Anda di halaman 1dari 36

BIONOMIK DAN POLA HIDUP NYAMUK

DISUSUN OLEH:

NAMA : NIM:

AL FIKRI HIDAYATULLAH PO.71.33.1.18.002


ANDINI DWI RAMADHAN PO.71.33.1.18.004
FHARA LUFFIANAS TASYA A. PO.71.33.1.18.010
NATASYA ZARDI ADINI PO.71.33.1.18.022
TRIA EFFRILIA HARAHAP PO.71.33.1.18.033
WANDA SHALILA MAY PRATIWI PO.71.33.1.18.035

MATA KULIAH : ENTOMOLOGI

DOSEN PEMBIMBING : KHAIRIL ANWAR, SKM., M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah bionomik dan

pola hidup nyamuk.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah dikatakan

sempurna. Untuk itu, kami dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran dari

pembaca sekalian. Semoga makalah ini bermafaat untuk kita semua.

Palembang, 17 Maret 2019

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang……………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………...1

1.3 Tujuan Masalah……………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Tentang Nyamuk………………………………...3

2.2 Bionomik Dan Pola Hidup Nyamuk Aedes Aegypty………4

2.3 Bionomik Dan Pola Hidup Nyamuk Anopheles……………11

2.4 Bionomik Dan Pola Hidup Nyamuk Culex…………….…..18

2.5 Bionomik Dan Pola Hidup Nyamuk Mansonia……………23

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………...29

3.2 Saran………………………………………………………….30

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bionomik nyamuk adalah kebiasaan tempat perindukan (breeding habit),

kebiasaan menggigit (feeding habit), kebiasaan beristirahat (resting habit) dan jarak

terbang nyamuk. Sedangkan, Pola hidup nyamuk adalah cara nyamuk berprilaku

sehari-hari, sejak bangun tidur hingga tidur lagi. Pola hidup nyamuk dapat

disamakan dengan kebiasaan.

Nyamuk mampu berkembang di berbagai lingkungan. Hampir tidak ada

habitat perairan manapun di dunia yang tidak meminjamkan dirinya sebagai situs

berkembang biak nyamuk. Mereka menjajah, mulai dari perairan sangat tercemar

serta bersih, badan air besar (seperti: sungai) dan kecil (seperti: anak sungai),

sementara dan permanen, bahkan tempat terkecil seperti ember berisi air, vas bunga,

ban dan daun merupakan sumber perkembangbiakan nyamuk.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana morfologi dan lingkungan hidup, tempat perkembang-biakan

nyamuk, perilaku nyamuk, perilaku mencari makan, waktu mencari makan,

kebiasaan nyamuk, perilaku istirahat, penyebaran nyamuk, variasi musiman

nyamuk Aedes aegypti, Anopheles, Culex dan Mansonia.

1
1.4 Tujuan Masalah

Mengetahui morfologi dan lingkungan hidup, tempat perkembang-biakan

nyamuk, perilaku nyamuk, perilaku mencari makan, waktu mencari makan,

kebiasaan nyamuk, perilaku istirahat, penyebaran nyamuk, variasi musiman

nyamuk Aedes aegypti, Anopheles, Culex dan Mansonia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Tentang Nyamuk

Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera

termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyi

a, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang

merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang

langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali

melebihi 15 mm.Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito",

berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang

berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito bermula sejak tahun 1583.

Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats.

Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk

menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia

dan amfibi) untuk mengisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk

pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah,

yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu

mengisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan

berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk

mengisap darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak

pernah mengisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik

nyamuk yang lain.

3
2.2 Bionomik Dan Pola Hidup Nyamuk Aedes Aegypty

Gambar 2.2.a Daur Hidup Aedes aegypti

A. Morfologi dan Lingkungan Hidup

1. Morfologi

Aedes aegypti mempunyai morfologi sebagai berikut:

a. Telur

Gambar 2.2.b Telur Aedes aegypti

Telur berwarna hitam dengan ukuran ±0,80 mm, berbentuk oval

yang mengapung satu persatu pada permukaan air yang jernih, atau

menempel pada dinding tempat penampungan air. Pada umumnya

4
telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ±2 hari setelah telur

terendam air.

b. Jentik (larva)

Gambar 2.2.c Jentik (larva) Aedes aegypti

Ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva

tersebut, yaitu:

1) Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm

2) Instar II : 2,5-3,8 mm

3) Instar III : lebih besar sedikit dari larva Instar II

4) Instar IV : berukuran paling besar 5 mm

Stadium jentik biasanya berlangsung 6-8 hari.

5
c. Kepompong (pupa)

Gambar 2.2.d Kepompong (pupa) Aedes aegypti

Kepompong (pupa) berbentuk seperti ‘koma’. bentuknnya lebih

besar namun lebih ramping dibanding larva (jentik)nya. Pupa

berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata pupa

nyamuk lain. stadium kepompong berlangsung anatara 2-4 hari.

d. Nyamuk Dewasa

Gambar 2.2.e Nyamuk Aedes aegypti Dewasa

Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan

rata-rata nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam dengan

bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki. Pertumbuhan dari

6
telur menjadi nyamuk dewasa selama 9-10 hari. Umur nyamuk betina

dapat mencapai 2-3 bulan.

2. Lingkungan Hidup

Aedes aegypti sangat menyukai tempat-tempat yang lembab dan

berair. Kebiasaan nyamu ini akan tinggal di genangan air seperti pada

tangki reservoir, bak mandi, drum, juga pada ember. Jika kita

perhatikan habitat yang disukai nyamuk ini 70% adalah tempat-tempat

yang merupakan lingkungan buatan manusia. contoh pada vas bunga,

tempat minum burung, ban, kaleng, botol dan lain sebagainya yang

terdapat genangan air. Sedangkan jika berada di alam bebas, biasanya

nyamuk akan mendiami lubang-lubang pohon, bagian pelepah daun,

lubang pda batu, tempurung kelapa, potongan bambu sampai pada pelepah

pisang.

B. Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti

Tempat perkembangbiakan utama ialah tempat-tempat penampungan air

berupa genangan air yang tertampung disuatu tempat atau bejana di dalam atau

sekitar rumah atau tempat-tempat umum, biasanya tidak melebihi jarak 500

meter dari rumah. Nyamuk ini biasanya tidak dapat berkembang biak di

genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah.

7
Jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari,

seperti: drum, tangki reservoir, bak mandi/wc, dan ember.

2. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari

seperti: tempat minum burang, vas bunga dan barang-barang

bekas (ban, kaleng, botol, plastik dan lain-lain).

3. Tempat penampungan air alamiah seperti: lobang pohon, lobang batu,

pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu.

C. Perilaku Nyamuk Aedes Aegypti Dewasa

Setelah lahir (keluar dari kepompong), nyamuk istirahat di kulit

kepompong untuk sementara waktu. Beberapa saat setelah itu sayap meregang

menjadi kaku, sehingga nyamuk mampu terbang mencari mangsa/darah.

D. Perilaku Mencari Makan Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk Aedes Aegypti jantan menghisap cairan tumbuhan atau sari bunga

untuk keperluan hidupnya sedangkan yang betina menghisap darah. Nyamuk

betina ini lebih menyukai darah manusia daripada binatang (bersifat

antropofilik). darah (proteinnya) diperlukan untuk mematangkan telur agar jika

dibuahi oleh sperma nyamuk jantan, dapat menetas. Waktu yang diperlukan

8
untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk menghisap darah

sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi antara 3-4 hari. Jangka waktu

tersebut disebut satu siklus gonotropik (gonotropic cycle).

E. Waktu Mencari Makan Nyamuk Aedes Aegypti

Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari. Gigitan

yang berasal dari nyamuk Aedes memuncak pada perubahan intensitas cahaya

(setelah matahari terbit dan sebelum matahari terbenam) antara pukul

09.00-10.00 WIB dan 15.00-16.00 WIB.

F. Kebiasaan Nyamuk Aedes Aegypti

Tidak seperti nyamuk lain, Aedes Aegypti mempunyai kebiasaan

menghisap darah berulang kali (multiple bites) dalam satu siklus gonotropik,

untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk ini

sangat efektif sebagai penular penyakit.

G. Perilaku Istirahat Nyamuk Aedes aegypti

Setelah menghisap darah, nyamuk ini hinggap (beristirahat) di dalam atau

kadang-kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembang

biakannya.

9
Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab. Di tempat-tempat ini

nyamuk menunggu proses pematangan telurnya.

Setelah beristirahat dan proses pematangan telurnya selesai, nyamuk

betina akan meletakkan telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya,

sedikit di atas permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi

jentik dalam waktu ±2 hari setelah telur terendam air. Setiap kali bertelur

nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur itu di

tempat yang kering (tanpa air) dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu -2˚C

sampai 42˚C, dan bila tempat-tempat tersebut kemudian tergenang air atau

kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat.

H. Penyebaran Nyamuk Aedes aegypti

Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter, maksimal 100

meter, namun secara pasif misalnya karena angin atau terbawa

kendaraan dapat berpindah lebih jauh.

Aedes aegypti tersebar luas di daerah tropis dan sub-tropis. Di indonesia

nyamuk ini tersebar luas baik di rumah-rumah maupun di tempat-tempat

umum. Nyamuk ini dapat hidup dan berkembang biak sampai ketinggian 1.000

m tidak dapat berkembang biak, karena pada ketinggian tersebut suhu udara

terlalu rendah, sehingga tidak memungkinkan bagi kehidupan nyamuk

tersebut.

10
I. Variasi Musiman Nyamuk Aedes aegypti

Pada musim hujan tempat perkembangbiakan Aedes aegypti yang pada

musim kemarau tidak terisi air, mulai berisi air. Telur-telur yang tadinya belum

sempat menetas akan menetas. Selain itu pada musim hujan semakin banyak

tempat penampungan air alamiah yang terisi air hujan dan dapat digunakan

sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk ini. Oleh karena itu pada musim

hujan populasi Aedes aegypti meningkat. Bertambahnya populasi nyamuk ini

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan penularan

penyakit dengue.

2.3 Bionomik Dan Pola Hidup Nyamuk Anopheles

Gambar 2.3.a Daur Hidup Nyamuk Anopheles

A. Morfologi dan Lingkungan Hidup

1. Morfologi

Nyamuk Anopheles mempunyai morfologi sebagai berikut:

11
a. Telur

Gambar 2.3.b Telur nyamuk Anopheles

Telur nyamuk Anopheles betina dewasa meletakkan 50-200 telur

satu persatu didalam air atau bergerombolan tetapi saling melepas.

Telur Anopheles mempunyai alat pengapung dan untuk menjadi larva

dibutuhkan waktu selama 2-3 hari.

b. Jentik (larva)

Gambar 2.3.c Jentik (larva) Anopheles

Larva sering ditemukan pada kumpulan air yang dangkal. Pada

umumnya Anopheles menghindari air yang tercemar polusi, hal ini

berhubungan langsung dengan kandungan oksigen dalam air.

12
Larva Anopheles ada yang senang sinar matahari (heliofilik),

tidak senang matahari (heliofobik) dan suka hidup dihabitat yang

terlindung dari cahaya matahari (shaded). Jenis air pun memiliki

peranan yang cukup penting. Larva Anopheles lebih menyukai air

yang mengalir tenang ataupun tergenang. Peningkatan suhu akan

mempengaruhi tingkat perkembangan dan distribusi larva. Larva

Anopheles berada dipermukaan air supaya bisa bernafas melalui

spirakel. Fase larva 4-10 hari.

c. Kepompong (pupa)

Gambar 2.3.d Kepompong (pupa) Anopheles

Pupa adalah stadium terakhir di lingkungan air. Stadium pupa

tidak memerlukan makanan. Pada stadium pupa ini terjadi proses

pembentukan alat-alat tubuh nyamuk yaitu alat kelamin, sayap serta

kaki. Stadium pupa pada nyamuk jantan antara 1-2 jam lebih singkat

dari pupa nyamuk Anopheles betina, stadium pupa memerlukan 2 -4

hari.

13
d. Nyamuk Dewasa

Gambar 2.3.e Nyamuk Anopheles Dewasa

Jenis air yang dimanfaatkan untuk perkembangbiakan Anopheles

berbeda-beda. Beberapa habitat larva dapat hidup dikolam kecil,

kolam besar dan genangan air, yang bersifat sementara atau di

rawa-rawayang permanen. Walaupun sebagian besar Anopheles hidup

di habitat perairan tawar,tetapi ada beberapa spesies Anopheles

berkembang biak di air asin. Umur nyamuk Anopheles dewasa 10-60

hari.

2. Lingkungan Hidup

Nyamuk Anopheles biasanya suka tinggal di air kotor dan tempat

sampah. Oleh karena itu, tak seperti nyamuk aedes aegypti, nyamuk

anopheles jarang tinggal di tempat-tempat yang cenderung bersih,

misalnya di pemukiman. Jika di daerah pantai, nyamuk anopheles suka

tinggal di tambak ikan yang tidak dikelola dengan baik. Sedangkan di

daerah persawahan, nyamuk suka tinggal di area yang ditumbuhi padi.

14
B. Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Anopheles

Tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles di genangan-genangan air

yang terkena sinar matahari langsung seperti genangan air di sepanjang

sungai, pada kobakan-kobakan air di tanah, di mata air-mata air dan alirannya,

dan pada air di lubang batu-batu (Barodji, 1987 dalam Saputra, 2001)

C. Perilaku Nyamuk Anopheles Dewasa

Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat

perindukan atau tempat untuk berkembang biak yang sesuai dengan

kesenangan dan kebutuhannya. Ada species yang senang pada tempat-tempat

yang kena sinar matahari langsung (an. Sundaicus) ada pula yang senang pada

tempat-tempat teduh (An. Umrosus).

D. Perilaku Mencari Makan Nyamuk Anopheles

Spesies yang semata-mata mencari mangsa binatang (zoofilik) kurang

dalam transmisi malaria, sebaliknya yang menyukai darah manusia

(antropofilik) lebih berbahaya.

15
E. Waktu Mencari Makan Nyamuk Anopheles

Nyamuk Anopheles pada umumnya aktif mencari darah pada waktu

malam hari. Setiap spesies mempunyai sifat yang tertentu, ada spesies yang

aktif mulai senja hingga menjelang tengah malam dan sampai pagi hari.

F. Kebiasaan Nyamuk Anopheles

Telah diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin satu kali

selama hidupnya untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya,

nyamuk betina hanya memerlukan darah untuk proses pertumbuhan telurnya.

Tiap sekian hari sekali nyamuk akan mencari darah. Interval tersebut

tergantung pada species, dan dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban,

dan disebut siklus gonotrofik. Untuk iklim Indonesia memerlukan waktu

antara 48-96 jam.

G. Perilaku Istirahat Nyamuk Anopheles

Istirahat bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang

sebenarnya selamawaktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat

sementara yaitu pada waktunyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun

pada umumnya nyamuk memilih tempat yangteduh, lembab dan aman untuk

beristirahat tetapi apabila diteliti lebih lanjut tiap species ternyata mempunyai

perilaku yang berbeda-beda. Ada spesies yang halnya hinggap tempat-tempat

dekat dengan tanah (An. Aconitus)

16
tetapi ada pula species yang hinggap di tempat-tempat yang cukup tinggi

(An. Sundaicus). Pada waktu malam ada nyamuk yang masuk kedalam

rumah hanya untuk menghisap darah orang dan kemudian langsung keluar.

Ada pulayang baik sebelum maupun sesudah menghisap darah orang

akan hinggap pada dinding untuk beristirahat.

H. Penyebaran Nyamuk Anopheles

Jarak terbang nyamuk ini antara 0,5-3 km dapat dipengaruhi oleh

transportasi serta kencangnya angin dimana nyamuk ini berada.

I. Variasi Musiman Nyamuk Anopheles

Kepadatan populasi nyamuk Anopheles sangat dipengaruhi oleh musim

tanam padi. Jentik-jentik nyamuk ini mulai ditemukan di sawah kira-kira pada

padi berumur 2-3 minggu setelah tanam dan paling banyak ditemukan pada

saat tanaman padi mulai berbunga sampai menjelang panen. Di daerah yang

musim tanamnya tidak serempak dan sepanjang tahun ditemukan tanaman

padi pada berbagai umur, maka nyamuk ini ditemukan sepanjang tahun dengan

dua puncak kepadatan yang terjadi sekitar bulan Februari-April

dan sekitar bulan Juli-Agustus.

17
2.4 Bionomik Dan Pola Hidup Nyamuk Culex

Gambar 2.4.a Daur Hidup Nyamuk Culex

A. Morfologi dan Lingkungan Hidup

1. Morfologi

Nyamuk Culex mempunyai morfologi sebagai berikut:

a. Telur

Gambar 2.4 b Telur Nyamuk Culex

Nyamuk Culex meletakkan telur di atas permukaan air secara

bergerombol dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk

mengapung. Sekali bertelur menghasilkan 100 telur dan biasanya

dapat bertahan selama 6 bulan. Telur akan menjadi jentik setelah

sekitar 2 hari.

18
b. Jentik (larva)

Gambar 2.4 c Jentik (larva) Nyamuk Culex

Salah satu ciri dari larva nyamuk Culex adalah memiliki siphon.

Siphon dengan beberapa kumpulan rambut membentuk sudut dengan

permukaan air. Stadium jentik biasanya berlangsung 4-6 hari.

c. Kepompong (pupa)

Gambar 2.4 d Kepompong (pupa) Nyamuk Culex

Stadium paling akhir dari metamorfosis nyamuk yang bertempat

di dalam air adalah pupa. Tubuh pupa berbentuk bengkok dan

kepalanya besar. Sebagian kecil tubuh pupa kontak dengan

permukaan air, berbentuk terompet panjang dan ramping, setelah 1 –

2 hari akan menjadi nyamuk Culex (Astuti, 2011).

19
d. Nyamuk Dewasa

Gambar 2.4 e Nyamuk Culex Dewasa

Ciri-ciri nyamuk Culex dewasa adalah berwarna hitam

belang-belang putih, kepala berwarna hitam dengan putih pada

ujungnya. Pada bagian thorak terdapat 2 garis putih berbentuk kurva.

Umur nyamuk Culex Dewasa 2 minggu.

2. Lingkungan Hidup

Nyamuk Culex sebagian besar menyenangi tempat dengan air kondisi

yang kotor seperti selokan, got, saluran air, baik yang beralaskan langsung

tanah maupun tidak beralaskan tanah langsung.

B. Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Culex

Tempat perkembangbiakan nyamuk bisa terletak di dalam maupun di luar

rumah. Tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, bak air WC,

tandon air minum, tempayan, gentong air, ember, dan lain-lain merupakan

20
tempat di dalam rumah yang bisa dijadikan sebagai tempat perkembangbiakan

nyamuk.

C. Perilaku Nyamuk Culex Dewasa

Nyamuk tertarik pada benda dan pakaian berwarna gelap, manusia serta

hewan. Hal ini disebabkan oleh rangsangan bau zat-zat yang dikeluarkan

hewan, terutama CO2 dan beberapa asam amino.

D. Perilaku Mencari Makan Nyamuk Culex

Nyamuk Culex sp senang menghisap darah manusia dan hewan khususnya

pada malam hari. Unggas, kambing, kerbau, dan sapi adalah binatang

peliharaan yang sering menjadi sasaran gigitan nyamuk Culex sp. Culex adalah

spesies nyamuk yang mempunyai sifat antropofilik dan zoofilik, karena suka

melakukan aktivitas menghisap darah di malam hari baik di dalam maupun di

luar rumah. (Thenmozhi, 2009)

E. Waktu Mencari Makan Nyamuk Culex

Nyamuk Culex menggigit manusia pada malam hari di dalam ruangan,

menggigit manusia pada malam hari di luar ruangan, menggigit hewan pada

malam hari di dalam ruangan, dan menggigit hewan pada malam hari di luar

21
ruangan. Nyamuk Culex menggigit mangsa pada rentan waktu pukul 19.00 –

04.00 WIB.

F. Kebiasaan Nyamuk Culex

Nyamuk Culex biasanya memilih genangan air tanah sebagai tempat

perindukannya, seperti pada pohon berlubang, ruas dan tunggul bambu, dan

tempat-tempat penampungan air lainnya.

G. Perilaku Istirahat Nyamuk Culex

Perilaku istirahat untuk nyamuk memiliki dua arti yaitu istirahat yang

sebenarnya selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat

sementara yaitu pada waktu nyamuk sedang mencari darah. Pada umumnya

nyamuk memilih tempat yang teduh, lembab, dan aman untuk beristirahat.

Nyamuk lebih suka hinggap di tempat-tempat yang dekat tanah (Hiswani,

2004).

H. Penyebaran Nyamuk Culex

Kemampuan terbang nyamuk Culex ini antara 1-2 km, namun dapat

dipengaruhi oleh transportasi serta kencangnya angin dimana nyamuk ini

berada, misalnya karena angin atau terbawa kendaraan dapat berpindah lebih

jauh.

22
I. Variasi Musiman Nyamuk Culex

Puncak kepadatan dipengaruhi oleh musim. Pada musim kemarau

kepadatan meningkat, hal ini disebabkan banyak terbentuk tempat perindukan

berupa genangan air di pinggir sungai dengan aliran lambat atau tergenang.

Perkembangbiakan nyamuk cenderung menurun bila aliran sungai menjadi

deras (flushing) yang tidak memungkinkan adanya genangan di pinggir sungai

sebagai tempat perindukan (Sunaryo, 2001).

2.5 Bionomik Dan Pola Hidup Nyamuk Mansonia

Gambar 2.5.a Daur Hidup Nyamuk Mansonia

A. Morfologi dan Lingkungan Hidup

1. Morfologi

Nyamuk Mansoniamempunyai morfologi sebagai berikut:

a. Telur

23
Gambar 2.5.a Daur Hidup Nyamuk Mansonia

Nyamuk dewasa sekali bertelur sebanyak ± 100-300 butir. Telur

berwarna putih ketika pertama kali diletakkan, kemudian semakin

gelap dalam satu atau dua jam benkutnya Mansonia sp meletakkan

telurnya saling berdekatan membentuk rakit dibawah permukaan

daun tanaman air. Pada kondisi yang hangat, biasanya di negara

tropistelur akan menetas setelah 2-3 hari di air.

b. Jentik (larva)

Gambar 2.5. c Jentik (larva) Nyamuk Mansonia

Larva nyamuk Mansonia sp memiliki sifon (corong udara)

yang pendek dan ujungnya seperti bentuk duri/tanduk

(runcing), Sifon tersebut terdapat pada segmen VIII. Larva ini

24
menempel pada akar tumbuhan air. Mansonia sp memiliki tabung

udara yang berbentuk pendek dan runcing yang dipergunakan untuk

menusuk akar tanaman air. Pada waktu istirahat larva

Mansonia sp membentuk sudut dengan permukaan air.

c. Kepompong (pupa)

Gambar 2.5. d Kepompong (pupa) Nyamuk Mansonia

Setelah melewati pergantian kulit keempat, maka terjadi pupasi.

Pupa Mansonia sp berbentuk agak pendek, tidak makan, tetapi tetap

aktif bergerak dalam air terutama bila diganggu. Mereka berenang

naik turun dari bagian dasar ke permukaan air. Pupa Mansonia sp

mempunyai alat pernafasan menyerupai trompet berbentuk panjang

dan bergerigi. Untuk nyamuk dewasa pupa membutuhkan waktu 1-3

hari.

25
d. Nyamuk Dewasa

Gambar 2.5. e Nyamuk Mansonia Dewasa

Pada saat hinggap nyamuk Mansonia sp tidak membentuk

sudut 90º atau biasa dikatakan sejajar dengan tempat hinggap. Secara

morfologi nyamuk ini mempunai bentuk tubuh besar dan panjang,

bentuksayap asimetris, Sayapnya bintik-bintik warna tubuh

terdiri dari hitamatau coklat bercampur putih.

2. Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup berada di wilayah hutan dan rawa endemik,

lingkungan kotor dan area peternakan ikan yang tidak terpakai.

B. Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Mansonia

Tempat perkembangbiakan nyamuk Mansonia terdiri dari rawa-rawa,

sungai besar di tepi hutan atau dalam hutan, larva dan pupa melekat dengan

26
sifonnya pada akar - akar ranting tanaman air, seperti enceng gondok, teratai,

kangkung, dan sebagainya .

C. Perilaku Nyamuk Mansonia Dewasa

Nyamuk betina menghisap darah untuk mendapatkan protein

untuk pembentukan telur yang diperlukan.

D. Perilaku Mencari Makan Nyamuk Mansonia

Nyamuk Mansonia sp bersifat agresif dan menghisap darah saat manusia

berada dalam aktivitas malam hari khususnya di luar rumah.

E. Waktu Mencari Makan Nyamuk Mansonia

Puncak aktivitas nyamuk Mansonia menhisap darah pada pukul

19.00-01.00 WIB.

F. Kebiasaan Nyamuk Mansonia

Nyamuk jantan akan terbang disekitar perindukannya dan makan cairan

tumbuhan yang ada disekitarnya. Nyamuk betina hanya kawin sekali dalam

hidupnya.Perkawinan biasanya terjadi setelah 24-48 jam setelah keluar dari

27
kepompong. Makanan nyamuk betina yaitu darah, yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan telurnya.

G. Perilaku Istirahat Nyamuk Mansonia

Nyamuk Mansonia beristirahat umumnya di luar rumah dengan tempat

bersarang pada celah-celah batu, dekat tanah dibawah daun-daunan rumput

atau di kaleng-kaleng yang terlindung dari sinar matahari.

H. Penyebaran Nyamuk Mansonia

Kecepatan angin pada saat matahari terbit dan terbenamyang merupakan

saat terbangnya nyamuk ke dalam atau keluar rumah,adalah salah satu faktor

yang ikut menentukan jumlah kontak antara manusia dengan nyamuk. Jarak

terbang nyamuk (flight range) dapat diperpendek atau diperpanjang tergantung

kepada arah angin

I. Variasi Musiman Nyamuk Mansonia

Semua nyamuk harus memiliki air yang untuk melengkapi siklus hidup

mereka. Nyamuk dapat hidup hampir di segala jenisair, dari air es yang

mencair sampai air buangan yang kotor.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera

termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyi

a, Culiseta, dan Haemagoggus. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh

yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang

sekali melebihi 15 mm.

Bionomik nyamuk adalah kebiasaan tempat perindukan (breeding habit),

kebiasaan menggigit (feeding habit), kebiasaan beristirahat (resting habit) dan jarak

terbang nyamuk. Sedangkan, Pola hidup nyamuk adalah cara nyamuk berprilaku

sehari-hari, sejak bangun tidur hingga tidur lagi. Pola hidup nyamuk dapat

disamakan dengan kebiasaan.

Bionomik dan pola hidup nyamuk terbagi menjadi :

1. Morfologi Nyamuk

1) Telur

2) Jentik

3) Kepompong (pupa)

4) Nyamuk Dewasa

2. Lingkungan Hidup

3. Perilaku Nyamuk

4. Perilaku Mencari Makan

5. Waktu Mencari Makan

29
6. Kebiasaan Nyamuk

7. Perilaku Istirahat Nyamuk

8. Penyebaran Nyamuk

9. Variasi Musiman Nyamuk

3.2 Saran

Karena sudah mengetahui bionomik dan pola hidup nyamuk,sebaiknya kita

sebagai sanitarian seharusnya dapat mengendalikan populasi nyamuk. Terutama

nyamuk penyebar penyakit seperti Nyamuk Aedes Aegypty,Anopheles,Culex dan

Mansonia. Agar nantinya diharapkan penyakit yang disebakan oleh nyamuk tidak

ada lagi.

Dan sebaiknya kita senantiasa menjaga kebersihan, karena nyamuk tidak

mungkin ada jika lingkungan kita bersih.

30
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, M.A.W., 2011. Daya Bunuh Ekstrak Bunga Kecombrang


(Nicolia speciosa (Blume) Horan) Terhadap Larva Nyamuk Culex
quenquefasciatus.Skripsi Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta.

Direktorat jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan


lingkungan,2008.PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN DEMAM
BERDARAH DENGUE DI INDONESIA.jakarta:departemen kesehatan
RI

Hiswani. 2004. Gambaran Penyakit dan Vektor Malaria Di Indonesia. Jurnal


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

https://www.academia.edu/9939935/Bionomik_Nyamuk_Dewasa

https://lib.unnes.ac.id/27884/1/6411411174.pdf

https://www.plengdut.com/kebiasaan-bionomik-dan-hidup-siklus-ciri-aedes-
aegypti-nyamuk-mengenal/6400/

https://media.neliti.com/media/publications/83174-ID-bionomik-nyamuk-m
ansonia-dan-anopheles-d.pdf

https://brainly.co.id/tugas/164681

http://www.academia.edu/9940108/Bionomik_dan_Morfologi_Larva_Nyam uk

https://id.scribd.com/document/367460810/Bionomik-Makalah-Nyamuk

31
https://id.scribd.com/doc/83152562/Pengertian-Pola-Hidup-Sederhana

https://www.academia.edu/36672001/Morfologi_Siklus_Hidup_Epidemiolo
gi_klass_insecta_nyamuk_anopheles_sp_sebagai_vector_penyakit_mal
aria_.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk

https://www.plengdut.com/kebiasaan-bionomik-dan-hidup-siklus-ciri-aedes-
aegypti-nyamuk-mengenal/6400/

https://www.rentokil.co.id/nyamuk/jenis-nyamuk/

https://www.academia.edu/12639960/Anopheles(Barodji, 1987 dalam Saputra,


2001) Tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles

https://www.academia.edu/33418345/NYAMUK_WID_doc

http://digilib.unila.ac.id/32092/3/SKRIPSI%20TANPA%20PEMAHASAN. pdf

https://www.academia.edu/36675747/MORFOLOGI_DAN_SIKLUS_HID
UP_CULEX_SP.docx

http://e-journal.uajy.ac.id/626/3/2BL00973.pdf

https://lib.unnes.ac.id/27884/1/6411411174.pdf

https://rumahidaman01.wordpress.com/pengenalan-hama-rumah/nyamuk/

https://www.academia.edu/36672344/nyamuk_mansonia.pdf

32
https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/blb/article/view/295

https://www.academia.edu/30300452/Nyamuk_mansonia_sp

Sucipto, Cecep Dani, 2014. Manual Lengkap Malaria.Tanggerang:Gosyen


Publishing.

Sunaryo, 2001. Bionomik Vektor Malaria di Kabupaten Banjarnegara. SLPV,


Banjarnegara. Jurnal Kes Malaria di Kabupaten Banjarnegara. SLPV,
Banjarnegara.

Thenmozhi V., R. S. Pandian, 2009. Host Feeding Pattern of Wild Caught


Mosquitos In Reserve Forest, Rural Village and Urban Town In Nathan
Taluk, Tamil Nadu. Current Biotica Volume 2, Issue 4

33

Anda mungkin juga menyukai