Anda di halaman 1dari 10

Nama : Annisa Ayu Atikasari

NPM : 16410059

Buku : Sudaryanto. METODE DAN ANEKA TEKNIK ANALISIS BAHASA

BAB 1.TINJAUAN UMUM TENTANG METODE ANALISIS

Kurun kegiatan penelitian bahasa : Kurun pertama, ihwal kekaburan bagi peneliti. Kurun yang kedua
terkait dengan ihwal kegenahan fenomena lingual bagi penutur. Dalam kurun penemuan masalah,
peneliti hanya dapat mengatakan telah selesai menjalani masalah manakala dia telah melihat pada
beberapa atau berbagai “sosok” fenomena ada kekaburan yag tebal.

Kurun penemuan masalah : tahap-tahap upayanya. Tahap pertama tentu saja tahap bersentuhan dengan
fenomena peristiwa penggunaan tertentu bahasa objeknya. Tahap selanjutnya tahap upaya mencari tahu
dan bertanya-tanya tentang hal-hal yang terkait dengan fenomena yang menarik perhatianyya itu. Tahap
yang ketiga, tahap yang mengedepankan pertanyaan-pertanyaan. Dan yang terakhir, tahap merumuskan
masalah. Tahapan ini berbentuk pertanyan yang mapan dan jawaban sementara yang hipotes.

Kurun pemecahan masalah : tahap-tahap upayanya. Dalam upaya memecahkan masalah sang peneliti
tentu saja harus menelusuri liku-likunya. a.Tahap penyedian data;b.Tahap analisis data ;c.Tahap penyajian
data hasil analisis data; d.Tahap analisis sebagai tahap puncak penelitian. Tahap ini adalah puncak dari
segala tahap penelitian. Semua tahap yang ada terikat erat pada tahap analisis itu; e.“Metode” dan
“Teknik” sebagi konsep kunci;f. Tekni dan kiat; g.Sedikit tentang peristilahan : “Penyediaan” dan “Analisi”

BAB 2. METODE PADAN DAN METODE AGIH

Metode padan. Dalam hal ini, objek sasaran penelitian itu, kejatian atau identitasnya ditentukan
berdasarkan tingginya kadar kesepadananya, keselarasanya, kesesuaianya, kecocokannys, stsu
kesamaanya dengan alat penentu yang bersangkutan yang sekaligus menjadi standart ata pembakunya.

Metode agih. Banyak dari masalah yang ditentukan secara metode padan sebagaimana disebutkan di
atas dapat ditentukan secara metode agih. Jadi, bukan hanya mengenai nomina atau kata benda saja
seperti yang baru saja dikemukakan pada alinea di atas, tetapi juga mengenai kata atau satuan lingual
yang lain.Tata nama cerminan metode

BAB 3. TEKNIK-TEKNIK METODE PADAN

Teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar : teknik pilih unsur penentu

Contoh-contoh : a. Dengan daya pilah sebagai pembeda referen, untuk membagi satuan lingual kata
menjadi berbagai jenis, misalnya maka perbedaan referen atau sosok teracu yang ditunjuk oleh kata itu
harus diketahui lebih dahulu dan untuk mengetahui perbedaan referen itu, daya pilah yang bersifat
mental yang dimiliki oleh setiap peneliti haruslah digunakan.; b.Dengan daya pilah sebagai pembeda
organ wicara. Dalam kaitanya dengan pembentukan satuan lingual tertentu. Hal ini baik dilihat dari
jumlah dan jenis bagian-bagian yang bersangkutan maupun dari lama sebentarnya serta dari cara bagian
itu aktif.; c.Dengan daya pilah sebagai pembeda larik tulisan.Demikian pula mengenai tulisan. Dalam
kaitanya dengan penulisan satuan lingual tertentu akan kelihatan bahwa tulisan latin yang nampak
secara linear ke kanan dan berlarik-larik ke bawah itu dapat dibedakan bagian-bagianya satu sama lain,
sebagai berikut.; d.Dengan daya pilah sebagai pembeda reaksi dan kadar kedengaran.; e. Dengan daya
pilah sebagai pembeda sifat dan watak aneka langue.; f. Alat bantu daya pilah; g.Simpulan

Teknik lanjutan : teknik HBB , teknik HBS , teknik HBSP. Pengertian “Alat” : alat penentu dan alat
penggerak bagi alat penentu. Diagram antarhubungan teknik-teknik analisis metode padan. Catatan kecil
menegnai penggunaan : syarat

BAB 4. TEKNIK-TEKNIK METODE AGIH : TINJAUAN UMUM

Teknik dasar : teknik bagi unsur langsung: Cara awal kerja dan penyebutan teknik BUL, Berbagai
kemungkinan hasil penggunaan teknik BUL

Teknik-teknik lanjutan : tinjauan umum. Mengenai teknik lanjutan, yang patut dibicarakan disini setidak-
tidaknya ada tujuh macam : pelepasan, delesi atau teknik lesap. Penggantian, substitusi, replasemen,
atau teknik ganti. Perluasan, ekspansi, ekstansi, atau teknik perluasan. Penyisipan, interupsi, atau teknik
sisip. Pembalikan, permutasi, atau teknik bali. Pengubahan wujud atau teknik ubud ujud dan
pengulangan, repetisi atau teknik ulang

BAB 5. TEKNIK LESAP

Penerapan dan hasilnya. Hasil pelesapan itu , kemungkinan ada dua yaitu berupa tuturan yang dapat
diterima oleh para penutur, dapat pula tidak. Bila diterima berarti tuturan itu gramatikal, bila tidak,
berarti tidak gramatikal.

Kegunaanya adalah untuk mengetahui kedar keintian unsur yang dilesapkan. Jika hasil dari pelesapan itu
tidak gramatikal berarti unsur yang bersangkutan memiliki kadar keintian yang tinggi atau bersifat inti

BAB 6. TEKNIK GANTI

Penerapan dan hasilnya

Kegunaanya adalah untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur ginanti dengan unsur
pengganti, khususnya bila tataran pengganti sama denagn tataran terganti atau tataran ginanti.

Jenisnya adalah pengganti dari hal itu menjadi menggunakan teknik GNT. Patut diperhatikan, penaikan
atau penurunan harus satu tingkat saja tetapi dapat juga dua tingkat diatasnya atau dibawahnya, bahkan
dapat lebih.

BAB VII.TEKNIK PERLUAS

Penerapan dan Hasilnya


Teknik analisis yang berupa perluasan unsur satuan lingual data itu akan menghasilkan tuturan
berbentuk EABCD atau ABCD beraturan data semula adalah berbentuk ABCD. Jenis : teknik perluas
depan atau teknik PD, teknik perluas belakang atau teknik PBB

Kegunaannya yaitu untuk menentukan segi-segi kemampuan atau aspek semantik satuan lingual
tertentu.

Jangkauan dan wujud teknik perluas. Dengan tataran yang berbeda yang dimiliki oleh satuan lingkungan
yang berlainan itu wujud teknik perluas pun berbeda pula. Wujudnya menyesuaikan dengan satuan
lingual beserta takarannya masing-masing.

Implikasi bagi peneliti dan sebuah catatan. Pemilihan materi luas itu dalam hal ini lalu pemateri boleh
disebut unsur harus benar-benar sesuai dengan unsur satuan lingual yang akan diujiny dan kesesuaian
yang dimaksud jelas. Satu catatan untuk teknik terluas ini dapat diberikan dalam hubungan dengan
teknik lesap. Teknik perluas boleh dikatakan berbalikan dengan teknik lesap yang satu menambah yang
lain mengurang.

BAB VIII. TEKNIK SISIP

Penerapan dan Hasilnya

Teknik analisis yang berupa menyisipkan unsur-unsur lingual data akan menghasilkan tuturan berbentuk
ABCID, ABICD, atau AIBCD, bila tuturan data semula berbentuk ABCD.

Kemiripannya dengan teknik yang lain. Teknik sisip ini lebih serupa dengan teknik perluas dan boleh
dikatakan hasilnya merupakan perluasan di tengah terhadap satuan lingual data.

Kesamaannya dengan teknik terluas dan kegunaannya. Daripada disamakan dengan teknik inti Teknik
Sipil itu lebih tepat bila disamakan dengan teknik terluas. Hanya bedanya pula dengan tekni perluas,
teknik Cecep mempunyai kegunaan yang khusus yaitu terutama untuk mengetahui kadar keeratan kedua
unsur yang dipisahkan oleh penyisip itu.

Jenis : Teknik Sisi pisah atau teknik SP ; dan Tsisip tambah atau teknik ST

Kegunaan sampingan. Sampingan digunakannya teknik sisip itu ialah muncul petunjuk akan tegar
tidaknya letak unsur-unsur tertentu. Biasanya yaitu unsur-unsur yang berada di sebelah kanan penyisip.
Agak merupakan penyimpangan ialah bila Teknik Sipil itu bersangkutan dengan pengujian jangkauan
maknawi kualifikator-kualifikator atau pendesak-pendesak verba, yang dalam tuturan, mengisi fungsi
teknik sisip yang di gunakan justru akan mengesahkan sejauh mana jangkauan kualifikator-kualifikator
yang bersangkutan.

Sedikit ihwal sangkutannya dengan informasi. Seperti halnya teknik-teknik yang telah dibicarakan teknik
sisip menghasilkan tuturan yang dilihat informasinya berbeda dengan satuan lingual data yang
dikenainya.

BAB IX. TEKNIK BALIK


Penerapan dan hasilnya

Lepas dari masalah gramatikal tidaknya hasil yang ada sebagai akibat penggunaan teknik baik itu secara
teoritis ada banyak kemungkinan pembalikan itu. Makin banyak unsur yang dimiliki oleh satuan lingual
yang akan diuji dengan teknik baik itu akan makin banyak pula kemungkinan hasil kembalikannya.

Jenis : Teknik balik tunggal biasa atau teknik BTB, teknik-teknik tunggal loncat atau teknik BTL, teknik
balik ganda biasa atau teknik BGB, teknik Bali ganda loncat atau teknik BGL

Kegunaan yang terutama teknik-teknik itu adalah untuk mengetahui kadar ketegaran Letak suatu unsur
dalam susunan beruntun.

Pelaksanaan penggunaan: Hal-hal yang layak diperhatikan. Satu hal perlu diperhatikan mengenai
pelaksanaan penggunaan teknik balik itu. Kelihatannya dalam menggunakan semut udah menggunakan
teknik-teknik yang lain yang telah dipaparkan di atas. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka
pertama-tama aspek suprasegmental harus betul-betul diperhatikan karena setiap pembalikan unsur
satuan lingual selalu mengubah pola struktural yang bersifat suprasegmental itu baik itu jeda maupun itu
tekanan.

Kegunaan II yaitu dalam tataran Klausa teknik baik Dapat juga dimanfaatkan untuk mengetahui kadar
keapositifan antara dua unsur yang sama informasinya.

BAB X. TEKNIK BUAH UJUD I : YANG PARAFASAL

Penerapan dan Hasilnya

Kecenderungan yang kuat pengubahan ujud itu menghasilkan bentuk tuturan parafrasa yang gramatikal
secara bentuk dan terima secara maknawi. Dengan demikian teknik ubah ujud ini berbeda jauh dengan
teknik-teknik yang telah dijelaskan pada bab-bab terdahulu.

Kegunaan yaitu Menentukan satuan makna konstituen sintaksis yang disebut Peran atau role(s),
mengetahui pola struktur peran, mengetahui tipe tuturan berdasarkan strukturnya. Mengetahui tipe
tuturan berdasarkan pola strukturnya

Jenisnya yaitu Teknik ubah ujud terikat rentang atau teknik UUIR, teknik ubah ujud terikat kerut atau
teknik UUIK, teknik ubah ujud tak terikat rentang atau teknik UUTIR, teknik ubah ujud tak terikat kerut
atau teknik UUTIK

Tataran penggunaan dan kekhasan praktik penggunaannya. Adapun mengenai praktik penggunaannya
teknik ubah ujud yang parafrasalah ini sering dapat dioperasikan bila teknik itu diperlengkapi dan diawali
dengan teknik lain yang telah dipaparkan diatas atau teknik lain yang nampak sebagai "membaca
pemarkah".

BAB XI. TEKNIK UBAH UJUD II : YANG NON-PARAFRASAL

Penerapan dan Hasilnya


Teknik analisis yang berupa perubahan wujud yang non parafrase hal itu akan menghasilkan tuturan
yang tidak sesuai kategorinya dengan ukuran teranalisis yang dikenai teknik itu.

Kegunaan teknik ujud non parafrasa ini untuk mengesahkan dugaan akan identitas makna dan maksud
tertentu dari tuturan yang dianalisis.

Jenisnya yaitu Teknik Ubah Ujud Non-parafrasal Sederhana : sederhana (simple), UUNS. Teknik Ubah
Ujud Non-parafrasal Tidak Sederhana : UUNTS

Lima hal yang layak diperhatikan. Penerapan teknik ubah wlujud yang mana pun tetapi terlebih-lebih
yang non parafrasa subjenis tidak sederhana, mengingat wujud tuturan yang dihasilkan dari penerapan
teknik secara logika harus dapat diterima sehingga betul-betul bersifat metalingual, penerapan teknik
identik dengan menghadirkan proposisi secara tegas terhadap satuan lingual yang dalam tuturan
proposisinya samar-samar, tuturan yang biasanya menjadi porsi disiplin pragmatik yang linguistik jadi
pragmalinguistik maka dan maksudnya pun akan dapat lebih seksama di terang Jelaskan jika yang
digunakan untuk mengesahkan penjelasannya itu menggunakan teknik ubah wujud yang non parafrasa
itu, layak dipahami bahwa ke metalingual and yang disebutkan di atas sesungguhnya tingkat awal terkait
langsung dengan tindakan proposisionalisasi dan di tingkat lanjut dengan spektralisasi baur atau
pemendaran

BAB XII. TEKNIK ULANG

Penerapan dan Hasilnya

Teknik analisis yang berupa pengulangan itu akan menghasilkan bentuk-bentuk sebagai berikut bila
satuan lingual data itu ABCD : yaitu ABCDD, ABCCD, AABCD, ABCDABCD, ABCDCD, ABABCD, dan lain-lain.

Adapun kegunaan teknik ulang adalah untuk menentukan kejadian atau identitas satuan lingual
termasuk jenis mana satuan lingual yang dikenai teknik ulang itu.

Jenisnga adalah teknik ulang seluruh bentuk atau teknik USB, teknik ulang sebagian bentuk atau teknik
UBB

Kadar Pemanfaatannya. Dalam analisis teknik ulang ini jarang dimanfaatkan karena kurangnya peran
yang dapat dilakukan. Akan tetapi kadar kemanfaatan dalam dunia si peneliti bahasa tidak harus sama
dengan pemanfaatan dalam dunia si pemakai bahasa.

BAB XIII. Teknik analisis yang lain

teknik dengan kejadian yang kurang jelas teknik baca markah : pemarkah an menunjukkan kejadian
suatu lingual atau identitas konstituen tertentu dan kemampuan membaca peranan pemarkah marker
itu berarti kemampuan menentukan kejadian yang dimaksud. praktik penggunaannya sangat khas yaitu
melihat langsung pemarkah yang bersangkutan Adapun mengenai melihatnya hal itu dapat dilakukan
baik secara sintaksis maupun morfologis atau dengan cara yang lain tergantung pemarkah.
jenis pemarkah;1. pemarkah yang korporal spesifik semantis cenderung menandai identitas maknawi,;2.
pemarkah Supra korporal generik pragmatis cenderung menjadi penambat atau tambatan yang
mengekang keliaran variasi bunyi yang beraneka.

kejadian teknik baca markah teknik baca markah cenderung menunjukkan diri sebagai teknik metode
Agih dalam hal ini akan nampak sebagai bagian dari tuturan yang dianalisis akan tetapi melihat dasar
pemarkahan teknik baca markah itu cenderung sebagai teknik metode padan dalam hal ini pemarkah
terkait dengan informasi lingual.

teknik yang menjumbuhkan metode Padan dan metode Agih. 1 teknik lafal ulang yang pragmatis, 2
teknik translasi dengan depanan yang pragmatis komponen-komponen maknawi yang sama. tiga hal
yang layak diperhatikan pertama khusus mengenai teknik lafal ulang teknik ulang ini berbeda dan tidak
termasuk dalam teknik ulang karena dataran adanya dan tujuan penggunaannya teknik lafal ulang adalah
dialog tataran teknik ulang adalah kalimat tujuan teknik lafal ulang mengesahkan identitas bentuk lingual
jenis apapun dalam tataran apapun, untuk mengesahkan adanya satuan lingual sebagai paduan bentuk
dan makna lingual yang sangat tertentu. kedua baik teknik lafal ulang maupun teknik translasi dengan
mengedepankan komponen maknawi yang sama kurang diperhatikan pengelolaannya. ketika teknik
lafal ulang dan translasi dengan pengendapan and komponen-komponen maknawi yang sama melintas
bahasa tertentu 11 yang dilafalkan dapat bahasa apapun kapanpun dimanapun dengan derajat yang
sama dan yang diterjemahkan Adapun bahasa tertentu apapun dengan bahasa tertentu yang lain yang
juga apapun sejauh kemiripan komponen-komponen maknawi ada pada kedua bahasa yang
diterjemahkan dan yang untuk menerjemahkan itu.

Teknik penguatan penyilangan dan penjajaran. penyilangan kedua bentuk yang saling memiliki
keterkaitan dan keterikatan itu dapatlah diperkuat bukti akan kejadian peran konstituen tertentu jika
bentuk yang satu memperkuat kejadian bagian yang satu dari bentuk yang lain maka bentuk yang lain itu
memperkuat kejatian bagian yang lain dari bentuk yang satu. pemerkuat yang lain meyakinkan dapat
dilakukan dengan menjajarkan berbagai bentuk yang polanya sama. dengan penjajaran sekaligus
penyilangan itu nampak kekhasan kejatian setiap konstituen. dari penerapan Teknik penyerangan dan
penjajahan itu nampak adanya pemerintah yang berbeda dari yang berbeda dengan kepada yang
menunjukkan adanya perbedaan peran pula setidak-tidaknya perbedaan peran bawahan atau sub-peran.

kombinasi peranan teknik analisis dan implikasinya bagi peneliti. manakalah pemerkuat semacam itu
dikaitkan dengan teknik ubah ujud, khususnya yang parafrasal, makanan pala adanya semacam
kombinasi penerapan teknik analisis fakta itu hendaklah menyadarkan para peneliti bahwa dalam
mengkaji suatu lingual tertentu yang menjadi objek sasaran analisis nya perlu dan layak disediakan
beberapa teknik analisis secara sekaligus yang siap pakai agar dapat dikembangkan strategi analisis yang
tepat dan taktik penerapan analisis yang luwes, lentur, atau fleksibel.

Bagian C. beberapa renungan konklusional dan implikasional.

BAB XVI. 6 hal khusus yang layak diperhatikan


hakikat penerapan teknik analisis : penerapan teknik tertentu tidak lain adalah upaya membandingkan
antara data analisis dengan data tambahan peringan analisis. dengan data tambahan data teranalisis
menjadi lebih difungsionalkan demi penjelasan terhadap objek yang menjadi masalah yang dibicarakan
data teranalisis atau kata dasar haruslah bersifat lingual sedangkan data Pring analisis atau data
penunjang ciptaan peneliti boleh dan dapat bersifat lingual metalingual atau non lingual.

teknik analisis yang baik.1 Ukuran: tahapan analisis data dapat dipandang selesai manakala telah
ditemukan main kaidah,yaitu aspek domain atau lingkup yang berlaku kaidah tertentu dan constraint
atau batas jangkauan kaidah tertentu, jenis-jenis atau aneka macam tipe kaidah, relasi antar kaidah.

contoh objek penelitian afiks {a}. yang menjadi di Solo saran penelitian afiks -an Katakanlah objek yang
sedang menjadi sasaran penelitian afiks -an adalah bahasa Indonesia maka Analisis terhadapnya dapat
dianggap selesai dan memang benar-benar selesai manakala orang yang telah dapat mengetahui kaidah
yang mengatur afiks -an sedemikian sehingga -an itu memiliki peranan yang menentukan kejatiannya
sebagai afiks.

upaya yang tidak gampang. tentu saja untuk sampai kepada jawaban yang memuaskan dengan
memanfaatkan teknik yang tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan itu benar-benar upaya yang tidak
gampang Itulah sebabnya dalam prakata buku ini dikatakan kacah analisis merupakan kaca mendebarkan
dan melelahkan yang paling memeras kemampuan ilmiah seseorang dalam kegiatan penelitian yang
sungguh-sungguh kegiatan penelitian.

Pemorakan hasil analisis: cara dan alasannya. pengertian pemorakan adalah proses menguji hasil
analisis yang berupa kaidah, Apakah kaidah yang yang bersangkutan cukup tangguh sebagai kaidah.

contoh penerapan : kemari. Katakanlah orang yang bertumbuk pada masalah bentuk lingual kemari.
bentuk lingual kemarin itu satu atau dua kata? masalah ini sangat relevan dengan sistem ejaan dalam
bahasa Indonesia bentuk lingual kemari ditulis kemari atau ke mari? dalam hal ini penelitian didorong
untuk dapat merumuskan kaidah yang berkenaan dengan identitas kata penelitian dapat mengatakan
bahwa kemari itu sebuah kata saja bukan 2 bentuk ke pada kemari bukan kata preposisi dia bukan
kelompok preposisi penanda tempat seperti di dan dari buktinya di samping kemari tidak ada di Mari
dan dari mari jadi dengan teknik ganti orang berupaya mengesahkan identitas ke pada kemari bukan
kata.

contoh penerapannya : antar. contoh lain nampak pada pemecahan masalah bentuk yang berunsurkan
antar seperti pada antar kota antar teman antar instansi bentuk semacam itu tergolong kelompok
katakah, kata majemukkah, atau kata berimbuhan? ada yang berpendapat bahwa bentuk itu bentuk
frasa dengan antar dijatikan atau diidentifikasi sebagai preposisi seperti halnya preposisi preposisi si
yang lain seperti antara ,pada ,dan sebagainya. ada yang berpendapat bahwa bentuk itu bentuk kata
majemuk dengan antar diartikan sebagai bentuk susutan dari kata antara sebagaimana halnya tanding
atau alih dalam Mitra tanding dan alih fungsi sebagai susutan bentuk bertanding atau beralih. untuk
menguji setiap pandangan itu perlu disodorkan data lawan yang diharapkan mampu memorakan Dasar
atau kaidah penentuan kejadian bentuk yang berunsurkan antar. Tidak ditemukannya data lawan
padahal sudah dicari dengan sepenuh kemampuan dengan teknik yang tersedia menunjukkan bahwa
Dasar atau kaidah penentu yang dipilih dan ditemukan adalah benar.

contoh penerapannya : kejadian objek bagi verba. mencarikan. Demikian pula, manakala peneliti lewat
data liesye mencarikan kakakku pekerjaan sampai kepada penentuan Kakak dan pekerjaan adalah objek
yaitu objek pertama dan objek kedua karena digunakan metode padan tradisional yang akunya bahasa
Inggris Maka data lawan patut disodorkan sebaliknya manakala peneliti sampai pada penentu hanya
Kakak lah yang berstatus objek sedangkan pekerjaan bukan objek sebut saja pelengkap makadata lawan
pun patut disodorkan pula. Dalam hal ini penggunaan yang tepat akan teknik ubah wujud yang
parafrasal sangatlah menentukan khususnya yang mengakui adanya pengisi objek kalimat aktif yang
dapat menjadi pengisi subjek dalam kalimat pasif dengan mengubah wujud verba pengisi predikatnya.

penyedot dan saat penyodoran. Bukan pembaca yang harus bertanggung jawab menyodorkan data
lawan yang relevan melainkan orang yang meneliti dan menentukan kejatian objek itu Adapun
penyodoran data lawan yang mengenai kaidah ke objek kan itu dilakukan pada saat peneliti merasa telah
menemukan kaidah itu dan sebelum kaidah itu disajikan untuk para pembaca.

Arti pemorakan oleh peneliti lain dan jenis pemorakan. walaupun yang sebenarnya pemakan itu
dilakukan oleh si peneliti sendiri dan khususnya pada tahap penemuan kaidah dapat juga dilakukan oleh
peneliti lain bila yang terakhir itu terjadi berarti pemorakan sebagai suatu tinjauan kritis yang bersifat
sanggahan argumentatif dan tentu saja terjadi setelah keseluruhan an hasil penelitian telah dipublikasi
atau telah dipandang selesai dan sah untuk dibaca oleh umum.

Porsi pemanfaatan teknik analisis dalam keseluruhan aktivasi penelitian bahasa. khusus dalam kurun
pemecahan masalah yang menjadi objek sasaran penelitian telah diketahui ada 3 th besar yaitu tahap
penyediaan data termasuk persiapan penyediaannya, tahap analisis data dan tahap penyajian hasil
analisis data.

pemanfaatan teknik analisis di luar linguistik. sejauh ini disiplin ilmu yang dimaksud mutlak terkait
dengan bahasa karena watak objek nya agak kemungkinan itu bukan merupakan hal yang mustahil untuk
dapat terjadi dengan demikian mempertimbangkan pemanfaatan itu dapat dilakukan terlebih-lebih
manakala disiplin ilmu yang bersangkutan benar-benar disadari oleh si ilmuannya belum memiliki
metode yang lengkap dengan beraneka teknik yang tangguh.

BAB XV. Metode refleksif- introspektif sebagai metode analisis

metode analisis objek analisis dan satuan lingual. Dalam kesempatan ini kita tidak perlu karena kurang
relevan mempersoalkan berapa macam dan apa saja jenis satuan lingual itu sebenarnya cukuplah jika
kita akui rumusan bahwa pada umumnya objek sasaran Analisis adalah satuan lingual sehingga masalah
yang diangkat sebagai objek analisis biasanya berupa masalah yang ada di dalam dan mengenai satuan
lingual itu.

bahasa Iyang mengaktualisasi fungsi hakikinya dan metode analisis. untuk dapat menjelaskan
mengetahui dan mengidentifikasi dibutuhkan cara yaitu dengan memanfaatkan sepenuh-penuhnya
secara optimal para peneliti sebagai penutur bahasa tanpa melebur lenyapkan peranan penelitian itu
sendiri dalam hal ini kadar penuturan penelitian itu merupakan penyedia fasilitas data yang
kualifikasinya sahih dan mengontrol kadar kesahihan data yang bersangkutan berupa bahasa yang
sedang di aktualisasikan dwifungsi Hakiki yang di Embah nya.

contoh praktik Penerapan metode refleksi introspektif. teori eksternalisasi yang pertama Ma kejutan
manusia kasat mata dengan engkau Mitra wicara dalam kesadaran aku pembicara dan yang kedua
adalah proses yaitu penyosokan engkau Mitra dalam kesadaran aku pembicara yang Supraruang
Suprawaktu, pada manusia kasat mata yang merubah waktu, dua proses atau aktivasi yang khiastis itu
terjadi sesuai dengan penghayatan reflektif introspektif sebagai pembicara.

Prospek: kegunaan metode refleksi introspektif dalam mengidentifikasi aneka fenomena penggunaan
bahasa. teridentifikasinya sosok pembentuk bahasa utamanya Mitra wicara yang tidak identik dengan
pendengar lewat metode analisis yang refleksi introspektif memungkinkan orang menentukan secara
seksama satuan lingual tertentu yang satu kesatuan lingualannya sampai kini tidak jelas dalam disiplin
linguistik yaitu wacana. demikianlah dengan metode analisis refleksi introspektif dimungkinkan
fenomena penggunaan bahasa yang dihayati dalam keseharian dapat ditampakkan ihwalnya yang
mendasar yang sejauh diketahui memang belum disingkapkan oleh linguistik masa kini. hal yang
demikian itu mengandung janji betapa prospek penggunaan metode analisis yang bersifat refleksi
introspektif itu agak akan menjadi cerah dengan pemanfaatannya yang tinggi.

BAB XVI

PENUTUP

uraian skematis mengenai lima faktor penentu wujud metode linguistik Belumlah memperhitungkan
kecenderungan-kecenderungan konkret mengenai korelasinya satu sama lain dan titik konvergensinya.
faktor mana dari ke lima faktor penentu itu yang paling dominan atau paling berpengaruh dalam
menentukan wujud metode linguistik Apakah pandangan tertentu yang satu misalnya menyangkut faktor
pertama yaitu pandangan peneliti terhadap diri sendiri mengisyaratkan pula keharusan adanya
pandangan tertentu yang lain misalnya menyangkut faktor kedua yaitu kepercayaan peneliti terhadap
watak kebenaran atau menyangkut faktor ketiga yaitu pandangan peneliti terhadap hakikat bahasa.

membicarakan hal-hal yang dipertanyakan itu beserta dengan seluk-beluknya bukan hanya sangat
menarik tetapi juga sangat bermanfaat setidak-tidaknya akan dapat diketahui tipe-tipe penelitian yang
ada khususnya di Indonesia yang kaya akan bahasa daerah yang selalu menunggu para pengelolaannya
itu namun pembicaraan mengenai masalah semacam itu mengandaikan telah adanya pengamatan dan
pencermatan hasil penelitian bahasa yang cukup luas dan mendalam suatu hal yang berada diluar
jangkauan saat ini.

sementara itu jumlah 5 itu Barangkali belum merupakan jumlah keseluruhan faktor yang ada faktor
penentu yang baru mungkin dapat ditambahkan namun hal itu membutuhkan pengamatan yang lebih
lanjut adanya Penyebaran budaya penutur asli Bahasa yang diteliti perlu dipertimbangkan sebagai faktor
penentu wujud metode linguistik itu disamping pula ada yang lain yang mempertanyakan pengaruh
penerapan pembantu bahasa agaknya dua hal itu memang berkaitan dengan metode hanya faktor
budaya agaknya sudah terkandung dalam aspek bahasa yang diteliti dan atau keyakinan peneliti kalau
peneliti itu juga berperan sebagai penutur asli Bahasa yang diteliti itu Adapun pembantu bahasa lebih
sebagai faktor yang justru ditentukan oleh salah satu atau beberapa faktor yang telah diuraikan diatas
daripada sebagai faktor yang menentukan wujud metode yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai