Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Kurangnya Kesadaran Masyarakat akan Pentingan Guiding Blocks bagi


Penyandang Tunanetra

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Damar Sanubari 185010101111030 2018

Angela Josephine 18501010711167 2018

Alfredo Pratama 2018

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...............................................................................

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................

RINGKASAN .............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

1.1 Latar Belakang ......................................................................................

1.2 Rumusan Masalahan .............................................................................

1.3 Tujuan Program .....................................................................................

1.4 Luaran yang Diharapkan .......................................................................

1.5 Kegunaan Program ................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................

2.1 Kajian Pustakan .....................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................

3.1 Tahapan Penelitian ................................................................................

3.2 Lokasi Penelitian ..................................................................................

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................

3.4 Penentuan Informan .............................................................................

3.5 Analisa Data .........................................................................................

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .......................................

4.1 Anggaran Biaya .....................................................................................

4.2 Jadwal Kegiatan ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................


RINGKASAN

Pemerintah Indonesia khususnya Pemerintah DKI Jakarta telah membangun


sebuah fasilitas yang dapat menunjang kebutuhan penyandang tunanetra di DKI
Jakarta. Fasilitas ini bernama guiding blocks, yaitu sebuah paving block dengan
pola timbul yang berfungsi sebagai penunjuk arah bagi penyandang tunanetra
yang menggunakan troroar. Penelitian ini menjelaskan tentang kurangnya
kesadaran masyarakat akan petingnya guiding blocks. Fokus fenomena yang
diapaprkan adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya guiding
blocks di kawasan Sudirman Thamrin. Hadirnya guiding blocks yang
memudahkan aktivitas penyadang disabilitas, sayangnya tidak didukung oleh
tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya guiding blocks. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah bagaimana realita pemasangan guiding blocks dan
tanggapan masyarakat akan hadirnya guding blocks di totoar? Sejauh mana
masyarakat di kawasan Sudirman mengetahui fungsi guiding blocks? Bagaimana
cara yang dapat dilakukan Pemerintah DKI Jakarta untuk meningkat kesadaran
masyarakat akan pentingnya guiding blocks? Melalui penelitian lapangan
fenomena rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya guiding blocks dapat
dikaji secara holistik (menyeluruh) dan mendalam. Penelitian tentag rendahnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya guiding blpcks penting untuk dilakukan,
sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang fasilitas
umum bagi penyandang tunanetra.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dapat menggunakan fasilitas umum yang layak merupakan hak setiap warga
negara tidak terkecuali bagi penyandang disabilitas. Akan tetapi, belum banyak
fasilitas umum yang ramah bagi penyandang disabilitas. Untuk menunjang
kebutuhan dan pemenuhan hak warga negara, tahun 2014 guiding blocks mulai
dipasang di trotoar–trotoar di Jakarta. Pertama kali pada tahun 2014 guiding
blocks dipasang di stasiun Manggarai Jakarta Selatan. guiding blocks merupakan
fasilitas yang dibangun untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas di
Indonesia. Jalur ini merupakan standar internasional untuk membantu para
tunanetra berjalan di trotoar berdampingan dengan pejalan kaki lain.
Sangat disayangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya guiding blocks
tergolong rendah. Banyak masyarakat yang tidak tahu guiding blocks dan
menganggapnya sebagai hiasan saja. Akibat ketidak tahuan masyarakat akan
guiding blocks potensi masyarakat akan merusaknya semakin besar. Seperti
halnya pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar akan meletakkan gerobak
dagangnya diatas guiding blocks. Tentu hal tersebut akan menghalangi
penyandang disabilitas dalam memanfaatkan guiding blocks. Masyarakat sangat
awam dengan kegunaan guiding blocks karena tidak adanya sosialiasi dari
pemerintah mengenai kegunaan guiding blocks. Bahkan, bukan hanya masyarakat
umum yang awam dengan kegunaan guiding blocks penyandang disabilitas
sendiri juga awam dengan guiding blocks karena tidak adanya sosialisasi dari
pemerintah menganai fasilitas tersebut.
Dibalik fungsi guiding blocks yang membantu penyandang disabilitas,
ternyata pemasangan guiding blocks juga menimbulkan masalah bagi penyandang
disabilitas. Pemasangan guiding blocks yang tidak sesuai standar justru
membahyakan penyandang disabilitas yang menggunakan fasilitas tersebut.
Seperti contoh guiding blocks yang berada di kawasan Sarianah justru akan
mengarah ke jalan raya. Pemasangan guiding blocks yang tidak memerhatikan
fungsi dari guiding blocks itu sendiri justru merugikan tidak hanya bagi
penyandang disabilitas tetapi juga pemerintah. Contoh masalah lain yang timbul
akibat pemasangan guiding blocks yang tidak sesuai adalah di depan Kantor
Pelayanan Pajak Jakarta Menteng Dua yang bertabrakan dengan halte bus. Hal
tersebut terjadi karena sempitnya luas trotoar yang kurang dari 1,5 meter. Padahal,
luas ideal trotoar adalah 1,5 meter dengan bidang kemiringan 6-7 derajat agar
lansia dan penyandang disabilitas dapat terbantu.
Kawasan Sudirman Thamrin merupakan salah satu wilayah yang mengalami
masalah serupa. Dapat diketahui, bahwa permasalahan yang dialami sangat
berkaitan dengan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya guiding
blocks. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menguji sudah seberapa
besarkah pengetahuan masyakat akan guiding blocks dan upaya apa saja yang
dilakukan pemerintah dalam mensosialisasikan guiding blocks kepada
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana morfologi guiding blocks di kawasan Sudirman-Thamrin
Kota Jakarta
2. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
guiding blocks di kawasan Sudirman-Thamrin
1.3 Tujuan Program
Tujuan penelitian program ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi morfologi guiding blocks di kawasan Sudirman-
Thamrin Kota Jakarta
2. Mengidentifikasi cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan
penting guiding blocks di kawasan Sudirman-Thamrin di Kota Jakarta
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang di harapkan dari program ini adalah sebagai berikut:
1. Studi penilaian tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya guiding
blocks di kawasan Sudirman-Thamrin Kota Jakarta
2. Publikasi artikel ilmiah hasil penelitian sehingga menambah
pengetauan masyarakat serta memacu peningkatan penetian tentang
fasilitas umum bagi penyandang disabilitas
1.5 Kegunaan Program
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini berdampak pada dua penerima
manfaat yaitu:
1. Kepada Pemerintah Kota Jakarta
Hasil penelitian ini akan dijadikan bahan evaluasi bagi
pemerintah Kota Jakarta untuk mengevaluasi pemasangan guiding
blocks pada trotoar di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin, serta
pemilian solusi yang tepat agar guiding blocks dapat dimanfaatkan
dengan semaksimal mungkin oleh penyandang disabilitas yang
menggunakan trotoar serta menjadi bahan pertimbangan pemerintah
untuk mensosialisasikan guiding blocks kepada masyarakat luas
dengan lebih efektif.
2. Kepada peneliti dan peneliti lain tentang ilmu pembanguan fasilitas
umum bagi kaum difabel
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti
sebagai media implementasi program yang berkaitan dengan fasilitas
umum bagi peyandang disabilitas, serta menjadi bahan referensi
peneliti di bidang ilmu pengetahuan tata kota dann lingkungan serta
fasilitas umum bagi kaum difabel

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Guiding blocks atau paving blocks adalah garis pemandu yang berguna
untuk menunjukkan arah bagi penyandang Tunanetra. Guiding blocks memiliki
kontur timbul yang mempermudah penyandang tunanetra dalam menentukan
kapan mereka harus berjalan dan kapan mereka harus berhenti. Pemasangan
guiding blocks sebagai sarana penunjang kebutuhan penyandang tunanetra diatur
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor 30 Tahun 2006
tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan dan
Lingkungan. Guiding blocks memiliki tujuan utama untuk memudahkan tunanetra
saat berjalan khususnya di daerah trotoar dan beberapa tempat umum lainnya,
mengingat fasilitas umum bagi penyandang disabilitas juga merupakan program
pemerintah daerah maupun pusat. Sehingga adanya guiding blocks itu sendiri
perlu terus dipastikan akan efektifitas dan sejauh mana fasilitas yang telah
disediakan tersebut dapat dimanfaatkan oleh subjek tujuan, yaitu penyandang
disabilitas tunanetra.

Gambar 1. Guiding Blocks


Berdasarkan hasil penelitian yang banyak dipaparkan secara langsung
ataupun tidak langsung oleh penyandang tunanetra menyatakan bahwa terkadang
adanya guiding blocks justru dirasa tidak memudahkan mereka. Alasan dari
penyampaian argumen tersebut beragam, namun yang paling banyak menjadikan
alasan mengapa guiding blocks tersebut tidak lagi dirasakan manfaatnya oleh para
penyandang tunanetra karena kurangnya kesadaran masyarakat akan keberadaan
guiding blocks tersebut. Seperti contoh kecilnya adalah dimana pada umumnya
adanya trotoar yang menyediakan fasilitas guiding blocks namun justru area
tersebut digunakan untuk berjualan oleh para pedagang kaki lima ataupun yang
pedagang lainnya. Lalu juga terdapat kendaraan roda dua yang justru melewati
atau memarkirkan kendaraannya pada area yang terdapat guiding blocks tersebut,
ataupun ketidaksadaran dan pengabaian masyarakat yang lainnya seperti menaruh
pot tanaman penghias jalan diatas guiding blocks, dan masih banyak lagi tindak
perilaku lainnya yang menyebabkan penyandang tunanetra tidak lagi dapat
merasakan manfaat dari guiding blocks tersebut. Hal yang seperti demikian tentu
sudah tidak dapat lagi dibiarkan berlarut-larut menjadi sebuah permasalahan yang
tak kunjung diatasi dan dibiarkan begitu saja, sedangkan mereka para penyandang
disabilitas tunanetra sangatlah perlu untuk diperhatikan lebih mengingat adanya
kekurangan dalam penglihatan yang itu sangatlah dibutuhkan oleh para tunanetra.
Penanganan permasalahan ini harus dilakukan oleh semua pihak. Pihak
pertama yang harus menangani permasalahan ini adalah Pemerintah DKI Jakarta.
Pemerintah DKI Jakarta. Pemerintah DKI Jakarta dapat berkerja sama dengan
Kementrian Pekerjaan Umum untuk memperbaiki guidig blocks yang tidak sesuai
standar dan membahayakan. Pemerintah perlu melakukan sosialiasasi kepada
masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye sosial, agar masyarakat
sadar dan paham akan fungsi guiding blocks. Penangangan masalah ini juga dapat
dilakukan oleh masyarakat, dengan meningkatkan kesadaran dalam menggunakan
fasilitas umum dan kepedulian terhadap peyandang tunanetra.
Penanganan yang baik tentu dapat dilakukan dengan baik apabila terjadi
sinergi di antara semua lapisan masyarakat. Apabila permasalahan ini dapat
teratasi tentu akan timbul keserasian, keteraturan serta keselarasan, serta semua
peyadang tunanetra akan mendapatkan kenyamanan dalam menggunakan guiding
blocks
BAB III
METODE PENELITIAN

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian yang dipilih adalah kawasan Sudirman Thamrin Jakarta
Selatan. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kawasan Sudirman merupakan
pusat perkantoran dan bisnis di Kota Jakarta. Kawasan Sudirman merupakan salah
satu kawasan paling sibuk di Jakarta, dengan mobilitas masyarakat yang tinggi.
Lokasi penelitian dipilih karena di kawasan Sudirman terdapat banyak guiding
blocks yang tidak memenuhi standar pembuatan guiding blocks internasional dan
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya guiding blocks padi
penyandang tunanetra
Pola aktivitas masyarakat di mulai sejak pukul 4.30 pagi sampai pukul 11
malam. Akibat lalu lintas yang padat di kawasan sudirman seringkali terdapat
banyak sepeda motor yang melewati trotoar. Hal tersebut menganggu pengguna
trotoar termasuk penyandang disaabilitas yang menggunakan trotoar. Kondisi
tersebut diperparah dengan penggunaan trotoar oleh padagang kaki lima, yang
menutup hamper separuh badan trotoar. Di sisi lain walaupun masi banyak
masyarakat yang belum sadar akan pentingnya guiding blocks bagi peyandang
tunanetra, semua trotoar di kawasan Sudirman telah dilengkapi oleh guiding
blocks.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengenpulan data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari
sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang
langsung memeberikan data kepada pengumpul data. Pada penelitian ini data
primer diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam.
Berikut tahapan rinci dari pengumpulan data tersebut:
1. Peneliti melakukan observasi (pengamatan). Pengamatan yang
dilakukan yakni ketika ada penyandang disabilitas yang berjalan di
trotoar yang berada di kawasan Sudirman Thamrin. Selain itu, peneliti
juga dapat melakukan pengamatan pada pola aktivitas masyarakat di
kawasan Sudirman Thamrin yang berkaitan dengan penggunaan
fasilitas umum dan kesadaran dalam menggunakannya.
2. Peneliti melakaukan wawancara dengan teknik in depth interview
(wawancara mendalam). Seluruh kegiatan wawancara dilakukan
dengan dialogis informan, dalam hal ini peneliti berusaha menggali
sudut pandang masyarakat akan pentingnya guiding blocks bagi
penyandang tunanetra. Rangkaian wawancara tersebut kemudian
direkam, dicatat, dan didokumentasikan.
3.4 Pemilihan Informan
Dalam penelitian ini, pemilihan informan pemilihan informan
berdasarkan metode snowball sampling. Seperti yang diungkapkan Frey
pemilihan sampel ini ibarat bola salju yang menggelinding saja. Peneliti
mencari relawan di lapangan yang dapat membantu proses pengumpulan data.
Dari relawan ini akan ada penambahan sampel maupun subyek, sehingga
peneliti dapat meneruskan ke subyek lain (Endraswara, 2003:206). Pemilihan
informan dengan metode snowball ini pertama kali akan mewawancarai
penyandang tunanetra sebagai informan utama. Selanjutnya peneliti akan
melakukan wawancara kepada pengguna trotor di daerah Sudirman, dan
tanggapan responden terhadap guiding blocks yang ada di trotoar di kawasan
Sudirman Thamrin. Peneliti menentukan 10 informan yang terdiri dari
penyandang disabilitas dan masyarakat biasa pengguna trortoar. Peneliti akan
melakukan wawancara terhadap informan, dikala waktu yang cukup, karena
sebagian besar informan yang akan diwawancarai memiliki pekerjaan

3.5 Analisis Data


Teknik penyajian data yang dilakukan adalah dengan cara mengkodin
data yang telah dituangkan dalam bentuk narasi. Dalam pengujian akurasi
sebuah data perlu mengalami proses reabilitas ddan validitas. Reabilitas dan
validitas data menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan data dalam di
dalam sebuah penelitian, mulai dari pennjabaran konsep – konsep, dampai data
siap untuk dianalisis (Effendi, 1982:87
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
NO JENIS PENGELUARAN BIAYA (Rp)
1. Peralatan penunjukan 2.000.000
2. Bahan habis pakai 2.500.000
3. Perjalanan 3.000.000
4. Lain – lain 1.500.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan ke I Bulan ke II Bulan ke III Bulan ke


IV
No. Nama Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tahap Persiapan

1. Penyusunan proposal

Tahap Pelaksanaan

2. Menyusun instrument
penelitian

3. Penentuan informan

4. Observasi lapangan

5. Wawancara dan
penggalian data

6. Transkrip wawancara

Tahap Penyelesaian

7. Analisa data

8. Penyusunan laporan akhir


DAFTAR PUSTAKA

Data penyandang disabilitas. Diakses dari http://data.jakarta.go.id/dataset/jumlah-


penduduk-cacat-provinsi-dki-jakarta/ 14 September 2018

Zakariya Arif. Jalur Pemandu di Sekitar Diakses


Kita. dari
http://zakariyaarif.web.ugm.ac.id/2015/11/18/jalur-pemandu-di-sekitar-kita/ 14
September 2018
Guiding http://bobo.grid.id/read/08675990/guiding-block-garis-kuning-petunjuk-jalan-
bagi-tuna-netra/
Lampiran 1 Biodata ketua
Lampiran 2 Biodata Anggota I
Lampiran 3 Biodata Anggota II
Lampiran 4 Biodata Dosen Pembimbing
Lampiran 5. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Jenis Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
Perlengkapan
1.Alat rekam suara 2 buah 530,000 1.060.000
2.Sewa alat rekam Sewa 4 kali 350.000 1.400.000
dokumentasi
3.Flash disk 8 GB 2 buah 35.000 70.000
4.Memory card 1 buah 50.000 50.000
- SUB TOTAL (Rp) 2.580.000
2. Bahan Habis Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

1.Kertas HVS A4 70g 2 rim 48.000 86.000


2.Alat tulis(Buku 5 buah 20.000 100.000
jurnal dan bolpoin) 2 pack 25.000 50.000
3.Biaya komunikasi 3 paket 150.000 450.000
(pulsa HP dan
internet)
4.Konsumsi 5 orang 300.000 1.500.000
- SUB TOTAL (Rp) 2.186.000
3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

1.Perjalanan 3 orang 436.000 1.038.000


pengaambilan PPdengan
Malang- Jakarta kereta selama 2
bulan
2.Akomodasi 3 orang 150.000 450.000
lapangan
- SUB TOTAL (Rp) 1.488.000
4. Lain-Lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

1.Pengadaan proposal 10 eksemplar 15.000 150.000


2.Publikasi 1 eksemplar 500.000 500.000
3.Penyusunan laporan 10 eksemplar 55.000 550.000
akhir
SUB TOTAL (Rp) 1.200.000
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 7.454.000
Terbilang Tujuh juta empat ratus lima puluh empat ribu rupiah
Lampiran 6. Susunan Organisasi Tim peneliti dan Pembagian Tugas

NO NAMA/NIM PROGRA BIDANG ALOKASI URAIAN TUGAS


M STUDI ILMU WAKTU
(JAM/MIN
GGU)
1. Ketua Pelaksana Ilmu Hukum 5 jam 1. Koordinasi
Damar Sanubari/ Hukum dengan pihak
185010101111030 terkait
2. .Pengambila
data penelitia
3. Penulisan
laporan dan
penelitian

2. Anggota Peneliti Ilmu Hukum 5 jam 1. Pengambilan


Angela Josephine/ Hukum data
18501010711167 penelitian
2. Analisa data
3. Penulisan
laporan
penelitian

3. Anggota Peneliti Ilmu Hukum 5 jam 1. Pengambilan


Alfredo Edo Yulia Hukum data
Pratama Nasution / 2. Analisa data
185010107111154 3. Penulisan
laporan
penelitian
Lampiran 7. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
Sistematika Penulisan
 Font Times : New Roman
 Font Size : 12
 Space : 1,15
 Margin : Kanan (3), Atas (3), Bawah (3), dan Kiri (4)
 Penomoran halaman dari Halaman Judul sampai Daftar Isi menggunakan
angak romawi ( i, ii, dst)
 Penomoran halaman dari Pendahuluan sampai Lampiran paling akhir
menggunakan angka arab (1 ,2 ,3, dst)

Anda mungkin juga menyukai