Najah Syamiyah PDF
Najah Syamiyah PDF
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh:
NAJAH SYAMIYAH
NIM: 1110101000060
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedoteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Najah Syamiyah
i
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
EPIDEMIOLOGI
Srkipsi, Agustus 2014
Najah Syamiyah, NIM: 1110101000060
ABSTRAK
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH STUDY
Epidemiology
Undergraduate Thesis, August 2014
Najah Syamiyah, NIM: 1110101000060
ABSTRACT
Based on the results, the risk factors on the incident of type 2 Diabetes
Mellitus among women in Pesanggrahan Public Health Center was a family
history of Diabetes Mellitus with OR of 4.784 (95% CI 2.693 to 8.500). While
history of giving birth more than 4,000 grams (Macrosomia) and hypertension
history were not at risk of incident type 2 Diabetes Mellitus in women in this
study. It is recommended for health personnel and public health centers to
improve screening and health promotion program of type 2 Diabetes Mellitus
related to risk factor to the community.
Reference: 81 (1995-2014)
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
NAJAH SYAMIYAH
1110101000060
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
iv
PANITIA SIDANG SKRIPSI
Mengetahui,
Penguji I,
Penguji II,
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Agama : Islam
Jakarta Selatan
Email : najahsyamiyah21@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
Jakarta
Riwayat Organisasi
vi
3. 2010 - 2011 : Anggota Muda Korps Sukarela (KSR) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta Raya.
Pengalaman Penelitian
2. Skrining Faktor Risiko PJPD di wilayah kerja Kota Bogor Juni tahun 2012.
5. Gambaran Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe II Pada Guru Tk Bani Saleh 2
Kota Bekasi.
vii
Pengalaman Kerja
2007 – 2010.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat ilmu kepada
umat. Puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi karena telah memberikan kami nikmat
sehat sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor Risiko
Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam rangka meraih
gelar sarjana strata 1 (S1) Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Atas selesainya skripsi ini, tidak lupa ucapan terimakasih
disampaikan kepada :
1. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran
2. Ibu Febrianti, SP, M.Si, selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat
4. Ibu Riastuti K.W., SKM, MKM selaku dosen pembimbing ke-2 skripsi.
5. Ibu Narila Mutia, Ph.D dan Ibu Hoirun Nisa, Ph.D selaku dosen penguji
Sidang Skripsi.
7. Orang tua yang tiada henti berdoa dan berjuang untuk mendukung serta
membiayai peneliti.
ix
8. Seluruh tim dosen pengajar Peminatan Epidemiologi khususnya Bapak Sholah
Epidemiologi.
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna, namun penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
kita semua dan berharap ada kritik atau saran yang membangun untuk skripsi ini.
Najah Syamiyah
x
LEMBAR PERSEMBAHAN
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
xii
2.4 Patogenesis dan Patofisiologi ........................................................... 18
4.3.1 Populasi........................................................................................... 56
xiii
4.5.4 Pemasukan Data (Data Entry) ..................................................... 61
6.3 Gambaran dan Risiko Riwayat Melahirkan Bayi Lebih dari 4.000
gram terhadap Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Wanita di
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014 ......................... 79
xiv
6.5 Gambaran dan Risiko Riwayat Hipertensi terhadap Kejadian
Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Wanita di Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan Tahun 2014 ............................................................... 85
xv
DAFTAR BAGAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.6.2 Anjuran Jumlah Porsi Menurut Kecukupan Energi pe Hari untuk
Kelompok Wanita Dewasa Usia 29 - >65 tahun.............................. 38
Tabel 5.3.1 Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Wanita di
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014 …………….… 72
xvii
DAFTAR ISTILAH
DM : Diabetes Mellitus
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit paru obstruktif kronis. Kematian akibat PTM tidak hanya terjadi
masalah kesehatan yang cukup besar bagi masyarakat dan negara. Diabetes
Mellitus sering disebut sebagai The Great Imitator, karena penyakit ini
Pada tahun 2000, 3,2 juta orang meninggal akibat komplikasi yang
tinggi, seperti wilayah Pacifik dan Timur Tengah, sebanyak satu dari empat
kematian pada orang dewasa berusia antara 35 dan 64 tahun adalah akibat
Diabetes. Diabetes telah menjadi salah satu penyebab utama penyakit dini
1
risiko kematian sebesar 50% dan 80% pada penderita Diabetes. Diabetes
oleh kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal yang disebabkan oleh
setelah Amerika Serikat, China dan India. Berdasarkan data dari Badan
(DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan pada hasil Riset
Menurut data survey NCD tahun 2008 di Indonesia, dari seluruh penyebab
2
Diabetes Mellitus berdasarkan jenis kelamin di Indonesia pada tahun 2013
pada DKI Jakarta sebesar 2,6% di atas angka nasional sebesar 1,1%. Angka
Diabetes Mellitus di setiap wilayah Kota di DKI Jakarta tahun 2013 belum
bisa diketahui.
3
pedesaan sebesar 42,4% sementara didaerah urban lebih banyak yakni
wanita. Perilaku makan yang tidak sehat seperti tinggi lemak, kurang sayur
lebih tinggi dibandingkan dengan laki – laki, dan juga terdapat perbedaan
dalam melakukan semua aktivitas dan gaya hidup sehari-hari yang sangat
satu faktor risiko terjadinya penyakit Diabetes Mellitus (Gusti & Erna,
2014).
4
hormonal tersebut sehingga wanita berisiko menderita Diabetes Mellitus
Mellitus pada wanita dewasa di DKI Jakarta diteliti oleh Siti dan teman-
temannya pada tahun 2009. Dari sekian variabel yang diteliti berdasarkan
pada wanita di DKI Jakarta adalah usia ≥45 tahun dan konsumsi makanan
atau minuman manis. Sama halnya dengan hasil Riskesdastahun 2013 yang
risiko kejadian diabates Mellitus tipe 2 yang cukup besar. Dengan demikian
tipe 2. Selain itu, ada faktor risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 yang sangat
pernah melahirkan bayi dengan berat ≥4.000 gram. Masih perlu dilakukan
5
Meskipun telah banyak dilakukan penelitian tentang faktor risiko
yang ditemukan pada wilayah yang berbeda belum tentu sama. Sehingga
Mellitus tipe 2 pada salah satu wilayah tertentu yang belum diketahui.
Menurut data dari Sudinkes Jakarta Selatan, kasus baru Diabetes Mellitus
menjadi 357 kasus baru pada tahun 2012 (Erviana dkk, 2013). Kemudian
Diabetes yang tercatat meningkat menjadi 421 kasus. Jumlah kasus baru
karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti faktor risiko kejadian Diabetes
Selatan.
6
wilayah perkotaan dari pada di pedesaan. Selain itu, prevalensi Diabetes
1,9%. Jumlah kasus baru dari tahun 2011 dan 2012 di Puskesmas
kasus. Jumlah tersebut tetap meningkat menjadi 421 kasus baru pada tahun
7
2. Bagaimana gambaran faktor risiko kejadian Diabetes Mellitus tipe 2
8
Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2014 berdasarkan distribusi
a. Bagi peneliti
9
c. Bagi Puskesmas dan Masyarakat
Jakarta Selatan
Jakarta Selatan pada bulan April-Juni 2014. Penelitian ini bertujuan untuk
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat
absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. Diabetes Mellitus (DM)
darah (gula darah) melebih nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu
sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau
Gejala yang timbul disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin atau ada
11
dikaitkan dengan gangguan sistem mikrovaskular dan makrovaskular,
dihasilkan tidak mencukupi atau insulin tidak bekerja dengan baik. Oleh
dapat timbul akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol, misalnya
keadaan puasa pagi hari ≥126 mg/dL atau 2 jam sesudah makan ≥200
diantaranya adalah:
12
1) `Diabetes Mellitus Tipe 1
DM tipe 1 dapat terjadi mulai dari usia 4 tahun dan memuncak pada
2010).
tetap hidup. Diabetes tipe 1 juga bisa disebut IDDM (Diabetes Mellitus
13
2) Diabetes Mellitus Tipe 2
tidak adekuat oleh sel-sel beta pankreas. Tipe ini disebut juga Diabetes
dapat dilakukan, tetapi tidak cukup untuk mengontrol kadar gula darah.
pada orang yang lanjut usia dan mereka hanya mengalami gejala yang
Obesitas bisa juga dikaitkan dengan pola makan dan pola hidup yang
14
dalam otot dan sel lemak sehingga glukosa dalam darah meningkat.
dalam kadar yang normal. Akan tetapi akhirnya, pankreas tidak dapat
3) Diabetes Gestasional
toleransi karbohidrat yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat
15
data berkembang menjadi Diabetes Mellitus tipe 2 dalam kurun waktu
dilahirkan oleh ibu enderita Diabetes bersiko (Charles & Anne, 2010):
1) Sering buang air kecil. Tingginya kadar gula dalam darah yang
dikeluarkan lewat ginjal selalu diiringi oleh air atau cairan tubuh maka
buang air kecil menjadi lebih banyak. Bahkan tidur di malam hari kerap
16
3) Fatigue/ lelah , muncul karena energy menurun akibat berkurangnya
glukosa dalam jaringan dan sel. Kadar gula dalam darah yang tinggi
tidak bisa optimal masuk dalam sel disebabkan oleh menurunnya fungsi
hipoglikemik.
cairan tubuh.
dan tangan.
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbgai
17
macam keluhan dengan gejala sangat bervariasi. Gejala-gejala tersebut
gambaran klinik dari Diabetes Mellitus tidak jelas dan baru ditemukan
(Misnadiarly, 2006).
insulin atau menghasilkan insulin, tetapi dalam jumlah yang tidak cukup,
insulinnya tidak bekerja secara efektif. Hal ini terjadi pada penderita DM
18
di jaringan adipose, serta penyerapan asam amino dan sintesis protein di
otot rangka. Hormon ini juga meningkatkan sintesis albumin dan protein
yang disintesis oleh sel beta pankreas endokrin yang terdiri dari kelompok
metabolik sehingga gula, lemak, dan asam amino dapat disimpan serta
tidak terbakar habis. Jika tidak ada insulin, lemak, gula, dan asam-asam
amino tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga unsur-unsur gizi tersebut
(Jordan, 2002).
Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam
19
2.5 Diabetes Mellitus Pada Wanita
Beban Diabetes pada wanita adalah unik karena penyakit ini dapat
mempengaruhi baik ibu dan anak-anak mereka yang belum lahir. Diabetes
bayi lahir dengan cacat lahir. Wanita dengan Diabetes juga lebih mungkin
untuk memiliki serangan jantung, dan pada usia yang lebih muda, daripada
untuk Diabetes seperti berat badan, obesitas, kurangnya aktivitas fisik yang
lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria dalam semua sub
dilakukan di RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado pada Mei-Oktober 2011.
Didapatkan bahwa 57% dari 138 kasus baru Diabetes Mellitus tipe 2 di
20
Riskesdastahun 2007 menyatakan bahwa 48.2 persen penduduk
(54.5 persen) lebih tinggi dari pada kelompok laki-laki (41,4 persen).
Selain itu kurang melakukan aktivitas fisik didaerah rural sebesar 42,4
Sebuah penelitian dilakukan oleh Ifan dan dua orang temannya pada tahun
gestasional.
gestasional yang berulang pada masa yang akan datang. Sedangkan bayi
yang lahir dari ibu yang mengalami Diabetes gestasional berisiko tinggi
21
Menjaga kesehatan wanita sangatlah penting. Dengan mengetahui
merupakan salah satu istilah dari risiko berupa penjabaran dari faktor-
22
tidak dapat diubah. Faktor risiko Diabetes Mellitus antara laian adalah
kadar glukosa darah yang tinggi, riwayat keluarga menderita DM, obesitas,
kurang aktivitas fisik, usia, hipertensi, riwayat DM saat hamil, dan Sindrom
berusia 20 tahun ke atas sesuai dengan jenis faktor risiko yang disebutkan
Faktor Risiko DM dibagi atas dua faktor yaitu faktor yang dapat
(Masriadi, 2012).
23
2) Usia
24
kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah
Soedijono, 2013).
25
gram/ 9 pounds) biasanya dianggap sebagai praDiabetes
(Lanywati, 2001).
26
2.6.2 Faktor Risiko yang dapat dimodifikasi
27
hubungan dengan kejadian DM Tipe 2 adalah Indekx Massa
Tubuh.
Ambilan (uptake) glukosa oleh sel yang meliputi sel otak, sel
sebagai bahan bakar dan bukan lemak atau protein. Efek samping
2) Obesitas abdominal
28
satu cara untuk mengukur lemak perut (Balkau, 2014). Menurut
2008).
29
Diabetes Mellitus. Untuk megukur obesitas abdominal ialah
ialah jika lingkar perut pada laki-laki >90 cm, sedangkan pada
30
pekerjaan kantor seperti mengetik. Dengan kata lain, aktivitas
fisik atau olah raga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5
tahun, untuk setiap 500 kkal yang dibakar per minggu melalui
31
lebih banyak glukosa daripada pada waktu tidak bergerak.
32
Tabel 2.6.1
Hipertensi Menurut Kelompok Usia
nefropati.
33
Selain menjadi faktor risiko Diabetes Mellitus tipe 2, hipertensi
34
darah menjadi terganggu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
2.
35
manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai
36
serat makanan yang relatif rendah secara signifikan
alkohol, diet tinggi lemak dan kurang serat, obesitas, stress serta
37
Konsumsi gula yang berlebihan akan menyebabkan konsumsi
Tabel 2.6.2
Anjuran Jumlah Porsi Menurut Kecukupan Energi pe Hari
untuk Kelompok Wanita Dewasa Usia 29 - >65 tahun
7) Merokok
38
faktor risiko yang memungkinkan untuk terjadinya resistensi
2012).
39
Ditemukan pula bahwa ada 5 kali peningkatan risiko Diabetes
40
penyandang DM rujuk balik dari Rumah Sakit yang merupakan peserta
askes dapat diberikan obat oral maupun suntikan selama 30 hari atau sesuai
a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan Sekunder
efektif leh petugas kesehatan. KIE juga diberikan kepada pasien dan
41
pencegahan sekunder bagi pasien DM bertujuan untuk melindungi
c. Pencegahan Tersier
diperlukan.
42
2.8 Konsep Kejadian Penyakit Tidak Menular
sangat berkaitan erat dengan faal/fungsi tubuh, mutasi dan sifat resistensi
tubuh, dan pada umumnya terdiri dari berbagai faktor yang saling kait
2001).
penyebab semata, tetapi yang utama adalah bagaimana rantai penyebab dan
lainnya. Oleh sebab itu, perlu dipahami bahwa dalam setiap proses
(Timmreck, 2001).
menular atau bisa juga disebut dengan penyakit kronis. Penyakit kronis
43
kausalitas penyakit kronis (Timmreck, 2001). Adapun postulat kausalitas
faktor risiko dan penyakit yang diteliti, demikian pula dengan setiap
44
8) Populasi penduduk yang terpajan faktor risiko dalam penelitian yang
b. Bersifat temporal
c. Dosis Respon
d. Biological Plausibility
biologis.
e. Bersifat konsisten
f. Bersifat reversibel
45
Eliminasi paparan dapat menghilangkan atau menurunkan kejadian
penyakit.
h. Analogi
Jika suatu faktor lain yang serupa dengan faktor yang diamati
jika merokok dikurangi, angka kasus kanker paru pun menurun (Timmreck,
2001).
46
Faktor risiko juga mengacu pada perilaku yang berisiko, kondisi
Faktor-faktor predisposisi adalah faktor atau kondisi yang ada dan dapat
47
2.9 Kerangka Teori
berikut berikut:
Bagan 2.9.1
Kerangka Teori
48
BAB III
kerangka teori yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka ada
beberapa faktor risiko yang dipilih oleh peneliti untuk diteliti sebagai
Status BBLR, usia dan ras/etnik merupkan salah satu faktor risiko
responden sudah sangat lampau dan akan sulit untuk mendapatkan data
49
a. Riwayat melahirkan bayi dengan berat ≥4.000 gram
kandung.
c. Hipertensi
hipertensi.
50
Bagan 3.1.1
Kerangka Konsep Penelitian
51
3.2 Definisi Operasional
52
Riwayat melahirkan Pernah melahirkan bayi - Wawancara Menanyakan langsung 1. Pernah Ordinal
bayi ≥4.000 gr dengan berat badan bayi dengan kuisioner kepada responden . 2. Tidak Pernah
≥4.000 gr
Riwayat Keluarga Adanya riwayat keluarga - Wawancara Menanyakan langsung 1. Ada riwayat Nominal
Menderita DM (ayah, ibu, saudara dengan kuisioner kepada responden. 2. Tidak ada
kandung, paman/bibi, riwayat
kakek/nenek) yang
menderita DM
Riwayat Hipertensi Riwayat memiliki Wawancara dengan Menanyakan kepada 1. Ada Ordinal
tekanan darah tinggi kuisioner responden apakah 2. Tidak ada
oleh petugas kesehatan responden pernah
yakni lebih dari 140/90 didiagnosa mengalami
mmHg. tekanan darah
tinggi/hipertensi oleh
petugas kesehatan
53
3.3 Hipotesis
54
BAB IV
METODE PENELITIAN
disain studi case control. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-
lalu dengan timbulnya penyakit (Masriadi, 2012). Sehingga dalam hal ini,
Penelitian dengan disain studi case control ini dilakukan dengan cara
yang tidak menderita Diabetes Mellitus. Dengan penelitian ini akan diketahui
2014.
55
Bagan 4.1.1 Rancangan Penelitian Case Control
+ Faktor Risiko
+ Diabetes Mellitus
tipe 2 (Kasus)
-- Faktor Risiko
+ Faktor Risiko
- Diabetes Mellitus
tipe 2 (Kontrol)
-- Faktor Risiko
4.3.1 Populasi
(Shi, 2008 dalam Swarjana, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah
Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2014. Adapun sampel dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelompok kasus dan kontrol dimana kelompok
Diabetes Mellitus.
56
4.3.2 Sampel
kriteria inklusi dan eksklusi baik untuk kelompok kasus maupun kelompok
kontrol. Kriteria inklusi adalah kriteria umum subjek penelitian yang dipakai
kriteria yang digunakan sehingga mereka yang sudah memenuhi syarat inklusi
terpaksa dikeluarkan karena tidak tepat untuk diteliti lebih lanjut (Bustan,
maka teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
(Swarjana, 2012).
2. Pasien meninggal
57
a. Kriteria inklusi untuk kontrol:
Keterangan :
P1 :
Kesalahan tipe I dan tipe II dalam penelitian ini diwakili oleh nilai
deviat baku alpha (Zα) dan deviat baku beta (Zβ). Karena hipotesis dalam
penelitian ini merupakan hipotesis dua arah (two tail), maka besar nilai Z1-
58
α/2= 1,96 dan Z1-β = 0,84. Untuk mengetahui nilai P2 didapatkan dari
sebagai berikut:
Tabel 4.3.2
Jumlah Sampel Berdasarkan P2 dari Penelitian Sebelumnya
Variabel P1 P2 OR n
Riwayat Keluarga menderita
39,3 % 14,7 % 3,75 37
DM (Zahtamal, 2007)
Riwayat Keluarga menderita
55 % 37,5 % 2,04 120
DM (Valliyot, )
Namun karena jumlah kelompok kasus yang memenuhi kriteria hanya 112,
maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 112
kelompok kasus dan 125 kelompok kontrol (ditambah 10% untuk dropp
variabel independen seperti riwayat melahirkan bayi dengan berat ≥4.000 gr,
59
4.5 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder.
kuisioner.
sebagai berikut:
60
4.5.1 Pemeriksaan Data (Editing)
61
4.5.5 Pembersihan Data (Data Cleaning)
yang tidak valid. Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan
telah bersih dari kesalahan, maka data tersebut siap untuk ditelaah lebih
lanjut.
62
4.6.2 Analisis Bivariat
merupakan salah satu uji yang digunakan untuk melihat besar risiko
variabel independen (Ifan dkk, 2012). Hasil analisis data disajikan dalam
dimulai dari nol (0) sampai tak terhingga. Nilai OR sama dengan satu
(OR=1) berarti tidak ada hubungan. Nilai OR lebih kecil dari 1 berarti
2008).
Keterangan :
: Rasio antara banyaknya kasus yang terpapar dan kasus yang tidak
terpapar.
tidak terpapar.
63
Jika dalam penelitian ini dihasilkan nilai OR dengan rentang CI
(confident interval) yang tidak mencakup nilai 1,0 maka bisa dinyatakan
signifikan pada α 5%. Namun jika nilai lower limit dan upper limit
64
BAB V
HASIL
area seluas 2.566 m2 pada tahun 2002 dan mulai beroperasi mulai tahun 2003
kelurahan diantaranya:
1) Kelurahan Bintaro
2) Kelurahan Pesanggrahan
dibangun gedung tambahan baru untuk fasilitas rawat inap, dan telah
diresmikan pada bulan Mei 2001. Puskesmas tersebut saat ini memiliki 11
65
unit klinik pelayanan rawat jalan dan 3 fasilitas pelayanan rawat inap. 11
1) Klinik Umum
2) Klinik Gigi
5) Klinik KB / IVA
Bersalin, Rawat Inap Non-Rumah Bersalin Kelas III, serta TFC (Perawatan
66
meningkatkan pelayanan untuk pengendalian penyakit Diabetes Mellitus di
yang diadakan setiap sebulan sekali. Posbindu untuk skrining penyakit tidak
Tabel 5.2.1
Distribusi Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Wanita
Berdasarkan Usia saat Diagnosa di Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan Tahun 2014
Kasus
Kelompok Usia
n %
30 – 39 tahun 11 9,8 %
40 – 49 tahun 31 27,7 %
50 – 59 tahun 51 45,5 %
60 – 69 tahun 16 14,3 %
70 – 79 tahun 3 2,7 %
Total 112 100 %
67
Berdasarkan tabel 5.2.1 diketahui bahwa sebagian besar wanita
5.2.2:
Tabel 5.2.2
Distribusi Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Wanita
Berdasarkan Wilayah di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan
Tahun 2014
Kasus Kontrol
Kelurahan
n % n %
Bintaro 25 22,3 % 28 22,4 %
Pesanggrahan 33 29,5 % 23 18,4 %
Petukangan Selatan 15 13,4 % 25 20,0 %
Petukangan Utara 16 14,3 % 28 22,4 %
Ulu Jami 23 20,5 % 21 16,8 %
Total 112 100 % 125 100 %
68
5.2.3 Distribusi Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2
berdasarkan Kelompok Kasus dan Kontrol
5.2.3:
Tabel 5.2.3
Distribusi Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2
berdasarkan Kelompok Kasus dan Kontrol pada Wanita di
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Kasus Kontrol
Variabel
n % n %
Riwayat Melahirkan
Bayi ≥4000 gram
Pernah 23 20,5 % 19 15,2 %
Tidak Pernah 89 79,5 % 106 84,8 %
Riwayat Keluarga
Menderita DM
Ada 61 54,5 % 25 20,0 %
Tidak Ada 51 45,5 % 100 80,0 %
Riwayat Hipertensi
Ada 48 42,9 % 46 36,8 %
Tidak Ada 64 57,1 % 79 63,2 %
melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4.000 gram lebih
pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4.000 gram.
69
Diketahui sebanyak 54,5% dari kelompok wanita penderita Diabetes
Tabel 5.2.4
Gambaran Status Keluarga Menderita DM pada Wanita di
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
70
ayah (36,1%) dan ibu (27,9%). Sedangkan pada kelompok kontrol,
(ayah 40,0%).
Tabel 5.2.5
Distribusi Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2
berdasarkan Kelompok Usia pada Wanita di Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Riwayat Keluarga
Menderita DM
Ada 14 63,6 % 47 52,2 %
Tidak Ada 8 36,4 % 43 47,8 %
Riwayat Hipertensi
Ada 8 36,4 % 40 44,4 %
Tidak Ada 14 63,6 % 50 55,6 %
71
melahirkan bayi ≥4.000 gram. 63,6% wanita penderita Diabetes
Tabel 5.3.1
Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Wanita di
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
72
riwayat melahirkan bayi lebih dari 4.000 gram tidak berisiko terhadap
2014.
73
BAB VI
PEMBAHASAN
sebagai berikut:
dari orang terdekat responden seperti anak kandung, suami, atau saudara
dihasilkan tidak mencukupi atau insulin tidak bekerja dengan baik. Oleh
karena itu akan menyebabkan gula darah meningkat saat diperiksa. Seseorang
74
pagi hari ≥126 mg/dL atau 2 jam sesudah makan ≥200 mg/dL atau bila
berdasarkan usia pertama kali didiagnosa paling banyak ditemukan pada saat
wanita berusia 50-59 tahun (45,5%). Usia pertama kali didiagnosa menjadi
hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian deskriptif yang dilakukan
oleh Nadyah dkk (2011) di RSU Prof. Dr. R.D Kandou, Manado. Pada
Mellitus tipe 2 paling banyak terdapat pada kelompok usia 51-60 tahun. Usia
Mellitus tipe 2.
penelitian ini juga sesuai dengan hasil Riskesdas tahun 2013. Di Indonesia,
dimana prevalensi Diabetes Mellitus banyak terjadi pada kelompok usia 55-64
tahun (4,8%) dan kelompok usia 65-74 tahun (4,2%). Gambaran kejadian
Diabetes Mellitus tipe 2 berdasarkan usia juga didukung oleh Hasil analisis
multivariat pada penelitian yang dilakukan oleh Siti (2009) yang menemukan
salah satunya adalah usia > 45 tahun. Sebagaimana kita ketahui Diabetes
Mellitus Tipe 2 biasanya memang terjadi pada orang yang lanjut usia (Charles
75
Pada usia tua, fungsi tubuh secara fisiologis menurun seperti terjadi
fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi menjadi kurang
optimal (Gusti & Erna, 2014). Oleh karena itu, penyakit Diabetes Mellitus tipe
hipertensi paling banyak ditemukan pada wanita berusia ≥45 tahun. Hal
Diabetes Mellitus tipe 2 kurang dari 45 tahun mendapat kan risiko penyakit
76
puskesmas, dimana puskesmas di manfaatkan oleh responden yang jarak
perkotaan Indonesia dua kali lebih besar dari pada di pedesaan. Pada
konsentrasi yang lebih tinggi dari makanan cepat saji, makanan kaleng,
makanan tinggi kalori dan pola hidup yang menetap (Ghosh, 2012). Hal
faktor seperti pola makan, aktivitas fisik , dan beban psikologi. Selain itu,
77
tipe 2. Diabetes Mellitus juga terkait dengan banyak komplikasi komorbiditas
setiap 2 minggu sekali. Selain itu mereka harus melakukan tes gula darah
secara rutin setiap satu bulan sekali. Hal tersebut bisa mencegah terjadinya
Jumlah tersebut tetap meningkat menjadi 421 kasus baru pada tahun 2013. Hal
setiap tahunya selalu terjadi peningkatan kasus baru Diabetes Mellitus. Maka
penyakit Diabetes Mellitus tidak hanya untuk penderita tetapi juga kepada
78
6.3 Gambaran dan Risiko Riwayat Melahirkan Bayi Lebih dari 4.000 gram
terhadap Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Wanita di Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014
Wanita yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan berat lebih dari
Faktor risiko tersebut merupakan faktor risiko Diabetes Mellitus tipe 2 yang
tidak bisa di modifikasi. Wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat
(Lanywati, 2001).
4.000 gram tidak berisiko terhadap kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 pada
hasil penelitian ini tidak bisa membuktikan hubungan kausalitas antara kedua
uji statistik. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh jumlah sampel yang
belum memadai untuk meneliti variabel riwayat melahirkan bayi lebih dari
4.000 gram.
4.000 gram tidak berhubungan dengan Diabetes Mellitus tipe 2 pada penelitian
ini, jumlah wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari
4.000 gram lebih banyak ditemukan pada kelompok kasus yakni sebanyak
pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4.000 gram. Sebagian
besar dari wanita yang menjadi responden tidak pernah melahirkan bayi
79
makrosomia (dengan berat lebih saat lahir). Oleh karena itu, perbedaan tipis
riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4.000 gram terhadap
Tamarra dkk (2013) yang menemukan bahwa wanita yang melahirkan bayi
dengan berat lebih dari 10 pounds (≥4.000 gram) berisiko 1.61 kali menderita
Diabetes Mellitus tipe 2 (95% CI 1,24-2,08) dalam waktu 6-20 tahun setelah
Tamarra jelas memiliki kelebihan dimana paparan dilihat sejak pertama hingga
melahirkan bayi lebih dari 4.000 gram dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe
2 disebabkan oleh kemungkinan bias recall dan faktor risiko lain yang lebih
Kecamatan Pesanggrahan.
Diabetes Mellitus tipe 2 masih belum bisa dipastikan, namun hubungan antara
80
dengan kegagalan sel β (beta) untuk mengimbangi resistensi insulin yang
berat badan> 4.000 g), obesitas, dan kecenderungan untuk onset awal Diabetes
Mellitus tipe 2 (Silverman, 1998 dalam Dyck 2002). Dalam penelitian ini,
dengan hasil prospective survey yang dilakukan oleh Roland dkk (2002).
Dalam survey tersebut ditemukan bahwa bayi yang lahir dari wanita aborigin
dan menderita Diabetes Gestasional saat hamil memiliki berat di atas rata-rata/
cenderung menjadi makrosomia (OR 2.4 95% CI 1.1–5.6). Selain itu, Diabetes
tahun. Tingkat glukosa puasa tinggi selama kehamilan merupakan faktor risiko
hubungan antara riwayat melahirkan bayi lebih dari 4.000 gram dengan
81
sebaiknya menggunakan disain studi kohort dan khususnya dilakukan di
cara melakukan promosi kesehatan dan melakukan skrining kadar gula darah
dari orang tua yang DM (Ayah, ibu, termasuk saudara laki-laki dan saudara
Diabetes Mllitus tipe 2 dalam penelitian ini juga tampak jelas pada proporsi
kasus memiliki riwayat keluarga menderita Diabetes Mellitus tipe 2 dua kali
lebih besar dari proporsi kelompok kontrol yang memiliki riwayat keluarga
menderita Diabetes Mellitus tipe 2 yakni hanya sebanyak 20%. Sesuai dengan
82
postulat kejadian penyakit kronis Dr. Robert Koch, bahwa riwayat keluarga
tersebut.
sel β, metabolisme aksi insulin atau glukosa, atau kondisi metabolik lainnya
adalah 15% bila salah seorang tuanya menderita DM dan kemungkinan 75%
(Kemenkes RI, 2008). Oleh sebab itu, riwayat keluarga menderita DM menjadi
Penelitian dengan disain studi case control yang dilakukan oleh Roro (2011) di
Kota Padang Panjang juga menemukan bahwa orang yang memiliki riwayat
tipe 2.
83
Penelitian yang dilakukan oleh Radio (2011) yang dilakukan di
akan memiliki risiko untuk menderita Diabetes Mellitus tipe 2 jika memiliki
yang paling banyak ditemukan adalah riwayat dari ayah, ibu, dan saudara
kandung. Riwayat dari ayah lebih banyak ditemukan dibandingkan dari ibu.
Padahal menurut teori, risiko untuk mendapatkan DM dari ibu lebih besar 10-
30% dari pada ayah dengan DM, karena penurunan gen sewaktu dalam
penduduk yaitu normal tidak Diabetes, pembawa sifat tanpa tanda klinik
(carier) dan penderita Diabetes atau calon penderita. Bila satu kakek-nenek
menderita Diabetes Mellitus tipe 2, sedang orang tuanya tidak menderita maka
risiko anak menderita Diabetes Mellitus tipe 2 sebesar 14%. Bila salah satu
orang tua menderita Diabetes melitus tipe 2 sedang tidak ada keluarga dekat
lain menderita maka risiko anak menderita Diabetes melitus tipe 2 sebesar
84
22%. Bila satu orang tua dan satu kakek-nenek atau keluarga dekat yang lain
menderita Diabetes melitus tipe 2 maka risiko anak menderita Diabetes melitus
tipe 2 sebesar 60% (Ranakusuma, 1997 dalam Kaban dkk, 2007). Maka
kontribusi riwayat genetik, tidak hanya dominan dari Ibu melainkan banyak
faktor kompleks yang cukup berperan termasuk faktor lain selain riwayat
keluarga.
Diabetes Mellitus tipe 2 yang tidak bisa dimodifikasi, bukan berarti tidak dapat
sehat agar terhindar dari penyakit Diabetes Mellitus tipe 2. Dengan melindungi
diri dari penyakit tersebut, bukan hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi
juga menjaga keturunan kita dari risiko terkena Diabetes Mellitus tipe 2. Oleh
sedini mungkin.
85
kardiovaskular (Mangesha, 2007). Hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah yang tingginya tergantung usia individu yang terkena. Pada orang
dewasa dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg.
meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja
lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
menyatakan hasil uji statistik adalah salah satu bukti kekutan hubungan sebuah
86
Diabetes Mellitus tipe 2 menjadi lebih sering terjadi pada orang yang
penyakit tersebut.
yakni hampir setengah dari wanita yang menjadi responden memiliki riwayat
prevalensi hipertensi di Indonesia pada perempuan lebih banyak dari pada laki-
menjadi salah satu penanda bahwa kelompok wanita harus lebih berhati-hati
riwayat hipertensi dari kelompok kontrol juga bisa berpengaruh terhadap hasil
87
kelompok kontrol yang diambil masih merupakan pasien rawat jalan yang
berisiko 4.833 kali menderita Diabetes Mellitus tipe 2 (95% CI: 1.966-11.703).
Perbedaan ini kemungkinan terjadi akibat bias ingatan dalam penelitian ini.
Penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian kohort yang dilakukan David
dkk (2007) pada wanita sehat, yang membuktikan bahwa wanita yang
memiliki tekanan darah tinggi juga berisiko tinggi untuk terkena Dabetes
Radio (2011, OR 2,00 95% CI 0,70-5,67) dan Sri Trisnawati (2013). Kedua
penelitian tersebut yang juga menggunakan disain studi case control tidak
memiliki riwayat hipertensi berisiko 2,3 kali menderita Diabetes Mellitus tipe
88
Pengaruh hipertensi terhadap kejadian Diabetes Melitus disebabkan
juga berkaitan erat dengan obesitas dan pola hidup tidak sehat. Penting untuk
diingat bahwa hipertensi juga sering ditemukan pada pasien dengan penyakit
kronis seperti Diabetes Mellitus sebagai penyakit penyerta. Sehingga akan sulit
hanya ditentukan oleh unsur penyebab semata, tetapi yang utama adalah
89
BAB VII
7.1 Simpulan
8,500).
90
5. Variabel riwayat melahirkan bayi lebih dari 4.000 gram, dan riwayat
7.2 Saran
1. Bagi Masyarakat
dimodifikasi.
91
3. Bagi Peneliti Lain
92
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Septian & Okti. 2010. Hubungan antara Tingkat Stres dengan Kadar Gula
Darah pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo. Diakses pada 1/7/2014 dari
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/123456789/3642
Adiningsih, Roro Utami. 2011. Faktor –Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Orang Dewasa di Kota Padang
Panjang Tahun 2011. Skripsi Universitas Andalas: Padang.
Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Umat.
American Diabetes Association. _______. Women. Diakses pada 26/3/2014 dari
http://www.Diabetes.org/living-with-Diabetes/treatment-and-care/women/
ASH (Action on Smoking and Health). 2012. Smoking and Diabetes. ASH Fact
Sheet diakses pada 9/5/2014 dari www.ash.org.uk
Balkau, Beverley. 2014. Obesity and T2DM. diakses pada 13/05/2014 dari
http://www.diapedia.org/type-2-Diabetes-Mellitus/obesity-and-t2dm
Baradero, Mary dkk. 2005. Klien Gangguan Endokrin: Seri Asuhan Keperawatan.
Diterjemahkan oleh: Monica dkk. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Behrman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Bustan, Nadjib. 2008. 505 Tanya Jawab Epidemiologi. Makassar: Putra Asaad
Print.
CDC. 2001. Diabetes and Women’s Health Across the Life Stages: A Public
Health Perspective. U.S. Department of Health and Human Services.
CDC. 2011. Women at High Risk for Diabetes: Acces and Quality of Health Care,
2003-2006. U.S. Department of Health and Human Services.
Chang, Sang Ah. 2012. Smoking and Type 2 Diabetes Mellitus. Diabetes &
Metabolism Journal. Volume 36 :399-403.
93
Charles & Anne. 2010. Bersahabat dengan Diabetes Mellitus Tipe 2.
Diterjemahkan oleh: Joko Suranto. Depok: Penebar Plus.
Conen, David dkk. 2007. Blood Pressure and Risk of Developing Type 2 Diabetes
Mellitus: The Women’s Health Study. European Heart Journal 28 :2937–
2943.
Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Ditejemahkan oleh: Annisa
Rahmalia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
David & Linda. 2010. Menaklukan Diabetes. Jakarta: BIP Kelompok Gramedia.
Dyck, Roland dkk. 2002. A Comparison of Rates, Risk Factors, and Outcomes of
Gestational Diabetes Between Aboriginal and Non-Aboriginal Women in
the Saskatoon Health District. Diabetes Care. Volume 25. No. 3: 487-493.
Erviana, Ana dkk. 2013. Surveilans Penyakit tidak Menular Diabetes Mellitus Di
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan. Universitas Islam Negeri Jakarta.
Fitriyani. 2012. Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan
Citangkil dan Puskesmas Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon. Skripsi
UI: Depok.
Ghosh, Hasu dkk. 2012. Urban Reality of Type 2 Diabetes among First Nations of
Eastern Ontario: Western Science and Indigenous Perceptions. Journal of
Global Citizenship & Equity Education. Volume 2 (2) : 158-181.
Gusti & Erna. 2014. Hubungan Faktor Risiko Usia, Jenis Kelamin, Kegemukan
dan Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah
Kerja Puskesmas Mataram. Media Bina Ilmiah. Volume 8. No.1 : 39-44.
Hill, Jacqueline dkk. 2013. Understanding the Social Factors That Contribute to
Diabetes: A Means to Informing Health Care and Social Policies for the
Chronically Ill. The Permanente Journal. Volume 17 (2) : 76-72.
J, Ma dkk. 2001. A Case-Control Study of Risk Factors for Type 2 Diabetes
Mellitus. Diakses pada 30/6/2014 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11769694
Jenkins, David JE dkk. 2003. Type 2 Diabetes and The Vegetarian Diet. American
Journal of Clinic Nutrition. 78 :610–616.
94
Jordan, Sue. 2002. Farmakologi Kebidanan. Diterjemahkan oleh: Andry dan
Monica. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kaban, Sempakata dkk. 2007. Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kota Sibolga Tahun
2005. Majalah Kedokteran Nusantara. Volume 40 (2) : 119-128.
Kemenkes RI. 2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat.
Kemenkes RI. 2007. Hasil RiskesdasTahun2007. Banlitbangkes.
Kemenkes RI. 2008. Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit
Metabolik. Direktorat PPTM Ditjend PP&PL.
Kemenkes RI. 2008. Pedoman Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes elitus.
Direktorat PPTM Ditjend PP&PL.
Kemenkes RI. 2008. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular di Puskesmas. Direktorat PPTM Ditjend PP&PL.
Kemenkes RI. 2009. Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia
Mencapai 21,3 Juta Orang. Diakses pada 21/5/2013 dari
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/414-tahun-2030-
prevalensi-Diabetes-Mellitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html
Kemenkes RI. 2011. Penyakit Tidak Menular Penyebab Kematian Terbanyak di
Indonesia. Diakses pada 21/5/2013 dari
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1637-penyakit-
tidak-menular-ptm-penyebab-kematian-terbanyak-di-
indonesia.html.%20Diakses%2019%20Oktober%202011
Kemenkes RI. 2011. Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan Dan
Aktifitas Fisik Untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular
Kemenkes RI. 2012. Buletin Jendela Data dan Pusat Informasi Penyakit Tidak
Menular.
Kemenkes RI. 2013. Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia:
Kemenkes RI Tawarkan Solusi CERDIK Melalui Posbindu. Diakses pada
26/3/2014 dari http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2383
Kemenkes RI. 2013. Hasil RiskesdasTahun2013. Banlitbangkes.
95
Kim, Catherine dkk. 2002. Gestational Diabetes and the Incidence of Type 2
Diabetes A systematic review. Diabetes Care. Volume 25:1862–1868.
Lanywati, Endang. 2001. Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Marks, Dawn B dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan
Klinis. Diterjemahkan oleh: Joko dkk. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Masriadi. 2012. Epidemiologi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Meehan, Kathleen. 2003. Investigasi Dan Pengendalian Wabah Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mengesha, Addisu Y. 2007. Hypertension and related risk factors in type 2
Diabetes Mellitus (DM) patients in Gaborone City Council (GCC) clinics,
Gaborone Botswana. African Health Sciences. 7(1):244-245.
Michael, dkk. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Mihardja, Laurentia. 2009. Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Gula
Darah pada Penderita Diabetes Mellitus di Perkotaan Indonesia. Majalah
Kedokteran Indonesia. Vol.59. No.9 : 418-424.
Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus: Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenal Gejala,
Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer
Obor.
Nadyah dkk. 2013. Gambaran Faktor Resiko Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di
Poliklinik Endokrin Bagian/SMF FK-Unsrat RSU Prof. Dr. R.D Kandou
Manado Periode Mei 2011- Oktober 2011. Jurnal e-Biomedik. Volume 1.
No.1: 45-49.
Nuryati, Siti dkk. 2009. Gaya Hidup dan Status Gizi serta Hubungannya dengan
Diabetes Mellitus pada Wanita Dewasa di DKI Jakarta. Gizi Indonesia.
Vol.32. No. 2 : 117-127.
Nuryati, Siti. 2009. Gaya Hidup dan Status Gizi serta Hubungannya dengan
Hipertensi dan Diabetes Mellitus pada Pria dan Wanita Dewasa di DKI
Jakarta. Skripsi IPB: Bogor.
96
PDPERSI (Pusat Data dan Informasi PERSI). 2011. RI Rangking Keempat Jumlah
Penderita Diabetes Terbanyak Dunia. Diakses pada 21/5/2013 dari
http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&nid=618&catid=23
Poretsky, Leonid. 2010. Principles of Diabetes Mellitus. Edisi kedua. New York:
Springer.
Pramono.2009. Dislipidemia diakses pada 28/6/2013 dari
http://www.jurnalmedika.com/component/content/article/258-dislipidemia
Pranoto, Agung. 2006. Diabetes Mellitus di Indonesia, Permasalahan dan
Penatalaksanaannya. Diakses pada 21/5/2013 dari
http://penelitian.unair.ac.id/artikel_dosen_Diabetes%20Mellitus%20di%2
0Indonesia,%20Permasalahan_3415_2449
Pratama, Ifan dkk. 2012. Faktor Risiko Kejadian PreDiabetes dan Diabetes
Mellitus Gestasional di RSIA Sitti Khadijah I Kota Makassar tahun 2012.
Unhas: Makassar.
Putro, Radio. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes
Mellitus Tipe 2( Studi Kasus Di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit
Dr. Kariadi). Skripsi FK Undip: Semarang.
Ratner, Robert E. 2007. Prevention of Type 2 Diabetes in Women With Previous
Gestational Diabetes. Diabetes Care. Volume 30: 242-245.
Rios,Manuel Serrano. 2010. Type 2 Diabetes Mellitus. Barcelona: Elsevier
Espana.
Robins & Cotran. 2006. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Soegondo, Sidartawan. 2008. Hidup secara Mandiri dengan Diabetes Mellitus.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Steyn, NP dkk. 2004. Diet, Nutrition and The Prevention of Type 2 Diabetes.
Public Health Nutrition. 7(1A ):147–165.
Sudjatmiko, Andika Nur. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kemunculan Komplikasi Kronik pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
RSUD Kabupaten Kudus. Sripsi Undip : Semarang.
97
Sufiati & Erma. 2012. Asupan Serat Dengan Kadar Gula Darah, Kadar
Kolesterol Total dan Status Gizi pada Pasien Diabetus Mellitus Tipe 2 di
Rumah Sakit Roemani Semarang. LPPM Unimus: 289-297.
Suharjo & Cahyono. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Swarjana, I Ketut. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Tamarra dkk. 2013. Gestasional Age, Infant Birth Weight, and Subsequent Risk of
Type 2 Diabetes in Mothers: Nurses’ Health Study II. CDC. Volume 10
(19) : 1-11.
Tambayong, Jan. 1999. Patofisiologi untuk Keperwatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Tapan, Erik. 2005. Penyakit Degeneratif. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Tian dkk. 2006. Birth Weight and Risk of Type 2 Diabetes, Abdominal Obesity
And Hypertension Among Chinese Adults. Eur Joural Endocrinol. 155(4).
60: 1-7. Diakses pada 26/3/2014 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16990660
Timmreck, Thomas. 2001. Epidemiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Tobing, Ade dkk. 2008. Care Your Self : Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar Plus.
Trisnawati , Shara Kurnia dan Soedijono Setyorogo. 2013. Faktor Risiko
Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng
Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol.5 No.1 : 6-11.
Trisnawati, Sri dkk. 2013. Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 Pasien Rawat
Jalan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Denpasar Selatan. Public Health
and Preventive Medicine Archive. Volume1. No. 1:1-6.
Valliyot, Balakrishnan. 2013. Risk Factors Of Type 2 Diabetes Mellitus In The
Rural Population of North Kerala, India: A Case Control Study.
Diabetologia Croatica 42-1 : 33-40
98
Venkatachalam dkk. 2012. Smoking and Diabetes: A Case Control Study in a
Rural Area of Kancheepuram District of Tamil Nadu. IOSR Journal of
Dental and Medical Sciences (JDMS). Volume 3. No. 3 : 18-21.
Wahyuni, Sri. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Diabetes
Melitus (DM) Daerah Perkotaan di Indonesia Tahun 2007 (Analisis Data
Sekunder Riskesdas2007). Skripsi UIN : Jakarta.
WHO & IDF. 2004. Diabetes Action Now: An initiative of the World Health
Organization and the International Diabetes Federation.
WHO. ______. Genetics and Diabetes. Diakses pada 1/7/2014 dari
www.who.int/genomics/about/Diabetis-fin
WHO. 2011. NCD Country Profiles.
Wiardani dkk. 2010. Indeks Masa Tubuh, LIngkar Pinggang, serta Tekanan
Darah Penderita dan Bukan Penderita Diabetes Mellitus. JIG. Vo.1. No.1:
18-27.
Yuliani, Fadma dkk. 2014. Hubungan Berbagai Faktor Risiko Terhadap Kejadian
Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal
Andalas. Volume 3 (1):37-40.
Zahtamal dkk. 2007. Faktor-Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus di RS Arifin
Achmad Riau. Berita Kesehatan Masyarakat Volume 23. No. 23 : 142-147.
99
Lampiran
100
Formulir Faktor Risiko
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Data Responden
1. Nomor responden :
2. Nama responden :
3. Hari/tanggal penelitian :
Responden Pemeriksaan
(…………………………..) (…………………………..)
101
Kuisioner Wawancara Faktor Risiko Penyakit Diabetes Mellitus Responden
a. Iya
C. Status Diabetes
b. Tidak
Tahun terkena Jika iya, sudah berapa lama anda menderita
Diabetes Mellitus penyakit Diabetes Mellitus/gula?
tipe 2 …………… tahun
102
Apakah anda pernah mengalami tekanan darah
tinggi saat diperiksa oleh tenaga kesehatan?
a. Iya
3. Status Hipertensi
b. Tidak
Kapan pertama kali anda mengalami tekanan
darah tinggi? …………………….
103