Anda di halaman 1dari 19

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Adiytia Ramadani

NRP : 53173111871

Judul : Kolagen Dari Sisik Ikan Kakap Merah

Program Studi : Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

Jurusan : Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Sujuliyani, S.St.Pi, M.Si

Tanggal Pengesahan: April 2019


KATA PENGANTAR

Jakarta, Mei 2019

Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan baik.
Paper dengan judul “ Kolagen dari Sisik Ikan Kakap Merah” bertujuan untuk
menambah wawasan, meningkatkan kemampuan taruna-taruni dalam memahami
literature tentang kolagn dan merupakan salah satu persyaratan mengikuti ujian
semester IV di Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.

Dengan Segala kerendahan hati, atas selesainya Paper ini saya mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Mochammad Heri Eddy MS. Selaku Ketua Sekolah Tinggi
Perikanan.

2. Ibu Randi B.S Salampessy, A.Pi, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan.

3. Ibu Sujuliyani, S.St.Pi, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pengolahan Hasil
Perikanan dan Selaku dosen pembimbing.

4. Keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moral dan material.

5. Sahabat dan Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan


penyusunan Paper ini.

Menyadari adanya kekurangan di dalam penuyusunan Paper ini,


dikarenakan penulis yang masih dalam proses pembelajaran, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam rangka
penyempurnaan Paper ini. Semoga Paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


1.2. TUJUAN
1.3. BATASAN MASALAH

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.IKAN KAKAP MERAH


2.2.Klasifikasi
2.2.1. Morfologi
2.2.2. Kandungan Gizi ikan Kakap Merah
2.3.Sisik Ikan Kakap Merah

BAB III. KOLAGEN

3.1. Pengertian Kolagen


3.2.Skema Pembuatan Kolagen dari Sisik Ikan Kakap Merah
3.3.Kegunaan Kolagen
3.3.1. Fungsi Kolagen dalam Industri Farmasi dan medis
3.3.2. Fungsi kolagen dalam kecantikan
3.3.3. Fungsi kolagen sebagai bahan pangan
3.4. Keuntungan kolagen
3.5.Karakterisasi kolagen
3.6.Tipe kolagen
3.7.Sifat kolagen
BAB IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi besar dibidang
perikanan. Potensi pengembangan di bidang perikanan antara lain peningkatan
produksi ikan dari air laut maupun air tawar. Ikan laut merupakan hewan yang kaya
akan jumlah kandungan protein, pada daging ikan mencapai 1722% dengan rata-
rata 19%.1 Produksi ikan laut jauh lebih besar dibandingkan dengan produksi global
unggas, daging sapi atau babi. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
produksi ikan, maka limbah yang dihasilkan dari sektor ini pun ikut meningkat.
Permasalahan yang timbul adalah belum tersedianya unit pengolahan dari limbah
perikanan, khususnya untuk pengolahan sisik ikan. Sisik ikan saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal. Limbah sisik ikan hanya dibuang atau dijadikan
campuran pakan, padahal sisik ikan bisa menjadi peluang munculnya inovasi
terbaru seperti yang telah dilakukan peneliti lain yaitu pengembangan inovasi
limbah sisik ikan menjadi produk pangan berupa kerupuk. Selain itu, apabila
ditinjau lebih jauh berdasarkan dari penelitian sebelumnya, potensi kolagen pada
sisik ikan cukup menjanjikan. Kolagen merupakan jaringan ikat matriks
ekstraseluler dengan keberadaannya yang melimpah yaitu sekitar 30% dari total
protein. Kolagen terdiri dari 28 tipe, kolagen tipe I merupakan komponen penyusun
utama pada jaringan tendon, tulang dan kulit. Pemanfaatan kolagen juga cukup luas,
baik di bidang biomedis, kosmetika maupun pangan. Pemanfaatan kolagen yang
cukup luas menyebabkan permintaannya meningkat dari tahun ke tahun. Pada
umumnya, kolagen berasal dari bahan baku tulang dan kulit mamalia seperti sapi
dan babi. Bahan baku dari babi tidak dibenarkan bagi pemeluk Agama Islam,
sementara penggunaan tulang dan kulit sapi menjadi persoalan tersendiri bagi
pemeluk Agama Hindu serta menimbulkan kekhawatiran karena adanya isu
penyakit sapi gila atau mad cow disease. Oleh sebab itu, sisik ikan mampu
berpotensi sebagai sumber alternatif kolagen. Limbah sisik ikan jumlahnya besar
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kolagen. Peneliti sebelumnya
telah berhasil melakukan ekstraksi kolagen dan mendapatkan jumlah rendemen
kolagen dalam bobot kering untuk sisik ikan sardin sebesar 50.9%, red sea bream
37.5%, dan Japanese sea bass 41.0%. Kolagen dari sisik ikan merupakan kolagen
derivat dari ikan, dan diekstrak dari kulit maupun sisik ikan. Ekstraksi merupakan
metode yang digunakan dalam proses pemisahan suatu komponen dari
campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan (solvent) sebagai materi
pemisah. Metode ekstraksi kolagen terbagi menjadi dua, yaitu ekstraksi secara
kimiawi dan enzimatis. Ekstraksi secara kimiawi dapat melalui proses asam atau
basa. Proses asam lebih cocok digunakan untuk bahan baku yang memiliki struktur
kolagen dengan sedikit ikatan silang, seperti sisik ikan. Lydiawati (2016)
menyebutkan bahwa penggunaan asam asetat dapat menghasilkan rendemen
kolagen lebih banyak dibandingkan apabila menggunakan asam kuat.
Ikan kakap merah merupakan jenis ikan dari famili Lutjanidae yang bernilai
ekonomis tinggi di Indonesia. Kakap merah juga merupakan salah satu komoditas
ekspor dari sub sektor perikanan laut yang permintaannya terus meningkat.7
Limbah sisik ikan kakap merah dengan jumlahnya yang banyak dan mudah
didapatkan membuat sisik ikan ini menjadi pusat perhatian dalam pemanfaatannya
terutama sebagai salah satu bahan baku ekstrak kolagen. Pada penelitian ini
dilakukan ekstraksi kolagen larut asam dari sisik ikan kakap merah dan
karakterisasi sifat fisis dari kolagen sisik ikan kakap merah, mengingat karakteristik
kolagen dari sumber yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda pula.
Selain itu, pengembangan produksi kolagen dari berbagai jenis sisik ikan laut
juga dinilai perlu untuk dilakukan sehingga keseluruhan limbah sisik ikan dapat
dimanfaatkan secara optimal, kualitas dan karakteristik kolagen yang dihasilkan
penting untuk diketahui. Sehingga penelitian ini juga membahas ekstraksi kolagen
dari beberapa jenis sisik ikan laut dan karakteristik sifat fisis kolagen yang
dihasilkan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu mendukung pengembangan
produksi kolagen lebih lanjut.
Kolagen sebagai salah satu material biologi telah cukup banyak dieksplorasi.
Sisik ikan memiliki peluang sebagai salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber kolagen. Pengolahan limbah sisik ikan menjadi kolagen kasar
menggunakan metode ekstraksi kolagen secara ringkas dan sederhana sangat
diperlukan. Selain itu, penelitian yang telah ada mengacu pada sumber ekstraksi
satu jenis ikan saja. Sehingga diperlukan juga adanya eksplorasi mengenai potensi
dan karakteristik kolagen dari berbagai macam sisik ikan.

1.2. Tujuan

Penulisan paper ini bertujuan untuk :

1. Menghimpun beberapa tinjauan pustaka (literature) yang terkait tentang


kolagen dari sisik ikan kakap merah
2. Mengetahui kandungan nilai gizi pada sisik ikan kakap merah
3. Mengetahui manfaat kolagen

1.3. Batasan Masalah

Dalam penulisan paper ini,penulis membatasi pembahasan sebagai berikut :

1. Klasifikasi dan morfologi ikan kakap merah


2. Pembahasan tentang kandungan nilai gizi pada sisik ikan kakap merah
3. Manfaat dan kandungan gizi yang ada pada kolagen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Kakap Merah
Kakap merah (Lutjanus bitaeniatus) adalah spesies ikan kakap yang
ditemukan di Indonesia. Ikan ini ditemukan terutama di Samudra Hindia Timur dan
hanya diketahui dari beberapa spesimen yang dikumpulkan di Indonesia (dekat
Sumatra dan Sulawesi) serta sebelah barat Teluk Kuri, Australia Barat. Ikan dewasa
menghuni daerah karang yang lebih dalam. Mereka hidup secara soliter atau dalam
kelompok kecil.

2.2. Klasifikasi
2.2.1. Morfologi
Ikan kakap merah (Lutjanus sp.) mempunyai ciri tubuh yang memanjang dan
melebar, gepeng atau lonjong, kepala cembung atau sedikit cekung. Jenis ikan ini
umumnya bermulut lebar dan agak menjorok ke muka, gigi konikel pada taring-
taringnya tersusun dalam satu atau dua baris dengan serangkaian gigi canin-nya
yang berada pada bagian depan. Ikan ini mengalami pembesaran dengan bentuk
segitiga maupun bentuk“V”dengan atau tanpa penambahan pada bagian ujung
maupun penajaman. Bagian bawah pra penutup insang bergerigi dengan ujung
berbentuk tonjolan yang tajam. Sirip punggung dan sirip duburnya terdiri dari
jarijari keras dan jari-jari lunak. Sirip punggung umumnya ada yang
berkesinambungan dan berlekuk pada bagian antara yang berduri keras dan bagian
yang berduri lunak. Batas belakang ekornya agak cekung dengan kedua
ujungsedikit tumpul. Ikan kakap merah mempunyai bagian bawah penutup insang
yang berduri kuat dan bagian atas penutup insang terdapat cuping bergerigi (Ditjen
Perikanan, 1990). Warna ikan kakap merah sangat bervariasi, mulai dari yang
kemerahan, kekuningan, kelabu hingga kecoklatan. Mempunyai garis-garis
berwarna gelap dan terkadang dijumpai adanya bercak kehitaman pada sisi tubuh
sebelah atas tepat di bawah awal sirip punggung berjari lunak. Umumnya berukuran
panjang antara 25–50 cm, walaupun tidak jarang mencapai 90 cm (Gunarso, 1995)

Gambar1. Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.)


(Sumber:http://fishworld.trademarket.co.htm.).
Klasifikasi ikan kakap merah (Lutjanussp.) (Saanin,1968) adalah sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Subfilum: Vertebrata
Kelas: Pisces
Subkelas: Teleostei
Ordo: Percomorphi
Subordo: Percoidea
Famili: Lutjanidae
Genus: Lutjanus
Spesies:Lutjanussp

2.2.2. Kandungan Gizi Ikan Kakap Merah


Ikan kakap merah tergolong ikan demersal yang penangkapannya menggunakan
pancing, encircling net dengan rumpon, jaring insang dan trawl (Ditjen Perikanan
1990). Komposisi kimia ikan kakap merah (Lutjanus sp.)ditunjukkan pada Tabel 1
:

Produksi ikan kakap di Indonesia pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005
mengalami rata-rata peningkatan sebesar 11,41%. Produksi ikan kakap merah
Indonesia tahun 2002-2005 disajikan pada Tabel 2.
2.3. Sisik Ikan Kakap Merah
Permintaan produksi ikan laut menyebabkan meningkatnya limbah yang
dihasilkan dari pengolahannya. Limbah yang biasanya dihasilkan antara lain sisik,
kulit, tulang, insang, dan semua organ dalam seperti pankreas, hati, jantung, gonad,
gelembung renang, dan usus. Sisik ikan merupakan salah satu limbah yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Setelah ditinjau lebih lanjut, sisik ikan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku kolagen. Berat sisik yang terdapat pada
ikan bergantung pada jenis masing-masing ikan. Namun Muthumari dkk (2016)
menyebutkan bahwa umumnya sisik pada ikan berjumlah kurang lebih sekitar 2%
dari total berat ikan.13 Secara garis besar kandungan yang terdapat pada sisik ikan
terdiri dari calcium-deficient hydroxyapatite (Ca10(OH)2(PO4)6) dan kolagen tipe
I yang membentuk struktur tiga dimensi yang sangat teratur. 14 Komponen kimia
dari sisik ikan juga bergantung pada masing-masing jenis ikan itu sendiri. Pada
penelitian ini yang menjadi fokus pembahasan adalah sisik ikan kakap merah
sebagai sumber dari bahan baku ekstraksi kolagen. Presentase bagian tubuh ikan
kakap merah adalah daging 39%, tulang 45%, jeroan 12% dan sisik 4%.15 Menurut
Anggun (2016) menyebutkan bahwa komponen kimia yang terdapat pada sisik ikan
kakap merah antara lain adalah 10.78% air; 28.49% protein; 5.37% lemak; 43.54%
abu; dan 11.83 karbohidrat by differences.16 Karakteristik sisik ikan dapat
dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, Ganoid, Cycloid dan
Ctenoid. Sisik ikan kakap merah memiliki bentuk sisik ctenoid yang memiliki ciri-
ciri bergerigi di bagian tepi luarnya, sisik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu
lapisan tulang yang terdiri dari struktur organik jenuh dengan kalsium phosphat dan
lapisan yang lebih dalam terdiri dari kolagen.17 Bentuk dari sisik ikan kakap merah
dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 Bentuk sisik ctenoid1


BAB III.
KOLAGEN
3.1. Pengertian kolagen
Kolagen (C110H149N31O38) merupakan protein fibrilar, terdiri dari tiga rantai
polipeptida (tripel helix) sebagai komponen utama penyusun kulit dan tulang yang
mewakili sekitar 25% dari total berat kering mamalia dan sangat di butuhkan pada
industry makanan, kosmetik, biomedis dan farmasi (Ogawa et al.,2004). Menurut
Liu et al. (2015), produksi kolagen komersial biasanya bersumber dari kulit dan
tulang sapi, seperti kontaminasi biologis yang dapat menimbulkan beberapa jenis
penyakit, seperti bovie spongiform encephalophaty (BSE), transmissible
spongiform encephalophaty (TSE), foot and mouth disease (FMD), dan infeksi
cacing pita sehinga mendapat reaksi negative dari komsumen yang sadar akan
pentingnya kesehatan. Menurut Regenstein et al. (2003) bahwa masalah budaya dan
kepercayaan juga menjadi pertimbangan utama dalam menggunakan kolagen yang
bersumber dari sapi dan babi. Oleh karena itu, sangat di butuhkan sumber alternatif
bahan baku lainya sebagai penghasil kolagen.
Kolagen dari hasil perairan dapat menjadi alternatif yang perlu di
kembangkan untuk menghindari penggunaan kolagen dari mamalia dan ungas
karena aslasan kesehatan dan kehalalan. Salah satunya adalah gelembung renang
ikan cunang M.talabon yang potensinya cukup banyak di kabupaten indramayu.
Gelembung renang ikan cunang memiliki kandungan protein 96,16% bk (Djailani
et al., 2016) yang didalamnya terdapat kolagen. Penelitian ini perlu dilakkan
sebagai salah satu upaya pemanfaatan limbah hasil perikanan, sehingga dapat
meningkatkan nilai tambah dari gelembung renang ikan, di samping itu untuk
memperoleh informasi tentang gambaran dari morfologi gelembung renang ikan
cunang M.talabon dan karakteristik kolagen larut asam (ASC) yang sesuai dengan
syarat mutu.
Kolagen dapat diekstrak dari kulit (Ahmad dan Benjakul 2010; Singh et al.,
2010; Kittiphattanabawon et al. 2005), sisik (Li et al. 2008; Matmaron et al. 2011;
Zhang et al.2011), dan tulang (Kittiphattanabawon et al. 2005). Ekstraksi kolagen
dapat di lakukan secara kimiawi maupun kombinasi secara kimiawi dan enzimatis.
Ekstraksi secara kimiawi dapat melalui proses asam atau basa. Proses asam cocok
digunakan untuk bahan baku yang memiliki struktur kolagen dengan sedikit ikatan
silang, misalnya babi dan kulit ikan; sedangkan proses basa umumnya di gunakan
untuk bahan baku yang memiliki ikatan silang lebih padat dan kompleks seperti
tulang dan kulit sapi (Karim dan Bhat 2009). Zhou dan Regenstein (2005)
menunjukkan pretreatment untuk menghilangkan protein non kolagen
menggunakan NaOH dengan konsentrasi 0,01 mol/L OH. Deproteinisasi kulit dan
tulang bigeye snapper (Pricanthus tyenus) menggunakan 0,1 N NaOH 1:10 (b/v)
selama 6 jam di lanjutkan dengan deffated dengan butil alcohol 10% 1;10 (b/v)
selama 18 jam, kemudian kolagen di ekstrak dengan CH3COOH 0,5 M 1:30 (b/v)
selama 24 jam (Kittiphattanabawon et al. 2005).
3.2. Ekstraksi Kolagen

3.3. Skema pembuatan kolagen dari sisik ikan kakap merah

Sisik ikan kakap Kolagen Kering


merah

Perendaman larutan NaOH 0,1 M (1 :10 w/v PENGERINGAN DALAM freezer


) selama 24 jam pada suhu 4O C driver

Pencucian Sampai Netral ( air ± 12 0 C) KOLAGEN BASAH

Ekstraksi dalam larutan CH3COOH 0,5 M (1:10 Persipitas dengan NaCl HINGGA
w/v) 40 C selama 3 hari 0,9 m

Penyaringan dengan nylon 300 mesh Dialysis dengan asam asetat 0,1 M
selama 12 jam

Filtrat Endapan kolagen

Salting-out dengan NaCL Penyaringan dengan nylon 300


hingga 0,9 M (40C) mesh

3.4. Manfaat kolagen


Manfaat dari kolagen luas dan beragam dan bermanfaat untuk semua orang,
semakin bagus bagi usia yang bertambah manfaat dari kolagen dan apa yang kurang
di ketahui oleh masyarakat luas kamus menggambarkan kolagen sebagai protein
mamalia yang di temukan pada jaringan ikan dan termasuk manusia. Cukup sering
kolagen di sebut perekat yang menyatukan, tanpa itu kita tidak bias berfungsi.
Manfaat dari kolagen tidak harus di anggap sesuatu yang hanya di gunakam
dalam produk kecantikan. Ini adalah produk alami yang luar biasa yang dapat
secara harfiah bermanfaat bagi seluruh tubuh. Tubuh bayi yang baru lahir kaya
kolagen, tetapi seiring bertambahnya usia sekitar 25 dan berkurangnya kemampuan
kita untuk mereproduksi kolagen berkurang dan kemudian sekitar 35 berhenti sama
sekali, dan proses penuaan dalam kekuatan penuh.
Saat ini kolagen sedang ramai di bicarakan oleh para pemerhati kecantikan.
Berbgai produk yang berfungsi untuk merangsang pembentukan kolagen menjadi
buruan para wanita yang ingin tampil lebih cantik dan awetmuda sebenarnya
apakah kolagen itu? Dia tidak bukan adalah struktur organic dalam tubuh manusia
yang membangun otot, gigi, sendi, kulit dan tulang. Bias juga di katakana bahwa
kolagen ialah salah satu protein yang seratnya memiliki daya tahan yang sangat kuat
terhadap tekanan.
Karena itu kolagen berarti juga kehilangan elastis dan kekenyalan pada kulit
secara alami, manusia mulai kehilangan kolagen sekitar 15 hingga 20% di usia tiga
puluhan, dan kehilangan hingga 40% sejak usia 50 tahunan maka untuk
mempertahankan kecantikan,orang lain mulai berburu manfat kolagen buat wajah
dan kulit secara keseluruhan.
Anda juga tentu ingin mendapatkan manfaat kolagen buat wajah anda ,bukan?
Ada beberapa pilihan untuk memperolehnya. Pertama, anda bias mendapatkanya
secara alami dari makanan seharu-hari, beberapa makanan di yakini dapat
meningkatkan produksi kolagen dalam tubuh. Di antaranya adalah buah-buah berry
(Strawberry ataupun Blacberry), jeruk bali, bawang putih, jamur ikan, dan tomat
ada juga makanan unik yang tanpa di sangka-sangka, ternyata mengandung koagen,
yaitu ceker ayam ( kaki ayam), makanan ini sejak turun temurun sudah diberikan
oleh ibu kepada para balitanya, selain menambah rasa gurih dalam nasi tim, ternyata
kandungan kolagen dalam ceker ayam juga membawa manfaat buat penikmatnya.
Namun kadang orang zaman sekarang tidak puas juka mendapatkan manfaat
kolagen buat wajah hanya berasal dari makanan saja. Beberapa orang
menginginkan cara yang lebih cepat dan praktis. Maka perburuan kolagen yang
berbentuk suplemen krim, mapun serum menjadi hal yang lazim saat ini.
Sayangnya, mendapatkan manfaat kolagen untuk wajah dengan cara ini masih
mengundang pro dan kontra.
Untuk kolagen yang berbentuk suplemen, anda sebagai konsumen harus
berhati-hati dan teliti dari hewan apakah suplemen itu di buat. Pastikan dalam
suplemen tersebut ada sertifikasi halal bagi anda para muslim/muslimah, karena
dikhawatirkan banyak beredarnya suplemen kolagen dari babi. Untuk krim kolagen
yang di oleskan, para ahli meragukan khasiat dan bahanya. Mengapa? Karena
molekul kolagen sangatlah besar jika di bandingkan dengan lapisan epidermis kulit.
Maka beberapa ahli meragukan efektifitas pengolesan kolagen pada kulit.
Bagi anda yang ingin mendapatkan manfaat kolagen untuk wajah dengan cara
injeksi, anda harus lebih berhati hati lagi dengan maraknya tempat peraktik palsu.
Maraknya bisnis ini membuat orang yang seharusnya tidak punya kopetensi ikut
ikutan terjun juga. Akibatnya banyak wanita yang impianya mendapatkan kulit
cantik mulus justru berakhir dengan kerusakan ginjal dan organ-organ vital lainya.
Maka cara yang paling bijak adalah memanfaatkan kolagen dari ikan dan sayur-
sayuran segar.

3.4.1. Fungsi kolagen dalam industry farmasi dan medis


1. Kolagen sebagai pelindung pada mata
2. Sponges untuk luka bakar
3. benang bedah
4. agen hemostatic
5. jaringan mekanik termasuk matriks untuk system kultur sel
6. penggantian atau substitusi pada pembuluh darah dan katup
jantung tiruan
7. mini-pellet dan tablet untuk penghantar protein
8. formulasi gel pada kombinasi dengan liposom untuk sisem
penghantaran terkontrol
9. bahan pengontrol untuk penghantran transdermal
10. nanopartikel untuk penghantar gen.
Aplikasi kolagen antara lain : penanganan penderita hipertensi, permasalahan
urinary, sakit yang berkaitan dengan osteoarthritis, rekayasa jaringan untuk
implantasi pada manusia, dan penghambatan penyakit anglogenic, seperti
komplikasi diabetes, obesitas, dan arthritis (Rehn, et al., 2001).
Kolagen memegang peranan yang sangat penting pada setiap tahap proses
penyembuhan luka. Kolagen mempunyai kemampuan antara lain homeostatis,
interaksi dengan trombosit, interaksi dengan fibronektin, meningkatkan oksidasi
cairan, meningkatkan komponen seluler, meningkatkan factor pertumbuhan dan
mendorong proses fibroplasia dan terkadang pada proiferasi epidermis
(Triyono,2005). Manfaat kolagen dalam bidang medis adalah mempercepat
tumbuhnya jaringan baru.
Pada industry farmasi kolagen digunakan sebagai drug carrier yaitu : mini-
pellet dan tablet untuk penghantaran protein, formulasi gel pada kombinasi dengan
liposom untuk system penghantaran terkontrol, bahan pengkontrol untuk
penghantaran transdermal, dan nanopartikel untuk pengantaran gen (Lee et
al.,2001).

3.4.2. Fungsi kolagen dalam kecantikan


Kolagen dapat diaplikasikan pada industry makanan, kosmetik,
biomedis dan industri farmasi. Pada kosmetik, kolagen digunakan untuk
mengurangi keriput pada wajah atau dapat di suntikkan ke dalam kulit.

3.4.3. Fungsi kolagen sebagai bahan pangan


Kolagen juga dapat di aplikasikan dalam bidang pangan(edible casing),
kosmetik (krim kulit, shampoo, produk-produk perawatan rambut, cat kuku),
dan medis (perbanyakan plasma, plasma pemekar, agen hemostatic, material
benang bedah, perbaikan katup prostensis, perbaikan selaput mata,
hemodialysis, tulang buatan, pembentukan oksigen membrane, dan
pemulihan operasi organ-organ yang rusak (esophagus, trakea)
(chvapil,1979).
Pada industry pangan, kolagen di jadikan bahan baku utama gelati, di
karenakan kolagen murni sangat sensitif terhadap reaksi enzim dan kimia.
Perlakuan alkali menyebabkan kolagen mengembang dan menyebar,
sehingga dapat dikonversikan menjadi gelatin, gelatin di gunakan dalam
pembuatan kapsul keras dan lunak serta tablet salut, serta di gunakan pada
puppositoria bila gelatin di gunakan bersama dengan gliserin (Tika,2007).

3.5. Keuntungan kolagen


Adapun keuntungan kolagen sebagai pembawa (drug carrier) adalah sebagai
berikut :

1. Bahan baku melimpah dan mudah pemurnianya dari organisme hidup


2. Nonantigenik
3. Boidegradabel dan bioreabsorpabel
4. Tidak toksik dan biokompatibel
5. Dapat dikombinasi dengan komponen bioaktifPlastic biologis, karena
daya ranggangnya yang tinggi dan ekspresibilitasnya yang kecil
6. Hemostais, dapat meningkatkan koagulasi darah
7. Dapat di formulasikan ke dalam berbagai bentuk sediaan
8. Biodegradibilitas dapat di atur dengan pengikat silang (cross-linking)
9. Mudah dimodifikasi menjadi material yang diinginkan dengan
memanfaaatkan gugus fungsi yang terkandung didalamnya
10. Compatible dengan polimer sintetik.

3.6. Karakterisasi kolagen

Sisik ikan kakap merah dapat di olah menjadi kolagen yang dapat
meningkatkan nilai tambah ikan kakap merah dan mengurangi limbah hasil
pengolahan. Ekstraksi kolagen di lakukan memalui perendaman dalam asam asetat
dengan dua variasi konsentrasi yaitu 0,5 dan 1,5 M. parameter yang di amati yaitu
gugus fungsi, komposisi asam amino, suhu denaturasi, dan kemampuan
mengembang kolagen.
Hasil penelitian bahwa perlakuan asam asetat 0,5 M memiliki komposisi
asam amino dan suhu denaturasi yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan asam
asetat 1,5 M. Namun demikian, kolagen pada perlakuan asam asetat 1,5 ternyata
memiliki kemampuan mengembang lebih cepat (15 menit) di bandingkan perlakuan
asam asetat 0,5 M (60 menit). Sementara itu, spectra FTIR menunjukkan kolagen
yang di peroleh dari kedua perlakuan memiliki karakteristik yang sama.
Berdasarkan karekteristik kolagen yang di peroleh dengan dua perlakuan ekstraksi,
perlakuan asam asetat 0,5 M.
Karakterisasi gugus fungsi kolagen di lakukan menggunakan FTIR (Fourier
Transform Infra-red) perkin Elmer Spectrum One. Gugus-gugus fungsi yang
diperlihatkan pada spectrum kolagen di gunakan untuk menentukan pola ikatan
silang (cross-linking) yang terjadi sehingga perubahan pada struktur skunder
kolagen dapat di pelajari (Muyogna et al., 2004).
Glisin pada rantai yang satu dengan grub CO pada rantai lainya. Cicncin
polidin, prolin, dan hidroksipolin membantu pembentukan rantai polipeptida dan
memperkuat tripel heliks (Tika,2007.)
Pada beberapa kolagen, ketiga rantai mengandung deret asam amino yang
identic, tetapi ada pula kolagen yang memiliki dua rantai yang bersifat identic dan
yang ketiga berbeda. Deret asam amino penyusun kolagen mengikuti pola gli-x-pro
atau gli-x-hip. X merupakan residu asam amino lainya. Deret yang sering muncul
adalah gli-pro-hip (Tika,2007).

3.7. Tipe Kolagen


Kolagen di dalam matriks ekstra seluler memiliki banyak jenis, tergantung
dari struktur, notochord, inverrtebral disc dan fungsinya. Jenis-jenis tersebut di
antaranya kolagen tipe I, II, III, V, XI yang membentuk fibril (fibrillar collagen).
Kolagen tipe I sering di temukan di kulit, sisik, tulang, tendon, ligament, kornea,
dan organ internal. Kolagen tipe II di temukan di kartilago, dan viteroushumor. Tipe
III dapat di temukan di kulit, pembuluh darah, dan organ internal. Tipe V sering di
temukan di daerah yang sama dengan tipe I, sedangkan tipe VI sama dengan tipe II
(Albert B, 2008).
Jenis kolagen lain yaitu Fibril-associated collagen yaitu kolagen yang ada di
permukaaan kolagen fibril. Yang termasuk jenis ininadalah kolagen tipe IX dan XII
yang di temukan di kartilago. Jenis yang lain yaitu Network-forming collagen yaitu
kolagen yang membentuk jaringan dengan molekul lain di lamina basalis. Yang
tergolong jenis ini yaitu kolagen tipe VII di temukan di bawah epitel pipih berlapis
seperti di sisik dan kulit (Albert B,2008).
Jenis yang lain yaitu Transmembrane collagen, artinya kolagen yang
menghubungkan sel. Yang termasuk transmembrane collagen adalah kolagen tipe
XVII yang terbentuk hemidesmosom. Jenis kolagen yang terakhir adalah Core
protein of proteoglycan yaitu kolagen tipe XVIII yang dapat di temukan di lamina
basalis. Saat ini berdasarkan “ Human Genom Project “, ada 27 tipe kolagen dan 42
tipe rantai α yang telah teridentifikasi pada tubuh manusia,
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil ringkasan beberapa literature terkait tentang kolagen maka dalam
penulisan paper ini dapat di simpulkan bahwa :
1. Kolagen berasal dari bahasa yunani yaitu kola yang mempunyai arti “
bahan pembentuk pelekat”. Kolagen protein yang tersebar pada hewan,
terdiri dari 30% dari total protein hewan.
2. Kolagen ini memiliki struktur serabut, tetapi kolagen ikan juga memiliki
perbedaan dengan kolagen mamalia. Kolagen ikan mempunyai kandungan
total asam amino dan duhu denaturasi yang lebih kecil di banding mamalia.
3. Sisik ikan kakap merah mengandung air 10,78 % abu 43,54% lemak
5,37% protein 28,49 % karbohidrat 11,83%.
4. Kolagen dapat di aplikasikan dalam bidang pangan (edible casing),
kosmetik (krim kulit, shampoo, produk-produk perawatan rambut, cat
kuku), dan medis (perbanyakan plasma, plasma pemekar, agen hemostatic,
material benang bedah, perbaikan katup prostensi, perbaikan selaput mata,
hemodialysis, tulang buatan, pembentukan oksigen membrane, dan
pemulihan operasi organ-organ yang rusak (esophagus,trakea).
5. Kolagen memiliki keuntungan sebagai pembawa (drug carrier) adalah
sebagai berikut : bahan baku melimpah dan mudah pemurnianya dari
organisme hidup, nonantigenik,boidegrasabel dan bioreabsorpabel, tidak
toksik dan biokompatibel, dapat di kombinasi dengan komponen bioaktif.
DAFTAR PUSTAKA

Albert B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Robert K, Walter P, Molecular biology of


the cell. 5 th ed. USA : Garld Science; 2008, chapter 19, Cell junctions, cell
adhesion, and theextracellular matrix; p.1131-204,4.Zhang Z, Li G, Shi B.
Physic.

Ali M, Noor NM, Leksono YS. Ekstraksi kolagen dari sisik ikan kakap merah
(Lutjanus sp.). Prosiding Seminar Nasional Pengolahan Produk dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan II; 9 Agustus 2010. 24

Anonimous,2004, “ potensi Perikanan dan Kelautan Indonesia”, Tempo Interaktif,


Jakarta.

Bianti VW. Penanganan bahan baku kolagen dari sisik ikan nila dan ikan kakap
merah di CV Totale karya desa gresik sari [skripsi]. Semarang(ID):
Universitas Diponegoro. 2012

Biharuddin A. Sintesis dan pencirian penyalutan komposit hidroksiapatitkolagen-


kitosan pada paduan logam Ti6Al4V [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian
Bogor. 2017

Chi, H.I., Anuj, S., and yungyung, I. 2001 Review Biomedical Aplication of
collagen, International Journal of Pharamaceutics 221: 1-22

Chuaychan S. Production and characterization of collagen, gelatin and gelatin


hydrosylate powder from scales of spotted golden goatfish [tesis].
Thailand(TH): Universitas Prince of Songkla. 2016.

Kim, S. K., dan J. Venkatesan. 2013. Introduction of Marine Biomaterials. Dalam:


Kim, S. K. (Ed.), Marine Biomaterials. CRC Press. Boca Raton. hal. 3-16.

Lydiawati TR. Optimasi pembuatan gelatin dari limbah sisik ikan kakap merah
(Lutjanus sp.) dengan menggunakan konsentrasi asam asetat yang berbeda
[tesis]. Surabaya(ID): Universitas Airlangga. 2016.

Ramdhani G, Ariani A. Pengambilan kolagen pada sisik ikan dari limbah pabrik
fillet ikan menggunakan metode ekstraksi asam [skripsi]. Surabaya(ID):
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 2015.

Talumepa ACN. Ekstraksi kitin dan kolagen dari sisik ikan laut [skripsi].
Manado(ID): Universitas Sam Ratulangi. 2016.

Anda mungkin juga menyukai