Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan

sertifikasi praktek sebagai advanced practice registered nurse (APRN) (Kleinpell et al,

2008 : 279). Menurut County of Los Angeles Public Health (2010 : 1) kredensial

dalam suatu organisasi kesehatan sangat penting untuk memastikan kompetensi

dan akuntabilitas. Proses kredensial sendiri efektif melindungi klien dan

organisasi, membangun staf profesional yang bermutu, juga untuk melindungi

kepentingan umum.

Kredensial merupakan sistem yang terintegrasi dalam layanan kesehatan

di berbagai Negara, di USA proses kredensial telah menjadi standar di setiap

rumah sakit. Sama halnya seperti negara tersebut, Indonesia juga membutuhkan

proses krdensial untuk menjamin akuntabilitas tenaga kesehatan. Walaupun

istilah kredensial sendiri bukan hal yang baru dalam sistem layanan kesehatan di

Indonesia, namun gambaran implementasi proses dan pencapaian tujuan

kredensial bervariasi di berbagai institusi. Kondisi ini yang menyebabkan proses

kredensial yang di lakukan oleh komite medik di Indonesia saat ini masih belum

adekuat (Herkutanto & Susilo, 2009 : 141).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RS Wava Husada

Kepanjen Malang, sistem kredensil yang berjalan masih terbilang baru yaitu

sejak bulan September 2015, dilakukan dengan cara assessment competency dan

1
2

diuji dengan tiga aspek yaitu skill, knowledge, dan attitude. Kredensial yang

dijalankan adalah kredensial untuk Perawat Klinis 1 (PK 1), Perawat Klinis 2

(PK 2) dan Perawat Klinis 3 (PK 3). Perawat yang sudah terkredensial akan

mendapatkan surat penugasan klinis, dimana dalam surat penugasan klinis

tersebut terdapat rincian kewenangan klinis apa saja yang bias dilakukan oleh

perawat bersangkutan.

Sistem kredensial dengan pembatasan kewenangan klinis berbasis

profesionalisme dilakukan untuk memastikan agar setiap pelayanan bagi pasien

dilakukan oleh tenaga profesional keperawatan yang kompeten (Yuhanti dkk,

2013 : 1). Evaluasi kredential harus menyeluruh, dapat diandalkan, dan bermutu

tinggi untuk menjamin perawat tersebut aman dan berkompeten dalam praktek

(Tse, 2015 : 60). Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas

pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan

kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan

kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan

penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan yang dialami pasien dan keluarganya.

Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah

pelayanan keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak

(Nursalam, 2014 : 295).

Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan

masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (Mulyono dkk, 2013 : 2). Untuk

menjamin mutu pelayanan serta melindungi masyarakat, perlu dikembangkan

sistem kredensial guna memastikan bahwa setiap perawat, program atau


3

lembaga pelayanan keperawatan/kesehatan bermutu dan memenuhi standar

yang ditetapkan (PPNI, 2013 : 4).

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/148/1/2010

Tentang: Izin dan Penyelanggaraan Praktik Perawat, pasal 12 ayat 2 yang

menyatakan: Perawat dalam menjalankan Praktik senantiasa meningkatkan

mutu pelayanan profesinya dengan mengikuti perkembangan ilmu pangetahuan

dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan tugasnya, yang

diselenggarakan oleh Pemerintah atau orgarnisasi profesi (PPNI, 2013 :4).

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“kredensial keperawatan dan mutu pelayanan keperawatan di RS Wava Husada

Kepanjen Malang”.

1.2 Rumusah Masalah

Bagaimana kredensial keperawatan dan mutu pelayanan keperawatan di

RS Wava Husada Kepanjen Malang?”.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan peneliti yaitu untuk mendeskripsikan kredensial

keperawatan dan mutu pelayanan keperawatan di RS Wava Husada

Kepanjen Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran karakteristik demografi responden

berdasarkan kredensial keperawatan dan mutu pelayanan

keperawatan di RS Wava Husada Kepanjen Malang.


4

2. Mendeskripsikan gambaran kredensial keperawatan di RS Wava

Husada Kepanjen Malang.

3. Mendeskripsikan gambaran mutu pelayanan keperawatan di RS

Wava Husada Kepanjen Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman proses belajar khususnya dalam melakukan

penelitian dan untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan khususnya

dalam bidang manajemen keperawatan.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan atau

sumber data untuk penelitian berikutnya, yang berkaitan dengan

kredensial keperawatan.

1.4.3 Manfaat Bagi Rumah Sakit

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana dan

acuan bagi rumah sakit tempat penelitian.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang menjadi dasar dari penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Bekemeier (2007) yang berjudul “Credentialing for Public Health

Nurses: Personally Valued But Not Well Recognized”. Penelitian ini menguji sejauh

mana public health nurses (PHNs) melihat nilai dalam kredensil dan memahami

hambatan spesifik yang berhubungan dengan community/public health nursing

(C/PHN) kredensial. Sebuah survei eksplorasi cross-sectional digunakan untuk

menguji nilai yang dirasakan dari kredensial untuk PHNs dan hambatan yang
5

dirasakan untuk memperoleh atau mempertahankan kredensial C/PHN sebagai

variabel utama. Data dikumpulkan dari 655 anggota PHN organisasi

keperawatan kesehatan masyarakat nasional yang berpartisipasi dalam survei

online. Tanggapan berhubungan dengan nilai yang dirasakan dari kredensial

dianalisis menggunakan analisis faktor dan statistik deskriptif. Data mengenai

hambatan yang dirasakan dengan kredensial C/PHN dianalisis melalui statistik

deskriptif dan melalui borda count method analisis data berdasarkan peringkat.

Temuan ini memberikan bimbingan kepada para pemimpin keperawatan

kesehatan masyarakat dan menginformasikan diskusi mengenai pengembangan

sistem kredensial dalam bidang kesehatan masyarakat.

Penelitian lain yg menjadi dasar dari penelitian ini adalah penelitian yg

dilakukan oleh Yuhanti dkk (2013), yang berjudul “Simulasi Penetapan

Kewenangan Klinik Efektif Sebagai Alat Sosialisasi Sistem Kredensial Profesi

Keperawatan”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas Lokakarya

Penetapan kewenangan klinik dengan metode simulasi sebagai bentuk

sosialisasi sistem kredensial bidang keperawatan dalam meningkatkan

pengetahuan peserta. Metode yang digunakan adalah pre test and post test without

control. Sebelum dan sesudah lokakarya, pengetahuan partisipan diukur dengan

test tentang sistem kredensial. Hasil pre test dan post test dianalisis dengan uji t

berpasangan. Penelitian ini menemukan adanya perbedaan bermakna antara

pengetahuan pre test dan post test, artinya lokakarya penetapan kewenangan klinik

dengan metode simulasi efektif menyosialisasikan sistem kredensial. Metode

simulasi dapat digunakan untuk melengkapi metode yang sebelumnya dilakukan

dalam rangka sosialisasi sistem kredensial.


6

Penelitian lain yang menjadi dasar dari penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Kelly & Mary (2008) yang berjudul “Credentialing and

Certification: Issues for Clinical Nurse Specialists”. Penelitian ini akan memberikan

gambaran singkat tentang konsep kredensial dan sertifikasi, dan akan

mengidentifikasi beberapa isu sekitar sertifikasi dan kredensial untuk spesialis

perawat klinis (CNSs). Menjelaskan beberapa kesalahpahaman tentang

sertifikasi dan lisensi yang menyebabkan masalah untuk CNSs, mengidentifikasi

pertanyaan saat ini pada peraturan yang diperdebatkan CNSs, dan garis besar

beberapa langkah-langkah proaktif yang dapat diambil untuk tetap di depan

gelombang arus perubahan diantisipasi dengan perubahan yang disarankan

dalam regulasi mendatang CNSs. Informasi yang relevan bagi lulusan baru dan

berpengalaman CNSs dan memberikan kesempatan bagi keduanya untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari sertifikasi dan kredensial.

Anda mungkin juga menyukai