Laporan Embriologi Ayam PDF
Laporan Embriologi Ayam PDF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum
Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima,
disini berlangsung pembelahan partial dan meroblastis. Sel-sel yang membelah itu
membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai Blastodis, yang
merupakan blastomer sentral yang melepas diri dari detoplasma dibawahnya dan
terbentuk rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas
terpisah dari detoplasma dan terus menerus dalam detoplasma (Yatim, 1994).
Mortalitas embrio tidak dipengaruhi oleh kualitas ransum. Hal ini
menunjukkan bahwa perbaikan nutrisi ransum belum mampu menurunkan
mortalitas embrio. Nutrien yang ditingkatkan pada penelitian ini adalah kandungan
energi metabolis, protein, Ca dan P. Namun, kandungan vitamin A dan E dapat
dinyatakan belum mampu mencukupi kebutuhan embrio karena kandungan dalam
ransum lebih rendah dari standar. Kurangnya asupan vitamin A dan E dapat
mempengaruhi ketahanan embrio. Vitamin E sebagai antioksidan mampu
menghambat kerusakan sel yang berkaitan dengan kemampuan hidup embrio.
Fungsi vitamin E juga dapat meningkatkan ukuran kuning telur sebagai sumber
nutrien bagi embrio untuk pertumbuhan sehingga dapat meningkatkan daya hidup
(Suryani, 2012).
Penetasan telur itik dapat dilakukan secara alami atau buatan. Penetasan buatan
lebih praktis dan efisien dibandingkan penetasan alami, dengan kapasitasnya yang
lebih besar. Penetasan dengan mesin tetas juga dapat meningkatkan daya tetas telur
karena temperaturnya dapat diatur lebih stabil tetapi memerlukan biaya dan
perlakuan lebih tinggi dan intensif. Temperatur dan kelembaban merupakan faktor
penting untuk perkembangan embrio. Temperatur yang terlalu tinggi akan
menyebabkan kematian embrio ataupun abnormalitas embrio, sedangkan
kelembaban mempengaruhi pertumbuhan normal dari embrio (Ningtyas, 2013).
Mesoderm merupakan jaringan embrio yang pertama kali ditentukan dalam
bidang kaki, dan bukannya ectoderm. Sel-sel embrio mempunyai potensi awal yang
lebih besar daripada bentuk akhirnya. Jadi, sel-sel perifer dari bidang kaki pada
mulanya mampi membentuk kaki meskipun sel-sel tersebut tidak pernah ikut dalam
pembentukan kaki yang sebenarnya, dan sel dari tunas kaki yang sempurna.
Terdapat determinasi progresif di mana sel-sel menjadi semakin terbatas dalam
potensi perkembangannya (Sugiyanto, 1996).
Semua sel yang akan yang akan membentuk embrio berasal dari epiblas.
Beberapa sel-sel epiblas yang lewat melalui Primitive streak, berpindah secara
lateral kedalam blastosel, dan menghasilkan mesoderm. Sel-sel epiblas lainnya,
yang akan menghasilkan mosederm, bermigrasi melalui strek tersebut kearah
bawah dan bercampur dengan sel-sel hipoblas (Campbell, 2002).
III. METODE PRAKTIKUM
1. Alat
2. Bahan
C. Prosedur Kerja
A. Hasil Pengamatan
4
4. Telur umur 4 hari 1. Gelembung alantois
2. Tunas anggota
badan
3. Somit
1 4. Bola mata dengan
lensanya
2
3
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran yang diajukan pada praktikum Embriologi Ayam adalah agar adanya
kekompakan antara asisten dan praktikan agar praktikum selesai dengan baik dan
mendapatkan hasil yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ningtyas, M, S, dkk., 2013, Pengaruh Temperatur Terhadap Daya Tetas Dan Hasil
Tetas Telur Itik, J, Ilmiah Peternakan, V (1) : 347-352
Suryani, N, dkk., 2012, Fertilitas Telur Dan Mortalitas Embrio Ayam Kedu
Pebibit Yang Diberi Ransum Dengan Peningkatan Nutrien Dan
Tambahan Sacharomyces Cerevisiae, J, Animal Agricultural,
V(1) : 389-404