Laporan Praktikum Pengamatan Preparat Sumsum Tulang
Laporan Praktikum Pengamatan Preparat Sumsum Tulang
Disusun oleh:
Indri Puspita Dewi (P1337434114029)
Dewi Purnamasari (P1337434114030)
Reguler A/ Semester V
Pemeriksaan tulang sumsum merujuk pada analisa patologi dari sampel tulang
sumsum yang diperoleh dari biopsi tulang sumsum (bone marrow biopsy sering
disebut biopsi trefin) dan aspirasi tulang sumsum (bone marrow aspiration). Atau
dikenal juga dengan sebutan BMP (Bone Marrow Puncture).
Pemeriksaan tulang sumsum digunakan untuk mendiagosis sejumlah kondisi,
termasuk leukemia, mieloma multipel (multiple myeloma), limfoma (lymphoma),
anemia dan pansitopenia (pancytopenia).
Biasanya aspirasi tulang sumsum atau biopsi trefin dilakukan di bagian belakang
tulang pinggul atau tulang krista iliak prosterior (posterior iliac crest).
Kita sering menonton di film-film orang yang diambil tulang sumsumnya menjerit
kesakitan, butir-butir keringat mengucur, serta tubuh menggeliat kesakitan.
Menurutku, adegan itu terlalu dibesar-besarkan agar penonton merasa lebih terharu
atau kasihan.
Pada kenyataannya pemeriksaan tulang sumsum tidak semengerikan itu, karena
sebelum pengambilan tulang sumsum akan dilakukan bius lokal. Mungkin rasa sakit
yang terasa hanya pada saat penyuntikan obat bius itu.
Biasanya seluruh prosedur pengambilan tulang sumsum ini akan memakan waktu 10-
15 menit. Setelah prosedur selesai dilakukan, pasien biasanya diminta untuk berbaring
selama 5-10 menit untuk memberi tekanan pada tempat pengambilan tulang sumsum
tadi. Setelah itu, jika tidak terjadi pendarahan, maka pasien bisa berdiri dan
melakukan aktivitas normal kembali.
BMP (Bone Marrow Puncture) atau punksi sumsum tulang merupakan tindakan medis
diagnostik yang seringkali diperlukan untuk membantu diagnosa suatu penyakit.
Selain itu juga digunakan untuk penentuan tahap dan monitoring terapi. Sehingga
perlu diketahui beberapa indikasi untuk dilakukannya BMP.
Beberapa indikasi BMP adalah :
1. Diagnosis, penentuan tahap dan evaluasi pengobatan :
a. kanker darah atau leukemia
b. multiple myeloma
c. kelainan lymphoproliferatif dan myeloproliferatif yang lain
E. Tujuan
Mengetahui morfologi dan bentuk fragmen dan identifikasi gambaran sumsum tulang
belakang (sel megakariosit)
F. Cara Kerja
a. Siapkan mikroskop yang akan digunakan untuk pembacaan preparat spread
sumsum tulang
b. Bersihkan bagian – bagian mikroskop seperti lensa, meja mikroskop, dan
bagian lainnya dengan tissue.
c. Hubungkan steker mikroskop ke sumber listrik dan nyalakan mikroskop.
d. Letakkan sediaan pada meja mikroskop. Pastikan sediaan tidak diletakkan
terbalik.
e. Membaca atau mengamati adanya fragmen pada perbesaran lensa objektif 10x
atau perbesaran yang terkecil terlebih dahulu
f. Kemudian geser pada perbesaran lensa objektif 40x untuk mengamati sel
megakariosit
G. Hasil
Normoseluler (AML)
Normoseluler
Perbandingan sel darah dan sel
lemak sebanding
Hiposeluler
Hiperseluler (CML)
Normoseluler (AML)
Normoseluler
Perbandingan sel darah dan sel
lemak sebanding
Hiposeluler
2. Ditemukannya sel
megakariosit
Ciri-ciri :
1. Sel besar
Jadi pada praktikum pengamatan preparat sumsum tulang (BMP) ada 2 jenis yaitu
preparat sutul CML dan peparat sutul AML, dari kedua preparat tersebut dapat
disimpulkan bahwa :
1. Preparat CML, ditemukannya fragmen dengan sitularitasnya hyperseluler dan
adanya sel megakariosit yang menandakan bahwa preparat tersubut memang dari
sampel sumsum tulang belakang
2. Preparat AML, ditemukannya fragmen dengan sitularitasnya normoseluler dan
adanya sel megakariosit yang menandakan bahwa preparat tersebut memang dari
sampel sumsum tulang belakang