Anda di halaman 1dari 17

TRANSPORTASI ZAT HARA

JURNAL

OLEH :

GEO JUANDORO
150301094
AGROEKOTEKNOLOGI II B

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016
TRANSPORTASI ZAT HARA

JURNAL

OLEH :

GEO JUANDORO
150301094
AGROEKOTEKNOLOGI II B

Jurnal Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikum di


Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

paper ini dengan baik.

Adapun jurnal ini berjudul “Transportasi Zat Hara” yang merupakan

salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium

Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada, Ir. Meiriani M.P; Ir. Ratna

Rosanti Lahay M.P; Ir. Lisa Mawarni M.P; Ir. Haryati M.P; dan Ir. Revandi I.M

Damanik M.Sc selaku dosen mata kuliah Fisiologi tumbuhan Laboratorium serta

kepada abang dan kakak asisten yang telah membimbing penulis dalam

menyelesaikan jurnal ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih terdapat

banyak kekurangan baik itu dari struktur penulisan maupun penyampaiannya.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat

memperbaiki dalam penulisan paper ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga paper ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum
Bahan dan Alat
Metode Praktikum

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Pembahasan

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Proses fisiologi yang berlangsung pada tumbuhan banyak banyak

berkaitan dengan air atau bahan-bahan (senyawa atau ion) yang terlarut didalam

air. Oleh sebab itu untuk mempelajari fisiologi perlu dipahami terlebih dahulu

sifat fisika dan kimia molekul air (Lakitan, 2006).

Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan berproduksi

secara optimal adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup didalam

tanah. Jika tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman,

maka pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut.

Setiap jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi,

kelebihan dan kekurangan masing-masing (Rivando, 2007)

Semua tanaman hijau memerlukan seperangkat dasar hara mineral yang

sama dan berbagai unsur digunakan oleh tanaman yang berbeda untuk

menghasilkan tujuan akhir yang sama. Satu atau dua kelompok mempunyai

kebutuhan khusus, seperti kebutuhan akan kobalt untuk membantu legum dalam

bersimbiosis dengan rhizobium, suatu bakteri pengikat nitrogen, atau kebutuhan

akan natrium oleh tanaman yang menggunakan alur fotosintesis C4 dan oleh

beberapa tanaman paya (gambut) dan tanaman gurun pasir (Fitter and Hay,2011),

Untuk berkembang maupun tumbuh subur pada tanah yang kering, suatu

tanaman haruslah melindungi dirinya dengan menyediakan air untuk menghindari

terhadap efek kekeringan udara, dan itu haruslah memiliki pengertian bahwa

keduanya mengganti zat yang hilang dan menyediakan air tambahan untuk

pertumbuhan (Barbour dkk., 2012).


Hubungan antara bahan organik dan bahan anorganik dikenal sebagai

siklus. Karena peredaran bahan dari komponen abiotik ke komponen biotik dan

kembali lagi ke komponen abiotik membentuk semacam lingkaran, maka disebut

juga siklus biogeokimia. Ada bermacam-macam siklus di alam yang telah

diketahui, diantaranya air, karbon, oksigen, fosfor, nitrogen, dan sulfur.

Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tanah, tumbuhan dan binatang baik

yang besar maupun yang kecil (Tjitrosomo, 2004).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan daerah

pengangkutan zat hara pada tanaman pacar air (Balsamina impatiens L.) dan

tanaman bayam duri (Amaranthus spinosus L.).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program

Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Dan

sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat

keseluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air

dan zat hara terlarut didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada

tumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut

yang terdiri dari xilem dan floem (Teddy, 2009).

Sebagian besar unsur hara dibutuhkan tanaman, diserap dari larutan tanah

melalui akar, kecuali karbon dan oksigen yang diserap dari udara oleh daun.

Penyerapan unsur hara secara umum lebih lambat dibandingkan dengan

penyerapan air oleh akar tanaman (Lakitan, 2009).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur hara, antara lain; a)

faktor air untuk melarutkan unsur hara atau zat mineral sehingga mudah menyerap

air, b) daya serap akar, tekanan setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan

akar dipengaruhi oleh besar kecilnya/tinggi rendahnya tumbuhan. Bukti adanya

tekanan/daya dari serap yang terjadi pada akar ini adalah pada batang yang

dipotong maka air tampak tergenang dipermukaan tunggaknya, c) daya isap daun

disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang besarnya

berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan)

(Lakitan, 2009)

Unsur hara merupakan bagian penting pada tanaman. Informasi

kebutuhan unsur hara sangat penting dimiliki petani, karena kesalahan dalam

pemberian pupuk mengakibatkan kualitas tanaman menurun. Tanaman

mengandung 50 unsur yang dibutuhkan selama pertumbuhan. Terdapat 16 unsur

esensial makro dan mikro. Unsur hara makro terdiri dari Carbon (C), Oksigen (O),
Hidrogen (H), Nitrogen (N), Fosfor (F), Kalium (K), Calcium (Ca), Magnesium

(Mg), Sulfur (S), sedangkan unsur hara mikro terdiri dari Besi (Fe), Mangan

(Mn), Seng (Zn), Molibenum (Mo), Boron (Bo), Tembaga (Cu), Dan Khlor (Cl)

(Irfianti dan Sulistyaningsih, 2012)

Bergeraknya unsur hara menuju akar ada beberapa cara, yaitu:

1.) Difusi, artinya gerakan ini hanya terjadi dalam jangka yang sangat pendek

selama pertumbuhan tanaman. 2.) Aliran masa, artinya terjadi gerakan ion-ion.

Aliran masa disebabkan adanya transpirasi dan drainase. 3.) Intersepsi, akar

tanaman menyebar di dalam tanah menempati ruang terbesar dari jumlah seluruh

ruang yang ditempati tanah. 4.) Transportasi aktif sistem, dengan cara menembus

membran penghalang dengan menggunakan energi ATP. Dari daerah

berkonsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah (Mukherji dan Ghosh, 2002).

Pada hakikatnya, terdapat dua cara pergerakan ion ke arah akar tanaman,

yaitu:1.) Dengan aliran masa dalam air bergerak masuk menembus tanah menuju

akar gradien potensial yang disebabkan oleh transportasi. 2.) Dengan difusi

gradien konsentrasi dihasilkan oleh pengkolin ion pada permukaan

akar.Kecepatan perpindahan aliran masa jauh lebih cepat dibandingkan proses

difusi tetapi kenyataanya ini hanya untuk beberap ion (Pandey dan Sinha, 2002).

Molekul dan ion merupakan kesatuan dari gerakan yang tidak beraturan

dalam tanah dan dapat diserap sebagai hara-hara yang dibutuhkan tanaman.

Gerakannya seperti Browman, bergerak dengan adanya konsentrasi. Ion-ion

masuk ke tanaman dengan gerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah

disebut dengan difusi (Stein, dkk, 2000).


Bahan kimia mengandung unsur hara esensial sangat mutlak dibutuhkan

tanaman. Ada bahan kimia yang kandungannya berupa unsur hara makro dan

dibutuhkan dalam jumlah banyak, ada juga bahan kimia yang kandungan nya

berupa unsur hara mikro dan dibutuhkan dalam jumlah hanya sedikit (Sutiyoso,

2004).

Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan

kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang

menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai

mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan

nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh

(Campbell dkk., 2000).

Untuk menyatakan status air atau perimbangan air dalam tubuh tumbuhan

dapat dilakukan dengan dua cara yang umum digunakan, yaitu satu diantaranya

berdasarkan atas energi air didalamnya jaringan tumbuhan yang lazim disebut

potensial air, dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan status

air dari jaringan tanaman dengan memakai istilah potensial air. Suatu jaringan

akan mengalami defisit air jika potensial air tersebut kurang atau lebih dari 0 (nol)

bar. Cara yang kedua adalah dengan mengukur kuantitas air dari suatu jaringan

kandungan airnya dan menyatakan dengan kondisi standart tertentu ( Zuljati,

2007).

Faktor yang mempengaruhi penyerapan air dan mineral dari tanah: _Akar

(muda/tua): penebalan dalam akar _Kondisi tanah: jenis tanah, pH, suhu,

pertukaran udara tanah. Dalam penyerapan unsur hara banyak faktor yang

mempengaruhi. Beberapa diantranya adalah: temperatur, cahaya, aerasi,


keasaman (pH), interaksi antar ion, pertumbuhan. Unsur hara yang ada di dalam

tubuh tumbuhan dapat lepas melalui beberapa cara, antara lain: pelindihan,

kebocoran membran, terutama pada sel-sel akar (Tjitrosomo, 2004 ).

Titik-titik dan garis-garis merah yang tampak setelah pemotongan

melintang dan membujur merupakan jaringan pembuluh kayu (xilem) yang dilalui

oleh larutan eosin pada saat digunakan sebagai bahan pada praktikum. Bila

sepotong pucuk dimasukkan ke dalam larutan pewarna seperti eosin (yang

mewarnai seluruh dinding sel jika larutan tersebut mengenainya), Larutan tersebut

akan diserap ke atas dalam batang, Pengamatan terhadap irisan melintang akan

menunjukkan bahwa hanya dekat permukaan batang yang dipotong semua sel

terwarnai, sedangkan pada bagian yang lain hanya dinding sel unsur-unsur xilem

yang terwarnai oleh larutan pewarna tersebut (Sutiyoso, 2004)


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program

Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, pada hari

senin,4 April 2016 pukul 15.00-16.40WIB pada ketinggian ± 25 mdpl.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman Pacar

Air (Balsamina impatient) dan tanaman Bayam Duri (Amaranthus spinous)

sebagai objek yang akan diamati, larutan Eosine sebagai media yang digunakan

untuk zat hara yang akan diserap oleh tanaman dan Vaselin sebagai zat untuk

penutup stomata.

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Tabung

Erlenmeyer sebagai wadah untuk larutan eosin dan tanaman yang akan diamati,

pisau silet/cutter sebagai alat untuk memotong dan mengkupas pangkal batang,

rol/penggaris sebagai alat untuk mengukur tinggi larutan eosin yang diserap oleh

tanaman, stopwatch sebagai alat untuk mengatur lamanya waktu pengamatan,

kalkulator sebagai alat untuk menghitung hasil pengamatan dan alat sanitasi

sebagai alat untuk membersihkan alat-alat laboratorium.

Prosedur Percobaan:

1. Disediakan tanaman Pacar Air (Balsamina impatient) dan tanaman Bayam

Duri (Amaranthus spinous) yang sama tinggi dan sama besarnya, tegak

lurus, masing-masing 2 batang.


2. Dipotong bagian pangkal akarnya dan dikupas kulit batangnya sepanjang 3

cm dari pangkalnya.
3. Diberi perlakuan masing-masing tanaman :
a. Tanaman I : pada bagian ujung pangkalnya diberi vaselin

(xylem+vaselin)
b. Tanaman II : pada bagian batang yang dikupas diberi vaselin

(floem+Vaseline).
4. Dimasukkan tanaman tersebut ke dalam tabung erleyenmeyer yang berisi

larutan eosine dan dibiarkan selama 30 menit.


5. Diukur ketinggian larutan eosin pada jaringan tanaman dan hitung laju

Tinggi larutan eosine


transportasi dengan rumus : V = Waktu

= mm/detik
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tanaman : Pacar Air (Balsamina impatient)

TINGGI LARUTAN
PERLAKUAN EOSIN SETELAH 30 V= mm/detik
MENIT
Xylem + Vaselin I 16,3 Cm 0,09 mm/det
Xylem + Vaselin II 10 Cm 0.05 mm/det
Floem + Vaselin I 18Cm 0,1 mm/det
Floem + Vaselin II 21,2 Cm 0,11 mm/det
Perhitungan:
Xilem + Vaselin I Floem + Vaselin
= 16,3 cm = 18 cm
30 m 30 m
=0,09 mm/s = 0,1 mm/s

Xylem + Vaselin II Floem + Vaselin II


=10 cm = 21,2 cm
30 m 30 m
=0,05 mm/s = 0,11 mm/s

Tanaman : Bayam Duri (Amaranthus spinous)

TINGGI LARUTAN
PERLAKUAN EOSIN SETELAH 30 V= mm/detik
MENIT
Xylem + Vaselin I 21,5 Cm 0,11 mm/det
Xylem + Vaselin II 49 Cm 0,19 mm/det
Floem + Vaselin II 24,5 Cm 0,272 mm/det
Floem + Vaselin II 18,5 Cm 0,10 mm/det
Perhitungan:
Xilem + Vaselin I Floem + Vaselin I
= 21,5 cm = 24,5 cm
30 m 30 m
= 0,11 mm/s = 0,272 mm/s

Xilem + Vaselin II Floem + Vaselin II


= 49 cm = 18,5 cm
30 30 m
=0,19 = 0,10 mm/s
Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa penyerapan

transportasi zat hara pada tanaman Pacar Air (Balsamina impatient) dengan

perlakuan Xylem+Vaselin I menghasilkan tinggi larutan eosin 163 mm dan

volumenya 0,09 mm/detik lebih rendah penyerapan transportasi zat haranya

dibandingkan dengan perlakuan Floem+Vaselin II. Sedangkan,penyerapan

transportasi zat hara pada tanaman Bayam Duri (Amaranthus spinous) dengan

perlakuan Xlem+Vaselin II menghasilkan tinggi 490 larutan eosin mm dan

Volumenya 0,19 mm/detik lebih tinggi penyerapan transportasi zat haranya

dibandingkan dengan perlakuan Floem+Vaselin I. Hal ini sesuai dengan literatur

Sutiyoso(2004) yang menyatakan bahwa fungsi floem adalah sebagai alat

transportasi zat anorganik yang mempunyai daya kapilaritas yang tinggi.

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat

ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.. Hal ini sesuai dengan literatur Teddy (2009).

yang menyatakan bahwa Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan

pengeluaran zat-zat keseluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat

rendah, penyerapan air dan zat hara terlarut didalamnya dilakukan melalui seluruh

bagian tubuh.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses penyerapan dan

transportasi zat hara,. Hal ini sesuai dengan literatur Lakitan, (2009) yang

menyatakan bahwa ; a) faktor air untuk melarutkan unsur hara atau zat mineral

sehingga mudah menyerap air, b) daya serap akar, tekanan setiap tumbuhan

berbeda-beda c) daya isap daun disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air


dari daun yang besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan

(intensitas penguapan.

.Hal ini sesuai dengan literatur Irfianti dan Sulistyaningsih, (2012) Unsur

hara makro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak,

contohnya: C, H,O, P, K, N, S, Ca, Mg. Unsur hara mikro yaitu unsur hara yang

diperlukan dalam jumlah sangat sedikit, contohnya: Fe, I, Cu, Zn, Mn, dan Co.

Hal ini sesuai dengan literatur Wilmer (2007) yang menyatakan bahwa unsur-

unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro

dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ

di dalam tubuh dalam jumlah yang cukup besar misalnya C, H,O, P, K, N, S, Ca,

Mg. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit

dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil misalnya

Fe, I, Cu, Zn, Mn, dan Co. Mineral non essensial adalah logam yang peranannya

dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan

sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup

yang bersangkutan.
KESIMPULAN

1. Perlakuan Xylem+Vaselin I menghasilkan tinggi larutan eosin 163 mm dan

volumenya 0,09 mm/detik lebih rendah penyerapan transportasi zat haranya

dibandingkan dengan perlakuan Floem+Vaselin II.


2. Transportasi zat hara pada tanaman Bayam Duri (Amaranthus spinous) dengan

perlakuan Xlem+Vaselin II menghasilkan tinggi 490 larutan eosin mm dan

Volumenya 0,19 mm/detik lebih tinggi penyerapan transportasi zat haranya

dibandingkan dengan perlakuan Floem+Vaselin I.


3. Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke

seluruh bagian tubuh tumbuhan


4. faktor yang mempengaruhi proses penyerapan dan transportasi zat hara a)

faktor air untuk melarutkan unsur hara atau zat mineral sehingga mudah

menyerap air, b) daya serap akar, tekanan setiap tumbuhan berbeda-beda c)

daya isap daun disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang

besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas

penguapan
5. Unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman ada 2, yaitu unsur hara mikro dan

unsur hara makro

6. Unsur Hara makro meliputi C, H,O, P, K, N, S, Ca, Mg

7. Unsur Hara mikro meliputi Fe, I, Cu, Zn, Mn, dan Co.
DAFTAR PUSTAKA

Barbour, M. G., B. A. Bonner, R. M. Thoruton, T. L. Rost, and G. J. Breckon.


2012. Laboratory studies in botany. Jhon Wilky and Sons Publishing, New
York
Campbell, N. A., J. B. Reece, dan L.G. Mitchell. 2000. Biologi Edisi ke 5 jilid 2.
Erlangga, Jakarta.

Fitter, A. H. dan R. K. M. Hay. 2011. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah


Mada University Press, Yogyakarta.

Irfianti, A. D dan E. Sulistyaningsih. 2012. Mobile Information System untuk


Mengidentifikasi Defisiensi Unsur Hara pada Daun. UGM Press.
Yogyakarta..

Lakitan. B. 2006. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja


Grafindo Persada, Jakarta..

Lakitan, Benjamin. 2009. Dasar-Dasar Fisiologi

Mukherji dan Ghosh. 2002. Plant Physiology. Tata Me Grow - Hill


Publishing Company. Limited, New Delh

Pandey, S dan B. Sinha. 2002. Plant Physiology. Vikas Publishing House PVT
LTD, New York..

Stein, K. R., E. B. James dan H. J. Shelley. 2000. Introductiory Plant


Biology Edition Eleven. McGrow Hill Migher Education, New York..

Sutiyoso, Y. 2004. Meramu Pupuk Hidroponik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Teddy, 2009 Penyerapan Zat dan Transportasi pada Tumbuhan. Modul


Pembelajaran Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Tjitrosomo, S. S. 1994. Botani Umum. Angkasa. Bandung.

Zuljati, 2007 Plant Physiology. Hat Arond Publication PVT LTD, New York.

Anda mungkin juga menyukai