mengandung retinol.
Vitamin K dipercaya bisa membantu mengatasi lingkar mata hitam.
Pembuluh kapiler yang rentan dan bocor di sekitar daerah mata sering
diakui sebagai penyebab hitamnya daerah di sekitar mata.
 Vitamin K, yang dikenal juga sebagai phytonadione, bisa membantu
mengontrol aliran darah.
 Vitamin K juga berperan penting dalam pemeliharaan ginjal.

c. Sumber vitamin K

14
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin K terbilang cukup mudah
karena selain jumlahnya terbilang kecil, sistem pencernaan manusia
sudah mengandung bakteri yang mampu mensintesis vitamin K, yang
sebagian diserap dan disimpan di dalam hati. Namun begitu, tubuh masih
perlu mendapat tambahan vitamin K dari makanan.
Meskipun kebanyakan sumber vitamin K di dalam tubuh adalah
hasil sintesis oleh bakteri di dalam sistem pencernaan, namun Vitamin K
juga terkandung dalam makanan, seperti hati, sayur-sayuran berwarna
hijau yang berdaun banyak dan sayuran sejenis kobis (kol) dan susu.
Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedele, teh
hijau, susu sapi, serta daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik,
seperti yoghurt yang mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu
menstimulasi produksi vitamin ini.
Sistem pencernaan dari manusia mengandung bakteri yang dapat
mensintesis vitamin K, yang sebagian diserap dan disimpan di dalam hati.
Tubuh perlu mendapat tambahan vitamin K dari makanan. Vitamin K
dapat dihasilkan oleh tubuh kita sendiri di dalam usus besar dengan
bantuan bakteri Escherichia coli. Sedangkan dalam bentuk provitamin K
bisa kita jumpai pada sayuran hijau, kedelai, kuning telur dan susu.

d. Kebutuhan Vitamin K
Kebutuhan vitamin K tiap hari belum ditetapkan.

e. Defisiensi Vitamin K
Gejala Kekurangan:
Bayi yang lahir prematur dan agak sukar menerima makanan, ada
kecenderungan mengalami defisiensi vitamin K. Beberapa kejadian
neonatal hemarrage pada bayi yang baru lahir, dengan memberikan
vitamin K setela lahir dapat mencegah pendarahan tersebut. Defisiensi
pada orang dewasa dapat terjadi karena obat-obatan antibiotik ada yang
menghambat sintesa vitamin K di dalam usus. Diare yang kronis dan
intake minyak mineral juga dapat mengakibatkan defisiensi vitamin K.

15
Kemampuan hati untuk menyimpan vitamin K sangat terbatas (Astuti dan
Gardjito, 1986).
Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat
membeku. Hal ini dapat meyebabkan penyakit hemoragik. Bagaimanapun,
jarang terjadi kekurangan vitamin K, hanya bayi yang mudah mengalami
hal tersebut. Hal ini karena sistem pencernaan bayi yang baru lahir masih
steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, air
susu ibu mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi
diberi sejumlah vitamin K saat lahir. Kekurangan vitamin K dapat
menyebabkan darah sukar berhenti jika terjadi luka, usus cepat rusak, dan
rambut mudah rontok (Asidharta, 2009).

f. Hipervitaminosis K
Gejala Kelebihan
 Keracunan vitamin K terjadi hanya pada orang yang menerima
pengganti vitamin K larut air. Gejala-gejalanya adalah hemolisis sel
darah merah, penyakit kuning dan kerusakan otak.
 Kelebihan vitamin K akan disimpan di dinding usus besar.

E. Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam
metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat
beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai
senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh
terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong
dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah
merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan,
dan sayur-sayuran hijau.
Vitamin B terdiri dari beberapa jenis, yang semuanya disebut dengan
vitamin B kompleks. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan
salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga
kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi
yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin

16
B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi
defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti
kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan
saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal
tersebut, kita perlu banyak mengkonsumsi banyak gandum, nasi, daging,
susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yang
telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.
b. Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam
metabolisme di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan
sebagai salah satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin
mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine
dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi
energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan
dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta
menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan
kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar,
kacang kedelai, kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat menyebabkan
menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir
pecah-pecah, dan sariawan.

c. Vitamin B3
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan
penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi,
metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki
peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi,
penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat
dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B 3 termasuk salah satu
jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi,
hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa
sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar
tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini
dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan
sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.

17
d. Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi
enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan
besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan
nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga
komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi
senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin
B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai
dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran
hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi
vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu,
gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk
tidur.

e. Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan
vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan
sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk
menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid
dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme
nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin
ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena
vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan,
daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.

f. Vitamin B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang
hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman.
Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan
tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam
metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam
salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel

18
saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet
darah. Telur, hati, dan daging merupakan sumber makanan yang baik
untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12. Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi
kulit.
1. Fungsi Vitamin B
a. Vitamin B1
Berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang
diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari
b. Vitamin B2
Berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah
merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai
organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku.
c. Vitamin B3
Vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar
gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan
vertigo.
d. Vitamin B5
Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang
baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa
asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh.
e. Vitamin B6
Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A
yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur
sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu,
vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan
memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.
f. Vitamin B12
Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di
dalam tubuh.

2. Kebutuhan Vitamin B
a. Vitamin B1
RDA untuk thiamin adalah 0,5 mg/1000 kkal perhari.
Diperkirakan konsumsi rata-rata makanan per hari sekitar 2000

19
kkal/orang, jadi RDA untuk thiamin sekitar 1 mg perhari. Makanan
yang seimbang akan memberikan cukup thiamin. Orang yang
berpuasa atau melakukan diet harus memastikan bahwa mereka
mendapat sejumlah thiamin yang sama seperti dalam 2000 kkalori
makanan.
b. Vitamin B2
RDA untuk riboflavin adalah 0,6 mg/1000 kkal perhari.
Jadi sekitar 1,2 mg perhari untuk 2000 kkal diet. Anak-anak dan
wanita hamil membutuhkan tambahan riboflavin karena vitamin ini
penting untuk pertumbuhan.
c. Vitamin B3
RDA untuk niacin adalah 6,6 mg NE (niacin equivalents)/
1000 kkal, atau 13 mg perhari. NE merupakan jumlah niasin yang
diperoleh dalam makanan, termasuk niacin yang secara teori dibuat
dari prekusor asam amino triptophan. 60 mg triptophan dapat
menghasilkan 1 mg niacin.
d. Vitamin B5
Tidak ada RDA untuk asam pantotenat. Diperkirakan
konsumsi yang aman dan cukup adalah antara 4 sampai 7 mg
perhari.
e. Vitamin B6
Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam metabolisme
asam amino, sehingga konsumsi sehari-hari harus sebanding
dengan konsumsi protein, karena protein dibuat dari asam amino.
RDA untuk vitamin B6 adalah 0,16 mg/g protein. Rata-rata
konsumsi adalah 2 mg/hari untuk pria dan 1,6 mg/hari untuk
wanita.

f. Vitamin B12
RDA untuk vitamin B12 adalah sekitar 2 mikro-gram
perhari.

3. Sumber Vitamin B
a. Vitamin B1
Sumber yang mengandung vitamin B1 adalah gandum,
daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya
b. Vitamin B2

20
Sumber yang mengandung vitamin B2 adalah sayur-
sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu, dan banyak lagi
lainnya.
c. Vitamin B3
Sumber yang mengandung vitamin B3 adalah buah-buahan,
gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas dan
sebagainya
d. Vitamin B5
Sumber yang mengandung vitamin B5 adalah daging, susu,
sayur mayur hijau, ginjal, hati, kacang ijo, dan banyak lagi yang
lain
e. Vitamin B6
Sumber yang mengandung vitamin B6 = kacang-kacangan,
jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging, dan lain-lain.
f. Vitamin B12
Sumber yang mengandung vitamin B12 adalah telur, hati,
daging, dan lainnya

4. Penyakit akibat kekurangan vitamin B


a. Vitamin B1
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 =
kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.

b. Vitamin B2
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 =
turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir
pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya.
c. Vitamin B3
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 =
terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang,
insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-
lain
d. Vitamin B5
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 =
otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan
bersisik, dan lain-lain
e. Vitamin B6

21
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 =
pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau
sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.
f. Vitamin B12
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12
= kurang darah atau anemia, gampang capek / lelah / lesu / lemes /
lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya

F. Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi
kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai
senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun
jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C
merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai
radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya
yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu
menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai
penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C
berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam
tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat
terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi
mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan
dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis
penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan
nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh
dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya
sel darah merah.
1. Fungsi Vitamin C
Fungsi vitamin C banyak sekali,mencapai 300 fungsi,fungsi
dasarnya meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan penyakit,dan
membantu penyembuhan tubuh.fungsi utama dari vitamin C sebagai
antioksidan yaitu menetralkan racun dan radikal bebas dalam darah
maupun cairan sel tubuh.dengan cara ini peran vitamin c mencegah
terjadinya oksidasi kolesterol LDL dan mencegah tersumbatnya pembuluh

22
darah sehingga tidak menyebabkan hypenrtensi dan penyakit jantung.juga
menjaga kesehatan paru-paru karena menetralkan radikal bebas yang
masuk melalui pernafasan.
Vitamin c juga meningkatkan sel-sel darah putih yang dapat
melawan infeksi sehingga flu sembuh lebih cepat,membantu mengaktifkan
asam folat,meningkatkan penyerapan zat besi sehingga mencegah
anemia,meregenerasi vitamin E sehingga bisa dipakai lagi sebagai anti-
oksidan.Vitamin c ada yang alami juga ada yang sintetik.asal keduanya
berbentuk L-ascorbic acid dan tidak memiliki perbedaan kinerja pada
keduanya.

2. Kebutuhan Vitamin C
RDA untuk vitamin C adalah 60 mg/hari, tapi hal ini bervariasi
pada setiap individu. Stres fisik seperti luka bakar, infeksi, keracunan
logam berat, rokok, penggunaan terus-menerus obat-obatan tertentu
(termasuk aspirin, obat tidur) meningkatkan kebutuhan tubuh akan vitamin
C. Perokok membutuhkan vitamin C sekitar 100 mg/hari.
Kebutuhan harian vitamin untuk masing-masing usia adalah:
Tingkatan Usia Laki-laki (mg/hari) Perempuan (mg/hari)
Bayi 0-6 bulan 40 40
Anak-anak 1-3 tahun 15 15
Anak-anak 4-8 tahun 25 25
Anak-anak 9-13 tahun 45 45
Remaja 14-18 tahun 75 65
Dewasa 19 tahun ke atas 90 75
Wanita
- - 85
hamil

3. Sumber Vitamin C
Sumber yang mengandung vitamin C adalah jambu klutuk atau
jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya

4. Penyakit Akibat Kekurangan Vitamin C


Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C = mudah
infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses
kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya
tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat
menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Atas dasar kelarutannya, vitamin dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Vitamin larut dalam lemak (A, D, E, K), dan
2. Vitamin larut dalam air (B dan C).
Vitamin yang larut dalam air, jika jumlahnya berlebihan tidak
membahayakan karena kelebihan vitamin akan dikeluarkan melalui urine.
Tetapi bila vitamin yang larut dalam lemak jumlahnya berlebihan, tidak dapat
dikeluarkan melalui urine tetapi disimpan dalam sel-sel adiposa dan dapat
menyebabkan gangguan fungsi tubuh.

B. Saran
Vitamin sangat penting bagi tubuh. Untuk memenuhi kebutuhan
vitamin di dalam tubuh, maka kita perlu mengkonsumsi vitamin D sesuai
dengan kebutuhan yang tidak melebihi batas ataupun kurang dari kebutuhan
yang diperlukan oleh tubuh. Untuk memperoleh sumber vitamin, disarankan
untuk berjemur adalah pukul 06.00 - 09.00 pagi ke seluruh bagian tubuh
selama 10 menit.

24
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. Tanpa Tahun. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta
Anonim, 2008. Vitamin A lebih dari Sekadar Mencegah Kebutaan. (Online),
(http://klipingut.wordpress.com/2008/01/05/vitamin-a-lebih-dari-sekadar-
mencegah-kebutaan/ diakses 7 september 2011.
Anonim. 2011. Vitamin D.(Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_D,
diakses 9 September 2011.
Anonim. 2011. Vitamin E. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_E,
diakses tanggal 6 September 2011)
Anonim. 2011. Vitamin. (online), (http://i.wikipedia.org/wiki/Vitamin, diakses 7
September 2011.
Arta, Katherine. 2008. Kebutuhan Vitamin Sehari. (Online),
(http://katherinearta.wordpress.com/2008/02/07/kebutuhan-vitamin-sehari/
diakses 7 September 2011).
Asidharta. 2009. Vitamin K. (Online),
(http://asidharta.blogspot.com/2009/04/vitamin-k.html, diakses tanggal 6
September 2011)
Astuti, M dan Gardjito, M. 1986. Pangan dan Gizi. Yogyakarta: UGM Press.

25
i

Anda mungkin juga menyukai