kegawatdaruratan syok. Dibutuhkan banyak referensi untuk menyusun tahapan syok hipovolemik
dan penanganannya. Maka dari itu kami mencoba untuk menyusun tahapan dan penanganan syok
berdasarkan sumber yang ada. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa
tentang penanganan syok dan menambah referensi pustaka bagi mahasiswa stikep PPNI khususnya
dalam penanganan syok hipovolemik.
BAB III
PEMBAHASAN
Membandingkan dari beberapa jurnal yang ada, manifestasi klinik berdasarkan derajat
keparahan syok, pertolongan pertama dalam penanganan syok dan penatalaksanaan Airway,
Breathing, Circulation (ABC)nya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Dari beberapa jurnal diatas kami dapat menyimpulkan bahwa penatalaksanaan syok dapat dilakukan
dengan mengenal terlebih dahulu tanda dan gejala yang ditimbulkan berupa manifestasi klinik.
Tiga tujuan penanganan kegawatdaruratan pasien dengan syok hipovolemik antara lain:
3. Resusitasi cairan.
resusitasi adalah kristaloid isotonik, seperti Ringer Laktat atau Saline Normal. Bolus
awal 1-2 liter pada orang dewasa (20 ml/kgBB pada pasien anak), dan respon pasien
dinilai.
BAB IV
1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa kami dapat disimpulkan bahwa penanganan pada syok
hipovolemik didasarkan pada kondisi syok yang ada. Derajat syok dan manistasi yang
menyertainya mungkin dapat di jadikan pedoman dalam penanganan syok hipovolemik.
Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan mengenal gejala-gejala
syok, mengetahui, dan mengantisipasi penyebab syok serta efektivitas dan efisiensi kerja
kita pada saat-saat/menit-menit pertama pasien mengalami syok
2. SARAN
Perlu adanya pengujian klinik untuk mengetahui sejauh mana efektifitas penerapan
identifikasi derajat syok terhadap penanganan syok yang dilakukan. Dengan adanya
makalah Evidence Based Nursing ini diharapkan tumbuhnya minat mahasiswa Stikep PPNI
khususnya untuk melakukan penelitian tentang tatalaksana kasus kegawatdaruratan syok
hipovolemik.