Makalah SPM Kel 5
Makalah SPM Kel 5
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat beserta
salam kita limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang merupakan
tauladan bagi kaum muslimin dimuka bumi ini,karena atas segala limpahan
rahmat-Nya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen tepat sesuai waktu
yang ditentukan.
Dalam menyelesaikan makalah ini tentunya penulis banyak menemui
halangan dan rintangan tetapi dengan bantuan dari teman-teman maka halangan
dan rintangan tersebut dapat dilalui oleh penulis dengan baik. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata
sempurna.Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
khususnya Mahasiswa/i Universitas Riau.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
........................................................................................................................2
2.1 Biaya Langsung .................................................................................... 2
2.2 Biaya Tidak Langsung ......................................................................... 2
2.2.1 Perubahan Perilaku .................................................................... 2
2.2.2 Gamesmanship ............................................................................ 5
2.2.3 Penundaan Pekerjaan .................................................................. 9
2.2.4 Perilaku Negatif .......................................................................... 9
2.3 Kesimpulan .......................................................................................... 11
2.4 Contoh Kasus ....................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
......................................................................................................................16
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1
2.1 Biaya Langsung
2
sesuai dengan tujuan organisasi yang sesungguhnya. Contohnya sebagai
berikut :
Ketika perusahaan memberikan kuota penjualan bulanan kepada
tenaga penjual mereka, tenaga penjual akan cenderung lebih
mudah dalam penjualan, yaitu bukan penjualan yang paling
menguntungkan atau penjualan dengan prioritas tertinggi.
Ketika perusahaan pialang memberikan imbalan kepada pialang
mereka dengan komisi perdagangan klien, beberapa pialang
merespon dengan memutar rekening, melakukan lebih banyak
transaksi daripada bunga konsumen, dan hal ini
akan beresiko pada ketidakpuasan dan perginya klien.
Ketika perusahaan memberikan imbalan kepada pemrogram
komputer mereka atas output yang diukur dalam kode tiap hari,
pemrogram cenderung menghasilkan program dengan kode yang
panjang bahkan ketika masalah perusahaan dapat diatasi hanya
dengan program yang lebih sederhana atau melalui aplikasi yang
telah tersedia.
Ketika penguji perangkat lunak dievaluasi dengan ukuran jumlah
“bug” yang mereka temukan, jumlah bug akan meningkat, tetapi
temuan bug akan menjadi sedikit. Jumlah bug juga menyebabkan
adanya insentif untuk pengujian superfisal, memberikan pinalti
pada penguji untuk meluangkan waktu mencari bug yang sulit
ditemukan tetapi lebih penting untuk mendokumentasikan
temuan mereka sepenuhnya. Jumlah bug juga memberikan
pinalti pada penguji yang memberikan alat uji pada penguji
lainnya melalui pembinaan, bantuan, dan auditing.
Ketika perusahaan memberikan imbalan pada ilmuan penelitian
untuk sejumlah hak cipta yang diajukan, mereka mungkin
melihat kenaikan jumlah hak cipta yang diajukan. Namun,
insentif hanya akan menyebabkan proliferasi hak cipta. Hal ini
tidak memperbesar perhatian peneliti terhadap keberhasilan
komersial temuannya.
3
Pengendalian hasil hampir selalu tidak lengkap. Penyebab utama
ketidaklengkapan dalam sistem pengendalian hasil adalah
kecenderungan untuk lebih mengkonsentrasikan pada area hasil yang
konkret dan mudah diukur daripada yang tak terlihat dan sulit diukur,
selain pentingnya bagi keberhasilan perusahaan. Satu solusi untuk
permasalahan perubahan yang disebabkan oleh pengendalian hasil
adalah mencari atau mengembangkan indikator area hasil yang
mungkin hilang yang terkadang pengukurannya bersifat bersifat
nonfinansial. Namun, banyak situasi yang terjadi ketika pengukuran
yang terkuantifikasi tidak dapat digunakan. Pernah juga ada
kecenderungan bahwa pengukuran yang terkuantifikasi akan
menjadi berlebihan. Ketika pengukuran menyebabkan distorsi jenis
perubahan perilaku, terkadang satu-satunya cara atau cara mengatasi
yang terbaik adalah tidak terlalu bergantung pada pengendalian hasil.
4
yang digunakan oleh kelompok untuk mengarahkan perilaku para
anggotanya, atau pengukuran yang digunakan untuk memberikan
imbalan kelompok, tidak sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Kasus seperti ini menyebabkan ketidaksesuaian. Misalnya, banyak
perusahaan menganggap bahwa ilmuan penelitian sangan profesional
dan akan lebih mengendalikan diri daripada yang dapat dilakukan
perusahaan dengan mengimplementasikan pengendalian formal.
Meskipun dalam beberapa hal anggapan ini mungkin benar, banyak
ilmuwan yang termotivasi untuk mengadakan penelitian untuk
kepentingan reputasi individu bahkan ketika penelitian tersebut
mungkin kurang atau tidak dapat diimplementasikan untuk perusahaan
mereka.
Ketika pengendalian personel/kultural diimplementasikan dengan
cara yang salah, mereka akan dinilai tidak efektif dan mendorong
perilaku yang tidak diinginkan.
2.2.2 Gamesmanship
Istilah gamesmanship digunakan untuk menunjukan tindakan yang
dilakukan oleh karyawan untuk meningkatkan indicator kinerja tanpa
menghasilkan pengaruh ekonomis yang positif terhdap perusahaan.
Gamesmanship merupakan efek samping merugikan yang terjadi dalam
situasi yang menggunakan bentuk-bentuk akuntabilitas pengendalian,
baik akuntabilitas hasil maupun tindakan. Dua bentuk utama
gamersmansip, yaitu penciptaan slack dan manipulasi data.
1) Menciptakan sumber daya slack
Slack mencakup konsumsi sumber daya perusahaan oleh
pekerja yang melebihi apa yang dibutuhkan, yaitu konsumsi
sumber daya oleh karyawan yang tidak dapat dibenarkan begitu
saja dalam hal kontribusinya terhadap tujuan perusahaan.
5
mereka. Pada kondisi seperti ini, manajer mungkin mencari cara
untuk melindungi mereka dari risiko hilangnya target anggaran
dan stigma yang melekat sebagai orang yang tidak mampu
mencapai tujuan. Satu cara manajer untuk mempertahankan
pengendalian hasil agar tidak merugikan mereka adalah dengan
menyepakati target yang dapat dicapai, yaitu target yang sengaja
direndahkan dibandingkan dengan perkiraan terbaik mereka
untuk masa yang akan datang. Hal ini disebut dengan budget
slack; slack yang melindungi manajer dari kemungkinan yang
tidak terduga dan meningkatkan kemungkinan terpenuhnya
target anggaran, sehingga meningkatkan kemungkinan akan
menerima evaluasi yang baik dan imbalan yang berhubungan
dengan kinerja (pembayaran intensif).
Ada sedikit keraguan bahwa penciptaan slack merupakan
kebiasaan umum pada banyak perusahaan. Itu berarti bahwa
slack seharusnya tidak hanya dilihat dapat menimbulkan
pengaruh negative. Sisi positifnya, slack dapat mengurangi
tegang dan tertekannya manajer. Menaikkan semangat
perusahaan untuk berubah, dan menyediakan sumber daya yang
dapat digunakan untuk inovasi. Sisi negatifnya, slack
mengaburkan kinerja pokok yang benar, sehingga mengubah
keputusan berdasarkan informasi yang tidak jelas, seperti
evaluasi kinerja dan keputusan alokasi sumber daya.
Dalam banyak hal slack sulit dicegah. Secara teori, slack
terjadi ketika ada informasi yang tidak simetris, ketika atasan
memiliki pengetahuan yang kurang lengkap mengenai apa yang
dapat dicapai pada area tertentu, dan ketika bawahan ikut
berpatisipasi dalam menentukan target kinerja untuk area
tersebut. Oleh karena itu ketika kinerja dapat diperkirakan secara
akurat, atau ditetapkan dalam tingkat tertinggi, mungkin
mencegah, atau setidaknya mengurangi slack.Namun, kondisi ini
hanya ada dalam situasi yang jarang terjadi, yaitu lingkungan
6
yang sangat stabil. Jika pengendalian akuntabilitas digunakan
dalam situasi yang lain, slack pasti hampir tidak bisa dihindari.
2) Manipulasi Data
Manipulasi data melibatkan pemalsuan indikator
pengendalian. Manipulasi data terdiri atas dua bentuk dasar
yaitu, pemalsuan dan manajemen data.
Pemalsuan melibatkan pelaporan data yang salah, dalam artian
bahwa data diubah. Manajemen data melibatkan beberapa
tindakan yang diambil untuk mengubah hasil laporan, seperti
jumlah penjualan, laporan pendapatan, atau rasio utang/saham,
serta memberikan keuntungan ekonomis yang tidak nyata pada
perusahaan, dan bahkan terkadang menyebabkan kerugian.
Tindakan manajemen data biasanya dilakukan untuk membuat
kinerja tampak lebih baik, seperti untuk mencapai target
anggaran atau untuk menaikkan harga saham. Namun tindakan
manajer data juga dapat dilakukan untuk membuat kinerja
menjadi tampak lebih buruk.
7
memengaruhi ukuran dan/atau waktu arus kas maupun laporan
pendapatan.
Manipulasi adalah masalah serius karena dapat membuat
seluruh sistem pengendalian menjadi tidak efektif. Jika data
dimanipulasi, tidak memungkinkan untuk menentukan apakah
perusahaan, entitas, atau karyawan telah bekerja dengan baik.
Pengaruh manipulasi juga dapat melebihi SPM karena
manipulasi memengaruhi ketepatan sistem informasi perusahaan.
Dalam hal ini, kemampuan manajemen untuk membuat
keputusan yang tepat dan berdasarkan fakta akan terancam. Oleh
karena itu, walaupun berbagai macam metode manipulasi data
itu legal, harganya bisa mahal, karena dalam jangka panjang
merugikan perusahaan.
Namun, beberapa skema manipulasi data melibatkan
penipuan. Krisis keuangan sekarang telah mendorong para
pengawas lebih jauh ke arah meningkatkan penyelidikan
terhadap dugaan penyimpangan. Sebagian besar reformasi
peraturan dan legislatif difokuskan pada peran dan
tanggung jawab manajemen dan dewan direksi dalam pelaporan
keuangan, serta peran dan tanggungjawab dari auditor
independen dalam melakukan audit laporan keuangan mereka.
8
tersebut dapat menyebabkan reaksi manajerial yang mungkin
merugikan, seperti gameplaying, atau reaksi yang merusak perilaku
yang harus diperiksa oleh pengendalian.
9
Perilaku Negatif yang ditimbulkan dari Pengendalian
Tindakan
Sebagian besar orang, khususnya para tenaga professional,
bereaksi negative terhadap penggunaan pengendalian tindakan. Kajian
pratindakan dapat membuat frustasi jika karyawan yang ditinjau tidak
menganggap tinjauan tersebut memiliki tujuan yang bermanfaat.
Pengendalian tindakan juga dapat mengganggu karyawan golongan
bawah. Tidak mengherankan, hasilnya adalah tenaga kerja yang
kehilangan motivasi dan marah,serta tingginya tingkat penghianatan.
2.3 Kesimpulan
10
Kita dapat membuat empat pengamatan umum mengenai adanya efek samping
seperti yang terangkum dalam tabel diatas :
11
4. Ketika pengendalian tidak di desain dengan sempurna atau ketika
pengendalian tersebut tidak digunakan secara tepat, semakin ketat
penerapan pengendalian, semakin besar kemungkinan dan keparahan
efek samping yang merugikan.
Latar Belakang
12
pada tahun 1993. Perusahaan ini bermula dari sebuah pabrik ekspor
OEM (Origininal Equipment Manufacturer) yang menghasilkan
sweater kasmir dan kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dan
pengecer yang terintegrasi dengan kegiatan yang mencakup
penyumberan bahan, pemintalan, pencelupan, desain, distribusi,
pemasaran, dan pengeceran. Pada tahun 2010, perusahaan memiliki tiga
pabrik yang masing-masing berlokasi di Shenzen, Shanghai, dan Taiyuan
di provinsi Shanxi; 220 gerai penjualan mal di seluruh negeri; dan tenaga
kerja lebih dari 1.000 orang karyawan.
Sunshine menghasilkan 300.000 potong sweater per tahun untuk
penjualan domestik, yang mendapat margin laba yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bisnis ekspornya. Dengan perputaran RMB sebesar
150 juta, penjualan domestik menyumbang lebih dari dua per tiga untuk
bisnis sunshine. Sunshine berposisi sebagai merek modern pada pasar
domestik yang desainnya menjadi faktor penentu bagi penjualan produk
perusahaan. Dengan RMB 3.000 per potong atau sekitar US$ 451,35,
sweater kasmir Sunshine dianggap sebagai barang mewah di Cina
Permasalahan
Penyelesaian
13
Untuk memperbaiki situasi ini, Sunshine mulai menentukan target
penjualan untuk manajer cabang setiap bulan Juni berdasarkan pada
lokasi manajer, ukuran luas dan sejarah penjualan dari tempat pengecer,
dan memberikan komisi akhir tahun kepada manajer cabang yang dapat
mencapai target penjualannya. Di bawah sistem baru, manajer cabang
dapat menerima komisi yang sama tingginya dengan gaji tahunan mereka
jika kinerja penjualannya bagus.
BAB III
PENUTUP
14
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
15
Merchant, Kenneth A., dan Wim A. Van Der Stade. 2018. Sistem Pengendalian
Manajemen Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat
https://www.scribd.com/doc/288837413/biaya-sistem-pengendalian-manajemen
16