Anda di halaman 1dari 41

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

A. PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk.


1. Sejarah PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang
didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini
pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan
kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal
kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan
peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara
Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971,
bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama
perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah
statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam
penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan
tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek
Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah
berkembang menjadi perusahaan dengan elayanan kesehatan terintegrasi di
Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan
pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat
Indonesia (9).
2. Pengantar Manajemen PT. Kimia Farma
Kimia Farma (Persero) Tbk atau Kimia Farma telah berkembang menjadi
perusahaan dengan pelayanan kesehatan (Healthcare) terintegrasi di Indonesia.
Bidang usaha Healthcare Kimia Farma didukung oleh kegiatan manufaktur
farmasi, riset dan pengembangan, distribusi dan perdagangan, pemasaran, ritel
farmasi, serta laboratorium klinik dan klinik kesehatan.
Selama beberapa tahun terakhir, Kimia Farma telah membuat kemajuan
yang signifikan dan terobosan di banyak bidang bisnis Healthcare yang
dijalankan. Sejalan dengan Program Kemandirian Bahan Baku Obat Nasional
yang tertuang dalam roadmap Kementerian Kesehatan serta didukung dengan
adanya Paket Kebijakan Ekonomi XI yang dituangkan dalam Instruksi Presiden
RI No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan
Alat Kesehatan, Kimia Farma membangun fasilitas produksi yang bertujuan
untuk mengurangi ketergantungan akan impor Bahan Baku Obat (BBO). Pada
akhirnya, Indonesia mampu mandiri dalam produksi BBO.
Sebagai agen bisnis di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Kimia Farma terus berekspansi untuk menjadi perusahaan yang
memiliki daya saing unggul. Sejak pertengahan tahun 2017, manajementelah
mencanangkan tiga program prioritas untuk mencapai target Tiga Besar
Industri Farmasi Nasional di tahun 2019, yakni :
a. Meningkatkan sumber daya manusia yang andal dan kompeten
Pondasi dari implementasi tiga program prioritas tersebut adalah melalui
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui penjabaran
strategi ini, manajemen berupaya untuk mendorong laju produktivitas agar
Kimia Farma dapat meningkatkan daya saing industri.
b. Digitalisasi
Untuk menjadiperusahaan Healthcare terkemuka, Kimia Farma
menerapkan digitalisasi secara end-to-end, yaitu implementasi teknologi
informasi dari hulu ke hilir. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,
membuat proses bisnis semakin cepat, dan meningkatkan sales.
c. Strategi aliansi
Guna meningkatkan posisi dan daya saing Kimia Farma ke depannya,
makadiperlukan strategi aliansi atau strategic alliance. Hal ini merupakan
salah satucara dalam menjalankan aktivitas fungsi bisnisyang berorientasi
pada tujuankerjasama jangka panjang antara dua perusahaan dalam
mengelola peluang dan risiko untuk peningkatan manfaat.

3. Visi dan Misi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.


a. Visi
Menjadi perusahaan healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan
menghasilkan nilai yang berkesinambungan.
b. Misi
1. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan farmasi,
perdagangan dan jaringan distribusi, retail farmasi dan layanan
kesehatan, serta optimalisasi asset.
2. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance (GCC) dan
operational excellence didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional.
3. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.

4. Logo PT. Kimia Farma (Persero) Tbk

Gambar III.1 Logo PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.

Makna Tulisan biru di dalam kata Kimia Farma mengandung arti produk-
produk yang dihasilkan haruslah berkualiatas dan bermutu, sehingga mampu
meningkatkan kepercayaan terhadap produknya tersebut.Garis setengah
melingkar yang berwarna oranye melambangkan harapan yang dicapai oleh
kimia farma dalam meningkatkan dan mengembangkan produknya yang
inovatif dan bermutu.
a. Simbol Matahari
1. Paradigma baru, matahari terbit adalah tanda memasuki babak baru
yang lebih baik.
2. Optimis, matahari memiliki cahaya sebagai sumber energi, cahaya
tersebut adalah penggambaran optimisme PT. Kimia Farma dalam
menjalankan bisnisnya.
3. Komitmen, matahari selalu terbit dari arah timur dan tenggelam ke
arah barat secara teratur dan terus menerus, memiliki makna adanya
komitmen dan konsistensi dalam menjalankan segala tugas yang
diemban oleh PT. Kimia Farma dalam bidang farmasi dan kesehatan.
4. Sumber energi, matahari merupakan sumber energi bagi kehidupan
dan PT. Kimia Farma yang baru memposisikan dirinya sebagai
sumber energi bagi kesehatan masyarakat.
5. Semangat yang abadi, warna orange berarti semangat, warna biru
berarti keabadian. Harmonisasi antara kedua warna tersebut menjadi
satu makna yaitu semangat yang abadi.
b. Jenis Huruf
Dirancang khusus untuk kebutuhan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
yang disesuaikan dengan nilai dan image yang telah menjadi energi bagi
PT. Kimia Farma, karena prinsip sebuah identitas harus berbeda dengan
identitas yang telah ada.

c. Sifat Huruf
1. Kokoh, memperlihatkan PT. Kimia Farma sebagai perusahaan
terbesar dalam bidang farmasi yang memiliki bisnis dari hulu ke hilir
dan merupakan perusahaan farmasi pertama yang dimiliki Indonesia.
2. Dinamis, dengan jenis huruf italic memperlihatkan kedinamisan dan
optimisme
3. Bersahabat, dengan jenis huruf kecil dengan lengkung,
memperlihatkan keramahan PT. Kimia Farma dalama melayani
konsumennya.

5. Budaya Perusahaan
Dalam menjalankan industrinya, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Telah
menetapkan budaya perusahaan yang merupakan nilai-nilai dari inti perseroan,
yaitu I C A R E. I C A R E menjadi pedoman industri tersebut untuk
menjalankan usahanya dalam berkarya, meningkatkan kualitas hidup, dan
kesehatan masyarakat.

Gambar III.2 Logo I CA R E (9)

1. Innovative
Budaya berpikir out of the box, smart, dan kreatif untuk membangun
produk unggulan.
2. Customer First
Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja.
3. Accountable
Dengan senantiasa bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan
oleh perusahaan dengan memegang teguh profesionalisme, integritas, dan
kerja sama.
4. Responsible
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran,
dan dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksan
dalam menghadapi setiap masalah.
5. Eco-friendly
Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang
ramah lingkungan.

5 Asas sebagai luhur budaya perusahaan adalah:


1. Kerja Ikhlas
Siap bekerja dengan tulus tanpa pamrih untuk kepentingan bersama.
2. Kerja Cerdas
Kemampuan dalam belajar cepat (fast learner) dan memberikan
solusi yang tepat.
3. Kerja Keras
Menyelesaikan pekerjaan dengan mengarahkan segenap kemampuan
untuk mendapatkan hasil terbaik.
4. Kerja Antusias
Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan semangat untuk
mencapai tujuan bersama.
5. Kerja Tuntas
Melakukan pekerjaan secara teratur dan selesai untuk menghasilkan
output yang maksimal sesuai dengan harapan.

Dengan menjalankan I C A R E dan 5 Asasa diharapkan visi dan misi PT.


Kimia Farma (Persero) Tbk terwujud dan semakin berkembang.
6. Struktur Organisasi Perusahaan (9)
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang
membawahi empat Direktur, yaitu Direktur Supply Chain, Direktur
Pengembangan, Direktur Keuangan dan Direktur Umum. Dalam upaya
perluasan, penyebaran, pemerataan dan pendekatan pelayanan kefarmasian
pada masyarakat, PT. Kimia Farma (Persero), Tbk. telah membentuk suatu
jaringan distribusi yang terorganisir. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
mempunyai dua anak perusahaan, yaitu PT. Kimia Farma Trading and
Distribution dan PT. Kimia Farma Apotek yang masing-masing berperan
dalam penyaluran sediaan farmasi, baik distribusi melalui PBF maupun
pelayanan kefarmasian melalui apotek. PT. Kimia Farma Apotek memiliki
anak perusahaan, yaitu Kimia Farma Diagnostik. Selain itu, juga terdapat 1
anak perusahaan lagi dari PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. yang bergerak di
bidang produksi dan pemasaran produk kina beserta turunannya dan satu-
satunya perusahaan yang memproduksi kina dan bahan baku di Indonesia yang
hampir seluruh produksinya diekspor ke luar negeri, yaitu PT. Sinkona
Indonesia Lestari.

7. Bidang Kegiatan
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. memiliki beberapa bidang kegiatan antara lain
bidang industri yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma Holding dan bidang
pemasaran dan pelayanan sediaan farmasi langsung kepada konsumen
dilakukan oleh ketiga anak perusahaannya, yaitu PT. Kimia Farma Apotek,
PT. Kimia Farma Diagnostik, dan PT. Kimia Farma Trading and Distribution.
PT. Kimia Farma Holding
Terdapat 5 fasilitas produksi yang tersebar di beberapa kota di Indonesia:
1) Plant Jakarta
Plant ini merupakan satu-satunya pabrik di Indonesia yang ditugaskan
pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika dan ARV.
Bentuk sediaan yang diproduksi, yaitu tablet, tablet salut, kapsul,
granul, sirup, sirup kering, suspensi, krim, injeksi, dan produk
betalaktam.
2) Plant Bandung
Plant ini memproduksi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Selain itu, juga tablet, tablet salut, sirup, dan serbuk.
3) Plant Semarang
Plant ini khusus memproduksi minyak jarak, minyak nabati, dan
kosmetika. Plant Semarang juga telah menerapkan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 dan mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan
Kosmetika yang Baik (CPKB), serta memperoleh sertifikat HACCP
untuk memproduksi minyak nabati.
4) Plant Watudakon
Plant ini merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang
iodium di Indonesia, sehingga memproduksi iodium dan
garamgaramnya. Selain itu, unit ini juga memproduksi tablet, tablet
salut, kapsul lunak, salep, dan sirup dalam skala kecil.
5) Plant Medan
Plant ini memproduksi sediaan yang sama seperti Plant Jakarta, akan
tetapi dikhususkan untuk mendistribusi kebutuhan obat di wilayah
Sumatera saja.
b. PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Diagnostik
PT. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk. dan adalah bagian dari bidang usaha farmasi yang bergerak
di bidang ritel produk-produk farmasi. Sampai bulan November tahun
2016 PT. Kimia Farma Apotek mempunyai 950 apotek pelayanan, 347
klinik, dan 43 laboratorium klinik dimana apotek pelayanan terkoordinasi
dalam 50 unit Business Manager (BM) yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia.
c. PT. Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD)
PT. Kimia Farma Trading and Distribution memiliki jaringan sebanyak 46
cabang. Disamping mendistribusikan produk-produk perusahaan, KFTD
juga bertindak sebagai distributor untuk produkproduk prinsipal dari dalam
dan luar negeri.

B. PT. Kimia Farma Apotek (9)


1. Sejarah PT. Kimia Farma Apotek
PT. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia
Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam
upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan maka
PT. Kimia Farma Apotek telah mengelola sebanyak 950 apotek pada tahun
2013 yang tersebar diseluruh tanah air yang memimpin pasar ritel farmasi
dibidang perapotikan. Salah satu strategi PT Kimia Farma Apotek dalam
mengembangkan pasar adalah dengan penambahan jumlah apotek baru dalam
memanfaatkan momentum pasar bebas. PT. Kimia Farma Apotek yang dahulu
terkoordinasi dalam Unit Apotek Daerah (UAD) sejak bulan Juli tahun 2004
dibuat dalam orientasi bisnis manager dan apotek pelayanan sebagai hasil
restrukturisasi organisasi yang dilakukan.
Manajemen PT. Kimia Farma Apotek melakukan perubahan struktur
(restrukturisasi) organisasi dan sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia
(SDM) dengan pendekatan efisiensi, produktifitas, kompetensi dan komitmen
dalam rangka mengantisipasi perubahan yang ada. Salah satu perubahan yang
dilakukan adalah dengan mengubah persepsi dan citra lama tentang Kimia
Farma. Dengan konsep baru bahwa setiap apotek Kimia Farma bukan lagi
terbatas sebagai gerai untuk jual obat, tetapi menjadi pusat pelayanan
kesehatan atau health center, yang didukung oleh berbagai aktivitas penunjang
seperti laboratorium klinik, optik, praktek dokter, dan gerai untuk obat-obatan
tradisional Indonesia seperti herbal medicine. Perubahan yang dilakukan
secara fisik antara lain dengan memperbaharui penampilan eksterior dan
interior dari apotek-apotek Kimia Farma yang tersebar di seluruh Indonesia.
Bersamaan itu diciptakan pula budaya baru di lingkungan setiap apotek untuk
lebih berorientasi kepada pelayanan konsumen, dimana setiap apotek Kimia
Farma haruslah mampu memberikan pelayanan yang baik, penyediaan obat
yang baik dan lengkap, berikut pelayanan yang cepat dan terasa nyaman.
Terdapat dua jenis apotek di Kimia Farma, yaitu Apotek Administrator
yang sekarang disebut sebagai Business Manager (BM) dan Apotek
Pelayanan.Saat ini unit Bisnis Manajer (BM) dan Apotek Pelayanan
merupakan garda terdepan dari PT. Kimia Farma Apotek dalam melayani
kebutuhan obat kepada masyarakat.Apotek BM membawahi beberapa Apotek
Pelayanan yang berada dalam suatu wilayah. Apotek BM bertugas menangani
pembelian, penyimpanan barang dan administrasi apotek pelayanan yang
berada dibawahnya.Fokus dari Apotek Pelayanan adalah pelayanan perbekalan
farmasi dan informasi obat pasien, sehingga pelayanan apotek yang berkualitas
dan berdaya saing mendukung dalam pencapaian laba melalui penjualan
setinggi-tingginya.
2. Visi dan Misi
PT. Kimia Farma Apotek memiliki visi dan misi sebagai berikut:
a. Visi
Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan terkemuka dan mampu
memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia.
b. Misi
Menghasilkan pertumbuhan nilai perusahaan melalui:
1. Jaringan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi jaringan apotek,
klinik, laboratorium klinik, dan layanan kesehatan lainnya.
2. Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk prinsipal.
3. Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan
pendapatan lainnya (Fee-Based Income).

3. Struktur Organisasi Perusahaan PT. Kimia Farma Apotek


PT. Kimia Farma Apotek dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang
membawahi 3 direktur, yaitu Direktur Operasional, Direktur Keuangan, dan
Direktur Sumber Daya Manusia & Umum. Direktur Operasional membawahi
Manager Controller, Compliance & Risk Management, dan Manager
Principal & Merchendise. Direktur Operasional juga mengoordinasi PT.
Kimia Farma Distribusi, Kimia Farma Klinik, dan Kimia Farma Optik.
Direktur Keuangan membawahi Manager Akuntansi, Keuangan & IT, dan
Manager Apotik Bisnis (Unit Bisnis). Direktur SDM & Umum membawahi
Manager Human Capital & General Affair. Terdapat 2 jenis Apotek Kimia
Farma, yaitu apotek administrator yang sekarang disebut Business Manager
(BM) dan apotek pelayanan. Business Manager membawahi beberapa apotek
pelayanan yang berada dalam suatu wilayah. Business Manager bertugas
menangani pembelian, penyimpanan barang dan administrasi apotek
pelayanan yang berada dibawahnya. Konsep BM ini bertujuan agar
pengelolaan aset dan keuangan dari apotek dalam satu area menjadi lebih
efektif dan efisien, serta memudahkan pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah. Secara umum keuntungan yang didapat melalui konsep
BM adalah:
a. Koordinasi modal kerja menjadi lebih mudah.
b. Apotek-apotek pelayanan dapat lebih fokus pada kualitas pelayanan,
sehingga mutu pelayanan akan meningkat yang diharapkan berdampak
pada peningkatan penjualan.
c. Merasionalkan jumlah SDM, terutama tenaga administrasi yang
diharapkan berimbas pada efisiensi biaya.
d. Meningkatkan bargainingdengan pemasok untuk memperoleh sumber
barang dagangan yang lebih murah dengan maksud agar dapat
memperbesar range margin atau HPP yang lebih rendah.
Sedangkan apotek pelayanan lebih fokus pada pelayanan perbekalan farmasi
dan informasi obat pasien, sehingga layanan apotek yang berkualitas dan
berdaya saing mendukung dalam pencapaian laba melalui penjualan setinggi-
tingginya. Untuk wilayah Jabodetabek dibagi menjadi 7 Unit Business
Manager, yaitu:
a. Business Manager Jaya I dengan BM di Apotek Kimia Farma No. 42
Kebayoran Baru.
b. Business Manager Tangerang dengan BM di Apotek Kimia Farma No.78
Tangerang.
c. Business Manager Jaya II dengan BM di Apotek Kimia Farma No. 49
Pondok Bambu.
d. Business Manager Rumah Sakit di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
e. Business Manager Bogor dengan BM di Apotek Kimia Farma No.7
Bogor.
f. Business Manager Bekasi dengan BM di Apotek Kimia Farma No. 86
Bekasi
g. Business Manager Depok dengan BM di Apotek Kimia Farma No. 389
Depok.

C. Apotek Kimia Farma No. 48


Apotek Kimia Farma No. 48 Matraman berlokasi di Jalan Matraman Raya No. 85,
Jakarta Timur. Ditinjau dari lokasinya, Apotek Kimia Farma No. 48 Matraman
dinilai strategis karena terletak di tepi jalan besar yang banyak dilalui oleh
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Apotek terletak di dekat jembatan
penyebrangan sehingga dapat dijangkau oleh pejalan kaki dari kedua arah jalan.
Lokasi Apotek Kimia Farma terlampir pada lampiran 3. Pada bagian depan apotek
tersedia area parkir yang dikhususkan untuk pelanggan apotek. Desain apotek
dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh PT. Kimia Farma Apotek.

Kegiatan di Apotek Kimia Farma No.48

1. Man (Sumber daya)


a. Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma No. 48
Struktur organisasi apotek yang baik sangat penting untuk menjamin
kegiatan apotek dapat berjalan dengan lancar dan memudahkan
pengawasan terhadap pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab
personil dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Apotek Kimia
Farma No. 48 Matraman dikepalai oleh seorang Apoteker Pengelola
Apotek (APA) yaitu Ramadeni,S.Farm.,Apt yang memiliki Surat Izin
Praktik Apoteker (SIPA) 5/B.19/31.75.01/-1.779.3/2017 dan STRA
dengan nomor registrasi 19910326/STRA-UNAND/2015/241720. Apotek
Kimia Farma No.48 mempunyai 1 kordinator pelayanan (supervisor), 11
asisten apoteker, dan 3 non asisten apoteker. Struktur organisasi Apotek
Kimia Farma No. 48 Matraman dapat dilihat pada lampiran 1.
b. Jadwal Operasional Apotek
Pelayanan Apotek Kimia Farma No. 48 buka setiap hari
(senin s/d minggu) dan beroperasi selama 24 jam. Dengan beroperasinya
24 jam Apotek Kimia Farma No. 48 maka terdapat tiga shift yaitu Shift
Pagi (Pukul 07.30-15.00), Shift Siang (Pukul 14.00-21.00) dan Shift
Malam (Pukul 21.00-08.00).

c. Tugas dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi Kimia Farma No.48

1) Apoteker Penanggung Jawab Apotek


APA bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan yang terjadi di
apotek, baik di bidang teknis kefarmasian (seperti kegiatan pelayanan
kefarmasian) maupun non teknis kefarmasian (bidang administrasi dan
bidang ketenagakerjaan). APA sebagai manager pelayanan di Apotek
bertanggung jawab secara langsung kepada Manajer Bisnis Jaya II.
Tugas dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek adalah:
a) Memimpin, menentukan kebijaksanaan, melaksanakan pengawasan
dan pengendalian apotek sesuai dengan undang-undang
yangberlaku.
b) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan oleh perusahaan
antara lain menentukan target yang akan dicapai, kebutuhan sarana,
personalia dan anggaran dana yang dibutuhkan.
c) Menyusun program kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
d) Memberikan pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi
kepada pasien, dokter dan tenaga kesehatanlainnya.
e) Mengelola dan mengawasi persediaan perbekalan farmasi di apotek
untuk memastikan ketersediaan barang atau obat sesuai dengan
kebutuhan dan rencana yang telahditetapkan.
f) Menguasai dan melaksanakan peraturan perundangundangan
farmasi yang berlaku, seperti pelaporan bulanan narkotika.
g) Memberikan laporan berkala tentang kegiatan apotek secara
keseluruhan kepada BM Jaya II.

2) Apoteker Pendamping
Apoteker pendamping yaitu apoteker yang melaksanakan praktek
kefarmasiaan selama apoteker penanggung jawab apotek tidak berada
di apotek. Dari segi legalitas, apoteker pendamping juga harus
memiliki surat izin praktek apoteker (SIPA) sebagai apoteker
pendamping dalam melaksanakan praktek kefarmasiannya. Tugas dan
tanggung jawab Apoteker Pendamping sama seperti tugas dan
tanggung jawab Apoteker Penanggung Jawab Apotek

3) Supervisor Apotek
Pelayanan Supervisor apotek pelayanan adalah seorang asisten
Apoteker yang bertanggung jawab langsung terhadap Apoteker
Pengelola Apotek. Tugas dan tanggung jawab dari supervisor:
a) Mengoordinasi dan mengawasi kerja para pegawai apotek,
termasuk mengatur jadwal kerja, pembagian tugas dan tanggung
jawab terhadap persediaanobat.
b) Bertanggung jawab atas kelancaran pada tiap shiftdinas.
c) Mengatur dan mengawasi penyediaan dan pengeluaran obat-
obatan.

4) Asisten Apoteker (AA)


Tugas dan tanggung jawab Asisten Apoteker secara garis besar
terbagi menjadi 2 (dua),yaitu:
1. Pelayanan (Penjualan)
a) Melayani resep tunai dan kredit serta memasukkan data
pasien dan resep dikomputer.
b) Memeriksa ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya
berdasarkan resep yang diterima.
c) Mengatur dan menyusun penyimpanan obat dan perbekalan
farmasi lainnya di ruang peracikan berdasarkan jenis dan sifat
barang yang disusun secara alfabetis dan berurutan serta
mencatat keluar masuknya barang di kartustok.
d) Menyiapkan dan meracik obat sesuai dengan resep dokter,
yaitu menghitung dosis, menimbang bahan, menyiapkan obat,
mengemas dan memberikan etiket.
e) Membuat kuitansi atau salinan resep untuk obat yang hanya
ditebus sebagian atau bila diperlukanpasien.
f) Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan pada pasien,
meliputi etiket (nama pasien, nomor urut, tanggal resep dan
tanggal kadaluarsa), nama dan jumlah obat, bentuk sediaan,
aturan pakai dan salinanresep.
g) Menyerahkan obat dan perbekalan farmasi lainnya serta
memberikan informasi yang harus diberikan kepadapasien.
2. Pengadaan
a) Mencatat dan merencanakan barang yang akan dipesan
berdasarkan defekta dari bagian peracikan maupun penjualan
bebas. Jenis barang yang akan dipesan disusun dalam Bon
Permintaan Barang Apotek (BPBA). Melakukan pemesanan
barang yang telah direncanakan ke unit bisnis menggunakan
BPBA.
b) Memeriksa kesesuaian antara faktur pembelian asli,
salinannya, jumlah barang, harga dan potongan.
c) Menerima barang dari administrator maupun distributor
langsung dan memeriksa kesesuaian barang yang diterima.
d) Mencatat barang yang sudah diterima dan mencocokan
dengan BPBA
2. Mechine (Peralatan)
Peralatan yang tersedia di Apotek Kimia Farma No.48 antara lain:
a. Komputer
Komputer yang tersedia sebanyak 6 buah, 2 komputer untuk keperluan
kasir, 4 komputer untuk keperluan administrasi (pembelian, persediaan,
penjualan).
b. Telefon genggam
Telefon dapat digunakan untuk menerima pesanan klien, untuk
menghubungi cabang Kimia Farma lain, dan sebagai penghubung dengan
distributor.
c. Electronic Data Capture (EDC)
EDC digunakan untuk transaksi pembayaran dengan menggunakan kartu
debit atau kartu kredit.

3. Material (Bahan, Produk, dan Alat)


a. Produk yang dijual :
1) Penjualan obat dengan resep tunai
Pelayanan resep tunai merupakan penjualan obat berdasarkan resep
dokter kepada pasien melalui pembayaran langsung.
2) Penjualan obat dengan resep kredit
Resep kredit adalah resep yang ditulis dokter yang bertugas pada suatu
instansi atau perusahaan untuk pasien dari instansi yang telah
mengadakan kerjasama dengan apotek, pembayaran dilakukan dalam
jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian yang telah disepakati
bersama. Apotek Kimia Farma bekerja sama dengan beberapa instansi
seperti PLN, AdMedika, dan BPJS. Pelayanan resep kredit dapat
dilakukan dengan pasien datang sendiri membawa resep yang telah
diberikan oleh dokter perusahaan.
3) Obat OTC
Penjualan bebas yang dimaksud adalah penjualan obat dan perbekalan
farmasi lainnya yang dapat dibeli tanpa resep dari dokter seperti obat
OTC (Over The Counter) baik obat bebas maupun obat bebas terbatas,
obat herbal, vitamin dan suplemen, kosmetika, alat
kesehatan, perawatan tubuh, perawatan bayi, makanan dan minuman
kesehatan serta produk susu.
4) Penjualan Obat Wajib Apotek melalui Upaya Pengobatan Diri
Sendiri (UPDS)
Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras tertentu yang dapat
diserahkan apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah. Di Apotek Kimia
Farma No. 48, pasien yang membeli Obat Wajib Apotek dipisahkan
dalam jenis layanan UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri).
b. Peralatan dan Bahan
Peralatan di apotek Kimia Farma No.48 antara lain, rak obat, komputer,
alat racik, sealing (bahan pengemas obat), lemari pendingin, form copy
resep, form UPDS, meja, kursi.
1. Rak Display Obat
a) Obat Ethical
Apotek Kimia Farma No.48 mempunyai 7 rak obat berputar dan
disusun menurut farmakologi dan abjad. Pemisahan obat disusun
berdasarkan bentuk sediaan. Untuk obat paten dan obat generik
berada di lemari yang berbeda.
b) Obat/barang di swalayan farmasi
Produk yang disimpan di swalayan farmasi adalah produk yang
dapat dibeli secara bebas dan ditempatkan berdasarkan kelompok
tertentu misalnya cosmetics, food supplement, paper product &
diapers, baby & child care, milk & nutrition, medicine, soap &
body wash, oral care, topical, drink & snack, household items, first
aid vitamin & mineral, personal care dan traditional care.
42

2. Alat dan Bahan Pada tiap Ruangaan


- Ruang penerimaan resep : 1 set meja dan kursi, 1 komputer.
- Ruang pelayanan resep dan peracikan : Lumpang dan alu,
perkamen, sudip, cangkang kapsul, spatula, pot plastik, alkohol,
kapas, timbangan, air mineral untuk pengencer, lemari pendingin,
sendok obat, bahan pengemas obat.
3. Lemari Narkotika dan Psikotropika
Lemari narkotika dan psikotropika diletakkan pada lemari berpintu
lapis 2 yang terbuat dari kayu yang mempunyai 2 kunci dan menempel
pada dinding.
4. Lemari Pendingin
Terdapat 2 lemari pendingin, 1 lemari pendingin digunakan untuk
menyimpan sediaan seperti suppositoria, ovula, dan 1 lemari
pendingin lainnya khusus untuk menyimpan pen insulin.
5. Etiket dan bahan pengemas
Terdapat 2 jenis etiket, yaitu etiket kertas dan plastik klip. Untuk etiket
kertas terdapat etiket biru dan putih. Etiket biru digunakan untuk obat
luar seperti salep, tetes mata, tetes telinga. Etiket putih digunakan
untuk obat dalam (oral) seperti sediaan tablet, kapsul, sirup, racikan.
Sedangkan plastik klip digunakan untuk mengemas obat dalam
kemasan strip, maupun blister.
6. Bahan dan alat lainnya : form UPDS, form skrining resep, form copy
resep, kartu penerimaan resep kredit, kwitansi, kartu stok.
4. Methode (Metode)
Kegiatan Teknis Kefarmasian
a. Perencanaan
Perencanaan pada Apotek Kimia Farma 48 dilakukan berdasarkan
analisa jumlah dan jenis barang yang dibutuhkan melalui sistem
PARETO ABC. Pengolongan pareto dibagi berdasarkan omzet yang
didapatkan dari penjualan obat tersebut. Dalam hal perencanaan
Apotek Kimia Farma No.48 juga mempertimbangkan beberapa aspek
yaitu aspek epidemiologi, pola konsumsi, wabah dan lingkungan
sekitar apotek.
b. Pengadaan
Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 dalam hal pengadaan,
Apotek Kimia Farma No.48 sudah sesuai dengan permenkes. Kegiatan
pengadaan barang di Apotek Kimia Farma No. 48 sedang masa
peralihan dimana sebelumnya pengadaan barang menggunakan Form
Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) yang nantinya dikirim ke BM
Jaya II namun saat ini sudah menggunakan sistem yang dinamakan Min
Max. Sistem Min Max adalah suatu sistem pengadaan yang dilakukan
secara otomatis membaca barang yang terjual di Apotek Kimia Farma
No. 48 sehingga pengadaan barang atau barang yang datang dari
distributor sebanyak barang yang terjual selama dalam waktu 2
minggu. Alur atau proses dari pengadaan menggunakan sistem, lalu
pusat atau BM telah membaca barang yang terjual di Apotek Kimia
Farma No. 48 dalam waktu seminggu kemudian pihak BM Jaya II
membuatkan Surat Pesanan (SP) untuk Apotek Kimia Farma No. 48
yang akan dikirim ke distributor serta dikirimkan juga SP tersebut ke
Apotek Kimia Farma No. 48 sehingga Apotek Kimia Farma No. 48 pun
mengetahui barang apa saja yang dipesankan oleh BM Jaya II untuk
Apotek.
Walaupun sudah menggunakan sistem Min Max, pengadaan yang
menggunakan BPBA masih sering dilakukan. Pengadaan menggunakan
BPBA biasanya digunakan untuk pengadaan barang CITO (sangat
diperlukan). Produk obat yang diterima akan dilakukan pengecekan faktur
dan fisik obat sehingga terdapat kesesuaian antara obat yang datang dengan
keterangan-keterangan pada faktur. Jika barang tidak tersedia di Apotek,
maka dapat meminta atau meminjam barang tersebut dari apotek pelayanan
kimia farma lainnya melalui media telepon . Untuk obat-obat BPJS surat
permintaan (SP) harus mendapatkan persetujuan BPJS terlebih dahulu.
Untuk obat-obatan narkotika, permintaan barang harus
menggunakan Surat Pesanan (SP) khusus rangkap empat yang dalam satu
SP hanya dapat memesan satu macam obat dan harus ditandatangani oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA). Untuk obat-obat psikotropika,
permintaan barang harus menggunakan Surat Pesanan (SP) khusus rangkap
dua dan dalam satu SP dapat memesan beberapa jenis psikotropika dan
harus ditandatangani oleh APA. Pengadaan barang perlu lebih
memperhitungkan lead time dan buffer/minimum stock sehingga barang
selalu tersedia.

c. Penerimaan Barang
Penerimaan barang di Apotek Kimia Farma No. 48 berasal dari distributor.
Perbekalan farmasi yang telah dipesan akan dikirim ke apotek disertai
faktur, kemudian petugas apotek melakukan pemeriksaan terhadap barang
yang diterima meliputi nama, kemasan, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor
batch dan kondisi fisik barang serta dilakukan pencocokan antara faktur
dengan surat pesanan yang meliputi nama, kemasan, jumlah, harga barang,
diskon serta nama distributor. Bila sudah sesuai, penerima barang akan
menandatangani, mencantumkan nama penerima barang, memberi tanggal
penerimaan dan stempel apotek pada faktur asli dan copy faktur. Faktur
asli diserahkan kembali kepada petugas pengantar barang atau distributor
untuk kemudian dijadikan bukti pada saat penagihan pembayaran. Bila
barang tidak sesuai dengan SP, terdapat kerusakan fisik dan expired date
barang tersebut dibawah 1 tahun maka dilakukan retured atau
dikembalikan barang tersebut ke PBF atau dapat dikembalikan secara
langsung kepada petugas yang mengantarkan barang tersebut dengan
menuliskan keterangan retured di faktur asli sehingga dapat ditukar dengan
barang yang sesuai dan dengan expired date barang yang masih jauh.

d. Penyimpanan Barang
Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma No. 48 disusun berdasarkan
efek farmakologinya dan alfabetis, kestabilan penyimpanan (suhu rendah
dilemari pendingin), jenis sediaan (sirup, drop,krim/salep, tetes mata,tetes
telinga,dan sebagainya), penggolongan jenis obat seperti obat bebas dan
obat bebas terbatas, obat keras, psikotropika dan narkotika. Obat bebas dan
obat bebas terbatas (Over The Counter) disusun pada swalayan farmasi.
Obat keras dan obat untuk peresepan disusun dibagian ruang racik. Obat-
obat BPJS, ditempatkan tersendiri, bertujuan mempermudah pengambilan
dan penyiapan obat yang diresepkan oleh rumah sakit, puskesmas atau
klinik. Penataan obat berdasarkan farmakologi antara lain sistem saraf
pusat, kardiovaskular, pencernaan, hormon dan kontrasepsi, antihistamin
atau alergi, suplemen dan vitamin, pencernaan, antibiotik, antijamur dan
antivirus bertujuan untuk menghindari kesalahan pengambilan akibat
kemiripan nama maupun pelafalan Look Alike Sound A like (LASA).
Penataan berdasarkan alfabetis dan bentuk sediaan untuk memudahkan
sistem pengambilan, sementara untuk penyimpanan berdasarkan stabilitas
penyimpanan menghindari kerusakan sediaan, seperti supositoria, insulin
dan probiotik.
Penyimpanan narkotika yang diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.28/MENKES/PER/1978 pasal 5 (10), yaitu lemari harus
dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing bagian dengan kunci yang
berlainan. Rak penyimpanan obat masing-masing memiliki kartu untuk
mencata tsetiap pengurangan dan penambahan, maupun pengembalian stok
obat. Dulu kartu stok ini penting untuk mengetahui arus barang yang
masuk dan keluar, namun dengan adanya sistem komputerisasi stok obat
pada komputer,maka kartu stok digunakan sebagai parameter kedua untuk
pemantauan jumlah stok yang tercatat pada stok dan stok yang ada secara
fisik.

e. Pengendalian
Pengendalian dilakukan guna memantau ketersedian perbekalan di Apotek
Kimia Farma No. 48 , sehingga kondisi barang-barang akan lebih terpantau
dan dapat mengurangi resiko barang out of stock, barang expired, barang
rusak karena lama tidak terjual, dan lebih efisien dalam melakukan
pengadaan barang serta memudahkan petugas apotek untuk mengetahui
saldo barang. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan stock opname yakni
mengecek secara langsung antara sisa stok barang secara visual, komputer
dan kartu stok. Stock opname setiap tiga bulan sekali dengan cara
menghitung jumlah fisik obat untuk masing-masing item kemudian dicek
kesesuaiannya dengan data yang ada. Hal ini dilakukan untuk mengontrol
stok obat serta pengawasan terhadap kualitas, kehilangan barang, barang
kadaluarsa, barang fast moving atau slow moving, demikian juga barang
yang tidak laku.
Selain itu terdapat buku defekta yakni dokumen untuk pencatatan
perbekalan yang telah habis sehingga mempermudah pemesanannya, serta
dengan aplikasi KIS (Kimia Farma Information System) dimana semua
kegiatan transaksi terdata dalam aplikasi tersebut.

f. Pencatatan
Pencatatan mulai dari pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan
(kartu stock), penyerahan (nota atau struk penjualan). Pelaporan terdiri dari
pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan pelaporan
yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek. Pelaporan Internal
di Apotek Kimia Farma No.48 meliputi laporan keuangan (Bukti Setoran
Kas, Laporan Ikhtisar Penjualan Harian, dan Laporan Realisasi
Penggunaan Dana Kas Kecil); laporan barang (pengarsipan dokumentasi
pembelian, Surat Pemesanan, dan kartu stok). Sedangkan pelaporan
eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan meliputi
pelaporan narkotika dan psikotropika (SIPNAP).

g. Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika


Pengelolaan narkotika di Apotek Kimia Farma No. 48 Matraman meliputi
:
1) Pemesanan Narkotika dan Psikotropika
Pemesanan sediaan narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
masing-masing apotek pelayanan dan harus dilakukan secara tertulis
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemesanan dilakukan ke
Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma selaku distributor tunggal dengan
membuat surat pesanan khusus untuk narkotika yang dibuat rangkap
empat, yang masing-masing diserahkan kepada Pedagang Besar
Farmasi yang bersangkutan (Surat Pesanan asli dan 2 lembar copy Surat
Pesanan), dan satu lembar sebagai arsip di apotek. Untuk surat pesanan
psikotropika dibuat rangkap dua, yang masing-masing diserahkan ke
PBF dan sebagai arsip di apotek. Surat Pesanan Narkotika dan
Psikotropika ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama
jelas, nomor SIPA, nomor SIA, nama dan alamat apotek, nama dan
alamat distributor serta stempel apotek. Satu lembar Surat Pesanan
hanya berlaku untuk satu jenis narkotika

2) Penerimaan Narkotika dan Psikotropika


Penerimaan narkotika dan Psikotropika dari PBF harus diterima oleh APA
atau asisten apoteker dengan mencantumkan nomor SIK pada faktur setelah
dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat penerimaan
dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah narkotika yang
dipesan.
3) Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika
Obat-obat yang termasuk golongan narkotika di Apotek Kimia Farma
No.48 disimpan dalam lemari yang terbuat dari kayu yang kuat dan
mempunyai kunci ganda yang dipegang oleh APING (Apoteker
Pendamping) yang diberi kuasa oleh APA. Untuk penyimpanan
psikotropika diletakkan di dalam lemari khusus yang terpisah dari
sediaan lain dan terkunci.

4) Pelayanan Narkotika dan Psikotropika


Apotek Kimia Farma No. 48 Matraman hanya melayani resep narkotika
dan psikotropika dari resep asli atau salinan resep yang dibuat oleh
Apotek Kimia Farma No. 48 Matraman sendiri yang belum diambil
sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani resep
narkotik yang mencantumkan iter (pengulangan resep).

5) Pelaporan Narkotika dan Psikotropika


Laporan pemakaian narkotika dan psikotropika di Apotek Kimia Farma No.
48 Matraman dilakukan setiap bulan, selambat-lambatnya tanggal 10 pada
bulan berikutnya dengan menggunakan sistem SIPNAP .

h. Pemusnahan
Untuk pemusnahan resep dan obat baik yang mengandung narkotika
psikotropika maupun tidak, belum pernah dilakukan di Apotek Kimia
Farma No.48.

BAB IV

PEMBAHASAN
Apotek Kimia Farma 48 merupakan apotek pelayanan yang berada dibawah koordinasi Unit
Bussiness Manager (BM) Jaya II yang berlokasi di Jalan Matraman Raya No. 55 Jakarta Timur.
Lokasi Apotek ini cuku strategis karena terletak di tepi jalan dua arah yang cukup ramai dan
banyak dilalui oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Posisi apotek yang
menghadap ke jalan akan terlihat langsung pada saat melintasi jalan tersebut. Akses menuju
apotek merupakan faktor penting sehingga memudahkan pelanggan untuk datang ke apotek.
Di sekitar apotek terdapat gedung pertokoan, perkantoran, rumah makan, dan pemukiman
penduduk. Apotek Kimia Farma 48 juga dilengkapi dengan ruang praktik dokter umum, dokter
kulit, dan dokter gigi. Hal tersebut dapat menambah pendapatan apotek dari sektor obat ethical.

A. Kegiatan PKPA di Apotek Kimia Farma No.48


1. Sumber Daya Kefarmasian
a. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 mengenai Standar Kefarmasian di
Apotek (3), dikatakan seorang Apoteker yang memimpin apotek harus memiliki
nomor surat izin apotek (SIA) dan surat tanda registasi apoteker (STRA) yang
masih berlaku. Selain itu, apoteker sudah di bantu oleh asisten apoteker yang sudah
memiliki surat tanda registrasi tenaga teknis kefarmasian (STRTTK) dengan
jenjang pendidikan Ahli Madya Farmasi dan Sekolah Menengah Farmasi.
Berdasarkan peraturan tersebut, sumber daya manusia yang ada di apotek Kimia
Farma No.48 sudah sesuai dengan peraturan yang ditentukan.
Fungsi manajerial dari Apoteker penanggung jawab (PhM = Pharmacy
Manager) untuk mengatur semua aspek agar pelayanan di apotek berjalan dengan
lancar, baik dari alur pengadaan obat dan alkes, sampai ke pengelolaan sumber
daya. Dalam menjalankan fungsi Apoteker sebagai retailer dilakukan dengan usaha
meningkatkan penjualan apotek dengan menawarkan produk obat-obatan maupun
vitamin yang memang tepat dibutuhkan oleh pasien. Apoteker juga harus
memastikan bahwa produk yang tersedia lengkap disertai dengan pelayanan yang
memuaskan. Sebagai seorang professional, Apoteker menjalankan pekerjaan
kefarmasian yang sesuai peraturan pemerintah telah ditetapkan melalui undang-
undang.
b. Sarana dan Prasarana
Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 (3) mengenai Standar Kefarmasian di
Apotek untuk sarana dan prasarana apotek yang dapat menjamin mutu Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta kelancaran praktik
Pelayanan Kefarmasian seperti ruang penerimaan resep, ruang pelayanan resep dan
peracikan, ruang penyerahan obat, ruang penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Apotek Kimia Farma No.48 sudah
sesuai dengan peraturan yang ditentukan. Sarana yang belum dimiliki oleh apotek
adalah ruangan khusus untuk melakukan kegiatan konseling oleh Apoteker yang
bersifat privasi bagi pasien. Ruangan konseling merupakan sarana yang diperlukan
untuk menunjang pelayanan kefarmasian yang optimal. Sarana dan prasarana di
Apotek Kimia Farma 48 sudah baik dan sesuai dengan peraturan untuk mendukung
terlaksananya pelayanan kefarmasian yang berkualitas.

2. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
Semua kegiatan tersebut kecuali pemusnahan sudah dilakukan di Apotek Kimia Farma
No.48 dan sudah sesuai dengan peraturan yang ada. Untuk kegiatan pemusnahan, baik
pemusnahan resep maupun obat belum pernah dilakukan di Apotek Kimia Farma
No.48.

3. Pelayanan Farmasi Klinik


Secara umum, berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek Kimia Farma NO.48
telah dijalankan secara optimal yakni berupa pelayanan resep, dispensing dan
Pelayanan Informasi Obat/PIO. Pada saat penyerahan obat, pasien harus memperoleh
informasi tentang obat dan pengobatannya. Informasi yang diberikan kepada pasien
meliputi nama obat, kandungan, kekuatan, indikasi, aturan pakai, cara penggunaan
obat, kontraindikasi, efek samping, interaksi, dan cara penyimpanan obat. Pasien
biasanya menghendaki penyampaian informasi yang cepat sehingga pemberian
informasi obat lebih ditekankan pada aturan pakai dan cara penggunaan obat.
Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien ini sudah cukup baik dilaksanakan di
apotek Kimia Farma No. 48 sebagai salah satu bentuk pelayanan kefarmasian di apotek.
Kegiatan pelayanan farmasi klinik yang baru dijalankan oleh Kimia Farma No.48
yaitu Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) bekerjasama dengan BPJS yang
merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang
dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan dan
BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan
yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan
biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Sasaran program ini merupakan
seluruh Peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis (Diabetes Melitus Tipe 2
dan Hipertensi). Sehingga, dengan adanya program ini Kimia Farma dapat
memfasilitasi dan mempermudah pasien dalam menjalankan pengobatan penyakit
kronis.
Kegiatan pelayanan farmasi klinik lainnya seperti Pemantauan Terapi Obat (PTO)
dan MESO (Monitoring Efek Samping Obat) belum dijalankan dan kegiatan Pelayanan
Kefarmasian di Rumah (home pharmacy care) sudah tidak dijalankan di Apotek Kimia
Farma No.48. Hal ini disebabkan terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Adapun
konseling sudah mulai dijalankan di Apotek Kimia Farma No.48 namun belum
dijalankan dengan baik. Hal ini disebabkan belum tersedianya ruangan konseling yang
memadai bagi pasien sehingga jika pasien butuh konseling hanya dilakukan di bagian
penyerahan obat dan terlihat oleh umum, sehingga dapat disarankan untuk menambah
fasilitas ruang konseling agar pelayanan kefarmasian dapat berjalan lebih optimal.
Maka dari itu, secara keseluruhan dari pelayanan kefarmasian yang telah berjalan di
apotek ini, dapat disarankan agar kegiatan lain seperti PTO dan home pharmacy care
dapat mulai diterapkan sehingga masyarakat dapat lebih merasakan peran seorang
apoteker dalam memberikan pelayanan di bidang kesehatan.
Lampiran 1. Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma No. 48

Pharmacist Manager
Dedi Amhar, S.Si., Apt

Apoteker Penanggung Jawab Apoteker Pendamping


Ramadeni, S.Farm., Apt Imroatul Maftukha,
S.Farm., Apt.

Kordinator Pelayanan
Faizal Reja Harahap

Non Asisten Apoteker


Asisten Apoteker
1. Danang
1. Yessi Yusra 2. Sapon
2. Dezy Lailita 3. Suyoto
3. Septi Dinariya F
4. Amalia Sulleza
5. Fitri Velia
6. Shabrina
7. Muhammad Fahliansyah
8. Muhammad Luthfi
9. Reyda Oktaviani
10. Fadhilah Suhendi
11. Fahmi Ainul
Lampiran 2. Etiket
Lampiran 3. Label obat
Lampiran 4. Lokasi
Lampiran 5. Surat Pesanan Prekursor
Lampiran 6. Surat Pesanan Psikotropika
Lampiran 7. Surat Pesanan Narkotika
Lampiran 8. Copy Resep
Lampiran 9. Form UPDS
Lampiran 10. Penomoran Resep Kredit
Lampiran 11. Kartu Stok
Lampiran 12. Form Skrinning Resep
Lampiran 13. Lain-lain

Anda mungkin juga menyukai