34 PDF
34 PDF
PROPOSAL PENELITIAN
% Satuan Persen
APD Alat Pelindung Diri
BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
CS Cleaning Service
DO Occupational Diseases
HAM Hak Asasi Manusia
ILO International Labour Organization
(Organisasi Buruh Internasional)
MSDS Material Safety Data Sheet
K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
K3RS Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit
OHSAS Occupational Health and Safety
Assesment System
Permenkes Peraturan Menteri Kesehatan
IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah
PT Perseroan Terbatas
RS Rumah Sakit
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah
SMK3 Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
SOP Standar Operasional Prosedur
UB unsafe behavior
UC unsafe condition
USA United States of America
DAFTAR ISI
SAMPUL Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi
DAFTAR ARTI SIMBOL DAN SINGKATAN ......................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 6
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 7
1.4 Manfaat ................................................................................................... 7
Tabel Halaman
Gambar Halaman
PENDAHULUAN
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja yang tidak diinginkan dan hal
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang
Diseases) sering disebut dengan penyakit yang timbul karena hubungan kerja.
kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaan lebih dari 2,78 juta kematian
per tahun. Selain itu, ada sekitar 374 juta cedera dan penyakit akibat
sebagian besar atau sekitar 69,59% terjadi di dalam perusahaan ketika mereka
bekerja dengan persentasi pekerja yang tidak memakai peralatan
kasus kecelakaan kerja di Indonesia sejak tahun 2011 hingga tahun 2017
mengalami fluktuasi, angka tertinggi pada tahun 2015 yaitu 110.285 kasus.
Pada tahun 2011 sebanyak 9.891 kasus, tahun 2012 sebanyak 21.735 kasus,
tahun 2013 35.917, tahun 2014 sebanyak 24.910 kasus. Pada tahun 2016
sebanyak 105.182 kasus dan pada tahun 2017 dari bulan Januari-Agustus
Tengah pada tahun 2015 tercatata bahwa kasus kecelakaan kerja yang terjadi
pada tahun 2014 meningkat sangat tajam yaitu dari 24 kasus menjadi 279
kasus di tahun 2015, tahun 2017 kasus kecelakaan kerja jumlahnya sama
dengan tahun 2015 yaitu 279 kasus, 6 meninggal dan 1 cacat. Hal ini
Teori Domino yang dirumuskan oleh Heinrich pada tahun 1930 dan
disempurnakan oleh Frank E. Bird dan Germain pada tahun 1992 menyatakan
bahwa faktor utama penyebab kecelakaan kerja adalah kondisi tidak aman
(unsafe condition) dan tindakan tidak aman pekerja (unsafe action). Sebagian
tindakannya yang tidak aman dan sisanya karena faktor kondisi tidak aman
aman.
Adapun hasil penelitian yang berkaitan dengan teori Krech dan Ballacy,
antara sikap dengan perilaku aman pekerja dan terdapat hubungan yang
bermakna antara kedua variabel tersebut. Sikap pekerja sangat erat kaitannya
hubungan, artinya jika sikapnya baik maka perilakunya juga pasti akan baik
(Nofriandita, 2012).
berbahaya atau kegiatan yang tidak aman dapat diketahui dengan segera dan
dapat dilakukan usaha untuk memperbaikinya. Hal ini juga dikuatkan dengan
perilaku sikap kerja yang aman dan peduli terhadap kondisi keselamatan di
K3 masih kurang.
organisasi jasa pelayanan dari beberapa rumah sakit yang ada di Sulawesi
atas mengumpulkan sampah medis, benda tajam dan non medis dari ruang,
TPS, membersihkan kamar mandi & wastafel serta tim Khusus. Jumlah
jawab atas petugas kebersihan di RSUD Undata pihak rumah sakit itu sendiri
kebersihan PT CSMS .
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakuakn di dua rumah sakit
terjadi pada kebersihan lebih banyak terjadi karena tertusuk jarum saat
terjepit.
Kota Palu.
Kota Palu.
2.1 Perilaku
seseorang yang belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
bentuk tindakan yang nyata sehingga dapat diamati lebih jelas dan
atau tertutup. Repon dan reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat
bentuk tindakan atau praktek yang dapat mudah diamati dan dilihat
terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang aman bisa
menjadi hal yang penting karena ternyata lebih banyak persoalan yang
jenis pekerjaan.
kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, perawat, alat kerja,
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh
maupun lingkungan kerja serta tindakan pekerja sendiri. Adapun tujuan dari
fisik, mental, dan sosial dari pekerja pada semua pekerjaan; pencegahaan
2012).
kerja, dan keadaan lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit yang
disebabkan oleh pekerja dan lingkungan kerja. Tujuan dari kesehatan kerja
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja sehingga tenaga kerja
kerja, cara dan metode kerja, alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja.
maupun karyawan RS, yang bertujuan terciptanya cara kerja dan lingkungan
kerja yang sehat, aman, nyaman serta dalam rangka meningkatkan derajat
jelas bahwa rumah sakit termasuk ke dalam kriteria tempat kerja, dengan
hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di rumah sakit, tapi juga
2.4.1 Pengertian
kecelakaan itu adalah kejadian yang tak terduga dan tidak terencana
jika korban meninggal pada hari yang sama terjadi, di jerman jika maut
(Wowo, 2015).
waktu dalam suatu proses industri barang maupun jasa. Dari definisi
berikut:
mental.
Menurut Bird dan Germain (1996) dala konteks K3 ada tiga jenis
dicegah.
(Katia, 2009).
kesalahan.
manajemen.
tugas dengan tidak aman karena sederhana saja, ini lebih massuk akal
dalam situasi mereka mengerjakan dengan idak aman dari pada
pada suatu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin
bahwa rumah sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga
dibayar pihak rumah sakit atau pihak ketiga (perusahaan) untuk selalu
2016).
Cleaning service mempunyai risiko terbesar terpajan bahan
berbagai cara, salah satunya melalui luka tusuk jarum atau yang dikenal
di rumah sakit.
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku K3
1. Pengetahuan
a. Tahu
b. Memahami.
d. Analisis.
e. Sintesis.
f. Evaluasi.
2. Sikap
atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
2003):
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa
tingkat tiga.
seseorang.
limbah medis.
3. Perilaku
(Notoadmoedjo, 2007).
1. Pelatihan K3
tepat, diantaranya :
a. Departemen yang dipimpin dapat lebih efesien.
kelompok.
safety training tidak dapat berjalan dengan baik karena sering tidak
2. Ketersediaan APD
Ketersediaan APD dalam hal ini merupakan salah satu bentuk dari
Husmaryuli, 2016).
1. Peraturan K3
pekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumah Sakit Panti Rapih
tertulis dan dinyatakan dalam visi misi rumah sakit disertai dengan
2. Pengawasan K3
ditempat.
tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja
yang perlu.
yaitu :
1. Eliminasi
dibersihkan, mesin yang bising dimatikan. Cara ini sangat efektif karena
Karena itu, teknik ini menjadi pilihan utama dalam hirarki pengendalian
risiko.
2. Substitusi
sistem atau prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman atau yang
kimia berbahaya dalam proses produksi diganti dengan bahan kimia lain
Sumber bahaya biasanya berasal dari peralatan atau sarana teknis yang ada
dengan memasang sistem ventilasi yang baik. Bahaya pada mesin dapat
dengan mengatur jadwal kerja, istirahat, cara kerja atau prosedur kerja
Dalam konsep K3, penggunaan APD merupakan pilihan terakhir atau last
consequences).
2.8 Kerangka Teori
Faktor Predisposis
Domino
1. Pengetahuan 1. Ancestry and
anvironment
2. Sikap 2. Fault of person
3. Unsafe act and
1. Pendidikan
mechanikal or physical
2. Sosial hazard
3. Ekonomi 4. Accident
4. Kepercayaa 5. Injury
5. Persepsi
Keyakinan
Faktor pendukung
Ketersediaan APD Perilaku K3
Pelatihan K3
Pengawasan K3 1. Eliminasi
2. Subtitusi
1. Kebijakan K3 3. Perancangan
4. Administrasi
2. SOP 5. AlatPelindung
Diri (APD)
Sumber : Green (1980) dalam Notoadmodjo (2003), Heinrich, H.W (1980), dan
Rambli (2010) dan di modifikasi oleh peneliti
2.9 Tabel Sintesa Penelitian
Karakteristik
Peneliti
No Judul Metode/ Temuan
(Tahun) Subjek Instrumen
Desain
1. Lupita Analisis Hubungan Didapatkan sample 72 Kuesioner, Penelitian Hasil penelitian terdapat hubungan
Noviyanti Faktor Penyebab dari 87 orang pekerja wawancara observasional antara kebijakan K3, pengawasan,
(2017) Kecelakaan Kerja pengelasan pada divisi dan observasi dengan penyediaan APD, pelatihan K3 dan
Dengan Perilaku kapal niaga, pendekatan SOP dengan komitmen individu.
Tidak Aman Pada berdasarkan metode cross sectional Pelatihan K3 dan SOP memiliki
Pekerja Pengelasan Pt. simple random hubungan dengan pengetahuan.
Pal Indonesia sampling Komitmen individu dan
(Persero) Surabaya, pengetahuan memiliki hubungan
Divisi Kapal Niaga dengan perilaku tidak aman.
2. Mujiadi Analisis Faktor Yang Populasi dalam Kuesioner Penelitian Hasil bahwa ada sebagian kecil
(2017) Mempengaruhi penelitian ini adalah dan observasi Kuantitatif tenaga keperawatan yang belum
Tindakan Tidak Aman tenaga keperawatan di mandapatkan giliran sosialisasi
Tenaga Keperawatan ruang rawat inap RSI program kerja K3RS terkait unsafe
Di Rawat Inap Rsi Surabaya yang action. Tenaga keperawatan
Surabaya berjumlah 90 orang. tersebut dimungkinkan beresiko
Sampel dalam melakukan tindakan unsafe action.
penelitian ini Kondisi tersebut sesuai dengan
menggunakan rumus hasil observasi pada 83 tenaga
Lemeshow (1997) dan keperawatan di ruang rawat inap
sampel penelitian yang
bahwa sebagian kecil 25 (30,1%)
digunakan sebanyak 83
tidak patuh.
orang.
3. Michael The relationship 1414 karyawan yang Kuesioner Penelitian Pekerja di rumah sakit merupakan
O’Toole between employees’ tersebar di 8 Negara Kuantitatif faktor kunci pekerja dalam
(2013). perceptions bagian di USA. pemahaman kesehatan dan
of safety and keselamatan kerja.
organizational culture
4. Subhan Zul Analisa Penerapan kecelakaan kerja di observasi dan Jenis penelitian Hasil penelitian menunjukkan
Ardi dan Budaya Perilaku RS Panti Rapih wawancara yang digunakan setelah diadakan sosialisasi K3 dan
Widodo Keselamatan dan terdeteksi dari tahun dalam penelitian adanya komitmen manajemen maka
Hariyono Kesehatan Kerja di 2009 sampai dengan ini adalah seluruh karyawan patuh terhadap
(2018) Rumah Sakit pertengahan 2012 penelitian aturan K3 sehingga mereka bekerja
adalah 34 kasus, kualitatif dengan sesuai dengan SOP dan patuh pada
dengan tingkat pendekatan studi aturan penggunaan APD.
keseringan terjadi kasus
adalah terpeleset,
masih ada tenaga kerja
yang tidak mematuhi
Standard Operational
Procedure (SOP)
terutama di bagian
perlengkapan dan
peralatan, dan poster
K3 yang sudah usang
atau tidak layak,
belum ada sosialisasi
tentang kebijakan K3
dari pimpinan
5. Ajeng Retno Analisis Faktor-Faktor Informan utama dalam Pengumpulan Penelitian Hasil penelitian menunjukkan
Yunita, Ayun Kebijakan Dalam penelitian ini terdapat data dengan deskriptif dengan factor-faktor implementasi dari segi
Sriatmi, Eka Implementasi Program 6 orang petugas wawancara pendekatan isi dan tujuan program K3RS,
Yunila Keselamatan Dan kesehatan yang kualitatif komunikasi, dan komitmen masih
Fatmasari Kesehatan Kerja bekerja di Intalasi kurang penerapannya dikarenakan
Bagian Rumah Sakit (K3rs) Gawat Darurat (IGD) sosialisasi dan pengawasan yang
(2016) Di Instalasi Gawat yaitu perawat kurang. Sedangkan untuk sumber
Darurat Rumah Sakit pelaksana IGD, dokter daya, lingkungan kerja, dan SOP
Umum Daerah Kota tugas IGD, petugas sudah baik.
Semarang administrasi di IGD,
satpam di IGD, dan
petugas kebersihan di
IGD
6. Made Kurnia Pelatihan program P2M ini Observasi, Kualitatif Berdasarkan hasil penelitian
Widiastuti Keselamatan Dan adalah pelatihan yang wawancara dengan masyarakat desa Antapan
Giri (2016) Kesehatan Kerja (K3) ditujukan kepada dan ceramah yang mayoritas bekerja sebagai
Pertanian Di Desa petugas kesehatan dan petani maka ditemukan beberapa
Antapan, Kecamatan petani di desa Antapan hal berikut ini yaitu 1) Petani
Baturiti, Kabupaten mengalami keluhan tentang kondisi
Tabanan kesehatan utamanya gangguan
saluran pernafasan dengan
beberapa diantaranya mengalami
gangguan pencernaan, 2) Petani
kurang memahami tentang K3
dikarenakan rendahnyapengetahuan
mereka serta belum adanya
pembinaan K3 bagi mereka yang
mereka jadikan sebuah kebutuhan
karena adanya kasus keracunan
yang pernah terjadi pada petani di
wilayah desa Antapan tersebut.
7. Lettyzia Efektivitas Intervensi yang Observasi Kualitatif Berdasarkan hasil penelitian tentang
Juliaudrey Pengawasan ditunjukkan dalam dan kinerja pengawasan Dinsosnaker
Tampubolon Keselamatan dan kegiatan pengawasan wawancara Kabupaten Sidoarjo yang telah
(2015) Kesehatan Kerja Oleh untuk menjaga dilakukan dalam mengawasi
Dinas Sosial dan kesejahteraan tenaga keselamatan dan kesehatan kerja
Tenaga Kerja kerja sementara sebagai upaya mewujudkan budaya
Kabupaten Sidoarjo menjaga kelangsungan K3, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai Upaya perusahaan bahwa ternyata pengawasan yang
Mewujudkan Budaya dilakukan belum efektif.
K3
BAB III
DEFINISI KONSEP
pengaruh yang dalam terhadap perilaku ini. Perilaku manusia adalah suatu
Perilaku K3 akan tumbuh dari adanya umpan balik dari kejadian yang
dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada
waktu melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini kecelakaan adalah akibat
Palu.
pendukung dan penguat. Hal ini berdasarkan teori perilaku Laurence Green.
Faktor Pendukung
Fasilitas Pelayanan Perilaku K3 Petugas
K3 Kebersihan
Faktor penguat
Pengawasan K3
a. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rumah sakit.
b. Sikap adalah merupakan kesadaran dan kecenderungan untuk berbuat.
METODE PENELITIAN
dilakukan secara triangulasi sumber, analisis data bersifat induktif, dan hasil
(Sugiyono, 2015).
Undata Palu Sulawesi Tengah pada bulan Maret sampai selesai tahun 2018.
4.3 Informan
Undata.
interaksi sosial yang diteliti, dalam hal ini yang menjadi informan
kebersihan.
1. Data Primer
dengan informan.
2. Data Sekunder
dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri sebagai instrumen utama dan
dilengkapi dengan alat tulis, alat perekam, kamera, pedoman wawancara dan
catatan lapangan.
pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber sumber
yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara
mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak
(Sugiyono, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Angkat, S. (2008). Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pekerja
Bangunan Perusahaan X. Universitas Sumatera Utara, Pasca Sarjana.
Anshari, Azkha, L. H. dan, & Nizwardi. (2016). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Kunanggo
Jantan Kota Padang Tahun 2016.
Ardi, S. Z., & Hariyono, W. (2018). Analisa Penerapan Budaya Perilaku
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit, Volume 12 (Issue 1),
15–20.
Aryantiningsih, D. S., & Husmaryuli, D. (2016). Kejadian kecelakaan kerja
pekerja aspal mixing plant (amp) & batching plant di pt. lwp pekanbaru
tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(2), 145–150.
Bird, F.E and G. L. (1990). Practical Loss Control Leadership (Edisi Revisi).
USA: Division OF International Loss Control Institute.
Buntarto. (2015). Panduan Praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Untuk
Industri. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Colling, David. (1990). Industrial Safety Management and Technology. Pentice
Hall Inc.
Cooper, C.L., et al. (2010). Organizational stress Management (Palgrave
Macmillan). Dagget. New York.
Dr. Saryono, M. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam
bidang kesehatan.
Eka Suaputri. (2009). Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja (Studi Kasus di PT.
Jamu Air Mancur) (Skripsi). Universitas Negeri Semarang, Semanrang.
Fitriani, Sinta. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Geller E. Scott. (2001). Woring Safe :How to Help People Actively Care For
Health and Safety (2nd edition). USA: CRC Press LLC.
Giri, M. K. W. (2016). Pelatihan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Pertanian Di Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
Jurnal Widya Laksana, Volune 5(No 1).
Green, Lawrence. (1980). Health Education Planning A Diagnostic Approach
(Baltimore). The John Hopkins University: Mayfields Publishing Co.
Heinrich, H.W. (1980). Industrial accident prevention approach. New York:
McGraw-Hill Inc.
International Labor Organization. (2017). Snapshots on Occupational Safety and
Healtha (OSH), The ILO at The World Congress on Safety and Health at
Work 2017. Singapura.
Jamsostek. (2014). http://ekbis.sindonews.com/read/836859/34/192-911-peserta-
jamsostek-alami-kecelakaan-kerja-1392713047.
Tampubolon, Lettyzia Juliaudrey. (2015). Efektivitas Pengawasan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten
Sidoarjo sebagai Upaya Mewujudkan Budaya K3. Kebijakan dan
Manajemen Publik, Volume 3(No 3).
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
Mujiadi. (2017). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Tidak Aman
Tenaga Keperawatan Di Rawat Inap Rsi Surabaya (Tesis). Universitas
Airlangga, Surabaya.
Neal, A., Griffin, M. ., & Hart, P. (2000). The impact of organizational climate on
safetya climate and individual behavior. Safety Science, Volume 34, 99–
109. University of Melbourne. Australia.
Nofriandita Yukitri. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi Perikaku bekerja
yang aman pada pekerja bengkel service mobil di Depok tahun 2012
(Skripsi). FKM UI, Depok.
Notoadmodjo S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Notoadmodjo S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakatra: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (Revisi).
Jakatra: Rineka Cipta.
Noviyanti Lupita. (2017). Analisis Hubungan Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Dengan Perilaku Tidak Aman Pada Pekerja Pengelasan Pt. Pal Indonesia
(Persero) Surabaya, Divisi Kapal Niaga Lupita. Universitas Airlangga,
Surabaya.
Pasiak Royke, Ir. (1999). Keselamatan Kerja Pertambangan. Bogor: Tim
Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Unit Pertambangan
Emas.
Puji, G. A. (2010). Gambaran Kesehatan Kerja Petugas Cleaning Service Di
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 (Skripsi). Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Permenkes No. 56. (2014). Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta.
Ramli, S. (2010). sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS
18001. (D. Rakyat, Ed.). Jakarta.
Ramli, S. (2013). Smart Safety, Panduan Penerapan SMK3 yang Efektif. Jakarta:
PT. Dian Rakyat.
Reason, J. T. (1997). Managing The Risk Of Organizational Accidents. England:
Ashgate Publishing Ltd Republik.
Retno, Y., Sriatmi, A., & Fatmasari, E. Y. (2016). Analisis Faktor-Faktor
Kebijakan Dalam Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit (K3rs) Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah Kota. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal), Volume 4, Nomor
2, Hal 3. Universitas Diponegoro. Semarang.
Salawati, Liza. (2009). Hubungan perilaku, manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja dengan terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium
patologi klinik rumah sakit umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun
2009 (TESIS). Universitas Sumatera Utara Medan, Sekolah Pascasarjana.
Sarastuti, Dewi. (2016). Analisis Kecelakaan Kerja Di Rumah Sakit Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta (Skripsi). Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
Yogyakarta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sulfikar. (2015). Analisi Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Keselamatan (Safety Behavior) (Studi Pada TKBM Dermaga Jamrud
Tanjung Perak Surabaya Tahun 2015) (TESIS). FKM Universitas
Airlangga, Surabaya.
Sutrisno, E. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenada Media.
Suma’mur. (2009). Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV.
Sagung Seto.
Suma’mur. (2014). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta:
CV Sagung Seto.
Tarwaka. (2012). dasar-dasar keselamatan kerja serta pencegahan kecelakaan
kerja di tempat kerja. Surakarta: Harapan Press.
Tarwaka. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen Implementasi
K3 di Tempat Kerja. Surakarta.
Undang-undang No. 44 Tahun. (2009). Tentang Rumah Sakit. Jakarta.
Undang-undang RI. No. 36 Tahun. (2009). tentang Kesehatan. Jakarta.
Wowo Sunaryo Kuswana. (2015). Mencegah Kecelakaan Kerja (Pertama).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
L
A
M
P
I
R
A
N
JADWAL PENELITIAN
Judul : Perilaku Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas Cleaning
Service Di RSUD Undata dan RS Umum Anutapura Kota Palu
Nama : Indri Farda Nadila
Stambuk : N 201 14 070
Desember Januari Februari Maret
No Kegiatan
III IV I II III IV I II III IV I II III
1 Survei Pendahuluan
2 Penyusunan Proposal
3 Ujian Proposal
4 Perbaikan Proposal
Pelaksanaan
5
Penelitian
6 Pengumpulan Data
Pengolahan dan
7
Tabulasi Data
8 Ujian Hasil Penelitian
9 Perbaikan
10 Ujian Skripsi
Perbaikan dan
11
Penyerahan Skripsi
PEDOMAN WAWANCARA
1. Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
1. Apa yang saudara ketahui mengenai K3 tolong jelaskan?
2. Apa yang saudara ketahui tentang bekerja dengan k3 di rumah sakit?
3. Apakah anda pernah melihat kecelakaan kerja yang terjadi pada
rekan kerja anda atau anda pernah mengalami kecelakaan kerja pada
bagian kerja anda di rumah sakit?
4. Apakah anda mengetahui apa saja yang dilakukan pihak rumah sakit
setelah anda atau rekan anda mengalami keceelakaan kerja?
5. Apakah ada sosialisasi terkait k3 ditempat anda bekerja selama
dirumah sakit?
b. Sikap
1. Bagimna pendapat saudara terkait pelaksanaan K3 di rumah sakit?
2. Bagaimana tanggapan saudara tentang petugas yang bekerja tidak
sesuai prosedur K3 rumah sakit?
3. Bagaimana menurut saudara terhadapt pengunaan baju pengaman
saat bekerja?
4. Dimana dan dari mana saudara mengetahui informasi K3 di rumah
sakit?
2. Faktor Pendukung
1. Apakah pernah ada dilakukan pelatihan K3 di rumah sakit?
2. Siapa yang melaksanakan pelatihan K3 di rumah sakit?
3. Dimana dilakukan pelatihan K3 dan penyedian APD
4. APD apa yang disediakan di rumah sakit tempat saudara bekerja?
3. Faktor Penguat
1. Apakah ada tim yang mengawasi saudara pada saat bekerja di rumah
sakit?
2. Apakah ada hukuman jika saudara tidak menggunakan APD dalam
bekerja pada pihak rumah skit?
3. Bagaimana bila ada pekerja yang megalami kecekaan kerja pada saat
rumah sakit?
4. Apakah pernah diadakan Evaluasi pada pihak rumah sakit terkain K3?
B. Pertanyaan untuk Informan Kunci
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Alamat Lengkap :
1. Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
1. Apakah anda pernah mengadakan sosialisasi K3 untuk meningkatkan
pengetahuan cleaning service mengenai perilaku K3?
2. Berapa kali dilakukan sosialisasi K3 pada petugas cleaning service di
Rumah sakit?
3. Apa saja jenis sosialisasi K3 untuk meningkatkan pengetahuan
cleaning service mengenai perilaku K3 di rumah sakit?
4. Dimana saja jenis sosialisasi K3 untuk meningkatkan pengetahuan
cleaning service mengenai perilaku K3 di rumah sakit?
5. Siapa saja yang memberikan sosialisasi terkait K3 untuk
meningkatkan pengetahuan cleaning service mengenai perilaku K3 di
rumah sakit?
b. Sikap
1. Apakah pernah terjadi kecelakaan kerja pada cleaning service?
2. Berapa jumlah kecelakaan yang terjadi dalam 1 tahun pada cleaning
service ?
3. Kecelakaan apa saja yang terjadi pada cleaning service?
4. Bagaimana tanggapan saudara tentang petugas yang bekerja tidak
sesuai prosedur K3 rumah sakit?
5. Bagaimana menurut saudara terhadapt pengunaan baju pengaman saat
bekerja?
2. Faktor Pendukung
1. Apakah pernah ada dilakukan pelatihan K3 di rumah sakit pada
cleaning service?
2. Siapa yang memberikan pelatihan K3 di rumah sakit pada cleaning
service?
3. Dimana dilakukan pelatihan K3 pada cleaning service?
4. Pelatihan apa saja yang dibberikan pada cleaning service?
3. Faktor Penguat
1. Apakah ada jadwal tim yang mengawasi cleaning service saat bekerja
di rumah sakit?
2. Bagaimanakah bentuk pengawasan yang diberikan rumah sakit kepada
cleaning service?
3. Tindakan apa yang dilakukan jika petugas cleaning service melakukan
tindakan tidak aman?
4. Bagaimana bentuk kebijakan yang diambil rumah sakit dari hasil
pengawasan terhadap cleaning service
C. Pertanyaan untuk Informan Tambahan
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Alamat Lengkap :
1. Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
1. Apakah cleaning service mengtahui tentang perilaku K3?
2. Apa yang cleaning service ketahui mengenai perilaku K3 tolong
jelaskan?
3. Apa yang cleaning service ketahui tentang bekerja dengan K3 di
rumah sakit?
4. Apakah anda pernah melihat kecelakaan kerja yang terjadi pada
cleaning service di rumah sakit saat bekerja?
5. Apakah anda mengetahui apa saja yang dilakukan pihak rumah sakit
setelah cleaning service mengalami keceelakaan kerja?
6. Bagaimana pandangan anda mengenai cleaning service terhadap
perilaku K3?
c. Sikap
1. Apakah pernah terjadi kecelakaan kerja pada cleaning service?
2. Berapa jumlah kecelakaan yang terjadi dalam 1 tahun pada cleaning
service ?
3. Kecelakaan apa saja yang terjadi pada cleaning service?
4. Bagaimana tanggapan saudara tentang petugas yang bekerja tidak
sesuai prosedur K3 rumah sakit?
5. Bagaimana menurut saudara terhadapt pengunaan baju pengaman saat
bekerja?
6. Bagaimana pandangan anda mengenai cleaning service terhadap
perilaku K3?
2. Faktor Pendukung
1. Apakah pernah ada dilakukan pelatihan K3 di rumah sakit pada
cleaning service?
2. Siapa yang memberikan pelatihan K3 di rumah sakit pada cleaning
service?
3. Dimana dilakukan pelatihan K3 pada cleaning service?
4. Pelatihan apa saja yang diberikan pada cleaning service?
5. Bagaimana pandangan anda mengenai cleaning service terhadap
perilaku K3?
3. Faktor Penguat
1. Apakah ada jadwal tim yang mengawasi cleaning service saat bekerja
di rumah sakit?
2. Bagaimanakah bentuk pengawasan yang diberikan rumah sakit kepada
cleaning service?
3. Tindakan apa yang dilakukan jika petugas cleaning service melakukan
tindakan tidak aman?
4. Bagaimana bentuk kebijakan yang diambil rumah sakit dari hasil
pengawasan terhadap cleaning service
5. Bagaiaman pendapat anda mengenai pengawasan badan K3 terhadap
perilaku K3 cleaning service?
6. Bagaimana pandangan anda mengenai cleaning service terhadap
perilaku K3?
LEMBAR OBSERVASI
Perilaku Kesehatan dan Keselamatan Kerja Cleaning Service
Tempat :
Waktu Pelaksanaan :
Pedoman pengisian
Beri tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan keadaan dilapangan, berikan
penjelasan singkat pada kolom keterangan!