Anda di halaman 1dari 60

KURVA SIGMOID

LAPORAN

OLEH:
RIYANDI PRATAMA PUTRA
220301096
AGROTEKNOLOGI 2

Laporan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di


laboratorium fisiologi tumbuhan program studi agroteknologi fakultas
pertanian univwersitas sumatera utara

PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
KURVA SIGMOID

LAPORAN

OLEH :
RIYANDI PRATAMA PUTRA
220301096
AGROTEKNOLOGI- 2

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

(Ir. Meiriani, MP.)


NIP. 196505181992032001

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas

berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan.

Adapun judul laporan ini adalah “Kurva Sigmoid ” yang merupakan salah satu

syarat untuk memenuhi komponen penilaian di praktikum fisiologi tumbuhan, program

studi agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimahkasih yang sebesar-besarnya

kepada dosen selaku penanggungjawab praktikum fisiologi tumbuhan: Ir. Meiriani, MP ,

serta abang dan kakak asisten laboratorium fisiologi tumbuhan yang telah membimbing

penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terwujudnya

kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi

pihak yang memerlukan.

Medan, 25 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………............iii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………....... iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………........v
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
Latar Belakang…………………………………………………………..... 1
Tujuan Praktikum ……………………………………………………........3
Kegunaan Penulisan …………………………………………………........3
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 4
Botani Tanaman Jagung (Zea mays L.) ………… ………………….….... 4
Syarat Tumbuh ………………………………………………………........7
Iklim ………………………………………………………………............ 7
Tanah ……………………………………………………………...............8
Botani Tanaman Kedelai (Glycine max L.) ……………….. …………..... 9
Syarat Tumbuh ………………………………………………………........12
Iklim ………………………………………………………........................ 12
Tanah …………………………………………………………...................13
Pertumbuhan dan Perkembangan ………………………………………....15
Kurva Sigmoid …………………………………………………................ 17
BAHAN DAN METODE......................................................................................... 19
Tempat dan Waktu Praktikum ……………………………………….…... 19
Bahan dan Alat …………………………………………………………....19
Prosedur Percobaan …………………………………………………….....19
PELAKSANAAN PERCOBAAN........................................................................... 21
Persiapan Lahan ………………………………………………………...... 21
Persiapan Media Tanam …………………………………………………..21

iii
Persiapan Benih ……………………………………………………….......22
Pembuatan Lubang Tanam …………………………………………..........22
Penanaman ……………………………………………………………...... 23
Pemeliharaan ……………………………………………………………...23
Penyiraman ……………………………………………………..................23
Penjarangan ……………………………………………………….............24
Pemupukan ……………………………………………………..................24
Parameter ……………………………………………………………….... 25
Tinggi Tanaman ……………………………………………….................. 25
Jumlah Daun ……………………………………………………............... 25
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 26
Hasil ………………………………………………………………............ 26
Pembahasan ………………………………………………………….........30
KESIMPULAN …………………………………………………………................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 38
LAMPIRAN..............................................................................................................42
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
Gambar 1. Persiapan lahan ……………………………………………….........21
Gambar 2. Persiapan media tanam ……………………………………….........21
Gambar 3. Persiapan benih ………………………………………………. .......22
Gambar 4. Pembuatan lubang tanam………………………………….............. 22
Gambar 5. Penanaman ………………………………………………............... 23
Gambar 6. Penyiraman ………………………………………………...............23
Gambar 7. Penjarangan ………………………………………………....... .......24
Gambar 8. Pemupukan ………………………………………………...............24
Gambar 9. Pengukuran tinggi tanaman ………………………………..............25
Gambar 10. Jumlah daun ………………………………………….................... 25
Gambar 11. Kurva pertumbuhan tinggi tanaman jagung (Zea mays L.)…........ 27
Gambar 12. Kurva pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) ………..........28

iv
Gambar 13. Kurva pertumbuhan tinggi tanaman kedelai (Glycine max L.).......329
Gambar 14. Kurva petumbuhan tanaman kedelai (Glycine max L.) ……......... 30
DAFTAR TABEL.....................................................................................................50
Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.)…………………………….... 50
Tabel 2. Jumlah daun jagung (Zea mays L.) ………………………………….. 52
Tabel 3. Tinggi tanaman Kedelai (Glycine max L.) …………………………...53
Tabel 4. jumlah daun kedelai(Glycine max L.)………………………………... 54

v
1

PENDAHULUAN

Dalam aktivitas pertanian, penting untuk memperhatikan pertumbuhan dan

perkembangan tanaman sebagai bentuk evaluasi, terutama untuk perawatan tanaman di

masa depan. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung terus-menerus selama

siklus hidupnya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ketersediaan meristem, hasil

asimilasi, hormon, dan zat pertumbuhan lainnya, serta lingkungan di sekitarnya.

(Zulkifli, 2013).

Besarnya pertumbuhan persatuan waktu disebut laju tumbuh. Laju tumbuh suatu

tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh

digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh pada kordinat dan waktu pada absisi,

maka grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk s atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid

pertumbuhan ini berlaku bagi tumbuhan lengkap, bagian-bagiannya atau sel-selnya

(Latunra, 2014).

Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim yang termasuk dalam kelompok

rumput-rumputan/gramineae yang memiliki satu batang utama, meskipun beberapa

genotype dan kondisi lingkungan tertentu dapat menghasilkan cabang-cabang anakan.

Batang jagung terdiri dari buku dan ruas, dan setiap buku menghasilkan satu daun yang

tumbuh bersebelahan dengan daun lainnya. Bunga jantan dan betina jagung terletak pada

bagian yang berbeda pada satu tanaman, sehingga sering terjadi penyerbukan silang.

Jagung termasuk dalam tanaman hari pendek, di mana jumlah daunnya ditentukan saat

bunga jantan muncul dan tergantung pada faktor-faktor seperti genotipe, durasi penyinaran,

dan suhu (Akil, et.al., 2015).


2

Untuk mendukung evaluasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, metode

kurva sigmoid digunakan. Metode ini menggambarkan kurva pertumbuhan pada fase

vegetatif hingga mencapai titik tertentu karena pertumbuhan sel tanaman, dan kemudian

melambat. Pada periode awal, terjadi pertumbuhan eksponensial dengan laju yang cepat,

kemudian dilanjutkan dengan fase linier yang relatif lebih lama. Fase linier ini kemudian

diikuti oleh fase yang lajunya menurun atau sering disebut fase kematian. (Perwtasari,

et.al., 2015).

Kacang kedelai (Glycine max. L. Merrill) merupakan salah satu jenis kacang-

kacangan yang banyak diusahakan di Indonesia, seperti halnya kacang tanah dan kacang

hijau, akan tetapi pembudayaanya masih terbatas, terutama pada daerah tertentu seperti

Madura, Ponorogo dan Bojonegoro. Sebaliknya pembudidayaan kacang kedelai lebih

mudah dibandingkan kacang kacang lainnya, karena mempunyai daya adaptasi yang tingi,

umur yang relative pendek, cocok ditanam di lahan yang kurang air di Indonesia ( Sumarji,

2013).

Kurva sigmoid memiliki empat tahap penting yaitu tahap pertama, pertumbuhan

lambat (lag phase). Pada tahap ini, pertumbuhan awal sangat lambat karena kondisi

lingkungan yang belum optimal. Kurva sigmoid pada tahap ini cenderung datar. Tahap

kedua yaitu tahap pertumbuhan eksponensial (log phase). Pada tahap ini, pertumbuhan

berlangsung sangat cepat karena kondisi lingkungan sudah optimal dan sumber daya yang

tersedia melimpah. Kurva sigmoid pada tahap ini cenderung naik secara tajam. Selanjutnya

yaitu tahap pertumbuhan melambat (stationary phase). Pada tahap ini, pertumbuhan mulai

melambat karena sumber daya yang tersedia mulai terbatas dan lingkungan tidak lagi
3

optimal. Kurva sigmoid pada tahap ini cenderung mendatar. Dan tahap terakhir adalah

tahap jenuh (death phase). Pada tahap ini, pertumbuhan berhenti dan bahkan bisa terjadi

penurunan populasi karena kondisi lingkungan sudah sangat tidak mendukung untuk

kelangsungan hidup. Kurva sigmoid pada tahap ini cenderung menurun (Pavlov dan

Krivushin, 2019).

Setiap bagian tubuh makhluk hidup pasti menjadi tempat daerah pertumbuhan dan

perkembangan, termasuk pada tumbuhan bahkan hingga pada unit terkecil penyusun suatu

makhluk hidup. Karena pada bagian inilah pertumbuhan terjadi sehingga menambah

volume serta ukuran tubuh dari suatu makhluk hidup. Perbedaan yang terdapat pada sel

penyusun antara sel hewan dan tumbuhan, membedakan kedua kelompok ini secara

signifikan. Pada tumbuhan, daerah petumbuhan dapat terjadi pada dua tempat, yaitu pada

daerah meristematik atau daerah pertumbuhan utama serta daerah pertumbuhan sekunder

(Suparmuji, 2013).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan dan

perkembangan tanaman Jagung (Zea mays L.) dan kacang kedelai (Glycine max L.)

Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang

membutuhkan.
4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Jagung ( Zea mays L.)

Jagung adalah tanaman serealia yang berasal dari benua Amerika, tepatnya dari

negara Meksiko. Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman rumputrumputan dengan

tipe biji monokotil. Di Indonesia, jagung digunakan untuk pakan ternak, serta bahan dasar

industri makanan dan minuman, tepung, minyak, dan lain-lain. Tanaman jagung mulai

digencarkan untuk ditanam dalam rangka swasembada pangan di Indonesia

(Wulandari dan Lalu. 2019).

Klasifikasi jagung sebagai berikut: Kingdom Plantae, Divisio Spermatophyta,

Subdivisio Poales (Graminales), Famili Poaceae (Graminae), Genus Zea, Spesies Zea

mays. Berdasarkan bentuk dan struktur biji serta endospermnya, jagung dapat

diklasifikasikan sebagai berikut : Jagung mutiara (Z. mays indurate), jagung gigi kuda (Z.

mays indentata), jagung manis (Z. mays saccharata), jagung pod (Z. tunicate sturt), jagung

berondong (Z. mays everta), jagung pulut (Z. ceritina Kulesh), jagung QPM (Quality

Protein Maize), dan jagung minyak yang tinggi (High Oil) (Riwandi, dkk., 2014).

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b)

akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah
5

plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar 14 seminal akan berhenti pada

fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil,

kemudian setelah takar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus

keatas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang

menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung.

Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Perkembangan akar jagung

(kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan

kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator

toleransi Aluminium. Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya terpotong dan

tidak mempunyai bulu-bulu akar (Fitrianti, 2016).

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan

terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang

menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang

memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh

(bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Batang tanaman jagung silindris dan tidak

berlubang seperti halnya batang tanaman padi. Batang tanaman jagung yang masih muda

(hijau) rasanya manis karena cukup banyak mengandung zat gula. Rata-rata panjang

(tinggi) tanaman jagung antara satu sampai tiga meter di atas permukaan tanah (Irma F.,

2016).

Tinggi batang jagung berkisar antara 150 sampai dengan 250 cm yang terbungkus

oleh pelepah daun yang berselang-seling berasal dari setiap buku. Ruasruas bagian atas

berbentuk silindris, sedangkan bagian bawah agak bulat pipih. Tunas batang yang telah
6

berkembang menghasilkan tajuk bunga betina. Percabangan (batang liar) pada jagung

umumnya terbentuk pada pangkal batang. Batang liar adalah batang sekunder yang

berkembang pada ketiak daun terbawah dekat permukaan tanah (Riwandi et al., 2014).

Jumlah daun jagung bervariasi antara 8 helai sampai dengan 15 helai, berwarna

hijau berbentuk pita tanpa tangkai daun. Daun jagung terdiri atas kelopak daun, lidah daun

(ligula) dan helai daun yang memanjang seperti pita dengan ujung meruncing. Pelepah

daun berfungsi untuk membungkus batang. Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai

jumlah daun relatif lebih banyak dibandingkan dengan tanaman jagung yang tumbuh di

daerah beriklim sedang (Riwandi et al., 2014).

Biji jagung merupakan jenis serealia dengan ukuran biji terbesar dengan berat rata-

rata 250-300 mg. biji jagung memiliki bentuk tipis dan bulat melebar yang merupakan hasil

pembentukan dari pertumbuhan biji jagung. Biji jagung diklasifikasikan sebagai kariopsis.

Hal ini disebabkan biji jagung memiliki struktur embrio yang sempurna. Serta nutrisi yang

dibutuhkan oleh individu baru untuk pertumbuhan dan perkembangan menjadi tanaman

jagung (Tambunan, 2013).

Tanaman jagung disebut juga tanaman berumah satu, karena bunga jantan dan

betina terdapat dalam satu tanaman, tetapi letaknya terpisah. Bunga jantan dalam bentuk

malai terletak di pucuk tanaman. sedangkan bunga betina pada tongkol yang terletak kira-

kira pada pertengahan tinggi batang. Biji jagung mempunyai bagian kulit buah, daging, dan

inti buah (Riwandi et al., 2014)

Sistem perakaran tanaman jagung merupakan akar serabut dengan 3 macam akar

yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Pertumbuhan akar ini melambat setelah
7

plumula muncul kepermukaan tanah. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang

dari buku di ujung mesokotil, selanjutnya berkembang dari tiap buku secara berurutan ke

atas hingga 7 sampai dengan 10 buku yang terdapat di bawah permukaan tanah. Akar

adventif berperan dalam pengambilan air dan unsur hara. Akar udara adalah akar yang

muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah yang berfungsi sebagai penyangga

supaya tanaman jagung tidak mudah rebah. Akar tersebut juga membantu penyerapan unsur

hara dan air (Riwandi et al., 2014).

Syarat Tumbuh

Iklim

Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung pada umumnya antara 200 sampai

dengan 300 mm per bulan atau yang memiliki curah hujan tahunan antara 800 sampai

dengan 1200 mm. Saat tanam jagung tidak tergantung pada musim, namun tergantung pada

ketersediaan air yang cukup. Kalau pengairannya cukup, penanaman jagung pada musim

kemarau akan memberikan pertumbuhan jagung yang lebih baik

(Riwandi et al.,2014).

Jagung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di wilayah dengan iklim yang

hangat dan lembab, serta memiliki curah hujan yang cukup tinggi selama musim tumbuh.

Suhu yang ideal untuk pertumbuhan jagung adalah antara 20-30 derajat Celsius, namun

tanaman ini juga dapat bertahan pada suhu yang lebih tinggi. Selain itu, jagung

memerlukan sinar matahari yang cukup dan tanah yang kaya akan nutrisi serta memiliki

tingkat keasaman (pH) yang sesuai. Hal-hal ini penting untuk memastikan jagung dapat
8

tumbuh dengan optimal dan menghasilkan hasil panen yang memuaskan (Hufford et al.,

2013)

Ketinggian tempat yang baik untuk usaha jagung di wilayah irigasi Cikaso Hulu,

Kabupaten Tasikmalaya berkisar antara 400-800 meter di atas permukaan laut. Hal ini

disebabkan oleh iklim di daerah tersebut yang cenderung sejuk dan lembab, serta memiliki

curah hujan yang cukup tinggi. Ketinggian yang sesuai juga dapat mempengaruhi kondisi

tanah, seperti kadar air dan kelembaban, yang memengaruhi pertumbuhan dan produktivitas

tanaman jagung. Namun, penentuan ketinggian tempat yang baik untuk usaha jagung perlu

mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti jenis varietas yang digunakan, pengelolaan

lahan, dan teknik budidaya yang diterapkan. (Setiawan dan kusumadewi, 2019)

Iklim tropis dengan suhu udara rata-rata sekitar 24-30°C dan kelembaban relatif

sekitar 70-90%. Iklim yang relatif lembap dan bercurah hujan cukup tinggi dapat

mempengaruhi ketersediaan air dan nutrisi dalam tanah yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung. Selain itu, kelembaban udara yang cukup

tinggi juga dapat membantu meminimalkan kehilangan air dalam tanaman jagung akibat

penguapan dan transpirasi (Setiawan dan kusumadewi, 2019).

Tanah

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus, hampir berbagai

macam tanah dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Di samping itu drainase

dan aerasi yang baik serta pengelolaan yang bagus akan membantu keberhasilan

usaha pertanaman jagung (Fadil et al., 2021)


9

Jagung merupakan jenis tanaman yang juga memiliki daya adaptasi yang tinggi dan

dapat di budidayakan pada hampir di berbagai macam jenis tanah, termasuk tanah gambut

yang sudah diperbaiki. Kriteria tanah yang cocok untuk tanaman jagung adalah tanah yang

gembur atau remah, subur, drainase bagus, pH netral (5,5 -7), serta cukup air

(Jumadi et al.,2018).

Sistem perakaran tanaman jagung merupakan akar serabut dengan 3 macam akar

yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Pertumbuhan akar ini melambat setelah

plumula muncul kepermukaan tanah. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang

dari buku di ujung mesokotil, selanjutnya berkembang dari tiap buku secara berurutan ke

atas hingga 7 sampai dengan 10 buku yang terdapat di bawah permukaan tanah. Akar

adventif berperan dalam pengambilan air dan unsur hara. Akar udara adalah akar yang

muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah yang berfungsi sebagai penyangga

supaya tanaman jagung tidak mudah rebah. Akar tersebut juga membantu penyerapan unsur

hara dan air (Riwandi et al., 2014).

Tanah yang baik untuk pertumbuhan jagung harus memiliki pH yang sesuai, yakni

sekitar 6,0 hingga 7,5. Tanah yang terlalu asam atau terlalu basa dapat menghambat

pertumbuhan tanaman jagung dan mempengaruhi ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Selain

itu, tanah juga harus memiliki kandungan nutrisi yang cukup, terutama unsur hara seperti

nitrogen, fosfor, dan kalium. Unsur-unsur hara ini diperlukan untuk pertumbuhan tanaman

jagung yang optimal dan menghasilkan hasil panen yang memuaskan. (Hufford et al.,

2013)
10

Botani Kedelai(Glycine max L)


Kedelai adalah tanamn asli cina yang sudah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500

SM.Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16 yang tepatnya berada di pulau

jawa kemudian berkembang pulau- pulau lainnya.Nama botani dan nama ilmia tanaman

kedelai telah disepakati, yaitu (Glycine max L.). Tanaman kedelai mempunyai klasifikasi

taksonomi sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Klas :

Dycotyledoneae Ordo : Polypetales Famili : Leguminaseae Subfamili : Papilionoidae

Genus : Glycine Spesies : Glycine max L. (Birnadi, 2014)

Kedelai merupakan salah satu jenis tanaman legum yang bermanfaat bagi manusia

dan hewan. Kedelai memiliki beberapa keunggulan, di antaranya adalah sebagai sumber

protein nabati yang tinggi dan sebagai sumber isoflavon yang bermanfaat untuk kesehatan.

(Purwoko,2015)

Kedelai (Glycine max) adalah tanaman polong-polongan yang berasal dari Asia

Timur. Tanaman ini memiliki sistem akar yang dalam dan berbentuk serabut, serta

memiliki batang yang bulat dan tebal dengan daun-daun majemuk yang tersusun secara

bergilir. Bunga kedelai berwarna putih atau ungu pucat dan polong tumbuh dalam

kelompok 2-5 buah per ketiak. Kedelai juga memiliki kemampuan untuk mengikat nitrogen

atmosfer dan membentuk simbiosis dengan bakteri Rhizobium, sehingga tanaman ini

memiliki kemampuan untuk tumbuh di tanah yang kurang subur. Kedelai banyak

dibudidayakan sebagai sumber pangan dan pakan ternak karena kandungan protein, serat,

vitamin, dan mineralnya yang tinggi. Kedelai juga digunakan dalam berbagai produk

olahan seperti tahu, tempe, susu kedelai, dan minyak kedelai (Singh et al., 2017).
11

Kedelai memiliki akar yang berbentuk serabut, batang yang bulat dan tebal dengan

diameter antara 3-10 mm, daun majemuk dengan daun-daun kecil yang tersusun secara

bergilir, bunga berwarna putih atau ungu pucat dengan diameter sekitar 1 cm, polong yang

bulat dan memanjang berwarna hijau kekuningan hingga coklat, dan benih yang bulat atau

lonjong dengan diameter sekitar 5-8 mm. Polong tumbuh dalam kelompok 2-5 buah per

ketiak, sementara bunga terbentuk pada ketiak daun dengan kelompok 1-5 bunga per ketiak

(Singh et al., 2017).

Tanaman kedelai memiliki karakteristik morfologi seperti daun majemuk dengan

daun kecil dan bulat, bunga berwarna ungu atau putih, serta buah polong yang berisi biji.

Kedelai juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki kualitas tanah melalui fiksasi

nitrogen dalam hubungannya dengan bakteri Rhizobia yang hidup di akarnya (Li et al.,

2018)

Perkembangan tanaman kedelai yang dapat dibagi menjadi enam fase utama, yaitu

fase benih, fase vegetatif, fase pembentukan bunga, fase pembentukan polong, fase

pengisian biji, dan fase kematangan. Pada tahap benih, bibit akan mengeluarkan akar dan

tunas pertama. Pada fase vegetatif, tanaman akan tumbuh daun dan batang yang kuat. Pada

fase pembentukan bunga, bunga mulai terbentuk dan kelopak bunga mulai terlihat. Pada

fase pembentukan polong, bunga akan menjadi polong. Pada fase pengisian biji, biji mulai

terisi dan berat polong meningkat. Dan pada tahap kematangan, biji telah matang dan siap

untuk dipanen. Penting untuk memahami setiap tahap perkembangan kedelai agar dapat

melakukan perawatan dan pemeliharaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman

(Fehr dan Caviness, 2019).


12

Sistem perakaran kedelai terdiri dari akar utama yang tumbuh dengan kecepatan

yang cukup lambat pada awal pertumbuhan dan akar cabang yang berkembang dengan

cepat untuk menyerap unsur hara dan air. Sistem akar kedelai terletak di lapisan atas tanah,

dengan akar utama yang tumbuh hingga kedalaman 1-1,5 meter dalam tanah. Akar utama

kemudian bercabang menjadi akar-akar lateral yang lebih kecil dan dapat menjangkau lebih

banyak sumber nutrisi dalam tanah. Sistem perakaran yang kuat dan baik adalah penting

untuk menjaga kestabilan tanaman dan meningkatkan produktivitas tanaman. Selain itu,

sistem perakaran yang kuat dapat membantu tanaman kedelai untuk lebih tahan terhadap

kondisi lingkungan yang ekstrem seperti kekeringan atau banjir, sehingga menjaga

produktivitas tanaman di masa depan. (Fehr dan Caviness, 2019)

Kedelai memiliki batang tidak berkayu , berjenis perdu atau semak, berbulu,

berbentuk bulat, berwarna hijau dan memiliki panjang yang bervariasi bekisar 30-100 cm..

Tanaman kedelai mampu membentuk 3-6 cabang. percabangan pada tanaman kedelai akan

tumbuh daat tinggi tanaman kedelai sudah mencapai 20 cm. Jumlah cabang pada tanaman

kedelai dipengaruhi oleh varietas dan kepadatan populasinya (Rianto, 2016).

Syarat Tumbuh

Iklim

Pada umumnya, budidaya kedelai memerlukan waktu sekitar 3-4 bulan sejak masa

tanam hingga panen. Waktu penanaman terbaik adalah saat musim hujan, karena

kelembaban tanah yang cukup akan mendukung pertumbuhan tanaman kedelai dengan baik

(Purwoko,2015).
13

Tanaman kedelai dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada iklim yang

hangat dan lembab. Tanaman ini membutuhkan suhu udara yang optimal antara 20-30°C,

dengan suhu tanah sekitar 15-20°C. Kedelai juga membutuhkan sinar matahari yang cukup

dan tahan terhadap suhu ekstrem. Periode vegetatif yang optimal untuk pertumbuhan

tanaman kedelai adalah 80-110 hari tergantung pada varietasnya. Tanaman kedelai juga

membutuhkan curah hujan yang cukup, kisaran antara 600-1200 mm per tahun, terutama

pada periode pembentukan bunga dan buah. Pada daerah dengan curah hujan rendah,

tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik jika disediakan irigasi yang cukup. Selain itu,

tanaman kedelai juga dapat tumbuh dengan baik pada tanah kering dengan menggunakan

teknologi pertanian yang tepat seperti pengolahan tanah yang baik, penggunaan varietas

tahan kekeringan, dan pengaturan jadwal tanam yang tepat. (Singh et al., 2017).

Suhu dan iklim yang tepat sangat penting dalam memastikan pertumbuhan tanaman

kedelai yang sehat. Suhu yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kedelai adalah antara

20-30°C, dan iklim yang ideal adalah iklim sedang dengan curah hujan sekitar 600-1200

mm per tahun. Meskipun demikian, tanaman kedelai juga bisa tumbuh di daerah dengan

curah hujan lebih rendah atau lebih tinggi tergantung pada kondisi tanah dan pasokan air

yang tersedia. Tanaman kedelai membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk melakukan

proses fotosintesis sehingga dianjurkan untuk menanam tanaman di area yang terkena sinar

matahari secara langsung. Selain itu, tanaman kedelai juga rawan terhadap serangan hama

dan penyakit, sehingga diperlukan tindakan pencegahan dan pengendalian yang tepat untuk

memastikan hasil panen yang optimal. (Fehr dan Caviness, 2019)


14

Penyediaan kelembapan yang memadai dapat membantu tanaman kedelai tumbuh

optimal dan menghasilkan panen yang maksimal. Paparan cahaya matahari juga penting

untuk pertumbuhan tanaman, tetapi harus dijaga agar tidak terlalu banyak sehingga

menyebabkan stres pada tanaman (Specht et al., 2014)

Tanah

Budidaya kedelai dapat dilakukan di berbagai jenis tanah, namun lebih cocok

ditanam di tanah berpasir atau berlempung dengan pH 6-7. Kedelai membutuhkan cahaya

matahari yang cukup dan kelembaban yang moderat. Tanaman kedelai memerlukan pupuk

yang mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. Penggunaan pupuk organik seperti

kompos atau pupuk kandang juga sangat dianjurkan ( Purwoko,2015).

Tanah yang baik untuk tumbuh bagi tanaman kedelai adalah tanah yang memiliki

pH sekitar 6,0-7,0 dan memiliki ketersediaan unsur hara yang cukup, terutama nitrogen,

fosfor, dan kalium. Tanah yang gembur, dengan struktur tanah yang baik dan drainase yang

cukup, juga dapat mendukung pertumbuhan tanaman kedelai. Selain itu, tanah yang

memiliki kemampuan untuk mempertahankan kelembaban tanah dan ketersediaan air yang

cukup juga akan memperbaiki pertumbuhan tanaman kedelai. Tanaman kedelai juga

memiliki kemampuan untuk mengikat nitrogen atmosfer dan membentuk simbiosis dengan

bakteri Rhizobium, sehingga tanah yang memiliki populasi Rhizobium yang tinggi juga

dapat mendukung pertumbuhan tanaman kedelai. (Singh et al., 2017).

Untuk menumbuhkan tanaman kedelai dengan baik, diperlukan tanah yang memiliki

beberapa kriteria yang optimal. Salah satu kriteria tersebut adalah tersedianya air yang

mencukupi, selain itu pH tanah yang ideal adalah netral hingga sedikit asam, yaitu antara 6-
15

7,5. Tanah yang mengandung bahan organik yang cukup dan ketersediaan unsur hara

makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium juga menjadi syarat penting. Selain itu, tanah

yang terlalu berpasir atau terlalu berat seperti tanah liat berat dapat menghambat

pertumbuhan tanaman kedelai. Agar akar tanaman tidak tergenang air, tanah harus

memiliki sistem drainase yang baik (Fehr dan Caviness, 2019).

Terdapat beberapa faktor yang harus dipenuhi oleh tanah agar dapat dianggap

sebagai tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman kedelai. Pertama, tekstur tanah harus

berada dalam kisaran sedang hingga berat sehingga dapat mempertahankan kelembaban

dan nutrisi yang cukup untuk tanaman. Selanjutnya, pH tanah harus berada di antara 6

hingga 7 agar tidak terlalu asam atau basa. Tanah yang ideal juga harus memiliki

kedalaman minimal 60 cm untuk mendukung perkembangan akar yang baik dan optimal.

Selain itu, tingkat kejenuhan tanah harus berada dalam kisaran 50-60% untuk memberikan

kondisi yang optimal bagi tanaman kedelai. Tanah yang memenuhi semua kriteria ini akan

memberikan potensi hasil yang tinggi bagi tanaman kedelai di dalamnya (Specht et al.,

2014)

Pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan didefinisikan sebagai suatu proses bertambahnya ukuran atau volume

tubuh akibat bertambahnya sel-sel tubuh makhluk hidup, proses ini tidak dapat dibalik atau

dikembalikan serta dapat diukur dengan satuan pengukuran tertentu dan dapat dinyatakan

dengan suatu satuan karena bersifat kuantitatif. Misal, bertambahnya ukuran panjang

batang pada tanaman jagung ri 5 cm menjadi 7 cm, atau pertambahan banyaknya daun

(Suparmuji, 2013).
16

Pertumbuhan tanaman adalah peristiwa bertambahnya ukuran tanaman, yang dapat

diukur dari bertambah besar dan tingginya organ tumbuhan, sedangkan perkembangan

tanaman dapat dilihat dengan adanya perubahan pada bentuk organ batang, akar dan daun,

munculnya bunga serta terbentuknya buah. Pertambahan ukuran tubuh tumbuhan secara

keseluruhan merupakan hasil dari pertambahan jumlah dan ukuran sel. (Agustina et al.,

2018)

Perkembangan didefinisikan sebagai suatu proses menuju kedewasaan, ketika

fungsi-fungsi fisiologi organ-organ tubuh yang telah menjadi lebih sempuma. Prosesnya

tidak sama, meski pada makhluk hidup yang memiliki indukan yang sama. Kemudian, pada

proses ini tidak dapat dinyatakan dengan suatu ukuran tertentu karena bersifat kualitatif

sehingga tidak dapat diukur dengan satuan pengukuran. Contoh dari proses ini adalah

waktu siapnya suatu tumbuhan untuk berbunga dan berbuah, atau ketika telah terjadi

diferensiasi fungsi organ- organ tubuh tumbuhan (Suparmuji, 2013)

Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, jumlah

sel atau protoplasma yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Pertumbuhan

dan perkembangan terjadi pada makhluk hidup, baik pada manusia, hewan, maupun

tumbuhan (Anggun dan Wawan, 2018).

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal

dari dalam tanaman itu sendiri maupun yang berasal dari luar tanaman. Faktor

yang berasal dari dalam tanaman dikenal sebagai factor genetik, sedangkan yang

berasal dari luar tanaman dikenal sebagai faktor lingkungan atau faktor keliling.

Kedua faktor tersebut sangat berbeda perannya, namun mempunyai keterkaitan


17

yang erat. Pengukuran hanya dapat dilakukan terhadap komponen tumbuh atau

hasil dari fenotip tanaman. Oleh karena itu, sifat genetik merupakan faktor

bawaan tanaman sebagai potensi kemunculan sifat jika faktor luar yang

mempengaruhinya berada dalam kondisi optimum. Unsur-unsur tanah yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman meliputi sifat-sifat fisika, kimia,

mineralogis, dan biologis tanah. Bagi tumbuhan, faktor lingkungan yang

terpenting meliputi: temperatur, suplai air, sinar matahari, susunan atmosfir,

komposisi udara (gas) dalam tanah, reaksi tanah (pH), suplai unsur hara, dan

faktor biotik (Sufardi, 2019).

Kurva Simoid

Pola pertumbuhan sebagai bentuk yang sederhana dengan laju pertumbuhan

tertinggi terjadi pada kehidupan awal, kemudian mengalami peningkatan secara perlahan

sampai mencapai konstan saat ternak tua.Ketika bobot badan selama hidup diplotkan

sebagai fungsi dari umur dan waktu, ternak memproduksi sebuah kurva karateristik

pertumbuhan yang berbentuk kurva pertumbuhan sigmoid.Fase percepatan dimulai dari

lahir hingga mencapai titik infleksi. Fase percepatan ini ditandai dengan adanya perubahan

bentuk, pertambahan bobot badan, pertumbuhan ukuran tubuh. (Salman et al., 2015)

Kurva membentuk tiga fase utama dalam pertumbuhan tanaman yaitu : fase

logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada fase logaritmik, ukuran (v) bertambah secara
18

eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa laju pertumbuhan (dv/dt) lambat

pada awalnya, tapi kemudian terus meningkat. Pada fase linier, pertambahan ukuran

berlangsung secara konstan.Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun

saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua

(Nafi’ah dan Karuniawan, 2016).

Pertumbuhan tanaman secara biologis dapat dijelaskan sebagai suatu proses

sigmoidal, di mana pertumbuhan awalnya lambat, kemudian meningkat pesat pada periode

pertumbuhan eksponensial, dan akhirnya melambat hingga mencapai tingkat pertumbuhan

yang stabil. Kurva sigmoid dapat digunakan untuk merepresentasikan model matematika

yang menggambarkan pertumbuhan tersebut (Rasckha dan mirjalili, 2019).

Kurva sigmoid dapat digunakan untuk memprediksi waktu yang tepat untuk

melakukan panen tanaman berdasarkan pertumbuhannya, dengan mengukur berbagai

parameter seperti berat buah, tinggi tanaman, atau jumlah daun, dan kemudian

memperkirakan waktu panen yang ideal. Dan kurva sigmoid dapat digunakan dalam

analisis pertumbuhan tanaman untuk membandingkan pertumbuhan tanaman di lingkungan

yang berbeda atau dengan perlakuan yang berbeda. Dalam hal ini, kurva sigmoid dapat

digunakan untuk membandingkan tingkat pertumbuhan antara tanaman yang diberi pupuk

dengan yang tidak diberi, atau antara tanaman yang ditanam di kondisi lingkungan yang

berbeda (Rasckha dan mirjalili, 2019).


19

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan di lahan percobaan Laboratorium Fisiologi

Tumbuhan Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan yang dilaksanakan pada hari Kamis,02 Maret 2023 sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung (Zea mays

L.) dan benih kedelai (Glycine max L.) sebagai sampel tumbuhan yang akan diamati

pertumbuhannya, tanah topsoil dan kompos sebagai media tanam dengan perbandingan 2:1
20

dan polybag 10 Kg dengan ukuran 35 x 40 sebagai tempat media tanam, air untuk

menyiram tanaman Jagung dan Kedelai, plang untuk tanda per grup, serta label sebagai

identitas tanaman yang akan diamati.

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul sebagai alat untuk

mengolah lahan, meteran sebagai alat untuk mengukur luas lahan, gembor sebagai alat

untuk menyiram tanaman, buku data sebagai tempat untuk menuliskan data, penggaris

sebagai alat untuk mengukur tinggi tanaman, serta alat tulis yang membantu dalam preoses

pencatatan hasil pengamatan.

Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan dalam percobaan ini yaitu:

➢ Dibersihkan lahan dari gulma dan kotoran

➢ Diisi media tanam kedalam polybag yaitu campuran topsoil dan kompos dengan

perbandingan 2:1

➢ Direndam benih jagng dan kedelai yang mau ditanaman dalam air selama 15 menit

➢ Dibuat 2 lubang tanam pada setiap polybag dengan jaraj tanam 5 cm ditengah dengan

kedalaman sekitar 1 ruas jari

➢ Dimasukkan benih disetiap lubang tanam yang sudah dibuat

➢ Dilakukan pemeliharaan setiap hari berupa penyiraman dan penyiangan gulma

➢ Diamati jumlah daun dan tinggi tanaman setiap minggunya

➢ Digambar grafik kurva sigmoid di akhir pengamatan tinggi dan jumlah daun.
21

PELAKSANAAN PERCOBAAN

Persiapan Lahan

Pembukaan lahan untuk pratikum fisioologi tumbuhan judul kurva sigmoid,

dibersihkan lahan dari gulma dan diukur lahan dengan ukuran panjang lahan 22.8 dan lebar

lahan 15 cm.
22

Gambar 1, Peniapan lahan

Penyiapan Media Tanam

Persiapan media tanam dengan mencampurkan tanah topsoil dan kompos dengan

perbandingan 3:1 lalu dimasukkan kedalam polybag berukuran 10 kg.

Gambar 2. Penyiapan media tanam

Persiapan Benih

Benih jagung dan kedelai direndam terlebih dahulu selama 15 menit, benih yang

tenggelam didasar media perendaman dijadikan media tanam.

Gambar 3. Persiapan benih


23

Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat dengan ukuran 2 cm atau 2 ruas jari tangan telunjuk, setiap

lubang tanam diisi 2 benih dengan jarak 5 cm setiap benih. aa

Gambar 4. Pembuatan lubnag tanam

Penanaman

Penanaman dilakukan di media tanam yang sudah ada lubang tanam lalu dipilih

benih dari perendaman yang bagus, benih yang ditanam berjumlah 2.

Gambar 5.Penanam benih

Pemeliharaan

Penyiraman
24

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, penyiraman dilakukan agar benih

dapat tumbuh dengan baik.

Gambar 6. Penyiraman

Penjarangan

Dilakukann pemotongan tanaman pada salah satu tanaman yang baik/ bagus agar

saat tumbuh besar tanaman tidak saling berkompetisi/mati.

Gambar 7. Penjarangan

Pemupukan
25

Diberikan pupuk kedalam polybag jagung dan kedelai dengan jenis pupuk untuk

tanaman jagung adalah urea (1.8 gr), kcl (0.5 gr), sp 36 (0.75 gr). Pupuk untuk tanaman

kedelai jenis pupuknya adalah tsp (0.45 gr), urea (0.25 gr), kcl (0.25 gr).

Gambar 8. Pemupukan

Parameter Pengamatan

Tinggi tanaman

Data tinggi tanaman diambil satu minggu sekali setiap hari selasa untuk tinggi

tanaman jagung dan kamis untuk tanaman kedelai, pengurukan dilakukan dengan

menggunakan meteran.

Gamba r 9 . Pengukuran tinggi tanaman


26

Jumlah Daun

Perhitungan jumlah daun tanaman dilakukan setiap satu minggu sekali pada hari

selasa dan untuk tanaman kedelai dilakukan pada hari selasa. Jumlah daun nya dihitung

mulai pada mst 2 sampai mst 9.

Gambar 10. Menghitung jumlah daun tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, diperoleh tinggi tanaman jagung
selama 9 MST yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tanggal Tanam : 7 Maret 2023


% Perkecambahan : Jumlah Tanaman Yang Tumbuh x 100%
Jumlah Tanaman Yang Ditanam
: 10 x 100%
10
: 100 %
Kelompok : 2 (Dua)
Komoditi : Jagung (Zea mays L.)
Parameter : Tinggi Tanaman (cm)
27

Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.)


MST Sampel Rataa
Tanggal Total
Ke- 1 2 3 4 5 n
14 Maret
2023 1 16.5 16 10 14 13.5 70 14
21 Maret
2023 2 38.5 32 31.5 32.7 30 164.7 32.94
28 Maret
2023 3 48 43 41 46 40 218 43.6
4 april 2023 4 65 55 53 52 50 275 55
11 April
2023 5 97 89 93.1 93.1 85 457.2 91.44
18 April
2023 6 108 99 106 107 104 524 104.8
25 April
2023 7 119.5 109 120.5 119 108.5 576.5 115.3
2 Mei 2023 8 129 115 135 132 123 634 126.8
9 Mei 2023 9 129 115 135 132 123 634 126.8

TINGGI TANAMAN
120
Tinggi Tanaman (cm)

100

80

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MINGGU SETELAH TANAM (MST)

Gambar 13. Kurva Pertumbuhan Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Parameter : Jumlah helai


28

Tabel 2. Jumlah Daun Jagung (Zea mays L.)


MST Sampel Rataa
Tanggal Total
Ke- 1 2 3 4 5 n
14 Maret
2023 1 3 3 3 3 3 15 3
21 Maret
2023 2 4 4 4 4 4 20 4
28 Maret
2023 3 5 6 5 5 5 26 5.2
4 April 2023 4 7 7 5 7 6 32 6.4
11 April
2023 5 9 8 6 8 7 38 7.6
18 April
2023 6 11 10 8 9 10 48 9.6
25 April
2023 7 13 11 9 11 11 55 11
2 Mei 2023 8 18 15 14 16 16 79 15.8
9 Mei 2023 9 18 15 14 16 16 79 15.8

JUMLAH DAUN
120

100

80
JUMLAH DAUN

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Minggu Setelah Tanam (MST)

Gambar 12. Kurva Pertumbuhan Jumlah Daun Jagung (Zea mays L.)
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, diperoleh tinggi tanaman
kedelai selama 9 MST yang dilihat pada tabel berikut.
29

Tanggal Tanam : 07 Maret 2023


% Perkecambahan : Jumlah Tanaman Yang Tumbuh x 100%
Jumlah Tanaman Yang Ditanam
: 10 x 100%
10
: 100 %
Kelompok : 2 (Dua)
Komoditi : Kedelai (Glycine max L.)
Parameter : Tinggi Tanaman (cm)

Tabel 3. Tinggi Tanaman Kedelai (Glycine max L.)


MS Sampel
Rataa
Tanggal T Total
n
Ke- 1 2 3 4 5
23 Maret
2023 1 4.5 4.5 4.7 5 3 21.7 4.34
30 Maret
2023 2 5.4 5.4 5.5 6.3 4.1 26.7 5.34
6 April 2023 3 13.4 12.8 13 14 11.5 64.7 12.94
13 April
2023 4 21 16 16.2 16 24 93.2 18.64
20 April
2023 5 33 21 17 16 30 117 23.4
27 April
2023 6 40 24 17 23 34 138 27.6
4 Mei 2023 7 41 24.5 19 24.5 36 145 29
11 Mei 2023 8 44 25 23 32 38 162 32.4
18 Mei 2023 9 44 25 23 32 38 162 32.4
30

TINGGI TANAMAN
120

100
Tinggi Tanaman (cm)

80

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MINGGU SETELAH TANAM (MST)

Gambar 13. Kurva Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kedelai (Glycine max L.)

Parameter : Jumlah Helai


Tabel 4. Jumlah Daun Kedelai (Glycine max L.)
MS Sampel
Rataa
Tanggal T Total
n
Ke- 1 2 3 4 5
23 Maret
2023 1 0 0 0 0 0 0 0
30 Maret
2023 2 1 1 1 1 1 5 1
6 April 2023 3 2 3 3 3 3 14 2.8
13 April
2023 4 5 3 4 4 4 20 4
20 April
2023 5 10 10 7 14 5 46 9.2
27 April
2023 6 18 16 16 18 7 75 15
4 Mei 2023 7 21 17 18 22 8 86 17.2
31

11 Mei 2023 8 23 19 22 25 10 99 19.8


18 Mei 2023 9 23 19 22 25 10 99 19.8

JUMLAH DAUN
120

100

80
Jumlah Daun

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MINGGU SETELAH TANAM (MST)

Gambar 14. Kurva Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L.)

Pembahasan

Setiap makhluk hidup tentu akan bertumbuh, tidak terkecuali tanaman.

Pertumbuhan ini akan terus berlangsung sampai mencapai suatu titik dimana sel akan

berhenti bertambah dan akan mulai berdiferensiasi. Pertumbuhan tanaman tersebut

digambarkan dalam bentuk kurva yang disebut sebagai kurva sigmoid. Kurva sigmoid

merupakan sebuah kurva yang menggambarkan pola pertumbuhan tanaman, berupa

pertambahan dan perlambatan. Hal ini sesuai dengan literatur Salman et al., (2015) yang
32

menyatakan bahwa Pola pertumbuhan sebagai bentuk yang sederhana dengan laju

pertumbuhan tertinggi terjadi pada kehidupan awal, kemudian mengalami peningkatan

secara perlahan sampai mencapai konstan saat ternak tua.

Pertumbuhan merupakan salah satu sifat yang menandakan bahwa tanaman itu

hidup. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai adanya perubahan bentuk seperti bertambah

jumlah, ukuran, dan volume secara fisik pada mahluk hidup dikarenakan bertambahnya

jumlah sel yang diikuti dengan pembesaran ukuran sel-sel yang membentuk makhluk hidup

tersebut. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif dan bersifat irreversible yang artinya

tidak dapat kembali. Hal ini sesuai dengan literatur Anggun dan Wawan (2018) yang

menyatakan bahwa Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume,

bobot, jumlah sel atau protoplasma yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal).

Pertumbuhan dan perkembangan terjadi pada makhluk hidup, baik pada manusia, hewan,

maupun tumbuhan.

Selain mengalami pertumbuhan, tumbuhan juga mengalami perkembangan.

Perkembangan merupakan proses tumbuhan untuk menuju kedewasaan atau mencapai

kematangan fungsi sel atau organ. Dalam proses ini sel dan organ yang berperan pada masa

pertumbuhan mengalami penyempurnaan atau perubahan struktur dan fungsi. Sehingga

perkembangan dapat disebut sebagai proses diferensiasi atau spesialisasi sel atau bagian-

bagian tumbuhan yang berubah menjadi dewasa (memiliki fungsi khusus). Perkembangan

tidak dapat diukur secara kuantitatif layaknya pertumbuhan. Hal ini seuai dengan literatur

Suparmaji (2013) yang menyatakan bahwa Perkembangan didefinisikan sebagai suatu

proses menuju kedewasaan, ketika fungsi-fungsi fisiologi organ-organ tubuh yang telah
33

menjadi lebih sempuma. Prosesnya tidak sama, meski pada makhluk hidup yang memiliki

indukan yang sama. Kemudian, pada proses ini tidak dapat dinyatakan dengan suatu ukuran

tertentu karena bersifat kualitatif sehingga tidak dapat diukur dengan satuan pengukuran.

Pertumbuhan dan perkembangan di pengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal (genetik) berasal dari dalam tubuh tanaman tersebut

yang diwariskan di dalam gennya dari tetuanya, meliput gen dan hormone. Sedangkan

faktor luar meliputi temperatur, suplai air, sinar matahari, susunan atmosfir, komposisi

udara (gas) dalam tanah, reaksi tanah (pH), suplai unsur hara, dan faktor biotik. Hal ini

sesuai dengan literatur Sufardi (2019) yang

menyatakan bahwa yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh

berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam tanaman itu sendiri maupun yang berasal dari

luar tanaman. Faktor yang berasal dari dalam tanaman dikenal sebagai faktor genetic.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan seperti unsur hara, air,

sinar matahari, pH tanah dan kelembapan. Unsur hara merupakan salah faktor yang penting

bagi pertumbuhan. Oleh karena itu digunakan pupuk kompos agar kandungan hara tersedia

di dalam tanah ketika akar mulai mencari unsur hara di dalam tanah. Penggunaan polybag

sebagai media tanam menyebabkan aktivitas pergerakan akar terhambat sehingga

mempengaruhi penyerapan hara. Pemberian pupuk SP36 membantu kekurangan dalam

penggunaan polybag Pupuk SP36 mengadung fosfat yang membantu pembentukan akar

sehingga lebih kuat. Pemberian pupuk urea dilakukan agar mempercepat pertumbuhan

tinggi, cabang dan daun tanaman. Pemberian pupuk KCl bertujuan memperkuat batang dan

memperkuat resistensi tanaman terhadap stress dan serangan penyakit pada masa
34

pertumbuhan, serta meningkatkan hasil panen. Hal ini sesuai dengan literature Sufardi

(2019) yang menyatakan bahwa faktor yang berasal dari luar tanaman dikenal sebagai

faktor lingkungan atau faktor keliling. Bagi tumbuhan, factor lingkungan yang terpenting

meliputi: temperatur, suplai air, sinar matahari, susunan atmosfir, komposisi udara (gas)

dalam tanah, reaksi tanah (pH), suplai unsur hara, dan faktor biotik.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diketahui tinggi tanaman dan jumlah

daun jagung dan kedelai. Didapatkan tinggi tanaman jagung pada MST ke 1 : 14 cm, pada

MST ke 2 : 32,94 cm, pada MST ke 3 : 43,6 cm, pada MST ke 4 : 55 cm, pada MST ke 5 :

91,44 cm, pada MST ke 6 : 104, 8 cm, pada MST ke 7 : 115,3 cm, pada MST ke 8 : 126,8

cm, dan pada MST ke 9 : 126,8 cm. Dan didapatkan tinggi tanaman kedelai pada MST ke 1

: 4,34 cm, pada MST ke 2 : 5,34 cm, pada MST ke 3 : 12,94 cm, pada MST ke 4 : 18,5 cm,

pada MST ke 5 : 23,4 cm, pada MST ke 6 : 27,5 cm, pada MST ke 7 : 29 cm, pada MST ke

8 : 32,4 cm, dan Pada MST ke 9 : 32,4 cm. Hal ini terjadi karena jagung dan kedelai terus

melakukan pertumbuhan akibat sel yang terus membelah dan memanjang. Hal ini sesuai

dengan literatur Suparmuji (2013) yang menyatakan bahwa Pertumbuhan didefinisikan

sebagai suatu proses bertambahnya ukuran atau volume tubuh akibat bertambahnya sel-sel

tubuh makhluk hidup.

Selain tinggi tanaman didapatkan data rata- rata jumlah daun pada tanaman jagung

dan kedelai. Jumlah daun pada jagung MST ke 1 : 3 buah, pada MST ke 2 : 4 helai, pada

MST ke 3 : 5,2 helai, pada MST ke 4 : 6,4 helai, pada MST ke 5 : 7,6 helai, pada MST ke 6

: 9,6 helai, pada MST ke 7 : 11 helai, pada MST ke 8 : 15,8 helai, dan pada MST ke 9 : 15,8

helai. Dan jumlah daun pada tanaman kedelai MST ke 1 : 0 , pada MST ke 2 : 1 helai , pada
35

MST ke 3 : 2,8 helai , pada MST ke 4 : 4 helai , pada MST ke 5 : 9,2 helai, pada MST ke

6 : 15 helai, pada MST ke 7 : 17,2 helai, pada MST ke 8 : 19,8 helai, dan Pada MST ke 9 :

19,8 helai. Hal ini terjadi karena jagung dan kedelai terus melakukan pertumbuhan dan

perkembangan akibat jaringan sel yang terus memanjang dan membelah. Hal ini sesuai

dengan literatur Anggun dan Wawan (2018) yang menyatakan bahwa Pertumbuhan adalah

suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, jumlah sel atau protoplasma yang

bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal).

Berdasarkan data hasil percobaan dapat dilihat bahwa jagung dan kedelai

mengalami 3 fase vegetative, yaitu fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada

umur 2 MST sampai 6 MST tanaman jagung mengalami fase logaritmik, dapat dilihat dari

pertambahan tinggi yang semula 32,94 cm menjadi 104,8 cm dan jumlah daun dari 4

menjadi 9,6 helai. Pada tanaman kedelai fase logaritmik terjadi pada umur 2 MST sampai 6

MST, dapat dilihat dari pertambahan tinggi yang semula 5,34 cm menjadi 27,5 cm dan

jumlah daun dari 1 menjadi 15 helai. Fase logaritmik merupakan fase ketika terjadi

pertambahan ukuran tanaman yang awalnya tergolong lambat kemudian akan meningat

seiring berjalannya waktu tinggi tanaman akan meningkat. Hal ini sesuai dengan literatur

Nafi’ah dan Kurniawan () yang menyatakan bahwa Pada fase logaritmik, ukuran (v)

bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa laju

pertumbuhan (dv/dt) lambat pada awalnya, tapi kemudian terus meningkat.

Dari kurva hasil pengamatan tanaman jagung mengalami fase linier pada

umur 6 MST sampai 7 MST, yaitu dari tinggi 104,8 cm sampai 126.8 cm. Fase

linier tanaman kedelai terjadi pada minggu ke-6 sampai minggu ke-7, yaitu dari
36

tinggi 27,5 cm sampai 32,4 cm. Pada fase ini pertumbuhan tanaman terjadi secara

tetap (konstan) yang dilihat dari pertambahan tinggi dan daun tanaman tidak

terlalu signifikan. Hal ini sesuai dengan literatur Nafi’ah dan Karuniawan (2016)

yang menyatakan bahwa pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara

konstan.

Dari kurva hasil pengamatan pada minggu ke-7 sampai ke-9 tanaman jagung

mengalami fase penuaan. Hal ini dapat dilihat dari tinggi tanaman dan jumlah daun yang

tidak mengalami pertambahan secara signifikan, yaitu tinggi 115,3 cm sampai 126,8 cm

dan daun hanya bertambah 4,8 helai. Pada tanaman kedelai mengalami fase penuaan dari 7

MST sampai 9 MST, yaitu 29 cm sampai 32,4 cm dan daun yang hanya bertambah

sebanyak 2,6 helai. Fase penuaan ini terjadi karena pertumbuhan fase vegetative telah

mencapai titik maksimumnya dan dimulainya fase generative. Hal ini ditandai dengan laju

pertumbuhan yang menurun dibandingkan fase linier. Hal ini sesuai dengan literatur

Nafi’ah dan Karuniawan (2016) yang menyatakan bahwa Fase penuaan dicirikan oleh laju

pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua
37

KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Kurva sigmoid merupakan sebuah kurva yang menggambarkan pola pertumbuhan

tanaman, berupa pertambahan dan perlambatan

2. Pertumbuhan adalah perubahan bentuk seperti bertambah jumlah, ukuran, dan volume

secara fisik pada mahluk hidup dikarenakan bertambahnya jumlah sel yang diikuti dengan

pembesaran ukuran sel-sel.

3. Perkembangan adalah proses diferensiasi atau spesialisasi sel atau bagianbagian

tumbuhan yang berubah menjadi dewasa (memiliki fungsi khusus).

4. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah gen dan

hormon. Faktor eksternal meliputi temperatur, suplai air, sinar matahari, susunan atmosfir,

komposisi udara (gas) dalam tanah, reaksi tanah (pH), suplai unsur hara, dan faktor biotik

5. Tanaman jagung mengalami rataan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun dari umur 2

MST sebesar 32,94 cm dan jumlah daun 4 sampai umur 9 MST dengan tinggi tanaman

126,8 cm dan jumlah daun 15,8.

6. Tanaman kedelai mengalami rataan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun dari umur 2

MST sebesar 5,34 cm dan jumlah daun 1 sampai umur 9 MST dengan tinggi tanaman 32,4

cm dan jumlah daun 19,8 .

7. Fase logaritmik tanaman jagung terjadi pada umur 2 MST sampai 6 MST dan kedelai

pada umur 2 MST sampai 6 MST.


38

8. Fase linier tanaman jagung terjadi pada umur 6 MST sampai 8 MST dan kedelai pada

umur 6 MST sampai 7 MST.

9. Fase penuaan tanaman jagung terjadi mulai umur 7 MST dan kedelai umur 7 MST.
39

DAFTAR PUSTAKA

Agustina,T., Darmanti,S., dan Hasturi, Dwi. 2018. Pertumbuhan Batang, Akar dan Daun Gulma

Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.) Stems, Roots and Leaves Growth of

Ketumpang (Pilea microphylla (L.) Liebm.) Weeds. Buletin anatomi dan fisiologi.3(1).79-

84

Akil m. dan Dahlan H. A. 2015. Budidaya Jagung dan Disemansi Teknologi. Balai Penelitian

Tanaman Serelia Maros.

Anggun, Z., dan Wawan, K.2018 DESKRIPSI SAINTIFIK PENGARUH TANAH PADA

PERTUMBUHAN TANAMAN: Studi Terhadap QS. Al A’raf Ayat 58. JURNAL

THABIEA. 1(2).61-69 Dinas Ketahanan dan Pertanian Kabupaten Ngawi. (8 Agustus

2022). Budidaya Jagung.

Birnadi, S. (2014). Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pupuk Organik Bokashi Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil tanaman Kedelai (Glycine max (L.). Jurnal Kultivar Wilis, VIII(1).

Fadil Hukama Hamdi, J. A. (2021). INDEKS KUALITAS TANAH PADA SATUAN LAHAN

YANG DITANAMI JAGUNG DI KENAGARIAN MUNGKA, KABUPATEN LIMA

PULUH KOTA.

Fehr, W. R., & Caviness, C. E. (2019). Stages of soybean development. Cooperative Extension

Service, Iowa State University of Science and Technology.


40

Fitrianti. F. 2016. Uji Konsentrasi Bacillus subtillis BN18 Terhadap Pertumbuhan Benih Jagung

(Zea mays L.) Secara in Vitro. Skripsi. Fakultas Sains Dan Teknologi, Uin Alaudin

Makassar.

Hufford, M. B., Lubinksy, P., Pyhäjärvi, T., Devengenzo, M. T., Ellstrand, N. C., Ross-Ibarra, J.,

& Tenaillon, O. (2013). The genomic signature of crop-wild introgression in maize. PLoS

Genetics, 9(5)

Irma F. 2016. Uji Formulasi Konsentrasi Bacillus subtilis Bnt8 Terhadap Pertumbuhan Benih

Jagung (Zea mays L.) Secara In Vitro. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin

Makassar. Makassar.

Jumaidi,M.Elly,dan Nurjani. 2018. Respon Tanaman Jagung Manis Pada Tanah Gambut Terhadap

Pemberian Beberapa Jenis Bahan Pembendah Tanah Pontianak.

Latunra. A.I. 2014. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Li, G., Quiros, C. F., & Li, W. (2018). Soybean: botany, production and uses. CABI.

Nafi’ah, H dan Karuniawan, A.2015. Laju Pertumbuhan Genotip Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

Yang Diberi Kombinasi Bokashi Jerami Dan Pupuk Kalium Di Lahan Kering.

Jagros.1(1).31- 47. Pavlov, A. R., dan Krivushin, A. V. 2019. A sigmoid growth curve of a

bacterial population: mathematical model and simulation. Journal of Biological Systems,

27(04), 555-568.

Perwatasari, B.M. Tripatmasari dan Wasonowati C. 2015. Pengaruh Media Tanam dan Nutrisi

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakhoi dengan Sistem Hidroponik. Universitas

Negeri Malaysia. Malaysia.


41

Raschka, S., & Mirjalili, V. (2019). Python Machine Learning, Third Edition. Packt Publishing

Sumarji. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Kacang Kedelai. Universitas Islam Kediri.

Kediri.

Rianto, Agus. 2016. Respons Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) Terhadap Penyiraman Dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis. Sekolah Tinggi Ilmu Wacana. Metro.

Lampung.

Riwandi, M. Handajaningsih, dan Hasanudin,2014. Teknik Budidaya Jagung Dengan Sistem

Organik Di Lahan Marjinal. UNIB Press. Bengkulu.

Salman,B., Sumantri,C., Rachman,R., Saefuddin., dan Talib,C.2015. Kurva Pertumbuhan Sapi

Friesian Holstein dari Lahir Sampai Siap Kawin Berdasarkan Tingkat Kelahiran. Jurnal

Veteriner.16(1).96-106

Singh, B. B., Hymowitz, T., & Singh, R. J. (2017). Genetic resources, chromosome engineering,

and crop improvement: oilseed crops, Volume 4. CRC Press

Setiawan, A., & Kusumadewi, S. D. (2019). Analisis curah hujan, pemanfaatan lahan dan efisiensi

air untuk usaha jagung di wilayah irigasi Cikaso Hulu, Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal

Agroekoteknologi, 7(2), 103-109.

Specht, J. E., Hume, D. J., Kumudini, S. V., & Smith, J. R. (2014). Soybean yield potential—a

genetic and physiological perspective. Crop Science, 54(2), 545-552

Sufardi. (2019). Pengantar Nutrisi Tanaman (2nd ed.). Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

Suparmuji. 2013. Insight Pertumbuhan dan Perkembangan. Diktat Pembelajaran. Nunukan

Selatan.
42

Tambunan. A. S.2013. Efisiensi Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman

Jagung (Zea mays L.) Pada Tanah Andisol Dan Ultisol Medan: Universitas Sumatera

Utara.

Zulkifli, T. 2013. Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah Terhadap Pemberian Kompos

Jerami. Universitas Sumatera Utara Medan.


43

LAMPIRAN

Lampiran
44
45
46
47
48
49
50

Tabel Data
Tanggal Tanam : 7 Maret 2023
Komoditi :jagung (zea mays L)
Parameter : Tinggi Tanaman (cm)

MST
Tanggal Ke Tinggi batang jagung
1 2 3 4 5 total rataan
14-mar-2023 1 16.5 16 10 14 13.5 70 14
21-mar-2023 2 38.5 32 31.5 32.7 30 164.7 32.94
28-mar-2023 3 48 43 41 46 40 218 43.6
04-Apr-2023 4 65 55 53 52 50 275 55
11 Mar-2023 5 97 89 93.1 93.1 85 457.2 91.44
18-Apr-2023 6 108 99 106 107 104 524 104.8
119.5 109 120.5 119 108. 576.5 115.3
25-Apr-2023 7 5
02 Mei-2023 8 129 115 135 132 123 634 126.8
09 Mei-2023 9 129 115 135 132 123 634 126.8
51

Tanggal Tanam : 7 Maret 2023


Komoditi : Jagung (Zea mays L.)
Parameter : Jumlah Helai

MST
Tanggal Ke Tinggi batang jagung
1 2 3 4 5 total rataan
14 Maret 2023 1 3 3 3 3 3 15 3
21 Maret 2023 2 4 4 4 4 4 20 4
28 Maret 2023 3 5 6 5 5 5 26 5.2
4 April 2023 4 7 7 5 7 6 32 6.4
11 April 2023 5 9 8 6 8 7 38 7.6
18 April 2023 6 11 10 8 9 10 48 9.6
25 April 2023 7 13 11 9 11 11 55 11
2 Mei 2023 8 18 15 14 16 16 79 15.8
9 Mei 2023 9 18 15 14 16 16 79 15.8
52

Tanggal Tanam : 16 Maret 2023


Komoditi : Kedelai (Glycine max L. Merill)
Parameter : Tinggi Tanaman (cm)

MST
Tanggal Ke Tinggi tanaman jagung
1 2 3 4 5 total rataan
23 Maret 2023 1 4.5 4.5 4.7 5 3 21.7 4.34
30 Maret 2023 2 5.4 5.4 5.5 6.3 4.1 26.7 5.34
6 April 2023 3 13.4 12.8 13 14 11.5 64.7 12.94
13 April 2023 4 21 16 16. 16 24 93.2 18.64
2
20 April 2023 5 33 21 17 16 30 117 23.4
27 April 2023 6 40 24 17 23 34 138 27.6
4 Mei 2023 7 41 24.5 19 24.5 36 145 29
11 Mei 2023 8 44 25 23 32 38 162 32.4
18 Mei 2023 9 44 25 23 32 38 162 32.4
53

Tanggal Tanam : 16 Maret 2023


Komoditi : Kedelai (Glycine max L. Merill)
Parameter : jumlah daun

MST
Tanggal Ke Tinggi batang jagung
1 2 3 4 5 total rataan
23 Maret 2023 1 0 0 0 0 0 0 0
30 Maret 2023 2 1 1 1 1 1 5 1
6 April 2023 3 2 3 3 3 3 14 2.8
13 April 2023 4 5 3 4 4 4 20 4
20 April 2023 5 10 10 7 14 5 46 9.2
27 April 2023 6 18 16 16 18 7 75 15
4 Mei 2023 7 21 17 18 22 8 86 17.2
11 Mei 2023 8 23 19 22 25 10 99 19.8
18 Mei 2023 9 23 19 22 25 10 99 19.8
54

Denah Lahan

Anda mungkin juga menyukai