Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn.

K DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN: ASMA

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. K
Umur : 72 tahun
Alamat : Perum Suaka indah Gajah 5 No. 08 Kelurahan
Leuwigajah Cimahi
Pendidikan : SMA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Sunda
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Pengkajian : 9 Maret 2012

II. STATUS KESEHATAN SAAT INI


A. Keluhan utama
Saat dikaji klien mengeluh sesak
B. Riwayat kesehatan sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 9 maret 2012 klien mengeluh
sering sesak, sesak bertambah jika sedang melakukan aktifitas yang berlebih
dan berkurang jika sedang beristirahat, sesak dirasakan seperti ada benda
asing yang menyumbat jalan pernapasan, sesak dirasakan diseluruh area
pernapasan, frekuensi pernapasan 28x/menit. Sesak dirasakan setiap malam
dan pagi saat bangun tidur.

III. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Klien belum pernah dirawat di rumah sakit, namun sekitar 5 tahun yang lalu
klien pernah di operasi pada bagian mata atas indikasi katarak.

1
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit Asma seperti yang dialami klien, dan tidak mempunyai
riwayat penyakit kronis maupun penyakit menular.

V. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Klien terlihat sehat, namun klien sering merasa sesak, klien
mengatakan mengalami perubahan berat badan sekitar 5 kg sejak 2 bulan
terakhir, yaitu dari 50 kg menjadi 45 kg karena nafsu makannya menurun.
Selain itu, klien mengeluh mengalami kesulitan tidur dan sering terbangun
di malam hari.
B. Tanda-Tanda Vital
TD : 110/90 mmHg
Suhu : 36oC
Nadi : 78 x/menit
Napas : 28 x/menit
C. Sistem Integumen
Inspeksi : Kuku berwarna merah muda, keadaan kuku pendek dan
bersih. kulit tampak keriput namun bersih, warna kulitnya
sawo matang. Terdapat luka goresan ditangan kanan sekitar 5
cm.
Palpasi : Turgor baik, CRT baik (kembali < 2 detik).
D. Sistem Hemopoetik
Klien tidak mempunyai riwayat anemia, tidak mempunyai riwayat
transfusi darah, tidak ada pembengkakan kelenjar limfa, dan tidak ada
perdatahan/memar yang abnormal.

2
E. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bulat, rambut berwarna putih (beruban),
rambut tipis, keadaan rambut bersih, klien tidak merasakan
sakit kepala pada saat dikaji, klien tidak memiliki riwayat
trauma kepala pada masa lalu, kadang-kadang klien
merasakna gatal pada kepalanya.
Palpasi : Keadaan rambut kuat, tidak ada radang, tidak ada lesi atau
luka, dan tidak ada nyeri pada saat dipalpasi.
F. Leher
Inspeksi : leher berbentuk simetris dan tidak ada lesi atau luka.
Palpasi : pada saat dipalpasi tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, pergerakan leher normal
dan tidak ada kekakauan atau keterbatasan gerak.
G. Mata
Inspeksi : Bentuk mata simetris, alis mata simetris, konjungtiva
berwarna merah muda, sklera berwarna putih kekuning-
kungingan, ukuran pupil sama besar, reflek pupil baik yaitu
ketika diberi cahaya pupil miosis dan ketika cahaya dijauhkan
pupil midriasis, pergerakan bola mata simetris, ketajaman
penglihatan menurun, tidak ada tanda-tanda peradangan, klien
menggunakan kacamata plus (+4).
H. Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris, pina sejajar dengan sudut mata, tidak ada
lesi, tidak ada tanda-tanda peradangan, telinga bersih tidak ada
kotoran yang keluar.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan pada telinga.
Nilai fungsi pendengaran : Klien mengalami penurunan pendengaran,
terlihat dari keluarga saat memanggil klien harus berbicara dengan suara
yang keras.

3
I. Sistem Pernapasan
Inspeksi : Bentuk hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak
ada pengeluaran sekret, tidak ada deviasi septum, mukosa hidung
merah muda. Bentuk dada simetris, irama nafas iregular 28
x/menit, mengalami batuk dan sesak napas, kedalaman nafas cepat
dan dangkal, ada retraksi dinding dada. Klien memiliki riwayat
alergi terhadap debu dan udara dingin.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada sinus maxilaris, frontalis, dan
eitmodialis. Fungsi penciuman baik dan mampu membedakan bau-
bauan, tidak ada sumbatan, tidak ada nyeri tekan pada dada,
pengembangan paru simetris.
Perkusi : Saat dilakukan perkusi pada lapang paru bunyinya resonan.
Auskultasi : Saat di auskultasi suara paru terdengar wheezing.
J. Sistem Kardiovaskular
Inspeksi dan palpasi : Nadi 78 x/menit, irama teratur, denyut kuat,
temperatur kulit hangat, warna kulit normal tidak
pucat, tidak ada nyeri dada, ada sesak.
Auskultasi : Bunyi jantung s1 – s2 normal, tidak ada bunyi tambahan.
K. Sistem Pencernaan
Inspeksi : Bentuk bibir simetris, warna bibir hitam, keadaan mulut
bersih, mukosa mulut merah muda, tidak ada lesi, gigi sudah
banyak yang tanggal, tidak ada sakit ditenggorokan, tidak
ada perubahan suara, tidak ada pendarahan di gusi. Reflek
menelan masih baik, abdomen bentuknya datar, dan ada
mual.
Auskultasi : Bising usus normal 6 x / menit.
Palpasi : Ada nyeri tekan pada ulu hati, tidak ada massa di abdomen,
tidak ada pembesaran organ.

4
Perkusi : Saat abdomen di perkusi terdengar bunyi timpani.
Fungsi pengecapan : Fungsi pengecapan normal, masih dapat membedakan
rasa. Namun nafsu makan menurun karena sering
merasa mual.
L. Sistem Perkemihan
Klien tidak merasa nyeri saat berkemih, namun klien sering berkemih
dimalam hari (nokturia). Frekuensi BAK 5-8 x/hari.
M. Sistem Genitalia
Pada saat pengkajian bagian genital klien tidak dikaji. Klien tidak mempunyai
masalah penyakit kelamin, hasrat seksual klien sudah berkurang.
N. Sistem Muskuloskeletal
 Ekstremitas atas
Massa otot kedua tangan normal tidak ada atropi maupun hipetropi,
tonus otot baik, kekuatan otot 5, tidak ada nyeri maupun kekakuan sendi.
 Ekstremitas bawah
Massa otot kedua kaki normal tidak ada atropi maupun hipertropi,
tonus otot baik, kekuatan otot 5, tidak ada nyeri persendian di kedua kaki.
O. Sistem Neurologi
Klien tidak mengalami sakit kepala, kejang maupun paralisis, menurut
keluarga klien tidak pernah pingsan (sincope), dan terkadang klien mengalami
sedikit tremor di tangan.
Fungsi saraf cranial :
1) Nervus I (olfaktorius) : klien bisa merespons bau-bauan
2) Nervus II (optikus) : klien menggunakan kaca mata plus (+4)
3) Nervus III, IV, VI (occulomotoris, thochlear, abdusen) : klien bisa
membedakan / memggerakan bola mata, respon pupil baik
4) Nervus V (trigeminus) : klien dapat mengunyah

5
5) Nervus VII (facial) : klien dapat menggerakan/mengekspresikan wajah, dan
dapat mengecap rasa
6) Nervus VIII (vestibulocholearis) : klien mengalami penurunan
pendengaran
7) Nervus IX dan X (glossofaringeal dan vagus) : klien masih bisa menelan
dengan baik dan dapat menjulurkan lidahnya
8) Nervus XI (asecoris) : klien dapat menggerakan bahu, leher, kepala
9) Nervus XII (hypoglosus) : klien dapat menggerakan lidah kekanan dan
kekiri
P. Sistem Endokrin
Klien masih mampu merasakan panas dan dingin, klien tidak
mengalami polifagia, poliuria dan polidipsia. Klien mengalami perubahan
warna rambut dan pigmenatasi kulit. Kulit berwarna lebih gelap dan rambut
menjadi berwarna putih.
Q. Psikososial
Klien mengatakan sering merasa khawatir (cemas) yang berlebih jika
sesaknya kambuh, klien tidak mengetahui cara menangani sesak jika obat
yang biasa di konsumsi habis. Klien terkadang merasa takut jika sedang
sendiri di rumah atau mendengar bunyi-bunyian. Klien sering mengalami sulit
tidur dan sering terbangun dimalam hari.
R. Spiritual
Klien selalu melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT,
seperti solat wajib, mengaji, dan ibadah-ibadah sunah lainnya. Klien
menyakini bahwa sakit yang dilami klien adalah bentuk kasih sayang Allah
SWT kepada hambanya. Klien percaya bahwa sakit yang dialami klien akan
mengalami kesembuhan.

6
VI. PENGKAJIAN PSIKOLOGI
A. Pengkajian Keseimbangan
1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
a. Bangun dari tempat tidur: klien mampu bangun dari tempat tidur
dengan sekali gerakan dan mampu berdiri dengan stabil. Skor 0
b. Duduk ke kursi: klien mampu duduk di kursi dengan tenang dan
tidak menjatuhkan diri ke kursi. Skor 0
c. Menahan dorongan pada sternum: saat pemeriksa mendorong
sternum klien, klien terlihat menggerakan kaki untuk menahan
dorongan tersebut. Skor 1
d. Menutup mata: saat pemeriksa mendorong sternum klien, klien
memegang objek untuk menahan dorongan tersebut. Skor 1
e. Perputaran leher: klien mampu menggerakan lehernya tanpa ada
keluhan. Skor 0
f. Gerakan mengapai sesuatu: klien menggapai benda tanpa memegang
objek sebagai dukungan. Skor 0
g. Membungkuk: klien mampu membungkuk untuk mengambil buku di
lantai. Skor 0
2. Komponen gaya berjalan atau pergerakan
a. Klien mampu berjalan dengan baik tanpa memegang objek sebagai
dukungan. Skor 0
b. Ketinggian langkah kaki klien saat berjalan normal tidak terlalu
tinggi, tidak mengeser maupun menyeret kaki. Skor 0
c. Kontinuitas langkah kaki klien normal. Skor 0
d. Klien mampu berjalan dengan simetris pada garis lurus. Skor 0
e. Klien mampu berbalik dengan baik tanpa memegang objek sebagai
dukungan. Skor 0

7
Interpretasi hasil pengkajian keseimbangan:
Berdasarkan data pengkajian keseimbangan diatas total nilai yang diperoleh
klien adalah 0, sehingga hasilnya klien memililiki resiko jatuh rendah.

B. Pengkajian Status Fungsional


Berdasarkan Katz Indeks klien termasuk pada kategori A yaitu klien
mandiri dalam hal:
 Makan: klien mampu mengambil makanan ke piring dan memasukannya
ke dalam mulut
 Kontinen (BAK dan BAB): klien mampu BAK dan BAB sendiri tanpa
bantuan orang lain dan mampu mengontrol BAK dan BAB sendiri.
 Berpindah: klien mampu berpindah ke dan dari tempat tidur secara
mandiri, serta duduk dan bangkit dari kursi sendiri.
 Kekamar kecil: klien mampu masuk dan keluar kamar kecil,
membersihkan organ ekskresi sendiri.
 Berpakaian: klien mampu mengambil pakaian di lemari, menggunakan
serta melepaskan pakaian sendiri
 Mandi: klien mampu mandi sendiri di kamar mandi, serta tidak lupa
menggunakan sabun mandi dan mengeringkan tubuh dengan
menggunakan handuk bersih.
Sedangkan menurut Barthel Indeks kemandirian klien adalah sebagai
berikut:
Barthel Indeks
No. Kriteria Mandiri Keterangan
1. Makan 10 Frekuensi : 3 kali sehari
Jumlah : setengah piring
nasi/satu kali makan
Jenis : nasi, sayuran, lauk pauk
2. Minum 10 Frekuensi : 8 gelas
Jumlah : 200 cc/satu kali

8
minum
Jenis : air putih dan air teh
3. Berpindah dari kursi 15
Ke tempat tidur
Sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi: mengosok gigi satu
menyisir rambut, gosok gigi) kali sehari
5. Keluar masuk toilet 10
(mencuci pakaian, menyeka
tubuh, menyiram)
6. Mandi 15 Frekuensi: 3 kali sehari
7. Jalan di permukaan datar 5
8. Naik turun tangga 10
9. Mengenakan pakaian 10
10. Kontrol bower (BAB) 10 Frekuensi : satu kali sehari
Konsistensi: lembek
11. Kontrol bladerr (BAK) 10 Frekuensi : 5-8 kali sehari
Warna: kuning jernih

12. Olahraga/latihan 10 Frekuensi : jarang berolahraga


Jenis: jalan kaki
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu 10 Jenis : mengaji, mengobrol dan
luang nonton TV

Total 130
Interpretasi hasil pengkajian status fungsional:
Berdasarkan perhitungan Barthel Indeks diatas, klien memperoleh
nilai 130. Sehingga klien termasuk pada kategori mandiri.

C. Pengkajian Status Kognitf


1. Pengkajian Status Kognitf dengan SPMSQ
Pertanyaan Benar Salah
1. Tanggal berapa sekarang ? (tgl, bln, thn) √
2. Hari apa sekarang √
3. Apa nama tempat ini √
4. Dimana alamat anda √
5. Berapa umur anda √
6. Kapan anda lahir √

9
7. Siapa presiden anda sekarang √
8. Siapa presiden anda sebelumnya √
9. Siapa Nama kecil ibu anda √
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari √
setiap angka baru, semua secara menurun
Total 10 0
Interpretasi Hasil Pengkajian Status Kognitif SPMSQ:
Dari sepuluh soal yang diajukan, klien mampu menjawab seluruh
pertanyaan dengan benar. Sehingga fungsi intelektual klien masih utuh.
2. Pengkajian Status Kognitif dengan MMSE

Aspek Nilai Nilai


No Kriteria
Kognitif Maks Klien
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
 Negara indonesia
 Propinsi
 Kota
 Kecamatan
 Alamat
2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksa),
kemudian klien mengulang kembali 3 objek
tersebut.
 TV
 radio
 jam dinding
3. Perhatian 5 5 Minta klien untuk memulai angka 100
dan kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali
kalkulasi tingkatan
 93
 86
 79
 72
 65
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk menyebutkan ketiga objek

10
yang sudah disebutkan tadi. Bila benar, 1
poin untuk masing-masing objek tersebut.
5. bahasa 9 7 Tunjukan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien.
 Misalnya jam tangan dan pensil.

Minta klien untuk mengulang kata berikut :


“tak ada jika, dan tetapi”. Bila benar,
nilainya 1 point.

Minta klien untuk mengikuti printah berikut


yang terdiri dari 3 langkah : “Ambil kertas
di tangan anda, lipat dua dan taruh di lantai”
 Ambil kertas di tangan anda
 Lipat dua
 Taruh dilantai

Perintahkan kepada klien untuk hal berikut


(bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
 “Tutup mata anda”

Perintahkan kepada klien untuk menulis satu


kalimat dan menyalin gambar
 Tulis satu kalimat misalnya : hari ini
saya lapar
 Menyalin gambar
Total nilai 30 28
Interpretasi Hasil Pengkajian Status Kognitif dengan MMSE:
Dari 5 soal yang diajukan, klien mampu menjawab dan mampu untuk
melaksanakan perintah, namun ada beberapa yang tidak bisa klien
lakukan. Tetapi secara keseluruhan klien mampu untuk menjawab semua
perintah, total nilai yang diperoleh adalah 28, maka hasilnya aspek
kognitif dari fungsi mental baik.

11
D. Pengkajian Kondisi Sosial Lansia
1. Adaptasi (Adaptation)
Klien kadang-kadang puas bahwa klien dapat kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan
saya. Skor 1
2. Hubungan (Partnership)
Klien selalu puas dengan cara keluarga (teman-teman) klien
membicarakan sesuatu dengan klien dan mengungkapkan masalah dengan
klien. Skor 2
3. Pertumbuhan (Growth)
Klien selalu puas bahwa keluarga (teman-teman) klien menerima dan
mendukung keinginan klien untuk melakukan aktifitas atau arah baru. Skor
2
4. Afeksi (Affection)
Klien selalu puas dengan cara keluarga (teman-teman) klien
mengekspresikan afek dan bersepon terhadap emosi klien seperti marah,
sedih atau mencintai. Skor 2
5. Pemecahan (Resolve)
Klien kadang-kadang puas dengan keluarga (teman-teman) klien
dalam menyediakan waktu bersama-sama. Skor 1.
Interpretasi Hasil Pengkajian Kondisi Sosial:
Dari 5 pernyataan yang diajukan kepada klien, skor total yang
diperoleh klien adalah 8. Sehingga hasilnya klien termasuk kedalam kategori
disfungsi keluarga ringan atau tidak disfungsi keluarga.

E. Pengkajian Kondisi Depresi


1. Kesedihan
Klien tidak merasa sedih dan skor 0.

12
2. Pesimisme
Klien tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan dan skor 0.
3. Rasa kegagalan
Klien tidak merasa gagal dan skor 0.
4. Ketidakpuasan
Klien tidak merasa tidak puas dan skor 0
5. Rasa bersalah
Klien tidak merasa benar-benar bersalah dan skor 0.
6. Tidak menyukai diri sendiri
Klien tidak merasa kecewa dengan diri sendiri dan skor 0.
7. Membahayakan diri sendiri
Klien tidak mempunyai pikiran mengenai membahayakan diri sendiri dan
skor 0.
8. Menarik diri dan sosial
Klien tidak kehilangan minat pada orang lain dan skor 0.
9. Keragu-raguan
Klien membuat keputusan yang baik dan skor 0.
10. Perubahan gambaran diri
Klien tidak merasa tampak lebih buruk dari pada sebelumnya dan skor 0.
11. Kesulitan kerja
Klien telah mendorong keras diri saya untuk melakukan sesuatu dan skor
2.
12. Keletihan
Klien lelah untuk melakukan sesuatu dan skor 2.
13. Anoreksia
Nafsu makan Klien tidak sebaik sebelumnya dan skor 1.
Interpretasi Hasil Pengkajian Kondisi Depresi:
Berdasarkan hasil pengkajian kondisi sosial, nilai yang diperoleh klien
adalah 5. Sehingga hasilnya klien termasuk kategori depresi ringan.

13
VII. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1. Ds : Obstruksi saluran Gangguan
Klien mengatakan sering pernafasan pola nafas
sesak, sesak dirasakan setiap
malam dan pagi saat bangun Kebutuhan O2 tidak
tidur serta saat melakukan terpenuhi
aktivitas berlebih.
Do : Suplai O2 dalam darah
 Klien terlihat sesak menurun
 TD: 120/80 mmHg
 Frekuensi napas 28x/menit Tubuh melakukan
 Nadi: 78x/menit
 Suhu: 36oC hipersensitifitas untuk
 Irama napas tidak teratur memenuhi kebutuhan O2
 Kedalaman napas dangkal
Pengeluaran CO2
dan cepat
meningkat
 Saat dilakukan auskultasi
paru, suara napas terdengar
PaCO2 menurun
wheezing

Alkalosis respiratori

Gangguan pola nafas


2. Ds : Peningkatan asam lambung Gangguan
klien mengatakan mual, nafsu pemenuhan
makan klien menurun, BB Nyeri ulu hati kebutuhan
klien turun 5 kg dalam 2 bulan nutrisi
terakhir dari 50 kg menjadi 45 Mual
kg.
Do : Nafsu makan menurun
 Klien terlihat lemah
 Ada nyeri tekan pada Asupan nutrisi dalam
abdomen sebelah kiri dan tubuh berkuarang
menjalar sampai ke ulu
hati BB turun

14
 Wajah klien meringis
kesakitan saat abdomen Gangguan pemenuhan
sebelah kiri di tekan kebutuhan nutrisi
 Klien merasa mual jika
makan
3. Ds : Kurangnya informasi Cemas
 Klien mengatakan cemas mengenai penyakitnya
ketika sesaknya kambuh
 Klien tidak mengetahui Pengetahuan kurang
cara menangani sesak
Do :
Kecemasan meningkat
 Klien terlihat cemas
 Klien sering menanyakan
Cemas
cara menangani sesak
tanpa obat
4. Ds : O2 menurun Gangguan
Klien mengatakan sulit tidur istirahat tidur
dan sering terbangun dimalam Saraf simpatis bekerja
hari.
Do : System RAS menurun
 Klien terlihat lemas
 Frekuensi tidurnya 2-3 jam Peningkatan kerja organ
perhari
REM menurun

Gangguan istirahat tidur

15
VIII. PRORITAS MASALAH DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola napas berhubungan dengan adanya penyempitan jalan
napas ditandai dengan frekuensi napas 28 x/menit, irama napas tidak
teratur, serta kedalaman napas dangkal dan cepat.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual
ditandai dengan adanya nyeri tekan di abdomen kiri, adanya mual, berat
badan turun 5 Kg.
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak ditandai dengan klien
mengatakan sulit tidur, klien terlihat lemas dan frekuensi tidur klien 2-3
jam/hari.
4. Cemas berhubungan dengan penyakit yang dialami klien ditandai dengan
klien terlihat cemas dan klien sering menanyakan cara menangani sesak
tanpa obat.

16
IX. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional Implementasi
Keperawatan
1. Gangguan Tupan: 1. Bantu klien untuk 1. Dengan melakukan  Membantu klien untuk
pola napas Setelah dilakukan melakukan posisi semi posisi semi fowler klien melakukan posisi semi fowler
berhubungan intervensi selama 2x24 fowler akan merasa lebih dengan menggunakan 3 bantal
dengan jam sesak dapat nyaman dan jalan napas  Mengobservasi frekuensi,
adanya teratasi. menjadi lebih lancar irama, dan kedalaman napas
penyempitan Tupen: secara berkala
jalan napas Setelah dilakukan  Melakukan auskultasi paru
ditandai intervensi selama 1x24 untuk mendengarkan suara
dengan jam sesak dapat napas
frekuensi berkurang, dengan 2. Ajarkan klien untuk 2. Dengan melakukan  Mengajarkan klien untuk
napas 28 kriteria: melakukan teknik teknik latihan nafas melakukan teknik napas dalam
x/menit, irama  Frekuensi napas latihan napas dalam. dalam, klien akan setiap klien merasa sesak
napas tidak menjadi 20x/menit merasa lebih rileks dan
teratur, serta  Irama napas teratur. nafas menjadi lebih
kedalaman  Kedalaman napas teratur

17
napas dangkal menjadi normal 3. Ajarkan klien dan 3. Terapi inhalasi bertujuan  Mengajarkan klien dan keluarga
dan cepat.  Saat di aulkustasi keluarga untuk untuk mengatasi untuk melakukan terapi inhalasi
tidak terdengar melakukan terapi inflamasi jalan napas sederhana dengan menggunakan
bunyi napas inhalasi sederhana bagian atas, air hangat dan minyak kayu
wheezing melonggarkan jalan putih dengan cara menghirup
 Klien dapat merasa napas, merangsang kerja uapnya
nyaman. pernapasan, dan
mencegah kekeringan
pada selaput lendir
pernapasan bagian atas
4. Ajarkan klien dan 4. Tujuan senam asma  Mengajarkan klien dan keluarga
keluarga untuk adalah untuk melatih untuk melakukan senam asma,
melakukan senam asma cara napas yang benar, dengan cara melakukan
meningkatkan sirkulasi, demonstrasi mengenai teknik
dan melunturkan serta senam asma
memperkuat otot
pernapasan.
2. Gangguan Tupan: 1. Kaji pola asupan nutrisi 1. Dengan mengkaji pola  Mengkaji frekuensi makan klien
pemenuhan Setelah dilakukan klien asupan nutrisi, kita akan

18
kebutuhan intervensi selama 3x24 mengetahui seberapa  Mengkaji jumlah dan jenis
nutrisi jam gangguan besar gangguan nutrisi makanan klien
berhubungan kebutuhan nutrisi klien yang dialami klien
dengan mual dapat teratasi 2. Anjurkan klien untuk 2. Makanan yang pedas  Menganjurkan klien untuk
ditandai Tupen: menghindari makanan dan asam dapat menghindari makanan yang
dengan Setelah dilakukan yang pedas dan asam meningkatkan produksi pedas dan asam
adanya nyeri intervensi selama 1x24 asam lambung  Menganjurkan klien untuk
tekan di jam gangguan makan sedikit tapi sering
abdomen kiri, kebutuhan nutrisi  Menganjurkan klien untuk
adanya mual, berkurang, dengan mengkonsumsi makanan
berat badan kriteria: selingan seperti biskuit
turun 5 Kg.  Nyeri tekan di 3. Anjurkan klien untuk 3. Makanan yang hangat  Menganjurkan klien untuk
abdomen berkurang selalu makan-makanan dapat mengurangi selalu makan-makanan dalam
 Mual berkurang dalam kondisi hangat produksi asam lambung. kondisi hangat
 Klien mau makan 4. Anjurkan klien dan 4. Dengan variasi menu  Menganjurkan klien untuk
sedikit demi sedikit keluarga untuk makanan yang berbeda, memodifikasi jenis makanan
memodifikasi jenis nafsu makan klien dapat untuk klien
makanan yang meningkat  Memberikan daftar menu

19
dikonsumsi klien makanan yang dianjurkan untuk
klien
3. Gangguan Tupan: 1. Anjurkan klien dan 1. Dengan lingkungan yang  Menganjurkan klien dan
istirahat tidur Setelah dilakukan kelurga untuk nyaman istirahat klien keluarga untuk menciptakan
berhubungan intervensi selama 3x24 mencipatakan akan terpenuhi. lingkungan rumah yang tenang
dengan sesak jam gangguan istirahat: lingkungan rumah yang dan nyaman
ditandai tidur klien dapat tenang dan nyaman.  Membantu klien untuk memilih
dengan klien teratasi. posisi yang nyaman untuk
mengatakan Tupen: istirahat atau tidur
sulit tidur, Setelah dilakukan 2. Jelaskan kepada klien 2. Kerja organ tubuh dan  Menjelaskan kepada klien
klien terlihat intervensi selama 1x24 tentang pentingnya keseimbangan tentang pentingnya
lemas dan jam gangguan tidus keseimbangan antara metabolisme tubuh akan keseimbangan antara aktifitas
frekuensi klien dapat berkurang, aktifitas dan istirahat meningkat jika dan istirahat
tidur klien 2-3 dengan kriteria: keseimbangan antara  Menganjurkan klien untuk tidak
jam/hari.  Frekuensi tidur aktifitas dan istirahat melakukan tidur siang, agar
bertambah menjadi terpenuhi malam hari klien bisa istirahat
4 jam/hari secara optimal
 Klien dapat tidur
dengan nyenyak

20
4. Cemas Tupan: 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Dengan mengetahui  Mengkaji tingkat kecemasan
berhubungan Setelah dilakukan klien tingkat kecemasan klien, klien terhadap masalah
dengan intervensi selama 3x24 maka akan memudahkan penyakitnya
penyakit yang jam cemas dapat dalam memberikan
dialami klien teratasi intervensi
ditandai Tupen: 2. Lakukan penkes kepada 2. Dengan memberikan  Melakukan penkes kepada
dengan klien Setelah dilakukan klien dan keluarga penkes kepada klien dan klien dan keluarga tentang
terlihat cemas intervensi selama 1x24 tentang penanganan keluarga, maka klien penanganan Asma di rumah,
dan klien jam cemas klien Asma di rumah dan keluarga akan seperti terapi inhalasi dan
sering berkurang, dengan mengetahui cara senam asma
menanyakan kriteria: menangani asma di
cara  Klien tidak terlihat rumah
menangani cemas
sesak tanpa  Klien tahu cara
obat. menangani sesak
tanpa obat

21

Anda mungkin juga menyukai