22 096 Riyandi Pratama Putra - Kurva Sigmoid
22 096 Riyandi Pratama Putra - Kurva Sigmoid
LAPORAN
OLEH:
RIYANDI PRATAMA PUTRA
220301096
AGROTEKNOLOGI 2
LAPORAN
OLEH :
RIYANDI PRATAMA PUTRA
220301096
AGROTEKNOLOGI- 2
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
FAKULTAS PERTANIAN
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
Adapun judul laporan ini adalah “Kurva Sigmoid ” yang merupakan salah satu
serta abang dan kakak asisten laboratorium fisiologi tumbuhan yang telah membimbing
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terwujudnya
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………............iii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………....... iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………........v
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
Latar Belakang…………………………………………………………..... 1
Tujuan Praktikum ……………………………………………………........3
Kegunaan Penulisan …………………………………………………........3
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 4
Botani Tanaman Jagung (Zea mays L.) ………… ………………….….... 4
Syarat Tumbuh ………………………………………………………........7
Iklim ………………………………………………………………............ 7
Tanah ……………………………………………………………...............8
Botani Tanaman Kedelai (Glycine max L.) ……………….. …………..... 9
Syarat Tumbuh ………………………………………………………........12
Iklim ………………………………………………………........................ 12
Tanah …………………………………………………………...................13
Pertumbuhan dan Perkembangan ………………………………………....15
Kurva Sigmoid …………………………………………………................ 17
BAHAN DAN METODE......................................................................................... 19
Tempat dan Waktu Praktikum ……………………………………….…... 19
Bahan dan Alat …………………………………………………………....19
Prosedur Percobaan …………………………………………………….....19
PELAKSANAAN PERCOBAAN........................................................................... 21
Persiapan Lahan ………………………………………………………...... 21
Persiapan Media Tanam …………………………………………………..21
iii
Persiapan Benih ……………………………………………………….......22
Pembuatan Lubang Tanam …………………………………………..........22
Penanaman ……………………………………………………………...... 23
Pemeliharaan ……………………………………………………………...23
Penyiraman ……………………………………………………..................23
Penjarangan ……………………………………………………….............24
Pemupukan ……………………………………………………..................24
Parameter ……………………………………………………………….... 25
Tinggi Tanaman ……………………………………………….................. 25
Jumlah Daun ……………………………………………………............... 25
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 26
Hasil ………………………………………………………………............ 26
Pembahasan ………………………………………………………….........30
KESIMPULAN …………………………………………………………................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 38
LAMPIRAN..............................................................................................................42
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
Gambar 1. Persiapan lahan ……………………………………………….........21
Gambar 2. Persiapan media tanam ……………………………………….........21
Gambar 3. Persiapan benih ………………………………………………. .......22
Gambar 4. Pembuatan lubang tanam………………………………….............. 22
Gambar 5. Penanaman ………………………………………………............... 23
Gambar 6. Penyiraman ………………………………………………...............23
Gambar 7. Penjarangan ………………………………………………....... .......24
Gambar 8. Pemupukan ………………………………………………...............24
Gambar 9. Pengukuran tinggi tanaman ………………………………..............25
Gambar 10. Jumlah daun ………………………………………….................... 25
Gambar 11. Kurva pertumbuhan tinggi tanaman jagung (Zea mays L.)…........ 27
Gambar 12. Kurva pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) ………..........28
iv
Gambar 13. Kurva pertumbuhan tinggi tanaman kedelai (Glycine max L.).......329
Gambar 14. Kurva petumbuhan tanaman kedelai (Glycine max L.) ……......... 30
DAFTAR TABEL.....................................................................................................50
Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.)…………………………….... 50
Tabel 2. Jumlah daun jagung (Zea mays L.) ………………………………….. 52
Tabel 3. Tinggi tanaman Kedelai (Glycine max L.) …………………………...53
Tabel 4. jumlah daun kedelai(Glycine max L.)………………………………... 54
v
1
PENDAHULUAN
siklus hidupnya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ketersediaan meristem, hasil
(Zulkifli, 2013).
Besarnya pertumbuhan persatuan waktu disebut laju tumbuh. Laju tumbuh suatu
tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh
digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh pada kordinat dan waktu pada absisi,
maka grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk s atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid
(Latunra, 2014).
Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim yang termasuk dalam kelompok
Batang jagung terdiri dari buku dan ruas, dan setiap buku menghasilkan satu daun yang
tumbuh bersebelahan dengan daun lainnya. Bunga jantan dan betina jagung terletak pada
bagian yang berbeda pada satu tanaman, sehingga sering terjadi penyerbukan silang.
Jagung termasuk dalam tanaman hari pendek, di mana jumlah daunnya ditentukan saat
bunga jantan muncul dan tergantung pada faktor-faktor seperti genotipe, durasi penyinaran,
kurva sigmoid digunakan. Metode ini menggambarkan kurva pertumbuhan pada fase
vegetatif hingga mencapai titik tertentu karena pertumbuhan sel tanaman, dan kemudian
melambat. Pada periode awal, terjadi pertumbuhan eksponensial dengan laju yang cepat,
kemudian dilanjutkan dengan fase linier yang relatif lebih lama. Fase linier ini kemudian
diikuti oleh fase yang lajunya menurun atau sering disebut fase kematian. (Perwtasari,
et.al., 2015).
Kacang kedelai (Glycine max. L. Merrill) merupakan salah satu jenis kacang-
kacangan yang banyak diusahakan di Indonesia, seperti halnya kacang tanah dan kacang
hijau, akan tetapi pembudayaanya masih terbatas, terutama pada daerah tertentu seperti
mudah dibandingkan kacang kacang lainnya, karena mempunyai daya adaptasi yang tingi,
umur yang relative pendek, cocok ditanam di lahan yang kurang air di Indonesia ( Sumarji,
2013).
Kurva sigmoid memiliki empat tahap penting yaitu tahap pertama, pertumbuhan
lambat (lag phase). Pada tahap ini, pertumbuhan awal sangat lambat karena kondisi
lingkungan yang belum optimal. Kurva sigmoid pada tahap ini cenderung datar. Tahap
kedua yaitu tahap pertumbuhan eksponensial (log phase). Pada tahap ini, pertumbuhan
berlangsung sangat cepat karena kondisi lingkungan sudah optimal dan sumber daya yang
tersedia melimpah. Kurva sigmoid pada tahap ini cenderung naik secara tajam. Selanjutnya
yaitu tahap pertumbuhan melambat (stationary phase). Pada tahap ini, pertumbuhan mulai
melambat karena sumber daya yang tersedia mulai terbatas dan lingkungan tidak lagi
3
optimal. Kurva sigmoid pada tahap ini cenderung mendatar. Dan tahap terakhir adalah
tahap jenuh (death phase). Pada tahap ini, pertumbuhan berhenti dan bahkan bisa terjadi
penurunan populasi karena kondisi lingkungan sudah sangat tidak mendukung untuk
kelangsungan hidup. Kurva sigmoid pada tahap ini cenderung menurun (Pavlov dan
Krivushin, 2019).
Setiap bagian tubuh makhluk hidup pasti menjadi tempat daerah pertumbuhan dan
perkembangan, termasuk pada tumbuhan bahkan hingga pada unit terkecil penyusun suatu
makhluk hidup. Karena pada bagian inilah pertumbuhan terjadi sehingga menambah
volume serta ukuran tubuh dari suatu makhluk hidup. Perbedaan yang terdapat pada sel
penyusun antara sel hewan dan tumbuhan, membedakan kedua kelompok ini secara
signifikan. Pada tumbuhan, daerah petumbuhan dapat terjadi pada dua tempat, yaitu pada
daerah meristematik atau daerah pertumbuhan utama serta daerah pertumbuhan sekunder
(Suparmuji, 2013).
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan dan
perkembangan tanaman Jagung (Zea mays L.) dan kacang kedelai (Glycine max L.)
Kegunaan Penulisan
Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Jagung adalah tanaman serealia yang berasal dari benua Amerika, tepatnya dari
negara Meksiko. Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman rumputrumputan dengan
tipe biji monokotil. Di Indonesia, jagung digunakan untuk pakan ternak, serta bahan dasar
industri makanan dan minuman, tepung, minyak, dan lain-lain. Tanaman jagung mulai
Subdivisio Poales (Graminales), Famili Poaceae (Graminae), Genus Zea, Spesies Zea
mays. Berdasarkan bentuk dan struktur biji serta endospermnya, jagung dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : Jagung mutiara (Z. mays indurate), jagung gigi kuda (Z.
mays indentata), jagung manis (Z. mays saccharata), jagung pod (Z. tunicate sturt), jagung
berondong (Z. mays everta), jagung pulut (Z. ceritina Kulesh), jagung QPM (Quality
Protein Maize), dan jagung minyak yang tinggi (High Oil) (Riwandi, dkk., 2014).
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b)
akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang
berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah
5
plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar 14 seminal akan berhenti pada
fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil,
kemudian setelah takar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus
keatas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang
menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung.
Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Perkembangan akar jagung
(kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan
kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator
toleransi Aluminium. Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya terpotong dan
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan
terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang
menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang
memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh
(bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Batang tanaman jagung silindris dan tidak
berlubang seperti halnya batang tanaman padi. Batang tanaman jagung yang masih muda
(hijau) rasanya manis karena cukup banyak mengandung zat gula. Rata-rata panjang
(tinggi) tanaman jagung antara satu sampai tiga meter di atas permukaan tanah (Irma F.,
2016).
Tinggi batang jagung berkisar antara 150 sampai dengan 250 cm yang terbungkus
oleh pelepah daun yang berselang-seling berasal dari setiap buku. Ruasruas bagian atas
berbentuk silindris, sedangkan bagian bawah agak bulat pipih. Tunas batang yang telah
6
berkembang menghasilkan tajuk bunga betina. Percabangan (batang liar) pada jagung
umumnya terbentuk pada pangkal batang. Batang liar adalah batang sekunder yang
berkembang pada ketiak daun terbawah dekat permukaan tanah (Riwandi et al., 2014).
Jumlah daun jagung bervariasi antara 8 helai sampai dengan 15 helai, berwarna
hijau berbentuk pita tanpa tangkai daun. Daun jagung terdiri atas kelopak daun, lidah daun
(ligula) dan helai daun yang memanjang seperti pita dengan ujung meruncing. Pelepah
daun berfungsi untuk membungkus batang. Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai
jumlah daun relatif lebih banyak dibandingkan dengan tanaman jagung yang tumbuh di
Biji jagung merupakan jenis serealia dengan ukuran biji terbesar dengan berat rata-
rata 250-300 mg. biji jagung memiliki bentuk tipis dan bulat melebar yang merupakan hasil
pembentukan dari pertumbuhan biji jagung. Biji jagung diklasifikasikan sebagai kariopsis.
Hal ini disebabkan biji jagung memiliki struktur embrio yang sempurna. Serta nutrisi yang
dibutuhkan oleh individu baru untuk pertumbuhan dan perkembangan menjadi tanaman
Tanaman jagung disebut juga tanaman berumah satu, karena bunga jantan dan
betina terdapat dalam satu tanaman, tetapi letaknya terpisah. Bunga jantan dalam bentuk
malai terletak di pucuk tanaman. sedangkan bunga betina pada tongkol yang terletak kira-
kira pada pertengahan tinggi batang. Biji jagung mempunyai bagian kulit buah, daging, dan
Sistem perakaran tanaman jagung merupakan akar serabut dengan 3 macam akar
yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Pertumbuhan akar ini melambat setelah
7
plumula muncul kepermukaan tanah. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang
dari buku di ujung mesokotil, selanjutnya berkembang dari tiap buku secara berurutan ke
atas hingga 7 sampai dengan 10 buku yang terdapat di bawah permukaan tanah. Akar
adventif berperan dalam pengambilan air dan unsur hara. Akar udara adalah akar yang
muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah yang berfungsi sebagai penyangga
supaya tanaman jagung tidak mudah rebah. Akar tersebut juga membantu penyerapan unsur
Syarat Tumbuh
Iklim
Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung pada umumnya antara 200 sampai
dengan 300 mm per bulan atau yang memiliki curah hujan tahunan antara 800 sampai
dengan 1200 mm. Saat tanam jagung tidak tergantung pada musim, namun tergantung pada
ketersediaan air yang cukup. Kalau pengairannya cukup, penanaman jagung pada musim
(Riwandi et al.,2014).
Jagung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di wilayah dengan iklim yang
hangat dan lembab, serta memiliki curah hujan yang cukup tinggi selama musim tumbuh.
Suhu yang ideal untuk pertumbuhan jagung adalah antara 20-30 derajat Celsius, namun
tanaman ini juga dapat bertahan pada suhu yang lebih tinggi. Selain itu, jagung
memerlukan sinar matahari yang cukup dan tanah yang kaya akan nutrisi serta memiliki
tingkat keasaman (pH) yang sesuai. Hal-hal ini penting untuk memastikan jagung dapat
8
tumbuh dengan optimal dan menghasilkan hasil panen yang memuaskan (Hufford et al.,
2013)
Ketinggian tempat yang baik untuk usaha jagung di wilayah irigasi Cikaso Hulu,
Kabupaten Tasikmalaya berkisar antara 400-800 meter di atas permukaan laut. Hal ini
disebabkan oleh iklim di daerah tersebut yang cenderung sejuk dan lembab, serta memiliki
curah hujan yang cukup tinggi. Ketinggian yang sesuai juga dapat mempengaruhi kondisi
tanah, seperti kadar air dan kelembaban, yang memengaruhi pertumbuhan dan produktivitas
tanaman jagung. Namun, penentuan ketinggian tempat yang baik untuk usaha jagung perlu
lahan, dan teknik budidaya yang diterapkan. (Setiawan dan kusumadewi, 2019)
Iklim tropis dengan suhu udara rata-rata sekitar 24-30°C dan kelembaban relatif
sekitar 70-90%. Iklim yang relatif lembap dan bercurah hujan cukup tinggi dapat
mempengaruhi ketersediaan air dan nutrisi dalam tanah yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung. Selain itu, kelembaban udara yang cukup
tinggi juga dapat membantu meminimalkan kehilangan air dalam tanaman jagung akibat
Tanah
macam tanah dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Di samping itu drainase
dan aerasi yang baik serta pengelolaan yang bagus akan membantu keberhasilan
Jagung merupakan jenis tanaman yang juga memiliki daya adaptasi yang tinggi dan
dapat di budidayakan pada hampir di berbagai macam jenis tanah, termasuk tanah gambut
yang sudah diperbaiki. Kriteria tanah yang cocok untuk tanaman jagung adalah tanah yang
gembur atau remah, subur, drainase bagus, pH netral (5,5 -7), serta cukup air
(Jumadi et al.,2018).
Sistem perakaran tanaman jagung merupakan akar serabut dengan 3 macam akar
yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Pertumbuhan akar ini melambat setelah
plumula muncul kepermukaan tanah. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang
dari buku di ujung mesokotil, selanjutnya berkembang dari tiap buku secara berurutan ke
atas hingga 7 sampai dengan 10 buku yang terdapat di bawah permukaan tanah. Akar
adventif berperan dalam pengambilan air dan unsur hara. Akar udara adalah akar yang
muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah yang berfungsi sebagai penyangga
supaya tanaman jagung tidak mudah rebah. Akar tersebut juga membantu penyerapan unsur
Tanah yang baik untuk pertumbuhan jagung harus memiliki pH yang sesuai, yakni
sekitar 6,0 hingga 7,5. Tanah yang terlalu asam atau terlalu basa dapat menghambat
pertumbuhan tanaman jagung dan mempengaruhi ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Selain
itu, tanah juga harus memiliki kandungan nutrisi yang cukup, terutama unsur hara seperti
nitrogen, fosfor, dan kalium. Unsur-unsur hara ini diperlukan untuk pertumbuhan tanaman
jagung yang optimal dan menghasilkan hasil panen yang memuaskan. (Hufford et al.,
2013)
10
SM.Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16 yang tepatnya berada di pulau
jawa kemudian berkembang pulau- pulau lainnya.Nama botani dan nama ilmia tanaman
kedelai telah disepakati, yaitu (Glycine max L.). Tanaman kedelai mempunyai klasifikasi
Kedelai merupakan salah satu jenis tanaman legum yang bermanfaat bagi manusia
dan hewan. Kedelai memiliki beberapa keunggulan, di antaranya adalah sebagai sumber
protein nabati yang tinggi dan sebagai sumber isoflavon yang bermanfaat untuk kesehatan.
(Purwoko,2015)
Kedelai (Glycine max) adalah tanaman polong-polongan yang berasal dari Asia
Timur. Tanaman ini memiliki sistem akar yang dalam dan berbentuk serabut, serta
memiliki batang yang bulat dan tebal dengan daun-daun majemuk yang tersusun secara
bergilir. Bunga kedelai berwarna putih atau ungu pucat dan polong tumbuh dalam
kelompok 2-5 buah per ketiak. Kedelai juga memiliki kemampuan untuk mengikat nitrogen
atmosfer dan membentuk simbiosis dengan bakteri Rhizobium, sehingga tanaman ini
memiliki kemampuan untuk tumbuh di tanah yang kurang subur. Kedelai banyak
dibudidayakan sebagai sumber pangan dan pakan ternak karena kandungan protein, serat,
vitamin, dan mineralnya yang tinggi. Kedelai juga digunakan dalam berbagai produk
olahan seperti tahu, tempe, susu kedelai, dan minyak kedelai (Singh et al., 2017).
11
Kedelai memiliki akar yang berbentuk serabut, batang yang bulat dan tebal dengan
diameter antara 3-10 mm, daun majemuk dengan daun-daun kecil yang tersusun secara
bergilir, bunga berwarna putih atau ungu pucat dengan diameter sekitar 1 cm, polong yang
bulat dan memanjang berwarna hijau kekuningan hingga coklat, dan benih yang bulat atau
lonjong dengan diameter sekitar 5-8 mm. Polong tumbuh dalam kelompok 2-5 buah per
ketiak, sementara bunga terbentuk pada ketiak daun dengan kelompok 1-5 bunga per ketiak
daun kecil dan bulat, bunga berwarna ungu atau putih, serta buah polong yang berisi biji.
Kedelai juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki kualitas tanah melalui fiksasi
nitrogen dalam hubungannya dengan bakteri Rhizobia yang hidup di akarnya (Li et al.,
2018)
Perkembangan tanaman kedelai yang dapat dibagi menjadi enam fase utama, yaitu
fase benih, fase vegetatif, fase pembentukan bunga, fase pembentukan polong, fase
pengisian biji, dan fase kematangan. Pada tahap benih, bibit akan mengeluarkan akar dan
tunas pertama. Pada fase vegetatif, tanaman akan tumbuh daun dan batang yang kuat. Pada
fase pembentukan bunga, bunga mulai terbentuk dan kelopak bunga mulai terlihat. Pada
fase pembentukan polong, bunga akan menjadi polong. Pada fase pengisian biji, biji mulai
terisi dan berat polong meningkat. Dan pada tahap kematangan, biji telah matang dan siap
untuk dipanen. Penting untuk memahami setiap tahap perkembangan kedelai agar dapat
melakukan perawatan dan pemeliharaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman
Sistem perakaran kedelai terdiri dari akar utama yang tumbuh dengan kecepatan
yang cukup lambat pada awal pertumbuhan dan akar cabang yang berkembang dengan
cepat untuk menyerap unsur hara dan air. Sistem akar kedelai terletak di lapisan atas tanah,
dengan akar utama yang tumbuh hingga kedalaman 1-1,5 meter dalam tanah. Akar utama
kemudian bercabang menjadi akar-akar lateral yang lebih kecil dan dapat menjangkau lebih
banyak sumber nutrisi dalam tanah. Sistem perakaran yang kuat dan baik adalah penting
untuk menjaga kestabilan tanaman dan meningkatkan produktivitas tanaman. Selain itu,
sistem perakaran yang kuat dapat membantu tanaman kedelai untuk lebih tahan terhadap
kondisi lingkungan yang ekstrem seperti kekeringan atau banjir, sehingga menjaga
Kedelai memiliki batang tidak berkayu , berjenis perdu atau semak, berbulu,
berbentuk bulat, berwarna hijau dan memiliki panjang yang bervariasi bekisar 30-100 cm..
Tanaman kedelai mampu membentuk 3-6 cabang. percabangan pada tanaman kedelai akan
tumbuh daat tinggi tanaman kedelai sudah mencapai 20 cm. Jumlah cabang pada tanaman
Syarat Tumbuh
Iklim
Pada umumnya, budidaya kedelai memerlukan waktu sekitar 3-4 bulan sejak masa
tanam hingga panen. Waktu penanaman terbaik adalah saat musim hujan, karena
kelembaban tanah yang cukup akan mendukung pertumbuhan tanaman kedelai dengan baik
(Purwoko,2015).
13
Tanaman kedelai dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada iklim yang
hangat dan lembab. Tanaman ini membutuhkan suhu udara yang optimal antara 20-30°C,
dengan suhu tanah sekitar 15-20°C. Kedelai juga membutuhkan sinar matahari yang cukup
dan tahan terhadap suhu ekstrem. Periode vegetatif yang optimal untuk pertumbuhan
tanaman kedelai adalah 80-110 hari tergantung pada varietasnya. Tanaman kedelai juga
membutuhkan curah hujan yang cukup, kisaran antara 600-1200 mm per tahun, terutama
pada periode pembentukan bunga dan buah. Pada daerah dengan curah hujan rendah,
tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik jika disediakan irigasi yang cukup. Selain itu,
tanaman kedelai juga dapat tumbuh dengan baik pada tanah kering dengan menggunakan
teknologi pertanian yang tepat seperti pengolahan tanah yang baik, penggunaan varietas
tahan kekeringan, dan pengaturan jadwal tanam yang tepat. (Singh et al., 2017).
Suhu dan iklim yang tepat sangat penting dalam memastikan pertumbuhan tanaman
kedelai yang sehat. Suhu yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kedelai adalah antara
20-30°C, dan iklim yang ideal adalah iklim sedang dengan curah hujan sekitar 600-1200
mm per tahun. Meskipun demikian, tanaman kedelai juga bisa tumbuh di daerah dengan
curah hujan lebih rendah atau lebih tinggi tergantung pada kondisi tanah dan pasokan air
yang tersedia. Tanaman kedelai membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk melakukan
proses fotosintesis sehingga dianjurkan untuk menanam tanaman di area yang terkena sinar
matahari secara langsung. Selain itu, tanaman kedelai juga rawan terhadap serangan hama
dan penyakit, sehingga diperlukan tindakan pencegahan dan pengendalian yang tepat untuk
optimal dan menghasilkan panen yang maksimal. Paparan cahaya matahari juga penting
untuk pertumbuhan tanaman, tetapi harus dijaga agar tidak terlalu banyak sehingga
Tanah
Budidaya kedelai dapat dilakukan di berbagai jenis tanah, namun lebih cocok
ditanam di tanah berpasir atau berlempung dengan pH 6-7. Kedelai membutuhkan cahaya
matahari yang cukup dan kelembaban yang moderat. Tanaman kedelai memerlukan pupuk
yang mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. Penggunaan pupuk organik seperti
Tanah yang baik untuk tumbuh bagi tanaman kedelai adalah tanah yang memiliki
pH sekitar 6,0-7,0 dan memiliki ketersediaan unsur hara yang cukup, terutama nitrogen,
fosfor, dan kalium. Tanah yang gembur, dengan struktur tanah yang baik dan drainase yang
cukup, juga dapat mendukung pertumbuhan tanaman kedelai. Selain itu, tanah yang
memiliki kemampuan untuk mempertahankan kelembaban tanah dan ketersediaan air yang
cukup juga akan memperbaiki pertumbuhan tanaman kedelai. Tanaman kedelai juga
memiliki kemampuan untuk mengikat nitrogen atmosfer dan membentuk simbiosis dengan
bakteri Rhizobium, sehingga tanah yang memiliki populasi Rhizobium yang tinggi juga
Untuk menumbuhkan tanaman kedelai dengan baik, diperlukan tanah yang memiliki
beberapa kriteria yang optimal. Salah satu kriteria tersebut adalah tersedianya air yang
mencukupi, selain itu pH tanah yang ideal adalah netral hingga sedikit asam, yaitu antara 6-
15
7,5. Tanah yang mengandung bahan organik yang cukup dan ketersediaan unsur hara
makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium juga menjadi syarat penting. Selain itu, tanah
yang terlalu berpasir atau terlalu berat seperti tanah liat berat dapat menghambat
pertumbuhan tanaman kedelai. Agar akar tanaman tidak tergenang air, tanah harus
Terdapat beberapa faktor yang harus dipenuhi oleh tanah agar dapat dianggap
sebagai tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman kedelai. Pertama, tekstur tanah harus
berada dalam kisaran sedang hingga berat sehingga dapat mempertahankan kelembaban
dan nutrisi yang cukup untuk tanaman. Selanjutnya, pH tanah harus berada di antara 6
hingga 7 agar tidak terlalu asam atau basa. Tanah yang ideal juga harus memiliki
kedalaman minimal 60 cm untuk mendukung perkembangan akar yang baik dan optimal.
Selain itu, tingkat kejenuhan tanah harus berada dalam kisaran 50-60% untuk memberikan
kondisi yang optimal bagi tanaman kedelai. Tanah yang memenuhi semua kriteria ini akan
memberikan potensi hasil yang tinggi bagi tanaman kedelai di dalamnya (Specht et al.,
2014)
tubuh akibat bertambahnya sel-sel tubuh makhluk hidup, proses ini tidak dapat dibalik atau
dikembalikan serta dapat diukur dengan satuan pengukuran tertentu dan dapat dinyatakan
dengan suatu satuan karena bersifat kuantitatif. Misal, bertambahnya ukuran panjang
batang pada tanaman jagung ri 5 cm menjadi 7 cm, atau pertambahan banyaknya daun
(Suparmuji, 2013).
16
diukur dari bertambah besar dan tingginya organ tumbuhan, sedangkan perkembangan
tanaman dapat dilihat dengan adanya perubahan pada bentuk organ batang, akar dan daun,
munculnya bunga serta terbentuknya buah. Pertambahan ukuran tubuh tumbuhan secara
keseluruhan merupakan hasil dari pertambahan jumlah dan ukuran sel. (Agustina et al.,
2018)
fungsi-fungsi fisiologi organ-organ tubuh yang telah menjadi lebih sempuma. Prosesnya
tidak sama, meski pada makhluk hidup yang memiliki indukan yang sama. Kemudian, pada
proses ini tidak dapat dinyatakan dengan suatu ukuran tertentu karena bersifat kualitatif
sehingga tidak dapat diukur dengan satuan pengukuran. Contoh dari proses ini adalah
waktu siapnya suatu tumbuhan untuk berbunga dan berbuah, atau ketika telah terjadi
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, jumlah
sel atau protoplasma yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Pertumbuhan
dan perkembangan terjadi pada makhluk hidup, baik pada manusia, hewan, maupun
dari dalam tanaman itu sendiri maupun yang berasal dari luar tanaman. Faktor
yang berasal dari dalam tanaman dikenal sebagai factor genetik, sedangkan yang
berasal dari luar tanaman dikenal sebagai faktor lingkungan atau faktor keliling.
yang erat. Pengukuran hanya dapat dilakukan terhadap komponen tumbuh atau
hasil dari fenotip tanaman. Oleh karena itu, sifat genetik merupakan faktor
bawaan tanaman sebagai potensi kemunculan sifat jika faktor luar yang
komposisi udara (gas) dalam tanah, reaksi tanah (pH), suplai unsur hara, dan
Kurva Simoid
tertinggi terjadi pada kehidupan awal, kemudian mengalami peningkatan secara perlahan
sampai mencapai konstan saat ternak tua.Ketika bobot badan selama hidup diplotkan
sebagai fungsi dari umur dan waktu, ternak memproduksi sebuah kurva karateristik
lahir hingga mencapai titik infleksi. Fase percepatan ini ditandai dengan adanya perubahan
bentuk, pertambahan bobot badan, pertumbuhan ukuran tubuh. (Salman et al., 2015)
Kurva membentuk tiga fase utama dalam pertumbuhan tanaman yaitu : fase
logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada fase logaritmik, ukuran (v) bertambah secara
18
eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa laju pertumbuhan (dv/dt) lambat
pada awalnya, tapi kemudian terus meningkat. Pada fase linier, pertambahan ukuran
berlangsung secara konstan.Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun
sigmoidal, di mana pertumbuhan awalnya lambat, kemudian meningkat pesat pada periode
yang stabil. Kurva sigmoid dapat digunakan untuk merepresentasikan model matematika
Kurva sigmoid dapat digunakan untuk memprediksi waktu yang tepat untuk
parameter seperti berat buah, tinggi tanaman, atau jumlah daun, dan kemudian
memperkirakan waktu panen yang ideal. Dan kurva sigmoid dapat digunakan dalam
yang berbeda atau dengan perlakuan yang berbeda. Dalam hal ini, kurva sigmoid dapat
digunakan untuk membandingkan tingkat pertumbuhan antara tanaman yang diberi pupuk
dengan yang tidak diberi, atau antara tanaman yang ditanam di kondisi lingkungan yang
Medan yang dilaksanakan pada hari Kamis,02 Maret 2023 sampai dengan selesai.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung (Zea mays
L.) dan benih kedelai (Glycine max L.) sebagai sampel tumbuhan yang akan diamati
pertumbuhannya, tanah topsoil dan kompos sebagai media tanam dengan perbandingan 2:1
20
dan polybag 10 Kg dengan ukuran 35 x 40 sebagai tempat media tanam, air untuk
menyiram tanaman Jagung dan Kedelai, plang untuk tanda per grup, serta label sebagai
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul sebagai alat untuk
mengolah lahan, meteran sebagai alat untuk mengukur luas lahan, gembor sebagai alat
untuk menyiram tanaman, buku data sebagai tempat untuk menuliskan data, penggaris
sebagai alat untuk mengukur tinggi tanaman, serta alat tulis yang membantu dalam preoses
Prosedur Percobaan
➢ Diisi media tanam kedalam polybag yaitu campuran topsoil dan kompos dengan
perbandingan 2:1
➢ Direndam benih jagng dan kedelai yang mau ditanaman dalam air selama 15 menit
➢ Dibuat 2 lubang tanam pada setiap polybag dengan jaraj tanam 5 cm ditengah dengan
➢ Digambar grafik kurva sigmoid di akhir pengamatan tinggi dan jumlah daun.
21
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
dibersihkan lahan dari gulma dan diukur lahan dengan ukuran panjang lahan 22.8 dan lebar
lahan 15 cm.
22
Persiapan media tanam dengan mencampurkan tanah topsoil dan kompos dengan
Persiapan Benih
Benih jagung dan kedelai direndam terlebih dahulu selama 15 menit, benih yang
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 2 cm atau 2 ruas jari tangan telunjuk, setiap
Penanaman
Penanaman dilakukan di media tanam yang sudah ada lubang tanam lalu dipilih
Pemeliharaan
Penyiraman
24
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, penyiraman dilakukan agar benih
Gambar 6. Penyiraman
Penjarangan
Dilakukann pemotongan tanaman pada salah satu tanaman yang baik/ bagus agar
Gambar 7. Penjarangan
Pemupukan
25
Diberikan pupuk kedalam polybag jagung dan kedelai dengan jenis pupuk untuk
tanaman jagung adalah urea (1.8 gr), kcl (0.5 gr), sp 36 (0.75 gr). Pupuk untuk tanaman
kedelai jenis pupuknya adalah tsp (0.45 gr), urea (0.25 gr), kcl (0.25 gr).
Gambar 8. Pemupukan
Parameter Pengamatan
Tinggi tanaman
Data tinggi tanaman diambil satu minggu sekali setiap hari selasa untuk tinggi
tanaman jagung dan kamis untuk tanaman kedelai, pengurukan dilakukan dengan
menggunakan meteran.
Jumlah Daun
Perhitungan jumlah daun tanaman dilakukan setiap satu minggu sekali pada hari
selasa dan untuk tanaman kedelai dilakukan pada hari selasa. Jumlah daun nya dihitung
TINGGI TANAMAN
120
Tinggi Tanaman (cm)
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MINGGU SETELAH TANAM (MST)
Gambar 13. Kurva Pertumbuhan Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.)
JUMLAH DAUN
120
100
80
JUMLAH DAUN
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 12. Kurva Pertumbuhan Jumlah Daun Jagung (Zea mays L.)
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, diperoleh tinggi tanaman
kedelai selama 9 MST yang dilihat pada tabel berikut.
29
TINGGI TANAMAN
120
100
Tinggi Tanaman (cm)
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MINGGU SETELAH TANAM (MST)
Gambar 13. Kurva Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kedelai (Glycine max L.)
JUMLAH DAUN
120
100
80
Jumlah Daun
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MINGGU SETELAH TANAM (MST)
Pembahasan
Pertumbuhan ini akan terus berlangsung sampai mencapai suatu titik dimana sel akan
digambarkan dalam bentuk kurva yang disebut sebagai kurva sigmoid. Kurva sigmoid
pertambahan dan perlambatan. Hal ini sesuai dengan literatur Salman et al., (2015) yang
32
menyatakan bahwa Pola pertumbuhan sebagai bentuk yang sederhana dengan laju
Pertumbuhan merupakan salah satu sifat yang menandakan bahwa tanaman itu
hidup. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai adanya perubahan bentuk seperti bertambah
jumlah, ukuran, dan volume secara fisik pada mahluk hidup dikarenakan bertambahnya
jumlah sel yang diikuti dengan pembesaran ukuran sel-sel yang membentuk makhluk hidup
tersebut. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif dan bersifat irreversible yang artinya
tidak dapat kembali. Hal ini sesuai dengan literatur Anggun dan Wawan (2018) yang
menyatakan bahwa Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume,
bobot, jumlah sel atau protoplasma yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal).
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi pada makhluk hidup, baik pada manusia, hewan,
maupun tumbuhan.
kematangan fungsi sel atau organ. Dalam proses ini sel dan organ yang berperan pada masa
perkembangan dapat disebut sebagai proses diferensiasi atau spesialisasi sel atau bagian-
bagian tumbuhan yang berubah menjadi dewasa (memiliki fungsi khusus). Perkembangan
tidak dapat diukur secara kuantitatif layaknya pertumbuhan. Hal ini seuai dengan literatur
proses menuju kedewasaan, ketika fungsi-fungsi fisiologi organ-organ tubuh yang telah
33
menjadi lebih sempuma. Prosesnya tidak sama, meski pada makhluk hidup yang memiliki
indukan yang sama. Kemudian, pada proses ini tidak dapat dinyatakan dengan suatu ukuran
tertentu karena bersifat kualitatif sehingga tidak dapat diukur dengan satuan pengukuran.
Pertumbuhan dan perkembangan di pengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal (genetik) berasal dari dalam tubuh tanaman tersebut
yang diwariskan di dalam gennya dari tetuanya, meliput gen dan hormone. Sedangkan
faktor luar meliputi temperatur, suplai air, sinar matahari, susunan atmosfir, komposisi
udara (gas) dalam tanah, reaksi tanah (pH), suplai unsur hara, dan faktor biotik. Hal ini
berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam tanaman itu sendiri maupun yang berasal dari
luar tanaman. Faktor yang berasal dari dalam tanaman dikenal sebagai faktor genetic.
sinar matahari, pH tanah dan kelembapan. Unsur hara merupakan salah faktor yang penting
bagi pertumbuhan. Oleh karena itu digunakan pupuk kompos agar kandungan hara tersedia
di dalam tanah ketika akar mulai mencari unsur hara di dalam tanah. Penggunaan polybag
penggunaan polybag Pupuk SP36 mengadung fosfat yang membantu pembentukan akar
sehingga lebih kuat. Pemberian pupuk urea dilakukan agar mempercepat pertumbuhan
tinggi, cabang dan daun tanaman. Pemberian pupuk KCl bertujuan memperkuat batang dan
memperkuat resistensi tanaman terhadap stress dan serangan penyakit pada masa
34
pertumbuhan, serta meningkatkan hasil panen. Hal ini sesuai dengan literature Sufardi
(2019) yang menyatakan bahwa faktor yang berasal dari luar tanaman dikenal sebagai
faktor lingkungan atau faktor keliling. Bagi tumbuhan, factor lingkungan yang terpenting
meliputi: temperatur, suplai air, sinar matahari, susunan atmosfir, komposisi udara (gas)
dalam tanah, reaksi tanah (pH), suplai unsur hara, dan faktor biotik.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diketahui tinggi tanaman dan jumlah
daun jagung dan kedelai. Didapatkan tinggi tanaman jagung pada MST ke 1 : 14 cm, pada
MST ke 2 : 32,94 cm, pada MST ke 3 : 43,6 cm, pada MST ke 4 : 55 cm, pada MST ke 5 :
91,44 cm, pada MST ke 6 : 104, 8 cm, pada MST ke 7 : 115,3 cm, pada MST ke 8 : 126,8
cm, dan pada MST ke 9 : 126,8 cm. Dan didapatkan tinggi tanaman kedelai pada MST ke 1
: 4,34 cm, pada MST ke 2 : 5,34 cm, pada MST ke 3 : 12,94 cm, pada MST ke 4 : 18,5 cm,
pada MST ke 5 : 23,4 cm, pada MST ke 6 : 27,5 cm, pada MST ke 7 : 29 cm, pada MST ke
8 : 32,4 cm, dan Pada MST ke 9 : 32,4 cm. Hal ini terjadi karena jagung dan kedelai terus
melakukan pertumbuhan akibat sel yang terus membelah dan memanjang. Hal ini sesuai
sebagai suatu proses bertambahnya ukuran atau volume tubuh akibat bertambahnya sel-sel
Selain tinggi tanaman didapatkan data rata- rata jumlah daun pada tanaman jagung
dan kedelai. Jumlah daun pada jagung MST ke 1 : 3 buah, pada MST ke 2 : 4 helai, pada
MST ke 3 : 5,2 helai, pada MST ke 4 : 6,4 helai, pada MST ke 5 : 7,6 helai, pada MST ke 6
: 9,6 helai, pada MST ke 7 : 11 helai, pada MST ke 8 : 15,8 helai, dan pada MST ke 9 : 15,8
helai. Dan jumlah daun pada tanaman kedelai MST ke 1 : 0 , pada MST ke 2 : 1 helai , pada
35
MST ke 3 : 2,8 helai , pada MST ke 4 : 4 helai , pada MST ke 5 : 9,2 helai, pada MST ke
6 : 15 helai, pada MST ke 7 : 17,2 helai, pada MST ke 8 : 19,8 helai, dan Pada MST ke 9 :
19,8 helai. Hal ini terjadi karena jagung dan kedelai terus melakukan pertumbuhan dan
perkembangan akibat jaringan sel yang terus memanjang dan membelah. Hal ini sesuai
dengan literatur Anggun dan Wawan (2018) yang menyatakan bahwa Pertumbuhan adalah
suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, jumlah sel atau protoplasma yang
Berdasarkan data hasil percobaan dapat dilihat bahwa jagung dan kedelai
mengalami 3 fase vegetative, yaitu fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada
umur 2 MST sampai 6 MST tanaman jagung mengalami fase logaritmik, dapat dilihat dari
pertambahan tinggi yang semula 32,94 cm menjadi 104,8 cm dan jumlah daun dari 4
menjadi 9,6 helai. Pada tanaman kedelai fase logaritmik terjadi pada umur 2 MST sampai 6
MST, dapat dilihat dari pertambahan tinggi yang semula 5,34 cm menjadi 27,5 cm dan
jumlah daun dari 1 menjadi 15 helai. Fase logaritmik merupakan fase ketika terjadi
pertambahan ukuran tanaman yang awalnya tergolong lambat kemudian akan meningat
seiring berjalannya waktu tinggi tanaman akan meningkat. Hal ini sesuai dengan literatur
Nafi’ah dan Kurniawan () yang menyatakan bahwa Pada fase logaritmik, ukuran (v)
bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa laju
Dari kurva hasil pengamatan tanaman jagung mengalami fase linier pada
umur 6 MST sampai 7 MST, yaitu dari tinggi 104,8 cm sampai 126.8 cm. Fase
linier tanaman kedelai terjadi pada minggu ke-6 sampai minggu ke-7, yaitu dari
36
tinggi 27,5 cm sampai 32,4 cm. Pada fase ini pertumbuhan tanaman terjadi secara
tetap (konstan) yang dilihat dari pertambahan tinggi dan daun tanaman tidak
terlalu signifikan. Hal ini sesuai dengan literatur Nafi’ah dan Karuniawan (2016)
yang menyatakan bahwa pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara
konstan.
Dari kurva hasil pengamatan pada minggu ke-7 sampai ke-9 tanaman jagung
mengalami fase penuaan. Hal ini dapat dilihat dari tinggi tanaman dan jumlah daun yang
tidak mengalami pertambahan secara signifikan, yaitu tinggi 115,3 cm sampai 126,8 cm
dan daun hanya bertambah 4,8 helai. Pada tanaman kedelai mengalami fase penuaan dari 7
MST sampai 9 MST, yaitu 29 cm sampai 32,4 cm dan daun yang hanya bertambah
sebanyak 2,6 helai. Fase penuaan ini terjadi karena pertumbuhan fase vegetative telah
mencapai titik maksimumnya dan dimulainya fase generative. Hal ini ditandai dengan laju
pertumbuhan yang menurun dibandingkan fase linier. Hal ini sesuai dengan literatur
Nafi’ah dan Karuniawan (2016) yang menyatakan bahwa Fase penuaan dicirikan oleh laju
pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua
37
KESIMPULAN
Kesimpulan
2. Pertumbuhan adalah perubahan bentuk seperti bertambah jumlah, ukuran, dan volume
secara fisik pada mahluk hidup dikarenakan bertambahnya jumlah sel yang diikuti dengan
4. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah gen dan
hormon. Faktor eksternal meliputi temperatur, suplai air, sinar matahari, susunan atmosfir,
komposisi udara (gas) dalam tanah, reaksi tanah (pH), suplai unsur hara, dan faktor biotik
5. Tanaman jagung mengalami rataan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun dari umur 2
MST sebesar 32,94 cm dan jumlah daun 4 sampai umur 9 MST dengan tinggi tanaman
6. Tanaman kedelai mengalami rataan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun dari umur 2
MST sebesar 5,34 cm dan jumlah daun 1 sampai umur 9 MST dengan tinggi tanaman 32,4
7. Fase logaritmik tanaman jagung terjadi pada umur 2 MST sampai 6 MST dan kedelai
8. Fase linier tanaman jagung terjadi pada umur 6 MST sampai 8 MST dan kedelai pada
9. Fase penuaan tanaman jagung terjadi mulai umur 7 MST dan kedelai umur 7 MST.
39
DAFTAR PUSTAKA
Agustina,T., Darmanti,S., dan Hasturi, Dwi. 2018. Pertumbuhan Batang, Akar dan Daun Gulma
Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.) Stems, Roots and Leaves Growth of
Ketumpang (Pilea microphylla (L.) Liebm.) Weeds. Buletin anatomi dan fisiologi.3(1).79-
84
Akil m. dan Dahlan H. A. 2015. Budidaya Jagung dan Disemansi Teknologi. Balai Penelitian
Anggun, Z., dan Wawan, K.2018 DESKRIPSI SAINTIFIK PENGARUH TANAH PADA
Birnadi, S. (2014). Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pupuk Organik Bokashi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil tanaman Kedelai (Glycine max (L.). Jurnal Kultivar Wilis, VIII(1).
Fadil Hukama Hamdi, J. A. (2021). INDEKS KUALITAS TANAH PADA SATUAN LAHAN
PULUH KOTA.
Fehr, W. R., & Caviness, C. E. (2019). Stages of soybean development. Cooperative Extension
Fitrianti. F. 2016. Uji Konsentrasi Bacillus subtillis BN18 Terhadap Pertumbuhan Benih Jagung
(Zea mays L.) Secara in Vitro. Skripsi. Fakultas Sains Dan Teknologi, Uin Alaudin
Makassar.
Hufford, M. B., Lubinksy, P., Pyhäjärvi, T., Devengenzo, M. T., Ellstrand, N. C., Ross-Ibarra, J.,
& Tenaillon, O. (2013). The genomic signature of crop-wild introgression in maize. PLoS
Genetics, 9(5)
Irma F. 2016. Uji Formulasi Konsentrasi Bacillus subtilis Bnt8 Terhadap Pertumbuhan Benih
Jagung (Zea mays L.) Secara In Vitro. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin
Makassar. Makassar.
Jumaidi,M.Elly,dan Nurjani. 2018. Respon Tanaman Jagung Manis Pada Tanah Gambut Terhadap
Latunra. A.I. 2014. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Li, G., Quiros, C. F., & Li, W. (2018). Soybean: botany, production and uses. CABI.
Nafi’ah, H dan Karuniawan, A.2015. Laju Pertumbuhan Genotip Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
Yang Diberi Kombinasi Bokashi Jerami Dan Pupuk Kalium Di Lahan Kering.
Jagros.1(1).31- 47. Pavlov, A. R., dan Krivushin, A. V. 2019. A sigmoid growth curve of a
27(04), 555-568.
Perwatasari, B.M. Tripatmasari dan Wasonowati C. 2015. Pengaruh Media Tanam dan Nutrisi
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakhoi dengan Sistem Hidroponik. Universitas
Raschka, S., & Mirjalili, V. (2019). Python Machine Learning, Third Edition. Packt Publishing
Sumarji. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Kacang Kedelai. Universitas Islam Kediri.
Kediri.
Rianto, Agus. 2016. Respons Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) Terhadap Penyiraman Dan
Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis. Sekolah Tinggi Ilmu Wacana. Metro.
Lampung.
Friesian Holstein dari Lahir Sampai Siap Kawin Berdasarkan Tingkat Kelahiran. Jurnal
Veteriner.16(1).96-106
Singh, B. B., Hymowitz, T., & Singh, R. J. (2017). Genetic resources, chromosome engineering,
Setiawan, A., & Kusumadewi, S. D. (2019). Analisis curah hujan, pemanfaatan lahan dan efisiensi
air untuk usaha jagung di wilayah irigasi Cikaso Hulu, Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal
Specht, J. E., Hume, D. J., Kumudini, S. V., & Smith, J. R. (2014). Soybean yield potential—a
Sufardi. (2019). Pengantar Nutrisi Tanaman (2nd ed.). Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
Selatan.
42
Jagung (Zea mays L.) Pada Tanah Andisol Dan Ultisol Medan: Universitas Sumatera
Utara.
Zulkifli, T. 2013. Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah Terhadap Pemberian Kompos
LAMPIRAN
Lampiran
44
45
46
47
48
49
50
Tabel Data
Tanggal Tanam : 7 Maret 2023
Komoditi :jagung (zea mays L)
Parameter : Tinggi Tanaman (cm)
MST
Tanggal Ke Tinggi batang jagung
1 2 3 4 5 total rataan
14-mar-2023 1 16.5 16 10 14 13.5 70 14
21-mar-2023 2 38.5 32 31.5 32.7 30 164.7 32.94
28-mar-2023 3 48 43 41 46 40 218 43.6
04-Apr-2023 4 65 55 53 52 50 275 55
11 Mar-2023 5 97 89 93.1 93.1 85 457.2 91.44
18-Apr-2023 6 108 99 106 107 104 524 104.8
119.5 109 120.5 119 108. 576.5 115.3
25-Apr-2023 7 5
02 Mei-2023 8 129 115 135 132 123 634 126.8
09 Mei-2023 9 129 115 135 132 123 634 126.8
51
MST
Tanggal Ke Tinggi batang jagung
1 2 3 4 5 total rataan
14 Maret 2023 1 3 3 3 3 3 15 3
21 Maret 2023 2 4 4 4 4 4 20 4
28 Maret 2023 3 5 6 5 5 5 26 5.2
4 April 2023 4 7 7 5 7 6 32 6.4
11 April 2023 5 9 8 6 8 7 38 7.6
18 April 2023 6 11 10 8 9 10 48 9.6
25 April 2023 7 13 11 9 11 11 55 11
2 Mei 2023 8 18 15 14 16 16 79 15.8
9 Mei 2023 9 18 15 14 16 16 79 15.8
52
MST
Tanggal Ke Tinggi tanaman jagung
1 2 3 4 5 total rataan
23 Maret 2023 1 4.5 4.5 4.7 5 3 21.7 4.34
30 Maret 2023 2 5.4 5.4 5.5 6.3 4.1 26.7 5.34
6 April 2023 3 13.4 12.8 13 14 11.5 64.7 12.94
13 April 2023 4 21 16 16. 16 24 93.2 18.64
2
20 April 2023 5 33 21 17 16 30 117 23.4
27 April 2023 6 40 24 17 23 34 138 27.6
4 Mei 2023 7 41 24.5 19 24.5 36 145 29
11 Mei 2023 8 44 25 23 32 38 162 32.4
18 Mei 2023 9 44 25 23 32 38 162 32.4
53
MST
Tanggal Ke Tinggi batang jagung
1 2 3 4 5 total rataan
23 Maret 2023 1 0 0 0 0 0 0 0
30 Maret 2023 2 1 1 1 1 1 5 1
6 April 2023 3 2 3 3 3 3 14 2.8
13 April 2023 4 5 3 4 4 4 20 4
20 April 2023 5 10 10 7 14 5 46 9.2
27 April 2023 6 18 16 16 18 7 75 15
4 Mei 2023 7 21 17 18 22 8 86 17.2
11 Mei 2023 8 23 19 22 25 10 99 19.8
18 Mei 2023 9 23 19 22 25 10 99 19.8
54
Denah Lahan