KEPERAWATAN PALIATIF
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
Nurul Afifah Nensih 16.3.0.1.0089
Vinna Indah Sari 16.3.0.1.0089
Cyntia Clara 16.3.0.1.0089
Tiara Indrian Deslani 16.3.0.1.0089
TUGAS-TUGAS
Jawab :
Tidak Nyeri
Nyeri Sangat
hebat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 Tidak nyeri
1 Nyeri ringan
2 Nyeri sedang
3 Nyeri berat
2. Pengkajian Dispnea
Berbagai alat ukur yang tervalidasi dapat digunakan untuk menilai dispnea baik
secara kuantitatif maupun kualitatif pada pasien paliatif. Instrument tersebut mulai
dari yang menggunakan skala ordinal dengan menggunakan acuan single-item seperti
visual analog scale (VAS), numerical rating scale (NRS) dimana angka 0
menunjukkan tidak mengalami dispnea sedangkan angka 10 menunjukkan dispnea
yang sangat berat atau sangat buruk
a. Modifikasi Skala Borg (Intensitas dyspnea) digunakan untuk menilai intensitas,
sedangkan untuk menilai status fungsional terkait dispnea maka dapat digunakan
b. Penelitian medis skala dispnea (status Fungsional) Selain yang menggunakan skala
ordinal, skala pengukuran dispnea ada juga yang menggunakan skala kategorik
seperti The Memorial Symptom Asessment Scale dan Edmonton Symptom
Asessment Scale (ESAS).
c. Indeks dyspnea dasar (status Fungsional) Dimana instrument tersebut terdiri dari
12 item pertanyaan yang mencakup berbagai dimensi terkait dispnea seperti usaha
untuk beradaptasi dengan dispnea, kecemasan dan rasa ketidaknyamanan.
Sehingga instrument tersebut juga disebut sebagai multidimensional dispneau
scale.
d. Skala Pengamatan Distress Respirasi (RDOS) (Mengukur Dan menemukanTanda-
Tanda dyspnea, Intensitas Dan respon) merupakan instrument yang valid dan
reliabel untuk mengukur dan menilai tanda-tanda yang konsisten ditemukan pada
saat dispnea terjadi, intensitas dan respon terhadap pengobatan terutama pada
pasien yang tidak mampu melaporkan sendiri mengenai kondisi dispnea yang
dialaminya
Merupakan instrument yang valid dan reliabel untuk mengukur dan menilai
tanda-tanda yang konsisten ditemukan pada saat dispnea terjadi, intensitas dan
respon terhadap pengobatan terutama pada pasien yang tidak mampu melaporkan
sendiri mengenai kondisi dispnea yang dialaminya
0 1 2
Frekuensi perna pasan per menit ≤ 18 kali 19-30 kali >30 kali
per menit per menit per menit
Tidak Iya
Total
3. Pengkajian Fatik
a. Kriteria diagnostic Fatik (Cherny, Ffallon, Kaasa, Portenoy&Currow 2015):
1) Gejala fatik yang dirasakan hamper setiap hari dalam kurun 2 minggu terakhir
2) Kelemahan di bagian ekstremitas menyatakan adanya kelemahan yang bersifat
umum atau tungkai terasa berat
3) Perhatian kemampuan berkonsentrasi ataupun perhatian semakin berkurang
4) Motivasi melakukan kegiatan menurunnya motivasi atau keinginan untuk
melakukan kegiatan rutin
5) Insomnia/ hypersomnia
6) Segar/ tidak setelah bangun tidur pasien merasakan tidak segar saat terbangun
dari tidur
7) Kesulitan mengatasi ketidakaktifan mengalami kesulitan untuk mengatasi
kondisi ketidakefektifan
8) Reaksi emosional ditandai dengan reaktif emosional yang mengakibatkan
pasien merasa fatik seperti keseduhan, frustasi, dan iritabilitas
9) Kesulitan menyelesaikan masalah rumah tangga mengalami kesulitan untuk
menyelesaikan aktifitas rutin rumah tangga.
10) Masalah memeori jangka pendek mengalami masalah terkait memori jangka
pendek
11) Ketidak nyamanan beberapa jam setelah melakukan aktivitas fisik
merasakan ketidaknyamanan dalam beberapa jam setelah melakukan latihan
fisik atau aktivitas
b. Penilaian Kelelahan Multidimensional
c. Skala distress gejala
Tidak Fatik
fatik berat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Pengkajian Fisik
a. (Metode SOCRATES)
a. Metode SOCRATES adalah
a) Lokasi nyeri
a) Didaerah mana nyeri dirasakan?
b) Mulai timbul
Apakah nyeri otot dan sendi?
c) Karakter/Sifat
b) Kapan nyeri terjadi, bagaimanan nyeri
d) Radiasi
tersebut, kondisi apa yang dapat
e) Fitur terkait/Hubungan
memicu munculnya nyeri, apakah
f) Waktu / pola
nyerinya berubah dalam kurun waktu
g) Faktor-faktor Menyebabkan dan
selama kejadian.
meringankan
c) Bagimana tipe nyeri dirasakan, apakah
h) Tingkat Keseriusan/Keparahan
seperti rasa tertusuk, teriris, gatal,
panas, terbakar, tertekan. Bagaimana
pola nyerinya, apakah nyeri terjadi
secara terus menerus atau hilang timbul.
d) Apakah nyeri menyebar kebagian tubuh
lainnya, daerah apa?
e) Apakah saat nyeri terjadi kadang diserta
dengan gejala yang lain seperti mual,
muntah.
f) Apakah nyeri semakin parah pada
waktu-waktu tertentu, apakah nyeri
terjadi saat melakukan aktifitas seperti
bergerak atau buang air kecil
g) Apa saja yang membuat nyeri semakin
memburuk atau nyeri menjadi lebih
berkurang.
h) apakah derajat atau sekala nyeri
mengalami perubahan selama kurun
waktu kejadian.
2.
Pengkajian psikososial a. Klien memiliki kecemasan tidak dapat
a. Skala kecemasan dan depresi mengurus anaknya yang bungsu lagi
Rumah Sakit (HADS) b. Apabila pasien memiliki masalah klien
b. Distress Thermometer
selalu cerita terkait segalanya kepada
anaknya selain kepada suaminya,
pengambilan keputusan tetap pada
suaminya