Resume: Stainless Steel Crown (SSC)
Resume: Stainless Steel Crown (SSC)
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Firda Aziza
G4B017004
FAKULTAS KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2019
Stainless Steel Crown
A. Definisi
Stainless steel crown (SSC) adalah suatu tumpatan sementara maupun tetap
berbahan paduan logam (alloy) nirkarat yang berbentuk anatomi gigi dan bertujuan
sebagai mahkota selubung untuk kasus karies yag luas, fraktur mahkota, hipoplasia
email, dan restorasi setelah perawatan saluran akar. Kelebihan SSC ini adalah bahan
yang digunakan mudah didapat, mudah dibentuk dan disesuaikan dengan anatomi
gigi, memungkinkan waktu kunjungan dalam aplikasinya, dan lebih ekonomis
(Indriyanti, 2011)
Logam-logam yang digunakan untuk campuran bahan SSC ini antara lain
chromium, nikel, karbon, dan aluminium. Perpaduan dari bahan-bahan tersebut
memiliki karakteristik atau kekuatan mekanik yang baik yaitu semakin besar gaya
yang menimpa akan meningkatkan kekerasan bahan, serta sifat korosi yang rendah.
Selain itu juga bahan logam ini bukan suatu konduktor yang baik, sehingga adanya
pemanasan tidak akan berpengaruh (Mutu dan Sivakumar, 2009).
SSC ini dapat beradaptasi dengan mudah pada undercut gigi, karena memiliki
efek pegas sehingga akan segera mengunci pada undercut setelah melalui kontur
terbesar gigi. Kekuatan retensi tidak tergantung pada proses trimming, contouring,
maupun crimping, melainkan pada sementasinya (Indriyanti, 2011).
B. Klasifikasi
1. Berdasarkan komposisi (Muthu dan Sivakumar, 2009):
a. Stainless steel crown (unitek and rocky mountain crown)
Terdiri dari 17-19% chromium, 9-13% nikel, dan 0,08-12% karbon.
b. Nickel- base crown (ion Ni-Chro from 3M)
Terdiri dari 76% nikel, 15,5% chromium, 8% besi, 0,04% karbon, dan
0,35% mangan.
c. Tin-base crown
Terdiri dari 96% timah dan 4% perak
d. Aluminium-base crown
Terdiri dari 1,2% mangan, 10% magnesium, 0,7% besi, 0,3% silikon,
0,25% tembaga
b. Pretrimmed crown
SSC yang memiliki sisi servikal yang telah dibentuk namun tetap
memerlukan penyesuaian
c. Precontoured crown
SSC yang telah siap diadaptasikan pada gigi
C. Indikasi
Beberapa kondisi yang mengharuskan untuk dilakukan perawatan dengan
stainless steel crown (SSC) antara lain (Srivasta, 2011):
1. Gigi molar desidui atau gigi molar permanen muda yang mengalami
kerusakan (karies) yang parah pada mahkotanya.
2. Karies proksimal yang memerlukan preparasi hingga mencapai 2
permukaan atau lebih
3. Gigi molar desidui setelah dilakukan perawatan pulpotomi atau pulpektomi
4. Gigi yang mengalami malformasi atau defek kongenital seperti hipoplasia
email, amelogenesis imperfekta, atau dentinogenesis imperfekta
5. Gigi molar yang fraktur
6. Karies rampan multiple
7. Sebagai attachment pada space maintainer atau space regainer
8. Kasus bruxism yang parah
E. Instruksi
Edukasi 1 jam setelah pemakaian SSC yaitu menghindari makanan yang
lengket seperti karamel atau permen karet dan menghindari makanan yang keras
seperti menggigit permen atau es batu (Srivasta, 2011).
F. Laporan Kasus
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang ke RSGM Unsoed untuk
melakukan pemeriksaan gigi. Terdapat beberapa karies pada gigi belakangnya yang
telah meluas hingga ke seluruh mahkota. Pada gigi 85 terdapat karies kedalaman
dentin dengan palpasi (negatif), perkusi (negatif), tes vitalitas (positif). Pasien
pernah datang ke RSGM sebelumnya untuk mencabut gigi. Pasien seorang siswa
sekolah dasar, tidak memiliki riwarat alergi dan penyakit sistemik.
1. Pemeriksaan Subjektif:
a. Chief Complain : Pasien ingin memperbaiki giginya yang berlubang
b. Present Illness : Pasien merasa tidak nyaman dengan giginya
c. Post Medical History: Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
d. Post Dental History: Pasien melakukan pembersihan karang gigi satu
bulan yang lalu
e. Social History : Pasien adalah ibu rumah tangga
f. Family History : Tidak ada kelainan.
2. Pemeriksaan Obyektif:
a. Keadaan jaringan lunak
1) Bibir/ mukosa lunak: normal
2) Gingiva: normal
3) Lidah : normal
4) Sinus : T.A.K
b. Oklusi
1) Garis median : normal
2) Garis muka protrusi/berdesakan: Tidak
3) Maloklusi klas I : Ya
4) Maloklusi kla II : Tidak
5) Maloklusi klas III: Tidak
6) Gigitan silang : Ada
7) Gigitan terbuka : Tidak ada
8) Gigitan dalam : Tidak ada
c. Kelenjar
1) Parotis : T.A.K
2) Submandibula: T.A.K
d. Tonsil : normal
e. Temuan lain: Tidak ada
G. Diagnosis
Pulpitis reversibel
H. Pemeriksaan Penunjang
Pada rontgen periapikal gigi 85 terdapat radiolusen di mahkota gigi yang
menandakan kavitas sedalam dentin pada permukaan oklusal yang meluas
ke mesial. Tidak terdapat lesi periapikal dan benih gigi permanennya masih
jauh.
Sisi depan
J. Perawatan
Restorasi mahkota stainless steel crown (SSC)
K. Tahapan Perawatan
1. Pencetakan rahang atas dan rahang bawah menggunakan bahan cetak
alginat
2. Pembuatan mahkota sementara menggunakan bahan akrilik
3. Pemilihan mahkota SSC sesuai ukuran gigi yang akan dipreparasi
4. Preparasi gigi dimulai dari permukaan oklusal dikurangi ± 0,5-1 mm,
apabila tinggi mahkota sudah berkurang maka dapat dibersihkan saja
jaringan kariesnya dan dibuat sama rata menggunakan bur fisur
5. Preparasi bagian proksimal (mesial dan distal), dengan membebaskan
dengan titik kontak gigi tetangganya menggunakan bur fisur. Sisinya
dibentuk konvergen ke arah oklusal
6. Preparasi bagian bukal dan lingual sebanyak ± 1 mm
7. Pemasangan mahkota sementara dengan menggunakan semen zinc
oxide eugenol
8. Penyesuaian SSC dengan cara trimming, crimping, dan contouring pada
model
9. Sementasi SSC dari arah lingual ke bukal menggunakan semen zinc
phosphate lalu kurangi kelebihan semen menggunakan sonde
10. Cek oklusi menggunkan articulating paper
11. Kontrol 1 minggu kemudian dengan mengecek oklusi kembali dan
kondisi jaringan mukosa sekitar gigi
DAFTAR PUSTAKA
Indriyati, R., Mahkota Baja Nirkarat Stainless Steel Crown pada Gigi Sulung,
Tinjauan Korosi dan Inflamasi, Pustaka Ilmiah, Universitas Padjajaran,
Bandung.