Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kami persembahkan kehadiran Tuhan yang Maha Kuasa
dengan Ilmunya yang Maha Luas atas segala karunia kekuatan jasmani dan
rohani penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan
salam kita hadiahkan kepada baginda kita junjungkan Nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW.Yang mana dia telah membawa agama islam sebagai
pedoman bagi manusia guna meraih keselamatan dan kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat yang mana dia telah membawa kita ke zaman yang terang
benderang seperti sekarang ini.

Makalah yang kami buat ini membahas mengenai “Tantangan dalam


Kewirausahaan”. Makalah ini kami buat berdasarkan metode tinjauan
pustaka yang bersumber dari buku-buku mengenai Kewirausahaan.

Terimakasih kepada dosen pengasuh dan teman-teman yang telah


membantu penyelesaian makalah ini hingga selesai. Dalam menyususn
makalah ini, kami sadari masih banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk penyempuraan
makalah ini.

Medan,19 maret 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………… 1

DAFTAR ISI……………………………………………………... 2

BAB I PENDAHULUAN……………………………………….. 3

1. Latar Belakang………………………………….…………. 3
2. Tujuan Penulisan…………………………………………... 3

BAB II PEMBAHASAN………………………………………… 4

1. Tantangan Dalam Membangun Wirausaha ………………. 4


2. Hambatan Bagi Kewirausahaan…………………………… 5
3. Faktor Penyebab Kegagalan Usaha……………………….. 8
4. Cara Mengatasi Tantangan dalam Berwirausaha…………. 9
5. Tantangan dalam Menghadapi Etika Kewirausahaan…….. 11

BAB III PENUTUP……………………………………………... 13

1. Kesimpulan……………………………………………….. 13
2. Saran……………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………... 14

BAB I

2
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu


usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang
diharapkan dengan cara memproduksi, menjual atau menyewakan suatu
produk barang atau jasa. Wirausaha ini sendiri cukup banyak diminati oleh
semua kalangan. Namun masih ada beberapa orang yang memiliki pola pikir
bahwa untuk menjadi seorang wirausahan membutuhkan modal yang cukup
besar. Kenyataannya adalah tidak semua wirausaha harus punya modal yang
besar untuk bisa berwirausaha. Kita bisa mencari-cari jenis wirausaha apa
yang memiliki modal yang tidak cukup besar. Contohnya menjual makanan
ringan di sekitaran kampus atau di lingkungan rumah. Yang dibutuhkan
hanyalah skill (keahlian) dan percaya diri.

Dalam perjalanannya pun wirausaha yang akan kita jalankan tidak


selamanya berjalan mulus dan baik. Pasti memiliki hambatan juga rintangan
dalam menjalankannya. Baik sebelum berwirausaha maupun setelah
berwirausaha. Di makalah ini akan kami paparkan beberapa tantangan dan
hambatan dalam berwirausaha.

2. Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat untuk memaparkan atau menjelaskan beberapa


hambatan dan rintangan yang ada dalam berwirausaha. Baik sebelum
memulai wirausaha maupun setelah menjalankan wirausaha. Makalah ini
juga memaparkan faktor-faktor penyebab kegagalan dalam berwirausaha.
Selain itu ada juga dipaparkan cara dan solusi dalam mengatasi hambatan
dan rintangan dalam berwirausaha tersebut.

BAB II

3
PEMBAHASAN

1. Tantangan Dalam Membangun Kewirausahawan

Dalam membangun kewirausahaan, kita perlu memerhatikan hal-hal apa


saja yang harus kita susun atau persiapkan terlebih dahulu. Agar dapat
terhindarnya faktor-faktor penyebab atau tantangan dalam membangun
kewirausahaan. Beberapa tantangan dalam membangun kewirausahaan,
yaitu:

1) Ketidakmampuan Manajemen

Dalam kebanyakan UKMK (Usaha Kecil Menengah ke


Atas), kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya
kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama
dari kegagakan usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa
kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat
bisnisnya berlaku.

2) Kurang Pengalaman.

Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan


teknis yang memadai pengalaman kerja mengenai pengoprasian
fisik bisnis bisnis dan kemampuan konsep yang semau akan
membantu dalam mengambil keputusan yang penting mengenai
yang penting mengenai bisnis dan harus terus menerus manantau
apa yang telah direncanakan.

3) Kurangnya Pengetahuan

Pendidikan formal seseorang secara tidak langsung akan


memengaruhi tingkat pengetahuan tentang wirausaha. Namun,
untuk mengatasi keterbatasan informasi dan memacu kreativitas,
kita bisa mengikuti berbagai pelatihan wirausaha yang saat ini
makin sering diadakan. Kurangnya kesempatan untuk

4
mendapatkan pelatihan akan berpengaruh terhadap minimnya
jaringan informasi untuk pemasaran dan distribusi produknya.

4) Keterbatasan dalam Budaya

Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang beranggapan


bahwa peran perempuan hanya sebatas dilingkup domestik, alias
mengurus rumah dan keluarga. Persepsi ini secara tak langsung
akan membatasi gerak perempuan untuk bisa mulai bekerja dan
membantu perekonomian keluarga. Padahal sebenarnya
perempuan tetap dapat menjalankan usaha di rumah, tanpa
mengorbankan keluarga.

5) Kurangnya akses ke layanan pinjaman

Usaha memang tak dapat berjalan jika tak ada modal. Hal ini
lah yang sering menjadi hambatan besar bagi para wirausahawan
yang baru memulai usahanya. Kurangnya akses ke layanan
pinjaman ini membuat para wirausahawan ini merasa jadi
terbatas ruang geraknya. Padahal banyak cara yang bisa
dilakukan untuk mendapatkan modal usaha, misalnya dengan
mengajukan pinjaman ke bank atau koperasi yang memiliki
bunga yang rendah.1

2. Hambatan Bagi Kewirausahaan

Dalam memulai usaha, bisnis atau berwirausaha pastinya selalu terdapat


rintangan maupun kendala. Dari sinilah para pengusaha diuji ketangguhan
dan pengetahuannya dalam strategi berbisnis. Hambatan, kendala maupun
rintangan tidak hanya dialami oleh pengusaha pemula tapi juga pengusaha
berpengalaman sekalipun. Hal ini wajar terjadi untuk menguji kita untuk
terus dapat berkembang.

1
Muhammad Anwar H.M., “Pengantar Kewirausahaan”, (Jakarta: PrenadaMedia Group,
2014) h 38-39

5
Berikut ini adalah hal-hal yang merupakan hambatan dan kendala yang
umumnya pengusaha hadapi dalam berwirausaha:

a. Kesulitan Modal

Pemasalahan klasik yang dihadapi para pengusaha baik pemula


maupun berpengalaman sekalipun, kekurangan modal usaha ketika
usaha sedang berjalan. Banyak cara untuk mendapatkan pinjaman
uang yang tidak hanya berasal dari bank saja. Tergantung dari
bagaimana kita mau menyelesaikan masalah tersebut dan segera
mengambil tindakan sebelum akhirnya usaha kita kehabisan dana
untuk operasional.

b. Mencari Pemasok dan Menjual Produk

Kendala selanjutnya adalah berkaitan dengan proses produksi dan


pemasaran produk. Terkadang kita terlalu sibuk dengan pemikiran
sendiri akan susahnya mencari pemasok bahan baku atau supplier
untuk mendukung usaha. Sebenarnya mencari pemasok bahan baku
tidak sesulit yang dibayangkan, saat ini banyak sekali media yang
dapat digunakan untuk mempermudah pencarian pemasok bahan
baku apapun yang Anda butuhkan untuk usaha Anda. Begitu pun
halnya penjualan produk. Gunakanlah media-media yang ada dan
teknologi yang semakin berkembang untuk mendukung usaha Anda.

c. Takut Gagal dan Enggan Mengambil Resiko

Akibat terlalu banyak pikiran mengakibatkan ketakutan akan


kegagalan dan akhirnya kita jadi takut mengambil resiko untuk
berwirausaha. Sebenarnya apapun yang Kita lakukan selalu memiliki
resikonya tersendiri. Jika kita benar-benar ingin berwirausaha tidak
baik untuk selalu ada di zona aman, kita harus melawan ketakutan
kita dan menghadapi apapun itu yang terjadi sebagai proses
pembelajaran.

6
d. Salah Perencanaan dan Analisis

Sebelum memulai usaha, sangat dianjutkan untuk melakukan


perencanaan sebelumnya dan analisa usaha secara matang terlebih
dahulu. Tapi seringkali pengusaha pemula menganggap remeh hal ini
sehingga banyak yang terlewatkan dan akhirnya malah kewalahan
ketika sesuatu buruk terjadi dalam proses. Yang krusial disini adalah
dalam hal perencanaan dan analisa keuangan yang memiliki peran
begitu penting dalam kelangsungan sebuah usaha. Mulailah
memikirkan rencana jumlah modal yang kita butuhkan baik untuk
produksi, tenaga kerja, infrastuktur bangunan dan lain sebagainya
hingga bagaimana aliran kas masuk hariannya.

e. Bisnis Yang Tidak Sesuai Dengan Diri Sendiri

Seringkali terjadi bagi beberapa pengusaha yang cenderung ikut-


ikutan tren tanpa mencari tahu dan memperhatikan keahlian yang
dimiliki masing-masing pribadi. Biasanya jika melihat beberapa
pengusaha di bidang tertentu sukses lantas yang lainnya saling
beradu membuka usaha di bidang yang sama dengan asumsi akan
meraup kesuksesan seperti yang lain, kenyataannya adalah kita harus
melihat dulu apakah bidang tersebut sesuai dengan diri kita, apakah
kita menguasai betul seluk beluk yang ada di bidang usaha tersebut.
Sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka suatu usaha lebih
baik lakukan dulu observasi dan reset lebih mendalam agar semua
tidak sia-sia.

f. Rasa Malas, Kurang Semangat dan Kurang Percaya Diri

Kegagalan akan selalu terjadi bagi siapapun sebagai bentuk proses


pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah ketika kita mengalami
kegagalan tersebut kita langsung patah semangat dan kurang percaya

7
diri untuk berinovasi? Jika demikian, inilah yang akan
membahayakan bisnis dan diri kita sendiri karena apapun yang kita
rintis nantinya akan kandas juga jika tidak disertai dengan kegigihan
dan semangat juang yang tinggi. Jika mengalami kegagalan, buatlah
diri kita semakin tertantang untuk belajar dan menemukan celah
strategi-strategi yang pas untuk menuju kesuksesan kita.

3. Faktor Penyebab Kegagalan Usaha

Zimmer (1996: 14-15) mengemukakan beberapa faktor-faktor yang


menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu:

a. Tidak kompoten dalam manajerial. Tidak kompoten atau tidak


memiliki kemampuan manajerial dan pengetahuan mengelola usaha
merupakan faktor penyebab utama membuat perusahaan kurang
berhasil.
b. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengoordinasikan,
keterampilan mengelola sumber-sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
c. Kurang dapat mengendalikan keuangan, yaitu dengan memelihara
aliran kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat.
Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat
operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
d. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari
suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
e. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis
merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang
tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.
f. Kurang pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas, kurang pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan alat yang tidak efisien dan tidak efektif.

8
g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,
kemungkinan gagal adalah besar.
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi
kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan
melakukan perubahan, maka ia tidak akan menjadi wirausaha yang
berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh
apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat
peralihan setiap waktu. 2

4. Cara Mengatasi Tantangan dalam Berwirausaha

Dalam berwirausaha, tantangan dan hambatan adalah hal yang biasa


terjadi. Namun tantangan dan hambatan itu tidak boleh dijadikan sebagai
alasan kita mundur dari usaha yang telah kita jalankan. Ada beberapa cara
dalam mengatasi atau menghindari tantangan, hambatan dan kegagalan
dalam berwirausaha (Zimmerer dan Scarborough, dalam Basrowi, 2011 :
24-25):

1) Mengenali bisnis secara mendalam. Kita memerlukan


pengalaman yang relevan dalam bisnis yang akan didirikan.
Dapatka pendidikan terbaik yang mungkin diperoleh di bisnis
itu sebelum membuka bisnis sendiri. Baca segala macam yang
mungkin, misalnya, majalah bisnis, jurnal niaga, dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan bisnis yang akan dimasuki.
Hubungan pribadi dengan pemasok, pelanggaran, perkumpulan
bisnis, dan kegiatan lainnya dalam industry yang sama adalah
cara lain yang baik untuk memperoleh pengetahuan itu;

2) Mengembangkan rencana bisnis yang matang. Untuk wirausaha


yang baru, rencana bisnis yang ditulis dengan baik adalah resep
yang sangat penting untuk keberhasilan bisnis. Tanpa rencana
bisnis yang matang, perusahaan berjalan tanpa arah yang jelas.
2
Dr. Rasmulia Sembiring, SE., M.MA., “Kewirausahaan”, (La Good’s, 2012), h 36-38

9
Namun, para wirausaha yang cenderung menjadi orang yang
cepat bertindak, sering kali langgsung lompat kesuatu usaha
bisnis tanpa meluangkan waktu untuk menyiapkan rencana
tertulis yang meluangkan waktu untuk menyiapkan rencana
tertulis yang meluangkan pokok-pokok kegiatan bisnisnya.

3) Mengelolah sumber daya keuangan. Pertahanan terbaiok dalam


menghadapi persoalan keuangan adalah dengan mengembangka
system informasi keuangan, kemudian, menggunakan informasi
tersebut untuk pengambilan-pengambilan keputusan bisnis.

4) Memahami laporan keuangan,. Setiap pemilik bisnis harus


mengandalkan catatan dan laporan keuangan untuk mengetahui
kondisi keuangan bisnisnya.

5) Belajar mengelolah manusia secara efektif. Tidak menjadi soal


apa jenis bisnis yang dilakukan, tetapi harus dapat mempelajari
cara mengelola manusia.

6) Menjaga kondisi diri. Keberhasilan suatu bisnis akan tergantung


pada keberadaan dan kondiri wirausaha. Oleh sebab itu, seorang
wirausaha perlu memantau kesehatn diri dengan cermat. Stress
merupakan masalah utama, terutama bila tidak dikendalikan.
Karyawan juga bias menderita masalah kesehatan.3

5. Tantangan dalam Menghadapi Etika Kewirausahaan

Di dalam kewirausahaan, ada etika-etika kewirausahaan yang harus


dimiliki oleh seorang wirausahawan. Etika-etika tersebut biasanya dibuat
agar para wirausahawan dapat tertuntun atau dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam membangun dan memperoleh keberhasilan dalam
kewirausahaan. Tetapi tidak semua wirausahawan yang mengikuti etika-
etika yang ada dalam wirausahaan.

3
Muhammad Anwar H.M., “Pengantar Kewirausahaan”, h 42-43

10
Ada beberapa wirausahawan yang beranggapan bahwa etika-etika
wirausahaan itu harus dijalankan sesuai ketentuannya. Karena jika tidak
menjalankan wirausaha tanpa menerapkan juga etika wirausaha, hal itu akan
menyebabkan wirausaha yang akan dijalani jauh dari kata berhasil. Etika
wirausaha dianggap sebagai faktor pendukung untuk mencapai keberhasilan
dalam wirausaha.

Ada juga beberapa wirausaha yang beranggapan bahwa etika-etika


wirausaha itu hanya sebagai pendorong atau acuan dalam berwirausaha.
Orang-orang ini beranggapan bahwa jika sudah memiliki modal dan
kemauan, wirausaha itu pasti dapat berjalan dengan baik sesuai
keinginannya. Tidak harus mengikuti dan menerapkan etika kewirausahaan.
Karena etika-etika itu akan lahir dengan sendirinya tanpa harus kita
pedomankan dalam diri kita masing-masing.

Mengenai tantangan dalam menghadapi etika kewirausahaan, semua


akan kembali kepada individunya masing-masing. Karena bagi beberapa
wirausaha, etika kewirausahaan itu penting dan ada yang beranggapan tidak
penting sebagai acuan untuk mencapai keberhasilan dalam berwirausaha.
Beberapa wirausaha yakin bahwa tanpa etika kewirausahaan, wirausaha
yang ia jalankan akan tetap berkembang. Walau hanya dengan modal
kemauan dan percaya diri. Diluar dari semua itu, etika kewirausahaan
tetaplah dapat dijadikan sebagai pendukung dan acuan dalam mencapai
keberhasilan dalam berwirausaha.

11
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam berwirausaha tentu saja ada tantangan dalam membangun


usaha. Seperti kurangnya pengetahuan, kurangnya pengalaman, ketidak
mampuan manajemen dan lain-lain. Biasanya dalam berwirausaha ada
faktor-faktor penyebab kegagalan usaha. Contohnya adalah Kurang
berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber-sumber daya manusia, maupun kemampuan

12
mengintegrasikan operasi perusahaan, Sikap yang kurang sungguh-sungguh
dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan
mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap
setengah hati, kemungkinan gagal adalah besar. Dan lain-lain. Tetapi juga
ada cara-cara untuk mengatasi kegagalan dalam berwirausaha seperti lebih
bersungguh-sungguh dalam menjalankan usaha dan lain-lain.

2. Saran

Saran yang dapat kami berikan adalah, mempelajari kewirausahaan


mungkin tidaklah mudah.Walaupun seperti itu, kita harus tetap mempelajari
kewirausahaan karena itu berguna untuk diri kita sendiri agar dapat menjadi
seorang wirausahawan yang baik. Kami mohon maaf jika dalam makalah ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembacanya. Terima Kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Rasmulia Sembiring, SE., M.MA. 2012. Kewirausahaan. La Goods


Publishing.

Muhammad Anwar H.M. 2014. Pengantar Kewirausahaan. Jakarta.


PrenadaMedia Group.

13

Anda mungkin juga menyukai