Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA (PKN)

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENJAGA


KEDAMAIAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI DESA
WIROTAMAN KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN
MALANG
(2 Juli – 3 Agustus 2018)

OLEH :

EMERALDA GIVANANDA OCDIVIYANTI

155120600111047

INOVASI PEMERINTAHAN

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

1
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Praktik Kerja Nyata (PKN) ini telah disusun oleh:

Nama Kegiatan : Praktik Kerja Nyata (PKN)

Pelaksana : Emeralda Givananda Ocdiviyanti

NIM : 155120600111047

Tema :“ Peran Pemerintah Desa Dalam

Menjaga Kedamaian Antar Umat


Beragama di Desa Wirotaman
Kecamatan Ampelgading
Kabupaten Malang”
Nama Instansi : Kantor Kepala Desa Wirotaman
Alamat :Desa Wirotaman, Kecamatan
Ampelgading, Kabupaten Malang

Waktu Pelaksanaan : 2 Juli 2018-1 Agustus 2018

Malang, 18 September 2018


Telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing

Ratnaningsih D. S.IP, M.Ec. Dev


NIK. 20140586092112001

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat

limpahan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Nyata

(PKN) yang merupakan salah satu tahapan yang harus ditempuh untuk

menyelesaikan Strata 1 (satu) pada Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya Malang.

Penulisan laporan ini disusun berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Nyata

(PKN) yang telah penulis lakukan di Desa Wirotaman mulai 2 Juli hingga 6

Agustus 2018. Dalam penyusunan laporan PKN ini, penulis mendapat banyak

masukan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis untuk

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa selama penulis

melakukan kegiatan Praktik Kerja Nyata (PKN).

2. Bapak Prof.Dr. Unti Ludigdo, Ak selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Brawijaya.

3. Bapak Joko Purnomo, S.IP, M.A selaku ketua Program Studi Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Brawijaya.

4. Ibu Ratnaningsih Damayanti, S.IP, M.Ec.Dev selaku dosen pembimbing

laporan Praktik Kerja Nyata (PKN).

5. Seluruh dosen pengajar Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.

3
6. Seluruh aparatur Desa Wirotaman Kecamatan Ampelgading Kabupaten

Malang yang telah membantu penulis dalam kegiatan Praktik Kerja Nyata

(PKN).

7. Seluruh saudara dan saudari senasib sepenanggungan, Azmi, Gita, Arief,

Nika, Nadiya, Nada, Shabila, dan Chero sebagai team hore dalam

mengerjakan laporan Praktik Kerja Nyata (PKN).

8. Teruntuk sahabat sejiwaku Elvara Nadya yang selalu menemaniku dalam

mengerjakan laporan Praktik Kerja Nyata (PKN).

9. Seluruh saudara dan saudari senasib sepenanggungan, Azmi, Gita, Arief,

Nika, Nadiya, Nada, Shabila, dan Chero sebagai team hore dalam

mengerjakan laporan Praktik Kerja Nyata (PKN).

10. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya angkatan 2015.

Penulis menyadari bahwa laporan Praktik Kerja Nyata (PKN) ini jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kebaikan bersama, dan semoga laporan ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Malang, 18 September 2018

Penulis

4
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………..1

Lembar Pengesahan……………………………………………………………….2

Kata pengantar…………………………………………………………………….3

Daftar Isi…………………………………………………………………………...5

Daftar Tabel……………………………………………………………………….7

Daftar Gambar……………………………………………………………………..8

BAB I Pendahuluan………………………………………………………………..9

1.1 Latar Belakang………………………………………………………...9

1.2 Kerangka Konseptual………………………………………………...15

1.3 Tujuan PKN………………………………………………………….18

1.3.1 Tujuan Umum…………………………………………….. 18

1.3.3 Tujuan Khusus……………………………………………..19

1.4 Manfaat PKN………………………………………………………...19

1.4.1 Manfaat Untuk Mahasiswa………………………………...19

1.4.2 Manfaat Untuk Perguruan Tinggi………………………….19

BAB II Pelaksanaan Kegiatan PKN……………………………………………...20

2.1 Profil Instansi………………………………………………………...20

2.1.1 Lokasi dan Waktu PKN……………………………………27

2.1.2 Contact Number……………………………………………27

2.1.3 Visi Misi Instansi…………………………………………..27

2.1.4 Struktur Organisasi…………………………………………29

2.2 Deskripsi Kegiatan PKN…………………….……………………….37

5
2.2.1 Daftar Kegiatan PKN………………………………………37

2.2.1.1 Kegiatan Utama…………………………………..39

2.2.1.2 Kegiatan Tambahan……………………………..41

2.2.1.3 Kegiatan Mandiri………………………………...43

2.3 Hasil Kegiatan PKN………………………………………………….44

2.3.1 Softskill…………………………………………………….44

2.3.2 Hardskill……………………………………………………46

BAB III Analisis Hasil Kegiatan PKN…………………………………………...49

3.1 Temuan Empiris……………………………………………………….49

3.2 Refleksi Kritis………………………………………………………..55

BAB IV Penutup…………………………………………………………………59

4.1 Kesimpulan……………………………………………..……………59

4.2 Rekomendasi Instansi………………………………………………...60

4.3 Rekomendasi Program Studi…………………………………………60

Daftar Pustaka……………………………………………..………………..……62

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar jumlah penduduk dan agama yang dianut……………………...11

Tabel 1.2 Daftar jumlah tempat ibadah di Desa Wirotaman……………………..12

Tabel 2.1 Rimcian penggunaan tanah di Desa Wirotaman………………………20

Tabel 2.2 Daftar pekerjaan penduduk Desa Wirotaman…………………………21

Tabel 2.3 Daftar jumlah penduduk……………………………………………….23

Tabel 2.4 Daftar tempat ibadah di Desa Wirotaman……………………………..24

Tabel 2.5 Daftar kegiatan harian PKN di Desa Wirotaman……………………...36

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pura yang berdekatan dengan Masjid……………………………….51

Gambar 3.2 Pemakaman umum di Desa Wirotaman…………………………….52

8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini konflik antar umat beragama sangat kompleks di

Indonesia, karena konflik antar umat beragama meningkat dan banyak terjadi

di beberapa daerah di Indonesia. Konflik antar umat beragama ini sangat

mencemaskan, dikarenakan sampai hari ini konflik antar umat beragama ini

terus terjadi. Penyebab konflik antar umat beragama tidak selalu disebabkan

karena perbedaan agama. Akan tetapi ada beberapa aspek yang dapat

menyebabkan timbulnya suatu konflik seperti politik, kebijakan pemerintah,

suku, pendidikan, perekonomian, dan penguatan identitas daerah setelah

adanya undang-undang otonomi daerah.

Secara tidak langsung apabila konflik antar umat beragama terjadi, hal

itu menunjukkan bahwa Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak

Asasi Manusia tidak diterapkan dengan baik. Karena dalam Undang-Undang

No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia mengenai kebebasan beragama

diatur dalam pasal 22 yang menyatakan bahwa:

1. Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk

beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.

2. Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya

dan kepercayaan itu.

9
Kemudian dalam pasal 24 ayat 1 juga menyatakan bahwa setiap orang

berhak untuk berkumpul, berpendapat, dan berserikat untuk tujuan mencapai

suatu kedamaian. Dalam Undang-Undang 1945 juga diatur dalam pasal 28E

dan pasal 29 yang mengatur hak-hak sebagai warga negara dan hak asasi

manusia. Pasal 28E

1.) Setiap orang bebeas memeluk agama dan beribadat menurut ajaran

agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih

pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di

wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.

2.) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaannya menyatakan

pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.

3.) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan

mengeluarkan pendapat.

Pasal 29

1.) Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

2.) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya

dan kepercayaan itu.

Keberagaman agama memang saat ini menjadi pembicaraan yang

hangat di semua golongan masyarakat. Seolah sudah tak ada lagi toleransi

bagi masyarakat penganut agama minoritas di beberapa daerah di

Indonesia.akan tetapi ada beberapa daerah yang menjunjung tinggi toleransi

10
antar umat beragama. Hal ini dapat dilihat di beberapa daerah di Indonesia

yang memiliki pemimpin dari kaum minoritas. Baik itu di tingkat desa

ataupun tingkat kabupaten/ kota.

Melihat kondisi kehidupan beragama sekarang ini, konflik antar umat

beragama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika kehidupan

berbangsa dan bernegara. Peristiwa-peristiwa seperti itu tidak hanya terjadi

atas dasar perbedaan agama, tetapi juga terjadi antar orang atau kelompok-

kelompok dengan agama yang sama. Dengan memperhatikan persoalan di

atas, tampaknya konflik berwajah agama perlu dilihat dalam kaitan-kaitan

politis, ekonomi, sosial budayanya.1

Berbeda dengan Desa Wirotaman Kecamatan Ampelgading Kabupaten

Malang. Desa yang terletak di sebelah timur Kabupaten Malang dan berada di

lereng gunung Semeru yang berbatasan langsung dengan Kabupaten

Lumajang ini. Desa ini memiliki luas sekitar 744 hektar dengan jumlah

penduduk sekitar 4.100 jiwa dan mayoritas bekerja sebagai petani.

1
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, Bandung: PT. Remaja Rosadakarya. 2000, hlm 175-179

11
Tabel 1.1
Daftar jumlah penduduk dan agama yang dianut

Jumlah
No Keterangan
Laki-laki Perempuan
1. Islam 1.612 1.571
2. Kristen 324 335
3. Hindu 144 154
4. Katolik 3 1
(Sumber: Buku Profil Desa Wirotaman 2018)

Berdasarkan catatan pemerintah Desa Wirotaman Kecamatan

Ampelgading ini, pemeluk agama Islam sebanyak 3.183. dengan penganut

berjenis kelamisn laki-laki sebesar 1.612 orang dan perempuan sebesar 1.571

orang. Kemudian jumlah penduduk dengan pemeluk agama Kristen sebesar

659. Penganut agama Kristen ini untuk laki-laki sejumlah 324 dan perempuan

sebanyak 335 orang. Sedangkan untuk pemeluk agama Hindu sebesar 298

penganut, yang terdiri dari 144 berjenis kelamin laki-laki dan 154 orang

berjenis kelamin perempuan. Kemudian pemeluk agama Katolik hanya ada 4

orang, terdiri dari 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Di desa Wirotaman ini penduduknya menganut agama yang beragam,

ada Islam, Kristen, dan Hindu dan Katolik. Meskipun berbeda agama mereka

tetap hidup rukun dan damai, mereka hidup berdampingan tanpa membedakan

ras, agama, dan golongan. Dengan adanya masjid, pura, dan gereja yang

letaknya berdampingan menunjukkan bahwa kerukunan di desa tersebut

sangatlah kuat.

12
Tabel 1.2
Daftar Jumlah Tempat Ibadah di Desa Wirotaman

No Keterangan Jumlah
1 Masjid 5  Masjid Baitul Taqwa
 Masjid An Nur Al Huda
 Masjid Al Ikhlas
 Masjid Nurul Huda
 Masjid Miftahul Jannah
2 Pura 3  Pura Tri Hitakarana
 Pura Siwa Lingga
 Pura Brahma Loka
3 Gereja 3  Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW)
sebanyak 2 unit
 Gereja Sidang Jamaat Allah
(Sumber: diolah oleh penulis)

Dari data ditemukan ada 11 tempat ibadah di Desa Wirotaman ini. Ada

tempat ibadah pemeluk agama Islam sebanyak 5 unit yaitu, Masjid Baitul

Taqwa, Masjid An Nur Al Huda, Masjid Al Ikhlas, Masjid Nurul Huda, dan

Masjid Miftahul Jannah. Kemudian tempat ibadah penganut agama Hindu ada

3 unit yaitu, Pura Tri Hitakarana, Pura Siwa Lingga, dan Pura Brahma Loka.

Sedangkan Gereja terdapat 3 unit yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW)

sebanyak 2 unit dan Gereja Sidang Jemaat Allah 1 unit. Letak tempat ibadah

pun juga berdampingan hanya berjarak sekitar 100-300m antar tempat

ibadahnya.2

Toleransi antar umat beragama pada masyarakat desa Wirotaman

Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang yang majemuk sangat menarik

perhatian penulis untuk diteliti. Keberagaman tersebut dibentuk melalui

2
http://www.jendelanasional.com/selamat-datang-di-wirotaman-malang-desa-keberagaman/
diakses pada 14 Mei 2018

13
beberapa agama yaitu Hindu, Islam, dan Kristen. Dengan satu suku yang sama

yaitu suku Jawa. Hal ini merupakan suatu keunikan tersendiri bagi penulis

untuk diteliti.

Keberagaman masyarakat sangat besar memicu adanya konflik pada

kelompok-kelompok tertentu. Baik itu secara perbedaan warna kulit, suku dan

budaya. Kemudian konflik yang paling sering terjadi adalah disebabkan oleh

perbedaan agama. Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini konflik agama

sering terjadi di masyarakat Indonesia. Dapat dikatakan bahwa sikap toleransi

masyarakat Indonesia masih kurang.

Di Desa Wirotaman ini berbeda dengan daerah lain di Indonesia.

Masyarakat desa ini dapat menjaga kerukunan antar umat beragama. Bahkan

jumlah masyarakat tidak berimbang antar agamanya. Jumlah masyarakat

dengan agama Islam lebih banyak dibandingkan dengan penganut agama lain.

Hal tersebut seharusnya dapat memicu adanya konflik, karenan banyaknya

penganut agama mayoritas. Akan tetapi, masyarakat di Desa Wirotaman ini

damai-damai saja. Desa ini dapat menjadi contoh hidup berdampingan dengan

damai, tanpa harus membedakan ras, agama, dan golongan. Jadi dengan

mempertahankan hidup yang seperti ini akan menjaga kedamaian dan

kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

14
1.2 Kerangka Konseptual

 Kerukunan Kehidupan Beragama

Secara etimologis kata kerukunan pada mulanya adalah “ruknun”

yang berarti tiang, dasar, dan sila. Sedangkan jamak “ruknun” adalah

arkaan yang artinya suatu bangunan sederhana yang terdiri dari berbagai

unsusr. Dari kata tersebut dapat diperoleh pengertian, bahwa kerukunan

suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur yang berlainan dan setiap

unsur tersebut menguatkan. Kesatuan tidak dapat terwujud jika terdapat

diantara unsur tersebut yang tidak berfungsi.3 Dengan menjaga kerukunan

antar umat beragama maka masyarakat menyadari bahwa kerukunan tidak

bersifat sementara. Maka dari itu harmoni kehidupan yang rukun dapat

terwujud.

Berhubungan dengan hal tersebut, maka kerukunan di Indonesia

merupakan salah satu pilar penting dalam memelihara persatuan rakyat

dan bangsa Indonesia. Tanpa terwujud kerukunan diantara berbagai suku,

agama, ras, dan antar golongan negara kita akan mudah terancam oleh

perpecahan dengan segala akibatnya yang tidak diinginkan, karena agama

merupakan faktor yang amat sensitive bagi kerukunan umat beragama.

Berkenaan dengan hal itu, pemerintah amat berkepentingan atas

terpeliharanya kerukunan hidup umat beragama tanpa mencampuri teologi

atau ajaran agama menurut masing-masing agama. Dalam memelihara

3
Agil Said Husain, Fikih Hubungan Antar Umat Beragama, hlm 4

15
kerukunan umat beragama, pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator

untuk kebaikan bagi seluruh bangsa dan negara.4

Program yang telah dibentuk pemerintah dirumuskan dalam tiga

bentuk kerukunan dalam kaitannya dengan hidup keagamaan yang

merupakan hal prinsipil, karena bangsa Indonesia adlah sebagian besar

penganut agama, dimana jika tidak ada suasana kerukunan tersebut akan

timbul ketegangan-ketegangan. Kebijikan dalam kehidupan beragama

dirumuskan dalam tiga pokok kerukunan hidup umat beragama, yaitu:

1. Kerukunan interen masing-masing agama.

2. Kerukunan antar umat beragama.

3. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah.

Ketiga pokok perumusan ini adalah upaya pemerintah menjalin

hubungan hidup umat beragama, baik diluar maupun di dalam dirinya

sendiri, karena hidup umat beragama adalah sebagai makhluk pribadi

sekaligus sebagai makhluk sosial, yang memiliki hubungan dengan

manusia disekitar dirinya. Untuk mencapai keselarasan, keserasian dan

keseimbangan hubungan ini perlu adanya pengarisan sebagai pedoman

tercapainya keharmonisan dalam hidup beragama yang kaitannya dengan

terpeliharanya stabilitas nasional, karena masalah keagamaan di Indonesia

4
H. Mustoha, dkk, Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Umat Beragama, (Jakarta: Departemen
Agama RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Proyek Peningkatan Kerukunan Hidup
Umat Beragama, 1997), hlm 8

16
adalah aspek-aspek yang sangat mendasar di stiap kalbu bangsa

Indonesia.5

Toleransi kerukunan umat beragama di Indonesia baik kerukunan

interen umat beragama maupun antar umat beragama dengan pemerintah

merupakan keberhasilan yang harus dipelihara dan dijaga terus menerus.

Walaupun masih ditemukan kasus-kasus beragama yang muncul, namun

hal tersebut sering memakai kedok keagamaan yang pada hakikatnya

dipicu oleh ketimpangan sosial serta kesenjangan sosial ekonomi yang ada

di masyarakat. Perbedaan agama yang ada tidak pernah menjadi halangan

dalam menjalin persaudaraan, persatuan dan kesatuan nasional. Hal ini

dapat dilihat dari seluruh perjalanan bangsa ini, dengan lahirnya Sumpah

Pemuda dan perumusan Pancasila.6

Dialog antar umat beragama, khususnya di Indonesia, untuk

menumbuhkan saling pengertian, toleransi dan kedamaian diantara agama-

agama yang berbeda. Selain itu dialog antar umat beragama ditujukan

kepada penciptaan hidup rukun, pembinaan toleransi, membudayakan

keterbukaan, mengembangkan rasa saling menghormati, saling pengertian,

membina integrasi, berkonsistensi di antara penganut berbagai agama.

Selain itu tujuan yang paling penting adalah menciptakan perdamaian

dunia. Tidak aka nada damai diantara bangsa-bangsa selama tidak ada

5
Zainal Dzauhary, Kerjasama Sosial Kemasyarakatan, hlm 3
6
H. Mustofa, dkk, Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Umat Beragama, hlm 16

17
damai diantara agama-agama, dan tidak ada damai diantara agama-agama

kalau tidak ada dialog antar agama.7

1.3 Tujuan Praktik Kerja Nyata

Adapun tujuan kegiatan PKN yang dilakukan di Kantor Desa Wirotaman,

Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang ini mempunyai tujuan baik

secara umum maupun secara khusus, antara lain sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

a. Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam

menghadapi permasalahan nyata dan kemudian menganalisis

permasalahan tersebut sesuai dengan realita yang ada.

b. Menambah media pembelajaran yang efektif bagi mahasiswa.

c. Mendapat umpan balik dari lapangan mengenai materi yang telah

diberikan di perkuliahan.

d. Menjalin kerjasama dan menambah jaringan antara Pemerintah

Desa Wirotaman dengan pihak program studi Ilmu Pemerintahan

FISIP Universitas Brawijaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mendapatkan pengetahuan mengenai peranan Pemerintah Desa

dalam menjaga kehidupan yang damai tanpa adanya konflik antar

umat beragama.

7
H. Burhanudin Daya, Agama Dialogis Merenda Dialektika Idealita dan Realita Hubungan Antar
Agama, hlm 40

18
b. Mendapatkan umpan balik dan pengalaman dari orang-orang yang

secara langsung terlibat dalam pekerjaan tersebut sehingga

memperkaya referensi penulis sebagai mahasiswa Ilmu

Pemerintahan.

c. Hasil Laporan Praktik Kerja Nyata ini dapat dijadikan bahan

bacaan bagi Mahasiswa Ilmu Pemerintahan.

1.4 Manfaat Praktik Kerja Nyata

1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

 Memberi gambaran kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan

ilmu dan teori yang telah didapatkan di perkuliahan.

 Memberikan keterampilan dan pengalaman bagaimana

menghadapi lingkungan kerja di lapangan secara langsung.

 Pembekalan terhadap mahasiswa untuk menjadi seorang yang

kompeten di bidang pemerintahan.

1.4.2 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

 Untuk memperkenalkan Program Studi Ilmu Pemerintahan

Universitas Brawijaya kepada institusi-institusi yang

memungkinkan para lulusan yang dihasilkan untuk berkarya..

 Peningkatkan dan perluasan kerjasama dengan stake holder

(institusi pemerintah, institusi politik, Lembaga Swadaya

Masyarakat).

19
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN PKN

2.1 Profil Instansi

 Gambaran Umum Desa Wirotaman

Desa Wirotaman merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Ampelgading Kabupaten Malang. Desa Wirotaman merupakan desa yang sangat

berpotensi untuk pengembangan sosial, ekonomi kemasyarakatan yang berjarak

kurang lebih 7km dari ibu kota Kecamatan Ampelgading dengan ketinggian rata-

rata 700mdpl.

Desa Wirotaman berbatasan dengan beberapa desa di Kecamatan

Tirtoyudo dan beberapa desa di Kecamatan Ampelgading. Sebelah utara

berbatasan dengan Desa Tamanasri Kecamatan Ampelgading. Kemudian sebelah

timur berbatasan dengan Desa Sonowangi Kecamatan Ampelgading. Di sebelah

selatan berbatasan dengan Kecamatan Tirtoyudo yaitu tepatnya dengan Desa

Sumbertangkil. Kemudian di sebelah barat juga berbatasan dengan Kecamatan

Tirtoyudo tepatnya dengan Desa Jogomulyan.

Luas Desa Wirotaman 744.500 Ha. Kemudian luas lahan yang

diperuntukkan untuk pemukiman adalah 65.5Ha. luas lahan yang diperuntukkan

untuk pertanian adalah 604.270Ha. Luas lahan untuk ladang tegalan dan

perkebunan seluas 600.270Ha. Luas lahan yang digunakan untuk hutan produksi

adalah 125Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut:

20
perkantoran 0.654Ha, sekolah 1.7Ha, lapangan olahraga 3Ha dan pemakaman

umum seluas 2Ha.

Tabel 2.1
Rincian pengunaan tanah di Desa Wirotaman
NO KEGUNAAN LUAS WILAYAH
1. Pemukiman 65.5Ha
2. Pertanian 604.270Ha
3. Perkebunan 600.270Ha
4. Hutan Produksi 125Ha
5. Perkantoran 0.654Ha
6. Sekolah 1.7Ha
7. Lapangan 3Ha
8. Pemakaman 2Ha
Total 744.500 Ha
(Sumber: Buku Profil Desa Wirotaman 2018)

. Desa wirotaman terdiri dari daerah dataran tinggi dan pegunungan.

Struktur tanah di desa ini subur sehingga dapat mendukung potensi desa. Sumber

daya alam sangat mendukung pengembangan Desa Wirotaman. Sedangkan hasil

perkebunan berupa kopi, kakao, durian, salak, pisang, kelapa. Secara umum Desa

Wirotaman merupakan Desa Agraris berbasis perkebunan.

Desa Wirotaman sendiri terbagi menjadi 3 dusun. Yaitu, dusun Krajan,

dusun Sukodadi dan Dusun Sukoanyar. Dari 3 dusun tersebut ada 4 RW, 19 RT,

1140 KK, dan 4147 jiwa yang terdiri dari 2086 laki-laki dan 2061 perempuan.

Kepadatan penduduk 557,02/km.

21
PEREMPUAN,
2061 LAKI-LAKI,
2086

Gambar: Jumlah penduduk Desa Wirotaman pada tahun 2018

(Sumber: Buku Profil Desa Wirotaman 2018)

Kemudian, mayoritas penduduk di Desa Wirotaman bermata pencaharian

sebagai petani. Lahan yang cukup luas dan struktur tanah yang memadai menjadi

alasan penduduk desa untuk menjadi seorang petani. Di Desa Wirotaman sendiri

tercatat 1377 orang bekerja sebagai petani. Jenis pekerjaan ini sangat banyak

ditekuni oleh penduduk desa. Berikut adalah daftar pekerjaan penduduk Desa

Wirotaman.

Tabel 2.2
Daftar pekerjaan penduduk Desa Wirotaman
NO NAMA PEKERJAAN JUMLAH
1. Petani 1377
2. Buruh tani 64
3. PNS 10
4. Perawat 1
5. Bidan 1
6. TNI 1
7. Pembantu rumah tangga 16
8. Guru 17

22
9. Wiraswasta 136
10. Belum bekerja 80
11. Pelajar 1066
12. Ibu rumah tangga 468
13. Perangkat desa 10
14. Buruh harian lepas 9
15. Buruh usaha jasa transportasi 4
16. Sopir 13
17. Karyawan honorer 4
(Sumber: Buku Profil Desa Wirotaman 2018)

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penduduk Desa

Wirotamanmempunyai pekerjaan yang beragam namun mayoritas bekerja sebagai

petani. Dalam tabel tersebut tercatat ada 1377 penduduk yang bekerja sebagai

petani. Kemudian 64 penduduk bekerja sebagai buruh tani, ini dikarenakan

mereka tidak memiliki lahan di Desa Wirotaman. Penduduk yang bekerja sebagai

PNS sebanyak 10 orang, bidan, perawat, dan TNI masing-masing 1. Sedangkan

penduduk yang bekerja sebagai guru swasta sejumlah 17 orang dan pembantu

rumah tangga 16 orang. Kemudian penduduk yang bekerja sebagai wiraswasta

sebanyak 136 orang dan yang belum bekerja 80 orang. Kemudian penduduk yang

berstatus sebagai pelajar juga terhitung sangat banyak. Hal tersebut dijelaskan

pada catatan data tabel di atas yaitu 1066 orang yang berstatus pelajar. Penduduk

Desa Wirotaman yang bekerja sebagai ibu rumah tangga ada 468, 10 orang

bekerja sebagai perangkat desa, dan buruh harian lepas sejumlah 9orang.

Penduduk yang bekerja sebagai buruh jasa transportasi dan perhubungan ada 4

orang, bekerja sebagai sopir ada 13 orang, dan karyawan honorer ada 4 orang. Itu

adalah rincian pekerjaan penduduk Desa Wirotaman.

23
Kemudian untuk agama sendiri Desa Wirotaman sudah dikenal di

Kabupaten Malang sebagai desa keberagaman dengan tingkat toleransi yang

tinggi. Penduduk desa sangat menghargai sesame umat manusia dan antar umat

beragama.

Tabel 2.3
Daftar jumlah penduduk dan agama yang dianut
Jumlah
No Keterangan
Laki-laki Perempuan
1. Islam 1.612 1.571
2. Kristen 324 335
3. Hindu 144 154
4. Katolik 3 1
(Sumber: Buku Profil Desa Wirotaman 2018)

Berdasarkan catatan pemerintah Desa Wirotaman Kecamatan

Ampelgading ini, pemeluk agama Islam sebanyak 3.183. dengan penganut

berjenis kelamisn laki-laki sebesar 1.612 orang dan perempuan sebesar 1.571

orang. Kemudian jumlah penduduk dengan pemeluk agama Kristen sebesar 659.

Penganut agama Kristen ini untuk laki-laki sejumlah 324 dan perempuan

sebanyak 335 orang. Sedangkan untuk pemeluk agama Hindu sebesar 298

penganut, yang terdiri dari 144 berjenis kelamin laki-laki dan 154 orang berjenis

kelamin perempuan. Kemudian pemeluk agama Katolik hanya ada 4 orang, terdiri

dari 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.8

Di desa Wirotaman ini penduduknya menganut agama yang beragam, ada

Islam, Kristen, dan Hindu dan Katolik. Meskipun berbeda agama mereka tetap

hidup rukun dan damai, mereka hidup berdampingan tanpa membedakan ras,
8
http://www.jendelanasional.com/selamat-datang-di-wirotaman-malang-desa-keberagaman/
diakses pada 14 Mei 2018

24
agama, dan golongan. Dengan adanya masjid, pura, dan gereja yang letaknya

berdampingan menunjukkan bahwa kerukunan di desa tersebut sangatlah kuat.

Tabel 2.4
Daftar jumlah tempat ibadah di Desa Wirotaman
No Keterangan Jumlah
1 Masjid 5  Masjid Baitul Taqwa
 Masjid An Nur Al Huda
 Masjid Al Ikhlas
 Masjid Nurul Huda
 Masjid Miftahul Jannah
2 Pura 3  Pura Tri Hitakarana
 Pura Siwa Lingga
 Pura Brahma Loka
3 Gereja 3  Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW)
sebanyak 2 unit
 Gereja Sidang Jamaat Allah
(Sumber: diolah oleh penulis)

Dari data ditemukan ada 11 tempat ibadah di Desa Wirotaman ini. Ada

tempat ibadah pemeluk agama Islam sebanyak 5 unit yaitu, Masjid Baitul Taqwa,

Masjid An Nur Al Huda, Masjid Al Ikhlas, Masjid Nurul Huda, dan Masjid

Miftahul Jannah. Kemudian tempat ibadah penganut agama Hindu ada 3 unit

yaitu, Pura Tri Hitakarana, Pura Siwa Lingga, dan Pura Brahma Loka. Sedangkan

Gereja terdapat 3 unit yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) sebanyak 2 unit

dan Gereja Sidang Jemaat Allah 1 unit. Letak tempat ibadah pun juga

berdampingan hanya berjarak sekitar 100-300m antar tempat ibadahnya.9

9
Ibid

25
 Gambaran Pemerintahan Desa Wirotaman

Desa Wirotaman menjadi desa darurat pada tahun 1947 dan diadakan

pemilihan kepala desa pertama kali dengan kandidat 2 orang yaitu Bapak Siswo

dan Bapak Tomo dan dimenangkan oleh Bapak Siswo. Akan tetapi Bapak Siswo

tidak lama memimpin Desa Wirotaman hanya sekitar 4 bulan dan kemudian

diadakan pemilihan kepala desa yang kedua tahun 1947 dengan kandidat ada dua

yaitu, Bapak Suradi dan Bapak Buamin. Dalam pemilihan saat itu di menangkan

oleh Bapak Suradi. Bapak Suradi memimpin Desa Wirotaman sampai pada tahun

1963. Pada saat itu pula diadakan pemilihan kepala desa lagi yang ketiga dengan 3

kandidat yaitu Bapak Senari, Bapak Makali, dan Bapak Sukatiyono. Pada

pemilihan kepala desa yang ke tiga ini dimenangkan oleh Bapak Senari.

Bapak Senari dalam memimpin Desa Wirotaman membawa segala

perubahan dan penataan, mulai dari penataan ekonomi hingga pembangunan di

Desa Wirotaman. Kepemimpian Bapak Senari sampai tahun 1987. Setelah

turunnya Bapak Senari ada kekosongan kekuasaan, dan pada saat iu diisi oleh

pejabat sementara dari kalangan ABRI yaitu Bapak Sugito selama 1 (satu) tahun.

Pada tahun 1960 diadakan pemilihan kepala desa yang ke 4 dan ada dua

kandidat. Kandidatnya ada Bapak Sugito dan Bapak Agus Hariyanto. Dalam

pemilihan ini dimenangkan oleh Bapak Sugito. Kemudian Bapak Sugito

memimpin Desa Wirotaman sampai pada tahun 1998.

Setelah masa kepemimpinan Bapak Sugito, diadakan pemilihan kepala

desa yang ke 5. Pemilihan pada saat itu terdapat dua kandidat yaitu Bapak Miskun

26
dan Bapak Sugeng Hariyanto. Pada pemilihan saat itu dimenangkan oleh Bapak

Sugeng Hariyanto. Bapak Sugeng Hariyanto menjabat selama 2 periode. Yaitu

pada tahun 2007ada pemilihan kepala desa lagi namun dimenangkan oleh Bapak

Sugeng Hariyanto. Setelah Bapak Sugeng Hariyanto selesai menjabat. Pada tahun

2013 pemilihan kepala desa dimenangkan oleh Bapak Ahmad Sholeh. Bapak

Ahmad Sholeh yang memimpin Desa Wirotaman dari tahun 2013 sampai

sekarang.ini.

2.1.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Waktu : 2 Juli – 3 Agustus 2018

Tempat : Kantor Desa Wirotaman, Jl. Raya Wirotaman No. 109

Kode Pos 65183, Ampelgading, Kabupaten Malang.

2.1.2 Contact Number

Nomor telpon yang dapat dihubungi selama kegiatan dapat melalui nomor

telepon kepala desa 085230448152 dan nomor telepon sekretaris desa

85230841777

2.1.3 Visi dan Misi Instansi

 Visi:

Terciptanya masyarakat yang madani dan produktif

27
 Misi:

- mewujudkan dan mengembangkan kegiatan keagamaan untuk menambah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

- mewujudkan dan mendorong terjadinya usaha-usaha kerukunan antar dan

intern warga masyarakat yang disebabkan karena adanya perbedaan

agama, keyakinan, organisasi, dan lainnya dalam suasana saling

menghargai dan menghormati.

- membangun dan meningkatkan hasil pertanian dengan jalan penataan

terasirng, perbaikan jalan perkebunan.

- menata pemerintah desa Wirotaman yang kompak dan bertanggungjawab

dalam mengemban amanat masyarakat.

- meningkatkan pelayanan masyarakat secara terpadu dan serius.

- mencari dan menambah debet air untuk mencukupi kebutuhan air

minum.

- menumbuh kembangkan kelompok tani dan gabungan kelompok tani

serta bekerjasama dengan instansi terkait untuk memfasilitasi kebutuhan

petani.

28
- menumbuh kembangkan usaha kecil dan menengah.

- bekerjasama dengan dinas kehutanan dan perkebunan dalam

melestarikan lingkungan hidup.

- membangun dan mendorong majunya bidang pendidikan baik formal

maupun informal yang mudah diakses dan dinikmati seluruh warga

masyarakat tanpa terkecuali yang mampu menghasillkan insane

intelektual, inovatif dan entrepreneur (wirausahawan)

- membangun dan mendorong usaha-usaha untuk pengembangan dan

optimalisasi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan,

baik tahap produksi maupun tahap pengolahan hasilnya.

2.1.4 Struktur Organisasi Instansi

Dalam menjalankan pemerintahan desa, kepala desa dibantu oleh

Sekretaris Desa (SekDes) Bapak Bambang Pitono. Selama membantu kepalada

desa, Sekretaris Desa dibantu oleh Kebayan, Kaur Umum, Modin, Kaur

Keuangan, Kepetengan, dan Kuwowo. Berikut adalah Susunan Organisasi Tata

Kerja (SOTK) Pemerintahan Desa Wirotaman:

29
Bagan 1.1 Struktur organisasi pemerintahan Desa Wirotaman

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


(BPD) KEPALA DESA

SEKRETARIS DESA

KEBAYAN KAUR UMUM

MODIN KAUR KEUANGAN

KEPETENGAN KUWOWO

KAMITUWO I KAMITUWO KAMITUWO


II III

(Sumber: diolah oleh penulis)

Menurut Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa, menyatakan

bahwa Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa tersebut adalah Kepala Desa atau

yang dapat disebut dengan nama lain kemudian dibantu perangkat Desa sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Adapun tugas pokok dan fungsi masing-

masing perangkat desa adalah sebagai berikut :

30
 Kepala Desa

1) Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan.

2) Dalam melaksanakan tugas, kepala desa mempunyai wewenang :

- Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa berdasarkan kebijakan yang

ditetapkan bersama BPD;

- Mengajukan Rancangan PERDES;

- Menetapkan PERDES yang telah mendapat persetujuan bersama BPD;

- Membina kehidupan masyarakat dan perekonomian Desa;

- Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.10

- Membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta

mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk

sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa;

- Mengembangkan sumber pendapatan Desa;

- Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan

negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;

- Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;

- Memanfaatkan teknologi tepat guna;

- Mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif;

10
https://pemdes-landungsari-malang.blogspot.com/2015/11/tupoksi-

pemerintahan-desa.html?=1 diakses pada 16 September 2018, 21.58

31
- Mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa

hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan; dan

- Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Kemudian dalam melaksanakan tugasnya seperti yang dijelaskan dalan

Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa, kepala desa mempunyai hak

sebagai berikut:

- Mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa

- Mengajukan rancangan dan menetapkan peraturan desa

- Menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan penerimaan

lainnya yang sah, serta jaminan kesehatan.

- Kepala desa mendapatkan perlindungan hukum atas kebijakan yang

dilaksanakan, dan memberikan mandate pelaksanaan tugas serta kewajiban

lainnya kepada perangkat desa.

 Sekretaris Desa

1) Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur staf pembantu Kepala Desa

dan memimpin Sekretariat Desa yang mempunyai tugas menjalankan

administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Desa

serta memberikan pelayanan administrasi kepada Kepala Desa.

2) Dalam pelaksanaan tugas Sekretaris Desa bertanggung jawab kepada

Kepala Desa serta mempunyai fungsi :

- pelaksanaan urusan surat menyurat kearsipan dan laporan ;

32
- pelaksanaan urusan keuangan ;

- pelaksanaan administrasi pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan ;

- melaksanaan tugas dan fungsi Kepala Desa apabila Kepala Desa

berhalangan melakukan tugasnya.

 Kepala Urusan Umum

1) menyelenggarakan penyusunan, pengetikan/penggandaan dan proses surat

menyurat beserta pengirimannya ;

2) mengatur dan menata surat-surat yang dimintakan tanda tangan Kepala

Desa/Carik ;

3) mengatur rumah tangga Sekretariat Desa, tamu-tamu, kebutuhan kantor,

penyimpanan dan pemeliharaannya ;

4) menyimpan, memelihara dan mengamankan arsip, mensistematisasikan

buku-buku inventaris, dokumen-dokumen, absensi Perangkat Desa dan

memberikan pelayanan administratif kepada semua urusan ;

5) mengurus pemeliharaan kendaraan dinas, kebersihan kantor dan

sebagainya.

6) memberikan saran dan pertimbangan kepada Carik dalam bidang umum ;

7) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Carik;

 Kepala Urusan Keuangan

1) mengelola administrasi keuangan Desa, mempersiapkan data guna

menyusun rancangan anggaran, perubahan dan perhitungan, penerimaan

33
dan pengeluaran keuangan Desa, melaksanakan tata pembukuan secara

teratur ;

2) menyelesaikan administrasi pelaksanaan pembayaran, upah dan gaji

Perangkat Desa ;

3) mengadakan penilaian pelaksanaan APBDes dan mempersiapkan secara

periodik program kerja di bidang keuangan ;

4) membantu kelancaran pemasukan pendapatan Daerah, menginventarisir

kekayaan Desa, bondo Desa (luas, status, penggunaan dan lain-lain) ;

5) memberikan saran dan pertimbangan kepada Carik dalam bidang

keuangan;

6) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Carik.

 Kebayan

1) melaksanakan tugas kegiatan di bidang administrasi penduduk (Kartu

Tanda Penduduk), administrasi pertanahan, urusan transmigrasi dan

monografi Desa;

2) membantu meningkatkan urusan-urusan RT/RW dan meningkatkan

kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ;

3) memberikan saran dan pertimbangan kepada Carik dalam bidang

pemerintahan ;

4) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Carik.

 Kuwowo

1) melaksanakan tugas kegiatan di bidang pembangunan antara lain meliputi

menyiapkan/menyusun ruang data, menyusun data pembangunan,

34
menyiapkan masalah-masalah pembangunan Desa untuk dibicarakan

dalam forum konsultasi dengan BPD, melaksanakan bimbingan

keterampilan masyarakat di bidang pembangunan fisik Desa ;

2) menyusun pelaksanaan pembagian air, membina kader-kader pengairan

serta kelompok Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA);

3) membina kelompok-kelompok koperasi dan lumbung Desa ;

4) membantu menyiapkan petunjuk dalam pelaksanaan pembangunan kepada

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) ;

5) meneliti dan mengadakan evaluasi dalam rangka koordinasi dan

sinkronisasi pembangunan Desa, serta membantu penyusunan program

Pembangunan Desa ;

6) membantu usaha-usaha memajukan pertanian, peternakan, perikanan serta

pelaksanaan gotong royong dan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan Desa ;

7) memberikan saran dan pertimbangan kepada Carik dalam bidang

pembangunan ;

8) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Carik.

 Modin

1) mengadakan pencatatan pengurusan kematian serta segala sesuatu yang

berhubungan dengan kematian, pendataan tentang Nikah Talak Rujuk ;

2) menyiapkan saran dan pertimbangan dalam penyusunan kegiatan generasi

muda dan olah raga ;

35
3) membantu mengatur pemberian bantuan pada korban bencana alam serta

mengamati pelaksanaannya ;

4) mengadakan usaha-usaha untuk menghimpun dana sosial untuk penderita

cacat, panti asuhan, badan-badan sosial lain serta mengkoordinir

pelaksanaannya ;

5) membantu mengusahakan pengawasan/penanggulangan tindak perjudian,

tindakan-tindakan lain yang bersifat judi, gelandangan, tuna sosial ;

6) melaksanakan pembinaan di bidang pendidikan, kebudayaan, tempat-

tempat bersejarah, peningkatan kegiatan Keluarga Berencana, kesehatan

masyarakat dan kesehatan tempat umum, aliran kepercayaan, memelihara

tempat-tempat ibadah, pembinaan badan-badan sosial dan izin usaha

sosial;

7) memberikan saran dan pertimbangan kepada Carik dalam bidang

kesejahteraan rakyat ;

8) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Carik.

 Kepetengan/Jogoboyo

1) melaksanakan tugas kegiatan di bidang keamanan dan ketertiban antara

lain administrasi data petugas keamanan dan pos keamanan di Desa ;

2) membina petugas keamanan Desa terhadap hal-hal yang menyangkut

keamanan dan ketertiban serta ketrampilan penanganan gangguan

keamanan ;

3) membantu meningkatkan urusan-urusan keamanan dan ketertiban Desa ;

36
4) memberikan saran dan pertimbangan kepada Carik dalam bidang

keamanan ;

5) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Carik.

 Kamituwo

- Kamituwo mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana pembantu Kepala

Desa di Dusun.

2.2 Deskripsi Kegiatan PKN

Kegiatan PKN yang dilakukan oleh penulis di Kantor Desa Wirotaman

berlangsung sekitar 1 (satu) bulan terhitung dari tanggal 2 Juli-3 Agustus 2018

dengan total 25 hari kerja.

2.2.1 Daftar Kegiatan Harian PKN

Tabel 2.5
Daftar kegiatan harian PKN di Desa Wirotaman
Jam
NO Hari/Tanggal Kegiatan
Datang Pulang
1. Senin, 2 Juli 09.00 12.30 Perkenalan dan
2018 presentasi proposal
2. Selasa, 3 Juli 09.00 14.30 Analisa Desa
2018 Wirotaman
3. Rabu, 4 Juli 08.30 13.00 Wawancara
2018
4. Kamis, 5 Juli 08.30 14.00 Berkunjung ke Pura
2018 Dusun Krajan
5. Jumat, 6 Juli 08.00 12.00 Diskusi potensi
2018 Desa Wirotaman
6. Senin, 9 Juli 08.00 14.00 Membuat peta Desa
2018 Wirotaman
7. Selasa, 10 Juli 08.30 14.00 Membuat peta Desa
2018 Wirotaman
8. Rabu, 11 Juli 08.00 13.00 Membantu kegiatan

37
2018 pelayanan
administrasi
penduduk
9. Kamis, 12 Juli 08.30 12.30 Membuat peta Desa
2018 Wirotaman
10. Jumat, 13 Juli 08.00 11.30 Berkunjung ke
2018 Gereja di Dusun
Krajan
11. Senin, 16 Juli 08.00 14.30 Mempersiapkan
2018 tempat tinggal
peserta KKN dari
Universitas
Kanjuruhan Malang
12. Selasa, 17 Juli 08.00 14.00 Membantu kegiatan
2018 pelayanan
administrasi
penduduk
13. Rabu, 18 Juli 08.00 13.00 Membantu kegiatan
2018 pelayanan
administrasi
penduduk
14. Kamis, 19 Juli 09.00 14.00 Membantu kegiatan
2018 pelayanan
administrasi
penduduk
15. Jumat, 20 Juli 08.00 11.30 Melihat proyek
2018 perbaikan jalan di
dusun Sukodadi.
16. Senin, 23 Juli 08.00 12.30 Membantu
2018 rekapitulasi dana
pemilu bulan Juni
17. Selasa, 24 Juli 08.00 13.00 Melihat proyek
2018 perbaikan jalan di
Dusun Sukodadi
18. Rabu, 25 Juli 08.30 12.30 Berkunjung ke Pura
2018 di Dusun Sukodadi
19. Kamis, 26 Juli 08.00 12.30 Bersih-bersih balai
2018 desa bersama
peserta KKN dan
perangkat desa
20. Jumat, 27 Juli 08.30 12.00 Berkunjung ke
2018 gereja di Dusun
Sukoanyar
21. Senin, 30 Juli 08.00 14.30 Membantu kegiatan
2018 pelayanan
administrasi

38
penduduk
22. Selasa, 31 Juli 09.00 14.30Mengirim surat
2018 pemberitahuan ke
seluruh RT di Desa
Wirotaman
23. Rabu, 1 08.30 12.30 Diskusi pemilihan
Agustus 2018 tema peringatan
HUT RI ke 73 di
Kecamatan
Ampelgading
24. Kamis, 2 08.00 12.30 Mempersiapkan
Agustus 2018 semua berkas
keterangan magang
25. Jumat, 3 08.00 11.30 Kerja bakti di
Agustus 2018 lingkungan Dusun
Krajan
26. Senin, 6 09.30 12.00 Berpamitan dan
Agustus 2018 mengambil berkas-
berkas untuk
memenuhi syarat
laporan PKN.
(Sumber: diolah oleh penulis)

2.2.2 Penjelasan Kegiatan PKN

Adapun kegiatan PKN yang dilakukan oleh penulis ada 3 kegiatan yaitu

kegiatan utama, kegiatan tambahan dan kegiatan mandiri.

2.2.2.1 Kegiatan Utama

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kegiatan utama

ini merupakan kegiatan yang penulis laksanakan karena

berhubungan langsung dengan fokus dan tema penulis. Kegiatan

ini didampingi oleh koordinator lapangan bagi penulis. Berikut

merupakan kegiatan utama yang dilaksanakan oleh penulis:

39
 Pelayanan Administrasi

Pada kesempatan ini penulis diberi kesempatan untuk melakukan

pelayanan administrasi secara langsung kepada masyarakat Desa

Wirotaman. Kegiatan pelayanan administrasi ini seperti pembuatan

KTP, KK, surat keterangan domisili, pembuatan AKTA lahir, dan

lain-lain.

 Berkunjung ke Pura

Kunjungan ke Pura yang dilakukan oleh penulis adalah untuk

melihat bagaimana kondisi tempat beribadah warga penganut

agama Hindu di Desa Wirotaman. Penulis berkunjung ke 3 Pura di

Desa Wirotaman. Pura tersebut tersebar di 3 Dusun dan Pura

terbesar adalah Pura yang berada di Dusun Sukoanyar. Kunjungan

ke Pura ini penulis ditemani oleh Bapak Slamet Widianto yang

merupakan perangkat Desa Wirotaman dengan agama Hindu.

Bapak Slamet Widianto juga menjelaskan sedikit apa kegunaan

benda-benda yang ada di dalam Pura.

 Berkunjung ke Gereja

Kunjungan ke Gereja tidak jauh berbeda dengan kunjungan ke

Pura. Kunjungan ke Gereja ditemani oleh Bapak Hari Cahyono

yang juga merupakan perangkat Desa Wirotaman dan beragama

Kristen. Akan tetapi penulis hanya bisa mengunjungi 2 Gereja

yang ada di Desa Wirotaman. Gereja yang penulis kunjungi adalah

Gereja GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan) yang ada di Dusun

40
Krajan. Penulis dijelaskan oleh Bapak Hari Cahyono bahwa Gereja

yang ada di Dusun Krajan merupakan bekas bangunan pabrik

karet. Kemudian Gereja kedua yang penulis kunjungi adalah

Gereja GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan) yang berada di Dusun

Sukoanyar.

 Analisis Buku Profil Desa

Penulis diberikan buku profil desa oleh Sekretaris Desa yaitu

Bapak Bambang Pitono untuk dianalisis. Dalam analisis buku

profil desa penulis harus dapat menganalisa kondisi Desa

Wirotaman dari segi ekonomi, sosial, dan budayanya.

 Pamitan

Ini merupakan kegiatan akhir PKN di Desa Wirotaman. Penulis

berpamitan kepada seluruh perangkat desa dan mengucapkan

terimakasih atas bimbingan dan pengalaman selama melakukan

kegiatan PKN. Kemudian kegiatan ini diakhiri dengan foto

bersama dan Sekretaris Desa memberikan berkas-berkas yang

diperlukan untuk laporan PKN.

2.2.2.2 Kegiatan Tambahan

Kegiatan tambahan ini merupakan kegiatan yang diberikan

oleh Kepala Desa maupun perangkat desa lainnya, dan dilakukan

pada saat penulis mempunyai waktu luang. Kegiatan tambahan

yang dilakukan penulis antara lain:

41
 Survey Perbaikan Jalan

Penulis diajak oleh Kepala Desa untuk melihat perbaikan jalan

yang ada di beberapa dusun. Dalam survey perbaikan jalan ini

penulis diminta untuk memfoto kegiatan warga dalam proses

perbaikan jalan.

Perbaikan jalan ini dimaksudkan untuk memperbaiki jalan menuju

dusun-dusun setempat. Jalanan tersebut terlihat seperti genangan

lumpur setelah hujan mengguyur semalaman. Hal tersebut terjadi

karena Desa Wirotaman memiliki jenis tanah, tanah liat.

 Diskusi

Diskusi yang penulis lakukan adalah diskusi dengan Kepala Desa,

Sekretaris Desa, dan perangkat lainnya. Diskusi ini mulai dari

sosial, ekonomi, budaya dan juga potensi desa sebagai desa wisata.

Penulis diminta memberikan saran dan masukan atas usulan yang

Kepala Desa minta kepada peserta KKN dari Universitas

Kanjuruhan Malang.

 Mengirim Surat

Dalam kesempatan ini, penulis diberikan tugas untuk mengantar

surat ke seluruh RT yang ada di Desa Wirotaman. Penulis diantar

oleh seorang staff, dikarenakan penulis belum menghafal jalanan di

Desa Wirotaman dan kondisi jalanan yang licin disebabkan oleh

hujan. Surat yang dikirim oleh penulis adalah surat pemberitahuan

42
pemasangan bendera sejak tanggal 1 Agustus di seluruh

lingkungan.

 Gotong Royong

Gotong royong ini merupakan kegiatan rutin warga Dusun Krajan.

Warga Dusun Krajan rutin melakukan gotong royong atau biasa

disebut dengan Jumat bersih. Kegiatan ini dilakukan setiap satu

bulan sekali tepatnya pada hari Jumat di minggu terakhir.

2.2.2.3 Kegiatan Mandiri

Kegiatan mandiri merupakan kegiatan yang inisiatif dilakukan

penulis untuk menambah data, berikut kegiatan mandiri yang dilakukan

penulis:

 Wawancara

Penulis berinisiatif untuk melakukan kegiatan wawancara untuk

menambah data penelitian. Penulis diarahkan oleh Sekretaris Desa

untuk mewawancari ketua Forum Komunikasi Antar Umat

Beragama (FKAUB) yaitu Bapak Budi Sujari. Dalam wawancara

tersebut penulis menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan sejarah

Desa Wirotaman dan peranan FKAUB sendiri.

 Membuat Peta Desa

Penulis berkesempatan untuk membuat peta desa. sesuai dengan

usulan penulis dikarenakan penulis tidak melihat adanya peta desa

yang ada di Desa Wirotaman. Dalam membuat peta desa penulis

43
dibantu oleh Sekretaris Desa dan Staff Desa untuk menggambar

peta Desa Wirotaman beserta batas desa dan titik-titik atau patokan

yang ada di Desa Wirotaman.

2.3 Hasil Kegiatan PKN

2.3.1 Pengembangan Soft Skill

Menurut Elfindri dkk, soft skills dapat didefinisikan sebagai:

“Soft skills merupakan keterampilan dan kecakapan hidup, baik


untuk sendiri, berkelompok, bermasyarakat, serta dengan sang
Pencipta. Dengan mempunyai soft skills membuat keberadaan
seseorang semakin akan terasa ditengah masyrakat. seperti
keterampilan berkomunikasi, keterampilan emosional,
keterampilan berbahasa, keterampilan berkelompok, memilki
etika dan moral, santun dan keterampilan spiritual”.11

Lebih lanjut lagi Elfindri dkk berpendapat soft skill sebagai berikut:

“Semua sifat yang menyebabkan berfungsinya hard skills yang


dimiliki. Soft skills dapat menentukan arah pemanfaatan hards
kills. Jika seseorang memilikinya dengan baik, maka ilmu dan
keterampilan yang dikuasainya dapat mendatangkan
kesejahteraan dan kenyamanan bagi pemiliknya dan
lingkungannya. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki soft
skills yang baik, maka hard skills dapat membahayakan diri
sendiri dan orang lain.”12
Sehingga dapat dipahami bahwa soft skills ini merupakan

keterampilan individu dalam sesuatu yang menjadi landasan dalam kegiatan

11
Elfindri dkk. Soft Skills Untuk Pendidik. Jakarta: Baduose Media, 2011. Hlm 67
12
Ibid. Hlm 175

44
yang mengandalkan hard skills nantinya. Berikut merupakan pengembangan

soft skills yang penulis dapatkan selama melakukan kegiatan PKN di Desa

Wirotaman :

1. Kemampuan Berkomunikasi

Kemampuan ini penulis dapatkan dalam banyak sesi dan

kegiatan yang penulis laksanakan di lingkungan Desa Wirotaman.

Ketika berkegiatan tentunya penulis melakukan komunikasi dengan

sesama rekan kerja yang rata-rata usianya lebih tua dan memiliki

pengalaman lebih banyak. Kemudian penulis juga bertemu dengan

warga lokal secara langsung dalam pelayanan. Untuk itulah penulis

semakin mengasah kemampuan berkomunikasinya agar lebih baik dan

lebih sopan di dunia kerja nantinya. Saat berdiskusi ataupun

wawancara penulis juga tentunya harus memiliki kemampuan yang

mapan. Tentunya pengalaman ini sangat berbeda dengan yang dialami

penulis di dunia kampus tentunya.

2. Kemampuan Bekerja Sama

Kemampuan ini penulis dapatkan ketika diinstruksikan untuk

melaksanakan tugas maupun hal-hal tertentu oleh Sekretaris Desa

maupun Kepala Desa. Hal ini penting untuk mewujudkan suasana

kerja yang kondusif dan penyelesaian masalah secara cepat dan

solutif. Ada begitu banyak hal yang harus dikerjakan dan mereka

bekerja sama dengan baik untuk menyelesaikannya begitu juga

dengan alat kelengkapan secara keseluruhan.

45
3. Kemampuan Pemecahan Masalah

Kemampuan ini penulis dapatkan ketika penulis terlibat dalam

berbagai kegiatan yang mengharuskan pemecahan masalah. Dalam

beberapa hal misalnya pada saat Kepala Desa dan Sekretaris Desa

meminta penulis untuk membuat rancangan kegiatan yang diberikan

oleh pemerintahan desa kepada peserta KKN dari Universitas

Kanjuruhan Malang.

Selain itu dalam menentukan tema pawai kecamatan

Ampelgading dalam rangka HUT ke 73 Republik Indonesia. Penulis

diminta untuk menentukan pemilihan tema bhineka dalam pawai

memperingati HUT RI yang ke 73 dengan budget minim. Penulis

memilihkan tema Madura, dikarenakan penduduk Desa Wirotaman

Mayoritas Jawa-Madura maka penulis memilih tema tersebut dengan

harapan mengurangi biaya peminjaman kostum.

2.3.2 Pengembangan Hard Skill

Hardskill sebagai salah satu modal dalam meningkatkan kualitas kinerja

pegawai yang meliputi aspek ilmu pengetahuan. Teknologi, dan keterampilan

teknis yang erat kaitannya dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh penulis. Selama

melakukan kegiatan PKN di Desa Wirotaman penulis mendapat beberapa

pengalaman Hardskill, antara lain:

1. Kemampuan Mengoperasikan Microsoft Office

Dalam bidang teknologi, penulis juga memiliki kemampuan dalam

mengoperasikan komputer dan menggunakan program aplikasi

46
Microsoft Word dan Microsoft Excel. Penulis juga sangat dekat

dengan dunia digital seperti internet sehingga memiliki wawasan yang

luas mengenai berbagai macam hal, mengenai bidang-bidang formal

maupun non formal.

2. Kemampuan Menggambar Peta

Penulis juga mempunyai pengalaman menggambar peta desa. Dimana

penulis hanya diberikan arahan dari Sekretaris Desa mengenai batas-

batas desa. Penulis memahami titik atau tempat-tempat tertentu di desa

seperti; gereja, masjid, pura, kantor desa, dan sekolah.

3. Kemampuan Teknis

Pengembangan hardskill penulis lebih pada kemampuan teknis di

lapangan dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung

jawab penulis. Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang

diberikan oleh perangkat desa setempat seperti input data, surat

menyurat, dan mengarsip dokumen-dokumen penting lainnya.

2.3.3 Kontribusi Penulis

Adapun kontribusi penulis selama melakukan kegiatan PKN di Desa

Wirotaman adalah:

1. Membantu perangkat desa dalam urusan administrasi, seperti surat

menyurat, penggandaan surat, dan pengarsipan surat menyurat.

2. Memberikan saran atau masukan kepada pemerintahan desa dalam

kegiatan menyambut HUT RI ke 73.

47
3. Memberikan perspektif tentang isu-isu agama yang sedang ramai

dibicarakan. Selain itu penulis juga sering dimintai pendapat penulis

tentang potensi desa wisata.

4. Membantu kaur keuangan dalam merekap pengeluaran dana untuk

pemilu 2018.

2.3.4 Hambatan Kegiatan

Selama kegiatan PKN di Desa Wirotaman penulis juga tidak jarang

menemui hambatan, ada berbagai macam hambatan yang akan penulis uraikan

dalam beberapa bagian di bawah ini:

- Letak Desa Wirotaman yang berada pada ketinggian 700mdpl dengan

topografi perbukitan membuat penulis sulit mengakses dusun-dusun yang

ada di Desa Wirotaman dikarenakan jalanan yang rusak dan licin akibat

hujan dan jenis tanah di desa ini adalah tanah liat.

- Seringnya pemadaman di Desa Wirotaman membuat penulis mengalami

hambatan dalam melakukan pekerjaan yang diberikan oleh perangkat desa

dan juga minimnya sinyal membuat penulis susah untuk menghubungi

perangkat desa.

48
BAB III

Analisis Hasil Kegiatan PKN

3.1 Temuan Empiris

Selama kurang lebih 1 (satu) bulan penulis melakukan Praktik Kerja Nyata

(PKN) di Desa Wirotaman, penulis mendapat berbagai macam penemuan menarik

yang berkaitan dengan judul laporan Praktik Kerja Nyata (PKN). Selama

melakukan kegiatan penulis banyak berdiskusi dan wawancara singkat dengan

beberapa narasumber.

Menurut informan yang ditemui penulis pada waktu melakukan Praktik

Kerja Nyata (PKN) di Desa Wirotaman. Desa Wirotaman dibangun oleh

masyarakat pada tahun 1947 yang apabila ditinjau ada 2 (dua) suku yaitu suku

Jawa dan Madura namun mayoritas adalah suku Jawa. Dari kedua suku tersebut

memeluk 3 agama yaitu agama Islam, Kristen, dan Hindu. Dengan adanya

keberagaman tersebut munculah mufakat untuk toleransi intern dan antar umat

beragama.

Di Desa Wirotaman Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang

mempunyai dasar kerukunan umat beragama sebagaimana yang terdapat pada

Pancasila sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia. Kerukunan umat beragama akan

dibina melalui kesadaran berfalsafah negara Pancasila, dapat mempersatukan dan

member petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dalam

masyarakat yang beraneka ragam.

49
Hubungan keagamaan di Desa Wirotaman tidak adanya saling

memaksakan antara keyakinan yang satu dengan keyakinan yang lain. Mereka

benar-benar menyerahkan urusan keyakinan beragama kepada tiap-tiap individu

dalam masyarakat.

Kerukunan yang terjadi dan terjalin di Desa Wirotaman dapat dilihat dari

perangkat desa setempat. Sejak awal berdirinya Desa Wirotaman sebagai desa

darurat. Perangkat desa diwakili oleh 3 agama tersebut. Semisal apabila seorang

kaur keuangan beragama Kristen mengundurkan diri. Maka orang yang

menggantikan adalah juga berasal dari agama Kristen. Namun tidak langsung

menjadi kaur keuangan melainkan dilakukan perombakan agar kerukunan tetap

terjaga.

Menurut catatan arsip desa, terdapat sejumlah KK dengan agama yang

berbeda. Hal ini sangat wajar terjadi di desa ini, dikarenakan setiap orang yang

menikah dengan agama lain diperbolehkan dengan persetujuan pemuka agama

dan pemerintah desa setempat. Menikah dengan salah satu syariat agama dan

untuk selanjutnya dikembalikan pada masing-masing pihak untuk menganut

agama manapun.

50
Gambar 3.1

Salah Satu Pura yang Berdekatan dengan Masjid

(Sumber: Dokumentasi Penulis)

Kerukunan terjadi di desa ini juga dapat dilihat dari lokasi tempat

beribadah yang berdekatan dan pemakaman umum tanpa ada pemisah antara

agama Islam, Kristen, dan Hindu. Hal ini terjadi demi menjaga kerukunan umat

beragama. Dalam bergotong royong, yang penulis amati tidak ada perbedaan antar

agama. Gotong royong berdasarkan atas satu rasa kekeluargaan dan menghormati

satu sama lain.

51
Gambar 3.2
Gambar Pemakaman Umum di Desa Wirotaman

(Sumber: Dokumentasi Penulis)

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Wirotaman

sangat memegang dan menjaga kerukunan antar warga. Meskipun mereka berbeda

keyakinan. Karena dengan mereka saling menghormati satu dengan yanglain,

maka kehidupan bermasyarakat akan terjaga keharmonisannya.

Selain itu, untuk mempererat tali silaturahmi diantara warga, mereka

mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk menjaga kerukunan diantara mereka.

Missal pertemuan PKK yang diadakan setiap 2 minggu sekali, atau di masing-

masing lingkungan berbeda jadwal. Pada acara perayaan tertentu yang diadakan

oleh pemeluk agama yang lain yang sekiranya warga yang lain membantu sesuai

dengan kemampuan.

52
Ikatan dan kerukunan yang sifatnya secara umum terbatas pada kelompok-

kelompok kecil yang terdapat di dalam keluarga. Dalam kehidupan harian

kerukunan itu terlihat dalam bentuk kesediaan untuk menolong, berperan aktif

dalam masalah-masalah yang dihadapi satu keluarga. Kerukunan itu terwujud

dalam berbagai kegiatan gotong royong, ikatan kerukunan dengan kelompoknya.

Ada beberapa faktor yang membenruk terjadinya kerukunan antar umat

beragama, antara lain:

1) Ajaran Agama

Ajaran agama yang dianut dan diyakini oleh setiap umatnya, yang

mengajarkan untuk saling menyayangi dan menghormati satu

dengan yang lain. Membuat terbentuknya kerukunan sangat mudah

terjalin. Karena masing-masing umat atau warga dapat memahami

dan mengamalkan ajaran agama yang mereka yakini.

2) Peran Pemerintah Setempat

Dalam menjalankan roda pemerintahan, pemerintah setempat

sangat mengutamakan kerukunan warganya. Sehingga dalam

menjalankan roda pemerintahan tidak membeda-bedakan warga

yang satu dengan lainnya. Hal ini menyebabkan tidak terjadi

kecemburuan sosial diantara warganya. Selain itu dalam menyusun

struktur pemerintahan juga tidak menempatkan orang-orang dari

estnis, agama, dan suku tertentu. Semua berhak mengisi

pemerintahan mulai dari tingkat RT-kelurahan. Sehingga tidak

mendiskriminasikan golongan tertentu.

53
3) Peran Pemuka Agama Setempat

Terbentuknya kerukunan di Desa Wirotaman juga tak luput dari

peran pemuka agama masing-masing, yang bertindak sebagai

pengayom, pengawas dan penengah kaumnya dalam kehidupan

bermasyarakat. Sehingga lengkap sudah terbentuknya kerukunan di

Desa Wirotaman. Karena semua elemen masyarakat saling bahu

membahu mewujudkan masyarakat Wirotaman yang aman dan

damai.

Peran pemerintah setempat dalam menjaga kerukunan umat beragama

dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Kegiatan tersebut selalu

melibatkan semua warga bertemu dan menyapa. Kemudian, pemerintah desa

sendiri memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa membeda-bedakan

agama maupun suku. Pemerintah Desa Wirotaman berhasil menjaga tradisi

turunn-temurun yaitu sedekah bumi yang dilakukan pada setiap 11 September.

Pemerintah Desa Wirotaman lebih aktif dalam kegiatan bersama warga seperti

gotong royong dan kerja bakti tanpa melihat agama maupun sukunya. Dengan

kegiatan-kegiatan tersebut Desa Wirotaman berhasil mendapat gelar sebagai Desa

Keberagaman di Kabupaten Malang. Ini terbukti dengan adanya deklarasi Desa

Keberagaman pada akhir tahun 2017 lalu.

Pemerintah Desa Wirotaman juga mempunyai program untuk menjaga

kerukunan antar umat beragama. Antara lain program tersebut adalah:

54
 Rukun kematian, apabila ada salah satu warga yang meninggal dunia

Perangkat Desa datang ke rumah untuk berbelasungkawa dan melayat.

 Kerja bakti, melakukan kerja bakti bagi seluruh warga Desa Wirotaman.

Kegiatan ini semata-mata bukan hanya untuk membersihkan lingkungan.

Ini merupakan kegiatan dimana warga dapat bertemu dan menyapa antar

umat beragama setelah satu minggu disubukkan dengan pekerjaan.

 Bersih desa, kegiatan ini dilakukan dengan sedekah bumi dan pagelaran

wayang kulit.

Implementasi dari Pancasila sila ke 3 juga terlihat dari sikap Perangkat

Desa yang ikut serta dalam kegiatan kerja bakti. Mengikuti acara kumpulan atau

pengajian. Kemudian apabila terjadi permasalahan antar warga Kepala Desa wajib

mencari jalan tengah dan mendamaikannya.

3.2 Refleksi Kritis

 Kerukunan Umat Beragama

Dalam pasal 1 angka (1) peraturan bersama Menteri Agama dan

Menteri Dalam No. 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan tugas

Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat

beragama, pemberdayaan forum kerukunan umat beragama, dan pendirian

rumah ibadat dinyatakan bahwa:

Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat

beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati,

55
menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UndangUndang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Mencermati pengertian kerukunan umat beragama, tampaknya

peraturan bersama di atas mengingatkan kepada bangsa Indonesia bahwa

kondisi ideal kerukunan umat beragama, bukan hanya tercapainya suasana

batin yang penuh toleransi antar umat beragama, tetapi yang lebih penting

adalah bagaimana mereka bisa saling bekerjasama13

Membangun kehidupan umat beragama yang harmonis bukan

merupakan agenda yang ringan. Agenda ini harus dijalankan dengan hatihati

menginngat agama sangat melibatkan aspek emosi umat, sehingga sebagian

mereka lebih cenderung pada “klaim kebenaran” dari pada “mencari

kebenaran”. Meskipun sejumlah pedoman telah digulirkan, pada umumnya

masih sering terjadi gesekan-gesekan ditingkat lapangan, terutama berkaitan

dengan penyiaran agama, pembangunan rumah ibadah, perkawinan berbeda

agama, bantuan luar negeri, perayaan hari-hari besar keagamaan, kegiatan

aliran sempalan, penodaan agama, dan sebagainya.14

13
Keputusan Bersama Mentri Agama, Jaksa Agung, Dan Menteri Dalam Negri Republik
Indonesia, Peringatan dan Perintah Kepada Penganut, Anggota dan Anggota Pengurus
Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan Warga Masyarakat, (Jakarta, 2011) hlm. 22
14
Muhaimin AG, Damai di Dunia untuk Semua Perspektif Berbagai Agama, Puslitbang,
Jakarta ,2004, hlm 19

56
Sedikitnya ada lima kualitas kerukunan umat beragama yang perlu

dikembangkan, yaitu: nilai religiusitas, keharmonisan, kedinamisan,

kreativitas, dan produktivitas.

Pertama, kualitas kerukunan hidup umat beragama harus

merepresentasikan sikap religius umatnya. Kerukunan yang terbangun

hendaknya merupakan bentuk dan suasana hubungan yang tulus yang

didasarkan pada motif-motif suci dalam rangka pengabdian kepada Tuhan.

Oleh karena itu, kerukunan benar-benar dilandaskan pada nilai kesucian,

kebenaran, dan kebaikan dalam rangka mencapai keselamatan dan

kesejahteraan umat.

Kedua, kualitas kerukunan hidup umat beragama harus mencerminkan

pola interaksi antara sesama umat beragama yang harmonis, yakni hubungan

yang serasi, “senada dan seirama,” tenggang rasa, saling menghormati, saling

mengasihi dan menyayangi, saling peduli yang didasarkan pada nilai

persahabatan, kekeluargaan, persaudaraan, dan rasa sepenaggungan.

Ketiga, kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diarahkan pada

pengembangan nilai-nilai dinamik yang direpresentasikan dengan suasana yag

interaktif, bergerak, bersemangat, dan bergairah dalam mengembangkan nilai

kepedulian, keaktifan, dan kebajikan bersama.

Keempat, kualitas kerukunan hidup umat beragama harus

diorentasikan pada pengembangan suasana kreatif. Susasana yang

dikembangkan, dalam konteks kreativitas interaktif, diantaranya suasana yang

57
mengembangkan gagasan, upaya, dan kreativitas bersama dalam berbagai

sector kehidupan untuk kemajuan bersama yang bermakna.

Kelima, kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diarahkan pula

pada pengembangan nilai produktivitas umat. Untuk itu, kerukunan di

tekankan pada pembentukan suasana hubungan yang mengembangkan nilai-

nilai sosial praktis dalam upaya mengentaskan kemiskinan, kebodohan, dan

ketertinggalan. Seperti mengembangkan amal kebajikan, bakti sosial, badan

usaha, dan berbagai kerjasama sosial ekonomi yang mensejahterahkan umat.15

15
Ridwan Lubis, Cetak Biru Peran Agama, Puslitbang, Jakarta, 2005, hlm 12-13

58
BAB IV

Penutup

4.1 Kesimpulan

Dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat

Wirotaman yang plural dapat rukun dan damai tidak terlepas dari

peranan pemerintah desa dan pemuka agama. Dalam menjalankan

roda pemerintahan, pemerintah setempat sangat mengutamakan

kerukunan warganya. Sehingga dalam menjalankan roda

pemerintahan tidak membeda-bedakan warga yang satu dengan

lainnya. Hal ini menyebabkan tidak terjadi kecemburuan sosial

diantara warganya.

Selain itu dalam menyusun struktur pemerintahan juga

tidak menempatkan orang-orang dari estnis, agama, dan suku

tertentu. Semua berhak mengisi pemerintahan mulai dari tingkat

RT-kelurahan. Sehingga tidak mendiskriminasikan golongan

tertentu.

Dapat disimpulkan juga bahwa kerukunan antar umat

beragama di Desa Wirotaman didasari atas dasar kekeluargaan. Hal

itu dapat dilihat dari kegiatan gotong royong. Gotong royong yang

penulis tauselama berkegiatan di Desa Wirotaman adalah dalam

hal bersih-bersih lingkungan dan perbaikan jalan dusun.

Kerukunan antar umat beragama mengacu pada landasan

tiap-tiap agama yang mengajarkan. Ajaran-ajaran agama tersebut

59
ialah saling mengasihi dan menyayangi sesama umat manusi tanpa

membedakan ras, suku, dan keyakinan. Dengan menerapkan ajaran

dari masing-masing agama tersebut, maka ia dianggap sebagai

umat yang taat pada agama dan mmepunyai hubungan baik dengan

masyarakat.

4.2 Rekomendasi Instansi

Dari pengalaman penulis selama berkegiatan di Kantor Kepala Desa

Wirotaman. Ada beberapa rekomendasi penulis untuk instansi, agar

instansi lebih baik. Berikut beberapa rekomendasi yang penulis

berikan:

1. Pembaruan struktur organisasi dan dipasang di dinding agar

pengunjung dapat mengetahui siapa saja perangat desanya.

2. Peta desa diperbaiki agar pengunjung tidak kesulitan untuk

mencari alamat yang dituju.

3. Selalu menjaga keutuhan kerukunan antar umat beragama.

4. Mempertahankan pelayanan yang adil tanpa membedakan agama

dan suku manapun.

4.3 Rekomendasi Program Studi

Dari pengalaman penulis ada beberapa rekomendasi untuk Program

Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Brawijaya. Rekomendasi tersebut bertujuan untuk Program

Studi Ilmu Pemerintahan lebih baik lagi.

60
5. Penambahan waktu kegiatan Praktik Kerja Nyata (PKN) dari yang

semula minimal 20hari kerja menjadi minimal 30hari kerja. Hal ini

bertujuan agar materi yang didapatkan lebih baik.

6. Menyeragamkan informasi waktu pengumpulan laporan Praktik

Kerja Nyata (PKN).

61
DAFTAR PUSTAKA

AG, Muhaimin , Damai di Dunia untuk Semua Perspektif Berbagai Agama,


Puslitbang, Jakarta ,

Daya , H. Burhanudin, Agama Dialogis Merenda Dialektika Idealita dan Realita


Hubungan Antar Agama

2004

Elfindri dkk. Soft Skills Untuk Pendidik. Jakarta: Baduose Media, 2011,

Kahmad, Dadang, Sosiologi Agama, Bandung: PT. Remaja Rosadakarya. 2000

Keputusan Bersama Mentri Agama, Jaksa Agung, Dan Menteri Dalam Negri
Republik Indonesia, Peringatan dan Perintah Kepada Penganut, Anggota dan
Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan Warga Masyarakat, Jakarta,
2011

Mustoha, H, dkk, Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Umat Beragama, Jakarta:


Departemen Agama RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Proyek
Peningkatan Kerukunan Hidup Umat Beragama, 1997

http://www.jendelanasional.com/selamat-datang-di-wirotaman-malang-desa-
keberagaman/ diakses pada 14 Mei 2018

https://pemdes-landungsari-malang.blogspot.com/2015/11/tupoksi-pemerintahan-
desa.html?=1 diakses pada 16 September 2018, 21.58

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang No 6 Tentang Desa

62

Anda mungkin juga menyukai