Anda di halaman 1dari 13

RESUME KASUS 1

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM


PERNAFASAN : PPOK PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RSUD
TANJUNG PURA LANGKAT

Study Kasus

Tn.R, 68 thn, dating ke IGD dengan keluhan pusing, sesk napas dan batuk
riwayat penyakit sekrang: 1 bulan terakhir tiap pagi batuk-batuk sampai dahak keluar
semua. Sesak napas bila menaiki tangga. 2 hari terakhir, pasien mengeluh demam,
batuk, pilek, pusing, dan sesak napas. Berdasarkan anamnesia dan pemeriksaan
spirometri dan foto thoraks, diagnose yang di tegakkan klinis/ dokter adalah PPOK st
III.

Terapi yang diberikan:

Oksigen, setelah stabil, terapi yang di berikan adalah: codein 10 mg po 3x1 dan seretide
MDI tiap 6 jam tanda-tanda vital saat pasien MRS: suhu 38,5 oC, TD 140/90 mmHg,
Nadi 100/menit,RR 25x/menit

A. Pengkajian
I. Identitas pasien
Nama = Tn. R
Umur = 60 th
II. Riwaya penyakit sekarang
Keluhan utama = pusing, sesak nafas, batuk
Riwayat penyakit sekarang = 1 bulan terakhir tiap pagi batuk-batuk sampai
dahak keluar semua, sesak nafas bila menaiki tangga
III. Riwayat penyakit dahulu
2 hari terakhir pasien mengeluh demam, batuk pilek, pusing ,sesak nafas

IV. Pemeriksaan fisik


TTV=
T= 38,5 °C
P= 100 x/m
RR= 25 x/m
BP= 140/90 mmHg
V. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan spirometri dan foto thorax (+) PPOK ST III
VI. Terapi yang di dapat
Oksigen, setelah stabil, terapi yang diberikan codein 10 mg po 3x1 dan seretide
MDI tiap 6 jam

B. Diagnosa
I. Analisis data

No Data Etiologi Problem


1. Ds : Klien mengatakan pusing, Peningkatan Bersihan jalan
sesak nafas, batuk. produksi sputum. napas tidak efektif.

Do: 1 bulan terakhir tiap pagi


batuk- sampai dahak keluar
semua, RR
25 x/menit.
2. Ds : 2 hari terakhir pasien Penyakit kronis Resiko tinggi
mengeluh demam, batuk, pilek, penyebaran infeksi
pusing, dan sesak nafas.

Do : pemeriksaan spirometri
dan foto thorax diagnosa
PPOK St III suhu : 38,5 °C,
TD : 140/ 90 mmHg, nadi :
100 x/menit
3. Ds : pasien mengeluh demam Penyakit Hipertemia
Do : suhu 38,50C , RR 25
x/menit , nadi 100 x/menit,
TD 140/ 90 mmHg
4. Ds : sesak nafas bila menaiki Ketidakseimbangan Intoleransi
tangga. antara suplai dan aktivitas
Do : Nadi 100x/m, RR 25x/m,
kebutuhan oksigen
5. Ds : 2 hari terakhir pasien Hiperventilasi Ketidakefektifan
mengeluh sesak nafas. pola nafas
Do : Nadi 100x/m, RR 25x/m,
Berdasarkan analisa data tersebut, dapat disimpulkan diagnosa keperawatan
diantaranya:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubunga dengan peningkatan produksi


sputum
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan hiperventilasi
3. Hipertermia berhubunga penyakit
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
5. Resiko tinggi penyebaran inferksi b.d penyakit kronis.

C. Intervensi dan implementasi

No Diagnosa Intervensi Implementasi


1. Bersihan jalan napas tidak  Posisikan pasien  Memberikan posisi
efektif berhubungan dengan untuk fowler atau semi
peningkatan produksi sputum memaksimalkan fowler
 Menghitung
ventilasi.
Kriteria hasil :
 Monitor respirasi respirasi setiap 3
 Secara verbal tidak ada
dan status O2. jam sekali
keluhan sesak
 Kolaborasi dalam  Memberikan obat
 tidak ada batuk dan
pemberian ipratropium
jumlah sputum normal
 jumlah pernafasan dalam pengobatan atas bromida dg dosis
batas normal sesuai usia indikasi. 20mcg 2 hirup 3-
bronkodilator 4 kali per hari.
 Demonstrasikan  Mengajarkan klien
atau bantu klien menahan dada
melakukan dan batuk efektif
latihan napas dalam posisi
dalam. tegak lurus.
2. Ketidak efektifan pola napas  Posisikan pasien  Memberikan posisi
b.d hiperventilasi. untuk fowler atau semi
memaksimalkan fowler
Kriteria hasil :  Menghitung
ventilasi.
 Identifikasi pasien frekuensi nafas.
 Mampu batuk efektif.
 Mampu bernafas perlunya  Memberikan terapi
dengan mudah. pemasangan alat ogsigenasi dengan
 Frekuensi pernafasan nafas buatan. menggunakan
dalam rentang normal.  Monitor respirasi
nasal kanul.
 TTV dalam rentang dan status O2.
normal.

3. Hipertermia b.d penyakit.  Kompres pasien  Memberikan


Kriteria hasil:
pada lipat paha dan kompres dengan
 Suhu tubuh
aksila handuk di bagian
rentang normal
 Monitor suhu
 Nadi dan RR lipat paha dan aksila
sesering mungkin.  Menghitung suhu
dalam rentang
 Monitor tekanan setiap 2 jam sekali
normal
darah, nadi dan RR  Menghitung
 Tidak ada
 Kolaborasi tekanan darah, nadi
pusing
pemberian cairan dan RR setiap 2 jam
intravena. sekali.
 Memberikan
cairan intravena
sesuai anjuran
dokter.
4. Intoleransi aktivitas  Kolaborasi  Memberikan terapi
Oksigen dengan
berhubungan dengan dengan tenaga
kecepatan aliran 1
ketidakseimbangan antara rehabilitasi medik
atau 2 ltr/mnt.
suplay dan kebutuhan oksigen dalam
Kriteria hasil:  Melakukan
merencanakan
 Mampu mealkukan komunikasi
progam terapi
aktivitas sehari-hari terapeutik.
yang tepat.  Menghitung tanda
secara mandiri
 Bantu pasien
 Tanda-tanda vital normal tanda vital 3 jam
 Sirkulasi status baik untuk
sekali.
 Status respirasi : mengembangkan  Menjelaskan
pertukaran gas dan motivasi diri dan perlunya
ventilasi adekuat penguatan. keseimbangan
 Monitor
perubahan tanda aktivitas dan
tanda vital. istirahat.
 Memberikan
edukasi untuk
memenuhi
kebutuhan secara
mandiri.
5. Resiko tinggi penyebaran  Ajarkan keluarga  Menjelaskan kepada
infeksi berhubungan dengan dan pasien tanda keluarga pasien
Penyakit kronis. dan gejala infeksi. tanda dan gejala
 Monitor tanda dan infeksi
Kriteria hasil :
gejala infeksi  Memberikan edukasi
 Klien bebas dari tanda
sistemik dan lokal kepada pasien
dan gejala infeksi.
 Kolaborasi dengan
 Tidak munculnya tanda- berseta keluarga
dokter pemberian
tanda infeksi sekunder. tentang penyakit
 Klien dapat obat anti mikroba. infeksi.
mendemonstrasikan  memberikan
kegiatan untuk antibiotik.
 menghitung TTV
menghindarkan infeksi.
setiap 3 jam sekali.

Evaluasi

Dx Keperawatan Tgl/jam Tindakan TTD Catatan TTD


Perawat perkembangan Perawat
Bersihan jalan 29  Memberikan S : klien
napas tidak efektif Oktober posisi fowler mengatakan
b.d peningkatan 2016 atau semi batuk secara
produksi sputum fowler efektif
 Melakukan O: RR
suction 18x/menit
 Menghitung
A: masalah
respirasi
teratasi
setiap 3 jam P: intervensi
sekali dihentikan
Ketidak efektifan 29  Memberikan S : Klien
pola napas b.d Oktober posisi fowler mengatakan
hiperventilasi. 2016 atau semi mampu batuk
fowler efektif dan
 Menghitung bernafas dengan
frekuensi mudah.
nafas. O:
 Memberikan
RR 19x/mnt.
terapi
N : 80x/ mnt
ogsigenasi
TD : 110/90
dengan
S : 37,5 C
menggunakan
A : masalah
nasal kanul.
teratasi
P: Itervensi
dihentikan
Hipertermi 29  Memberikan S: Klien
berhubngan Oktober kompres mengatakan
dengan penyakit 2016 dengan handuk demam menurun
di bagian lipat O: Hasil suhu
paha dan aksila 37oC , RR
 Menghitung 20x/menit, TD
suhu setiap 2 120/90 mmHg
jam sekali A: Masalah
 Menghitung
teratasi
tekanan darah,
P : Intervensi
nadi dan RR
dihentikan
setiap 2 jam
sekali
Intoleransi 29  Memberikan S : klien mampu
aktivitas Oktober terapi melakukan
2016 Oksigen
berhubungan dengan aktivitas secara
dengan kecepatan mandiri
ketidakseimbanga aliran 1 atau O:
n antara suplay 2 ltr/mnt. RR 19x/mnt.
 Melakukan
dan kebutuhan N : 80x/ mnt
komunikasi
oksigen TD : 110/90
terapeutik. S : 37,5 C
 Menghitung
A : masalah
tanda tanda
teratasi
vital 3 jam
P : intervensi
sekali.
 Menjelaskan dihentikan
perlunya
keseimbanga
n aktivitas
dan istirahat.
Resiko tinggi 29  Menjelaskan S: Klien
penyebaran infeksi Oktober kepada mengatakan
berhubunga 2016 keluarga tidak
Penyakit kronis pasien tanda demam,pusing,
dan gejala batuk., sesak
infeksi napas, pilek.
 Memberikan O : suhu 37ºC
edukasi TD
kepada 120/80mmHg
pasien A: masalah
berseta teratasi
keluarga P : Intervensi
tentang dihentikan
penyakit
infeksi
MATERI PENYULUHAN
TUBERKULOSIS (TB) PARU

A. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberculosis, penyakit ini ditandai dengan batuk selama 3
minggu berturut – turut tanpa berheti dan demam pada malam hari.
B. Penyebab
Tuberkulosis disebabkan oleh mikrobakterium tuberculosis
C. Gejala
Gejala utama : batuk berdahak terus menerus lebih dari 2 minggu
Gejala tambahan :
- Batuk bercampur darah
- Sesak nafas dan nyeri dada
- Nafsu makan menurun
- Berkeringat di malam hari walupun tidak ada kegiatan
- Demam meriang berkepenjangan
- Berat badan menurun

D. Pencegahan
- Penderita menutu mulut sewaktu batuk dan bersin
- Tidak meludah di sembarangan tempat
E. Pengobatan
Setelah pasien dinyatakan TB pasien diberi obat yang harus diminum selama 6-8
bulan. Pasien akan didampingi oleh petugas menelan obat (PMO) selama proses
pengobatan.
F. Perilaku hidup sehat
- Makan teratur dengan menu seimang serta tinggi protein dan cukup sayur
dan buah
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan hidup.
- Berolah raga dengan benar, cukup dan teratur
- Beristirahat cukup dan teratur
- Tidak merokok
- Segera berobat jika sakit.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TUBERKULOSIS PARU

A. Topik
Tuberkulosis (TB) Paru bisa disembuhkan
B. Sub Topik
1. Pengertian Tuberkulosis (TB) Paru
2. Penyebab Tuberculosis (TB) Paru
3. Gejala Tuberkulosis (TB) Paru
4. Cara mengobati Tuberkulosis (TB) Paru
5. Pencegahan dan Penularan Tuberkulosis (TB) Paru
6. Perilaku hidup sehat dan penularan Tuberkulosis (TB) Paru
C. Sasaran : Pasien dan Keluarga
D. Pelaksanaan
Tempat : Ruang Mawar RSUD Tanjung Pura Langkat
Waktu : 20 menit
Pelaksana : Marentina Nainggolan, S.Kep
E. Tujuan Instruksonal Umum (TIU)
Setelah mendapatkan Pendidikan Kesehatan, klien dan keluarga mampu
mengenal atau mengetahui masalah Tuberkulosis Paru (pengertian, penyebab,
gejala, penyebab dan pencegahan).
F. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah menerima pendidikan Kesehatan selama 30 menit keluarga mampu dan
memahami tentang :
1. Pengertian Tuberkulosis (TB) Paru
2. Penyebab Tuberkulosis (TB) Paru
3. Tanda dan gejala Tuberkulosis (TB) Paru
4. Pencegahan Tuberkulosis (TB) Paru
5. Perilaku hidup sehat

G. Materi penyuluhan
1. Pengertian Tuberkulosis (TB) Paru
2. Penyebab Tuberkulosis (TB) Paru
3. Gejala Tuberkulosis (TB) Paru
4. Pencegahan Tuberkulosis (TB) Paru
5. Perilaku hidup sehat Tuberkulosis (TB) Paru

H. Kegiatan Penyuluhan
1. Ceramah
2. Metode diskusi
3. Langkah kegiatan
No. Pemberi Materi Saran
1. Memperkenalkan diri Menanggapi dan memberi
respon yang baik.
2. Memberi kesempatan kepada sasaran untuk Mendengarkan dan menyimak
mengungkapkan pengetahuan tentang dari materi penyuluhan
Tuberkulosis (TB) Paru.
3. memberikan tambahan masukan dan materi Mendengarkan dan menyimak
dari materi penyuluhan.
4. Memberikan kesempatan kepada sasaran Menyimak jawaban yang
untuk bertanya. diberikan dan merasa puas
5. Menjawab pertanyaan yang diberikan Mengajukan beberapa
pertanyaan dari materi yang
diberikan.
6. Bertanya sebagai bahan evaluasi Menjawab dengan benar
7. Menutup acara Memberikan respon yang baik

I. Media dan sumber


Media : Leflet

J. Evaluasi
a. Prosedur : Post test
b. Bentuk pertanyaan : Langsung
c. Pertanyaan :
1. Pengertian Tuberkulosis (TB) Paru
2. Penyebab Tuberkulosis (TB) Paru
3. Gejala Tuberkulosis (TB) Paru
4. Pencegahan Tuberkulosis (TB) Paru

Anda mungkin juga menyukai