Anda di halaman 1dari 29

INSTRUMEN EVALUASI BENTUK NON-TES

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Dasar (Islam)

Dosen Pengampu :
Dr. H. Sutiah, M.Pd

Disusun Oleh:

Ahmad Jakfar (18760029)


Shofia Barkah Simatupang (18760032)
Alifatul Hanifah (18760034)

PRODI MAGISTER PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
April 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karuniaNya, sehingga makalah mata kuliah “Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Dasar
(Islam)” ini dapat diselesaikan tepat waktu tanpa adanya kendala-kendala yang berarti.
Makalah ini berisi tentang “INSTRUMEN EVALUASI BENTUK NON-TES”
Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang telah sedikit banyak
membantu dalam proses pembuatan makalah ini, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Bantuan tersebut sangat membantu penyelesaian makalah ini. Semoga Tuhan
yang Maha Esa membalas segala kebaikan pihak-pihak tersebut dan meridhoi atas
selesainya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat serta dapat membantu
proses belajar bagi siapa saja yang menggunakannya dengan baik dan benar. Amin.

Malang, April 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 5
A. Daftar Cek .............................................................................................................. 5
B. Skala Rentang ......................................................................................................... 6
C. Penilaian Sikap ....................................................................................................... 8
D. Penilaian Proyek ...................................................................................................... 11
E. Penilaian Produk ..................................................................................................... 14
F. Penilaian Portofolio ................................................................................................ 17
G. Penilaian Diri........................................................................................................... 20
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 25
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 25
B. Saran ....................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 27

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya siswa, pengelola
sekolah, lingkungan,kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya (Suhartoyo,
2005). Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas
pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan sistem
pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, selanjutnya
sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar
yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik (Mardapi, 2003).
Sehubungan dengan itu, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang
tidak hanya mengajar dengan baik, namun mampu melakukan evaluasi dengan baik.
Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih dioptimalkan.
Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, namun perlu penilaian
terhadap input, output dan kualitas proses pembelajaran itu sendiri.
Penilaian hasil belajar tidak hanya dilakukan dengan cara tes, tetapi dapat juga
dilakukan dengan teknik non-tes seperti pedoman observasi, skala sikap, daftar cek,
dan catatan anecdotal. Pedoman observasi baik digunakan untuk mengukur hasil
belajar yang mengutamakan penampilan atau keterampilan dalam pendidikan
professional. Karena pada umumnya hasil belajar yang bersifat keterampilan sukar
diukur dengan tes, maka digunakan teknik pengukuran lain yang dapat memberikan
hasil yang lebih akurat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana instrumen penilaian Daftar cek?
2. Bagaimana instrumen penilaian Skala rentang?
3. Bagaimana instrumen penilaian Penilaian sikap?
4. Bagaimana instrumen penilaian Penilaian proyek?
5. Bagaimana instrumen penilaian Penilaian produk?

3
6. Bagaimana instrumen Penlaian portofolio?
7. Bagaimana instrumen Penilaian diri?

C. Tujuan
1. untuk memahami instrumen penilaian daftar cek
2. untuk memahami instrumen penilaian skala rentang
3. untuk memahami instrumen penilaian sikap
4. untuk memahami instrumen penilaian proyek
5. untuk memahami instrumen penilaian produk
6. untuk memahami instrumen penilaian potofolio
7. untuk memahami instrumen penilaian diri

4
BAB II
PEMBAHASAN
Alat penilaian dapat berarti teknik evaluasi. Teknik evaluasi non-tes berarti
melaksanakan penilaian dengan tidak mengunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya
untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat,
sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan
belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Penilaian non test adalah “penilaian pengamatan perubahan tingkah laku yang
berhubungan dengan apa yang dapat diperbuat atau dikerjakan oleh peserta didik
dibandingkan dengan apa yang diketahui atau dipahaminya”.1
Alat penilaian yang non-test, yang biasanya menyertai atau inheren dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar sangat banyak macamnya. Di antaranya bisa
disebutkan adalah observasi (baik dengan cara langsung, tak langsung, maupun
partisipasi), wawancara (terstruktur atau bebas), angket (tertutup atau terbuka),
sosiometri, checklist, concept map, portfolio, student journal, pertanyaan-pertanyaan,
dan sebagainya.
Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar tidak dapat diukur dengan
alat tes. Sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara
kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor.

A. Daftar Cek
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(ya/tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat nilai apabila kritesia penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh
penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai, Kelemahan
cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah,

1
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya. 2007),
hlm. 84

5
dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah.
Berikut contoh daftar cek. 2
Contoh checklists
Format Penilaian Praktek Sholat

Nama peserta didik: Kelas: _____


No. Aspek Yang Dinilai Ya Tidak
1. Niat
2. Berdiri tegak
3. Takbiratul Ihram
4. Membaca Surah al-Fatihah
5. Rukuk dengan tumakninah
6. Iktidal
7. Sujud dua kali dengan tukmaninah
8. Duduk antara dua sujud
9. Tasyahud awal
10. Tasyahud akhir
11. Membaca shalawat bpada tasyahud akhir
12. Salam
13. Tertib
Skor yang dicapai
Skor maksimum 13

B. Skala Rentang
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai
memberi nilai penguasaan tertentu karena pemberian nilai secara continuum di mana
2
Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita, Evaliasi Pembelajaran, (Bandung: Cipta Pustaka, 2015) hlm, 61

6
pilihan kategori nilai lebih dari dua. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu
penilai agar factor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat.3
Berikut contoh skala rentang :
Format Penilaian Praktek Sholat

Nama Siswa: ________ Kelas: _____


Nilai
NO Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
1. Niat
2. Berdiri tegak
3. Takbiratul Ihram
4. Membaca Surah al-Fatihah
5. Rukuk dengan tumakninah
6. Iktidal
7. Sujud dua kali dengan tukmaninah
8. Duduk antara dua sujud
9. Tasyahud awal
10. Tasyahud akhir
11. Membaca shalawat bpada tasyahud akhir
12. Salam
13. Tertib
Jumlah
Skor maksimum
Kriteria Penskoran:
Semakin baik penampilan siswa semakin tinggi skor yang diperoleh.

3
Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita, Evaliasi Pembelajaran, (Bandung: Cipta Pustaka, 2015) hlm, 56

7
C. Penilaian Sikap
Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak) yang terkait dengan
kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/ objek. Sikap juga
sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri dari tiga komponen yakni komponen afektif, kognitif, dan konatif.
Komponen afektif ialah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya
terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif ialah kepercayaan seseorang mengenai
objek, adapun komponen konatif merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan
cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran ialah
sebagai berikut:
 Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif
terhadap materi pelajaran, dengan sikap positif dalam diri peserta didik akan
tumbuh dan berkembang minat belajar dan akan lebih mudah diberi
motivasi serta akan lebih mudah juga menyerap materi pelajaran yang
diajarkan.
 Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif
terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru
akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian
peserta didik yang memiliki sikap ini akan sukar menyerap materi pelajaran
yang telah diajarkan.
 Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap
positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses
pembelajaran ini mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi dan
teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik,
nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta
didik sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal

8
 Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma tertentu berhubungan dengan
suatu materi pelajaran misalnya masalah lingkungan hidup berkaitan dengan
materi Biologi dan Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang
tepat dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu
(kegiatan pelestarian/ kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya peserta
didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar dan
peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu
gelondongan ke luar negeri.
 Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang
relevan dengan mata pelajaran.
Adapun penilaian sikap dapat dilakukan dengan berbagai teknik atau cara
diantaranya yakni observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi.
1. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan
seseorang dalam suatu hal, oleh karna itu guru dapat melakukan observasi
terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan
sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku disekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku
catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik
selama di sekolah.

Contoh isi buku catatan harian :


No Hari/Tanggal Nama peserta didik Kejadian (positif atau negatif)

9
Catatan dalam lembaran buku tersebut sangat bermanfaat untuk menilai
sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian
perkembangan peserta didik secara keseluruhan. Selain itu dapat juga
digunakan daftar cek (checklist) yang memuat perilaku-perilaku tertentu
yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam
keadaan tertentu.
Contoh format penilaian sikap:
Perilaku
No Nama Bekerja Berinisi Penuh Bekerja Nilai Keterangan
sama atif perhatian sistematis
1.
2.
3.
4.
Catatan :
Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai:
1 = sangat kurang 4 = baik
2 = kurang 5 = amat baik
3 = sedang
2. Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang
berkaitan dengan suatu hal misalnya bagaimana tanggapan peserta didik
tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai “
peningkatan ketertiban”
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi
jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam
penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan
teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.

10
3. Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat
ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah,
keadaan,atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya peserta didik diminta
menulis pandangannya tentang “kerusuhan antaretnis” yang terjadi akhir-
akhir ini di indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut
dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya. 4

D. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan, diantaranya untuk mengetahui pemahaman
dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan peserta didik mengaplikasikan
pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu, dan kemampuan peserta didik
dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas.5
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan
1. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari informasi serta
dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.
2. Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dalam hal ini mempertimbangkan tahap
pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam pembelajaran.
3. Keaslian

4
Asrul, dkk, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Cipta Pustaka, 2015) hlm, 57-61
5
Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita, Evaliasi Pembelajaran, (Bandung: Cipta Pustaka, 2015) hlm, 61

11
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru pada proyek peserta didik, dalam hal ini petunjuk
atau dukungan.
Penilaian proyek dapat dilakukan mulai perencanaan, proses selama pengerjaan
tugas, dan terhadap hasil akhir proyek. Dengan demikian guru perlu menetapkan hal-
hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data,
analisis data, kemudian menyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitiannya juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian ini
dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek (checklist) ataupun
skala rentang (rating scale)
Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:
a) penelitian sederhana tentang prilaku terpuji dan tidak terpuji ditemui dalam
kehidupan sehari-hari
b) Penelitian sederhana tentang pelaksanaan zakat di desanya.6
Perencanaan Penilaian Projek
Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dipenuhi dalam merencanakan
penilaian projek.
1. Menentukan kompetensi yang sesuai untuk dinilai melalui projek.
2. Penilaian projek mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan projek.
3. Menyusun indikator proses dan hasil pencapaian kompetensi berdasarkan
kompetensi.
4. Menentukan kriteria yang menunjukkan capaian indikator pada setiap tahapan
pengerjaan projek.
5. Merencanakan apakah task bersifat kelompok atau individual.
6. Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individual untuk tugas yang
dikerjakan secara kelompok.
7. Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian.7

6
Ibid, hlm 62

12
Pelaksanaan Penilaian Projek
Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan
penilaian projek.
1. Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta
didik.
2. Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kriteria penilaian.
3. Menyampaikan tugas disampaikan kepada peserta didik.
4. Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang
harus dikerjakan.
5. Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan proyek.
6. Memonitor pengerjaan projek peserta didik dan memberikan umpan balik pada
setiap tahapan pengerjaan projek.
7. Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
8. Memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian kompetensi minimal,
9. Mencatat hasil penilaian.
10. Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik. 8
Contoh format penilaian proyek sebagai berikut:
Rubrik penilaian proyek (Keterampilan)
No Aspek yang diamati Deskriptor Ya Tidak
1. Perencanaan
Persiapan Apakah Kegiatan sudah direncanakan
secara matang?
Rumusan Judul Apakah judul sudah memunculkan ciri
khas dari sesuatu yang hendak

7
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik
Sekolah Menengah Pertama, Jakarta 2013.
8
Ibid.

13
No Aspek yang diamati Deskriptor Ya Tidak
diinformasikan?
2. Pelaksanaan
Sistematika Kegiatan Apakah kegiatan sudah direncanakan
secara runtut?
Keakuratan Informasi Apakah sudah ada sasaran sumber
informasi, instrumen mencari data
Kualitas Sumber Data Kelengkapan dan kedalaman data
Analisis Data Penyajian dan intrerpretasi data
Penarikan kesimpulan Kesimpulan berdasarkan perolehan data
3. Laporan Proyek
Performans Kelengkapan laporan dan penampilan
Penguasaan Penguasaan kegiatan

Penilaian
Jumlah Skor yang Diperoleh
Nilai = X 100
Skor Maksimum

E. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu
produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil
akhir saja tetapi juga proses pembuatannya. Penilaian produk meliputi penilaian
terhadap kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni,
seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang
terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.9
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan perlu
diadakan penilaian yaitu:

9
Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita, Evaliasi Pembelajaran, (Bandung: Cipta Pustaka, 2015) hlm 63

14
1. Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta didik
membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan. Penilaian
produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
1. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal.
2. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan.10

Contoh format kisi-kisi intrumen penilaian produk sebagai berikut:


Cara Pengolahan dan Rubrik Penilaian Produk
Kelas/Semester :1/I
Tema/Subtema : 1/4
Pembelajaran :1
Muatan Pelajaran : SBDP
KD 4.4 Membuat karya dari bahan alam
Materi : Membuat karya dari kulit jagung
Indikator Produk:
Dengan menyimak cara membuat boneka kulit jagung yang diperagakan oleh guru
siswa dapat membuat sebuah hiasan pensil berupa boneka kulit jagung.

Contoh rubrik penilaian membuat hiasan pensil berupa boneka kulit jagung
No Kriteria 4 3 2 1 0

10
Ibid, hlm 64

15
1 Bahan terdiri atas lem, pensil, kulit
jagung, dan rambut jagung
2 Alat terdiri atas gunting dan spidol
3 Bentuk dan ukuran boneka
proporsional
4 Kelengkapan anggota tubuh boneka
5 Komposisi warna
6 Kerapian
Skor Maksimum 22

Isilah rubrik tersebut dengan penilaian kriteria:


Bahan: Alat terdiri atas gunting dan spidol:
4 : jika tersedia 4 bahan 4: jika tersedia 4 alat
3 : jika tersedia 3 bahan 3: jika tersedia 3 alat
2 : jika tersedia 2 bahan 2 : jika tersedia 2 alat
1 : jika tersedia 1 bahan 1 : jika tersedia 1 alat
0 : jika tidak tersdia bahan 0 : jika tidak tersedia alat
Bentuk dan ukuran boneka: Kelengkapan anggota tubuh boneka:
4 : jika sangat proporsional 4 : jika sangat lengkap
3 : jika proporsional 3 : jika lengkap
2 : jika cukup proporsional 2 : jika cukup lengkap
1 : jika kurang proporsional 1 : jika kurang lengkap
0 : jika tidak proporsional 0 : jika ada boneka
Komposisi warna: Kerapihan:
4 : jika sangat sesuai 4 : jika sangat rapi
3 : jika sesuai 3 : jika rapi
2 : jika cukup sesuai 2 : jika cukup rapi
1 : jika kurang sesuai 1 : jika kurang rapi

16
0 : jika tidak sesuai 0 : jika tidak rapi

Contoh menghitung nilai produk:


Nilai = skor perolehan : skor maksimal x 100
Misal: skor perolehan 18 maka nilai produk = 18 : 22 x 100 = 81,8 dibulatkan menjadi
82 Dengan demikian nilai produk SBDP KD 4.4 adalah 82
F. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik tersebut dapat
berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes (bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk
informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat
menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan.
Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar
peserta didik melalui karya peserta didik, antara lain: karangan, puisi, surat,
komposisi, musik.11
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan
portofolio di sekolah, antara lain :
1. Saling percaya antara guru dan peserta didik
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya,
saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan
berlangsung dengan baik,
2. - Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik

11
Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita, Evaliasi Pembelajaran, (Bandung: Cipta Pustaka, 2015) hlm 64-
65

17
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga
dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihakpihak yang tidak berkepentingan
sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan.
3. - Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga
peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan
berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
4. - Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan
dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
5. - Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang
tercantum dalam kurikulum.
6. - Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai
misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.
7. - Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk
melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-
mata merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru
untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat
portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan
minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu
bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.

18
2. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan
dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa
berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan
karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik
mengumpulkan gambar-gambar buatannya.
3. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau
folder.
4. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta
didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5. Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio peserta didik beserta
pembobotannya bersama para peserta didik agar dicapai kesepakatan. Diskusikan
dengan para peserta didik bagaimana menilai kualitas karya mereka. Contoh; untuk
kemampuan menulis karangan,kriteria penilaiannya misalnya: penggunaan tata
bahasa, pemilihankosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan.
Sebaiknya kriteria penilaian suatu karya dibahas dan disepakati bersama peserta
didik sebelum peserta didik membuat karya tersebut. Dengan demikian, peserta
didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai harapan atau
standar itu.
Mintalah peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing peserta didik tentang bagaimana cara menilai dengan memberi
keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya tersebut dan bagaimana cara
memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
6. Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan, kepada
peserta didik dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi. Namun, antara
peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka
waktu perbaikan, misalnya setelah 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus
diserahkan kepada guru.

19
7. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika dianggap perlu,
undanglah orang tua peserta didik untuk diberi penjelasan tentang maksud dan
tujuan portofolio sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.12

Contoh format kisi-kisi instrumen portofolio sebagai berikut:


Hasil Penilaian
No. Indikator 3 1
2 (cukup)
(baik) (kurang)
1 Melengkapi komponen laporan: Judul,
Tabel data, Perhitungan Data,
Kesimpulan, dan Daftar Pustaka
2 Penyajian Data Pengukuran panjang,
massa, dan selang waktu dalam bentuk
tabel yang relevan.
3 Menentukan rata-rata data pengukuran:
panjang, massa, dan selang waktu.
4 Menyimpulkan data hasil pengukuran
yang telah dilakukan.
5 Menyerahkan laporan hasil pengukuran
sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Jumlah Skor yang Diperoleh

G. Penilaian Diri

12
Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita, Evaliasi Pembelajaran, (Bandung: Cipta Pustaka, 2015) hlm 65-
67

20
Penilaian diri (self assessment) ialah suatu teknik penilaian dimana subjek yang
ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan
tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian yang
berkaitan dengan kompetensi kognitif,afektif dan psikomotor. Dalam proses
pembelajaran di kelas berkaitan dengan kompetensi kognitif misalnya peserta didik
dapat diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir
sebagai hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu berdasarkan kriteria atau acuan
yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan kompetensi afektif misalnya peserta didik dapat diminta untuk
membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek sikap
tertentu. Sedangkan dengan kompetensi psikomotorik peserta didik dapat diminta
untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil
belajar berdasarkan kriteria yang telah disiapkan.
Adapun keuntungan dalam penggunaan teknik ini diantaranya sebagai berikut:
 Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik karna mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri.
 Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karna ketika
mereka melakukan penilaian harus melakukan intropeksi terhadap kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya.
 Dapat mendorong, membiasakan dan melatih peserta didik untuk berbuat
jujur karna mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan
penilaian.

Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan dengan cara yang
objektif. Oleh karna itu penilaian diri peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
 Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai
 Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan

21
 Merumuskan format penilaian dapat berupa pedoman penskoran, daftar
tanda cek atau skala rentang.
 Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
 Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak untuk mendorong peserta
didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
 Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Alat penilaian tertulis seperti pilihan ganda yang mengarah kepada hanya satu
jawaban yang benar (convergent thinking) tidak mampu menilai keterampilan lain
yang dimiliki peserta didik. Hal ini amat menghambat penguasaan beragam
kompetensi yang tercantumpada kurikulum secara utuh.
Alat penilaian pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup
untuk dijadikan umpan balik guna mengdiagnosis pengalaman belajar karna itu guru
hendaknya mengembangkan alat-alat penilaian yang membedakan antara jenis-jenis
kompetensi yang berbeda dari tiap tingkat pencapaian. Hasil penilaian dapat
menghasilkan rujukan terhadap pencapaian peserta didik dalam domain kognitif,
apektif, dan psikomotor sehingga hasil tersebut dapat menggambarkan profil peserta
didik secara lengkap.13
Contoh format penilaian diri sebagai berikut :
Format 1
Nama :
Kelas :

No Indikator Penilaian

0 1 2

13
Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Cipta Pustaka, 2015) hlm, 67-
71

22
1. Interaksi dan partisipasi dalam kelompok

2 Bekerja sama

3 Memberi kontribusi gagasan

4 Mengajukan pertanyaan

Kriteria :
0 = Tidak pernah/jelek
1 = Jarang/ cukup
2 = Sering/baik

Format 2
Nama :
Kelas :
No Indikator Penilaian
Ya Tidak
1. Interaksi dan partisipasi dalam kelompok
2. Bekerja sama
3. Memberi kontribusi gagasan
4. Mengajukan pertanyaan
5.
6.

Format 3
Nama :
Kelas :
Anggota kelompok :
Kegiatan kelompok :

23
Untuk pernyataan dibawah ini masing-masing penilaiannya dengan huruf A,B,C
sesuai dengan pendapatmu.
A = Selalu
B = Jarang
C = Tidak pernah

1. ______ Selama diskusi saya memberikan saran-saran kepada kelompok untuk


didiskusikan.
2. ______ Ketika kami berdiskusi, setiap anggota memberikan masukan untuk di
diskusikan.
3. _______ Semua anggota kelompok harus melakukan sesuatu dalam kegiatan
kelompok.
4. _______ Setiap anggota kelompok mengerjakan kegiatannya sendiri dalam
kegiatan kelompok.
5. Selama kegiatan kelompok saya:
_______ mendengarkan
_______ bertanya
_______ mengajukan gagasan/pendapat
_______ mengendalikan kelompok
_______ mengganggu kelompok
_______ tidur

Format 4
Nama :
Kelas :
Komentar Siswa :

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya/tidak).
Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat
nilai apabila kritesia penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai.
Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai
2. Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai
memberi nilai penguasaan tertentu karena pemberian nilai secara continuum di
mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
3. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan berbagai teknik atau cara diantaranya
yakni observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi.
4. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.
5. Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu
produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari
hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya. Penilaian produk meliputi
penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi
dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar),
barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam
6. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu.
7. Penilaian diri (self assessment) ialah suatu teknik penilaian dimana subjek yang
ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses

25
dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
tertentu.

B. Saran

Penulis sangat yakin jika makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
masukan yang membangun dari semua pihak sangat diperlukan untuk
menyempurnakannya.

26
DAFTAR RUJUKAN

Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita. Evaliasi Pembelajaran, (Bandung: Cipta Pustaka, 2015)
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta
Didik Sekolah Menengah Pertama, Jakarta 2013.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja RosdaKarya.
2007
H. Djaali dan Pudji Mulyono, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. (Jakarta: PT Grasindo,
2008
Hamalik, Oemar. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan,(Bandung: Mandar
Maju. 2009

27
18

28

Anda mungkin juga menyukai