BAB III, IV, Lampiran PDF
BAB III, IV, Lampiran PDF
TINJAUAN KHUSUS
Makna Tulisan biru di dalam kata Kimia Farma mengandung arti produk-
produk yang dihasilkan haruslah berkualiatas dan bermutu, sehingga mampu
meningkatkan kepercayaan terhadap produknya tersebut.Garis setengah
melingkar yang berwarna oranye melambangkan harapan yang dicapai oleh
kimia farma dalam meningkatkan dan mengembangkan produknya yang
inovatif dan bermutu.
a. Simbol Matahari
1. Paradigma baru, matahari terbit adalah tanda memasuki babak baru
yang lebih baik.
2. Optimis, matahari memiliki cahaya sebagai sumber energi, cahaya
tersebut adalah penggambaran optimisme PT. Kimia Farma dalam
menjalankan bisnisnya.
3. Komitmen, matahari selalu terbit dari arah timur dan tenggelam ke
arah barat secara teratur dan terus menerus, memiliki makna adanya
komitmen dan konsistensi dalam menjalankan segala tugas yang
diemban oleh PT. Kimia Farma dalam bidang farmasi dan kesehatan.
4. Sumber energi, matahari merupakan sumber energi bagi kehidupan
dan PT. Kimia Farma yang baru memposisikan dirinya sebagai
sumber energi bagi kesehatan masyarakat.
5. Semangat yang abadi, warna orange berarti semangat, warna biru
berarti keabadian. Harmonisasi antara kedua warna tersebut menjadi
satu makna yaitu semangat yang abadi.
b. Jenis Huruf
Dirancang khusus untuk kebutuhan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
yang disesuaikan dengan nilai dan image yang telah menjadi energi bagi
PT. Kimia Farma, karena prinsip sebuah identitas harus berbeda dengan
identitas yang telah ada.
c. Sifat Huruf
1. Kokoh, memperlihatkan PT. Kimia Farma sebagai perusahaan
terbesar dalam bidang farmasi yang memiliki bisnis dari hulu ke hilir
dan merupakan perusahaan farmasi pertama yang dimiliki Indonesia.
2. Dinamis, dengan jenis huruf italic memperlihatkan kedinamisan dan
optimisme
3. Bersahabat, dengan jenis huruf kecil dengan lengkung,
memperlihatkan keramahan PT. Kimia Farma dalama melayani
konsumennya.
5. Budaya Perusahaan
Dalam menjalankan industrinya, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Telah
menetapkan budaya perusahaan yang merupakan nilai-nilai dari inti perseroan,
yaitu I C A R E. I C A R E menjadi pedoman industri tersebut untuk
menjalankan usahanya dalam berkarya, meningkatkan kualitas hidup, dan
kesehatan masyarakat.
1. Innovative
Budaya berpikir out of the box, smart, dan kreatif untuk membangun
produk unggulan.
2. Customer First
Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja.
3. Accountable
Dengan senantiasa bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan
oleh perusahaan dengan memegang teguh profesionalisme, integritas, dan
kerja sama.
4. Responsible
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran,
dan dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksan
dalam menghadapi setiap masalah.
5. Eco-friendly
Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang
ramah lingkungan.
7. Bidang Kegiatan
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. memiliki beberapa bidang kegiatan antara lain
bidang industri yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma Holding dan bidang
pemasaran dan pelayanan sediaan farmasi langsung kepada konsumen
dilakukan oleh ketiga anak perusahaannya, yaitu PT. Kimia Farma Apotek,
PT. Kimia Farma Diagnostik, dan PT. Kimia Farma Trading and Distribution.
PT. Kimia Farma Holding
Terdapat 5 fasilitas produksi yang tersebar di beberapa kota di Indonesia:
1) Plant Jakarta
Plant ini merupakan satu-satunya pabrik di Indonesia yang ditugaskan
pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika dan ARV.
Bentuk sediaan yang diproduksi, yaitu tablet, tablet salut, kapsul,
granul, sirup, sirup kering, suspensi, krim, injeksi, dan produk
betalaktam.
2) Plant Bandung
Plant ini memproduksi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Selain itu, juga tablet, tablet salut, sirup, dan serbuk.
3) Plant Semarang
Plant ini khusus memproduksi minyak jarak, minyak nabati, dan
kosmetika. Plant Semarang juga telah menerapkan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 dan mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan
Kosmetika yang Baik (CPKB), serta memperoleh sertifikat HACCP
untuk memproduksi minyak nabati.
4) Plant Watudakon
Plant ini merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang
iodium di Indonesia, sehingga memproduksi iodium dan
garamgaramnya. Selain itu, unit ini juga memproduksi tablet, tablet
salut, kapsul lunak, salep, dan sirup dalam skala kecil.
5) Plant Medan
Plant ini memproduksi sediaan yang sama seperti Plant Jakarta, akan
tetapi dikhususkan untuk mendistribusi kebutuhan obat di wilayah
Sumatera saja.
b. PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Diagnostik
PT. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk. dan adalah bagian dari bidang usaha farmasi yang bergerak
di bidang ritel produk-produk farmasi. Sampai bulan November tahun
2016 PT. Kimia Farma Apotek mempunyai 950 apotek pelayanan, 347
klinik, dan 43 laboratorium klinik dimana apotek pelayanan terkoordinasi
dalam 50 unit Business Manager (BM) yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia.
c. PT. Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD)
PT. Kimia Farma Trading and Distribution memiliki jaringan sebanyak 46
cabang. Disamping mendistribusikan produk-produk perusahaan, KFTD
juga bertindak sebagai distributor untuk produkproduk prinsipal dari dalam
dan luar negeri.
2) Apoteker Pendamping
Apoteker pendamping yaitu apoteker yang melaksanakan praktek
kefarmasiaan selama apoteker penanggung jawab apotek tidak berada
di apotek. Dari segi legalitas, apoteker pendamping juga harus
memiliki surat izin praktek apoteker (SIPA) sebagai apoteker
pendamping dalam melaksanakan praktek kefarmasiannya. Tugas dan
tanggung jawab Apoteker Pendamping sama seperti tugas dan
tanggung jawab Apoteker Penanggung Jawab Apotek
3) Supervisor Apotek
Pelayanan Supervisor apotek pelayanan adalah seorang asisten
Apoteker yang bertanggung jawab langsung terhadap Apoteker
Pengelola Apotek. Tugas dan tanggung jawab dari supervisor:
a) Mengoordinasi dan mengawasi kerja para pegawai apotek,
termasuk mengatur jadwal kerja, pembagian tugas dan tanggung
jawab terhadap persediaanobat.
b) Bertanggung jawab atas kelancaran pada tiap shiftdinas.
c) Mengatur dan mengawasi penyediaan dan pengeluaran obat-
obatan.
c. Penerimaan Barang
Penerimaan barang di Apotek Kimia Farma No. 48 berasal dari distributor.
Perbekalan farmasi yang telah dipesan akan dikirim ke apotek disertai
faktur, kemudian petugas apotek melakukan pemeriksaan terhadap barang
yang diterima meliputi nama, kemasan, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor
batch dan kondisi fisik barang serta dilakukan pencocokan antara faktur
dengan surat pesanan yang meliputi nama, kemasan, jumlah, harga barang,
diskon serta nama distributor. Bila sudah sesuai, penerima barang akan
menandatangani, mencantumkan nama penerima barang, memberi tanggal
penerimaan dan stempel apotek pada faktur asli dan copy faktur. Faktur
asli diserahkan kembali kepada petugas pengantar barang atau distributor
untuk kemudian dijadikan bukti pada saat penagihan pembayaran. Bila
barang tidak sesuai dengan SP, terdapat kerusakan fisik dan expired date
barang tersebut dibawah 1 tahun maka dilakukan retured atau
dikembalikan barang tersebut ke PBF atau dapat dikembalikan secara
langsung kepada petugas yang mengantarkan barang tersebut dengan
menuliskan keterangan retured di faktur asli sehingga dapat ditukar dengan
barang yang sesuai dan dengan expired date barang yang masih jauh.
d. Penyimpanan Barang
Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma No. 48 disusun berdasarkan
efek farmakologinya dan alfabetis, kestabilan penyimpanan (suhu rendah
dilemari pendingin), jenis sediaan (sirup, drop,krim/salep, tetes mata,tetes
telinga,dan sebagainya), penggolongan jenis obat seperti obat bebas dan
obat bebas terbatas, obat keras, psikotropika dan narkotika. Obat bebas dan
obat bebas terbatas (Over The Counter) disusun pada swalayan farmasi.
Obat keras dan obat untuk peresepan disusun dibagian ruang racik. Obat-
obat BPJS, ditempatkan tersendiri, bertujuan mempermudah pengambilan
dan penyiapan obat yang diresepkan oleh rumah sakit, puskesmas atau
klinik. Penataan obat berdasarkan farmakologi antara lain sistem saraf
pusat, kardiovaskular, pencernaan, hormon dan kontrasepsi, antihistamin
atau alergi, suplemen dan vitamin, pencernaan, antibiotik, antijamur dan
antivirus bertujuan untuk menghindari kesalahan pengambilan akibat
kemiripan nama maupun pelafalan Look Alike Sound A like (LASA).
Penataan berdasarkan alfabetis dan bentuk sediaan untuk memudahkan
sistem pengambilan, sementara untuk penyimpanan berdasarkan stabilitas
penyimpanan menghindari kerusakan sediaan, seperti supositoria, insulin
dan probiotik.
Penyimpanan narkotika yang diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.28/MENKES/PER/1978 pasal 5 (10), yaitu lemari harus
dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing bagian dengan kunci yang
berlainan. Rak penyimpanan obat masing-masing memiliki kartu untuk
mencata tsetiap pengurangan dan penambahan, maupun pengembalian stok
obat. Dulu kartu stok ini penting untuk mengetahui arus barang yang
masuk dan keluar, namun dengan adanya sistem komputerisasi stok obat
pada komputer,maka kartu stok digunakan sebagai parameter kedua untuk
pemantauan jumlah stok yang tercatat pada stok dan stok yang ada secara
fisik.
e. Pengendalian
Pengendalian dilakukan guna memantau ketersedian perbekalan di Apotek
Kimia Farma No. 48 , sehingga kondisi barang-barang akan lebih terpantau
dan dapat mengurangi resiko barang out of stock, barang expired, barang
rusak karena lama tidak terjual, dan lebih efisien dalam melakukan
pengadaan barang serta memudahkan petugas apotek untuk mengetahui
saldo barang. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan stock opname yakni
mengecek secara langsung antara sisa stok barang secara visual, komputer
dan kartu stok. Stock opname setiap tiga bulan sekali dengan cara
menghitung jumlah fisik obat untuk masing-masing item kemudian dicek
kesesuaiannya dengan data yang ada. Hal ini dilakukan untuk mengontrol
stok obat serta pengawasan terhadap kualitas, kehilangan barang, barang
kadaluarsa, barang fast moving atau slow moving, demikian juga barang
yang tidak laku.
Selain itu terdapat buku defekta yakni dokumen untuk pencatatan
perbekalan yang telah habis sehingga mempermudah pemesanannya, serta
dengan aplikasi KIS (Kimia Farma Information System) dimana semua
kegiatan transaksi terdata dalam aplikasi tersebut.
f. Pencatatan
Pencatatan mulai dari pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan
(kartu stock), penyerahan (nota atau struk penjualan). Pelaporan terdiri dari
pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan pelaporan
yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek. Pelaporan Internal
di Apotek Kimia Farma No.48 meliputi laporan keuangan (Bukti Setoran
Kas, Laporan Ikhtisar Penjualan Harian, dan Laporan Realisasi
Penggunaan Dana Kas Kecil); laporan barang (pengarsipan dokumentasi
pembelian, Surat Pemesanan, dan kartu stok). Sedangkan pelaporan
eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan meliputi
pelaporan narkotika dan psikotropika (SIPNAP).
h. Pemusnahan
Untuk pemusnahan resep dan obat baik yang mengandung narkotika
psikotropika maupun tidak, belum pernah dilakukan di Apotek Kimia
Farma No.48.
BAB IV
PEMBAHASAN
Apotek Kimia Farma 48 merupakan apotek pelayanan yang berada dibawah koordinasi Unit
Bussiness Manager (BM) Jaya II yang berlokasi di Jalan Matraman Raya No. 55 Jakarta Timur.
Lokasi Apotek ini cuku strategis karena terletak di tepi jalan dua arah yang cukup ramai dan
banyak dilalui oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Posisi apotek yang
menghadap ke jalan akan terlihat langsung pada saat melintasi jalan tersebut. Akses menuju
apotek merupakan faktor penting sehingga memudahkan pelanggan untuk datang ke apotek.
Di sekitar apotek terdapat gedung pertokoan, perkantoran, rumah makan, dan pemukiman
penduduk. Apotek Kimia Farma 48 juga dilengkapi dengan ruang praktik dokter umum, dokter
kulit, dan dokter gigi. Hal tersebut dapat menambah pendapatan apotek dari sektor obat ethical.
2. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
Semua kegiatan tersebut kecuali pemusnahan sudah dilakukan di Apotek Kimia Farma
No.48 dan sudah sesuai dengan peraturan yang ada. Untuk kegiatan pemusnahan, baik
pemusnahan resep maupun obat belum pernah dilakukan di Apotek Kimia Farma
No.48.
Pharmacist Manager
Dedi Amhar, S.Si., Apt
Kordinator Pelayanan
Faizal Reja Harahap