Laporan Kasus Urethritis Gonorrhea
Laporan Kasus Urethritis Gonorrhea
PENDAHULUAN
Uretritis merupakan kondisi inflamasi yang terjadi pada uretra yang dapat
disebabkan oleh proses infeksi atau non infeksi dengan manifestasi discharge,
disuria, atau gatal pada ujung uretra. Temuan fisik yang paling sering ditemukan
berupa discharge uretra, sedangkan temuan laboratorium menunjukkan adanya
peningkatan jumlah leukosit polimorfonuklear dengan pengecatan Gram pada
apusan uretra atau dari sedimen pancaran urin awal. Infeksi uretritis sering
diklasifikasikan menjadi Uretritis Gonococcal dan Uretritis Non-gonococcal
(disebut pula uretritis non spesifik) (Khairani, 2010).
Urethritis non gonococcal terjadi pada hampir 80% kasus urethritis,
sedangkan urethritis gonococcal terjadi pada 20% kasus urethritis. Etiologi dari
urethritis non gonococcus antara lain: Chlamydia trachomatis, Ureaplasma
urelitikum, Mycoplasma genitalium, Trichomonas vaginalis, virus herpes
simpleks, Candida albicans, dan bakteri lain (seperti E. Colli, spesies
haemophilus, kuman gram positif (Recant, 2007).
Urethritis gonococcal adalah infeksi yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrheae. Secara umum ciri-ciri neisseriae adalah bakteri gram negatif,
diplokokus non motil, berdiameter mendekati 0,8 μm. Masing-masing cocci
berbentuk ginjal; ketika organisme berpasangan sisi yang cekung akan
berdekatan. Kultur selama 48 jam pada media yang diperkaya (misalnya Mueller-
Hinton, modified Thayer-Martin), koloni gonococci berbentuk cembung, berkilau,
meninggi dan sifatnya mukoid berdiameter 1-5 mm. Koloni transparan atau
pekat, tidak berpigmen dan tidak bersifat hemolitik (Jawetz, 1996).
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama:
Kencing mengeluarkan nanah.
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang dengan keluhan mengeluarkan nanah dari kemaluannya. Keluhan
terjadi sejak 3 minggu yang lalu. Awalnya kencing terasa panas dan nyeri. 2
minggu yang lalu bengkak pada ujung penisnya. Saat ini pasien mengeluh
demam sejak 1 hari yang lalu, dan terdapat benjolan pada selangkangan kiri.
Pasien telah meminum doxycyclin yang diketahui dari internet, tetapi tidak
teratur. Setelah minum obat, perih saat kencing dan nanah berkurang tetapi tidak
sembuh. Pasien mempunyai riwayat hubungan seksual dengan istri sirinya 5 hari
sebelum keluhan (pasien menikah 3 bulan yang lalu). Istrinya mengeluh sering
keputihan. Hubungan seksual dilakukan sebanyak 8. Keluhan tersebut dirasakan
baru pertama kali.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Pengobatan
Doxycyclin (tahu dari internet), tidak teratur, perih saat BAK dan nanah
berkurang, tetapi tidak sembuh.
Riwayat Perilaku Seksual
- Pasien melakukan hubungan seksual dengan istri sirinya sebanyak 8x.
- Terakhir melakukan hubungan 3 minggu yang lalu saat istrinya keputihan.
- Riwayat hubungan dengan selain istri disangkal.
Riwayat Atopi
Pasien mengaku tidak ada riwayat asma, pilek-pilek saat terkena udara dingin
dan terkena debu ataupun biduran.
Riwayat keluarga:
Keluarga pasien tidak pernah ada yang menderita penyakit seperti ini.
2.6 Diagnosis
Urethritis Gonorrhoe
2.7 Penatalaksaan
Terapi yang diberikan pada pasien yaitu:
1. Kausatif : - Cefixime 1x400 mg selama 5 hari
- Doxycyclin 2x100 mg selama 7 hari
2. KIE : - Obat diminum sesuai dosis
- tidak melakukan hubungan seksual dulu selama masa
pengobatan, atau menggunakan kondom bila
berhubungan seksual
- Pemeriksaan terhadap pasangan (istri) penderita
2.8 Prognosis
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Sanam : Bonam
Quo ad Fuctionam : Bonam
Quo ad kosmeticam : Bonam
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien Tn. W 25 tahun datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSSA pada
tanggal 3 Agustus 2011 dengan keluhan utama kencing mengeluarkan nanah.
Keluhan terjadi sejak 3 minggu yang lalu. Awalnya kencing terasa panas dan
nyeri. 2 minggu yang lalu bengkak pada ujung penisnya. Saat ini pasien
mengeluh demam sejak 1 hari yang lalu, dan terdapat benjolan pada
selangkangan kiri. Pasien mempunyai riwayat hubungan seksual dengan istri
sirinya 5 hari sebelum keluhan (pasien menikah 3 bulan yang lalu). Istrinya
mengeluh sering keputihan. Hubungan seksual dilakukan sebanyak 8. Keluhan
tersebut dirasakan baru pertama kali. Keluhan subjektif ini sesuai dengan
gambaran klinis uretritis gonore (uretritis GO), yaitu gejala pada penderita pria
biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Keluhan subyektif
berupa rasa gatal, panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra
eksternum, kemudian disusul disuria, keluar duh tubuh dari ujung uretra, dan
dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral dan bilateral
(Julistia, 2011).
Gonore adalah suatu peyakit menular seksual yang bersifat akut,
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae suatu kuman gram negatif, berbentuk biji
kopi, letaknya intra atau ekstra seluler (Murtiastutik, 2007). N. gonorrhoeae
terbaik hidup pada udara yang mengandung 2-10% CO 2, dengan suhu 35°C dan
pH optimum 7,2-7,6. N. gonorrhoeae dapat beradaptasi dengan keadaan
mukosa yang basah, membelah diri dengan cepat, menghasilkan keradangan
yang eksudatif dan juga dapat masuk ke aliran darah (Barakah, 2005).
Penularan terjadi melalui kontak seksual dengan penderita gonore.
Penyakit ini dapat mengenai laki-laki maupun wanita. Gejala yang didapatkan
pada laki-laki: keluhan sakit waktu kencing, orifisium uretra yang oedema dan
eritematus, sekret uretra yang purulen. Uretritis akut pada pria ini dapat
menimbulkan komplikasi berupa cowperitis (sakit pada perineum), disuri,
prostatitis (akut: nyeri yang sangat pada perineum dan suprasimfiser, sakit
sewaktu defekasi, kronis: gejala seperti pada akut namun lebih ringan),
epididimitis (febris, sakit sehingga sukar berjalan, odema pada epididimitis,
kenyal dan rata kulit skrotum menunjukkan tanda radang akut, funikulitis odema
dan rata), orkho-epididimitis (oedema dan batas tidak jelas), tysonitis & littritis
(terjadi abses para uretra), seminal vesikulitis, sistitis (polakisuri, yang prominen
terminal hematuri). Gonore pada wanita: sebagian besar wanita yang menderita
gonore asimtomatik. Gonore pada wanita sering mengenai serviks sehingga
terjadi servisitis dengan gejala keputihan. Bila terjadi uretritis memberikan disuri
yang ringan. Mungkin juga disertai keradangan kandung seni dengan gejala
polakisuri, nyeri perut bagian bawah dan terminal hematuri (Barakah, 2005).
Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis,
endokarditis, perikarditis, meningitis, dan dermatitis. Kelainan yang timbul akibat
hubungan kelamin selain cara genito-genital, pada pria dan wanita dapat berupa
infeksi nongenital, yaitu orofaringitis, proktitis, dan konjungtivitis (Julistia, 2011).
Dari pemeriksaan fisik pada kasus ini didapatkan duh tubuh berwarna
putih kekuningan, purulen, yang keluar dari Orificium uretra eksternum (OUE),
edema (-), eritem (-). Pemeriksaan fisik ini menunjang ke arah diagnosis urethritis
gonorrhea. Status veneriologis: ditemukan pembesaran kelenjar getah bening di
inguinal sinistra; tidak ditemukan kelainan pada corpus penis, preputium, glans
penis, OUE, skrotum; tidak ada nyeri tekan pada epididimis dan testis; serta
didapatkan discharge purulen berwarna putih kekuningan.
Untuk menegakkan diagnosis dari Urethritis Gonorrhoe dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa pengecatan gram. Bahan pemeriksaan
didapatkan dari apusan duh penderita. Pada pengecatan gram ini didapatkan
kuman diplokokus gram negatif, berbentuk biji kopi yang terletak intra dan
ekstraseluler, dan didapatkan leukosit >5 per lapang pandang besar. Pasien
kemudian didiagnosis sebagai uretritis GO dengan dasar anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis banding dari Urethritis Gonorrhoe adalah Urethritis Non
Gonorrhoe yang dapat disingkirkan dengan penemuan kuman diplokokus gram
negatif, berbentuk biji kopi yang terletak intra dan ekstraseluler, dan melalui
riwayat perjalanan penyakit penderita. Diagnosis banding dari infeksi gonokokus
genitourinari pada perempuan antara lain: infeksi Trichomonas vaginalis
(biasanya memberi gambaran salin positif untuk protozoa), infeksi Candida
albicans (gambarannya gatal dengan eksudat kental atau curdy, dan diagnosis
ditentukan dari kultur/smear organism), Garnerella vaginalis/ bacterial vaginosis
(ditandai dengan sindrom well define, sekret malodorous, keabu-abuan dan
acidic, pada pemeriksaan smear ditemukan clue cell, yields a fishy, amine odor
pada alkalinisasi dengan potassium hidroksida). Semua pasien dengan duh
tubuh vagina harus dikultur untuk gonokokus. Walaupun inflamasi vaginitis jarang
terjadi bersamaan dengan gonorrhoe tetapi infeksi campuran sering terjadi. Pada
laki-laki, uretritis dapat disebabkan oleh organisme multipel. T. vaginalis dan C.
Albicans dapat menginfeksi laki-laki dan dapat asimtomatik. Gonorrhoe dapat
menyebabkan urethritis pada populasi umum yang sering dikenal sebagai
nongonococcal atau nonspecific atau postgonococcal urethritis. Urethritis dengan
identifikasi patogen (kecuali gonokokus) disebut nongonococcal urethritis (NGU)
(Julistia, 2011).
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah terapi kausatif : Cefixime
1x400 mg selama 5 hari dan Doxycyclin 2x100 mg selama 7 hari. Pemberian
obat ini sesuai dengan referensi yaitu pemberian cefixime untuk gonorhea dan
doxycyclin jika dicurigai ada infeksi oleh chlamydia.
KIE yang diberikan pada pasien ini yaitu obat diminum sesuai dosis, tidak
melakukan hubungan seksual dulu selama masa pengobatan, atau
menggunakan kondom bila berhubungan seksual, serta dilakukan pemeriksaan
terhadap pasangan (istri) penderita.
Prognosis dari penyakit ini adalah baik dikarenakan tidak adanya
komplikasi yang menyebabkan kecacatan ataupun yang mengancam jiwa, akan
tetapi dapat rekurensi kembali apabila pasien tidak menerapkan KIE yang
diberikan.
BAB IV
KESIMPULAN
Barakah, Jusuf, dkk. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Edisi III. SMF Kulit
dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo. Surabaya : Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga. Hal : 133-137.
Jawetz, M. & A., 1996, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 20, 281-285 EGC, Jakarta
Julistia, Renita. 2011. Uretritis Gonore Akut. http://www.scribd.com/doc/
44487945/Uretritis-Gonore-Akut. Diakses tanggal 12 Agustus 2011. Jam
20.00.
Khairani, Erika. 2010. Uretritis Non Spesifik. http://www.scribd.com/doc/
47739961/uretritis-non-GO. Diakses tanggal 14 Agustus 2011. Jam 14.00.
Murtiastutik, Dwi, dkk. 2007. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 2. SMF Kulit
dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo. Surabaya : Airlangga University Press.
Hal : 226-228.
Recant, R. 2007. Urethritis. http://depts.washington.edu/nnptc/core_training
/clinical/PDF/Urethritis2007.pdf. Diakses tanggal 14 Agustus 2011. Jam
15.00.
LAPORAN KASUS
URETHRITIS GONORRHEA
Oleh :
Farida Widyastuti (0710710005)
Wisniardhy S.P. (0710710069)
Vera Wahyuningtyas (0710710092)
Pembimbing :
dr. Arif Widiatmoko, Sp.KK