Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Amina“ tepat pada waktunya. Tanpa berkat dan rahmatNya mustahil makalah ini dapat
terselesaikan. Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada dosen Kimia Organik Ibu Ria Rahmawati,S.Farm yang telah memberikan bimbingan
dan jiuga kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan tugas
makalah ini.
Makalah ini disusun secara sistematis dalam memaparkan tentang teori amina. Tentu,
isi makalah ini sudah kami kaji dari sumber – sumber yang terpercaya. Makalah ini dibuat
dengan tujuan agar nantinya bermanfaat bagi mahasiswa program studi Farmasi pada
khususnya untuk lebih mudah memahami mata kuliah Kimia Organik dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan.
Untuk itu, besar harapan penulis kepada pembaca untuk dapat memberikan saran dan kritik
yang membangun mengenai makalah ini. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat
berguna sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan bisa bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………………...11
B. Daftar Pustaka ………………………………………………………………..11
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di alam banyak sekali kita jumpai senyawa, baik itu senyawa organic maupun
anorganik, ataupun senyawa kompleks dan senyawa sederhana. Kali ini kita akan
membahas mengenai salah satu senyawa organic sederhana , atau lebih spesifik lagi
akan membahas amina. Amina merupakan keluarga ammonia yang yang terdapat di
alam dan memainkanperanan penting dalam banyak teknologi modern. Nitrogen
dijumpai dalam protein, dan nukleat maupun dalam banyak senyawa lain yang
terdapat baik dalam tumbuhan, maupun hewan. Senyawa organik yang mengandung
atom-atom nitrogen trivalen, yang terikat pada satu atom karbon atau lebih : R-NH2,
R2NH atau R3N. Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan, dan banyak amina
mempunyai kereaktivan fali. Misalnya dua dari stimulant alamiah tubuh dari sistem
saraf simpatetik ( melawan atau melarikan diri ) adalah merepinaafrin dan epinaftrina.
Amina boleh dikatakan sebagai turunan dari ammonia (NH3), karena senyawa
amina mempunyai struktur sepeti ammonia, dimana salah satu atau lebih atom
hidrogen pada ammonia diganti gugus alkil atau aril. Senyawa amina dapat berupa
alifatik, siklik, heterosiklik dan aromatik.
Penggolongan amina didasarkan pada beberapa atom H pada amonia diganti
dengan gugus alkil atau aril. Apabila satu H pada amonia diganti gugus alkil disebut
amina primer, apabila dua atom H pada amonia diganti dengan gugus alkil disebut
amina sekunder, dan apabila ketiga atom H pada amonia diganti dengan gugus alkil
disebut amina tersier. Gugus alkil yang terikat pada amina sekunder atau tersier dapat
semua sama dan dapat pula berbeda-beda.
H H R
Amonia Amina Primer Amina Sekunder
3
Senyawa ini merupakan turunan dari triptamina yang dapat ditemui pada pohon
akasia.
CH2CH2NH2 CH2CH2NH2
OH
N N
H
Serotonin Triptamina
( 5- hidroksitriptamina )
Baik norepinafrina maupun epinafrina adalah dua fenil etil amina. Sejumlah dua
fenil etil amina lain bertindak terhadap reseptor-reseptor simpatetik. Senyawa-
senyawa ini dirujuk sebagai amina simpatomimetik karena senyawa-senyawa ini
sampai batas tertentu meniru kerja faali norepinafrina dan epinafrina.
Sebelum tahun Masehi, senyawa efedrina diextrak dari tanaman mahuanjg di
Tiongkok dan digunakan sebagai obat. Sekarang senyawa ini merupakan obat peluruh
dahak yang aktif dalam obat tetes hidung dan obat flu efedrina menyebabkan
menyusutnya membrane hidung yang membengkak dan menghambat keluarnya
lender hidung.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari senyawa amina ?
2. Bagaimana klasifikasi atau penamaan dari senyawa amina ?
3. Apaa saja sifat-sifat fisis senyawa amina ?
4. Bagaimana reaksi-reaksi pada senyawa amina ?
5. Bagaimana proses pembuatan senyawa amina ?
6. Bagaimana senyawaan amina primer, sekunder dan tersier ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian senyawa amina
2. Untuk mengetahui klasifikasi atau penamaan dari senyawa amina
3. Untuk mengetahui sifat-sifat fisis senyawa amina
4. Untuk mengetahui bagaimana reaksi-reaksi pada senyawa amina
5. Untuk mengetahui proses pembuatan senyawa amina
6. Untuk mengetahui senyawaan amina primer, sekunder dan tersier.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Amina
Amina adalah senyawa organik yang mengandung atom nitrogen trivalent yang
berkaitan dengan satu atau dua atau tiga atom karbon, dimana amina juga merupakan
suatu senyawa yang mengandung gugusan amino (-NH2, -NHR, atau –NH2).
Gugusan amino mengandung nitrogen terikat, kepada satu sampai tiga atom karbon
(tetapi bukan gugusan karbonil). Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom
nitrogen adalah karbonil, senyawanya adalah amida, bukan amina.Karbon, hidrogen,
dan oksigen merupakan toga unsur yang paling lazim terdapat dalam sistem
kehidupan. Nitrogen merupakan unsur ke empat. Amina adalah senyawa organik yang
mengandung atom-atom nitrogen trivalent, yang terikat pada satu atom karbon atau
lebih : RNH2, R2NH atau R3N.
Garam amina :
5
Diamina diberi nama alkana induknya (dengan angka awalan yang sesuai) yang
diikuti dengan akhiran –diamina.
Jika lebih dari satu tipe gugus alkil terikat pada nitrogen gugus alkil terbesar dianggap
sebagai induk. Gugus alkil tambahan dinyatakan dengan awalan N-alkil-.
Jika terdapat kefungsionalan yang dimiliki prioritas tata nama yang lebih tinggi, maka
digunakan awalan amino.
Amina membentuk ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen N-HN lebih lemah daripada
ikatan hidrogen O-HO karena N kurang elektronegarif dibandingkan dengan O dank
arena itu ikatan NH kurang polar. Pengikatan hidrogen yang lemah antara molekul
amina menyebabkan titik didihnya berada antara titik didih senyawa tanpa ikatan
hidrogen dan dan senyawa berikatan hidrogen kuat dengan bobot molekul yang
bersamaan. Amina berbobot molekul rendah larut dalam air karena membentuk ikatan
hidrogen dengan air. Amina tersier maupun amina sekunder dan primer dapat
membentuk ikatan hidrogen karena memiliki pasangan elektron menyendiri yang
dapat digunakan untuk membentuk ikatan hidrogen dengan air.
6
Tabel. Sifat Fisis beberapa amina
Titik Kelarutan
Nama Struktur
Didih oC dalam air
Trimetilamina (CH3)3N 3 ∞
Etilamina CH3CH2NH2 17 ∞
D. Reaksi-Reaksi Amina
CH3-CH-NH2+HNO2→CH3-CH-OH+N2+H2O
│
CH2CH3
Contoh: :
HN=O
N+HNO2→N+H2O
CH3CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina
7
3. Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang
ditentukkan oleh jenus amina tersier yang digunakan. Pada amina
alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan HNO2 mengakibatkan terjadinya
sustitusi cincin aromatik oleh gugus –NO seperti contoh dibawah ini :
CH3CH2
N+HNO2→N+H2O
CH3CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso –N,N- dimetilanilina.
4. Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0°C
menghasilkan garam diazonium
Contoh: :
NH2+HNO2+HCl N= : Cl + 2H2O
Contoh :
Dietilamonium klorida
E. Pembuatan Amina
Ada dua jalan umum untuk pembentukan amina yaitu reduksi dan substitusi.
Yang pertama akan dibahas adalah reaksi reduksi terlebih dahulu, adapun prosesnya
adalah sebagai berikut:
Cara reduksi:
8
1.) Pembuatan amina primer
Untuk pembuatan amina primer, reaksi terjadi dalam dua tahapan. Pada tahapan
pertama, terbentuk sebuah garam – dalam hal ini, etilamonuim bromida. Garam ini
sangat mirip dengan amonium bromida, kecuali bahwa salah satu atom hidrogen
dalam ion amonium telah diganti oleh sebuah gugus etil.
Semakin banyak amonia yang terdapat dalam campuran, semakin besar kemungkinan
terjadi reaksi selanjutnya.
Reaksi di atas tidak berhenti setelah amina primer terbentuk. Etilamina juga bereaksi
dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti reaksi sebelumnya.
Pada tahap pertama, terbentuk sebuah garam – kali ini, dietilamonium bromida.
Anggap garam yang terbentuk ini adalah amonium bromida dengan dua atom
hidrogen yang digantikan oleh gugus-gugus etil.
9
3.) Pembuatan amina tersier
Setelah amina sekunder terbentuk, reaksi masih belum berhenti. Dietilamina juga
bereaksi dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti pada reaksi
sebelumnya.
Lagi-lagi ada kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini
dengan amonia berlebih dalam campuran tersebut, sebagaimana ditunjukkan berikut:
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Amina merupakan senyawa organik yang terpenting dalam kehidupan sehari-
hari dan memiliki urutan yang paling penting dalam senyawa organic.
2. Senyawa amina diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu amina primer, amina
sekunder, dan amina tersier.
3. Titik didih amina tersier lebih rendah dari pada amina primer atau sekunder
yang bobot melekulnya sepadan, dan titik didihnya lebih dekat ke titik didih
alkana yang bobot molekulnya bersamaan.
4. Ada dua cara umum dalam pembentukan amina, yaitu dengan cara reduksi dan
sustitusi.
5. Reaksi subtitusi dari alkil halida dengan amonia menghasilkan garam dari
amin primer.
B. Daftar Pustaka
1. http://chemistry-ekhaokt.blogspot.com/2015/05/pengujian-senyawa-amina-dan-
nitril.html
2. http://ilmu-kimia-kimia.blogspot.com/2010/06/amina.html
11