Anda di halaman 1dari 2

Learner’s Entry Behavior

1. Konsep Bekal Ajar Awal Peserta Didik


Setiap peserta didik dapat dipastikan memiliki perilaku dan karakteristik yang cenderung
berbeda. Dalam pembelajaran, kondisi ini penting untuk diperhatikan karena dengan
mengidentifikasi kondisi awal peserta didik saat akan mengikuti pembelajaran dapat
memberikan informasi penting untuk guru dalam pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan
dengan bagaimana menata pembelajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran
yang efektif dan sesuai dengan karakteristik perseorangan peserta didik sehingga pembelajaran
akan lebih bermakna.
Kegiatan menganalisis peserta didik dalam pengembangan pembelajaran merupakan
pendekatan yang menerima peserta didik apa adnya dan untuk menyusun sistem pembelajaran
atas dasar keadaan peserta didik tersebut. Dengan demikian, mengidentifikasi kemampuan
awal peserta didik adalah bertujuan untuk menentukan apa yang harus diajarkan tidak perlu
diajarkan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Karena itu, kegiatan ini sama sekali
bukan untuk menentukan pra syarat dalam menyeleksi peserta didik sebelum mengikuti
pembelajaran.

1.1 Pengertian Bekal Ajar Awal Peserta Didik


Menurut Sudarwan Danim Peserta didik merupakan sumber daya utama dan terpenting
dalam proses pendidikan. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa
mengajar tanpa peserta didik. Karenanya kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan
dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang dilambangkan dengan menuntut
interaksi antara pendidik dan peserta didik (Sudarwan Danim, 2010)
Bekal ajar awal peserta didik dapat pula diartikan kemampuan awal (entry behavior) adalah
kemampuan yang yang telah diperoleh peserta didik sebelum dia memperoleh kemampuan
terminal tertentu yang baru. Kemampuan awal menunjukkan status pengetahuan dan
keterampilan peserta didik sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang
diinginkan guru agar tercapai oleh peserta didik. Dengan kemampuan ini dapat ditentukan
darimana pengajaran harus dimulai.
Esensinya tidak ada peserta didik di muka bumi ini benar-benar sama. Hal ini bermakna
bahwa masing-masing peserta didik memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik peserta
didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil
dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola
aktivitasnya dalam mewujudkan harapan dan meraih cita-cita.

2.1 Tujuan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik


Identifikasi bekal ajar awal peserta didik bertujuan:
a. Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan awal
peserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu
b. Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan serta kecendrungan peserrta didik
berkaitan dengan pemilihan program program pembelajaran tertentu yang akan diikuti
mereka.
c. Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu
dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.

2. Teknik mengaktifkan bekal ajar awal peserta didik


Untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, seorang pendidik dapat melakukan tes awal
(pre-test). Tes yang diberikan dapat berkaitan dengan materi ajar sesuai dengan panduan
kurikulum. Selain itu pendidik dapat melakukan wawancara, observasi dan memberikan
kuisioner kepada peserta didik atau calon peserta didik, serta guru yang biasa mengampu
pelajaran tersebut. Hal tersebut sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Yatim Riyanto
(Jakarta, 2009)

2.1 Instrumen identifikasi bekal ajar awal peserta didik


Teknik yang paling tepat untuk mengetahui bekal ajar awal peserta didik yaitu tes. Teknik tes
ini menggunakan tes prasyarat dan tes awal (pre requisite dan pretes). Sebelum memasuki
pelajaran sebaiknya guru membuat tes prasyarat dan tes awal. Tes prasyarat adalah tes
untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki pengetahuan keterampilan yang
diperlukan atau di syaratkan untuk mengikuti suatu pelajaran. Sedangkan tes awal (pre test)
adalah tes untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah memiliki pengetahuan atau
keterampilan mengenai pelajaran yang hendak diikuti. Benjamin S. Bloom melalui beberapa
eksperimen membuktikan bahwa “untuk belajar yang bersifat kognitif apabila pengetahuan
atau kecakapan pra syarat ini tidak dipenuhi, maka betapa pun kualitas pembelajaran tinggi,
maka tidak akan menolong untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi”. Hasil pre tes juga
sangat berguna untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan yang dimiliki dan sebagai
perbandingan dengan hasil yang dicapai setelah mengikuti pelajaran. Jadi kemampuan awal
sangat diperlukan untuk menunjang pemahaman siswa sebelum diberi pengetahuan baru
karena kedua hal tersebut saling berhubungan.

2.2 Angket untuk mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik


Contoh angket sederhana untuk mengetahui bekal ajar awal peserta didik dapat dilihat
sebagai berikut:
Seberapa luas pengetahuanmu tentang native speaker:
a. Saya belum pernah mendengar istilah itu
b. Saya pernah mendengar tapi belum tahu tentang native speaker
c. Saya hanya tahu sedikit tentang native speaker
d. Saya belum tahu pengertian native speaker secara luas

Anda mungkin juga menyukai