Uji Prasyarat Analisis
Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis adalah satu tahap dari keseluruhan proses analisis data yang
menjadi syarat sebelum data diolah. Uji ini perlu dilakukan karena tuntutan dari beberapa teknik
analisis data. Pada analisis varian, syarat yang harus dipenuhi adalah data yang berasal dari
populasi memiliki distribusi normal serta kelompok-kelompok yang dibandingkan bersifat
homogen. Dengan demikian, uji prasyarat yang sesuai untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah
uji normalitas dan homogenitas data.
Untuk uji parametrik, asumsi-asumsi yang harus dipenuhi adalah sampel acak yang
berasal dari populasi dengan distribusi normal, data bersifat homogen, serta bersifat linier. Jika
asumsi-asumsi ini terpenuhi, maka dapat dilakukan uji parametrik sehingga uji prasyarat yang
perlu digunakan adalah uji normalitas, homogenitas, dan linieritas. Apabila asumsi-asumsi uji
parametrik tidak terpenuhi, maka dapat dipilih uji non parametrik sebagai alternatif. Berikut ini
akan dijabarkan lebih rinci mengenai macam-macam uji prasyarat analisis.
a. Uji normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran
data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi
normal ataukah tidak (Hidayat, 2013). Pada umumnya, data dapat diasumsikan berdistribusi
normal ketika memiliki banyak lebih dari 30 angka. Namun, untuk mendapat hasil yang
lebih akurat, perlu dilakukan uji normalitas. Salah satu metode untuk menguji normalitas
adalah dengan menggunakan metode chi-square.
Metode chi-square atau X2 menggunakan pendekatan penjumlahan penyimpangan data
observasi tiap kelas dengan nilai yang diharapkan. Berikut ini adalah rumus perhitungan
metode chi-square.
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )
𝑋2 = Σ
𝐸𝑖
Keterangan:
X2 = Nilai X2
Oi = Nilai observasi
Ei = Nilai expected atau harapan, luasan interval kelas berdasarkan tabel normal
dikalikan N
N = Banyaknya angka pada data
Untuk menentukan signifikansi, digunakan kriteria sebagai berikut:
Jika nilai X2 hitung < nilai X2 tabel, maka H0 diterima atau data pada sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
Jika nilai X2 hitung > nilai X2 tabel, maka H0 ditolak. Ha diterima, atau data pada
sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Selain menggunakan metode chi-square, uji normalitas dapat dilakukan dengan metode
lain, seperti metode Liliefors, Kolmogorov Smirnov, atau Saphiro Wilk.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa sekumpulan data
yang dimanipulasi dalam serangkaian analisis memang berasal dari populasi yang tidak jauh
berbeda keragamannya (Matondang, 2013). Pengujian homogenitas dapat dilakukan dengan
uji F dan uji Barlett.
1) Uji F digunakan untuk menguji homogenitas varians dari dua kelompok data. Berikut
ini adalah rumus untuk menguji homogenitas dengan uji F.
𝑆1 2
𝐹=
𝑆2 2
Keterangan:
S12 = varians kelompok 1
S22 = varians kelompok 2
Dimana:
RKGTC = Rerata Kuadran Galat Tuna Cocok
RKGM = Rerata Kuadran Galat Murni
Jika Fobs < Ftabel maka tidak ada hubungan linear antar variabel. Namun, jika Fobs > Ftabel,
maka ada hubungan linear antar variabel
Daftar Rujukan
Ansori, Miksan. 2015. Panduan Analisis Manual Penelitian Kuantitatif, [pdf],
(https://ikhsanaira.files.wordpress.com/2015/04/miksan_panduan_manual_kuantitatif.pdf,
diakses 11 Februari 2019).