XH2O
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Kimia Sekolah yang diampu
oleh Muhamad Nurul Hana, S.Pd., M.Pd. dan Tuszie Widhiyanti, S.Si., M.Pd
Disusun oleh
A. Tujuan Percobaan
1. Menetapkan persen massa air dalam garam tembaga (II) sulfat hidrat
B. Dasar Teori
Pada umumnya senyawa anorganik berupa kristal padatan dari senyawa ionik dan
padatan garam ini mengandung sejumlah air yang berkombinasi secara kimia, yaitu
sejumlah molekul air yang secara kimia terikat pada ion garam dalam struktur kristalnya.
Padatan garam ini yang dikenal sebagai garam berhidrat, dan molekul airnya disebut air
kristal. Misalnya besi(III) klorida diperoleh dari pasaran sebagai FeCl3.6H2O, bukan
sebagai FeCl3, dan tembaga(II)sulfat sebagai CuSO4.5H2O dan bukan sebagai CuSO4.
Tanda “titik” diantara logam dan air pada rumus kimia garam hidrat menunjukan gaya
antara molekul air yangpolar dengan ion logamnya yang bermuatan positif. Rumus kimia
dari kristal ionik berhidrat dapat dijumpai di berbagai literatur kimia.
Untuk beberapa garam, molekul air terikat lemah dengan logamnya, dan dapat
lepas oleh panas(pemanasan) dengan membentuk garam anhidrat. Jumlah panas yang
dibutuhkan oleh 1 mol garam hidrat pada pelepasan molekul air disebut sebagai panas
hidrasi (entalpi hidrasi). Bentuk kristal dan warna dari beberapa garam anhidrat
kebanyakan berbeda dari garam hidratnya.
Pada umumnya sernyawa terhidrat atau biasa disebut senyawa hidrat diberi
tambahan nama hidrat dan didepannya diawali dengan nomor yunani yang menunjukan
banyaknya molekul air yang terikat. Adapun penulisan hidrat terikat diletakan dibelakang
rumus kimia senyawa tersebut dan dibatasi dengan tanda titik, contoh tembaga(II)sulfat
hidrat yang memiliki rumus kimia CuSO4.5H2O. ditinjau dari rumusnya kita dapat
mengetahui banyaknya hidrat(air) yang terkat yaitu lima molekul air.
Karena itu mungkin untuk menentukan presentase air yang ada seperti pada suatu garam
hidrat dengan menentukan massa yang hilang ketika massa hidrat yang diketahui
dipanaskan:
Bahan-bahan:
E. Set alat
- Pemanas dirangkai dengan Set alat di set dengan menaruh pemanas di bawah
kaki tiga dan kasa kaki tiga dan kasa
Hasil
G. Tabel Pengamatan
Massa cawan kosong = 31.19 gram
Massa cawan + serbuk CuSO4 hidrat = 36.22 gram
Massa (gram) Warna
Nama Bahan Sebelum Setelah Sebelum Setelah
dipanaskan dipanaskan dipanaskan dipanaskan
CuSO4.xH2O 5,3 3,8 biru Abu-abu
H. Pertanyaan dan Jawaban
1. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi !
CuSO4.5H2O(s) → CuSO4(s) + 5H2O(g)
2. Apa yang terjadi ketika tembaga(II)sulfat hidrat dipanaskan ? jelaskan!
Saat dipanaskan warna kristal berubah karena terhidrasinya atau putusnya ikatan
antara senyawa dengan molekul air, sehingga molekul air menguap dan membuat
warna kristal berubah dari biru menjadi abu-abu.
3. Berapa persen massa air dalam garam tembaga(II)sulfat hidrat ?
Massa kristal sebelum di panaskan = 5,3 gram
Massa kristal setelah dipanaskan = 3,8 gram
Massa air = 5,3 gram – 3,8 gram = 1.5 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
Persen massa air dalam cuplikan = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑟𝑖𝑠𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛 𝑥100%
1.5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 5.3 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥100%
= 28.30%
Jadi kadar air dalam garam tembaga(II)sulfat hidrat adalah 28.30%
4. Tentukan rumus kimia garam tembaga(II) sulfat hidrat yang telah kamu lakukan !
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎(𝐼𝐼)𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡
=
𝑀𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑀𝑟 𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎(𝐼𝐼)𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡
1.5 𝑔𝑟𝑎𝑚 3.8 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
18 𝑔/𝑚𝑜𝑙 159.5 𝑔/𝑚𝑜𝑙
0.08 = 0.02
4∶1
Jadi dari percobaan ini didapatkan rumus garam tembaga(II) sulfat hidrat adalah
CuSO4.4H2O
5. Prediksikan apa yang terjadi bila CuSO4 ditetesi air ?
Kristal CuSO4 akan berubah menjadi berwarna biru dari semula berwarna abu,
karena mengikat kembali molekul air dan berubah menjadi tembaga(II)sulfat hidrat.
I. Kesimpulan
Dari percobaan penetuan rumus garam hidrat CuSo4.xH2O didapatkan hasil persen
massa air yang terdapat pada garam hidrat adalah 28.30% serta rumus garam hidrat yang
didapat adalah CuSO4.4H2O . rumus yang didapat tidak sesuai teoritis disebabkan karena
masih adanya molekul air yang terperangkap didalam garam, serta kemungkinan adanya
pengotor pada cawan penguap ataupun pada kristal.
K. Daftar Pustakan
Hein,dkk (1981). College Chemistry in The Laboratory. California : Brookole Publishing
Company
Iman Khasani (2003). Lembar Kerja dan Keselamatan Bahan. Bandung : LIPI.
Peters, Edward (1978). Introduction to Chemical Principle. United State of America :
WB Saunder Company
Takhir, Agus. (1983). Konsep-Konsep Kimia. Bandung: Pustaka jaya.
Tim Kimia Dasar (2016). Praktikum Kimia Dasar. Bandung : FPMIPA UPI