Anda di halaman 1dari 7

MENDULANG PELAJARAN PENTING PADA KONSEP MOL DAN

STOIKIOMETRI DALAM HAL MEMENUHI KEBUTUHAN MANUSIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Principia Kimia (Sustainable Development)

Dosen Pengampu : R. Arizal Firmansyah, M. Si

Disusun Oleh :

1 Ahmad Tibri Zulhijja (1708076035)


2 Farika Rizki Yuliani (1708076037)
3 Anisa fauziyah (1708076058)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
MENDULANG PELAJARAN PENTING PADA KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI DALAM
HAL MEMENUHI KEBUTUHAN MANUSIA
Ahmad Tibri Zulhijja, Farika Rizki Yuliani, Anisa Fauziyah

A. PENDAHULUAN
Jika berbicara tentang kimia tentunya tidak akan lepas dari konsep mol dan
stoikiometri. Konsep mol dan stoikiometri memang sudah tidak asing lagi di telinga
kita. Mol dan stoikiometri sendiri merupakan ilmu yang membahas tentang
perubahan. Selain itu, keduanya digunakan untuk menyatakan jumlah suatu reaktan
dan produk dalam suatu reaksi. Pokok bahasan dalam konsep mol dan stoikiometri
tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam sejarah perkembangan ilmu
kimia terutama dalam perkembangan sains modern. Karena dengan mempelajari
konsep mol dan stoikiometri, kita dapat mengetahui dengan jelas suatu reaksi kimia,
notasi kimia dan lain sebagainya.
Namun merurut sebagian orang, mol adalah salah satu konsep yang paling
membingungkan dalam pembelajaran kimia. Sehingga saat ini, banyak disekeliling
kita yang menerapkan konsep mol dan stoikiometri dalam pembelajaran, namun
mereka tidak mengetahui latar belakang dari konsep mol dan stoikiometri itu sendiri.
Karena, pada dasarnya mengetahui latar belakang dari konsep mol dan
stoikiometri sangat penting. Dengan begitu nantinya diharapkan tidak terjadi
miskonsepsi. Dimana mol dianggap sebagai alat hitung saja, selain itu sebagian orang
beranggapan bahwa satu mol sama dengan nilai bilangan avogadro. Namun,
sebenarnya tetapan Avogadrolah yang didefinisikan menurut satuan mol, bukan
sebaliknya. Pendapat-pendapat tersebut harus diluruskan, agar nantinya tidak
terjadi kekeliruan mengenai konsep mol maupun stoikiometri. Sehingga kita dapat
mengartikan dengan tepat apa yang dimaksud konsep mol maupun stoikiometri dan
bagaimana penerapannya dalam ilmu kimia.
Oleh karean itu, dalam tulisan ini akan dibahas mengenai sejarah konsep mol
dan stoikiometri maupun contoh penerapan konsep mol dan stoikiometri dalam
kehidupan sehari-hari. Yang nantinya diharapkan mampu memperluas pandangan
kita mengenai konsep mol dan stoikiometri, sehingga dapat meluruskan pandangan
kita tentang keduanya. Sehingga kita memiliki landasan yang kuat mengenai konep
mol dan stoikiometri, yang nantinya mampu menjawab dari miskonsepsi tentang
keduanya.

B. PEMBAHASAN
1. Seajarah dan pentingnya stoikiometri
Stoikiometri memiliki peranan yang sangat penting dalam evolusi kimia,
dimana stoikiometri digunakan untuk memberikan perbedaan antara kimia
kualitatif dan kuantitatif. Istilah stoikiometri sendiri berasal dari bahasa yunani
“stoicheion” yang berarti elemen dan “metron” yang berarti ukuran. Sehingga
dapat diartikan bahwa stoikiometri adalah konsep yang dirancang untuk
mengukur perbandingan masa dari beberapa zat gabungan. Stoikiometri sendiri
dicetuskan oleh seorang ahli matematika bernama Jeremias Benjamin Richter yang
berasal dari Jerman yang tertarik pada bidang kimia. Munculnya tentang
stoikiometri ini berawal dari pemikiran richter yang ingin membuat konsep kimia
menjadi lebih matematis, sehingga masa dari tiap penyusun senyawa kimia mudah
untuk diketahui melalui perhitungan. Selain Richter, adapula ilmuwan yang ingin
membuat kimia menjadi lebih sistematis, yakni galileo dan kepler. Richter
mendefinisikan stoikiometri sebagai seni pengukuran kimia yang berkaitan
dengan hukum-hukum yang mengatur zat-zat penyusun senyawa kimia. Ia
menemukan bahwa perbandingan masa pereaksi itu konstan, artinya apabila kita
mereaksikan suatu zat, perbandingan zat yang direaksikan dengan hasil hasil
reaksi itu konstan dan setara
Dilihat dari segi makroskopik, campuran atau larutan kimia dapat
diidentifikasi menggunakan panca indra. Secara submikroskopik suatu senyawa
terdiri dari beberapa zat penyusun, seperti kumpulan unsur-unsur atau zat. Setiap
zat atau unsur penyusun tersebut memiliki masa yang berbeda antara satu dengan
yang lain. Maka dari itu dibutuhkan perhitungan stoikiometri untuk
merepresentasikan masa atau bobot dan perbandingan zat-zat penyusun senyawa.
Stoikiometri sangat penting untuk dipelajari karena untuk membuat suatu
senyawa yang nantinya berguna bagi kehidupan maka harus mereaksikan
sejumlah zat (pereaksi) untuk menghasilkan sejumlah zat lain(hasil reaksi).
Dengan adanya stoikiometri kita dapat menghitung berapa zat lain (hasil reaksi)
yang dihasilkan apabila kita mereaksikan sejumlah gram suatu zat.
2. Sejarah Mol
Mol adalah satuan pengukuran dalam system Satuan Internasional (SI) untuk
jumlah zat. Mol banyak digunakan dalam kimia untuk menyatakan jumlah suatu
reaktan dan produk pada reaksi kimia. Jika berbicara tentang mol tentunya tidak
lepas dari massa molekul, satuan massa atom, dan juga bilangan Avogadro. Karena,
sejarah mol sendiri memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan ketiganya.
Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro (1778-1856) mengemukakan bahwa
volume suatu gas (pada tekanan dan suhu tertentu) berbanding lurus dengan
jumlah atom atau molekul tanpa tergantung dari jenis gas. Pada tahun 1865,
Johann Joseph Loschmidt melakukan eksperimen dengan mengukur tingkat
penyebaran gas yaitu menghitung jumlah partikel dalam satu sentimeter kubik gas
dalam keadaan standar, sehingga didapatkanlah angka 6,02 × 1023 dimana
bialangan tersebut berbanding lurus dengan Tetapan Loscmidt.
Fisikawan Prancis, Jean Perrin, pada tahun 1909 mengusulkan penamaan
konstanta ini untuk menghormati Avogadro. Perrin mendapat penghargaan Nobel
Prize in Physics tahun 1926, terutama karena karyanya dalam menentukan
bilangan Avogadro dengan beberapa metode.
Definisi mutakhir mol disepakati pada tahun 1960-an. Sebelumnya, definisi
mol didasarkan pada berat atom hidrogen, berat atom oksigen, dan massa atom
relatif oksigen-16. Ketiga definisi ini memiliki tingkat perbedaan yang lebih kecil
dari 1%. Hingga akhirnya tahun 1960-an disepakati bahwa mol didasarkan pada
isotop atom karbon-12. Nama mol sendiri sebenarnya merupakan terjemahan dari
satuan jerman mol, yang diciptakan oleh kimiawan Wilhelm Ostwald pada tahun
1894 dari kata molekὔl. Kemudian, mol dijadikan satuan dasar SI ketujuh pada
tahun 1971 melalui CGPM ke-14 (singkatan dari bahasa perancis) dalam bahasa
inggris adalah General Conference on Weight and Measures.
Alasan yang memungkinkan bahwa isotop atom karbon-12 terpilih sebagai
standar dalam penentuan massa atom relatif adalah unsur karbon berbentuk
padatan pada suhu kamar dan ini memudahkan ilmuwan untuk melakukan
percobaan kimiawi maupun fisis terhadap unsur karbon. Unsur karbon
mempunyai satu isotop stabil, yaitu karbon-12 dan seperti yang dijelaskan diatas
karbon berbentuk padatan pada suhu kamar. Unsur karbon sangat mudah
didapatkan dibandingkan dengan unsur hidrogen dan oksigen karena
kelimpahannya sangat besar (Sebelumnya kedua unsur ini pernah dijadikan
standar penentuan massa atom relative). Didunia ini isotop atom karbon-12 lebih
melimpah daripada isotop atom karbon-13.
Tahun 1971 mol diadopsi menjadi salah satu Sistem Satuan Internasional.
Satuan ini didefinisikan sebagai jumlah zat kimia yang mengandung jumlah
partikel representatif, misalnya atom, molekul, ion, elektron, atau foton, yang
setara dengan jumlah atom dalam 12 gram karbon-
12 (12C), isotop karbondengan berat atom standar definitif 12.

3. Konsep mol dan stoikiometri dalam kaitannya dengan ayat Al-Qur’an


ُ ََ َ َ
‫ض َوا ْس َبغ عل ْيك ْم ِن َع َمه‬ َْ ْ ‫َ َ ى‬ َّ ‫َ َ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ َّ َ َ ُ ْ َّ ى‬
ِ ‫وت وم ِاف اْلر‬ِ ‫الم ترواان للا سخرلكم ماف السم‬
َ َ ً ُ َ ْ َ ‫َ ْ ُّ َ ُ ى‬ َّ َ َ َ َ َّ َ َ
﴾20﴿‫للا ِبغ ْْ ِي ِعل ٍم َّوْلهدى َّوْل ِكت ٍب ُّم ِن ْْ ري‬
ِ ‫اس من يج ِادل ِف‬ِ ‫الن‬ ‫ن‬ ‫م‬ ِ ‫و‬ ‫﯀‬‫ﺔﹰ‬ ‫ن‬‫اط‬
ِ ‫اهرﺓﹰوب‬ِ ‫ظ‬

Artinya : Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa


yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan) mu dan
menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. Tetapi diantara manusia
ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa
kitab yang memberi penerangan. (Q.S Al-Luqman : 20)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah menciptakan suatu subjek untuk
dimanfaatkan dan dikelola. Subjek tersebut Allah ciptakan dengan bekal berupa
akal yang digunakan untuk mengelola alam. Dalam hal ini subjek yang dimaksud
ialah manusia. Namun, masih ada subjek ciptaan Allah yang tidak percaya akan
keesaan Allah. Karena subjek tersebut tidak didasari dengan ilmu ataupun
referensi yang menunjukkan keesaan Allah.
Seperti halnya konsep mol dan stoikiometri, manusia hendaknya mencari
sumber informasi yang memuat tentang konsep mol dan stoikiometri. Sehingga
manusia dapat mengetahui secara mendalam konsep mol dan stoikiometri dan
semakin meyakinkan keesaan Allah.
Kemudian dalam Q.S Al-Baqarah ayat 29, Allah berfirman :
ٌ ُ َ َ ْ َ َّ ُ ّ َ َ َ َّ َ َ ْ َّ ُ ً ْ َ َ ْ ‫ُ َ َّ ْ َ َ َ َ ُ ْ َّ ى‬
‫موت﯀ َوه َو ِبك ِّل‬
ِ ‫ض ج ِميعاثم استوى ِاَل السم ِآءفسوىهن سبع س‬ِ ‫ر‬ْ ‫اْل‬ ‫اف‬
‫هوال ِذي خلق لكم م ِ ي‬
َ ْ َ
﴾29﴿‫ش ٍءع ِل ْيم‬
‫ي‬

Artinya : Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada dibumi untukmu
kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh
langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S Al-Baqarah : 29)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia diberi bekal untuk
memanfaatkan bumi dan seluruh alam semesta. Bekal tersebut berupa
pendengaran, penglihatan, dan juga kata hati yang bersih. Semua manusia memiiki
perangkat untuk mengelola bekal tersebut.
Oleh karena itu, hendaknya kita sebagai manusia memanfaatkan dengan baik
bekal yang Allah berikan, seperti halnya dalam konsep mol dan stoikiometri.
Melalui bekal tersebut kita dapat mengamati kejadian disekeliling kita yang
berkaitan dengan konsep mol dan stoikiometri itu sendiri.

C. PENUTUP
Stoikiometri pertama kali dicetuskan oleh Jeremias Benjamin Richter, yang
merupakan seorang ahli yang dalam bidang kimia. Munculnya stoikiometri ini
berawal dari pemikiran richter yang ingin membuat konsep kimia menjadi lebih
matematis, sehingga masa dari tiap penyusun senyawa kimia mudah untuk diketahui
melalui perhitungan.
Mol adalah satuan pengukuran dalam system Satuan Internasional (SI) untuk
jumlah zat. Definisi mol terswbut disepakati pada tahun 1960-an. Kemudian pada
tahun 1971 mol diadopsi menjadi salah satu Sistem Satuan Internasional
Allah menciptakan manusia dengan memberikan bekal berupa penglihatan,
pendengaran, dan kata hati. Dengan bekal tersebut hendaknya manusia
menggunakannya secara baik dalam memanfaatkan alam semesta beserta isinya.
Khususnya dalam mengamati kejadiaan yang berkaitan dengan konsep mol dan juga
stoikiometri.

D. REFERENSI
Fang, Su-Chi. 2014. Unpacking the Meaning of the Mole Concept for Secoondary
School Teachers and Students. Journal of Chemical Education. 91: 351-356.
Padila, Kira. 2007. The Importance of History and Philosophy of Science in
Correcting Distorted Views f ‘Amount of Substance’ and ‘Mole’ Concepts in.
Chemistry Teaching.
https:/id.m.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai